FILSAFAT DAN ETIKA KESEJAHTERAAN SOSIAL

FILSAFAT DAN ETIKA PEKERJAAN SOSIAL
(untuk memenuhi nilai UAS mata kuliah filsafat dan etika pekerjaan sosial)

Disusun oleh :
Syifa permatasari

170310140010

KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

1. Filsafat pekerjaan sosial adalah filsafat moral dan sosial, kebenaran dan etika, Ini
berkaitan erat dengan keyakinan bahwa pekerja sosial harus memiliki seperangkat
nilai-nilai yang mengandung kebenaran sehingga mereka dapat secara moral
netral dan dapat lebih mudah bagi orang untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka mencari kebenaran, soal nilai-nilai dan pertimbangan nilai
untuk melaksanakan hubungan kemausiaan benar dan juga pengetahuan tentang
apa yang buruk atau apa yang baik untuk memutuskan bagaimana seseorang harus
memilih atau bertindak dalam kehidupan.Nila-nilai agama tentu saja dapat di

gunakan untuk melandasi konsep raktik pekerjaan sosial. Aspek agama adalah
suatu aspek terkait humanitas berkenaan dengan keadaan dan kebutuhan manusia
untuk mencari arti dan pentingnya kehidupan ini dan yang lebih penting lagi yakni
meyakini adanya Tuhan yang menciptakan dunia seisinya dan nilai-nilai agama
yang menjadi dasar dalam praktik pekerjaan sosial yaitu karena banyak individu
menjalankan pekerjaan sosial sebagai suatu cara mempraktikkan keyakinan
mereka.

2. Pekerjaan sosial merupakan sebuah profesi yang berusaha untuk menyatukan
berbagai bidang ilmu ataupun spesialisasi dari berbagai lapangan praktek.
Masalah-masalah yang dihadapi pekerjaan sosial erat kaitannya dengan masalah
fungsi sosial, yaitu kemampuan seseorang untuk menjalankan peranan
berdasarkan status yang ia miliki sesuai dengan harapan masyarakat atau
lingkungannya. Pada intinya, pekerjaan sosial merupakan sebuah profesi yang
secara langsung atau tidak langsung membantu individu, kelompok ataupun
masyarakat dalam memberfungsikan kembali peranan yang ia atau mereka miliki.
Sebagai sebuah ilmu yang memiliki tujuan utama menciptakan masyarakat yang
sejahtera, diperlukan adanya suatu usaha kesejahteraan sosial untuk mencapai
tujuan tersebut. Menurut Arthur Dunham , untuk mencapai peningkatan kualitas
hidup melalui usaha kesejahteraan sosial, dapat dilakukan melalui peningkatan

kualitas hidup di bidang kehidupan anak dan keluarga, bidang kesehatan,
kemampuan adaptasi dengan lingkungan sosial, pemanfaatan waktu luang, dll.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dilihat bahwa usaha kesejahteraan sosial
harus memperhatikan berbagai unsusr dari kehidupan sosial manusia, yaitu
individu, kelompok, komunitas, ataupun unit sosial yang lebih luas. Ilmu

pekerjaan sosial sendiri pada intinya merupakan himpunan bagian dari ilmu
kesejahteraan sosial, atau dapat pula dikatakan bahwa ilmu kesejahteraan sosial
adalah perluasan dari ilmu pekerjaan sosial.
Ilmu pekerjaan sosial lebih memusatkan pada tiga metode pekerjaan sosial yang
konvensional, yaitu bimbingan sosial perseorangan, bimbingan sosial kelompok,
serta pengorganisasian dan pengembangan masyarakat. Sedangkan ilmu
kesejahteraan sosial, selain menggunakan ketiga metode tersebut juga telah
memperluas bidang kajiannya dengan bidang yang lebih makro seperti
perencanaan kesejahteraan sosial baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun
internasional; dan penelitian kesejahteraan sosial
Nilai-nilai prinsip praktik pekerjaan sosial :
1. Penerimaan (penerimaan) : Pekerja sosial harus mampu menerimanya apa
adanya kelayan.
2. Individualizatioan (individulisasi) : Kelayan yang adalah individu unik yang

harus dibedakan dari yang lain.
3. Non-menghakimi sikap (suatu sikap mengahakimi) : Pekerja sosial harus
menjaga sikap non-judegemnetal untuk setiap posisi dan perilaku kelayan kelayan.
4. Rasionalitas (rasionalitas) : Pekerja soial memberikan pandangan obyektif dan
faktual dari kemungkinan itu terjadi, dan mampu membuat keputusan.
5. Empati (empati) : Kemampunan memahami apa yang orang lain rasakan /
kelayan.
6. Aslinya (ketulusan / keseriusan) : Terutama dalam komunikasi verbal.
7. Ketidakberpihakan (kejujuran) : Tidak menghadiakan atau mengurangi
seseorang dan kelompok (tidak menganak emaskan-atau menganak-tirikan).
8. Kerahasiaan (kerahasiaan) : Para pekerja sosial wajib menjaga kerahasiaan
data / informasi tentang kelayan kepada orang lain.
9. Kesadaran Diri (introspeksi) : Pekerja sosial harus menyadari potensi dan
kekurangan kemampuan.
3. Manfaat kita mempelajari filsafat dan etika pekerjaan sosial ini adalah untuk
membimbing, mengatur dan mengendalikan perilaku dalam kapasitas perananperanan dan status pekerja sosial. Etika pekerjaan sosial menggambarkan apa
yang diharapkan dari para pekerja sosial didalam penampilan fungsi-fungsi

profesional mereka dan didalam tingkah laku mereka sebagai anggota profesi
pekerjaan sosial.


DAFTAR PUSTAKA

http://blogs.unpad.ac.id/teguhaditya/script.php/read/definisi-pekerjaan-sosial/, diakses pada
2015-06-18

https://www.academia.edu/9584286/Nilai_dan_Etika_Pekerjaan_Sosial , diakses
pada 2015-06-18
https://www.academia.edu/8589580/Makalah_teori_peksos , diakses pada 201506-19
http://ginakesos.blogspot.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-xnone.html , diakses pada 2015-06-19