KEPEMIMPINAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH D

KEPEMIMPINAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN KEAGAMAAN
DI UPTD SMP NEGERI 1 TALANG KABUPATEN TEGAL

MAKALAH APRESIASI SEKOLAH PAI UNGGULAN TAHUN 2014

DISUSUN OLEH
NAMA

: SUDARMIYATI, S. Pd.

NIP

: 19621022 198303 2 005

PANGKAT/GOL.

: PEMBINA / Iva

UNIT KERJA


: UPTD SMP NEGERI 1 TALANG

DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA
UPTD SMP NEGERI 1 TALANG
Jl. Projosumarto II No. 11 Talang, Tegal Telp. (fax) 0283- 3447443 KP 52193
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat,
hidayah, inayah, karunia dan rezeki-Nya sehingga makalah yang berjudul “Kepemimpinan
Manajerial Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Kegiatan Keagamaan di UPTD SMP Negeri 1
Talang Kabupaten Tegal” ini dapat tersusun.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan motor dalam meningkatkan kinerja
kegiatan keagamaan sebagai salah satu strategi untuk mencapai tujuan yang disesuaikan
dengan program-program yang telah disusun, berlatar belakang visi, misi dan tujuan sekolah
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi kewajiban sebagai syarat seleksi
Apresiasi Sekolah PAI Unggulan Tahun 2014.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terhindar dari

kelemahan dan kekurangan karena kami hanyalah manusia biasa yang berlumur dosa. Oleh
karena itu saran dan kritik membangun sangat kami harapkan demi kemajuan sekolah kami
tercinta.
Dengan penuh rasa syukur kami bermunajat mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat sebagai bahan telaahan kami selanjutnya dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan. Kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini kami
ucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT melipatgandakan amal baik yang telah diberikan.
Amin.

Tegal, Juni 2014
Penulis

2

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................ i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN PENGELOLAAN KEGIATAN KEAGAMAAN
A. Kepemimpinan Manajerial Kepala Sekolah .............................................. 3
B. Fungsi dan Peran Kepala Sekolah ............................................................. 5
C. Upaya Kepala Sekolah
dalam Meningkatkan Pengelolaan Kegiatan Keagamaan ........................... 6
D. Standar Kompetensi Kepala Sekolah ......................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Talang ................................................... 12
B. Gambaran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Manajer Pengelolaan
Kegiatan Keagamaan ..................................................................................13
C. Dampak Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Pengelolaan Kegiatan
Keagamaan ................................................................................................ 14
D. Pembahasan ............................................................................................... 15
BAB IV SIMPULAN ................................................................................................... 21

3


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai sebuah organisasi memerlukan seorang pemimpin/kepala sekolah.
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus mampu mencapai tujuan sekolah yang
dirumuskan dalam visi dan misi sekolah. Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat
penting dalam mengkoordinasikan, menggerakan dan menyelaraskan sumber daya yang
tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan
salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan
melalui program sekolah yang dilaksanakan secara terncana dan bertahap.
Usaha untuk mencapai tujuan sekolah dalam rangka mewujudkan pendidikan yang
berkualitas tidak lepas dari kepemimpinan kepala sekolah. Hal tersebut dikemukakan oleh
Sallis (2008:170) yang mengatakan bahwa:
Gaya kepemimpinan tertentu dapat mengantarkan institusi pada revolusi mutu
manajemen (sebuah gaya yang disingkat dengan MBWA atau Management by Walking
About), dengan melaksanakan kepemimpinan pendidikan yang membutuhkan perpektifperspektif sebagai berikut:
1. Visi dan simbol-simbol, kepala sekolah harus mengkomunikasikan nilai-nilai
institusi kepada para staf, para pelajar, dan kepada komunitas yang lebih luas.
2. MBWA adalah gaya kepemimpinan yang dibutuhkan bagi sebuah institusi.
3. Untuk para pelajar, istilah ini dekat dengan pelanggan dalam pendidikan. Ini

memastikan bahwa institusi memiliki fokus yang jelas terhadap pelanggan
utamanya.
4. Otonomi; eksperimentasi dan antisipasi terhadap kegagalan, pimpinan pendidikan
harus melakukan inovasi di antara staf-stafnya dan bersiap-siap mengantisipasi
5.

kegagalan yang mengiringi inovasi tersebut.
Menciptakan rasa kekeluargaan; pemimpin harus menciptakan rasa kekeluargaan

di antara para pelajar, orang taua, guru dan staf institusi.
6. Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas da antusiasme; sifat-sifat tersebut
merupakan mutu personal esensial yang dibutuhkan pemimpin lembaga
pendidikan.
Seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi, mengarahkan, membimbing dan
mengendalikan perilaku para personal yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan, tak
terkecuali dalam pengelolaan kegiatan keagamaan, agar mereka mau dan mampu
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara lebih profesional sehingga tujuan

4


pendidikan dapat tercapai secara efektif. Untuk meningkatkan tercapainya tujuan tersebut,
seorang pemimpin harus melakukan berbagai tugas dan fungsi kepemimpinannya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa,
Tugas kepala sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM yaitu Educator
(pendidik), Manajer, Administrator, Supervisor, Leader (pemimpin), Inovator
(pencipta) dan Motivator (pendorong). (Depdikbud, 1999:15)
Kepala sekolah merupakan pemimpin di suatu sekolah. Kepemimpinannya
memberikan peran yang besar terhadap kemajuan ataupun kemunduran sekolah yang
dipimpinnya. Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan, seorang kepala sekolah menghadapi
permasalahan yang berkaitan dengan kebijakan, karakteristik, guru, sarana dan prasarana,
budaya dan komite. Hal tersebut akan mempengaruhi fungsi kepala sekolah sebagai manajer
yang menuntut kepala sekolah harus mampu dalam hal keterampilan membuat perencanaan,
mengorganisasi sumber daya, melaksanakan kegiatan, melakukan pengendalian dan evaluasi.
Fungsi kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yang akan berdampak terhadap peningkatan kinerja pengelola kegiatan keagamaan.
B. Tujuan
Berikut ini tujuan yang hendak dicapai.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk emberikan gambaran
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola kegiatan keagamaan.

2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan gambaran kepemimpinan kepala sekolah sebagai menajer dalam
pengelolaan kegiatan keagamaan di SMP Negeri 1 Talang.
b. Memberikan gambaran dampak kepemimpinan kepala sekolah terhadap
pengelolaan kegiatan keagamaan di SMP Negeri 1 Talang.

BAB II
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN PENGELOLAAN KEGIATAN KEAGAMAAN
A. Kepemimpinan Manajerial Kepala Sekolah
Istilah kepemimpinan merupakan terjemahan dari “leadership” yang berasal dari
leader yang artinya pemimpin, ketua, kepala. Banyak definisi kepemimpinan yang
5

dikemukakan oleh para pakar sesuai dengan perspektif individu masing-masing dari aspek
yang paling menarik dari berbagai fenomena kepemimpinan yang ada. Ada banyak
pengertian tentang kepemimpinan. Beberapa pengertian kepemimpinan yang dikutip Gary A.
Yolk di dalam terjemahan Yusuf Udaya adalah (Wahab, 2008:82)
a. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin

aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang hendak dicapai
bersama.(Hemhill dan Cook)
b. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam suatu
situasi tertentu, yang diarahkan melalui proses komunikasi ke arah satu atau
beberapa tujuan tertentu. (Tannenbaum, Weschles dan Messarik)
c. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah
kelompok yang diorganisasikan ke arah penapaian tujuan. (Rauch dan
Behling)
d. Kepemimpinan adalah proses memberi makna (pengaruh yang bermakna)
terhadap suatu kolektif dan mengakibatkna kesediaan untuk melakukan usaha
yang diinginkan dalam mencapai sasaran. (Jacob dan Jacques)
Studi keberhasilan sekolah menunjukkan bahwa kepala sekolah adalah orang yang
menentukan fokus dan suasana sekolah. Oleh karena itu dikatakan pula bahwa keberhasilah
sekolah adlah sekolah yang mempunyai pemimpin yang berhasil. Dan pemimpin sekolah
adalah mereka yang dilukiskan sebagai orang yang memiliki harapan tinggi terhadap staf dan
para siswa. Pemimpin sekolah adalah mereka yang banyak mengetahui tugas-tugas mereka
dan yang menentukan suasana untuk sekolah mereka.
Pemimpin adalah sesorang yang memimpin, dengan jalan memprakarsai tingkah
laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisasi atau mengontrol usaha atau
upaya orang lain. Secara teoritis, kepemimpinan menurut Siagian (1998:24) sebagai berikut:

Kemampuan dan ketrampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai
pemimpin satuan kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya,
untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Selanjutnya Suradinata (1997;11) mengemukakan tentang kepemimpinan sebagai
berikut:
Kepemimmpinan adalah kemauan seseorang memimpin untuk mengendalikan,
memimpin, mempengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam manajemen modern, seorang pemimpin

juga harus berperan sebagai

pengelola. Kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin sekaligus mengorganisasi dan

6

mengelola pelaksanaan program belajar mengajar yang diselenggarakan di sekolah, program
pelayanan kepada semua pihak yang berkepentingan terutama siswa dan orang tua siswa.
Sedangkan kepemimpinan pendidikan adalah:

Suatu kemampuan dan proses membimbing, mengkoordinasi dan menggerakkan
orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu pendidikan dan
pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan
dapat efisien dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan daan
pengajaran. (Soetopo dan Sunanto, 1982:271)
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
(leadership) adalah proses kegiatan seorang yang memilliki seni atau kemampuan untuk
mempengaruhi, mengkoordinasi, menggerakan individu-individu tanpa dipaksa dari pihak
mana pun agar dapar bekerja sama secara teratur dalam upaya mencapai tujuan bersama
yang telah ditetapkan atau dirumuskan.
Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus memiliki kemampuan manajerial
dan mampu menerapkannya sebagai kepemimpinan manajerial. Tugas kepala sekolah dalam
bidang manajerialberkaitan dengan pengelolaan sekolah, sehingga semua sumber daya dapat
disediakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif
dan efisien. Dengan kemampuan dalam mengelola ini akan dijadikan sebagai pegangan cara
berpikir, cara mengelola dan cara menganalisis sekolah dengan cara berpikir seorang manajer.
Sesuai dengan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 mengenaikompetensi
manajerial kepala sekolah, diantaranya kepala sekolah harus mampu dan terlihat kinerjanya
dalam bidang-bidang garapan manajerial sebagai berikut: (a) menyusun perencanaan sekolah
mengenai berbagai tingkatan perencanaan; (b)mengembangkan organisasi sekolah sesuai

dengan kebutuhan; (c) memimpin sekolah dalam rangka mendayagunakan sumber daya
sekolah secara optimal; (d)mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju
pembelajaran yang efektif; (e)menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik; (f) mengelola guru dan staf dalam rangka
mendayagunakan sumber daya manusia secara optimal; (g)mengelola sarana dan prasarana
sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal; (h) mengelola hubungan sekolah dan
masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar dan pembiayaan sekolah;
(i) mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan penempatan dan
pengembangan kapasitas peserta didik; (j) mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaransesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional; (k) mengelola keuangan
sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan dan efisien; (l)
mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut; (m)
mengelola unit layanan khusus sekolahdalam mendukung kegiatan pembelajaran dan
kegiatan peserta didik di sekolah; (n) mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung
7

penyusunan program dan pengambilan keputusan; (o) memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah; (p) melakukan
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur
yang tepat serta merencanakan tindak lanjut. Dengan demikian kepemimpinan manajerial
kepala sekolah pada dasarnya merupakan implementasi dari fungsi-fungsi manajemen.
B. Fungsi dan Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menggerakan
kehidupan sekolah untuk mencapai tujuan. Fungsi kepala sekolah adalah:
Menanamkan pengaruh kepada guru agar mereka melakukan tugasnya dengan
sepenuh hati dan antusias. Sebagai seorang pemimpin diharapkan oleh bawahannya
dalam organisasi, dalam hal ini organisasi sekolah, mengharapkan para pemimpin
dapat memberikan arahan untuk kepentingan pencapaian tujuan sekolah. (Sagah,
2005:146-147)
Dalam pelaksanaannya, tugas dan pekerjaan kepala sekolah merupakan pekerjaan
yang menuntut kemampuan ekstra. Dinas pendidikan telah menetapkan bahwa kepala sekolah
harus mampu melaksanakan tugasnya sebagai educator, manajer, administrator, supervisor,
leader, inovator dan motivator (EMASLIM).
Kepala sekolah mempunyai peranan multi fungsi, salah satunya adalah sebagai
manajer.
Suhardiman (2012:39) mengemukakan tugas manajerial kepala sekolah berkaitan
dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di sekolah. Sumber daya yang harus
dikelola kepala sekolah yaitu (1)tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, (2)pembiayaan,
(3)sarana prasarana, (4)kesiswaan, (5)pembelajaran, (6)perpustakaan, (7)laboratorium,
(8)peran serta masyarakat, (9)sistem informasi sekolah dan lain-lain.
Kompetensi manajerial merupakan keterampilan menguasai dan memahami
pengelolaan sekolah yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
evaluasi sekolah. Kepala sekolah harus terampil dalam memahami sekolah sebagai sebuah
sistem, sehingga seluruh komponen sekolah dikelola dengan baik untuk mencapai visi, misi
dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Sebagaimana menurut Suhardiman (2012:43)
bahwa:
Kepala sekolah harus mampu membuat perencanaan, pengorganisasian, pengendalian
dan pengawasan teknik dengan delapan standar nasional pendidikan yang melliputi standar
isi, proses, kelulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, sarana dan prasarana,
pembiayaan dan penilaian.
Tugas-tugas kepala sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen sebagai
berikut:
a. Membuat perencanaan
8

b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Pengendalian dan evaluasi
Dengan demikian, kepala sekolah sebagai manajer menyangkut pengelolaan kepala
sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi.
C. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Pengelolaan Kegiatan
Keagamaan
Upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
pengelolaan sekolah khususnya dalam menigkatkan pengelolaan kegiatan keagamaan adalah
sebagai berikut:
a. Memberikan motivasi tentang pentingnya pelaksanaan kegiatan keagamaan di
sekolah.
b. Menyediakan atau melengkapi fasilitas-fasilitas yang mendukung terlaksananya
kegiatan keagamaan di sekolah.
c. Membimbing guru, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan
dan pelaksanaan program pembelajaran dan bimbingan konseling (BK), penilaian
hasil belajar peserta didik dan layanan bimbingan konseling, analisis hasil
penilaian elajar dan bimbingan konseling serta pengembangan program melalui
kegiatan pengayaan dan perbaikan pembelajaran menuju kegiatan pembelajaran
yang menyenangkan.
d. Mengembangkan tenaga pendidik, terutama yang berkaitan dengan pemberian
kesempatan kepada guru atau tenaga pendidik untuk mengikuti berbagai
pendidikan dan latihan secara teratur seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dan Kelompok
Kerja Guru, diskusi, seminar, lokakarya dan penyediaan sumber belajar (Mulyasa,
2004:100-102)
D. Standar Kompetensi Kepala Sekolah
Standar kompetensi kepala sekolah telah ditetapkan melalui Permendiknas No. 13
Tahun 2007 yang ditetapkan pada tanggal 17 April 2007. Dalam Permendiknas ini disebutkan
bahwa untuk diangkat sebagai kepala sekolah seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi
dan kompetensi. Untuk standar kualifikasi meliputi kualifikasi umum dan khusus. Kualifikasi

9

umum kepala sekolah yaitu, kualifikasi akademik (S1), usia maksimal 56 tahun, pengalaman
mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun dan pangkat serendah-rendahnya III/c atau setara.
Sedangkan kualifikasi khusus yaitu berstatus guru, bersertifikat pendidik, dan
memiliki setifikat kepala sekolah. Sampai dengan 2008 sebagian guru (termasuk kepala
sekolah) telah memiliki sertifikat pendidik sedangkan seluruh kepala sekolah sampai saat ini
belum memiliki sertifikat pendidik.
Bahkan guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah setelah
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 ditetapkan belum ada yang memiliki sertifikat kepala
sekolah. Hal ini terjadi karena pemerintah masih disibukkan dengan sertifikasi guru sehingga
sertifikasi kepala sekolah belum terjamah.
Selain standar kualifikasi kepala sekolah juga harus memenuhi standar kompetensi.
Dalam Permendiknas No. 1 Tahun 2007 disyaratkan 5 kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah yaitu:
a. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah dalam dimensi kompetensi
kepribadian antara lain:
1) Berakhlak mulia, mengembangkan udaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi
2)
3)
4)
5)

teladan akhlak mulia bagi komunitas sekolah.
Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
Memiliki keinginan yang kuat alam pengembangan diri sebagai kepala sekolah.
Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala

sekolah.
6) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
Dengan merujuk pada teori sifat atau trait theory dalam kepemimpinan, pada dasarnya
teori sifat memandang bahwa keefektifan kepemimpinanitu bertolak dari sifat-sifat atau
karakter yang dimiliki seseorang. Keberhasilan kepemimpinan itu sebagian besar ditentukan
oleh sifat-sifat kepribadian tertentu, misalnya harga diri, prakarsa, kecerdasan, kelancaran
berbahasa, kreatifitas termasuk ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Pemimpin dikatakan
efektif bla memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik. Sebaliknya, pemimpin dikatakan tidak
efektif bila tidak menunjukkan sifat-sifat kepribadian yang baik.

10

b. Kompetensi Manajerial
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas), terdapat tujuh peran
utama kepala sekolah yaitu, sebagai: educator (pendidik), manajer, administrator, supervisor,
leader (pemimpin), pencipta iklim kerja, dan wirausaha.
Sebagai seorang manajer, kepala sekolah harus mempunyai empat kompetensi dan
keterampilan utama dalam manajerial organisasi, yaitu:
1) Keterampilan Membuat Perencanaan
Kepala sekolah harus mampu melakukan proses perencanaan, baik perencanaan
jangka pendek, menengah, maupun perencanaan jangka panjang. Perencanaan jangka
pendek adalah perencanaan yang dibuat untuk kepentingan jangka pendek, misalnya
untuk satu bulan hingga satu tahun ajaran. Perencanaan jangka menengah adalah
perencanaan untuk pekerjaan yang memerlukan waktu 2,5 tahun, sedangkan
perencanaan jangka panjang meliputi perencanaan sekitar 5-10 tahun. Proses
perencanaan menjadi salah satu keterampilan yang penting mengingat perencanaan
menjadi salah satu keterampilan yang penting, mengingat perencanaan yang baik
merupakan setengah dari kesuksesan satu pekerjaan. Prinsip perencanaan yang baik
akan selalu mengacu pada: pertanyaan “Apa yang dilakukan, siapa yang melakukan,
kapan dilakukan, dimana dilakukan dan bagaimana sesuatu dilakukan”.
2) Keterampilan Mengorganisasi Sumber Daya
Keterampilan melakukan pengorganisasian. Lembaga pendidikan mempunyai sumber
daya yang cukup besar mulai sumber daya manusia yang terdiri dari guru, karyawan
dan siswa, sumber daya keuangan, hingga fisik mulai dari gedung serta saran dan
prasarana yang dimiliki. Salah aatu masalah yang sering melanda dunia pendidikan
adalah keterbatasan sumber daya. Kepala sekolahharus mampu menggunakan dan
memanfaatkan sumber daya yang dimilliki adalah modal awal dalam melakukan
pekerjaan.
3) Keterampilan Melaksanakan Kegiatan
Kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Tahapan ini mengisyaratkan kepala sekolah membangun prosedur
operasional lembaga pendidikan, memberi contoh bagaimana bekerja, membangun
11

motivasi dan kerja sama srta selalu melakukan koordinasi dengan berbagai elemen
pendidikan. Tidak ada gunanya perencanaan jika dalam implementasinya tidak
dilakukan secara profesional.
4) Keterampilan Melakukan Pengendalian dan Evaluasi
Kepala Sekolah harus mampu melakukan tugas-tugas pengawasan dan pengendalian.
Pengawasan (supervisi) ini meliputi supervisi manajemen dan juga supervisi dalam
bidang pengajaran. Supervisi manajemen artinya melakukan pengawasan dalam
bidang pengembangan keterampilan dan kompetensi administrasi dan kelembagaan,
sementara supervisi pengajaran adalah melakukan pengawasan dan kendali terhadap
tugas-tugas seta kemampuan tenaga pendidik sebagai seorang guru. Karenanya kepala
sekolah juga harus mempunyai kompetensi dan keterampilan profesional sebagai guru
sehingga ia mampu memberikan supervisi yang baik kepada bawahannya.
c. Kompetensi Kewirausahaan
Kompetensi Kewirausahaan dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 terdiri atas lima
kompetensi, yaitu:
1) Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah.
2) Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang efektif.
3) Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya sebagai pemimpin sekolah.
4) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala
yang dihadapi sekolah. Kompetensi ini merupakan jiwa, sikap dan perilaku
kewirausahaan yang haarus dimiliki oleh kepala sekolah di seluruh jenjang
pendidikan.
5) Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa sekolah
sebagai sumber belajar peserta didik. Kompetensi ini dimilliki oleh kepala seklah
SMK.
d. Kompetensi Supervisi
Selama ini kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah merupakan kegiatan
insidental. Kegiatan ini biasanya dilakukan bagi guru yang akan naik pangkat atau untuk
mengisi DP3. Kegiatan ini dilakukan kepala sekolah dengan sekadar melakukan kunjungan
kelas dan menilai performa guru.

12

Supervisi adalah kegiatan membantu guru bukan hanya untuk memvonis guru
(benar atau salah). Kegiatan membantu guru harus dilaksanakan secara terencana dan
sistematis bukan insidental sehingga dengan kegiatan supervisi kemampuan guru dapat
berkembang secara optimal.
Dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang kompetensi kepala sekolah,
dimensi kompetensi supervisi terdiri atas tiga kompetensi, yaitu:
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik seupervisi yang tepat.
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
e.Kompetensi Sosial
Sekolah merupakan organisasi pembelajar (learning organization) dimana sekolah
selalu berhadapan dengan stake holder. Kemampuan yang diperlukan untuk berhadapan
dengan stakeholder adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi yang efektif. Agar
terbina hubungan yang baik antara sekolah dengan orang tua, sekolah dengan kantor/dinas
yang membawahinya maka kepala sekolah harus mampu mengkomunikasikannya. Setiap
kegiatan yang melibatkan dua orang atau lebih pasti membutuhkan komunikasi.

13

BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Talang
SMP Negeri 1 Talang berdiri pada tanggal 7 November 1983 beralamat di Jalan
projosumarto II No 11 Pesayangan, Talang Kabupaten Tegal, dengan jumlah siswa per bulan
Juli 2014 sbanyak 855 siswa dan jumlah guru dan karyawan 60 orang semuanya beragama
Islam.
Sejak bulan November 2012 sampai saat ini dipimpin oleh Sudamiyati, S. Pd.
Yang di awal kariernya sebagai seorang pendidik non-muslim dan kemudian menjadi mualaf.
Lahir di Gunung Kidul tanggal 22 Oktober 1962 dari keluaga non-muslim pula. Namun
Alhamdulillah Allah SWT memberikan hidayah baginya.
Pada tahun 2012 SMP N 1 Talang diberi amanah sebagai piloting Kurikulum
Pendidikan Terintegrasi Nasionalisme dan Karakter Bangsa walaupun untuk pelaksanaannya
belum optimal sesuai dengan yang diharapkan. Tahun 2013 sebagai Piloting Kurikulum 2013
dan sudah berjalan sedikit demi sedikit.

14

Diawali dengan sosialisasi kurikulum 2013 kepada semua guru, karyawan, siswa,
orang tua dan komite sekolah. Pelatihan penyusunan RPP, pengoperasian LCD Projector, dan
penilaian serta penulisan laporan hasil pendidikan.
Pada tahun 2014, menjadi sekolah adiwiyata tingkat kabupaten Tegal. Pada tahun
ini juga diusulkan mengikuti “Apresiasi Sekolah PAI unggulan 2014”
Visi dan Misi SMP Negeri 1 Talang adalah:
Visi:
Terwujudnya Insan Yang Santun, Berprestasi, Mencintai Lingkungan, Berdasarkan
Iman Dan Taqwa.
Misi:
a. Membantu dan mendorong siswa untuk patuh dan hormat kepada guru,

serta

mentaati petunjuk guru hingga dapat bersikap santun dalam segala tindakan.
b. Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan sehingga dapat membantu anak didik meraih prestasi secara
optimal.
c.

Menumbuhkan semangat berprestasi dan cinta lingkungan

melalui kegiatan

kurikuler dan non-kurikuler sesuai dengn potensi yang dimiliki.
d. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan
komite sekolah dalam mewujudkan lingkungan yang bersih, asri dan aman.
e.

Menciptakan suasana sekolah yang religius dengan menempatkan nilai-nilai
agama sebagai sumber dalam bertindak, mencegah kerusakan lingkungan hidup
serta melestarikan alam ciptaan-Nya.

B. Gambaran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Manajer Pengelolaan
Kegiatan Keagamaan
a. Keterampilan Membuat Perencanaan
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer tidak terlepas dari fungsi manajemen,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Fungsi-fungsi manajemen
tersebut dilakukan oleh kepala sekolah untuk melakukan pengelolaan kegiataan keagamaan.
Perencanaan merupakan fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan
dari

sekumpulan

kegiatan-kegiatan

dan

perumusan

tujuan-tujuan,

kebijaksanaan-

kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan atau yang diusulkan dalam pembuatan
perencanaan.
15

Perencanaan kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer untuk meningkatkan
pengelolaan kegiatan keagamaan dengan tersusunnya program-program sebagai berikut:
1) Tadarus Al-Quran
2) Budaya Salam, Senyum, Sapa
3) Sholat Dhuha berjamaah
4) Adzan dan Iqomah
5) Sholat wajib berjamaah
6) Zakat Fitrah, Qurban, Shodaqoh
7) Pembinaan kerokhanian
8) Kegiatan keagamaan level kelas
9) Kegiatan keagamaan level sekolah
10) Peringatan Hari-hari Besar Islam (PHBI)
11) Pengajian bulanan tenaga pendidik dan kependidikan
12) Budaya berbusana muslim.
Dengan demikian, perencanaan kepala sekolah dalam meningkatkan pengelolaan
kegiatan keagamaan lebih condong kepada upaya-upaya meningkatkan pembiasaan kepada
semua warga sekolah.
b.Keterampilan Mengorganisasikan Sumber Daya
Pengorganisasian pada intinya merupakan proses pembagian kerja ke dalam tugastugas yang lebih kecil. Membebankan tugas-tugas tersebut kepada orang-orang sesuai
kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya

dalam

rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.
Pengorganisasian yang kami lakukan dengan membentuk pembina kerokhanian Islam
agar pembiasaan-pembiasaan tersebut berlangsung dengan lancar. Pembina-pembina tersebut
yaitu:
1. Aminudin, S. Pd.
2. Sobirin, S. Pd.Ind.
3. Drs. Lumaksono
4. Sobirin, S. Pd. Mat.
5. Drs. Mukhtarom
6. Da. Tasripah
7. Drs. M. Ali Akbar
8. Ahmad Syukron M., S. Ag.
9. Sri Nurhayati, S. Pd.
16

10. Ahmad Budi Saptaaji, S. Pd.
11. Drs. Moch. Soegeng Prisman
12. Moh. Uyub, S. Pd.
c.Keterampilan Melaksanakan Kegiatan
Fungsi pelaksanaan merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama di antara
staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Kegiatan keagamaan yang telah diprogramkan atau direncanakan di SMP Negeri 1
Talang dilaksanakan sesuai dengan kriteria dan waktu yang telah dijadwalkan.
d.

Keterampilan Melakukan Pengendalian dan Evaluasi

Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pengolahan
kegiatan keagamaan dilaksanakan dengan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang
dilakukan dan laporan baik lisan maupun tulisan.
C.Dampak Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Pengelolaan Kegiatan
Keagamaan
Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai dampak terhadap pengelolaan yang
dilaksanakan di SMP Negeri 1 Talang.
Kepala Sekolah dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan menerapkan kepemimpinan
secara demokratis dengan mengajak atau musyawarah setiap akan melaksanakan kegiatan
untuk mengetahui aspirasi warga sekolah sesuai dengan program yang telah direncanakan.
Dampak yang diperoleh dari kepemimpinan yang selama inidilaksanakan adalah
terciptanya kegiatan yang positif dan kondusif.
D.Pembahasan
1. Gambaran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Kegiatan
Keagamaan
a. Keterampilan Membuat Perencanaan
Sebagai seorang manajer, kepala sekolahharus mempunyai empat kompetensi dan
keterampilan utama dalam manajerial organisasi, yaitu keterampilan membuat perencanaan,
keterampilan mengorganisasi sumber daya, keterampilan melaksanakan kegiatan dan
keterampilan melakukan pengendalian dan evaluasi.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Walujosumidjo (2002:94-96) bahwa:
Seorang kepala sekolah pada hakikatnya adalah seorang perencana, organisator,
pemimpin dan seorang pengendali. Keberadaan seorang manajer pada suatu organisasi
17

sangat diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi
didalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan serta organisasi yang menjadi
tempat untuk membina dan mengembangkan karier sumber daya manusia.
Berdasar pendapat tersebut, kepala sekolah sebagai manajer mempunyai keterampilan
manajerial sebagai perencana dalam kegiatankeagamaan bersama-sama dengan bapak dan ibu
guru yang menjadi pembina rokhani Islam.
Prinsip perencanaan yang baik, akan selalu mengacu pada pertanyaan-pertanyaan, apa
yang dilakukan, siapa yang melakukan, kapan dilakukan, dimana dilakukan dan bagaimana
sesuatu dilakukan. Inilah yang akan menjadi kunci keberhasilan pekerjaan.
Selain itu, prinsip paling utama dalam membuat perencanaan adalah dapat
dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Pengelolaan kegiatan keagamaan yang terprogram dengan menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif secara berkelanjutan merupakan komitmen yang harus ditepati.
Peranan kepala sekolah sangat pentingdalam peningkatan berbagaimacam kegiatan
keagamaan tersebut.
Kegiatan keagamaan yang direncanakandi SMP N 1 Talang adalah:
a. Tadarus Alquran
Tadarus alquran dimulai dari surat-surat pendek juz 30 dari surat An
Naas s.d An Naba untuk semua jenjang kelas, kemudian mulai dari
awal lagi. Dilaksanakan setiap hari selasa s.d kamis dan sabtu
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai selama 10 menit.
b. Salam, Sapa dan Senyum ( 3 S )
Salam, Sapa dan Senyum dilakukan oleh setiap warga sekolah ketika
berjumpa antara siswa dengan siswa, siswa dengan Kepala Sekolah,
guru-guru, stap TU, petugas kebersihan dan yang lainnya, baik dalam
lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
c. Shalat Dhuha
Shalat dhuha dilakukan pada setiap hari jum’at pada jam pertama
secara terjadwal, dan dilanjutkan dengan kuliah dhuha (kultum).

18

d. Azan dan iqomah
Azan dan iqomah dilakukan sebelum sholat wajib dilaksanakan, yang
dilaksanakan oleh siswa secara bergilir.
e. Sholat Wajib berjamaah
Sholat wajib yang dikakukan adalah sholat dhuhur setiap hari Senin
s.d. Kamis, dan Sabtu setelah kegiatan pembelajaran selesai, imam
sholat secara terjadwal.
f. Zakat Fitrah, Qurban dan Sodaqoh
Zakat fitrah dilaksanakan pada bulan ramadlon menjelang idul fitri
sesuai aturan Islam.
Qurban terdiri dari qurban sunah dan qurban tarbiyah, dilaksanakan
pada bulan zulhijjah pada hari tasyrik.
Sodaqoh dilaksanakan setiap hari jum’at yang dialokasikan untuk
pemeliharaan mushalla At Taqwa SMP Negeri 1 Taalang dan kegiatan
sosial.
g. Pembinaan Kerohanian
Pembinaan kerohanian dilakukan pada kegiatan, sholat dhuhur
berjamaah, shalat dhuha, pada kegiatan pesantren ramadhan, kegiatan
pelatihan siswa lain.
h. Level kelas
- Kelas VII
Wudhu, tayamum, Azan/ iqomah, Sholat wajib. Jamak dan qosor
- Kelas VIII
Sholat Sunah: Rowatib, Duha, lail, tarwih, tahajud, tasbih, sholat
‘Id,
Wirid dan doa setelah solat
- Kelas IX
Wirid dan doa setelah solat, Solat mayat, haji

19

i. Tidak level kelas
1). Baca Tulis Qur’an (BTQ)
-

Tilawah Al Qur’an

-

Tartil Al Qur’an

-

Hapalan surat-surat pendek Al-Quran

2). Hapalan Asmaulhusna
j. Peringatan hari-hari besar Islam (PHBI)

k.

-

Isra dan Mi’raj Nabi Muhammmad SAW

-

Maulid Nabi Muhummad SAW

-

Buka puasa ramadhan bersama

-

Halal bi halal

Pengajian bulanan Tenaga Pendidik dan kependidikan
Dilaksanakan sebulan sekali bagi seluruh tenaga pendidik dan
kependidikan, diselenggarakan di sekolah, dan dapat dilaksanakan di
rumah yang mempunyai kepentingan tertentu, kajiannya berdasarkan
tema tertentu.

l.

Pembiasaan berpakaian muslim

b.Keterampilan Mengorganisasi Sumber Daya
Lembaga pendidikan mempunyai sumber daya yang sngat besar, mulai sumber daya
manusia yang terdiri dari guru, karyawan dan siswa, sumber daya keuangan, serta fisik mulai
dari gedung hingga sarana dan prasarana yang dimiliki. Kepala sekolah harus mampu
menggunakan sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya.
Memimpin sebuah organisasi sekolah yang produktif berarti memahami dan
mengetahui perilaku individu dalam organisasi sekolah tempat kerja para guru dan seluruh
20

staf yang terlibat, dan menjadikannya sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan
organisasi sekolah. Peran utama kepala sekolah adalah mengerahkan seluruh staf sekolah
bekerja sama sebagai sebuah team untuk melaksanakan program pertumbuhan dan
peningkatan prestasi akademik.
Kepala sekolah harus menguasai teknik pengorganisasian sebagai berikut:
1. Memahami teknik pengorganisasian sebagai proses.
2. Memahami dasar penyusunan struktur organisasi.
3. Menerapkan langkah-langkah pengorganisasian kegiatan sekolah baik melalui
ragam organisasi formal maupun informal.
4. Memahami dan menerapkan bentuk-bentuk pengorganisasian secara proporsional.
5. Mengembangkan struktur oganisasi formal kelembagaan sekolah berdasarkan
model struktur organisasi yang relevan.
6. Mengembangkanstandar operasional prosedur pelaksanaan tugas berdasarkan
langkah-langkah operasional pengorganisasian yang baik.
7. Mengenal dan mamahami bentuk struktur organisasi di lingkungan Depdiknas dan
sekolah.
Kepala sekolah sebagai pengelola sekolah mempunyai peranan yang sangat
strategis dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Ia diharapkan mampu
meningkatkan iklim sekolah yang kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar yang
efektif, kegiatan keagamaan yang kondusif, menaktualisasikan sumber daya yang ada di
sekolah seoptimal mungkin dalam menunjang kegiatan belajar mengajar dan kegiatan
keagamaan.

c. Keterampilan Melaksanakan Kegiatan
Kemampuan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Tahapan ini mengisyaratkan kepala sekolah membangun prosedur operasional
lembaga pendidikan, memberi contoh bagaimana bekerja, membangun motivasi dan
kerjasama, serta selalu melakukan koordinasi dengan berbagai elemen pendidikan.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam fungsi pelaksanaan antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
21

2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberi dorongan yang cukup untuk mengembangkan potensi dirinya.
Berdasarkan pendapat di atas jelas bahwa dalam kegiatan pelaksanaan, kepala sekolah
harus memperlakukan, memotivasi, menghargai, memberikan keadilan, dan memberikan
kesempatan kepada guru untuk meningkatkan kompetensinya supaya tercapai kinerja guru
yang optimal. Kepala sekolah hendaknya dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip
pelaksanaan dengan optimal di dalam organisasi sekolahnya sehingga akan meningkatkan
kinerja kegiatan keagamaan.
Kepala sekolah harus bekerja keras, bekerja dengan cerdas dan kerja sama. Semua
sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sesuai dengan program kerja yang telah disusun,
kecuali memang harus ada hal-hal yang perlu penyesuaian.
d. Keterampilan Melakukan Pengendalian dan Evaluasi
Kepala sekolah harus mampu melakukan tugas-tugas pengendalian dan evaluasi.
Pengendalian ini

meliputi pengendalian manajemen dan juga bidang pengajaran.

Pengendalian manajemen artinya melakukan pengawasan dalam bidang pengembangan
keterampilan dan kompetensi administrasi dan kelembagaan, sementara pengendalian
pengajaran adalah melakukan pengawasan dan kendali terhadap tugas-tugas serta
kemampuan tenaga pendidik sebagai seorang guru.
Anwar dan Sagala (2004:90) mengemukakan sebagai berikut:
Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya untuk mengendalikan, membina
dan penelusuran sesuatu dalam kegiatan organisasi sebagai upaya pengendalian
mutu dalam arti luas. Melalui pengawasan yang efektif, roda organisasi,
implementasi, rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.
22

Oleh karena itu kepala sekolah sebagai pimpina sekolah hendaknya mampu
melakukan pengawasan dan penilaian kerja guru bukan hanya sekadar progress cheking dari
suatu kegiatan. Fungsi utama pengendalian evaluasi pendidikan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas pengajaran/peningkatanpengelolaan kegiatan keagamaan.
2.Dampak Kepemimpinan Kepala SekolahTerhadap Kinerja Guru
Dampak atau pengaruh yang ditimbulkan dari gaya kepemimpinan kepala sekolah
adalah sangat baik. Dampak tersebut dapat dilihat dari bagaimana pengelolaan program
kegiatan keagamaan baik dalam proses kegiatan belajar mengajar guru PAI di kelas, kerja
sama antar guru yang satu dengan yang lain dalam melaksanakan program kegiatan
keagamaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Dampak kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan di sekolah melalui kegiatan Tadarus, Salam Senyum Sapa, Sholat Dhuha
berjamaah, Adzan dan Iqomah, Sholat Wajib Berjamaah, Zakat Fitrah, Qurban, Shodaqoh,
Pembinaan Kerokhanian, PHBI dan Pengajian Bulanan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
serta Pembiasaan Berbusana Muslim sangat berpengaruh dalam pengkondisian dan
kelancaran pelaksanaannya.

23

BAB IV
SIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian teori yang mendukung mengenai kepemimpinan kepala
sekolah dalam pengelolaan kegiatan keagamaan, maka simpulan secara umum bahwa
kepemimpinan kepala sekolah dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengendalian, dan evaluasi telah dilaksanakan secara optimal sehingga mampu meningkatkan
pengelolaan kegiatan keagamaan
Simpulan secara khusus sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah sebagai manajer adalah melaksanakan fungsifungsi manajemen dengan baik seperti perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi terutama dalam kegiatan-kegiatan
keagamaan yang telah diprogramkan seperti tadarus, salam senyum
sapa,sholat dhuha, sholat wajib berjamaah, Adzan dan Iqomah, Zakat Fitrah,
Qurban, Shodaqoh, pembinaan kerokhanian, PHBI, pengajian bulanan
pendidik dan tenaga kependidikan, serta pembiasaan berbusana muslim.
2. Dampak kepemimpinan kepala sekolah terhadap pengelolaan kegiatan

keagamaan adalah terlaksananya semua program dengan bermacam-macam
kreativitas dengan ikhlas dan terorganisir, serta adanya evaluasi secara
sistematis dan berkelanjutan sehinggga berdampak positif dan tercipta
lingkungan yang kondusif.

24