ILMU SOSIAL DAN ilmu politik

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
“Manusia Dan Budaya”

DISUSUN OLEH :

SNT-51
1. MUHAMMAD NAUFAL DHEAULHAJRI ( J1B016068 )
2. PUSPITO NUR SAPUTRO ( F1A016134 )

UNIVERSITAS MATARAM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Manusia dan kebudayaan adalah satu
hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup dan menetap pasti manusia
akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di daerah yang ditinggalinya.
Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan melakukan
suatu kebiasaan-kebiasaan yang terus mereka kembangankan dan kebiasaan-kebiasaan
tersebut akan menjadi kebudayaan. Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang berbedabeda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya sehingga manusia di
manapun memiliki kebudayaan yang berbeda. Perbedaan kebudayaan disebabkan karena

perbedaan yang dimiliki seperti faktor lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan
berbagai faktor lainnya yang menimbulkan keberagaman budaya tersebut. Seiring dengan
berkembangnya teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan
dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing–masing daerah,
karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan manusia yang satu dengan
manusia yang lain.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya.
Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya
serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini
berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah, berbeda
dengan manusia hewan tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat
erat oleh alam sekitarnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna. Manusia
dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran
kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk
orang di sekitar mereka. Adapun hakikat manusia adalah sebagai berikut :

a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
c. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif, mampu mengatur dan
mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak
pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk
mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik
untuk ditempati .
f. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
g. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa
hidup di dalam lingkungan sosial.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Dibawah ini pengertian
kebudayaan menurut para ahli :
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu
yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat

itu sendiri. Di sebut dengan Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan

lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Definisi Kebudayaan adalah kebiasaan – kebiasaan suatu masyarakat yang dilakukan
secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan setiap daerah memiliki
kebudayaan sendiri – sendiri.
Ada tujuh Unsur Kebudayaan sebagai berikut :
a. Sistem Religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena
kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

b. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai
makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan
masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
c. Sistem Pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula.
d. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan Sistem – Sistem Ekonomi.
Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan
selalu ingin lebih.
e. Sistem Teknologi dan Peralatan.
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan
sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup.

f. Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan
untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa
yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Diterimanya Suatu Unsur Kebudayaan Baru

a. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak
b. Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
c. Corak struktur sosial suatu masyarakat
d. Adanya unsur kebudayaan yang telah menjadi landasannya sebelumnya
e. Dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh masyarakat
C. Kaitan Manusia Dan Budaya
Manusia sebagai perilaku kebudayaan ya’ni dapat dipandang setara yang dinyatakan
sebagai dialektis, proses dialektis tercipta melalui tiga tahap:
a. Eksternalisasi, proses manusia mengekspresikan dirinya dalam membangun dunianya
b. Obyektivitas, proses msyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu kenyataan yang
terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia
c. Internalisasi, proses masyarakat disergap kembali oleh manusia, yakni manusia yang
mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat idup dengan baik

D. Kedudukan Manusia Terhadap Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangant erat
kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakaannya setiap saatnya
merupakan sebuah kebudayaan. Berikut ini adalah 4 kedudukan manusia terhadap
kebudayaan:
a. penganut kebudayaan,

b. pembawa kebudayaan,
c. manipulator kebudayaan, dan
d. pencipta kebudayaan.

E. Manusia Ditinjau dari Sudut Budaya
Bila manusia ditinjau dari sudut budaya, maka yang menjadi titik pengamatan adalah
seluruh hasil aktivitas tingkah lakunya dalam bentuk karya. Karena satu-satunya keunggulan
manusia dalam berkarya adalah merubah keterhamparan alam yang serba pasif menjadi
berfungsi sehingga memiliki nilai tambah.
Aktivitas karya-karya manusia berawal darimerubah hamparan alam yang serba pasif,
tahap demi tahap manusia mulai menguasai alam. Dengan kata lain ketergantungan manusia
menggunakan akal pikiran. Pada awalnya alam dianggap angker, rimba raya
dianggapberpenghuni, pohon-pohon besar diberi sesajen, hutan belantara dibiarkan tumbuh
karena dianggaptersinggung penghuninya bila diganggu, kini telah berubah drastis.
Tahapan-tahapan perubahan cara berpikir melalui penggunaan akal pikiran menghasilkan
sejumlah hasil karyamanusia dalam bentuk teknologi serba efektif, behasil guna dan berdaya
guna. Tranportasi menggunakan hewan tunggang, berganti dengan alat-alat transportasi serba
canggih. Mulai dari beberapa jenis hewan tunggangan beralih ke sepeda, dokar, becak,
melejit silih berganti kepada penciptaan berbagai jenis kendaraan beroda dua, beroda empat,
pesawat terbang, kereta api sampai kepada jeis-jenis pesawat luar angkasa.

Demikian halnya dengan alat-alat komunikasi, berawal dari kentongan selanjutnya
kepada model-model alat komunikasi yang praktis berdasarkan generasi penciptanya.
Disisi lain, akses terhadap manusia ditinjau dari sudut budaya menjangkau pula penataan
nilai-nilai yang seharusnya menjadi suatu keharusan dijunjung tinggi. Namun realitasnya
menunjukkan adanya involution , sementara disatu pihak hak-hak asasi dan martabat sesama
manusia semakin dicanangkan dan semakin terkoyak. Hal ini merupakan dilema sepanjang
sikluas kehidupan manusia terjebak dalam pretensi ego yang tak terkendali. Menifestasinya
tampil dalam bentuk-bentuk keinginan menguasai, rapuhnya pengendalian diri,
kesewenangan, kekuasaan tak terbatas, sifat serakah denagn ciri otoriter yang melahirkan
tirani.
Pengahargaan bukan merupakan suatu hadiah, pemberian, atau ada karena sesuatu yang
diingini maka penghargaan harus selalu ditonjolkan bahkan berlebih-lebihan. Bila hal ini
terjadi, berarti manusia telah kehilangan martabat dan harga diri. Maka terbentuklah sikap
ingin selalu diuja, sifat menjilat, dan pada gilirannya akan terjerumuske dalam pemuasan
segala-galanya tanpa mengenal batas. Bahkan ada menjadi kebiasaan menyalahkan yang
benar, membengkokkan yang lurus. Kondisi seperi itu pasti akan megundang konflik yang
berkepanjangan. Itulah sebabnya untuk menguasai penonjolan sikap dan sifat seperti
disebutkan, maka setiap manusia harus menyadari keberadaan dirinya yang serba terhubung
dengan Tuhan Yang Maha Esa, terhubung dengan sesamanya manusia dan terhubung dengan
lingkungannya. Komponen-komponen yang disebutkan inilah yang berfungsi memberi

makna terdalam terhadap kebenaran dirinya yang mampu menumbuhkembangkan citra citra
kemanusiaan didalam sifat manusiawi yang hakiki.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya.
Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya
serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini
berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah, berbeda
dengan manusia hewan tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat
erat oleh alam sekitarnya. Aktivitas karya-karya manusia berawal dari merubah hamparan
alam yang serba pasif, tahap demi tahap manusia mulai menguasai alam. Dengan kata lain
ketergantungan manusia menggunakan akal pikiran. Pada awalnya alam dianggap angker,
rimba raya dianggapberpenghuni, pohon-pohon besar diberi sesajen, hutan belantara
dibiarkan tumbuh karena dianggap tersinggung penghuninya bila diganggu, kini telah
berubah drastis.

DAFTAR PUSTAKA
Arifi, Zainal, S.Pd., M.Pd. 2012. Ilmu Sosial Dudaya Dasar. Makassar: Anugrah Mandiri.

www.Wikipedia.com