DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP SOSIAL BUDAY
DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP
SOSIAL BUDAYA BANGSA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini lingkungan internasional sangat mempengaruhi kehidupan bangsa indonesia. Mulai
dari segi politik, ekonomi, sosial budaya, bangsa Indonesia. Lingkungan internasional yang
sangat berkembang pesat ini, dipengaruhi oleh adanya globalisasi. Globalisasi adalah suatu
proses menuju lingkungan dunia. Dimana semua peristiwa, baik dalam bidang ekonomi,
politik, sosial, maupun budaya yang terjadi di suatu belahan dunia dapat mempengaruhi
kehidupan seluruh dunia.
Dewasa ini marak sekali terjadinya perebutan budaya antar sesama bangsa, yang ironisnya
masih satu rumpun. Padahal apabila kita tengok hal semacam itu seharusnya tidak perlu
terjadi mengingat dampaknya yang dapat menyebabkan pertengkaran bahkan peperangan
antar bangsa hanya dikarenakan perebutan budaya semata.
Hal diatas merupakan sebuah realita yang memperlihatkan kepada kita bahwa globalisasi
juga dapat menjadi bumerang dan mendatangkan hal-hal negatif bagi suatu negara, seperti
Indonesia. Akan tetapi perlu diingat adanya globalisasi lantas juga tak selamanya
memberikan efek negatif, namun disisi lain dapat juga mendatangkan keuntungan bagi suatu
bangsa. Sebagai contoh dalam bidang perekonomian dan bisnis kita tidak mungkin maju
apabila hanya melobby pengusaha-pengusaha lokal saja. Namun suatu usaha akan berjaya
apabila dapat mengembangkan usaha tidak hanya di dunia domestik bahkan dapat menguasai
pasar global dunia manca.
Dari uraian diatas globalisasi tak hanya berdampak negatif tetapi dapat juga memberikan
dampak positif. Dalam makalah ini, membahas dampak positif dan negatif globalisasi
dipandang dari bidang soial budaya, serta bagaimanakah sikap kita dengan kemajuan
globalisasi yang tidak dapat kita hentikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1
1.
Apa saja dampak positif dan negatif globalisasi dalam bidang sosial budaya di
Indonesia?
2.
Bagaimana masyarakat menyikapi pengaruh dari globalisasi dalam bidang sosial
budaya?
3.
Apa saja faktor penyebab mudah masuknya budaya asing ke Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan
dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di
mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait,
dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara Dalam banyak hal, globalisasi
mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah
ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Menurut asal katanya,
kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad
Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara- negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif
atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme
dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian
2
dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore
Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun
1985. Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi: • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya
masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
• Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara,
misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
• Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman
seluruh dunia.
• Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
• Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan
status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
Istilah globalisasi berasal dari kata global atau globe (globe = bola dunia; global =
mendunia). Berdasarkan akar katanya tersebut, dapat diartikan globalisasi sebagai suatu
proses masuk ke lingkungan dunia. Pada era modern ini harus diakui bahwa peradaban
manusia telah memasuki tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan
cepat, teknik dan jasa telekomunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan
satelit ini telah berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan menjadi vital dalam
berbagai aspek kehidupan dan keselamatan bangsa-bangsa di dunia. Pemanfaatan jasa satelit
tidak semata-mata untuk usaha hiburan, namun berkembang secara meluas dan digunakan
dalam teknologi pertelevisian, komunikasi, komputer, analisis cuaca, hingga penggunaan
untuk survei sumber daya alam. Contoh paling mudah adanya pengaruh globalisasi adalah
adanya siaran langsung televisi antarnegara. Hal-hal yang sedang terjadi di negara lain,
misalnya final Piala Dunia di Jerman dapat kita ketahui pada saat yang bersamaan. Dalam hal
ini definisi berita yang biasanya diartikan sebagai suatu peristiwa yang telah terjadi berubah
menjadi suatu peristiwa yang sedang terjadi. Contoh lain adalah internet. Internet merupakan
hasil penggabungan kemajuan teknologi komputer dengan kemajuan teknologi komunikasi
3
yang dianggap sebagai bentuk revolusi di kedua bidang tersebut. Dengan kemampuan
pembaruan data yang cepat, internet berkembang sebagai “jendela dunia” yang up to date.
Melalui internet, banyak kemudahan yang dapat kalian peroleh tanpa harus berurusan dengan
birokrasi antarnegara. Pengiriman surat, data, atau dokumen-dokumen penting ke berbagai
penjuru dunia dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Bebas, terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara merupakan ciri era komunikasi
global. Semua kalangan bisa berhubungan dengan jaringan internet, termasuk di dalamnya
jaringan-jaringan yang tidak layak atau menyesatkan yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa kita. Kondisi tersebut hanya sebagian kecil contoh globalisasi. Artinya, hubungan
antarmanusia tidak lagi dibatasi aturan atau wilayah negaranya saja, namun mulai mengikuti
aturan internasional yang berkembang di dunia. Adanya hubungan yang mendunia ini
dipengaruhi oleh adanya saluran-saluran pendukung proses globalisasi berikut ini.
1. Saluran pergaulan; adanya kontak kebudayaan dan saling mengunjungi antarwarga negara
akan memudahkan seseorang mempelajari dan mengerti kebudayaan asing. Bentuk
pertukaran pelajar, home stay, pertukaran misi kebudayaan, penyerapan tenaga kerja asing,
dan sebagainya membuat seseorang tidak hanya tinggal di negara lain, tetapi secara sadar
atau tidak ia akan menyerap kebiasaan dan pola kehidupan masyarakat setempat.
2. Saluran teknologi; berbagai peralatan teknologi merupakan saluran globalisasi yang
membawa pengaruh yang sangat besar. Seperti telah diungkapkan sedikit pada bagian awal,
saluran teknologi ternyata memiliki potensi perubahan yang sangat besar bagi masyarakat
penggunanya.
3. Saluran ekonomi; produk-produk baru dapat dengan cepat diinformasikan pada konsumen.
Hal ini akan mempercepat pola penawaran dan permintaan di pasar. Bahkan, saat ini sistem
bisnis melalui multimedia sudah banyak dilaku-kan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia,
misalnya dengan cara telemarketing, baik melalui pesawat telepon maupun internet.
Kekayaan dan utang suatu negara dapat diketahui dan dibandingkan dengan kondisi di negara
lain, sehingga hampir tidak ada rahasia yang dapat tertutup rapat.
4. Saluran media hiburan; produk-produk hiburan seperti film , lagu, dan berbagai jenis
produk permainan/games yang beredar dapat memengaruhi mental masyarakat. Sektor ini
perlu diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi muda dari degradasi
moral.
4
B.
Sikap Masyarakat terhadap Globalisasi
Saat memasuki era milenium ketiga ini, tampaknya arus modernisasi dan globalisasi tidak
akan dapat dihindari oleh negara-negara di dunia dalam berbagai aspek kehidupannya.
Menolak dan menghindari modernisasi dan globalisasi sama artinya dengan mengucilkan diri
dari masyarakat internasional. Kondisi ini tentu akan menyulitkan negara tersebut dalam
menjalin hubungan dengan negara lain. Berbagai tanggapan dan kecenderungan perilaku
masyarakat dalam menghadapi globalisasi. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi sikap
positif dan sikap negatif berikut ini.
a.Sikap Positif
Sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat terhadap globalisasi. Sikap positif
mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam
upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita
lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah
menerima perubahan dan kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap
terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita
harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi
kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat menunjukkan
pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu
menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif) pengaruh mana
yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan
globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki
pengaruh positif bagi si pelaku.
4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman mengubah
perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya
sama sekali. Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka,
kondisi ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita
tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan
5
salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri mereka
sebagai masyarakat Jepang.
b.Sikap Negatif
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat dampak globalisasi,
sikap negatif menunjukkan bentuk penolakan masyarakat terhadap arus modernisasi dan
globalisasi. Sikap negatif mengandung unsur-unsur berikut ini.
1) Tertutup dan was-was (apatis); sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang telah
merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga mereka merasa
was-was, curiga, dan menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini
pernah ditunjukkan oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis dan
menutup diri ini tentu juga kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri dari kemajuan
dan perkembangan dunia, kondisi ini akan menyebabkan masyarakat negara lain yang terus
tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
2) Acuh tah acuh; sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang
memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada umumnya tidak
terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.
Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah atau atasan
mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi; sikap ini ditunjukkan dengan
menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter. Kondisi ini akan
menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak
semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat kita. Jika seseorang atau
suatu masyarakat hanya menerima suatu modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif,
maka unsur-unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus
modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri
mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.
C.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap
Sosial Budaya Bangsa Indonesia
Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini harus dapat kalian
sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang merugikan serta memaksimalkan
dampak positif yang menguntungkan.
a. .Akibat positif globalisasi
6
1) Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa
mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam
kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin
memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan
kebudayaan bangsa-bangsa lain.
2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu
mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun,
seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal
keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi
Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari
Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari
Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
b . Akibat Negatif Globalisasi
1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami
oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan
oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur
yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh
masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahanperubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan
budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi
demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi
dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola
pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola
pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan
tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari
pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau
perilaku penyimpangan yang lain.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsurunsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan
berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan
yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya
perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan
7
sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM
pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan
tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait
dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan
menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya
(cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan
kemajuan teknologi.
D. Faktor Mudahnya Budaya Asing Masuk ke Indonesia
1. Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia
Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan seleksi khusus yang bisa
menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk ke Indonesia. Seperti masih banyaknya
gambar serta video porno yang didatangkan dari luar.
2. Lifestyle yang berkiblat pada barat
Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule
atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian mini, gaya hidup
bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini digunakan
kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan.
Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang melanggar juga
cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang melakukan “kumpul
kebo” atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh
warga sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan karena
bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
3. Menyalagunakan Tekhnologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah dapat
mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti Internet sekarang ini internet
banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti ada situs porno, melakukan hal
penipuan, dll. Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang
tidak benar. Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka
inginkan. Hal ini membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.
Cara Mengantisipasi Budaya Asing Negatif Yang Masuk Ke Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa yang tinggi
sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena pengaruh-pengaruh negatif dari pihak
asing yang ingin menghancurkan mental generasi penerus bangsa kita. Ada beberapa tindakan
antisipasi yang perlu dilakukan oleh generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya
negatif diantaranya :
8
1. Bersikap kritis dan teliti
Sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal yang baru
didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak
baik atau buruk bagi kita. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya
pada orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa
sesuai dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di
Indonesia.
2. Perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK)
Sebelum budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi- inovasi yang
masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya,
seperti situs jaringan facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat,
dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah
lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci
maki dan hina dina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri adalah untuk
menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat yang
tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsinya untuk apa dan
manfaatnya seperti apa.
3. Harus sesuai dengan Norma-norma yang berlaku di Indonesia
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang
berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup
yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia.
Misalnya saja berciuman dimuka umum. Kita sering menyaksikan film-film barat yang
melakukan adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak bisa diterapkan di Indonesia
karena melanggar norma kesopanan. Biasanya di film-film barat, wanitanya berpesta dengan
menggunakan pakaian mini sambil bermabuk-mabukan jika hal itu diterapkan di Indonesia,
adat seperti itu tetntu tidak sesuai jika kita terapkan di Indonesia.
Indonesia masih memegang adat ketimuran yang sangat kental sehingga masyarakat di sini
hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan tentunya pantas sesuai dengan adat kesopanan.
Walaupun Indonesia memiliki beriburibu pulau tetapi adat istiadat mereka selalu
mengajarkan kebaikan dan tidak menganjurkan perbuatan buruk untuk dilakukan.
4. Tanamkan “Aku Cinta Indonesia”
Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang kita
adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa
kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa
kita kepada dampak yang negatif
5. Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan
9
Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa
mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang
kenistaan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah
terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali
menjadi lebih baik.
Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi dirinya mana
yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan sosialnya, keika ia terjun didalam
lingkungan sosialnya ia menjadi individu yang bebas dan hanya dia yang bisa memilih ia
ingin bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya kepada siapa saja
tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena pengaruh negatif dari pihak asing bisa
datang dari siapa saja, baik dari teman, tekhnologi canggih ataupun apa saja . Sehingga kita
sebagai orang timur wajib menjunjung tinggi norma dan adat ketimuran kita.
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas mengenai dampak positif dan negatif adanya globalisasi di bidang
sosial budaya Indonesia, cara menyikapi adanya globalisasi serta faktor yang mendorong
cepat masuknya budaya luar ke Indonesia dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa
Globalisasi merupakan suatu fenomena yang tidak dapat kita hentikan oleh karena itu kita
harus tepat dalam menyikapinya agar tidak terbawa arus globalisasi yang sedikit banyak
memberikan dampak positif dan negatif bagi kita khususnya bagi bangsa ini.
Perlu diingat pula bahwa globalisasi juga tidak selamayanya memberikan dampak negatif
bagi kita tetapi ada kalanya memberikan dampak positif bagi kita. Semua itu tergantung pada
diri kita masing-masing bagiamana kita menempatkan diri kita pada perkembangan jaman ini
agar tetap dapat mengikuti jalur yang benar demi tercapainya kesejahteraan hidup.
Adanya faktor penyebab budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia mendorong kita
agar tetap selektif dalam memilih budaya yang akan kita adaptasi, tetapi jangan sampai kita
melupakan budaya asli bangsa kita sendiri, karena budaya merupakan sebuah kekayaan bagi
suatu bangsa. Oleh karena itu sudah seharusnya kita melindungi dan menjaga kelestarian
budaya Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi ini. Sehingga Indonesia tetap memiliki
kekayaan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh anak cucu generasi penerus bangsa
Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Suradinata, Ermaya. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
http://nilam12.wordpress.com/2012/08/29/faktor-faktor-penyebab-budaya-asing-masuk-keindones/
http://dichaniswansyahsemdel.wordpress.com/ips-kelas-ix/sosiologi-kelas-ix/perilakumasyarakat-dalam-perubahan-sosial-budaya-di-era-globalisasi/
http://www.sabenggo.com/2014/01/dampak-globalisasi-terhadap-kehidupan.html
http://www.invonesia.com/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-terhadap-bangsaindonesia.html
http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/2013/09/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi.html
http://www.slideshare.net/septianraha/dampak-globalisasi-25777678
12
SOSIAL BUDAYA BANGSA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini lingkungan internasional sangat mempengaruhi kehidupan bangsa indonesia. Mulai
dari segi politik, ekonomi, sosial budaya, bangsa Indonesia. Lingkungan internasional yang
sangat berkembang pesat ini, dipengaruhi oleh adanya globalisasi. Globalisasi adalah suatu
proses menuju lingkungan dunia. Dimana semua peristiwa, baik dalam bidang ekonomi,
politik, sosial, maupun budaya yang terjadi di suatu belahan dunia dapat mempengaruhi
kehidupan seluruh dunia.
Dewasa ini marak sekali terjadinya perebutan budaya antar sesama bangsa, yang ironisnya
masih satu rumpun. Padahal apabila kita tengok hal semacam itu seharusnya tidak perlu
terjadi mengingat dampaknya yang dapat menyebabkan pertengkaran bahkan peperangan
antar bangsa hanya dikarenakan perebutan budaya semata.
Hal diatas merupakan sebuah realita yang memperlihatkan kepada kita bahwa globalisasi
juga dapat menjadi bumerang dan mendatangkan hal-hal negatif bagi suatu negara, seperti
Indonesia. Akan tetapi perlu diingat adanya globalisasi lantas juga tak selamanya
memberikan efek negatif, namun disisi lain dapat juga mendatangkan keuntungan bagi suatu
bangsa. Sebagai contoh dalam bidang perekonomian dan bisnis kita tidak mungkin maju
apabila hanya melobby pengusaha-pengusaha lokal saja. Namun suatu usaha akan berjaya
apabila dapat mengembangkan usaha tidak hanya di dunia domestik bahkan dapat menguasai
pasar global dunia manca.
Dari uraian diatas globalisasi tak hanya berdampak negatif tetapi dapat juga memberikan
dampak positif. Dalam makalah ini, membahas dampak positif dan negatif globalisasi
dipandang dari bidang soial budaya, serta bagaimanakah sikap kita dengan kemajuan
globalisasi yang tidak dapat kita hentikan.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1
1.
Apa saja dampak positif dan negatif globalisasi dalam bidang sosial budaya di
Indonesia?
2.
Bagaimana masyarakat menyikapi pengaruh dari globalisasi dalam bidang sosial
budaya?
3.
Apa saja faktor penyebab mudah masuknya budaya asing ke Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan
dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di
mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait,
dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara Dalam banyak hal, globalisasi
mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah
ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang
dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara. Menurut asal katanya,
kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Achmad
Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau
perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi
belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh
bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan
baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara- negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif
atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme
dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian
2
dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama. Theodore
Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun
1985. Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi: • Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya
masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
• Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara,
misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.
• Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman
seluruh dunia.
• Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan semakin
menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.
• Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan keempat
definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih mempertahankan
status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki status ontologi
sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.
Istilah globalisasi berasal dari kata global atau globe (globe = bola dunia; global =
mendunia). Berdasarkan akar katanya tersebut, dapat diartikan globalisasi sebagai suatu
proses masuk ke lingkungan dunia. Pada era modern ini harus diakui bahwa peradaban
manusia telah memasuki tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi. Dengan
cepat, teknik dan jasa telekomunikasi yang memanfaatkan spektrum frekuensi radio dan
satelit ini telah berkembang menjadi jaringan yang sangat luas dan menjadi vital dalam
berbagai aspek kehidupan dan keselamatan bangsa-bangsa di dunia. Pemanfaatan jasa satelit
tidak semata-mata untuk usaha hiburan, namun berkembang secara meluas dan digunakan
dalam teknologi pertelevisian, komunikasi, komputer, analisis cuaca, hingga penggunaan
untuk survei sumber daya alam. Contoh paling mudah adanya pengaruh globalisasi adalah
adanya siaran langsung televisi antarnegara. Hal-hal yang sedang terjadi di negara lain,
misalnya final Piala Dunia di Jerman dapat kita ketahui pada saat yang bersamaan. Dalam hal
ini definisi berita yang biasanya diartikan sebagai suatu peristiwa yang telah terjadi berubah
menjadi suatu peristiwa yang sedang terjadi. Contoh lain adalah internet. Internet merupakan
hasil penggabungan kemajuan teknologi komputer dengan kemajuan teknologi komunikasi
3
yang dianggap sebagai bentuk revolusi di kedua bidang tersebut. Dengan kemampuan
pembaruan data yang cepat, internet berkembang sebagai “jendela dunia” yang up to date.
Melalui internet, banyak kemudahan yang dapat kalian peroleh tanpa harus berurusan dengan
birokrasi antarnegara. Pengiriman surat, data, atau dokumen-dokumen penting ke berbagai
penjuru dunia dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Bebas, terbuka, langsung, dan tanpa mengenal batas negara merupakan ciri era komunikasi
global. Semua kalangan bisa berhubungan dengan jaringan internet, termasuk di dalamnya
jaringan-jaringan yang tidak layak atau menyesatkan yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa kita. Kondisi tersebut hanya sebagian kecil contoh globalisasi. Artinya, hubungan
antarmanusia tidak lagi dibatasi aturan atau wilayah negaranya saja, namun mulai mengikuti
aturan internasional yang berkembang di dunia. Adanya hubungan yang mendunia ini
dipengaruhi oleh adanya saluran-saluran pendukung proses globalisasi berikut ini.
1. Saluran pergaulan; adanya kontak kebudayaan dan saling mengunjungi antarwarga negara
akan memudahkan seseorang mempelajari dan mengerti kebudayaan asing. Bentuk
pertukaran pelajar, home stay, pertukaran misi kebudayaan, penyerapan tenaga kerja asing,
dan sebagainya membuat seseorang tidak hanya tinggal di negara lain, tetapi secara sadar
atau tidak ia akan menyerap kebiasaan dan pola kehidupan masyarakat setempat.
2. Saluran teknologi; berbagai peralatan teknologi merupakan saluran globalisasi yang
membawa pengaruh yang sangat besar. Seperti telah diungkapkan sedikit pada bagian awal,
saluran teknologi ternyata memiliki potensi perubahan yang sangat besar bagi masyarakat
penggunanya.
3. Saluran ekonomi; produk-produk baru dapat dengan cepat diinformasikan pada konsumen.
Hal ini akan mempercepat pola penawaran dan permintaan di pasar. Bahkan, saat ini sistem
bisnis melalui multimedia sudah banyak dilaku-kan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia,
misalnya dengan cara telemarketing, baik melalui pesawat telepon maupun internet.
Kekayaan dan utang suatu negara dapat diketahui dan dibandingkan dengan kondisi di negara
lain, sehingga hampir tidak ada rahasia yang dapat tertutup rapat.
4. Saluran media hiburan; produk-produk hiburan seperti film , lagu, dan berbagai jenis
produk permainan/games yang beredar dapat memengaruhi mental masyarakat. Sektor ini
perlu diwaspadai dalam upaya pembinaan dan perlindungan generasi muda dari degradasi
moral.
4
B.
Sikap Masyarakat terhadap Globalisasi
Saat memasuki era milenium ketiga ini, tampaknya arus modernisasi dan globalisasi tidak
akan dapat dihindari oleh negara-negara di dunia dalam berbagai aspek kehidupannya.
Menolak dan menghindari modernisasi dan globalisasi sama artinya dengan mengucilkan diri
dari masyarakat internasional. Kondisi ini tentu akan menyulitkan negara tersebut dalam
menjalin hubungan dengan negara lain. Berbagai tanggapan dan kecenderungan perilaku
masyarakat dalam menghadapi globalisasi. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi sikap
positif dan sikap negatif berikut ini.
a.Sikap Positif
Sikap positif menunjukkan bentuk penerimaan masyarakat terhadap globalisasi. Sikap positif
mengandung unsur-unsur sebagai berikut.
1) Penerimaan secara terbuka (open minded); sikap ini merupakan langkah pertama dalam
upaya menerima pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap terbuka akan membuat kita
lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang bersikap kolot, dan akan lebih mudah
menerima perubahan dan kemajuan zaman.
2) Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif; sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap
terbuka. Setelah kita dapat membuka diri dari hal-hal baru, langkah selanjutnya adalah kita
harus memiliki kepekaan (antisipatif) dalam menilai hal-hal yang akan atau sedang terjadi
kaitannya dengan pengaruh modernisasi dan globalisasi. Sikap antisipatif dapat menunjukkan
pengaruh yang timbul akibat adanya arus globalisasi dan modernisasi. Setelah kita mampu
menilai pengaruh yang terjadi, maka kita harus mampu memilih (selektif) pengaruh mana
yang baik bagi kita dan pengaruh mana yang tidak baik bagi kita.
3) Adaptif, sikap ini merupakan kelanjutan dari sikap antisipatif dan selektif. Sikap adaptif
merupakan sikap mampu menyesuaikan diri terhadap hasil perkembangan modernisasi dan
globalisasi. Tentu saja penyesuaian diri yang dilakukan bersifat selektif, artinya memiliki
pengaruh positif bagi si pelaku.
4) Tidak meninggalkan unsur-unsur budaya asli, seringkali kemajuan zaman mengubah
perilaku manusia, mengaburkan kebudayaan yang sudah ada, bahkan menghilangkannya
sama sekali. Kondisi ini menyebabkan seseorang/masyarakat kehilangan jati diri mereka,
kondisi ini harus dapat dihindari. Semaju apa pun dampak modernisasi yang kita lalui, kita
tidak boleh meninggalkan unsur-unsur budaya asli sebagai identitas diri. Jepang merupakan
5
salah satu negara yang modern dan maju, namun tetap mempertahankan identitas diri mereka
sebagai masyarakat Jepang.
b.Sikap Negatif
Berbeda dari sikap positif yang menerima terjadinya perubahan akibat dampak globalisasi,
sikap negatif menunjukkan bentuk penolakan masyarakat terhadap arus modernisasi dan
globalisasi. Sikap negatif mengandung unsur-unsur berikut ini.
1) Tertutup dan was-was (apatis); sikap ini umumnya dilakukan oleh masyarakat yang telah
merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada, sehingga mereka merasa
was-was, curiga, dan menutup diri dari segala pengaruh kemajuan zaman. Sikap seperti ini
pernah ditunjukkan oleh negara Cina dengan politik Great Wall-nya. Sikap apatis dan
menutup diri ini tentu juga kurang baik, karena sikap ini akan menjauhkan diri dari kemajuan
dan perkembangan dunia, kondisi ini akan menyebabkan masyarakat negara lain yang terus
tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman.
2) Acuh tah acuh; sikap ini pada umumnya ditunjukkan oleh masyarakat awam yang kurang
memahami arti strategis modernisasi dan globalisasi. Masyarakat awam pada umumnya tidak
terlalu repot mengurusi dampak yang akan ditimbulkan oleh modernisasi dan globalisasi.
Mereka pada umumnya memercayakan sepenuhnya pada kebijakan pemerintah atau atasan
mereka (hanya sebagai pengikut saja). Sikap ini cenderung pasif dan tidak memiliki inisiatif.
3) Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi; sikap ini ditunjukkan dengan
menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi/filter. Kondisi ini akan
menempatkan segala bentuk kemajuan zaman sebagai hal yang baik dan benar, padahal tidak
semua bentuk kemajuan zaman sesuai dengan budaya masyarakat kita. Jika seseorang atau
suatu masyarakat hanya menerima suatu modernisasi tanpa adanya filter atau kurang selektif,
maka unsur-unsur budaya asli mereka sedikit demi sedikit akan semakin terkikis oleh arus
modernisasi yang mereka ikuti. Akibatnya, masyarakat tersebut akan kehilangan jati diri
mereka dan ikut larut dalam arus modernisasi yang kurang terkontrol.
C.
Dampak Positif dan Negatif Globalisasi terhadap
Sosial Budaya Bangsa Indonesia
Suatu kemajuan akan menghasilkan dampak positif dan negatif. Hal ini harus dapat kalian
sadari betul agar dapat meminimalkan dampak negatif yang merugikan serta memaksimalkan
dampak positif yang menguntungkan.
a. .Akibat positif globalisasi
6
1) Semakin dipercayanya kebudayaan Indonesia; dengan adanya internet, kalian bisa
mengetahui kebudayaan-kebudayaan bangsa lain, sehingga dapat dibandingkan ragam
kebudayaan antarnegara, bahkan dapat terjadi adanya akulturasi budaya yang akan semakin
memperkaya kebudayaan bangsa. Dengan memperbandingkan itu pula kalian dapat
mengetahui kekurangan dan kelebihan budaya Indonesia bila dibandingkan dengan
kebudayaan bangsa-bangsa lain.
2) Ragam kebudayaan dan kekayaan alam negara Indonesia lebih dikenal dunia; dulu
mungkin masyarakat Eropa hanya mengenal Bali sebagai objek wisata di Indonesia. Namun,
seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, masyarakat Eropa mulai mengenal
keindahan alam Danau Toba di Sumatra Utara, panorama Taman Laut Bunaken di Sulawesi
Utara, keaslian alam Perairan Raja Ampat di Papua, kelembutan tari Bedoyo Ketawang dari
Solo (Jawa Tengah), keanggunan tari Persembahan dari Sumatra Barat, atau kemeriahan tari
Perang dari suku Nias di Sumatra Utara.
b . Akibat Negatif Globalisasi
1) Munculnya guncangan kebudayaan (cultural shock); guncangan budaya umumnya dialami
oleh golongan tua yang terkejut karena melihat adanya perubahan budaya yang dilakukan
oleh para generasi muda. Cultural Shock dapat diartikan sebagai ketidaksesuaian unsur-unsur
yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola yang tidak serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan unsur-unsur budaya seringkali ditanggapi oleh
masyarakat dengan beragam. Bagi masyarakat yang belum siap menerima perubahanperubahan yang terjadi maka akan timbul goncangan (shock) dalam kehidupan sosial dan
budayanya yang mengakibatkan seorang individu menjadi tertinggal atau frustasi. Kondisi
demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu keadaan yang tidak seimbang dan tidak serasi
dalam kehidupan. Contoh: di era globalisasi ini unsur-unsur budaya asing seperti pola
pergaulan hedonis (memuja kemewahan), pola hidup konsumtif sudah menjadi pola
pergaulan dan gaya hidup para remaja kita. Bagi individu atau remaja yang tidak siap dan
tidak dapat menyesuaikan pada pola pergaulan tersebut, mereka akan menarik diri dari
pergaulan atau bahkan ada yang frustasi sehingga menimbulkan tindakan bunuh diri atau
perilaku penyimpangan yang lain.
2) Munculnya ketimpangan kebudayaan (cultural lag); kondisi ini terjadi manakala unsurunsur kebudayaan tidak berkembang secara bersamaan, salah satu unsur kebudayaan
berkembang sangat cepat sedangkan unsur lainnya mengalami ketertinggalan. Ketertinggalan
yang terlihat mencolok adalah ketertinggalan alam pikiran dibandingkan pesatnya
perkembangan teknologi, kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Untuk mengejar ketertinggalan ini diperlukan penerapan
7
sistem dan pola pendidikan yang berdisiplin tinggi. Contoh: Akibat kenaikan harga BBM
pemerintah mengkonversi bahan bakar minyak menjadi gas dengan cara mensosialisasikan
tabung gas ke masyarakat. Namun berhubung sebagian masyarakat belum siap, terkait
dengan kenyamanan dan keamanan penggunaan tabung gas maka masyarakat kebayakan
menolak konversi tersebut. Kondisi demikian menunjukkan adanya ketertinggalan budaya
(cultural lag) oleh sebagian masyarakat terhadap perubahan budaya dan perkembangan
kemajuan teknologi.
D. Faktor Mudahnya Budaya Asing Masuk ke Indonesia
1. Kurangnya Penjagaan yang ketat di wilayah gerbang Indonesia
Dalam gerbang wilayah Indonesia, sepertinya kurang adanya badan seleksi khusus yang bisa
menyeleksi budaya-budaya asing negatif yang masuk ke Indonesia. Seperti masih banyaknya
gambar serta video porno yang didatangkan dari luar.
2. Lifestyle yang berkiblat pada barat
Saat ini banyak masyarakat Indonesia yang meniru gaya hidup atau lifestyle orang-orang bule
atau lebih berkiblat kebarat-baratan, yakni melakukan sex bebas, berpakaian mini, gaya hidup
bebas tanpa ikatan atau biasa sering kita sebut dengan kumpul kebo. Istilah ini digunakan
kepada pasangan yang bukan muhrimnya tetapi tinggal seatap tidak dalam tali pernikahan.
Di Indonesia gaya hidup ini tidak dibenarkan karena menyalahi beberapa norma yakni norma
agama, norma kesusilaan, norma kesopanan. Sanksi yang diberikan bagi yang melanggar juga
cukup berat terutama pada lingkungan sekitarnya. Orang-orang yang melakukan “kumpul
kebo” atau tinggal serumah tanpa ikatan pernikahan ini akan dipandang kurang pantas oleh
warga sekitar. Sanksi yang diberikan masyarakat tidak berat tetapi cukup menyakitkan karena
bisa-bisa akan mengucilkan orang yang melakukan kegiatan ini.
3. Menyalagunakan Tekhnologi
Seperti sempat kita bahas diatas bahwa pemanfaatan tekhnologi yang salah dapat
mempermudah arus budaya asinya negatif yang masuk. Seperti Internet sekarang ini internet
banyak disalahgunakan untuk hal-hal negatif, seperti ada situs porno, melakukan hal
penipuan, dll. Orang-orang menyalahgunakan pemanfaatan tekhnologi ini denga cara yang
tidak benar. Orang-orang bisa mengakses dengan mudah situs-situs porno yang mereka
inginkan. Hal ini membawa dampak buruk bagi yang menikmatinya.
Cara Mengantisipasi Budaya Asing Negatif Yang Masuk Ke Indonesia
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki martabat serta harga diri bangsa yang tinggi
sehingga jangan sampai bangsa ini rusak hanya karena pengaruh-pengaruh negatif dari pihak
asing yang ingin menghancurkan mental generasi penerus bangsa kita. Ada beberapa tindakan
antisipasi yang perlu dilakukan oleh generasi muda terhadap pengaruh asing yang sifatnya
negatif diantaranya :
8
1. Bersikap kritis dan teliti
Sebagai penerus bangsa,kita harus bersikap kritis dan teliti terhadap hal-hal yang baru
didatangkan dari luar, bagaimana kita bisa memfilter apakah hal ini bisa membawa dampak
baik atau buruk bagi kita. Bersikaplah kritis terhadap sesuatu yang baru, banyak bertanya
pada orang-orang yang berkompeten dibidangnya dan teliti apakah inovasi tersebut bisa
sesuai dengan iklim indonesia dan pastikan tidak melanggar norma-norma yang berlaku di
Indonesia.
2. Perluas Ilmu pengetahuan (IPTEK)
Sebelum budaya asing itu masuk sebaiknya kita telah mengetahui apa inovasi- inovasi yang
masuk itu secara jelas dan rinci. Kita bisa mengetahui keguanaan hal itu secara keilmuannya,
seperti situs jaringan facebook. Facebook saat ini sedang menjamur dikalangan masyarakat,
dari berbagai usia semua menggunakan situs ini untuk menjalin tali silaturahmi yang telah
lama terputus. Tetapi ada beberapa orang yang menyalahgunakan facebook sebagai ajang caci
maki dan hina dina. Jika kita mengetahui fungsi awal facebook itu sendiri adalah untuk
menjalin tali silaturahmi, kita tidak akan menyalahgunakan situs ini untuk berbuat yang
tidak-tidak. Sehingga kita harus mengetahui terlebih dahulu fungsinya untuk apa dan
manfaatnya seperti apa.
3. Harus sesuai dengan Norma-norma yang berlaku di Indonesia
Pengaruh budaya asing yang masuk terkadang tidak sesuai dengan noram-norma yang
berlaku di Indonesia. Jika kita menyaksikan film-film luar, mereka menganut gaya hidup
yang bebas dan jika diterapkan disini melanggar beberapa norma yang ada di Indonesia.
Misalnya saja berciuman dimuka umum. Kita sering menyaksikan film-film barat yang
melakukan adegan-adegan mesra di muka umum, hal itu tidak bisa diterapkan di Indonesia
karena melanggar norma kesopanan. Biasanya di film-film barat, wanitanya berpesta dengan
menggunakan pakaian mini sambil bermabuk-mabukan jika hal itu diterapkan di Indonesia,
adat seperti itu tetntu tidak sesuai jika kita terapkan di Indonesia.
Indonesia masih memegang adat ketimuran yang sangat kental sehingga masyarakat di sini
hidup dengan aturan-aturan yang berlaku dan tentunya pantas sesuai dengan adat kesopanan.
Walaupun Indonesia memiliki beriburibu pulau tetapi adat istiadat mereka selalu
mengajarkan kebaikan dan tidak menganjurkan perbuatan buruk untuk dilakukan.
4. Tanamkan “Aku Cinta Indonesia”
Maksud dari simbol ini adalah bahwa adat istiadat yang ditularkan oleh nenek moyang kita
adalah benar adanya dan dapat membawa manfaat yang baik bagi diri kita sendiri untuk masa
kini dan kedepannya. Sehingga kita tidak mudah terbawa arus budaya asing yang membawa
kita kepada dampak yang negatif
5. Meningkatkan Keimanan dan ketakwaan
9
Seperti telah kita bahas bahwa agama merupakan pondasi utama dalam diri yang bisa
mengontrol diri kita kepada hawa napsu yang akan mengganggu kita kedalam jurang
kenistaan. Agama sangat penting bagi kelangsungan umatnya. Apabila sesorang sudah
terbawa kedalam kesesatan, agamalah yang menjadi penolong umatnya agar berubah kembali
menjadi lebih baik.
Generasi muda yang pintar pasti bisa memilih mana sesuatu yang baik bagi dirinya mana
yang tidak baik bagi dirinya. Terlihat didalam lingkungan sosialnya, keika ia terjun didalam
lingkungan sosialnya ia menjadi individu yang bebas dan hanya dia yang bisa memilih ia
ingin bergaul dengan siapa. Pribadi yang supel akan bisa membawa dirinya kepada siapa saja
tetapi perlu diingat menyeleksi teman itu harus, karena pengaruh negatif dari pihak asing bisa
datang dari siapa saja, baik dari teman, tekhnologi canggih ataupun apa saja . Sehingga kita
sebagai orang timur wajib menjunjung tinggi norma dan adat ketimuran kita.
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas mengenai dampak positif dan negatif adanya globalisasi di bidang
sosial budaya Indonesia, cara menyikapi adanya globalisasi serta faktor yang mendorong
cepat masuknya budaya luar ke Indonesia dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa
Globalisasi merupakan suatu fenomena yang tidak dapat kita hentikan oleh karena itu kita
harus tepat dalam menyikapinya agar tidak terbawa arus globalisasi yang sedikit banyak
memberikan dampak positif dan negatif bagi kita khususnya bagi bangsa ini.
Perlu diingat pula bahwa globalisasi juga tidak selamayanya memberikan dampak negatif
bagi kita tetapi ada kalanya memberikan dampak positif bagi kita. Semua itu tergantung pada
diri kita masing-masing bagiamana kita menempatkan diri kita pada perkembangan jaman ini
agar tetap dapat mengikuti jalur yang benar demi tercapainya kesejahteraan hidup.
Adanya faktor penyebab budaya asing dengan mudah masuk ke Indonesia mendorong kita
agar tetap selektif dalam memilih budaya yang akan kita adaptasi, tetapi jangan sampai kita
melupakan budaya asli bangsa kita sendiri, karena budaya merupakan sebuah kekayaan bagi
suatu bangsa. Oleh karena itu sudah seharusnya kita melindungi dan menjaga kelestarian
budaya Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi ini. Sehingga Indonesia tetap memiliki
kekayaan yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh anak cucu generasi penerus bangsa
Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Lemhanas. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.
Suradinata, Ermaya. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
http://nilam12.wordpress.com/2012/08/29/faktor-faktor-penyebab-budaya-asing-masuk-keindones/
http://dichaniswansyahsemdel.wordpress.com/ips-kelas-ix/sosiologi-kelas-ix/perilakumasyarakat-dalam-perubahan-sosial-budaya-di-era-globalisasi/
http://www.sabenggo.com/2014/01/dampak-globalisasi-terhadap-kehidupan.html
http://www.invonesia.com/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi-terhadap-bangsaindonesia.html
http://supergaemgyuihfa.blogspot.com/2013/09/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi.html
http://www.slideshare.net/septianraha/dampak-globalisasi-25777678
12