URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS Siti Maemunah (Dosen PG PAUD IKIP Veteran Semarang) Email : mayrafika47gmail.com Abstrak - URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK: PERAN DAN TANGGUNG JA

URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK: PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB ORANG TUA DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS
Siti Maemunah
(Dosen PG PAUD IKIP Veteran Semarang)
Email : mayrafika47@gmail.com
Abstrak
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Komponen didalamnya adalah olah hati,
olah pikir, olah raga, dan olah karsa yang memberikan pendidikan pada aspek afektif, kognitif
dan psikomotorik. Tujuan dari pendidikan karakter adalah adanya perubahan kualitas siswa
ditinjau dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Adanya peningkatan wawasan, perilaku,
dan keterampilan sehingga dapat menjadi siswa yang berilmu dan berkarakter. Pendidikan
formal adalah suatu wadah yang baik untuk membentuk karakter bangsa melalui pendidikan
karakter. Aplikasinya adalah dengan mengitegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam seluruh
kegiatan di sekolah. Nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan antara lain religius, rajin,
toleran, disiplin, kerja keras, dan sebagainya.
Kata kunci: pendidikan karakter, anak, tanggung jawab
Abstract
Character education is values education, character education, moral education, character

education, which aims to develop the ability of learners to provide good-bad decision,
maintaining what is good, embody, and to spread kindness in everyday life with a vengeance.
Though its components are the heart, though the thought, sport, and if the intention is to give
education to affective, cognitive and psychomotor. The goal of character education is a change in
the quality of students in terms of affective, cognitive and psychomotor. An increase in
knowledge, attitudes, and skills so that students can become knowledgeable and character.
Formal education is a good container to form a national character through character education.
Its application is to integrate character values into all activities at the school. Character values
that can be instilled among others religious, industrious, tolerant, discipline, hard work, and so
on.
Keywords: character education, children, responsibilities
Di Indonesia pelaksanaan pendidikan

menjadi motivasi pokok pengarusutamaan

dirasakan

(mainstreaming) implementasi pendidikan

mendesak. Gambaran situasi masyarakat


karakter di Indonesia. Dirasakan sangat amat

bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

perlu pengembangannya bila mengingat
368

karakter

saat

ini

memang

makin meningkatnya tawuran antar pelajar

bangsa dan motivasi cinta terhadap budaya


serta

bangsa.

bentuk-bentuk

lainnya

terutama

kanakalan

di

kota-kota

remaja
besar,


Amat

langka

koran

yang

mempublikasikan event budaya satu-satunya

pemerasan atau kekerasan, kecenderungan

TV

dominasi senior terhadap yunior, fenomena

menggelar tontonan wayang kulit pada akhir

suporter bonek, penggunaan narkoba dan


pekan sekarang pun sudah tidak lagi

lain-lain.

Bahkan

memprihatinkan,

swasta

nasional

yang

dulu

setia

yang


paling

tontonan budaya saat ini hanya bisa di lihat

keinginan

untuk

di TVRI dan pada segelintir TV regional

membangun sifat jujur terhadap anak-anak

yang sepi peminat.
Kondisi bangsa seperti itu, yang

melalui kantin kejujuran di jumlah sekolah,
banyak yang gagal, banyak usaha kantin

mengabaikan


kejujuran yamg bangkrut karena belum

karakter sehingga berdampak multidimensi.

bangkitnya sikap jujur pada anak-anak.

Dampak multidimensi itu mengakibatkan

Sementara itu Badan Narkotika Nasional

indeks pembangunan manusia (IPM), IPM

menyatakan ada 3,6 juta pecandu narkoba di

Indonesia akhir-akhir ini selalu berputar

Indonesia (tempo interaktif, 27/8/2009).

disekitar 110 dan terendah di antara negara-


Disiplin dan tertib berlalu lintas,

pentingnya

pendidikan

negara pendiri ASEAN. Jika IPM tidak naik

budaya antre, budaya baca baca, sampai

maka

budaya hidup bersih dan sehat, keinginan

Indonesia juga tidak turun. Jika pada tahun

menghargai lingkungan masih jauh di bawah

2009 lalu indeksnya 2,8 pada tahun 2010


standar. Di kota-kota besar lampu merah

yang di umumkan tahun 2011, indeksnya

tidak lagi berfungsi. Jika tidak ada petugas

juga tetap 2,8. IPK 0 (nol) artinya negara

menyerobot lampu merah adalah kejadian

super korup, jika nilanya 10 bebas dari

sehari-hari. Kebanggaan kita terhadap jati

korupsi. Peringkat pada tahun 2010 adalah

diri dan kekayaan budaya sendiri juga masih

110 sepenuh hati. Untuk mengatasi masalah


rendah. Sebagai bangsa, agaknya kita masih

moralitas ini maka pendidikan karakter

saja mengidap inveriority complex nasional,

menjadi sangat urgens. Sebab pendikan

terbukti masih masih suka melahap tanpa

karakter

seleksi segala produk dan budaya asing.

learners pada diri anak. Sedangkan menurut

Parahnya, media massa juga lupa akan

Ratna Megawangi bertujuan membentuk


kewajibannya untuk ikut mencerdaskan

manusia

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

indeks

persepsi

bertujuan

holistik

korupsi

membentuk

yang

(Ipk)

lifelong

berkarakter;
369

mengembangkan berbagai aspek dan potensi

terhadap anak-anak mereka sejak usia dini,

yang dimiliki anak. Baik aspek fisik, emosi,

tentu

social, kreativitas, spiritual dan intelektual

keberhasilan dan kesuksesan anak-anak

anak secara optimal (lihat megawangi,

mereka dikemudian hari.

Memang untuk merealisasikan tujuan

sangat

berpengaruh

bagi

Tapi sayang keluarga yang secara

http://www.co.id/file/indonesiaberprestasi/pr
esentasiratnamegawangi.pdf.maret 2011).

saja

tradisional merupakan guru pertama dari
setiap anak, sekarang ini mulai kehilangan

pendidikan karakter tersebut dibutuhkan

fungsinya.

gerakan school culture, meminjam ungkapan

kokosongan (vacuum) moral di dalam

Syamsul

perkembangan hidup anak (Zuriah, 2008:

Ma’arif

(2012).

Maksudnya

Telah

terjadi

semacam

sekolah dan lembaga pendidikan tidak

10).

terjebak pada rutinitas persekolahan saja.

kurang memperhatikan dan mengarahkan

Melainkan menjadi proses pembelajaran

anaknya,

yang positif dalam membangun budaya yang

kepentingannya

baik bagi anak. Gerakan pembudayaan

dengan kewajibannya sebagai orang tua

melalui pendidika karakter ini agar lebih

yang sangat di butuhkan oleh seorang anak.

efektif, perlu melibatkan seluruh pihak. Jadi

Keutuhan orang tua juga merupakan salah

tidak hanya siswa saja, melainkan juga para

satunya

guru, kepala sekolah, dan tenaga non

seorang anak, karena itu akan membuat

pendidik. Selain itu, disebabkan pendidikan

seorang anak merasa mendapat perhatian

itu bukan hanya ada di sekolah saja tetapi

dan kasih sayang dari orang tuanya, terapi

pendidikan itu bisa dengan membimbing dan

tidak menutup kemungkinan bagi seorang

mengarahkan anak kepada norma-norma

anak yang tidak memiliki orang tua yang

agama dan adab sopan santun dalam

utuh masih bisa mendapatkan pendidikan

kehidupannya nanti di masyarakat.

dari orang tuanya, itu semua tergantung dari

Maka

perlu juga keterlibatan masyarakat dan orang

Banyak sekali para orang tua yang

justru

untuk

mereka
sendiri

sibuk

dengan

sehingga

mendukung

lupa

pendidikan

masing-masing individunya.

tua dalam mendidik anak. Sebab disadari

Oleh sebab itu makalah ini berusaha

atau tidak mereka mempunyai pengaruh

kembali menekankan urgensi pendidikan

yang sangat penting bagi masa depan anak-

karakter bagi anak dan melihat peran

anaknya. Dengan bimbingan dan pengarahan

penting keluarga/orang tua dalam usaha

yang baik dari orang tua dan masyarakat

mempersiapkan generasi

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

emas;

sebagai
370

sosok generasi yang bermutu, berkualitas,

Hakikat

dan berakhlakul karimah. Untuk usaha ini,

Urgensinya Bagi Indonesia

pendidikan

karakter

dan

orang tua dungguh memegang peranan

Berbicara soal karakter, maka perlu

penting sekali dalam pendidikan ahlak untuk

disimak apa yang ada dalam UU Nomer 20

anak-anak. Sebab orang tua merupakan

tahun 2003 tentang sistem pendidikan

institusi yang mula-mula sekali berinteraksi

nasional pada pasal 3, yang menyebutkan :

dengan anak-anak. Keluarga merupakan

“pendidikan

pendidik utama bagi anak-anaknya, hal ini

mengembangkan

sebagaimana terdapat dalam riwayat dan

membentuk karakter serta peradaban bangsa

hadits yang berhubungan dengan hal ini, kita

yang

temukan adanya hubungan-hubungan bahwa

mencerdaskan

pendidikan anak merupakan bagian dari hak

dalam UU ini secara jelas ada kata “

anak-anak dalam riwayat, Rosulullah saw

karakter “, kendati tidak ada penjelasan lebih

mengatakan: “hal anak atas ayahnya adalah

lanjut tentang apa yang dimaksudkan dengan

ayahnya

karakter, sehingga menimbulkan berbagai

mengajarinya

Alqur’an

dan

memanah dan hendaknya tidak memberi
makan kecuali dari yang halal” (Hibana,
2002: 54-55).

Hadist

berfungsi

kemampuan

bermartabat

dan

dalam

kehidupan

rangka

bangsa,......”

tafsir tentang maksud dari kata tersebut.
Ada

banyak

pendapat

tentang

mengajarkan

pengertian karakter. Dari beberapa tokoh

kepada kita bahwa secara otomatis orang

dan dapat disimpulkan bahwa karakter

tuanya sendiri yang akan bisa memberi

adalah seperangkat nilai yang telah menjadi

pengaruh dengan segala tingkah lakunya,

kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap

apakah baik/buruk. Maka haruslah keluarga

dalam diri seseoarang, misalnya kerja keras,

menganggap

tentang

pantang menyerah,jujur, sederhana dan lain-

persoalan pendidikan karakter yang baik ini.

lain. Dengan karakter itulah kualitas seorang

Sehingga para orang tua harus

pribadi diukur. Sedangkan tujuan pendidikan

penting

ini

nasional

tentang

mengajar

pada anak-anak mereka ahlak yang mulia

karakter

sebagaimana yang diajarkan Islam seperti

esensial si subjek dengan perilaku dan sikap

kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran,

atau nilai hidup yang dimilikinya. Jadi,

kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah,

pendidikan karakter dapat dilakukan dengan

berani dan lain sebagainya.

pendidikan nilai pada diri seseorang.

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

adalah

terwujudnya

kesatuan

371

Sementara

Daniel Goleman yang terkenal dengan
bukunya

Multiple

Emosional

Intelligence,

Intelligence

Menurut

Suyanto,

dan

setidaknya terdapat sembilan pilar karakter

(1999),

yang berasal dari nilai-nilai luhur universal

menyebutkan bahwa pendidikan karakter

dan

merupakan pendidikan nilai, yang mencakup

Indonesia ini, yaitu: 1) Cinta tuhan dan

9 nilai dasar yang saling terkait yatitu:

segenap ciptaan-Nya. 2). Kemandirian dan

tanggung jawab, rasa hormat, keadilan

tanggungjawab. 3). Kejujuran atau amanah.

keberanian,kejujuran,rasa

4). Hormat dan santun. 5). Dermawan, suka

kebangsan,

sangat

penting

direalisasikan

di

menolong, dan kerjasama. 6). Perrcaya diri

disiplin diri, peduli, ketekunan.
berhasil

dan pekerja keras. 7). Kepemimpinan dan

menginternalisasikan kesembilan nilai dasar

keadilan. 8). Baik dan rendah hati. 9).

tersebut dalam diri peserta didik, maka

Toleransi, kedamaian, dan kesatuan (Azzet,

dalam pandangan Daniel Golemen akan

2013: 29). Sebagaimana pilar karakter yang

terbentuk seoarang pribadi yang berkarakter,

pertama, yakni cinta tuhan dan segenap

pribadi yang berwatak. Lebih lanjut dia

ciptaan-Nya. Pilar ini adalah yang paling

mengatakan bahwa pendidikan nilai harus

penting dalam kehidupan manusia. Apabila

dari rumah, dikembangan dilembaga sekolah

seseorang

dan diterapkan secara nyata dimasyarakat.

kehidupan akan penuh dengan kebaikan.

Dalam pandangnya pendidikan nilai atau

Apalagi, cinta kepada tuhan ini juga

karakter amat penting sebab menurut hasil

disempurnakan dengan mencintai ciptaan-

penelitiannya,

sukses

Nya. Ciptaan tuhan adalah seluruh alam

hidup seseorang itu 80% ditentukan oleh

semasta dan isinya. Dengan demikian,

karakternya

emosional,

mencintai ciptaan-Nya berarti mencintai

kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual)

sesama manusia, hewan, tumbuhan, atau

dan hanya 20% ditentukan kecerdasan

seluruh alam ini. Orang yang mempunyai

intelektualnya.

karakter demikian akan berusaha berprilaku

Jika

indonesia

pendidikan

nilai

keberhasilan atau

(

kecerdasan

Sementara

nilai-nilai

yang

bagi
akan

bangsa
dapat

memberi karakter khas indonesia, tidak lain
adalah nilai-nilai pancasila yaitu nilai-nilai :
religiusitas,

humanitas,

nasionalitas,

demokratis dan berkeadilan sosial.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

penuh

bisa

cinta

mencintai

dan

tuhannya,

kebaikan.

Bila

demikianadanya, betapa indahnya hidup ini.
Kesembilan

pilar

karakter

sebagaimana di atas hendaknya diajarkan
secara sistematis dalam model pendidikan
372

yang holistik. Apabila kesembilan karakter

kekeluragaan

tersebut benar-benar dipahami, dirasakan,

mengembangkan sifat persahabatan, cinta

kebaikan dan perlunya dalam kehidupan,

kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama,

dan diwujudkan dalam prilaku sehari-hari,

disiplin, tingkah laku yang baik, serta

inilah sesungguhnya pendidikan karakter

pengakuan akan kewibawaan (Gunarwan.

yang

2005:

diharapkan

mengatasi

dan

berbagai

diyakini

persoalan

dapat
bangsa

membantu

45-46).

anak

Keluarga

merupakan

lingkungan sekaligus sarana pendidikan
non-formal yang paling dekat dengan anak.

Indonesia sekarang ini.
Bahkan lebih penting lagi adalah

Kontribusinya

menurut

Agus

Wibowo

Kesmbilan pilar karakter tersebut tersebut

(2012: 105) sangat besar. Sebab anak-anak

hendaknya

pendidikan

mengikuti pendidikan di sekolah hanya

karakter sejak usia kanak-kanak atau yang

sekitar 7 persen jam per hari, atau kurang 30

biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia

persen. Selebihnya 70 persen, anak-anak

emas. Betapa penting masa kanak-kanak

berada dalam keluarga dan lingkungan

tersebut untuk membangun pilar karakter

sekitarnya.

menjadi

dasar

yang baik bagi anak. Setelah pada masa usia

Sementara itu yang berkenaan dengan

emas, peningkatan 30% berikutnya terjadi

keluarga menyediakan situasi belajar, dapat

pada usaia 8 tahun, sedangkan yang

dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat

20%sisanya pada pertengahan atau akhir

bergantung kepada orang tua, baik karena

dasawarsa kedua. Oleh karena itu, keluarga

keadaan jasmaniahnya maupun kemampuan

dan sekolah mempunyai tanggung jawab

intelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak

yang besar untuk memperhatikan masa

belajar menerima dan meniru apa yang

kanak-kanak sebagai usia yang sangat

diajarkan

penting

dalam

oleh

orang

tua.

Sumbangan

menanamkan

nilai-nilai,

keluarga bagi pendidikan anak adalah

kesadaran,

dan

sebagai berikut: Cara orang tua melatih

membangun

mengembangkan kecerdasannya.

anak untuk menguasai cara-cara mengurus
diri

Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua
Di lihat dari segi pendidikan, keluarga

dan

sikap

orang

tua

sangat

mempengaruhi perkembangan anaknya. Ini
artinya

keluarga

merupakan

basis

kesatuan hidup dan

pendidikan karakter. Maka bisa dikatakan

keluraga menyediakan situasi belajar. Ikatan

krisis karakter yang terjadi di Indonesia ini

merupakan satuan

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

373

sebetulnya dapat dilihat sebagai salah satu

Konstalasi keluarga, metode latihan,

cerminan gagalnya pendidikan di keluarga.

dan busana keluarga yang diciptakan oleh

Zubaedi (2012: 144) menjelaskan bahwa,

orang tua, berorientasi untuk menghasilkan

keluarga merupakan komunitas pertama di

suatu gaya hidup yang unik dalam diri anak.

mana manusia, sejak usia dini, belajar

Tetapi perlu disadari selama ini, metode dan

konsep baik dan buruk, pantas dan tidak

strategi yang dominan digunakan oleh orang

pantas, benar dan salah. Dari kelurgalah

tua adalah lebih pada pemberian hadiah dan

seorang anak itu belajar tentang tata nilai

hukuman pada anak. Padahal menurut

yang diyakini kebenaranya dan membentuk

Maurice Balson (1987: 105), metode hadiah

karakternya. Di sinilah mereka belajar arti

dan hukuman merupakan produk dari sistem

cinta dan kasih saying yang sejati (school of

otoriter yang memperkokoh kedudukan

love).

superioritas tradisional segolongan orang
Keluarga harus ikut terlibat dan aktif

terhadap golongan lain. Menurutnya strategi

membantu anak dalam mengemmbangkan

ini perlu diganti dengan pendekatan lain

nilai-nilai kebaikan. Keluarga juga perlu

yang lebih menekankan pada pengendalian

mengerti apa yang sudah diberikan di

dari dalam dan meberi rasa tanggung jawab

sekolah pada anak-anak mereka. Misal di

pribadi pada anak.

sekolah diajarkan nilai kemandirian, di
rumah

orang

memberikan

tua

perlu

peluang agar

melatih
anak

dan
dapat

Terdapat beberapa peran orang tua
bagi pendidikan karakter anak:
a. Memberi percontohan
Orang tua perlu mengajarkan

mencoba lebih mandiri; tidak sebaliknya
malah di

rumah selalu dicekoki dan

dan

sekaligus

memberikan

dininabobokkan (Zuriah, 2007: 171). Pola

percontohan kepada anak karakter-

asuh atau parenting style adalah salah satu

karakter

faktor yang secara signifikan membentuk

tentang pendisiplinan, disiplin yang

karakter anak. Peraranannya tidak bisa

berasal dari bahasa latin discere yang

digantikan

berarti belajar. Dari kata ini timbul

oleh

lembaga

pendidikan

yang

positif.

Semisal

manapun. Peranannya sangat diperlukan

kata

untuk membangun community of learner

pengajaran

tentang pendidikan anak (Wibowo, 2012:

sekarang kata disiplin mengalami

106).

perkembangan

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

disciplina
atau

yang
pelatihan.

makna

berarti
Dan

dalam
374

Pertama,

Sejak malam hari mulai dari shalat

disiplin diartikan sebagai kepatuhan

tarawih, sahur, dan tadarus Al-

terhadap peratuaran atau tunduk pada

Qur’an,

pengawasan,

pengendalian.

kecermatan waktu, yang jika saja

Kedua disiplin sebagai latihan yang

kita tidak disiplin, bisa-bisa semuai

bertujuan

itu akan terbengkalai. Belum lagi

beberapa

pengertian.

dan

untuk

mengembangkan

semuanya

kita

memerlukan

potensi diri agar dapat berperilaku

ketika

menunggu

tertib (Sjarkawi, 2006: 114). Orang

berbuka dengan pola makan yang

tua perlu menyadari bahwa disiplin

teratur agar tidak terlalu kenyang

pada anak adalah pendidik karakter

sehingga shalat Magrib pun bia

yang bertujuan untuk membuat anak

dilaksanakan dengan khidmat.
Sedemikian

mempunyai sifat patuh terhadap
segala sesuatu yang sudah diatur

pembelajaran

ataupun

perkembangan

sudah

ditentukan.

saat-saat

pentingkah
disiplin

anak?

bagi

Bagaimana

Kedisipinan pada anak mempunyai

cara orang tua melatih anaknya untuk

sikap

dalam

bertindak disiplin pada saat-saat

mematuhi semua aturan dan norma

tertentu? Sehingga, dari latihan dan

yang

pembelajaran itu kita harapkan sang

penuh

ada

kerelaan

dalam

menjalankan
dari

anak bisa melaksanakan kedisiplinan

tanggung jawabnya terhadap apa

secara intens, yang hasilnya akan

yang telah ditentukan.

bisa membekas dan meniingkat terus

tugasnya

sebagai

bentuk

Bagaimana

Kiat

sampai anak mencapai kedewasaan.
Disiplin

Mendongkrak Disiplin Anak? Islam

bisa

mengandung berbagai ajaran baik

kewajiban

ritual ataupun non ritual yang amat

memahami peraturansehingga ia pun

memerlukan kedisiplinan, sebab dari

mengerti kapan saat yang tepat untuk

situ bangunan jiwa akan membentuk

melaksanakan peraturan, dan kapan

keteraturannya. Sebagai misal adalah

pula

ketika

Sedangkan peraturan itu sendiri ada

kita

Ramadhan

memasuki

yang

amat

bulan
potensial

untuk membentuk jiwa yang disiplin.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

dalam
Kondisi

pada

membentuk

harus

anak

untuk

mengesampingkan.

keseharian

hidup

kejiwaaannya

anak.

memang
375

masih butuh untuk diatur sehingga

disiplin itu disosialisasikan kepada

seorang anak akan merasa tentram

sang anak, dilaksanakan terlebih

bila hidup teratur. Sebagai contoh

dahulu

adalah peraturan tentang makan,

lingkunganya.

sholat, puasa, masuk sekolah, sampai

mudah

waktu brmainnya.

tersebut bila ada penghargaan atau

Melatih dan mendidik anak
dalam

keteraturan

keseharianya

akan

hidup

memunculkan

orang

tuanya
Anak

juga

menerapkan

hukuman

yang

halangan

jelas.

yang

ditemukan

serta

peraturan

Ironisnya,

paling

dalam

akan

sering

meningkatkan

watak disiplin. Melatih anak untuk

disiplin anak adalah pada lemahnya

menaati peraturan akan sama halnya

penerapan

dengan

untuk

hambatan itu pada lazimnya justru

bersikap disiplin. Misalnya, bila

datang dari orang tua. Kurangnya

seseorang

anak

dengan

kesabaran, konsistensi, dan kasih

peraturan

jam

misalnya

sayang dalam mendidik anak adalah

kapan pula harus membaca Al-

beberapa hal yang sering luput

Qur’an?

harus

dicermati orang tua dalam mendidik

membersihkan lingkungan sekitar

anak dan membuyarkan penerapan

rumah? Kapan harus latihan mencuci

disiplin

pakaian? Jam berapa harus pergi ke

merupakan cermin yang paling jelas

sekolah dan mengaji? Dan kapan

bagi

harus bermain untuk relaksasi atau

sehingga tidak salah bila Rasulillah

terbiasa dan terlatih pada diri anak

menggambarkan bahwa anak terlahir

untuk menaati peraturan yang ada.

dalam kondisi fitrah (Islam), orang

Inilah

disiplin.

tuanyalah, yang dalam hal ini adalah

Sehingga tidak ada lagi waktu yang

milieu (lingkungan) pertama, yang

tersia-sia dengan tanpa manfaat, baik

akan membentuknya beragama atau

untuk menggapai kebahagiaan di

berakhlak

dunia ataupun diakhirat.

Majusi.

melatih

terbiasa
belajar,

Hari

yang

Akan
berhasil

mereka

apa

dinamakan

lebih

secara

efektif

dan

maksimal

jika

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

peraturan.

pada

anak.

kehidupan

Sayangnya,

Orang

seorang

Yahudi,

Nasrani

tua

anak,

atau

Malah yang sering terjadi
adalahsalah

kaprah,

menganggap
376

bahwa disiplin itu identik dengan

memperoleh

kekerasan. Padahal, disiplin yang

konsep,

benar itu diterapkan dengan penuh

kebiasaan-kebiasaan,

dan

sikap

kesadaran dan kasih sayang. Sangat

terhadap

yang

harus

tidak dianjurkan dalam mendidik

dipunyai untuk mencapai kesehatan

kedisiplinan pada anak itu diterapkan

jasmani yang sesuai dengan umur,

dengan

menurut kematangan, dan pengamatan

emosi,

kekerasan,

maka

amarah,
akan

dan
muncul

bukanlah disiplin yang baik, namun
disiplin yang terpaksa. Di depan

pengetahuan,

konsep-

ketrampilan-ketrampilan,

kesehatan

mereka.
b. Peranan keluarga dalam pendidikan
akal (Intelektual) kanak-kanak.

orang tua, sangat mungkin anak

Di antara cara-cara yang dapat

tampak mematuhi peraturan, namun

dilalui oleh keluarga untuk memainkan

dibelakangnya

peranannya

anak

malah

dalam

pendidikan

ini

membangkang. Ini jelas sikap yang

adalah: mempersiapkan rumah tangga

kontra

dengan segala macam perangsang, ini

produktif,

bahkan

malah

mendekati pada kemunafikan yang

adalah

permainan-permainan

dilarang oleh Tuhan dan orang tua

pengajaran yang bertujuan gambar-

merupakan pemicu pertama.

gambar, buku-buku, dan majalah-

Untuk memperjelas tentang peranan

majalah yang menyebabkan anak-anak

keluarga dalam bidang-bidang ini Mardiya

gemar menelaah kandungan buku-

(2000: 30) telah memberi kiat-kiat khusus

buku

dalam membangun keluarga yang sejahtera

bersedia untuk membaca sebelum ia

sebagai berikut :

belajar membaca dan menulis.

a. Peranan keluarga dalam pendidikan

dan

majalah-majalah

Sesudah anak-anak masuk sekolah

jasmani dan kesehatan bagi anak-

tanggungjawab

anaknya

pendidikan

Keluarga

mempunyai

peranan

dan

luas.Sekarang

keluarga

dalam

intelektual

bertambah

menjadi

kewajiban

penting untuk menolong pertumbuhan

keluarga dalam bidang ini adalah

anak-anaknya dari segi jasmani, baik

menyiapkan suasana yang sesuai dan

aspek perkembangan ataupun aspek

menggalakkan

untuk

belajar,

perfungsian. Begitu juga dalam hal
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

377

mengulangi pelajaran, mengerjakan

kesediaan spiritual yang bersifat naluri

tugas.

yang ada pada kanak-kanak melalui

c. Peranan keluarga dalam pendidikan

bimbingan agama yang sehat dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama dan

psikologikal dan emosi
Di antara bidang-bidang di mana

upacara-upacaranya.

Begitu

juga

keluarga dapat memainkan peranan

membekalkan

penting

pendidikan

pengetahuan agamadan kebudayaan

psikologikal dan emosional. Melalui

Islam yang sesuai dengan umurnya

pendidikan

dalam bidang-bidang akidah, ibadat,

adalah

itu

keluarga

dapat

menolong anak-anaknya dan anggota-

anak-anak

dengan

muamalat, dan sejarah.

untuk

Di antara cara-cara praktis yang

menciptakan pertumbuhan emosi yang

patut digunakan oleh keluarga untuk

sehat, menciptakan kematangan emosi

menanamkan

yang

pada diri anak-anak adalah cara-cara

anggotanya

secara

sesuai

umum

dengan

umurnya,

menciptakan penyesuaian psikologikal

berikut:

yang sehat dengan dirinya sendiri dan

1) Memberi

semangat

tauladan

keagamaan

yang

baik

di

kepada mereka tentang kekuatan

sekelilingnya. Begitu juga dengan

iman kepada Allah dan berpegang

menumbuhkan emosi kemuliaan yang

dengan ajaran-ajaran agama dalam

mulia, seperti cinta kepada orang lain,

bentuknya yang sempurna dalam

mengasihani

orang

waktu tertentu

teraniaya,

menyayangi

dengan

orang-orang

mengasihani

orang

lain

lemah

fakir

dan
dan

2) Membiasakan mereka menunaikan

miskin,

syiar-syiar agama semenjak kecil

kehidupan emosi yang rukun dengan

sehinggapenunaian

orang-orang lain

kebiasaan yang mendarah daging

dan menghadapi

masalah-masalah psikologikal secara
positif dan dinamis.
d. Peranan keluarga dalam pendidikan
agama bagi anak-anaknya
Pendidikan agama dan spiritual ini
berarti membangkitkan kekuatan dan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

itu

menjadi

3) Menyiapkan Suasana agama dan
spiritual yang sesuai di rumah di
mana mereka berada
4) Membimbing
bacaan-

mereka

bacaan

membaca

agama

yang

berguna dan memikirkan ciptaan378

ciptaan Alloh dan mahluk- mahluk
untuk menjadi bukti kehalusan

Mardiya. Kiat-kiat Khusus Membangun
Keluarga Sejahtera. (Jakarta :
BKKBN Pusat, 2000)

sistem ciptaan itu dan atas wujud
dan

keagungannya.

Mengajak

mereka turut serta dalam aktivitasaktivitas agama, dan lain-lain lagi
cara-cara lain.
Demikian pentingnya peranan orang
tua

dalam

membentuk

karakter

dan

kepribadian seorang anak yang akan menjadi
bekal pada kehidupan pada masa yang akan
datang. Tanggungjawab orang tua menjadi
komplek karena tidak hanya berkaitan
dengan
melainkan

pemenuhan

kebutuhan

tanggungjawab

moral

saja
guna

menjadikan anak sebagai individu yang
berakhlak baik dan mampu menjadi manusia
yang berguna bagi orang lain.

Daftar Pustaka
Agus

Wibowo. Pendidikan Karakter
Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012).

Maurice Balson. Becoming A Better
Paraent.
Diterjemahkan
Arifin.
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993)
Nurul Zuriah. Pendidikan Moral & Budi
Pekerti dalam Prespektif Perubahan.
(Jakarta: Bumi Aksara).
Ratna Megawangi. Membangun SDM
Indonesia Melalui Pendidikan Holistik
Berbasis
Karakter.
http://www.co.id/file/indonesiaberpres
tasi/presentasiratnamegawangi.pdf.mar
et 2011
S.

Rahman Hibana. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. (
Yogyakarta : Penerbit Galah, 2002),
hlm.54-55

Sjarkawi. Pembentukan kepribadian anak.
Jakarta. PT bumi aksara. 2006.
Syamsul Ma’arif, dkk. School Culture di
Madrasah dan Sekolah. (Semarang:
LP2M, 2012)
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter:
Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga
Pendidikan.
(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012).

Akhmad
Muhaimin
Azzet,Urgensi
Pendidikan
Karakter
Indonesia,
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2013)
Gunarwan. 2005. “Tanamkan Nilai Moral
Dalam Keluarga”. Kedaulatan Rakyat
11 Juli 2005.

Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016

379