URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK: PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS Siti Maemunah (Dosen PG PAUD IKIP Veteran Semarang) Email : mayrafika47gmail.com Abstrak - URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK: PERAN DAN TANGGUNG JA
URGENSI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK: PERAN DAN TANGGUNG
JAWAB ORANG TUA DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS
Siti Maemunah
(Dosen PG PAUD IKIP Veteran Semarang)
Email : mayrafika47@gmail.com
Abstrak
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Komponen didalamnya adalah olah hati,
olah pikir, olah raga, dan olah karsa yang memberikan pendidikan pada aspek afektif, kognitif
dan psikomotorik. Tujuan dari pendidikan karakter adalah adanya perubahan kualitas siswa
ditinjau dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Adanya peningkatan wawasan, perilaku,
dan keterampilan sehingga dapat menjadi siswa yang berilmu dan berkarakter. Pendidikan
formal adalah suatu wadah yang baik untuk membentuk karakter bangsa melalui pendidikan
karakter. Aplikasinya adalah dengan mengitegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam seluruh
kegiatan di sekolah. Nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan antara lain religius, rajin,
toleran, disiplin, kerja keras, dan sebagainya.
Kata kunci: pendidikan karakter, anak, tanggung jawab
Abstract
Character education is values education, character education, moral education, character
education, which aims to develop the ability of learners to provide good-bad decision,
maintaining what is good, embody, and to spread kindness in everyday life with a vengeance.
Though its components are the heart, though the thought, sport, and if the intention is to give
education to affective, cognitive and psychomotor. The goal of character education is a change in
the quality of students in terms of affective, cognitive and psychomotor. An increase in
knowledge, attitudes, and skills so that students can become knowledgeable and character.
Formal education is a good container to form a national character through character education.
Its application is to integrate character values into all activities at the school. Character values
that can be instilled among others religious, industrious, tolerant, discipline, hard work, and so
on.
Keywords: character education, children, responsibilities
Di Indonesia pelaksanaan pendidikan
menjadi motivasi pokok pengarusutamaan
dirasakan
(mainstreaming) implementasi pendidikan
mendesak. Gambaran situasi masyarakat
karakter di Indonesia. Dirasakan sangat amat
bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
perlu pengembangannya bila mengingat
368
karakter
saat
ini
memang
makin meningkatnya tawuran antar pelajar
bangsa dan motivasi cinta terhadap budaya
serta
bangsa.
bentuk-bentuk
lainnya
terutama
kanakalan
di
kota-kota
remaja
besar,
Amat
langka
koran
yang
mempublikasikan event budaya satu-satunya
pemerasan atau kekerasan, kecenderungan
TV
dominasi senior terhadap yunior, fenomena
menggelar tontonan wayang kulit pada akhir
suporter bonek, penggunaan narkoba dan
pekan sekarang pun sudah tidak lagi
lain-lain.
Bahkan
memprihatinkan,
swasta
nasional
yang
dulu
setia
yang
paling
tontonan budaya saat ini hanya bisa di lihat
keinginan
untuk
di TVRI dan pada segelintir TV regional
membangun sifat jujur terhadap anak-anak
yang sepi peminat.
Kondisi bangsa seperti itu, yang
melalui kantin kejujuran di jumlah sekolah,
banyak yang gagal, banyak usaha kantin
mengabaikan
kejujuran yamg bangkrut karena belum
karakter sehingga berdampak multidimensi.
bangkitnya sikap jujur pada anak-anak.
Dampak multidimensi itu mengakibatkan
Sementara itu Badan Narkotika Nasional
indeks pembangunan manusia (IPM), IPM
menyatakan ada 3,6 juta pecandu narkoba di
Indonesia akhir-akhir ini selalu berputar
Indonesia (tempo interaktif, 27/8/2009).
disekitar 110 dan terendah di antara negara-
Disiplin dan tertib berlalu lintas,
pentingnya
pendidikan
negara pendiri ASEAN. Jika IPM tidak naik
budaya antre, budaya baca baca, sampai
maka
budaya hidup bersih dan sehat, keinginan
Indonesia juga tidak turun. Jika pada tahun
menghargai lingkungan masih jauh di bawah
2009 lalu indeksnya 2,8 pada tahun 2010
standar. Di kota-kota besar lampu merah
yang di umumkan tahun 2011, indeksnya
tidak lagi berfungsi. Jika tidak ada petugas
juga tetap 2,8. IPK 0 (nol) artinya negara
menyerobot lampu merah adalah kejadian
super korup, jika nilanya 10 bebas dari
sehari-hari. Kebanggaan kita terhadap jati
korupsi. Peringkat pada tahun 2010 adalah
diri dan kekayaan budaya sendiri juga masih
110 sepenuh hati. Untuk mengatasi masalah
rendah. Sebagai bangsa, agaknya kita masih
moralitas ini maka pendidikan karakter
saja mengidap inveriority complex nasional,
menjadi sangat urgens. Sebab pendikan
terbukti masih masih suka melahap tanpa
karakter
seleksi segala produk dan budaya asing.
learners pada diri anak. Sedangkan menurut
Parahnya, media massa juga lupa akan
Ratna Megawangi bertujuan membentuk
kewajibannya untuk ikut mencerdaskan
manusia
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
indeks
persepsi
bertujuan
holistik
korupsi
membentuk
yang
(Ipk)
lifelong
berkarakter;
369
mengembangkan berbagai aspek dan potensi
terhadap anak-anak mereka sejak usia dini,
yang dimiliki anak. Baik aspek fisik, emosi,
tentu
social, kreativitas, spiritual dan intelektual
keberhasilan dan kesuksesan anak-anak
anak secara optimal (lihat megawangi,
mereka dikemudian hari.
Memang untuk merealisasikan tujuan
sangat
berpengaruh
bagi
Tapi sayang keluarga yang secara
http://www.co.id/file/indonesiaberprestasi/pr
esentasiratnamegawangi.pdf.maret 2011).
saja
tradisional merupakan guru pertama dari
setiap anak, sekarang ini mulai kehilangan
pendidikan karakter tersebut dibutuhkan
fungsinya.
gerakan school culture, meminjam ungkapan
kokosongan (vacuum) moral di dalam
Syamsul
perkembangan hidup anak (Zuriah, 2008:
Ma’arif
(2012).
Maksudnya
Telah
terjadi
semacam
sekolah dan lembaga pendidikan tidak
10).
terjebak pada rutinitas persekolahan saja.
kurang memperhatikan dan mengarahkan
Melainkan menjadi proses pembelajaran
anaknya,
yang positif dalam membangun budaya yang
kepentingannya
baik bagi anak. Gerakan pembudayaan
dengan kewajibannya sebagai orang tua
melalui pendidika karakter ini agar lebih
yang sangat di butuhkan oleh seorang anak.
efektif, perlu melibatkan seluruh pihak. Jadi
Keutuhan orang tua juga merupakan salah
tidak hanya siswa saja, melainkan juga para
satunya
guru, kepala sekolah, dan tenaga non
seorang anak, karena itu akan membuat
pendidik. Selain itu, disebabkan pendidikan
seorang anak merasa mendapat perhatian
itu bukan hanya ada di sekolah saja tetapi
dan kasih sayang dari orang tuanya, terapi
pendidikan itu bisa dengan membimbing dan
tidak menutup kemungkinan bagi seorang
mengarahkan anak kepada norma-norma
anak yang tidak memiliki orang tua yang
agama dan adab sopan santun dalam
utuh masih bisa mendapatkan pendidikan
kehidupannya nanti di masyarakat.
dari orang tuanya, itu semua tergantung dari
Maka
perlu juga keterlibatan masyarakat dan orang
Banyak sekali para orang tua yang
justru
untuk
mereka
sendiri
sibuk
dengan
sehingga
mendukung
lupa
pendidikan
masing-masing individunya.
tua dalam mendidik anak. Sebab disadari
Oleh sebab itu makalah ini berusaha
atau tidak mereka mempunyai pengaruh
kembali menekankan urgensi pendidikan
yang sangat penting bagi masa depan anak-
karakter bagi anak dan melihat peran
anaknya. Dengan bimbingan dan pengarahan
penting keluarga/orang tua dalam usaha
yang baik dari orang tua dan masyarakat
mempersiapkan generasi
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
emas;
sebagai
370
sosok generasi yang bermutu, berkualitas,
Hakikat
dan berakhlakul karimah. Untuk usaha ini,
Urgensinya Bagi Indonesia
pendidikan
karakter
dan
orang tua dungguh memegang peranan
Berbicara soal karakter, maka perlu
penting sekali dalam pendidikan ahlak untuk
disimak apa yang ada dalam UU Nomer 20
anak-anak. Sebab orang tua merupakan
tahun 2003 tentang sistem pendidikan
institusi yang mula-mula sekali berinteraksi
nasional pada pasal 3, yang menyebutkan :
dengan anak-anak. Keluarga merupakan
“pendidikan
pendidik utama bagi anak-anaknya, hal ini
mengembangkan
sebagaimana terdapat dalam riwayat dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa
hadits yang berhubungan dengan hal ini, kita
yang
temukan adanya hubungan-hubungan bahwa
mencerdaskan
pendidikan anak merupakan bagian dari hak
dalam UU ini secara jelas ada kata “
anak-anak dalam riwayat, Rosulullah saw
karakter “, kendati tidak ada penjelasan lebih
mengatakan: “hal anak atas ayahnya adalah
lanjut tentang apa yang dimaksudkan dengan
ayahnya
karakter, sehingga menimbulkan berbagai
mengajarinya
Alqur’an
dan
memanah dan hendaknya tidak memberi
makan kecuali dari yang halal” (Hibana,
2002: 54-55).
Hadist
berfungsi
kemampuan
bermartabat
dan
dalam
kehidupan
rangka
bangsa,......”
tafsir tentang maksud dari kata tersebut.
Ada
banyak
pendapat
tentang
mengajarkan
pengertian karakter. Dari beberapa tokoh
kepada kita bahwa secara otomatis orang
dan dapat disimpulkan bahwa karakter
tuanya sendiri yang akan bisa memberi
adalah seperangkat nilai yang telah menjadi
pengaruh dengan segala tingkah lakunya,
kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap
apakah baik/buruk. Maka haruslah keluarga
dalam diri seseoarang, misalnya kerja keras,
menganggap
tentang
pantang menyerah,jujur, sederhana dan lain-
persoalan pendidikan karakter yang baik ini.
lain. Dengan karakter itulah kualitas seorang
Sehingga para orang tua harus
pribadi diukur. Sedangkan tujuan pendidikan
penting
ini
nasional
tentang
mengajar
pada anak-anak mereka ahlak yang mulia
karakter
sebagaimana yang diajarkan Islam seperti
esensial si subjek dengan perilaku dan sikap
kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran,
atau nilai hidup yang dimilikinya. Jadi,
kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah,
pendidikan karakter dapat dilakukan dengan
berani dan lain sebagainya.
pendidikan nilai pada diri seseorang.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
adalah
terwujudnya
kesatuan
371
Sementara
Daniel Goleman yang terkenal dengan
bukunya
Multiple
Emosional
Intelligence,
Intelligence
Menurut
Suyanto,
dan
setidaknya terdapat sembilan pilar karakter
(1999),
yang berasal dari nilai-nilai luhur universal
menyebutkan bahwa pendidikan karakter
dan
merupakan pendidikan nilai, yang mencakup
Indonesia ini, yaitu: 1) Cinta tuhan dan
9 nilai dasar yang saling terkait yatitu:
segenap ciptaan-Nya. 2). Kemandirian dan
tanggung jawab, rasa hormat, keadilan
tanggungjawab. 3). Kejujuran atau amanah.
keberanian,kejujuran,rasa
4). Hormat dan santun. 5). Dermawan, suka
kebangsan,
sangat
penting
direalisasikan
di
menolong, dan kerjasama. 6). Perrcaya diri
disiplin diri, peduli, ketekunan.
berhasil
dan pekerja keras. 7). Kepemimpinan dan
menginternalisasikan kesembilan nilai dasar
keadilan. 8). Baik dan rendah hati. 9).
tersebut dalam diri peserta didik, maka
Toleransi, kedamaian, dan kesatuan (Azzet,
dalam pandangan Daniel Golemen akan
2013: 29). Sebagaimana pilar karakter yang
terbentuk seoarang pribadi yang berkarakter,
pertama, yakni cinta tuhan dan segenap
pribadi yang berwatak. Lebih lanjut dia
ciptaan-Nya. Pilar ini adalah yang paling
mengatakan bahwa pendidikan nilai harus
penting dalam kehidupan manusia. Apabila
dari rumah, dikembangan dilembaga sekolah
seseorang
dan diterapkan secara nyata dimasyarakat.
kehidupan akan penuh dengan kebaikan.
Dalam pandangnya pendidikan nilai atau
Apalagi, cinta kepada tuhan ini juga
karakter amat penting sebab menurut hasil
disempurnakan dengan mencintai ciptaan-
penelitiannya,
sukses
Nya. Ciptaan tuhan adalah seluruh alam
hidup seseorang itu 80% ditentukan oleh
semasta dan isinya. Dengan demikian,
karakternya
emosional,
mencintai ciptaan-Nya berarti mencintai
kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual)
sesama manusia, hewan, tumbuhan, atau
dan hanya 20% ditentukan kecerdasan
seluruh alam ini. Orang yang mempunyai
intelektualnya.
karakter demikian akan berusaha berprilaku
Jika
indonesia
pendidikan
nilai
keberhasilan atau
(
kecerdasan
Sementara
nilai-nilai
yang
bagi
akan
bangsa
dapat
memberi karakter khas indonesia, tidak lain
adalah nilai-nilai pancasila yaitu nilai-nilai :
religiusitas,
humanitas,
nasionalitas,
demokratis dan berkeadilan sosial.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
penuh
bisa
cinta
mencintai
dan
tuhannya,
kebaikan.
Bila
demikianadanya, betapa indahnya hidup ini.
Kesembilan
pilar
karakter
sebagaimana di atas hendaknya diajarkan
secara sistematis dalam model pendidikan
372
yang holistik. Apabila kesembilan karakter
kekeluragaan
tersebut benar-benar dipahami, dirasakan,
mengembangkan sifat persahabatan, cinta
kebaikan dan perlunya dalam kehidupan,
kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama,
dan diwujudkan dalam prilaku sehari-hari,
disiplin, tingkah laku yang baik, serta
inilah sesungguhnya pendidikan karakter
pengakuan akan kewibawaan (Gunarwan.
yang
2005:
diharapkan
mengatasi
dan
berbagai
diyakini
persoalan
dapat
bangsa
membantu
45-46).
anak
Keluarga
merupakan
lingkungan sekaligus sarana pendidikan
non-formal yang paling dekat dengan anak.
Indonesia sekarang ini.
Bahkan lebih penting lagi adalah
Kontribusinya
menurut
Agus
Wibowo
Kesmbilan pilar karakter tersebut tersebut
(2012: 105) sangat besar. Sebab anak-anak
hendaknya
pendidikan
mengikuti pendidikan di sekolah hanya
karakter sejak usia kanak-kanak atau yang
sekitar 7 persen jam per hari, atau kurang 30
biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia
persen. Selebihnya 70 persen, anak-anak
emas. Betapa penting masa kanak-kanak
berada dalam keluarga dan lingkungan
tersebut untuk membangun pilar karakter
sekitarnya.
menjadi
dasar
yang baik bagi anak. Setelah pada masa usia
Sementara itu yang berkenaan dengan
emas, peningkatan 30% berikutnya terjadi
keluarga menyediakan situasi belajar, dapat
pada usaia 8 tahun, sedangkan yang
dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat
20%sisanya pada pertengahan atau akhir
bergantung kepada orang tua, baik karena
dasawarsa kedua. Oleh karena itu, keluarga
keadaan jasmaniahnya maupun kemampuan
dan sekolah mempunyai tanggung jawab
intelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak
yang besar untuk memperhatikan masa
belajar menerima dan meniru apa yang
kanak-kanak sebagai usia yang sangat
diajarkan
penting
dalam
oleh
orang
tua.
Sumbangan
menanamkan
nilai-nilai,
keluarga bagi pendidikan anak adalah
kesadaran,
dan
sebagai berikut: Cara orang tua melatih
membangun
mengembangkan kecerdasannya.
anak untuk menguasai cara-cara mengurus
diri
Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua
Di lihat dari segi pendidikan, keluarga
dan
sikap
orang
tua
sangat
mempengaruhi perkembangan anaknya. Ini
artinya
keluarga
merupakan
basis
kesatuan hidup dan
pendidikan karakter. Maka bisa dikatakan
keluraga menyediakan situasi belajar. Ikatan
krisis karakter yang terjadi di Indonesia ini
merupakan satuan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
373
sebetulnya dapat dilihat sebagai salah satu
Konstalasi keluarga, metode latihan,
cerminan gagalnya pendidikan di keluarga.
dan busana keluarga yang diciptakan oleh
Zubaedi (2012: 144) menjelaskan bahwa,
orang tua, berorientasi untuk menghasilkan
keluarga merupakan komunitas pertama di
suatu gaya hidup yang unik dalam diri anak.
mana manusia, sejak usia dini, belajar
Tetapi perlu disadari selama ini, metode dan
konsep baik dan buruk, pantas dan tidak
strategi yang dominan digunakan oleh orang
pantas, benar dan salah. Dari kelurgalah
tua adalah lebih pada pemberian hadiah dan
seorang anak itu belajar tentang tata nilai
hukuman pada anak. Padahal menurut
yang diyakini kebenaranya dan membentuk
Maurice Balson (1987: 105), metode hadiah
karakternya. Di sinilah mereka belajar arti
dan hukuman merupakan produk dari sistem
cinta dan kasih saying yang sejati (school of
otoriter yang memperkokoh kedudukan
love).
superioritas tradisional segolongan orang
Keluarga harus ikut terlibat dan aktif
terhadap golongan lain. Menurutnya strategi
membantu anak dalam mengemmbangkan
ini perlu diganti dengan pendekatan lain
nilai-nilai kebaikan. Keluarga juga perlu
yang lebih menekankan pada pengendalian
mengerti apa yang sudah diberikan di
dari dalam dan meberi rasa tanggung jawab
sekolah pada anak-anak mereka. Misal di
pribadi pada anak.
sekolah diajarkan nilai kemandirian, di
rumah
orang
memberikan
tua
perlu
peluang agar
melatih
anak
dan
dapat
Terdapat beberapa peran orang tua
bagi pendidikan karakter anak:
a. Memberi percontohan
Orang tua perlu mengajarkan
mencoba lebih mandiri; tidak sebaliknya
malah di
rumah selalu dicekoki dan
dan
sekaligus
memberikan
dininabobokkan (Zuriah, 2007: 171). Pola
percontohan kepada anak karakter-
asuh atau parenting style adalah salah satu
karakter
faktor yang secara signifikan membentuk
tentang pendisiplinan, disiplin yang
karakter anak. Peraranannya tidak bisa
berasal dari bahasa latin discere yang
digantikan
berarti belajar. Dari kata ini timbul
oleh
lembaga
pendidikan
yang
positif.
Semisal
manapun. Peranannya sangat diperlukan
kata
untuk membangun community of learner
pengajaran
tentang pendidikan anak (Wibowo, 2012:
sekarang kata disiplin mengalami
106).
perkembangan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
disciplina
atau
yang
pelatihan.
makna
berarti
Dan
dalam
374
Pertama,
Sejak malam hari mulai dari shalat
disiplin diartikan sebagai kepatuhan
tarawih, sahur, dan tadarus Al-
terhadap peratuaran atau tunduk pada
Qur’an,
pengawasan,
pengendalian.
kecermatan waktu, yang jika saja
Kedua disiplin sebagai latihan yang
kita tidak disiplin, bisa-bisa semuai
bertujuan
itu akan terbengkalai. Belum lagi
beberapa
pengertian.
dan
untuk
mengembangkan
semuanya
kita
memerlukan
potensi diri agar dapat berperilaku
ketika
menunggu
tertib (Sjarkawi, 2006: 114). Orang
berbuka dengan pola makan yang
tua perlu menyadari bahwa disiplin
teratur agar tidak terlalu kenyang
pada anak adalah pendidik karakter
sehingga shalat Magrib pun bia
yang bertujuan untuk membuat anak
dilaksanakan dengan khidmat.
Sedemikian
mempunyai sifat patuh terhadap
segala sesuatu yang sudah diatur
pembelajaran
ataupun
perkembangan
sudah
ditentukan.
saat-saat
pentingkah
disiplin
anak?
bagi
Bagaimana
Kedisipinan pada anak mempunyai
cara orang tua melatih anaknya untuk
sikap
dalam
bertindak disiplin pada saat-saat
mematuhi semua aturan dan norma
tertentu? Sehingga, dari latihan dan
yang
pembelajaran itu kita harapkan sang
penuh
ada
kerelaan
dalam
menjalankan
dari
anak bisa melaksanakan kedisiplinan
tanggung jawabnya terhadap apa
secara intens, yang hasilnya akan
yang telah ditentukan.
bisa membekas dan meniingkat terus
tugasnya
sebagai
bentuk
Bagaimana
Kiat
sampai anak mencapai kedewasaan.
Disiplin
Mendongkrak Disiplin Anak? Islam
bisa
mengandung berbagai ajaran baik
kewajiban
ritual ataupun non ritual yang amat
memahami peraturansehingga ia pun
memerlukan kedisiplinan, sebab dari
mengerti kapan saat yang tepat untuk
situ bangunan jiwa akan membentuk
melaksanakan peraturan, dan kapan
keteraturannya. Sebagai misal adalah
pula
ketika
Sedangkan peraturan itu sendiri ada
kita
Ramadhan
memasuki
yang
amat
bulan
potensial
untuk membentuk jiwa yang disiplin.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
dalam
Kondisi
pada
membentuk
harus
anak
untuk
mengesampingkan.
keseharian
hidup
kejiwaaannya
anak.
memang
375
masih butuh untuk diatur sehingga
disiplin itu disosialisasikan kepada
seorang anak akan merasa tentram
sang anak, dilaksanakan terlebih
bila hidup teratur. Sebagai contoh
dahulu
adalah peraturan tentang makan,
lingkunganya.
sholat, puasa, masuk sekolah, sampai
mudah
waktu brmainnya.
tersebut bila ada penghargaan atau
Melatih dan mendidik anak
dalam
keteraturan
keseharianya
akan
hidup
memunculkan
orang
tuanya
Anak
juga
menerapkan
hukuman
yang
halangan
jelas.
yang
ditemukan
serta
peraturan
Ironisnya,
paling
dalam
akan
sering
meningkatkan
watak disiplin. Melatih anak untuk
disiplin anak adalah pada lemahnya
menaati peraturan akan sama halnya
penerapan
dengan
untuk
hambatan itu pada lazimnya justru
bersikap disiplin. Misalnya, bila
datang dari orang tua. Kurangnya
seseorang
anak
dengan
kesabaran, konsistensi, dan kasih
peraturan
jam
misalnya
sayang dalam mendidik anak adalah
kapan pula harus membaca Al-
beberapa hal yang sering luput
Qur’an?
harus
dicermati orang tua dalam mendidik
membersihkan lingkungan sekitar
anak dan membuyarkan penerapan
rumah? Kapan harus latihan mencuci
disiplin
pakaian? Jam berapa harus pergi ke
merupakan cermin yang paling jelas
sekolah dan mengaji? Dan kapan
bagi
harus bermain untuk relaksasi atau
sehingga tidak salah bila Rasulillah
terbiasa dan terlatih pada diri anak
menggambarkan bahwa anak terlahir
untuk menaati peraturan yang ada.
dalam kondisi fitrah (Islam), orang
Inilah
disiplin.
tuanyalah, yang dalam hal ini adalah
Sehingga tidak ada lagi waktu yang
milieu (lingkungan) pertama, yang
tersia-sia dengan tanpa manfaat, baik
akan membentuknya beragama atau
untuk menggapai kebahagiaan di
berakhlak
dunia ataupun diakhirat.
Majusi.
melatih
terbiasa
belajar,
Hari
yang
Akan
berhasil
mereka
apa
dinamakan
lebih
secara
efektif
dan
maksimal
jika
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
peraturan.
pada
anak.
kehidupan
Sayangnya,
Orang
seorang
Yahudi,
Nasrani
tua
anak,
atau
Malah yang sering terjadi
adalahsalah
kaprah,
menganggap
376
bahwa disiplin itu identik dengan
memperoleh
kekerasan. Padahal, disiplin yang
konsep,
benar itu diterapkan dengan penuh
kebiasaan-kebiasaan,
dan
sikap
kesadaran dan kasih sayang. Sangat
terhadap
yang
harus
tidak dianjurkan dalam mendidik
dipunyai untuk mencapai kesehatan
kedisiplinan pada anak itu diterapkan
jasmani yang sesuai dengan umur,
dengan
menurut kematangan, dan pengamatan
emosi,
kekerasan,
maka
amarah,
akan
dan
muncul
bukanlah disiplin yang baik, namun
disiplin yang terpaksa. Di depan
pengetahuan,
konsep-
ketrampilan-ketrampilan,
kesehatan
mereka.
b. Peranan keluarga dalam pendidikan
akal (Intelektual) kanak-kanak.
orang tua, sangat mungkin anak
Di antara cara-cara yang dapat
tampak mematuhi peraturan, namun
dilalui oleh keluarga untuk memainkan
dibelakangnya
peranannya
anak
malah
dalam
pendidikan
ini
membangkang. Ini jelas sikap yang
adalah: mempersiapkan rumah tangga
kontra
dengan segala macam perangsang, ini
produktif,
bahkan
malah
mendekati pada kemunafikan yang
adalah
permainan-permainan
dilarang oleh Tuhan dan orang tua
pengajaran yang bertujuan gambar-
merupakan pemicu pertama.
gambar, buku-buku, dan majalah-
Untuk memperjelas tentang peranan
majalah yang menyebabkan anak-anak
keluarga dalam bidang-bidang ini Mardiya
gemar menelaah kandungan buku-
(2000: 30) telah memberi kiat-kiat khusus
buku
dalam membangun keluarga yang sejahtera
bersedia untuk membaca sebelum ia
sebagai berikut :
belajar membaca dan menulis.
a. Peranan keluarga dalam pendidikan
dan
majalah-majalah
Sesudah anak-anak masuk sekolah
jasmani dan kesehatan bagi anak-
tanggungjawab
anaknya
pendidikan
Keluarga
mempunyai
peranan
dan
luas.Sekarang
keluarga
dalam
intelektual
bertambah
menjadi
kewajiban
penting untuk menolong pertumbuhan
keluarga dalam bidang ini adalah
anak-anaknya dari segi jasmani, baik
menyiapkan suasana yang sesuai dan
aspek perkembangan ataupun aspek
menggalakkan
untuk
belajar,
perfungsian. Begitu juga dalam hal
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
377
mengulangi pelajaran, mengerjakan
kesediaan spiritual yang bersifat naluri
tugas.
yang ada pada kanak-kanak melalui
c. Peranan keluarga dalam pendidikan
bimbingan agama yang sehat dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama dan
psikologikal dan emosi
Di antara bidang-bidang di mana
upacara-upacaranya.
Begitu
juga
keluarga dapat memainkan peranan
membekalkan
penting
pendidikan
pengetahuan agamadan kebudayaan
psikologikal dan emosional. Melalui
Islam yang sesuai dengan umurnya
pendidikan
dalam bidang-bidang akidah, ibadat,
adalah
itu
keluarga
dapat
menolong anak-anaknya dan anggota-
anak-anak
dengan
muamalat, dan sejarah.
untuk
Di antara cara-cara praktis yang
menciptakan pertumbuhan emosi yang
patut digunakan oleh keluarga untuk
sehat, menciptakan kematangan emosi
menanamkan
yang
pada diri anak-anak adalah cara-cara
anggotanya
secara
sesuai
umum
dengan
umurnya,
menciptakan penyesuaian psikologikal
berikut:
yang sehat dengan dirinya sendiri dan
1) Memberi
semangat
tauladan
keagamaan
yang
baik
di
kepada mereka tentang kekuatan
sekelilingnya. Begitu juga dengan
iman kepada Allah dan berpegang
menumbuhkan emosi kemuliaan yang
dengan ajaran-ajaran agama dalam
mulia, seperti cinta kepada orang lain,
bentuknya yang sempurna dalam
mengasihani
orang
waktu tertentu
teraniaya,
menyayangi
dengan
orang-orang
mengasihani
orang
lain
lemah
fakir
dan
dan
2) Membiasakan mereka menunaikan
miskin,
syiar-syiar agama semenjak kecil
kehidupan emosi yang rukun dengan
sehinggapenunaian
orang-orang lain
kebiasaan yang mendarah daging
dan menghadapi
masalah-masalah psikologikal secara
positif dan dinamis.
d. Peranan keluarga dalam pendidikan
agama bagi anak-anaknya
Pendidikan agama dan spiritual ini
berarti membangkitkan kekuatan dan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
itu
menjadi
3) Menyiapkan Suasana agama dan
spiritual yang sesuai di rumah di
mana mereka berada
4) Membimbing
bacaan-
mereka
bacaan
membaca
agama
yang
berguna dan memikirkan ciptaan378
ciptaan Alloh dan mahluk- mahluk
untuk menjadi bukti kehalusan
Mardiya. Kiat-kiat Khusus Membangun
Keluarga Sejahtera. (Jakarta :
BKKBN Pusat, 2000)
sistem ciptaan itu dan atas wujud
dan
keagungannya.
Mengajak
mereka turut serta dalam aktivitasaktivitas agama, dan lain-lain lagi
cara-cara lain.
Demikian pentingnya peranan orang
tua
dalam
membentuk
karakter
dan
kepribadian seorang anak yang akan menjadi
bekal pada kehidupan pada masa yang akan
datang. Tanggungjawab orang tua menjadi
komplek karena tidak hanya berkaitan
dengan
melainkan
pemenuhan
kebutuhan
tanggungjawab
moral
saja
guna
menjadikan anak sebagai individu yang
berakhlak baik dan mampu menjadi manusia
yang berguna bagi orang lain.
Daftar Pustaka
Agus
Wibowo. Pendidikan Karakter
Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012).
Maurice Balson. Becoming A Better
Paraent.
Diterjemahkan
Arifin.
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993)
Nurul Zuriah. Pendidikan Moral & Budi
Pekerti dalam Prespektif Perubahan.
(Jakarta: Bumi Aksara).
Ratna Megawangi. Membangun SDM
Indonesia Melalui Pendidikan Holistik
Berbasis
Karakter.
http://www.co.id/file/indonesiaberpres
tasi/presentasiratnamegawangi.pdf.mar
et 2011
S.
Rahman Hibana. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. (
Yogyakarta : Penerbit Galah, 2002),
hlm.54-55
Sjarkawi. Pembentukan kepribadian anak.
Jakarta. PT bumi aksara. 2006.
Syamsul Ma’arif, dkk. School Culture di
Madrasah dan Sekolah. (Semarang:
LP2M, 2012)
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter:
Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga
Pendidikan.
(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012).
Akhmad
Muhaimin
Azzet,Urgensi
Pendidikan
Karakter
Indonesia,
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2013)
Gunarwan. 2005. “Tanamkan Nilai Moral
Dalam Keluarga”. Kedaulatan Rakyat
11 Juli 2005.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
379
JAWAB ORANG TUA DALAM MEMBENTUK GENERASI EMAS
Siti Maemunah
(Dosen PG PAUD IKIP Veteran Semarang)
Email : mayrafika47@gmail.com
Abstrak
Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral,
pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan
keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, mewujudkan, dan menebar kebaikan itu
dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Komponen didalamnya adalah olah hati,
olah pikir, olah raga, dan olah karsa yang memberikan pendidikan pada aspek afektif, kognitif
dan psikomotorik. Tujuan dari pendidikan karakter adalah adanya perubahan kualitas siswa
ditinjau dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Adanya peningkatan wawasan, perilaku,
dan keterampilan sehingga dapat menjadi siswa yang berilmu dan berkarakter. Pendidikan
formal adalah suatu wadah yang baik untuk membentuk karakter bangsa melalui pendidikan
karakter. Aplikasinya adalah dengan mengitegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam seluruh
kegiatan di sekolah. Nilai-nilai karakter yang dapat ditanamkan antara lain religius, rajin,
toleran, disiplin, kerja keras, dan sebagainya.
Kata kunci: pendidikan karakter, anak, tanggung jawab
Abstract
Character education is values education, character education, moral education, character
education, which aims to develop the ability of learners to provide good-bad decision,
maintaining what is good, embody, and to spread kindness in everyday life with a vengeance.
Though its components are the heart, though the thought, sport, and if the intention is to give
education to affective, cognitive and psychomotor. The goal of character education is a change in
the quality of students in terms of affective, cognitive and psychomotor. An increase in
knowledge, attitudes, and skills so that students can become knowledgeable and character.
Formal education is a good container to form a national character through character education.
Its application is to integrate character values into all activities at the school. Character values
that can be instilled among others religious, industrious, tolerant, discipline, hard work, and so
on.
Keywords: character education, children, responsibilities
Di Indonesia pelaksanaan pendidikan
menjadi motivasi pokok pengarusutamaan
dirasakan
(mainstreaming) implementasi pendidikan
mendesak. Gambaran situasi masyarakat
karakter di Indonesia. Dirasakan sangat amat
bahkan situasi dunia pendidikan di Indonesia
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
perlu pengembangannya bila mengingat
368
karakter
saat
ini
memang
makin meningkatnya tawuran antar pelajar
bangsa dan motivasi cinta terhadap budaya
serta
bangsa.
bentuk-bentuk
lainnya
terutama
kanakalan
di
kota-kota
remaja
besar,
Amat
langka
koran
yang
mempublikasikan event budaya satu-satunya
pemerasan atau kekerasan, kecenderungan
TV
dominasi senior terhadap yunior, fenomena
menggelar tontonan wayang kulit pada akhir
suporter bonek, penggunaan narkoba dan
pekan sekarang pun sudah tidak lagi
lain-lain.
Bahkan
memprihatinkan,
swasta
nasional
yang
dulu
setia
yang
paling
tontonan budaya saat ini hanya bisa di lihat
keinginan
untuk
di TVRI dan pada segelintir TV regional
membangun sifat jujur terhadap anak-anak
yang sepi peminat.
Kondisi bangsa seperti itu, yang
melalui kantin kejujuran di jumlah sekolah,
banyak yang gagal, banyak usaha kantin
mengabaikan
kejujuran yamg bangkrut karena belum
karakter sehingga berdampak multidimensi.
bangkitnya sikap jujur pada anak-anak.
Dampak multidimensi itu mengakibatkan
Sementara itu Badan Narkotika Nasional
indeks pembangunan manusia (IPM), IPM
menyatakan ada 3,6 juta pecandu narkoba di
Indonesia akhir-akhir ini selalu berputar
Indonesia (tempo interaktif, 27/8/2009).
disekitar 110 dan terendah di antara negara-
Disiplin dan tertib berlalu lintas,
pentingnya
pendidikan
negara pendiri ASEAN. Jika IPM tidak naik
budaya antre, budaya baca baca, sampai
maka
budaya hidup bersih dan sehat, keinginan
Indonesia juga tidak turun. Jika pada tahun
menghargai lingkungan masih jauh di bawah
2009 lalu indeksnya 2,8 pada tahun 2010
standar. Di kota-kota besar lampu merah
yang di umumkan tahun 2011, indeksnya
tidak lagi berfungsi. Jika tidak ada petugas
juga tetap 2,8. IPK 0 (nol) artinya negara
menyerobot lampu merah adalah kejadian
super korup, jika nilanya 10 bebas dari
sehari-hari. Kebanggaan kita terhadap jati
korupsi. Peringkat pada tahun 2010 adalah
diri dan kekayaan budaya sendiri juga masih
110 sepenuh hati. Untuk mengatasi masalah
rendah. Sebagai bangsa, agaknya kita masih
moralitas ini maka pendidikan karakter
saja mengidap inveriority complex nasional,
menjadi sangat urgens. Sebab pendikan
terbukti masih masih suka melahap tanpa
karakter
seleksi segala produk dan budaya asing.
learners pada diri anak. Sedangkan menurut
Parahnya, media massa juga lupa akan
Ratna Megawangi bertujuan membentuk
kewajibannya untuk ikut mencerdaskan
manusia
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
indeks
persepsi
bertujuan
holistik
korupsi
membentuk
yang
(Ipk)
lifelong
berkarakter;
369
mengembangkan berbagai aspek dan potensi
terhadap anak-anak mereka sejak usia dini,
yang dimiliki anak. Baik aspek fisik, emosi,
tentu
social, kreativitas, spiritual dan intelektual
keberhasilan dan kesuksesan anak-anak
anak secara optimal (lihat megawangi,
mereka dikemudian hari.
Memang untuk merealisasikan tujuan
sangat
berpengaruh
bagi
Tapi sayang keluarga yang secara
http://www.co.id/file/indonesiaberprestasi/pr
esentasiratnamegawangi.pdf.maret 2011).
saja
tradisional merupakan guru pertama dari
setiap anak, sekarang ini mulai kehilangan
pendidikan karakter tersebut dibutuhkan
fungsinya.
gerakan school culture, meminjam ungkapan
kokosongan (vacuum) moral di dalam
Syamsul
perkembangan hidup anak (Zuriah, 2008:
Ma’arif
(2012).
Maksudnya
Telah
terjadi
semacam
sekolah dan lembaga pendidikan tidak
10).
terjebak pada rutinitas persekolahan saja.
kurang memperhatikan dan mengarahkan
Melainkan menjadi proses pembelajaran
anaknya,
yang positif dalam membangun budaya yang
kepentingannya
baik bagi anak. Gerakan pembudayaan
dengan kewajibannya sebagai orang tua
melalui pendidika karakter ini agar lebih
yang sangat di butuhkan oleh seorang anak.
efektif, perlu melibatkan seluruh pihak. Jadi
Keutuhan orang tua juga merupakan salah
tidak hanya siswa saja, melainkan juga para
satunya
guru, kepala sekolah, dan tenaga non
seorang anak, karena itu akan membuat
pendidik. Selain itu, disebabkan pendidikan
seorang anak merasa mendapat perhatian
itu bukan hanya ada di sekolah saja tetapi
dan kasih sayang dari orang tuanya, terapi
pendidikan itu bisa dengan membimbing dan
tidak menutup kemungkinan bagi seorang
mengarahkan anak kepada norma-norma
anak yang tidak memiliki orang tua yang
agama dan adab sopan santun dalam
utuh masih bisa mendapatkan pendidikan
kehidupannya nanti di masyarakat.
dari orang tuanya, itu semua tergantung dari
Maka
perlu juga keterlibatan masyarakat dan orang
Banyak sekali para orang tua yang
justru
untuk
mereka
sendiri
sibuk
dengan
sehingga
mendukung
lupa
pendidikan
masing-masing individunya.
tua dalam mendidik anak. Sebab disadari
Oleh sebab itu makalah ini berusaha
atau tidak mereka mempunyai pengaruh
kembali menekankan urgensi pendidikan
yang sangat penting bagi masa depan anak-
karakter bagi anak dan melihat peran
anaknya. Dengan bimbingan dan pengarahan
penting keluarga/orang tua dalam usaha
yang baik dari orang tua dan masyarakat
mempersiapkan generasi
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
emas;
sebagai
370
sosok generasi yang bermutu, berkualitas,
Hakikat
dan berakhlakul karimah. Untuk usaha ini,
Urgensinya Bagi Indonesia
pendidikan
karakter
dan
orang tua dungguh memegang peranan
Berbicara soal karakter, maka perlu
penting sekali dalam pendidikan ahlak untuk
disimak apa yang ada dalam UU Nomer 20
anak-anak. Sebab orang tua merupakan
tahun 2003 tentang sistem pendidikan
institusi yang mula-mula sekali berinteraksi
nasional pada pasal 3, yang menyebutkan :
dengan anak-anak. Keluarga merupakan
“pendidikan
pendidik utama bagi anak-anaknya, hal ini
mengembangkan
sebagaimana terdapat dalam riwayat dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa
hadits yang berhubungan dengan hal ini, kita
yang
temukan adanya hubungan-hubungan bahwa
mencerdaskan
pendidikan anak merupakan bagian dari hak
dalam UU ini secara jelas ada kata “
anak-anak dalam riwayat, Rosulullah saw
karakter “, kendati tidak ada penjelasan lebih
mengatakan: “hal anak atas ayahnya adalah
lanjut tentang apa yang dimaksudkan dengan
ayahnya
karakter, sehingga menimbulkan berbagai
mengajarinya
Alqur’an
dan
memanah dan hendaknya tidak memberi
makan kecuali dari yang halal” (Hibana,
2002: 54-55).
Hadist
berfungsi
kemampuan
bermartabat
dan
dalam
kehidupan
rangka
bangsa,......”
tafsir tentang maksud dari kata tersebut.
Ada
banyak
pendapat
tentang
mengajarkan
pengertian karakter. Dari beberapa tokoh
kepada kita bahwa secara otomatis orang
dan dapat disimpulkan bahwa karakter
tuanya sendiri yang akan bisa memberi
adalah seperangkat nilai yang telah menjadi
pengaruh dengan segala tingkah lakunya,
kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap
apakah baik/buruk. Maka haruslah keluarga
dalam diri seseoarang, misalnya kerja keras,
menganggap
tentang
pantang menyerah,jujur, sederhana dan lain-
persoalan pendidikan karakter yang baik ini.
lain. Dengan karakter itulah kualitas seorang
Sehingga para orang tua harus
pribadi diukur. Sedangkan tujuan pendidikan
penting
ini
nasional
tentang
mengajar
pada anak-anak mereka ahlak yang mulia
karakter
sebagaimana yang diajarkan Islam seperti
esensial si subjek dengan perilaku dan sikap
kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kesabaran,
atau nilai hidup yang dimilikinya. Jadi,
kasih sayang, cinta kebaikan, pemurah,
pendidikan karakter dapat dilakukan dengan
berani dan lain sebagainya.
pendidikan nilai pada diri seseorang.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
adalah
terwujudnya
kesatuan
371
Sementara
Daniel Goleman yang terkenal dengan
bukunya
Multiple
Emosional
Intelligence,
Intelligence
Menurut
Suyanto,
dan
setidaknya terdapat sembilan pilar karakter
(1999),
yang berasal dari nilai-nilai luhur universal
menyebutkan bahwa pendidikan karakter
dan
merupakan pendidikan nilai, yang mencakup
Indonesia ini, yaitu: 1) Cinta tuhan dan
9 nilai dasar yang saling terkait yatitu:
segenap ciptaan-Nya. 2). Kemandirian dan
tanggung jawab, rasa hormat, keadilan
tanggungjawab. 3). Kejujuran atau amanah.
keberanian,kejujuran,rasa
4). Hormat dan santun. 5). Dermawan, suka
kebangsan,
sangat
penting
direalisasikan
di
menolong, dan kerjasama. 6). Perrcaya diri
disiplin diri, peduli, ketekunan.
berhasil
dan pekerja keras. 7). Kepemimpinan dan
menginternalisasikan kesembilan nilai dasar
keadilan. 8). Baik dan rendah hati. 9).
tersebut dalam diri peserta didik, maka
Toleransi, kedamaian, dan kesatuan (Azzet,
dalam pandangan Daniel Golemen akan
2013: 29). Sebagaimana pilar karakter yang
terbentuk seoarang pribadi yang berkarakter,
pertama, yakni cinta tuhan dan segenap
pribadi yang berwatak. Lebih lanjut dia
ciptaan-Nya. Pilar ini adalah yang paling
mengatakan bahwa pendidikan nilai harus
penting dalam kehidupan manusia. Apabila
dari rumah, dikembangan dilembaga sekolah
seseorang
dan diterapkan secara nyata dimasyarakat.
kehidupan akan penuh dengan kebaikan.
Dalam pandangnya pendidikan nilai atau
Apalagi, cinta kepada tuhan ini juga
karakter amat penting sebab menurut hasil
disempurnakan dengan mencintai ciptaan-
penelitiannya,
sukses
Nya. Ciptaan tuhan adalah seluruh alam
hidup seseorang itu 80% ditentukan oleh
semasta dan isinya. Dengan demikian,
karakternya
emosional,
mencintai ciptaan-Nya berarti mencintai
kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual)
sesama manusia, hewan, tumbuhan, atau
dan hanya 20% ditentukan kecerdasan
seluruh alam ini. Orang yang mempunyai
intelektualnya.
karakter demikian akan berusaha berprilaku
Jika
indonesia
pendidikan
nilai
keberhasilan atau
(
kecerdasan
Sementara
nilai-nilai
yang
bagi
akan
bangsa
dapat
memberi karakter khas indonesia, tidak lain
adalah nilai-nilai pancasila yaitu nilai-nilai :
religiusitas,
humanitas,
nasionalitas,
demokratis dan berkeadilan sosial.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
penuh
bisa
cinta
mencintai
dan
tuhannya,
kebaikan.
Bila
demikianadanya, betapa indahnya hidup ini.
Kesembilan
pilar
karakter
sebagaimana di atas hendaknya diajarkan
secara sistematis dalam model pendidikan
372
yang holistik. Apabila kesembilan karakter
kekeluragaan
tersebut benar-benar dipahami, dirasakan,
mengembangkan sifat persahabatan, cinta
kebaikan dan perlunya dalam kehidupan,
kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama,
dan diwujudkan dalam prilaku sehari-hari,
disiplin, tingkah laku yang baik, serta
inilah sesungguhnya pendidikan karakter
pengakuan akan kewibawaan (Gunarwan.
yang
2005:
diharapkan
mengatasi
dan
berbagai
diyakini
persoalan
dapat
bangsa
membantu
45-46).
anak
Keluarga
merupakan
lingkungan sekaligus sarana pendidikan
non-formal yang paling dekat dengan anak.
Indonesia sekarang ini.
Bahkan lebih penting lagi adalah
Kontribusinya
menurut
Agus
Wibowo
Kesmbilan pilar karakter tersebut tersebut
(2012: 105) sangat besar. Sebab anak-anak
hendaknya
pendidikan
mengikuti pendidikan di sekolah hanya
karakter sejak usia kanak-kanak atau yang
sekitar 7 persen jam per hari, atau kurang 30
biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia
persen. Selebihnya 70 persen, anak-anak
emas. Betapa penting masa kanak-kanak
berada dalam keluarga dan lingkungan
tersebut untuk membangun pilar karakter
sekitarnya.
menjadi
dasar
yang baik bagi anak. Setelah pada masa usia
Sementara itu yang berkenaan dengan
emas, peningkatan 30% berikutnya terjadi
keluarga menyediakan situasi belajar, dapat
pada usaia 8 tahun, sedangkan yang
dilihat bahwa bayi dan anak-anak sangat
20%sisanya pada pertengahan atau akhir
bergantung kepada orang tua, baik karena
dasawarsa kedua. Oleh karena itu, keluarga
keadaan jasmaniahnya maupun kemampuan
dan sekolah mempunyai tanggung jawab
intelektual, sosial, dan moral. Bayi dan anak
yang besar untuk memperhatikan masa
belajar menerima dan meniru apa yang
kanak-kanak sebagai usia yang sangat
diajarkan
penting
dalam
oleh
orang
tua.
Sumbangan
menanamkan
nilai-nilai,
keluarga bagi pendidikan anak adalah
kesadaran,
dan
sebagai berikut: Cara orang tua melatih
membangun
mengembangkan kecerdasannya.
anak untuk menguasai cara-cara mengurus
diri
Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua
Di lihat dari segi pendidikan, keluarga
dan
sikap
orang
tua
sangat
mempengaruhi perkembangan anaknya. Ini
artinya
keluarga
merupakan
basis
kesatuan hidup dan
pendidikan karakter. Maka bisa dikatakan
keluraga menyediakan situasi belajar. Ikatan
krisis karakter yang terjadi di Indonesia ini
merupakan satuan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
373
sebetulnya dapat dilihat sebagai salah satu
Konstalasi keluarga, metode latihan,
cerminan gagalnya pendidikan di keluarga.
dan busana keluarga yang diciptakan oleh
Zubaedi (2012: 144) menjelaskan bahwa,
orang tua, berorientasi untuk menghasilkan
keluarga merupakan komunitas pertama di
suatu gaya hidup yang unik dalam diri anak.
mana manusia, sejak usia dini, belajar
Tetapi perlu disadari selama ini, metode dan
konsep baik dan buruk, pantas dan tidak
strategi yang dominan digunakan oleh orang
pantas, benar dan salah. Dari kelurgalah
tua adalah lebih pada pemberian hadiah dan
seorang anak itu belajar tentang tata nilai
hukuman pada anak. Padahal menurut
yang diyakini kebenaranya dan membentuk
Maurice Balson (1987: 105), metode hadiah
karakternya. Di sinilah mereka belajar arti
dan hukuman merupakan produk dari sistem
cinta dan kasih saying yang sejati (school of
otoriter yang memperkokoh kedudukan
love).
superioritas tradisional segolongan orang
Keluarga harus ikut terlibat dan aktif
terhadap golongan lain. Menurutnya strategi
membantu anak dalam mengemmbangkan
ini perlu diganti dengan pendekatan lain
nilai-nilai kebaikan. Keluarga juga perlu
yang lebih menekankan pada pengendalian
mengerti apa yang sudah diberikan di
dari dalam dan meberi rasa tanggung jawab
sekolah pada anak-anak mereka. Misal di
pribadi pada anak.
sekolah diajarkan nilai kemandirian, di
rumah
orang
memberikan
tua
perlu
peluang agar
melatih
anak
dan
dapat
Terdapat beberapa peran orang tua
bagi pendidikan karakter anak:
a. Memberi percontohan
Orang tua perlu mengajarkan
mencoba lebih mandiri; tidak sebaliknya
malah di
rumah selalu dicekoki dan
dan
sekaligus
memberikan
dininabobokkan (Zuriah, 2007: 171). Pola
percontohan kepada anak karakter-
asuh atau parenting style adalah salah satu
karakter
faktor yang secara signifikan membentuk
tentang pendisiplinan, disiplin yang
karakter anak. Peraranannya tidak bisa
berasal dari bahasa latin discere yang
digantikan
berarti belajar. Dari kata ini timbul
oleh
lembaga
pendidikan
yang
positif.
Semisal
manapun. Peranannya sangat diperlukan
kata
untuk membangun community of learner
pengajaran
tentang pendidikan anak (Wibowo, 2012:
sekarang kata disiplin mengalami
106).
perkembangan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
disciplina
atau
yang
pelatihan.
makna
berarti
Dan
dalam
374
Pertama,
Sejak malam hari mulai dari shalat
disiplin diartikan sebagai kepatuhan
tarawih, sahur, dan tadarus Al-
terhadap peratuaran atau tunduk pada
Qur’an,
pengawasan,
pengendalian.
kecermatan waktu, yang jika saja
Kedua disiplin sebagai latihan yang
kita tidak disiplin, bisa-bisa semuai
bertujuan
itu akan terbengkalai. Belum lagi
beberapa
pengertian.
dan
untuk
mengembangkan
semuanya
kita
memerlukan
potensi diri agar dapat berperilaku
ketika
menunggu
tertib (Sjarkawi, 2006: 114). Orang
berbuka dengan pola makan yang
tua perlu menyadari bahwa disiplin
teratur agar tidak terlalu kenyang
pada anak adalah pendidik karakter
sehingga shalat Magrib pun bia
yang bertujuan untuk membuat anak
dilaksanakan dengan khidmat.
Sedemikian
mempunyai sifat patuh terhadap
segala sesuatu yang sudah diatur
pembelajaran
ataupun
perkembangan
sudah
ditentukan.
saat-saat
pentingkah
disiplin
anak?
bagi
Bagaimana
Kedisipinan pada anak mempunyai
cara orang tua melatih anaknya untuk
sikap
dalam
bertindak disiplin pada saat-saat
mematuhi semua aturan dan norma
tertentu? Sehingga, dari latihan dan
yang
pembelajaran itu kita harapkan sang
penuh
ada
kerelaan
dalam
menjalankan
dari
anak bisa melaksanakan kedisiplinan
tanggung jawabnya terhadap apa
secara intens, yang hasilnya akan
yang telah ditentukan.
bisa membekas dan meniingkat terus
tugasnya
sebagai
bentuk
Bagaimana
Kiat
sampai anak mencapai kedewasaan.
Disiplin
Mendongkrak Disiplin Anak? Islam
bisa
mengandung berbagai ajaran baik
kewajiban
ritual ataupun non ritual yang amat
memahami peraturansehingga ia pun
memerlukan kedisiplinan, sebab dari
mengerti kapan saat yang tepat untuk
situ bangunan jiwa akan membentuk
melaksanakan peraturan, dan kapan
keteraturannya. Sebagai misal adalah
pula
ketika
Sedangkan peraturan itu sendiri ada
kita
Ramadhan
memasuki
yang
amat
bulan
potensial
untuk membentuk jiwa yang disiplin.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
dalam
Kondisi
pada
membentuk
harus
anak
untuk
mengesampingkan.
keseharian
hidup
kejiwaaannya
anak.
memang
375
masih butuh untuk diatur sehingga
disiplin itu disosialisasikan kepada
seorang anak akan merasa tentram
sang anak, dilaksanakan terlebih
bila hidup teratur. Sebagai contoh
dahulu
adalah peraturan tentang makan,
lingkunganya.
sholat, puasa, masuk sekolah, sampai
mudah
waktu brmainnya.
tersebut bila ada penghargaan atau
Melatih dan mendidik anak
dalam
keteraturan
keseharianya
akan
hidup
memunculkan
orang
tuanya
Anak
juga
menerapkan
hukuman
yang
halangan
jelas.
yang
ditemukan
serta
peraturan
Ironisnya,
paling
dalam
akan
sering
meningkatkan
watak disiplin. Melatih anak untuk
disiplin anak adalah pada lemahnya
menaati peraturan akan sama halnya
penerapan
dengan
untuk
hambatan itu pada lazimnya justru
bersikap disiplin. Misalnya, bila
datang dari orang tua. Kurangnya
seseorang
anak
dengan
kesabaran, konsistensi, dan kasih
peraturan
jam
misalnya
sayang dalam mendidik anak adalah
kapan pula harus membaca Al-
beberapa hal yang sering luput
Qur’an?
harus
dicermati orang tua dalam mendidik
membersihkan lingkungan sekitar
anak dan membuyarkan penerapan
rumah? Kapan harus latihan mencuci
disiplin
pakaian? Jam berapa harus pergi ke
merupakan cermin yang paling jelas
sekolah dan mengaji? Dan kapan
bagi
harus bermain untuk relaksasi atau
sehingga tidak salah bila Rasulillah
terbiasa dan terlatih pada diri anak
menggambarkan bahwa anak terlahir
untuk menaati peraturan yang ada.
dalam kondisi fitrah (Islam), orang
Inilah
disiplin.
tuanyalah, yang dalam hal ini adalah
Sehingga tidak ada lagi waktu yang
milieu (lingkungan) pertama, yang
tersia-sia dengan tanpa manfaat, baik
akan membentuknya beragama atau
untuk menggapai kebahagiaan di
berakhlak
dunia ataupun diakhirat.
Majusi.
melatih
terbiasa
belajar,
Hari
yang
Akan
berhasil
mereka
apa
dinamakan
lebih
secara
efektif
dan
maksimal
jika
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
peraturan.
pada
anak.
kehidupan
Sayangnya,
Orang
seorang
Yahudi,
Nasrani
tua
anak,
atau
Malah yang sering terjadi
adalahsalah
kaprah,
menganggap
376
bahwa disiplin itu identik dengan
memperoleh
kekerasan. Padahal, disiplin yang
konsep,
benar itu diterapkan dengan penuh
kebiasaan-kebiasaan,
dan
sikap
kesadaran dan kasih sayang. Sangat
terhadap
yang
harus
tidak dianjurkan dalam mendidik
dipunyai untuk mencapai kesehatan
kedisiplinan pada anak itu diterapkan
jasmani yang sesuai dengan umur,
dengan
menurut kematangan, dan pengamatan
emosi,
kekerasan,
maka
amarah,
akan
dan
muncul
bukanlah disiplin yang baik, namun
disiplin yang terpaksa. Di depan
pengetahuan,
konsep-
ketrampilan-ketrampilan,
kesehatan
mereka.
b. Peranan keluarga dalam pendidikan
akal (Intelektual) kanak-kanak.
orang tua, sangat mungkin anak
Di antara cara-cara yang dapat
tampak mematuhi peraturan, namun
dilalui oleh keluarga untuk memainkan
dibelakangnya
peranannya
anak
malah
dalam
pendidikan
ini
membangkang. Ini jelas sikap yang
adalah: mempersiapkan rumah tangga
kontra
dengan segala macam perangsang, ini
produktif,
bahkan
malah
mendekati pada kemunafikan yang
adalah
permainan-permainan
dilarang oleh Tuhan dan orang tua
pengajaran yang bertujuan gambar-
merupakan pemicu pertama.
gambar, buku-buku, dan majalah-
Untuk memperjelas tentang peranan
majalah yang menyebabkan anak-anak
keluarga dalam bidang-bidang ini Mardiya
gemar menelaah kandungan buku-
(2000: 30) telah memberi kiat-kiat khusus
buku
dalam membangun keluarga yang sejahtera
bersedia untuk membaca sebelum ia
sebagai berikut :
belajar membaca dan menulis.
a. Peranan keluarga dalam pendidikan
dan
majalah-majalah
Sesudah anak-anak masuk sekolah
jasmani dan kesehatan bagi anak-
tanggungjawab
anaknya
pendidikan
Keluarga
mempunyai
peranan
dan
luas.Sekarang
keluarga
dalam
intelektual
bertambah
menjadi
kewajiban
penting untuk menolong pertumbuhan
keluarga dalam bidang ini adalah
anak-anaknya dari segi jasmani, baik
menyiapkan suasana yang sesuai dan
aspek perkembangan ataupun aspek
menggalakkan
untuk
belajar,
perfungsian. Begitu juga dalam hal
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
377
mengulangi pelajaran, mengerjakan
kesediaan spiritual yang bersifat naluri
tugas.
yang ada pada kanak-kanak melalui
c. Peranan keluarga dalam pendidikan
bimbingan agama yang sehat dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama dan
psikologikal dan emosi
Di antara bidang-bidang di mana
upacara-upacaranya.
Begitu
juga
keluarga dapat memainkan peranan
membekalkan
penting
pendidikan
pengetahuan agamadan kebudayaan
psikologikal dan emosional. Melalui
Islam yang sesuai dengan umurnya
pendidikan
dalam bidang-bidang akidah, ibadat,
adalah
itu
keluarga
dapat
menolong anak-anaknya dan anggota-
anak-anak
dengan
muamalat, dan sejarah.
untuk
Di antara cara-cara praktis yang
menciptakan pertumbuhan emosi yang
patut digunakan oleh keluarga untuk
sehat, menciptakan kematangan emosi
menanamkan
yang
pada diri anak-anak adalah cara-cara
anggotanya
secara
sesuai
umum
dengan
umurnya,
menciptakan penyesuaian psikologikal
berikut:
yang sehat dengan dirinya sendiri dan
1) Memberi
semangat
tauladan
keagamaan
yang
baik
di
kepada mereka tentang kekuatan
sekelilingnya. Begitu juga dengan
iman kepada Allah dan berpegang
menumbuhkan emosi kemuliaan yang
dengan ajaran-ajaran agama dalam
mulia, seperti cinta kepada orang lain,
bentuknya yang sempurna dalam
mengasihani
orang
waktu tertentu
teraniaya,
menyayangi
dengan
orang-orang
mengasihani
orang
lain
lemah
fakir
dan
dan
2) Membiasakan mereka menunaikan
miskin,
syiar-syiar agama semenjak kecil
kehidupan emosi yang rukun dengan
sehinggapenunaian
orang-orang lain
kebiasaan yang mendarah daging
dan menghadapi
masalah-masalah psikologikal secara
positif dan dinamis.
d. Peranan keluarga dalam pendidikan
agama bagi anak-anaknya
Pendidikan agama dan spiritual ini
berarti membangkitkan kekuatan dan
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
itu
menjadi
3) Menyiapkan Suasana agama dan
spiritual yang sesuai di rumah di
mana mereka berada
4) Membimbing
bacaan-
mereka
bacaan
membaca
agama
yang
berguna dan memikirkan ciptaan378
ciptaan Alloh dan mahluk- mahluk
untuk menjadi bukti kehalusan
Mardiya. Kiat-kiat Khusus Membangun
Keluarga Sejahtera. (Jakarta :
BKKBN Pusat, 2000)
sistem ciptaan itu dan atas wujud
dan
keagungannya.
Mengajak
mereka turut serta dalam aktivitasaktivitas agama, dan lain-lain lagi
cara-cara lain.
Demikian pentingnya peranan orang
tua
dalam
membentuk
karakter
dan
kepribadian seorang anak yang akan menjadi
bekal pada kehidupan pada masa yang akan
datang. Tanggungjawab orang tua menjadi
komplek karena tidak hanya berkaitan
dengan
melainkan
pemenuhan
kebutuhan
tanggungjawab
moral
saja
guna
menjadikan anak sebagai individu yang
berakhlak baik dan mampu menjadi manusia
yang berguna bagi orang lain.
Daftar Pustaka
Agus
Wibowo. Pendidikan Karakter
Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban. (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2012).
Maurice Balson. Becoming A Better
Paraent.
Diterjemahkan
Arifin.
(Jakarta: Bumi Aksara, 1993)
Nurul Zuriah. Pendidikan Moral & Budi
Pekerti dalam Prespektif Perubahan.
(Jakarta: Bumi Aksara).
Ratna Megawangi. Membangun SDM
Indonesia Melalui Pendidikan Holistik
Berbasis
Karakter.
http://www.co.id/file/indonesiaberpres
tasi/presentasiratnamegawangi.pdf.mar
et 2011
S.
Rahman Hibana. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. (
Yogyakarta : Penerbit Galah, 2002),
hlm.54-55
Sjarkawi. Pembentukan kepribadian anak.
Jakarta. PT bumi aksara. 2006.
Syamsul Ma’arif, dkk. School Culture di
Madrasah dan Sekolah. (Semarang:
LP2M, 2012)
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter:
Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga
Pendidikan.
(Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2012).
Akhmad
Muhaimin
Azzet,Urgensi
Pendidikan
Karakter
Indonesia,
(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2013)
Gunarwan. 2005. “Tanamkan Nilai Moral
Dalam Keluarga”. Kedaulatan Rakyat
11 Juli 2005.
Volume XXVIII No.2 Februari Tahun 2016
379