RASIO RISIKO OSTEOPOROSIS MENURUT INDEKS MASSA TUBUH, PARITAS, DAN KONSUMSI KAFEIN

RASIO RISIKO OSTEOPOROSIS MENURUT INDEKS MASSA TUBUH,
PARITAS, DAN KONSUMSI KAFEIN
Risk Ratio of Osteoporosis According to Body Mass Index, Parity, and Caffein Consumption
Elsa Adlina Limbong1, Fariani Syahrul2
1FKM UA, adlinaelsa@gmail.com
2Departemen Epidemiologi FKM UA, fariani_syahrul@yahoo.com
Alamat Korespondensi: Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
ABSTRAK
Jumlah kasus osteoporosis cenderung mengalami peningkatan di Indonesia. Jawa Timur merupakan satu dari lima propinsi
dengan risiko osteoporosis tertinggi di Indonesia. Penelitian bertujuan menganalisis perbandingan risiko osteoporosis
menurut IMT, paritas, dan konsumsi kafein. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain
kasus kontrol. Sampel kasus adalah wanita penderita osteoporosis berdomisili di Surabaya serta melakukan pemeriksaan
osteoporosis di RSUD Dr. Soewandhie Surabaya tahun 2013–2014. Sampel kontrol adalah wanita bukan penderita
osteoporosis berdomisili di Surabaya serta melakukan pemeriksaan osteoporosis di RSUD Dr. Soewandhie Surabaya tahun
2013–2014. Responden terdiri dari 45 kasus dan 45 kontrol diperoleh menggunakan metode simple random sampling.
Data diperoleh melalui data primer dan sekunder. Variabel bebas adalah indeks massa tubuh, paritas, dan konsumsi kafein.
Analisis dilakukan menggunakan perhitungan OR pada Epi info dengan tingkat kemaknaan 95% CI. Besar risiko tiap
variabel adalah IMT (OR = 2,99; 95% CI = 1,16 < OR < 7,74), paritas (OR = 2,72; 95% CI = 1,07 < OR < 7,01), dan
konsumsi kafein (OR = 2,41; 95% CI = 0,91 < OR < 6,42). Kesimpulan adalah wanita yang memiliki IMT < 18,5 berisiko
terkena osteoporosis 2,99 kali lebih besar dibandingkan wanita yang memiliki IMT ≥ 18,5. Wanita yang memiliki paritas

≥ 3 kali berisiko terkena osteoporosis 2,72 kali lebih besar dibandingkan wanita memiliki paritas < 3 kali. Wanita yang
mengonsumsi kafein ≥ 2 gelas/hari berisiko terkena osteoporosis 2,41 kali lebih besar dibandingkan wanita mengonsumsi
kafein < 2 gelas/hari tetapi tidak signifikan. Peneliti menyarankan agar wanita memiliki IMT normal dan membatasi jumlah
kelahiran untuk mencegah terjadinya osteoporosis.
Kata kunci: risiko, osteoporosis, IMT, paritas, kafein
ABSTRACT
The number of osteoporosis tends to increase in Indonesia. East Java is one of five provinces with the highest risk of
osteoporosis in Indonesia. This study aims to analyze risk ratio of osteoporosis for women according to BMI, parity, and
caffeine consumption. Research used observational analytic with case control design. Sample case came from women with
osteoporosis who reside in surabaya and did the checkup at Dr. Soewandhie Surabaya Hospital at 2013–2014. Control
sample came from non osteoporosis women who reside in surabaya and did the checkup at Dr. Soewandhie Surabaya
Hospital at 2013–2014. Respondents consisted of 45 cases and 45 controls were obtained using simple random sampling
method. Data was obtained from primary and secondary data. The independent variables were body mass index, parity
and caffeine consumption. Analysis was done by using OR calculation on Epi Info with significance level 95% CI. The
risk ratio of each variable include BMI (OR = 2,99; 95% CI = 1,16 < OR < 7,74), parity (OR = 2,72; 95% CI = 1,07 <
OR < 7,01), and caffeine consumption (OR =2,41;95% CI = 0,91 < OR < 6,42. The conclusion are women who had BMI