PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN KECUKUPAN ANGGARAN DAN JOB-RELEVANT INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)

 

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA MANAJERIAL
DENGAN KECUKUPAN ANGGARAN DAN JOB-RELEVANT
INFORMATION SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Eko Budi Santoso
Tommi Adrian Hartanto
Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5 - 25, Yogyakarta, 55224

ABSTRACT
The aims of this study is to examine the budgetary participation and performance relationship
in public sector organization. This research also attempts to examine whether budget
adequacy and job-relevant information mediate the budgetary participation and performance
relationship.Questionnaires data is collected using mail survey method. From 53
questionnaires were given to chief leveled as managers in Duta Wacana Christian University,
questionnaires with complete answer were 50 questionnaires (94, 33%). A path analysis was
utilized to examine the direct and indirect effects of budgetary participation on managerial
performance.The result of these study shows that the influence of between budget

participation toward managerial performance through job-relevant information is higher
than the direct influence of budget participation toward managerial performance. Budgetary
participation also directly influence budget adequacy and job-relevant information. However,
budgetary participation did not affect managerial performance via the intervening variables
of budget adequacy.
Keywords: budget participation, managerial performance, budget adequacy, hob-relevant
information

PENDAHULUAN
Organisasi nirlaba kini mulai
diperhitungkan masyarakat luas sebagai
suatu instansi yang unggul dan memiliki
profesionalitas karena bertujuan menjembatani kepentingan-kepentingan khalayak
umum. Masyarakat secara luas, dapat
memanfaatkan organisasi nirlaba untuk
ikut berperan serta didalamnya guna
mencapai tujuan yang sama karena
kesamaan nilai-nilai yang dianut.
Walaupun memiliki perbedaan tujuan
antara organisasi laba dan organisasi

nirlaba, organisasi nirlaba juga menuntut

pertanggungjawaban
sama
seperti
organisasi laba sehingga pelayanan publik
dalam aspek ekonomi bisa optimal. Selain
itu, mengetahui kinerja organisasi nirlaba
akan menjadi ukuran dalam memberikan
penilaian dan gambaran publik terhadap
organisasi untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran.
Peningkatan kinerja dapat dilakukan
dengan cara melakukan pembenahan dan
perbaikan terus menerus pada tingkat
kepengurusan
organisasional
guna
mencapai hasil dari strategi yang telah
ditetapkan. Pembenahan dan perbaikan

kinerja perlu dilakukan melalui jenjang
19 

 

JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 

karyawan dan kelembagaan untuk
meningkatkan pelayanan dan mutu yang
diberikan pada masyarakat luas sehingga
benar-benar bisa menjadi wadah yang
berkualitas dan memiliki kredibilitas di
mata publik.Organisasi nirlaba yang
berkembang cukup pesat saat ini adalah
dibidang pendidikan, keagamaan, dan
advokasi.
Organisasi nirlaba pada bidang

pendidikan perlu menjadi perhatian utama
karena melalui bidang pendidikan, setiap
individu dapat dibina dan dikembangkan
sendi-sendi kehidupannya serta suatu
bangsa dapat dibangun.Hal ini menuntut
Institusi
perguruan
tinggi
untuk
meningkatkan mutunya dari banyak aspek.
Mulai dari kurikulum, metode, sumber,
media pembelajaran, dan tentu pengelolaan
yang harus efisien. Pengelolaan keuangan
merupakan salah satu cara merealisasikan
pengambilan keputusan yang tepat dalam
menentukan arah dan tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu organisasi. Proses ini
akan memberikan sarana dan untuk
memantau kinerja organisasi hingga
akhirnya bisa mendapatkan informasi yang

akurat bagi pimpinan. Keuangan organisasi
harus dikelola dengan baik agar semua hak
dan kewajiban organisasi yang dapat
dinilai dengan uang dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin untuk meningkatkan
kinerja dan Mardiasmo (2002) menunjuk
anggaran sebagai alat penilaian kinerja.
Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian
target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran. Kinerja manajer publik dinilai
berdasarkan berapa yang berhasil dicapai
dikaitkan dengan anggaran yang telah
ditetapkan.
Di Indonesia sendiri, penelitian
mengenai hubungan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajerial pada sektor swasta sudah banyak dilakukan diantaranya Hariyanti (2002), Yusfaningrum
(2005) Omposunggu dan Bawono (2006),
Sinaga (2009). Sedangkan penelitian
terkait hubungan partisipasi anggaran dan
20 

 

kinerja manajerial pada sektor publik
(organisasi nirlaba) masih terbatas misalnya penelitian yang dilakukan Sardjito dan
Muthaher (2007), Adrianto (2008), Yunita
(2009), Akhyar (2009). Penelitian mengenai hubungan antara proses penyusunan
anggaran dengan kinerja manajerial merupakan penelitian yang masih banyak
diperdebatkan hasilnya sehingga penelitian-penelitian tersebut menambah faktorfaktor lain yang diduga dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran
dan kinerja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh partisipasi
penyusunan anggaran terhadap kinerja
manajerial yang diterapkan pada organisasi
sektor publik dan untuk melihat seberap
besar pengaruh intervening kecukupan
anggaran dan job-relevant information
terhadap hubungan partisipasi anggaran
dengan kinerja pimpinan Universitas
Kristen Duta Wacana Yogyakarta.
KAJIAN LITERATUR
Organisasi Nirlaba

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis.Menurut
PSAK no. 45 perbedaan utama yang
mendasar terletak pada cara organisasi
memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas
operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para
anggota dan para penyumbang lain yang
tidak mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi tersebut.Sebagai akibat dari
karakteristik tersebut, dalam organisasi
nirlaba timbul transaksi tertentu yang
jarang atau bahkan tidak pernah terjadi
dalam organisasi bisnis, misalnya penerimaan sumbangan.
Kemampuan organisasi nirlaba untuk
terus memberikan pelayanan dalam bidang
barang dan jasa dikomunikasikan melalui
laporan posisi keuangan yang menyedia-

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)


 

kan informasi mengenai aktiva, kewajiban,
aktiva bersih, dan informasi mengenai
hubungan di antara unsur-unsur tersebut.
Laporan ini harus menyajikan secara
terpisah aktiva bersih baik yang terikat
maupun yang tidak terikat penggunaannya.
Pertanggungjawaban manajer mengenai
kemampuannya mengelola sumber daya
organisasi yang diterima dari para
penyumbang disajikan melalui laporan
aktivitas dan laporan arus kas. Laporan
aktivitas harus menyajikan informasi
mengenai perubahan yang terjadi dalam
kelompok aktiva bersih.
Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran
Partisipasi penganggaran adalah
proses yang menggambarkan individuindividu yang terlibat dalam penyusunan
anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran tersebut (Brownell,

1982 dalam Sinaga, 2009). Kennis (1979)
dalam Sinaga (2009) menegaskan bahwa
Partisipasi
adalah
sebagai
tingkat
keikutsertaan manajer dalam menyusun
anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer yang bersangkutan.
Anggaran partisipasi memberikan
dampak positif terhadap prilaku karyawan,
meningkatkan kuantitas dan kualitas
produksi dan meningkatkan kerjasama di
antara para manajer. Meskipun demikian,
bentuk keterlibatan si pelaksana anggaran
di sini dapat bervariasi, tidak sama satu
organisasi dengan yang lain. Siegel dan
Marconi (1989) dalam Akhyar (2009)
menyatakan bahwa tidak ada pandangan
yang seragam mengenai siapa saja yang
harus turut berpartisipasi, seberapa dalam

mereka terlibat dalam pengambilan keputusan dan beberapa masalah menyangkut
partisipasi. Organisasi harus memutuskan
sendiri batasan-batasan mengenai partisipasi yang akan mereka terapkan.

Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan salah
satu faktor yang dapat meningkatkan
efektivitas kinerja organisasional. Menurut
Mahoney et. al. (1963) dalam Akhyar
(2009) yang dimaksud dengan kinerja
manajerial adalah kinerja individu anggota
organisasi
dalam
kegiatan-kegiatan
manajerial, antara lain : perencanaan,
investigasi,
koordinasi,
supervise,
pengaturan
staff,

negosiasi
dan
representasi. Salah satu alat untuk menilai
kinerja manajer adalah anggaran.Dan
partisipasi penyusunan anggaran umumnya
dinilai sebagai pendekatan manajerial yang
dapat meningkatkan kinerja anggota
organisasi.
Kinerja manajerial dalam sektor
swasta merupakan seberapa jauh manajer
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
(Sinaga, 2009). Kinerja berhubungan
dengan seberapa besar kemampuan setiap
level manajemen dalam membangun perusahaan dan meningkatkan produktivitas
serta kinerja perusahaan baik dari segi
kinerja kualitas sumber daya manusia juga
kinerja keuangan.
Sedangkan pengukuran kinerja sektor
publik adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu manajer publik dalam
menilai pencapaian suatu strategi melalui
alat ukur finansial dan non finansial.Sistem
pengukuran kinerja dapat dijadikan
sebagai pengendalian organisasi karena
pengukuran kinerja diperkuat dengan
menetapkan reward and punishment
system. (Sardjito dan Muthaher, 2007)
Kedua pengertian kinerja manajerial,
baik dalam sektor swasta maupun publik
bila diamati memiliki kesamaan yaitu
kinerja manajerial merupakan perilaku
pengelola organisasi yang berhubungan
dengan produksi dan penyampaian jasa.
Pengukuran
kinerja
manajerial
dimaksudkan untuk memberikan gambaran
pelaksanaan setiap aktivitas organisasi
oleh pimpinan dalam mencapai setiap
21 

 

JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 

tujuan yang telah ditetapkan organisasi
atau dengan kata lain menilai prestasi dan
kinerja pimpinan yang terkait.
.
Kecukupan Anggaran
Kecukupan anggaran yaitu tingkatan
dimana seseorang merasa bahwa sumbersumber anggarannya cukup atau memadai
untuk memenuhi syarat-syarat dalam
bidang pekerjaannya, dimana para
bawahan memiliki informasi yang
berpengaruh tentang tingkatan dukungan
anggaran
yang
dikehendaki
untuk
menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang
pekerjaan mereka (Nouri dan Parker, 1998
dalam Hariyanti, 2002). Dan keberhasilan
individu maupun organisasi tergantung
pada keadaan dimana bawahan dapat
menerima dukungan anggaran yang
memadai.
Blumberg dan Pringle (1982) dalam
Hariyanti (2002), menulis bahwa prestasi
seseorang merupakan fungsi dari tiga
dimensi kritis yaitu kemauan, kapasitas
dan kesempatan.Kemauan mengacu pada
motivasi sedangkan kapasitas mengacu
pada tingkat kemampuan, keahlian dan
energy seseorang, dan kesempatan
mengacu pada faktor lingkungan yang
berkaitan
dengan
pekerjaan
yang
memudahkan atau menggangu prestasi,
misalnya
perlengkapan,
persediaan,
tingkatan rekan sekerja, dan kebijaksanaan
organisasi. Sedangkan Peter et. al. (1980)
dalam Hariyanti, (2002) menggambarkan
bahwa
faktor
situasional
dapat
memudahkan atau menggangu kinerja
manajer, dan faktor situasional tersebut
diidentifikasi sebagai kecukupan anggaran.Yang digambarkan bahwa kecukupan
anggaran
yang
diperlukan
untuk
melakukan pekerjaan adalah sumbersumber keuangan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Konsepsi
kecukupan
anggaran
dibedakan dari konsepsi senjangan
anggaran. Sebagaimana yang ditulis oleh
22 
 

Young (1985) dalam Hariyanti (2002)
bahwa senjangan anggaran terjadi dimana
bawahan dengan sengaja membuat syaratsyarat yang berlebihan ke dalam penetapan
anggaran, dengan kata lain senjangan
anggaran memerlukan dua komponen yaitu
pertama sumber-sumber anggaran yang
berlebihan dan kedua hasil-hasil bias
dalam peramalan anggaran dimiliki.
Sedangkan kecukupan anggaran tidak
memerlukan adanya sumber-sumber yang
berlebihan atau peramalan anggaran yang
penuh dengan bias.
Job-Relevant Information (Informasi
yang Relevan dengan Tugas)
Kren (1992) dalam penelitiannya
tentang job relevant information (JRI)
memahami JRI sebagai informasi yang
memfasilitasi pembuatan keputusan yang
berhubungan dengan tugas. Omposunggu
dan Bawono (2006) menambahkan bahwa
JRI membantu bawahan atau pelaksana
anggaran dalam meningkatkan pilihan
tindakannya melalui informasi usaha yang
berhasil
dengan
baik.Kondisi
ini
memberikan pemahaman yang lebih baik
pada bawahan mengenai alternatif
keputusan dan tindakan yang perlu
dilakukan dalam mencapai tujuan.JRI
dapat meningkatkan kinerja karena
memberikan prediksi yang lebih akurat
mengenai kondisi lingkungan yang
memungkinkan dilakukannya, pemilihan
serangkaian tindakan yang lebih efektif
(Campbell dan Gingrich, 1986 dalam
Kren, 1992).
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Dalam penelitiannya Nouri dan
Parker (1998) dalam Hariyanti (2002)
menemukan
hubungan
positif
dan
signifikan antara partisipasi penyusunan
anggaran dan prestasi kerja baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui
kecukupan anggaran.Hasil penelitiannya

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)

 

juga menunjukkan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran mempunyai hubungan positif dengan kecukupan anggaran,
dan secara tidak langsung mempengaruhi
hubungan partisipasi penyusunan anggaran
dengan prestasi kerja. Dari uraian diatas
dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H1: Partisipasi
dalam
penyusunan
anggaran
berpengaruh
positif
terhadap kecukupan anggaran.
Dalam penelitian Kren (1992)
ditemukan bukti bahwa partisipasi
anggaran tidak berhubungan secara
langsung dengan kinerja manajerial, akan
tetapi melalui job-relevant information.
Partisipasi berhubungan positif dengan
job-relevant information dan dengan
diperolehnya job-relevant information,
kinerja manajerial akan meningkat.
Dengan demikian, hipotesis pengaruh
partisipasi anggaran terhadap job-relevant
information dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H2: Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap jobrelevant information (JRI).
Nouri dan Parker (1998) dalam
Hariyanti (2002) dalam penelitiannya
menunjukkan hasil bahwa kecukupan
anggaran dihubungkan dengan prestasi
kerja mempunyai hubungan positif.
Karyawan dengan dukungan anggaran
yang memadai, rata-rata akan menunjukkan kinerja yang lebih tinggi daripada
karyawan yang tidak memiliki dukungan
anggaran yang memadai. Dimana dengan
kecukupan anggaran maka karyawan akan
dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik, dengan demikian kinerjanya akan
meningkat.
H3: Kecukupan anggaran berpengaruh
positif terhadap kinerja manajerial.
Chong dan Chong (2002) dalam
Yusfaningrum (2005) menemukan bukti
bahwa Job-relevant information dan

kinerja manajerial berhubungan positif dan
signifikan. Hal tersebut berarti bahwa jobrelevant
information
yang
tinggi
berhubungan dengan tingginya kinerja
manajerial, sehingga muncul hipotesis
sebagai berikut :
H4: Job-relevant
information
(JRI)
berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial.
Supriyono (2004) dalam Nurcahyani
(2010) mengungkapkan bahwa di Indonesia, hubungan antara partisipasi anggaran
dengan kinerja manajer mempunyai
hubungan positif secara signifikan.
Manajer yang memiliki partisipasi anggaran yang tinggi akan lebih memahami
tujuan anggaran. Karena kinerja manajer
akan dinilai berdasarkan target anggaran
yang bisa dicapai, manajer akan
bersungguh-sungguh dalam penyusunan
anggaran dan menyebabkan meningkatnya
kinerja manajer tersebut. Berdasarkan
uraian di atas, hipotesis hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja adalah:
H5: Partisipasi
dalam
penyusunan
anggaran
berpengaruh
positif
terhadap kinerja manajerial.
METODA PENELITIAN
Jenis data penelitian ini adalah data
primer yaitu data penelitian yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara). Sedangkan
sumber data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang
dibagikan kepada responden.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pejabat/ pimpinan lini tengah yang
terlibat langsung dalam penyusunan
anggaran di Universitas Kristen Duta
Wacana, Yogyakarta. Pengambilan sampel
dilakukan dengan Metode Sensus atau
Total Sampling yaitu seluruh populasi
dijadikan sebagai sampel. Responden
dalam penelitian ini adalah seluruh

23 
 

JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 

information) yang diukurdengan instrumen
daftar pernyataan yang dikembangkan oleh
Kren (1992)

pejabat/ pimpinan lini tengah yang terlibat
dalam penyusunan anggaran.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah kinerja manajerial (managerial
performance) yang diukur dengan
menggunakan instrumen daftar pernyataan
yang dikembangkan oleh Mahoney et. al.
(1963) dalam Akhyar (2009). Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran (budgetary participation)
yang diukur dengan menggunakan
instrumen daftar pernyataan yang disusun
oleh Milani (1975) dalam Yunita (2009).
Terdapat dua variabel antara dalam
penelitian ini. Pertama adalah kecukupan
anggaran (budget adequacy) diukur
dengan instrumen daftar pernyataan yang
dikembangkan oleh Nouri dan Parker
(1998) dalam Hariyanti (2002). Variabel
antara kedua adalah informasi yang
relevan dengan tugas (job-relevant

Model Teoritis
Sebelum dilakukan uji hipotesis
dilakukan terlebih dahulu uji kuliatas data
yaitu uji validitas dan reliabilitas serta uji
asumsi klasik agar persamaan regresi
memenuhi BLUE. Selanjutnya pengujian
hipotesis yang telah disusun dalam
penelitian ini menggunakan analisis path
(analisis jalur). Analisis path adalah
penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang
telah ditetapkan (Ghozali, 2007).
Gambar 1 berikut ini menjelaskan
model diagram path pengaruh partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial
melalui kecukupan anggaran dan jobrelevant information sebagai variabel
intervening.

Kecukupan Anggaran
p3

p1 

Partispasi Anggaran

Kinerja Manajerial

p5

p2 

p4
Job-Relevant Information

Gambar 1: Diagram Path Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial melalui Kecukupan Anggaran Dan Job-Relevant Information Sebagai
Variabel Intervening.
Diagram path di atas memberikan
secara eksplisit hubungan kausalitas antar
variabel yang ditunjukkan oleh anak
panah.Setiap nilai p menggambarkan jalur
24 
 

dan koefisien path. Nilai koefisien path
tersebut dihitung dengan menggunakan
analisis regresi (Ghozali, 2007).
Persamaan regresinya adalah:

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)

 

YKA = b0 + bPAXPA + e1….

(1)

Persamaan Regresi ini dimaksudkan
untuk memberi jawaban atas hipotesis
pertama.
YJRI = b0 + bPAXPA + e2 …..

(2)

Persamaan Regresi ini dimaksudkan
untuk memberi jawaban atas
hipotesis kedua.
YKM = b0 + bPAXPA + bKAXKA +
bJRIXJRI + e3 ….

(3)

Persamaan regresi ini dimaksudkan
untuk memberi jawaban atas hipotesis
ketiga, keempat, dan kelima.
Keterangan: YPA adalah Partisipasi
Anggaran (Budgetary Participation); YKA
adalah Kecukupan Anggaran (Budget
Adequacy); YJRI adalah Informasi Tugas
yang Relevan (Job-Relevant Information);
YKM
adalah
Kinerja
Manajerial
(Managerial Performance); bPA adalah
Intercept Partisipasi Anggaran; bKA adalah
Intercept Kecukupan Anggaran;
bJRI
adalah Intercept Job-Relevant Information;
bKM adalah Intercept Kinerja Manajerial; e1
adalah Residual Kecukupan Anggaran; e2
adalah Residual Job-Relevant Information;
e3 adalah Residual Kinerja Manajerial
Uji Deteksi Pengaruh Mediasi (Intervening)
Menurut Baron dan Kenny (1986)
dalam Ghozali (2007), suatu variabel
disebut variabel intervening jika variabel
tersebut ikut mempengaruhi hubungan
antara variabel prediktor (independen) dan
variabel criterion (dependen). Pengujian
hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan
prosedur yang dikembangkan oleh Sobel
(1982) dalam Ghozali (2007) dan dikenal
dengan Uji Sobel (Sobel Test).
Uji Sobel ini dilakukan dengan cara
menguji kekuatan pengaruh tidak langsung

variabel independen (X) kepada variabel
dependen (Y) melalui variabel intervening
(M). Pengaruh tidak langsung X ke Y
melalui M dihitung dengan cara
mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur
M→Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c −
c’), di mana c adalah pengaruh X
terhadap Y tanpa mengontrol M,
sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X
terhadap Y setelah mengontrol M. Standar
error koefisien a dan b ditulis dengan Sa
dan Sb, besarnya standar error tidak
langsung (indirect effect) Sab dihitung
dengan rumus berikut ini :
Sab = √ b2Sa2 + a2Sb2 + Sa2Sb2
Untuk menguji signifikansi pengaruh
tidak langsung, maka kita perlu
menghitung nilai t dari koefisien ab
dengan rumus sebagai berikut:
ab
t=
Sab
Nilai t hitung ini dibandingkan
dibandingkan dengan nilai t tabel dan jika
nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel
maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
pengaruh mediasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Objek penelitian dalam hal ini adalah
pejabat stuktural Universitas Kristen Duta
Wacana yang terlibat dalam proses
penyusunan anggaran. Sampel penelitian
ini dipilih dengan metode purposive
sampling. Kuesioner dibagikan kepada 53
pejabat struktural Universitas Kristen Duta
Wacana namun pejabat struktural yang
bersedia mengisi kuesioner sebanyak 50
orang, sisanya tidak dikembalikan dan
tidak mengisi. Hal ini berarti tingkat
pengembalian atau respon rate 94,33%,
dan observasi penelitian berjumlah 50.
Berikut adalah rekapitulasi hasil uji
validitas.
25 

 

JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 

Tabel 1
Hasil Uji Validitas
Variabel
Partisipasi Anggaran

Kecukupan Anggaran
Job-Relevant Information

Kinerja Manajerial

Item

Nilai Pearson Correlation

PA1
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
KA1
KA2
JRI1
JRI2
JRI3
JRI4
JRI5
JRI6
JRI7
JRI8
JRI9
JRI10
KM1
KM2
KM3
KM4
KM5
KM6
KM7
KM8
KM9

Berdasarkan hasil uji validitas dapat
diketahui bahwa semua
instrumen
pernyataan dinyatakan valid. Selain itu

0,721**
0,558**
0,473**
0,755**
0,650**
0,517**
0,929**
0,953**
0,445**
0,648**
0,626**
0,583**
0,798**
0,782**
0,767**
0,772**
0,797**
0,677**
0,586**
0,653**
0,631**
0,688**
0,623**
0,752**
0,626**
0,462**
0,293**

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

berdasarkan hasil uji reliabilitas semua
variabel dinyatakan reliabel.Berikut hasil
uji Reliabilitas :

Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Partisipasi Anggaran
Kecukupan Anggaran
Job-Relevant Information
Kinerja Manajerial
26 
 

Cronbach Alpha
0,645
0,862
0,879
0,763

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)

 

Setelah dilakukan uji validitas dan
realibilitas maka dilakukan uji asumsi
klasik terlebih dahulu untuk memastikan
model regresi memenuhi kriteria BLUE.
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan
asumsi klasik:uji normalitas,
uji
multikolinearitas, dan heteroskedatisitas
adalah tepenuhinya.

Hasil uji Hipotesis untuk persamaan
regresi 1, 2, 3 dapat dilihat pada tabel
3.Pada hasil uji persamaan regresi 1
menghasilkan nilai standardized beta
untuk pengaruh partisipasi anggaran
terhadap kecukupan anggaran sebesar
0,407 dan signifikan di bawah 0,05. Nilai
standardized beta 0,407 merupakan nilai
path atau jalur p1.

Tabel 3
Hasil Uji Persamaan Regresi
Model
Pers.Reg
1
Pers.Reg
2

Pers.Reg
3

Variabel
Bebas
Partisipasi
Anggaran
Partisipasi
Anggaran
Partisipasi
Anggaran
Kecukupan
Anggaran
Job-Relevant
Information

Variabel
Terikat
Kecukupan
Anggaran
Job-Relevant
Information

Kinerja
Manajerial

Pada hasil uji persamaan regresi 2
memberikan nilai standardized beta untuk
pengaruh partisipasi anggaran terhadap
job-relevant information sebesar 0,433 dan
signifikan di bawah 0,05. Nilai
standardized beta 0,433 merupakan nilai
path atau jalur p2. Pada hasil uji
persamaan regresi 3 menghasilkan nilai
standardized beta sebesar 0,289; 0,039;
dan 0,497. Nilai standardized beta 0,289
merupakan nilai path atau jalur p5 dan
signifikan di bawah 0,05. Nilai standardiz-

R
Square
0,166

Koefisien
Path

tvalue

Sig.

Adjusted R
Square

0,407

3,091

0,003

0,149

0,433

3,326

0,002

0,170

0,187

0,289

2,397

0,021

0,039

0,303

0,764

0,452

0,486

0,497

3,780

0,000

ed beta 0,039 merupakan nilai path atau
jalur p3 dan tidak signifikan. Nilai
standardized beta 0,497 merupakan nilai
path atau jalur p4
dan signifikan.
Besarnya nilai e1= √1-0,166 = 0,834;
besarnya nilai e2 = √1-0,187 = 0,813; dan
besarnya e3= √1-0,486 = 0,514.
Gambar
2
menyajikan
hasil
analisispathyang menunjukkan bahwa
pengaruh partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial malalui kecukupan
anggaran tidak terbukti.

27 
 

JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 
e1= 0,834
KA
p1= 0,407 

p3= 0,039

p5= 0,289
PA 

KM

p2= 0,433 

e3= 0,514 

p4= 0,497
JRI
e2= 0,813

Gambar 2: Hasil Analisis Path Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
melalui Kecukupan Anggaran Dan Job-Relevant Information Sebagai Variabel
Intervening.
Tampilan gambar di atas menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh tidak
langsung dari variabel partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial melalui
kecukupan anggaran. Variabel partisipasi
anggaran hanya
berpengaruh tidak
langsung terhadap kinerja manajerial
melalui
job-relevant
information.
Partisipasi anggaran juga berpengaruh
langsung terhadap kinerja manajerial.
Berdasarkan analisis path besarnya
pengaruh partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial adalah sebesar 0,289
dan melalui job-relevant information
sebesar 0,497.
Pada hasil persamaan regresi 1 untuk
menjawab hipotesis 1 menunjukkan bahwa
adanya pengaruh positif partisipasi
angaran terhadap kecukupan anggaran
sepenuhnya terbukti. Dengan demikian,
semakin tinggi tingkat partisipasi anggaran
pimpinan maka semakin tinggi pula
kecukupan anggaran yang dimiliki.
Sehingga dengan partisipasi dalam
penyusunan anggaran, bawahan akan
memberikan informasi mengenai tingkatan
sumber-sumber anggaran yang memadai.
28 
 

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan Hariyanti
(2002) yang menemukan bahwa terdapat
pengaruh
positif
antara
partisipasi
anggaran dengan kecukupan anggaran.
Hasil penelitian dari penelitian ini
memperkuat hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Pada hasil persamaan regresi 2 untuk
menjawab hipotesis 2 menunjukkan bahwa
patisipasi anggaran berpengaruh terhadap
job-relevant
information
sepenuhnya
terbukti. Hal ini berarti semakin tinggi
partisipasi pimpinan lini tengah dalam
penyusunan anggaran maka pemberian
informasi yang mereka miliki kepada
atasan akan memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang pengetahuan yang
relevan dengan tugas. Dengan demikian
atasan dan bawahan dapat membuat
keputusan yang relevan dengan tugas
secara lebih baik.Penelitian ini konsisten
dengan
penelitian
Kren
dalam
Yusfaningrum (2005) yang menggunakan
variabel job-relevant information (JRI)
sebagai variabel intervening dalam

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)

 

hubungan antara partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial.
Pada hasil persamaan regresi 3 untuk
menjawab hipotesis 3 yang menunjukkan
bahwa kecukupan anggaran berpengaruh
terhadap kinerja manajerial tidak terbukti.
Hasil ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hariyanti (2002), yaitu
terdapat
hubungan
positif
antara
kecukupan anggaran dengan kinerja
manajerial. Hasil yang tidak signifikan
tersebut bisa jadi disebabkan oleh
penerapan budaya organisasi di Universitas Kristen Duta Wacana. Ada batasan
jumlah anggaran yang telah ditetapkan,
begitu juga dengan kenaikan maksimal
yang diberikan oleh Universitas sehingga
bilamana anggaran yang disusun pimpinan
melebihi anggaran yang telah ditetapkan
maka perlu dilakukan penyesuaian
anggaran kembali untuk progam kerja
mereka. Pihak Universitas akan melihat
seberapa jauh kebutuhan akan kelebihan
anggaran yang diajukan oleh pimpinan,
jika tidak begitu mendesak maka terjadi
pengurangan jumlah progam kerja atau
pimpinan sendiri yang harus mencari
anggaran sendiri dari pihak lain selain
Universitas untuk mendukung kekurangan
anggaran yang dibutuhkan. Penerapan
budaya organisasi inilah yang bisa jadi
bahwa pimpinan Universitas merasa tidak
terpenuhinya kecukupan anggaran mereka.
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan
Yunita (2009) menemukan bahwa
partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
manajerial dengan diperkuat oleh kecukupan anggaran. Ini membuktikan partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh
signifikan terhadap kinerja manajerial
melalui kecukupan anggaran sebagai
variabel moderating.
Pada hasil persamaan regresi 3 yang
juga digunakan untuk menjawab hipotesis
4 yang menunjukkan adanya pengaruh
positif job-relevant information terhadap
kinerja manajerial terbukti. Hal ini berarti

dengan adanya tindakan partisipasi
pimpinan lini tengah dalam penyusunan
anggaran maka mereka mempunyai
kesempatan untuk mengumpulkan, menukarkan dan menyebarkan job-relevant
information
termasuk
pengungkapan
informasi pribadi untuk memfasilitasi
proses pembuatan keputusan. Hal ini akan
mempertinggi kinerja manajerial. Dengan
kata lain informasi yang diberikan
pimpinan lini tengah selama proses
penyusunan anggaran akan meningkatkan
kemampuan individual terhadap kinerja.
Tingginya informasi yang dimiliki
individu anggota organisasi dimana
informasi tersebut berfungsi sebagai
fasilitator keputusan yang relevan dengan
tugas, akan meningkatkan kinerja mereka
dalam kegiatan-kegiatan manajerial. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan sebelumnya
(Yusfaningrum, 2005), bahwa job-relevant
information tidak berpengaruh terhadap
kinerja manajerial.
Pada hasil persamaan regresi 3 yang
juga digunakan untuk menjawab hipotesis
5 yang menunjukkan adanya pengaruh
positif partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial terbukti. Hal ini berarti
partisipasi anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial. Hal ini terjadi karena
partisipasi memberikan kesempatan kepada pimpinan lini tengah untuk menjalankan
anggaran yang dapat dicapai dengan lebih
mudah bila dibandingkan dengan anggaran
yang disusun tanpa partisipasi. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian
yang dilakukan Nurcahyani (2010) yang
menyatakan bahwa manajer dalam organisasi sektor publik yang berpartisipasi aktif
dalam proses penyusunan anggaran akan
termotivasi untuk meningkatkan kinerja
mereka.
Gambar 3 berikut menjelaskan deteksi pengaruh kecukupan anggaran dalam
memediasi hubungan partisipasi anggaran
dengan kinerja manajerial.

29 
 

JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 

e1 = 0.834
KA 
p1=0.162 

p3=0.136 

KM 

PA 

e3= 0.514

p5=0.398 

Gambar 3: Deteksi Kecukupan Anggaran

Hasil analisis jalur menunjukkan
bahwa Partisipasi Anggaran dapat berpengaruh langsung ke Kinerja Manajerial dan
dapat juga berpengaruh tidak langsung
yaitu dari Partisipasi Anggaran ke
Kecukupan Anggaran (sebagai variabel
intervening) lalu ke Kinerja Manajerial.
Besarnya pengaruh langsung
0.162
sedangkan besarnya pengaruh tidak
langsung dihitung dengan mengalikan
koefisien tidak langsungnya yaitu (0.162)

x (0.136) = 0.022 atau total pengaruh
Partisipasi
Anggaran
ke
Kinerja
Manajerial = 0.398 + (0.162 x 0.136) =
0.42
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan
oleh perkalian koefisien (p1 x p3)
signifikan atau tidak, diuji dengan Sobel
test sebagai berikut :
Hitung standar error dari koefisien indirect
effect (Sp1p3)

Sp1p3 = √p32Sp12 + p12Sp32 + Sp12Sp32
Sp1p3 = √(0.136)2 (0.053)2 + (0.166)2 (0.449)2 + (0.053)2 (0.449)2
Sp1p3 = √(0.0000519) + (0.00555) + (0.000699) = 0.079

Berdasarkan hasil Sp1p3 ini dapat
dihitung nilai t statistik pengaruh mediasi
dengan rumus sebagai berikut
p1p3
t

=

0.022
=

Sp1p3

= 0.2784
0.079

Oleh karena nilai t hitung = 0.2784
lebih kecil dari t tabel dengan tingkat

30 
 

signifikansi 0.05 yaitu sebesar 2.01063,
maka dapat disimpulkan bahwa koefisien
mediasi 0.022 tidak signifikan yang berarti
tidak ada pengaruh mediasi.
Gambar 4 menjelaskan hasil deteksi
Pengaruh Job-Relevant Information dalam
Memediasi
Hubungan
Partisipasi
Anggaran dengan Kinerja Manajerial.

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)

 
e2 = 0.813
JRI 
p2=0.835 

p4=0.355 

KM 

PA 

e3= 0.514

p5=0.398 

Gambar 4 Deteksi Job-Relevant Information
Hasil analisis jalur menunjukkan
bahwa Partisipasi Anggaran dapat berpengaruh langsung ke Kinerja Manajerial dan
dapat juga berpengaruh tidak langsung
yaitu dari Partisipasi Anggaran ke JobRelevant Information (sebagai variabel
intervening) lalu ke Kinerja Manajerial.
Besarnya pengaruh langsung 0.835
sedangkan besarnya pengaruh tidak
langsung dihitung dengan mengalikan
koefisien tidak langsungnya yaitu (0.835)

x (0.355) = 0.2964 atau total pengaruh
Partisipasi
Anggaran
ke
Kinerja
Manajerial = 0.398 + (0.162 x 0.136) =
0.6944
Pengaruh mediasi yang ditunjukkan
oleh perkalian koefisien (p2 x p4)
signifikan atau tidak, diuji dengan Sobel
test sebagai berikut :
Hitung standar error dari koefisien
indirect effect (Sp2p4)

Sp2p4 =√ p42Sp22 + p22Sp42 + Sp22Sp42
Sp1p3 = √(0.355)2 (0.251)2 + (0.835)2 (0.094)2 + (0.251)2 (0.094)2
Sp1p3 = √(0.00793) + (0.00616) + (0.00055) = 0.1209
Berdasarkan hasil Sp1p3 ini dapat
dihitung nilai t statistik pengaruh mediasi
dengan rumus sebagai berikut :
p1p3
t

=

0.2964
=

Sp1p3

= 2.45161
0.1209

Nilai t hitung = 2.45161 lebih besar
dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0.05
yaitu sebesar 2.01063, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa koefisien
mediasi 0.2964 signifikan yang berarti ada
pengaruh mediasi.

KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut: 1) Partisipasi
anggaran berpengaruh langsung terhadap
kinerja manajerial. Penelitian ini menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. 2)
Partisipasi anggaran tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial melalui
kecukupan anggaran. 3) Partisipasi
anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial
melalui
job-relevant
information. Penelitian ini menunjukkan
bahwa partisipasi anggaran berpengaruh
31 

 

JRAK, Volume 8, No.1 Februari 2012

 
 

terhadap job-relevant information. Begitu
juga, job-relevant information berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Hal ini berarti
bahwa job-relevant information memediasi
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial.
Pertama, peneliti agar memperluas
variabel intervening yang akan diteliti
misalnya
senjangan
anggaran
dan
komitmen tujuan anggaran.Kedua, peneliti
sebaiknya juga menggunakan metode
interview bila memungkinkan selain
dengan kuesioner untuk mendapatkan data
yang lebih kredibel.Ketiga, penelitian
selanjutnya mungkin dapat memperluas
lingkup penelitian agar dapat memberikan
kontribusi yang lebih berarti dalam bidang
anggaran
organisasi
sektor
publik
khusunya intitusi pendidikan layaknya
perguruan tinggi.

DAFTAR REFERENSI
Adrianto, Y. 2008. Analisis Pengaruh
Partisipasi Penyusunan Anggaran
Terhadap
Kinerja
Moanajerial
Dengan Kepuasan Kerja, Job
Relevant Information Dan Kepuasan
Kerja Sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus Pada Rumah Sakit
Swasta
di
Wilayah
Kota
Semarang).Tesis. UNDIP. Semarang.
Akhyar, C. 2009. Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Gaya Kepemimpinan dan
Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Manajerial (Studi Kasus
Pada
Universitas
Malikussaleh
Lhoksumawe).Tesis. USU. Medan.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Progam SPSS.
Semarang: Badan Penerbit-UNDIP.
Hariyanti, W. 2002. Pengaruh Partisipasi
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial: Peran Kecuku32 
 

pan Anggaran dan
Organisasi
Sebagai
Intervening.Tesis.
Semarang.

Komitmen
Variabel
UNDIP.

Kren, L. 1992. “Budgetary Participation
and Managerial Perfomance: The
Impact
of
Information
and
Enviromental
Volatility”.
The
Accounting Review, 511-526.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor
Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Nurcahyani, K. 2010. Pengaruh Partisipasi
Anggaran
Terhadap
Kinerja
Manajerial
Melalui
Komitmen
Organisasi dan Persepsi Inovasi
Sebagai Variabel Intervening.Skripsi.
Jurusan
Ekonomi
Akuntansi.
UNDIP. Semarang.
Omposunggu, K. B. dan Bawono, I. R..
2006. Pengaruh Partisipasi Anggaran
dan Job Relevant Information
Terhadap
Informasi
Asimetris.
Prosiding, Simposium Nasional
Akuntansi IX. 23-26 Agustus, Pp 127.
PSAK No 45. 2007. Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba.
Sardjito, B dan Muthaher, O. 2007.
Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah : Budaya Organisasi Dan Komitmen Organisasi
Sebagai
Variabel
Moderating.
Prosiding, Simposium Nasional
Akuntansi X. Makassar.
Sinaga, E, S. 2009. Pengaruh Partisipasi
Anggaran dan Komitmen Organisasi
Terhadap Kinerja Manajerial Pada
PT. Perkebunan Nusantara III SEI

PARTISIPASI ANGGARAN DAN KINERJA…………………..……...……………...(Eko Budi Santoso dan Tommi Adrian Hartanto)

 

Sikambing
Medan.
Skripsi.
Universitas Sumatera Utara.
Yunita. 2009. Pengaruh Partisipaso
Penyusunan Anggaran Terhadap
Kinerja Manajerial : Komitmen
Organisasi dan Kecukupan Anggaran
Sebagai Variabel Kontijen (Studi
Kasus Pada Universitas Dian
Nuswantoro
Semarang).
Tesis.
UNDIP. Semarang.

Yusfaningrum, K. 2005. Analisis Pengaruh
Partisipasi
Anggaran
Terhadap
Kinerja
Manajerial
Melalui
Komitmen Tujuan Anggaran dan Job
Relevant
Information
Sebagai
Variabel Intervening. Tesis. UNDIP.
Semarang.

33