e-mail: asroriroziqgmail.com ABSTRAK - INTEGRASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER DAN BUDAYA BANGSA YANG BERBASIS PADA LINGKUNGAN SEKOLAH

INTEGRASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER
DAN BUDAYA BANGSA YANG BERBASIS PADA LINGKUNGAN SEKOLAH
M. ABDUL ROZIQ A.*)
Dosen STKIP PGRI Tulungagung
e-mail: asroriroziq@gmail.com

*)

ABSTRAK
Dampak dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa positif dan negatif,
dampak negatif adalah adanya hidup dan kehidupan perilaku manusia yang
menyimpang dari norma-norma agama, hukum, moral dan kesusilaan. Dalam
konteks negara bangsa dan hegemoni kekuasaan negara akan sulit untuk berubah,
tetapi dapat terjadi karena efek dari polarisasi di bidang hukum, politik, ekonomi,
sosial budaya yang di seluruh dunia. Untuk visi masa depan bangsa yang
berdaulat dan misi harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga arah
pembangunan, khususnya generasi muda lebih efektif dan arah yang jelas. Sebagai
visi pembangunan nasional dari 2005-2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju,
adil dan makmur. Pada dasarnya, education adalah proses sistematis untuk
meningkatkan martabat manusia di holisitk, dengan kemampuan untuk develop
afektif, kognitif, dan psikomotorik secara optimal. Pembangunan pendidikan

nasional di sinergi dan linearitas diarahkan membangun, memelihara,
mengembangkan karakter dan wawasan kebangsaan, persatuan nasional,
solidaritas nasional, dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan karakter adalah usaha sadar untuk mendidik peserta didik untuk
membuat keputusan by self dan memperhatikan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga mereka dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan. Dalam
pendidikan karakter ditentukan oleh tiga hal: mengetahui, perasaan moral yang
moral, dan perilaku moral. Dengan tujuan untuk membangun bangsa yang kuat,
kompetitif, moral, berbudi, akhlak mulia baik, toleransi, bekerja sama, semangat
patriotik, berkembang dinamis, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi
dengan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Melalui acculturation dan pendidikan pemberdayaan karakter bangsa dapat
ditanamkan, disosialisasikan, ke dalam jiwa dan kepribadian siswa sehingga
mereka dapat menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dengan menekankan
pendidikan sekolah, budaya dan komunitas masyarakat dengan kognitif, afektif,
psikomotor, sosial.
Kata Kunci:

Nilai-nilai Pancasila, Pendidikan Karakter, Budaya
bisa


A. PENDAHULUAN

dihindari

dalam

budaya

dan

Pengaruh globalisasi dunia telah

peradaban manusia. Dampak dari ke-

memberikan warna tertentu dalam ke-

majuan ilmu pengetahuan dan teknologi

hidupan masyarakat, bangsa dan negara.


bisa positif dan negatif, dampak negatif

Hal ini dipandang sebagai pembangunan

adalah adanya hidup dan kehidupan

bangsa

perilaku manusia yang menyimpang dari

membagi

ke

dalam

bagian

tertentu dengan penggunaan teknologi


nilai-nilai,

tingkat tinggi. Kemajuan teknologi tidak

Video merajalela porno di masyarakat,

norma-norma,

dan

moral.

1

aksi teror, geng motor, perkelahian

sehingga arah pembangunan, khususnya

antara siswa, dan siswa di berbagai


generasi muda lebih efektif dan arah

tempat, obat penyalahgunaan, jumlah

yang jelas. Sebagai visi pembangunan

kasus

mafia

nasional dari 2005-2025 adalah Indonesia

pemerintah

yang mandiri, maju, adil dan makmur.

dalam sikap terhadap masalah bangsa,

(UU No. 17 tahun 2007). Sedangkan misi


banyak anggota Dewan yang tidak di-

pembangunan nasional (1) menciptakan

siplin dalam etos kerja, dll. Realitas

masyarakat yang memiliki moral yang

menunjukkan bahwa ada sesuatu yang

tinggi,

salah dalam pengelolaan negara dalam

berdasarkan falsafah Pancasila; (2) me-

semua aspek kehidupan. Hal ini di-

wujudkan


anggap perlu untuk memiliki perbaikan

kompetitif; (3) menciptakan masyarakat

dalam sistem ketatanegaraan Indonesia,

demokratis

terutama di sistem pendidikan nasional.

membuat Indonesia aman, damai, dan

Paradigma pembangunan bangsa itu

bersatu; (5) menciptakan pembangunan

diarahkan dan terfokus pada pendidikan

yang sama dan merata; (6) menciptakan


sebagai ujung tombak pembangunan

Indonesia yang indah dan berkelanjutan;

bangsa,

(7) membuat Indonesia menjadi negara

hukum

hukum,

hilangkan

dalam

bingkai

Keragu-raguan


dalam

upaya

dampak

untuk

negatif

meng-

dari

ke-

majuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

etika,


budaya,

bangsa

dan

beradab

Indonesia

berdasarkan

yang

hukum;

(4)

kepulauan yang mandiri, maju, dan

kuat.

serta memperkuat karakter pendidikan

Dalam upaya untuk membangun

dan nilai-nilai pendidikan yang ber-

bangsa dan karakter, warga negara yang

dasarkan Pancasila dengan pendekatan

baik, konsep nasionalisme, dan identitas

multidisiplin dan interdisipliner.

nasional,

Perubahan

dalam

semua

aspek

nilai-nilai

pendidikan

harus

dilihat sebagai bagian sentral dalam

kehidupan harus disertai dengan visi,

pendidikan

misi, dan konsep kehidupan ke masa

Sekolah sebagai wahana pengembangan

depan, peran saat ini perubahan yang

warga negara yang demokratis melalui

dibawa oleh globalisasi dunia saat ini,

pendidikan dan kewarganegaraan yang

menunjukkan bahwa batas-batas antar

bertanggung jawab untuk melaksanakan

negara semakin virtual. Dalam konteks

pendidikan

negara bangsa dan hegemoni kekuasaan

Pancasila. Dengan berlakunya Undang-

negara akan sulit untuk berubah, tetapi

Undang Nomor 20. Tahun 2003 tentang

dapat terjadi karena efek dari polarisasi

sistem pendidikan nasional, dalam Pasal

di bidang hukum, politik, ekonomi, sosial

3 UU No. 20/2003 menegaskan bahwa

budaya yang di seluruh dunia. Untuk visi

pendidikan

ke depan bangsa yang berdaulat dan

ngembangkan kemampuan dan karakter

misi harus dirumuskan sedemikian rupa

perkembangan dan peradaban martabat

strategis

karakter

nasional

dan

nasional.

berdasarkan

berfungsi

me-

2

dalam konteks kehidupan intelektual
bangsa,

bertujuan

untuk

me-

Dalam
Pancasila

kehidupan
merupakan

Indonesia

dasar

filosofis

ngembangkan potensi peserta didik agar

bangsa

menjadi manusia yang beriman dan

Pancasila adalah sumber dari segala

bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak

sumber hukum positif di Indonesia.

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

Implementasi

mandiri, dan menjadi warga negara yang

merupakan sistem nilai yang mencakup

demokratis dan bertanggung jawab. (UU

nilai-nilai: Ketuhanan Yang Maha Esa,

No. 20/2003).

Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan

Dengan melihat isi dari artikel ini,
dapat

dikatakan

bangsa

dan

bangunan karakter masih
dalam

menghadapi

pem-

diperlukan

posisi

adalah

ini,

Pancasila

Keadilan. Dalam proses pembangunan
bangsa saat ini, nilai-nilai keseluruhan
Pancasila

tanpa

makna.

Hal

ini

yang

disebabkan kebebasan yang ber-lebihan

semakin global dan adanya benturan

setelah keberhasilan reformasi tanpa

semakin tajam masalah civilizations, yang

perubahan yang signifikan spiritual dan

ada adalah bagaimana integrasi nilai-nilai

material, yang berarti bahwa nilai-nilai

Pancasila

Pancasila

dalam

kehidupan

Indonesia. Dalam

pendidikan

karakter

sebagai

dasar

dan

tujuan

bangsa dan sekolah berbasis budaya

pembangunan bangsa memiliki tanpa

masyarakat?

pem-

tujuan. Dalam kehidupan masyarakat,

eksplisit

bangsa dan negara Indonesia yang di-

bangunan

Adalah
bangsa

menekankan

konsep
secara

perlu

ada

pendidikan

duga

adanya

masalah

yang

sangat

karakter nasional? Bagaimana konsep

kompleks. Masalah yang berhubungan

pendidikan

karakter

nasional

dapat

dengan

mengatasi

dampak

negatif

dari

masyarakat insting luas: dari komunal

penerapan

ilmu

dan

kerugian

pengetahuan

hilangnya
atau

disintegrasi

hilangnya

sosial

kepatuhan

teknologi? Apa yang perlu dari pe-

obligasi solidaritas untuk sistem sosial

ngembangan

karakter

dan norma-norma. Dari uraian di atas

dengan desain internal berbasis kelas,

masalah dapat dikelompokkan sebagai

sekolah berbasis budaya, dan sekolah

berikut: (1) kondisi sosial yang meng-

berbasis masyarakat?

gambarkan isu-isu penting yang harus

pendidikan

diatasi
B.

kemiskinan

PEMBAHASAN
Nilai-nilai

Pancasila

seperti

Sumber

dari

dan

kebodohan,

pengangguran;

(2)

kondisi sosial juga ditandai dengan

Karakter Bangsa, Budaya dan Pendidikan

penyimpangan

Sekolah.

ganggu

1. Pancasila sebagai sumber Pendidikan

kejahatan,

Karakter

tingkat

bentuk

kepentingan

yang

meng-

umum,

seperti

penyalahgunaan

narkoba,

penyimpangan seksual. Keadaan seperti
pelanggaran nilai-nilai, norma dan moral;

3

(3) Masalah dari disorganisasi yang me-

Pancasila?".

nunjukkan kurangnya kepatuhan ter-

bangsa Indonesia untuk menempatkan

hadap peraturan dan komunal akan nilai

Pancasila dalam konteks makna se-

sesuatu. Vandalisme fasilitas umum telah

benarnya

mewabah di mana-mana tanpa kon-

lakukan hari ini.

sekuensi. Masalah dehumanisasi manusia
telah

meluas

bahwa

dari

ini

reformasi

mengajak

yang

kita

Jika kita memahami, menghargai,

ke-

dan mempraktekan nilai-nilai Pancasila

manusiaan tidak lagi dipertimbangkan;

jujur dan benar dan konsisten oleh setiap

(4) Masalah disfungsi sosial yang me-

anggota

nunjukkan tidak berfungsinya lembaga

bangsa, penyelenggara negara dan elit

sosial dan jaringan sosial yang luas.

politik

Masalah yang sangat aktual dan faktual

reformasi

bangsa

ini

depan Indonesia yang dicita-citakan,

meliputi: (1) adanya disorientasi dan

Pancasila dapat menjadi perekat dan

tidak dihayatinya nilai-nilai Pancasila; (2)

mengarahkan kekuatan keanekaragaman

keterbatasan perangkat kebijakan ter-

nasional

padu

nilai-nilai

negara dan bangsa pada kesejahteraan.

Pancasila; (3) pergeseran nilai etika dalam

Selain itu, secara filosofis Pancasila dapat

kehidupan bangsa; (4) kesadaran me-

dikembangkan

mudarnya nilai-nilai budaya bangsa; (5)

norma dan moral yang bersifat universal,

ancaman disintegrasi bangsa; (6) me-

yang terletak di dalam prinsip pertama

lemahnya nasionalisme.

Allah SWT, sebagai sumber nilai tertinggi

mendera

dalam

nilai-nilai

Penegasan

Indonesia

hari

mewujudkan

masyarakat
dalam

komponen

melaksanakan

untuk

dalam

dan

gerakan

menciptakan

rangka

menjadi

masa

mewujudkan

sistem

nilai,

Kita patut bersyukur, jika sekarang

dari primer dan sila lainnya, dan ke-

adalah kerinduan untuk nilai-nilai luhur

mudian berakhir dengan prinsip Keadilan

Pancasila sebagai dasar, panduan dari

Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

bangsa tampak menguat kembali. Hal ini

dalam kesejahteraan rakyat. Pancasila

ditunjukkan oleh pembahasan semakin

tidak diragukan lagi dasar filosofis untuk

luas dari Pancasila di berbagai forum

Indonesia.

sejak

tahun

peringatan

2005.

enam

Bahkan

puluh

satu

dalam

Pancasila tidak hanya mengandung

tahun

nilai-nilai budaya bangsa, tetapi juga

kelahiran Pancasila pada 1 Juni 2006 di

sumber

pidato politik Jakarta Convention Center

merupakan perwujudan dari cita-cita

(JCC)

Bambang

mulia dalam semua aspek kehidupan

Yudhoyono dengan tema "Restrukturisasi

nasional. Nilai Pancasila adalah sebuah

Kerangka Hidup berdasarkan Pancasila".

Implementasi yang harus diterjemahkan

Mantan Presiden mengajak orang untuk

ke dalam norma moral, pengembangan

menjawab

mendasar

norma, aturan hukum, dan kehidupan

"Mengapa kita harus kembali ke berbicara

etis bangsa. Dapat disimpulkan bahwa

Presiden

Susilo

pertanyaan

hukum

dasar

nasional,

dan

4

bangsa

Indonesia

sebenarnya

telah

Indonesia yang indah dan berkelanjutan;

memiliki dasar filosofis yang kuat dalam

(7) membuat Indonesia menjadi bangsa

kehidupan

yang merdeka, maju, kuat, dan ber-

masyarakat,

bangsa

dan

negara. Masalahnya adalah bagaimana
mengimplementasikan

dari

Dengan memperhatikan visi, dan

me-

misi pembangunan dianggap sangat

ngintregasikan, tertanam dalam jiwa dan

urgen dalam membangun pendidikan

tubuh bangsa Indonesia dalam hal sifat

karakter

manusia Indonesia ke dalam kehidupan

evolusi sistem pendidikan nasional me-

nyata setiap individu warga negara.

rencanakan

2. Karakter Bangsa, Budaya, dan Sekolah

sebagai lembaga yang kuat dan ber-

Pancasila

menjadi

nilai-nilai

kepentingan.

bagian

dan

sebagai Visi dan Misi Pendidikan.

(character

building).

pembentukan

Dalam

pendidikan

wibawa untuk memberdayakan semua

Visi pembangunan Indonesia dalam

warga negara Indonesia berkembang

RPJP tahun 2005 - 2025 adalah Indonesia

menjadi

yang mandiri, maju, adil dan makmur. (1)

sehingga mampu dan menjadi jawaban

Mampu mewujudkan kehidupan sejajar

proaktif tantangan perubahan zaman.

dan sama dengan negara lain untuk

Dengan visi ini akan terwujud dan

mengandalkan

Kompetitif

kemampuan

dan

ke-

manusia

yang

mencerdaskan

berkualitas

Indonesia,

kuatan sendiri, (2) Kualitas sumber daya

yang

manusia,

dan

makhluk cerdas secara komprehensif,

stabilitas sistem dan lembaga-lembaga

yang meliputi cerdas spiritual, cerdas

politik dan hukum, (3) Adil, berarti

emosi, cerdas sosial, intelektual cerdas,

pasang surut tidak ada diskriminasi

cerdas dan kinestetik. Makhluk cerdas

dalam

bingkai komprehensif dan kompetitif

tingkat

bentuk

kesejahteraan,

apapun,

baik

antara

dimaksudkan

adalah

bahwa

individu, jenis kelamin, dan daerah, (4)

dalam:

Sejahtera, artinya diukur dari tingkat

kualitas iman, pengabdian, aklaq mulia,

kepatuhan dengan semua kebutuhan

kepribadian

hidup. Dalam pelaksanaannya dijelaskan

estetika; (2) kognitif yang tercermin pada

misi

kekuatan

pembangunan:

(1)

menciptakan

(1)

afektif
unggul
pikiran

tercermin
dan
dan

dalam

kompetensi
kapasitas

masyarakat yang memiliki moral yang

intelektual untuk menggali dan me-

tinggi,

ngembangkan

etika,

budaya,

dan

beradab

dan

menguasai

ilmu

berdasarkan falsafah Pancasila; (2) me-

pengetahuan dan teknologi; dan (3)

wujudkan

psikomotorik

yang

tercermin

pada

kompetitif; (3) menciptakan masyarakat

kemampuan

mengembangkan

ke-

demokratis

(4)

terampilan teknis, keterampilan praktis,

membuat Indonesia aman, damai, dan

dan kedutan kompetensi. (Depdiknas,

bersatu; (5) Menciptakan pembangunan

2007: 9-11). Pada dasarnya, pendidikan

yang sama dan merata; (6) menciptakan

adalah proses sistematis untuk me-

bangsa

Indonesia

berdasarkan

hukum;

yang

5

ningkatkan martabat manusia di holisitk,

hidupan nasional, regional, global dan

dengan

kemampuan

ngembangkan

afektif,

untuk

me-

beradab.

kognitif,

dan

membangun bangsa yang kuat, kom-

Dengan

tujuan

untuk

psikomotorik. Pembangunan pendidikan

petitif, mulia,

nasional secara sinergis dan linearitas

beraklak, bertoleran, bekerja sama, se-

diarahkan

memelihara,

mangat patriotik, berkembang dinamis,

mengembangkan karakter dan wawasan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang

kebangsaan,

nasional,

berorientasi dengan iman dan takwa

solidaritas nasional, persatuan dan ke-

kepada Tuhan Yang Maha Esa ber-

satuan bagi siswa dalam hal mewujudkan

dasarkan Pancasila (Desain Induk Pem-

nilai-nilai

bangunan Karakter Bangsa, 2010: 7).

membangun,
persatuan

Pancasila,

Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

Menurut

berbudi, akhlak

ALPTKI

(2009:

mulia

3-8)

1945 dalan Negara Kesatuan Republik

pendidikan karakter sebagai bagian dari

Indonesia (NKRI) dan keragaman bangsa

pendidikan nasional berdasarkan prinsip-

Indonesia

prinsip:

sebagai

pilar

kebangsaan.

Budaya Pendidikan Karakter Nasional

a. Karakter adalah keunikan yang me-

adalah membangun manusia Indonesia

lekat

dengan membangun komunitas karakter

masyarakat

dan memiliki pemikiran yang positif sejak

nasional

usia dini. Pendidikan karakter akan lebih

nasionalisme yang kuat, berdasarkan

cepat didukung oleh pemerintah dan

nilai-nilai inti yang universal dalam

dimasukkan ke dalam kurikulum pen-

konteks yang beragam.

didikan

nasional.

individu,
atau

kelompok,

bangsa.

diwujudkan

Karakter

dalam

rasa

Conny

b. Pendidikan karakter adalah proses

Semiawan R, dimasukkannya karakter

yang berkelanjutan dan tidak pernah

dari

mem-

berakhir selama sebagai bangsa dan

pendidikan

negara di sana dan ingin terus eksis.

kurikulum

percepat

Menurut

pada

sekolah

akan

penyebaran

karakter. Termasuk penjangkauan untuk

Pendidikan

karakter

harus

tetap

orang tua dan generasi muda karena

merupakan

bagian

integral

dari

pendidikan

hanya

pendidikan selama beberapa generasi.

dilakukan di sekolah, tetapi juga rumah

c. Dalam Pasal 1 ayat 3 dan Pasal 3

dan sekitarnya. (Media Indonesia, 3

Undang-Undang Nomor 20. Tahun

Oktober 2015). Pengembangan karakter

2003 sebagai dasar hukum formal

bangsa

karakter

adalah

sistemik

upaya

negara-bangsa

tidak

kolektif

dari

perlunya untuk membangun karakter

untuk

me-

bangsa melalui pendidikan.

wujudkan kehidupan bangsa dan negara
sesuai

dengan

konstitusi,
potensi

dasar

kebijakan

kolektif

dalam

dan

ideologi,

negara,
konteks

d. Proses pembelajaran sebagai wahana
pendidikan

dan

pengembangan

serta

karakter tidak dapat dipisahkan dari

ke-

perkembangan kemampuan ilmu pe-

6

ngetahuan,

teknologi,

dan

seni

dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

sebagaimana dimaksud dalam pasal 1

mereka dapat memberikan kontribusi

ayat 1 UU No.20 tahun 2003.

positif terhadap lingkungan. Pendidikan

e. Proses belajar sebagai sarana untuk

karakter merupakan upaya untuk men-

mendidik pendidikan karakter, harus

cegah

dibangun

ter-

yang dapat menutupi sifat manusia, serta

kandung dalam pasal dan ayat dari

kereta anaka untuk terus melakukan

UU

perbuatan baik sehingga tertanam dalam

atas

No.

20

makna
tahun

yang
2003

telah

pertumbuhan

sifat-sifat

buruk

disebutkan di atas, dan telah secara

dirinya

konsisten menjadi landasan kebijakan

tindakan yang selalu berbuat baik. (Ratna

pendidikan nasional.

Megawangi, 2004: vii).

yang

akan

tercermin

dalam

f. Proses ini akan melibatkan aspek

Lickona (1992) berpendapat bahwa

pendidikan karakter dari perkembang-

ada 11 faktor yang dapat menentukan

an peserta didik, baik kognitif, konatif,

keberhasilan

afektif dan psikomotorik secara ke-

satuan pendidikan, yaitu: (1) pendidikan

seluruhan (holistik) dalam kehidupan

karakter harus mengandung nilai-nilai

budaya.

yang dapat membentuk karakter yang

g. Sekolah sebagai sarana peserta didik

pendidikan

karakter

di

baik; (2) karakter harus didefinisikan

dan guru sebagai fasilitator adalah

secara

elemen yang tidak terpisahkan dari

aspek pemikiran, perasaan, dan tindakan;

peraturan, kebijakan, dan birokrasi.

(3) pendidikan karakter yang efektif

h. Pendidikan

karakter

adalah

didikan

untuk

kehidupan,

proses

pengembangan

pen-

sebagai
ke

keseluruhan

memerlukan

yang

pendekatan

mencakup

yang

kom-

prehensif dan fokus pada guru sebagai

arah

model peran; (4) Sekolah harus menjadi

manusia yang utuh. Oleh karena itu

model masyarakat yang damai dan

pendidikan karakter memerlukan te-

harmonis; (5) Sekolah harus memberikan

ladan dan sentuhan mulai awal masa

kesempatan bagi siswa untuk berlatih

hingga dewasa.

perilaku moral; (6) pendidikan karakter

Pendidikan karakter menjadi bertingkat,

yang efektif harus mencakup materi

multichannel, dan multisetting karena

kurikulum yang berarti bagi kehidupan

hanya dapat diterapkan di sekolah-

anak-anak, atau berbasis kompetensi; (7)

sekolah. Pembentukan karakter perlu

pendidikan karakter harus meningkatkan

teladan, perilaku nyata dalam kehidupan

motivasi internal anak; (8) seluruh staf

otentik

sekolah harus terlibat dalam pendidikan

dan lingkungan

tidak

dibangun dalam sekejap.
karakter

adalah

usaha

dapat

Pendidikan

sadar

karakter;

(9)

pendidikan

karakter

di

untuk

sekolah membutuhkan kepemimpinan

mendidik peserta didik untuk membuat

moral dari berbagai pihak, pemimpin,

keputusan bijaksana dan memperhatikan

staf dan guru; (10) sekolah harus bekerja

7

sama dengan orang tua dan masyarakat

atau lain di mulut lain di hati; (2) enggan

sekitar; (11) harus menjadi evaluasi ber-

bertanggung

kala

mental, ingin kaya tanpa usaha, ingin

dari

keberhasilan

pendidikan

karakter di sekolah.
Karakteristik
sebagai

model

jawab;

(3)

memotong

pintar tanpa belajar; (4) feodal; (5) masih
pendidikan

dasar

karakter

pembangunan

percaya takhayul di; (6) penampilan
/style;

(7)

karakter

lemah

sehingga

masa depan mencakup: (1) kemampuan

dengan mudah mengubah keyakinannya

untuk melihat dan mendekati masalah

demi kelangsungan hidup; (8) happy

sebagai anggota dari komunitas global;

nostalgia / efouria masa lalu; (9) cepat

(2) kemampuan untuk bekerja sama

marah; (10) pembangun untuk ditukar

dengan orang lain dengan cara koperatif

dengan lainnya asal dapat uang tunai.

dan menerima tanggung jawab untuk

Pendidikan

karakter

harus

di-

peran atau tugas di masyarakat; (3)

laksanakan melalui tingkat konseptual,

Kemampuan

kelembagaan,

untuk

memahami,

me-

operasional,

dan

pen-

nerima, menghargai dan dapat menerima

didikan desain, kelas berdasarkan Budaya

perbedaan

kemampuan

Sekolah, dan berbasis masyarakat Dalam

kritis

dan

membangun pendidikan karakter bangsa,

me-

pendekatan

untuk

budaya;

berpikir

sistematis; (5)

(4)

secara

keinginan untuk

multi

approach

holistik

nyelesaikan konflik dengan cara non-

meliputi: (1) harmoni sosial yang kuat,

kekerasan; (6) keinginan untuk me-

membangun bangsa bersatu Indonesia

ngubah

dan

yang mandiri, maju, adil dan makmur

kebiasaan konsumtif untuk melindungi

yang diperlukan untuk keharmonisan

lingkungan;

untuk

kehidupan sosial, (2) stabilitas nasional

menjadi sensitif dan melindungi hak asasi

dan dukungan mantap dinamis pem-

manusia;

dan

bangunan nasional, (3) Demokrasi dan

kemampuan untuk berpartisipasi dalam

masyarakat sipil, (4) Undang-Undang dan

politik di tingkat lokal, nasional, dan

ketertiban

internasional. Peradaban Indonesia akan

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi

hancur dalam kasus demoralisasi di

ditopang oleh kapasitas nasional untuk

masyarakat. Faktor Moral adalah modal

mengatur kegiatan ekonomi yang lebih

utama yang harus menjadi dasar dari

produktif dan lebih mandiri, (6) Tata

membangun masyarakat yang tertib,

pemerintahan

aman

pada

lindungan lingkungan, (11) pembangun-

dasarnya berakar pada agama, Pancasila,

an daerah Intensif, (12) patnership global.

gaya
(7)
dan

dan

hidup

mereka

kemampuan
(8)

sejahtera,

keinginan

karena

dan Sosial Budaya bangsa Indonesia.
Sementara Mochtar Lubis dikutip

konsisten

yang

dan

baik,

adil,

(10)

(5)

Per-

Sementara modal pendidikan karakter bangsa pada kebijaksanaan Depar-

Aswandi (2010, 17) menyatakan sifat

temen

karakter manusia meliputi: (1) munafik

meliputi: agama, jujur, toleransi, disiplin,

Pendidikan

dan

kebudayaan

8

kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,

peserta didik tentu telah terkontaminasi

semangat

negara,

oleh hal-hal negatif. Agar peserta didik

menghormati prestasi, komunikatif, cinta

tidak gagal untuk hidup, perlu menjadi

damai, gemar membaca, peduli ling-

katalis dalam bentuk nilai-nilai, norma,

kungan, sosial, rasa ingin tahu, dan

dan moral yang datang ke agama,

tanggung jawab. Dalam pelaksanaannya

Pancasila, dan nilai-nilai sosial budaya

harus

faktor-faktor:

bangsa. Dengan adanya katalis peserta

positif,

par-

didik tersebut akan menjadi Civic Literacy

integritas

dan

ditandai dengan recpect dan tanggung

nasional,

didukung

kepemimpinan,
ticipastion

cinta

oleh
sinergi

publik,

profesionalisme,

lingkungan

yang

jawab.

kondusif, dan nasionalisme dan pembentukan karakter. Pendekatan dalam

C.

KESIMPULAN

membangun pendidikan karakter bangsa

Dampak sebenarnya dari globalisasi

adalah metode nasionalisme kecerdasan

dan kemajuan ilmu pengetahuan dan

emosional. Metode ini meliputi: pen-

teknologi ke dalam faktor-faktor yang

didikan,

perlu dipertimbangkan memiliki dampak

rekreasi,

reflektif,

futuristik,

aplikatif, fungsional, penguatan. Dalam

negatif

mewujudkan pendidikan karakter bangsa

hilangkan kebutuhan untuk menempat-

saat ini, dapat melalui pendidikan formal

kan dampak pendidikan karakter di posisi

dalam bentuk: pendidikan karakter se-

terdepan.

Mengintegrasikan

bagai

Pancasila

dalam

subyek

yang

terpisah,

pe-

dan

positif.

Dalam

meng-

nilai-nilai

pendidikan

karakter

ngelompokan pendidikan karakter dalam

berbasis budaya dan komunitas sekolah

mater

dalam

subjek,

pendidikan

ditetapkan

sebagai

diperlukan

dan

karakter

subyek

harus,

yang

pendidikan

subjek

atau

mata

pelajaran

pengembangan kepribadian dipandang
sebagai

kebutuhan

yang

mendesak.

karakter adalah proses pendidikan itu

Berdasarkan hal diatas kita dapat me-

sendiri (Doni Koesoema A, 2012: 7-9).

nyimpulkan integrasi nilai-nilai Pancasila

Mengintegrasikan

nilai

Pancasila

dalam

pendidikan

karakter

berbasis

dalam karakter pendidikan dan sekolah

budaya dan masyarakat sekolah harus

masyarakat berbasis budaya dapat me-

ditandai dengan:

ngasumsikan

fenomeno-

1. Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber

logis. Dalam konteks ini pelajar sebagai

nilai berbasis karakter nasional pen-

wadah dengan segala potensinya, dan

didikan lingkungan budaya sekolah,

perlu diberikan sebagai isi materi. Dalam

keluarga, lingkungan masyarakat se-

kebebasan, baik peserta didik fromal

tempat yang dikembangkan sesuai

formal,

dengan

pendekatan

informal,

dan

non

memiliki

kecenderungan untuk mengisi wadah

budaya

memperhatikan

nasional

dengan

pengetahuan

lokal

dengan hal-hal negatif. Dalam proses ini

9

sehingga mudah dipahami, dihayati

Indonesia merdeka, progresif, adil,

dan dipraktekkan.

dan makmur.

2. Pendidikan

karakter

harus

di-

8. Melaksanakan

pendidikan

karakter

kembangkan melalui budaya berbasis

nasional

desain dan komunitas sekolah serta

pendidikan kewarganegaraan adalah

terintegrasi

tanggung

dengan

kemampuan

yang
jawab

tersirat
bersama,

dalam
bukan

warga untuk domain kognitif, afektif,

hanya tugas dari mata pelajaran atau

psikomotor, dan sosial.

mata kuliah PKn tetapi harus menjadi

3. Pendidikan tidak akan efektif dan
efisien jika pendidikan dilaksanakan
sempit untuk meninggalkan elemen

tanggung jawab bersama dari semua
subyek pendidikan nasional.
9. Pendekatan

yang

dikembangkan

pemberdayaan

adalah pendekatan multisdipliner dan

dalam konteks pendidikan nasional.

multidimensi yang holistik sehingga

Dalam hal ini antara pendidikan dan

dapat dikembangkan menjadi bangsa

akulturasi dan pemberdayaan adalah

yang mempunyai sikap mental yang

kesatuan yang utuh dan pendidikan

kuat.

pembudayaan

dan

karakter ditentukan oleh tiga hal:
mengetahui, perasaan moral yang

D. DAFTAR PUSTAKA

moral, dan perilaku moral.

..............,
(2010),
Desain
Induk
Pembangunan Karakter Bangsa
Tahun 2010 - 2025. Jakarta :
Pemerintah RI
...............(2003) Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional., Jakarta : Depdiknas
...............(2007) Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2007
tentang
Rencana Pembangunan
Jangka Panjang 2005-2025 ,
Bandung : Fokus Media
……….,(2006) Pedoman Pengembangan
Silabus dan Model Pembelajaran,
Jakarta:
Depdiknas
Dirjen
Dikdasmen
Ashhiddiqie, Jimly, (2010), Wawasan
Kebangsaan dan Rule of Law :
Kondisi
dan
Solusi Produktif
Memperkuat
Integrasi
Bangsa
(makalah). Jakarta : 1 Juni 2010
Basyar, Hamdan dan Tobing, Fredy BL.,
(2009), Kepemimpinan Nasional
Demokrasi,
dan
Tantangan

4. Budaya lingkungan dan komunitas
sekolah, keluarga adalah media yang
paling efektif dalam pendidikan karakter pendidikan bangsa.
5. Program dan ekstra kurikuler harus
integrasi dengan nilai Pancasila dalam
karakter pendidikan dan komunitas
sekolah berbasis budaya bangsa.
6. Menanamkan konsep dasar Pancasila
menjadi pilar kebangsaan: Pancasila,
UUD 1945 dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), dan berBhinneka Tunggal setiap jenis, jalur,
dan pendidikan baik dalam formal,
informal dan non-formal.
7. Memposisikan

kembali

pendidikan

pancasila dan pendidikan kewarganegaraan,

dan

identitas

nasional

sebagai kontrak politik untuk bangsa

10

Globalisasi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Budimansyah,
Dasim
dan
Syam,
Syaifullah (ed) (2006) Pendidikan
Nilai
Moral
dalam
Dimensi
Pendidikan
Kewarganegaraan,
menyambut 70 tahun Prof. Drs. H.A.
Kosasih
Djahiri,
Bandung:
Laboratorium
Pendidikan
Kewarganegaraan FPIPS-UPI.
Hamengku Buwono X, Sultan, (20070,
Merajut Kembali Keindonesiaan
Kita. Jakarta :PT. Gramedia Pustaka
Utama
Huntington, Samuel P., (2002), Benturan
antar Peradaban. Yogyakarta :
Qalam
Husaini, Adian, (2005), Wajah Peradaban
Barat .Jakarta : Gema Insani
Iksan, A. Bakir, (2009), Etika dan Logika
Berpolitik Wacana Kritis atas Etika
Politiik, Kekuasaan dan Demokrasi.
Bandung :Pt. Remaja Rosdakarya
Kartodirdjo, Sartono (1994) Kebudayaan
pembangunan dalam perspektif
sejarah, Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Koentjaraningrat
(1982)
Masalahmasalah pembangunan (Bunga
rampai
antropologi
terapan),
Jakarta : LP3ES
Koesoema A, Doni, (2012). Pendidikan
Karakter Utuh dan Menyeluruh.
Yogyakarta : Kanisius
Lickona, T. (1992). Educating for
Character, How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility.
New York : Bantam Books
Megawangi, Ratna, (2004), Pendidikan
Karakter : solusi yang tepat untuk
membangun bangsa. Jakarta : BP
Migas
Oommen, T.K., (2009), Citizenship,
Nationality and ethnicityReconciling
Competing Identities diterjemahkan
oleh Munabari Fahlesa

Kewarganegaraan, Kebangsaan, dan
etnisitas mendamaikan Persaingan
Identitas.Bantul : Kreasi Wacana.
Ruyadi, Yadi, (2010), Model Pendidikan
Budi Pekerti Berbasis Tradisi : Upaya
Mengokohkan Karakter Bangsa
Berjati Diri Indonesia. Bandung :
UPI
Sapriya, Ed. , (2012). Transformasi Empat
Pilar
Kebangasaan
Dalam
Mengatasi Fenomena Konflik dan
Kekerasan : Peran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Bandung
:
Laboratorium PKn UPI
Syam, Firdaus
(2009), Membangun
Peradaban Indonesia. Jakarta :
Gema Insani
Tilaar, H.A.R, (2007), Mengindonesia
Etnisitas dan Identitas Bangsa
Indonesia Tinjauan dari Perspektif
Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka
Cipta
Ubaedillah, A. et. al. (2009) Pendidikan
kewarganegaraan (Civic education)
demokrasi hak-hak asasi manusia
dan masyarakat madani, Jakarta :
ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Prenada Media Group
Udin S. Winataputra dan Dasim
Budimansyah
(2007)
Civic
education : konteks, landasan,
bahan ajar dan kultur kelas,
Bandung : Prodi PKn SPS UPI
Verdiansyah,
Chris
(ed),
(2007),
Membongkar Budaya Visi Indonesia
2030 dan Tantangan Menuju
Raksasa Dunia. Jakarta : PT.
Kompas Media Nusantara

11