Seminar Nastiti PENGARUH STRUKTUR KEPEMI
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN
PRAKTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20102013)
Disusun oleh:
NASTITI RIZKY SHIYAMMURTI
1202100182
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
• Industri manufaktur merupakan industri yang memiliki pengaruh bagi
perekonomian indonesia yang dapat dilihat dari besarnya porsi industri
manufaktur di dalam indeks Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) pada
tahun 2014.
• Sektor farmasi adalah sektor yang kurang mendapat perhatian dari
investor. Tidak seperti saham emiten tambang yang selalu berfluktuasi
dengan tajam, saham farmasi cenderung kurang likuid.
• Perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dipilih untuk dasar penelitian berdasarkan fenomena yang
terjadi, seperti salah satu kasus PT. Kimia Farma Tbk yang terlibat dalam
skandal pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari
terdeteksi adanya manipulasi (Boediono, 2005).
LATAR BELAKANG
• Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No 1,
informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen.
• Tindakan oportunis dilakukan dengan memilih kebijakan akuntansi
tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan maupun
diturunkan sesuai dengan keinginan. Perilaku manajemen untuk mengatur
laba sesuai dengan keinginan disebut manajemen laba.
• Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus
skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, salah satu di
antara beberapa kasus terjadi pada perusahaan farmasi yaitu PT. Merck.
• Tindakan manajemen laba tersebut dapat diminimalisasi melalui suatu
mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai
kepentingan yang disebut corporate governance.
• Klein (2002) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit
akan menghambat perilaku earnings management oleh pihak manajemen.
RUMUSAN MASALAH
▫ Bagaimana pengaruh struktur kepemilikan terhadap
manajemen laba.
▫ Bagaimana pengaruh penerapan praktik Good Corporate
Governance terhadap manajemen laba.
Bagaimana pengaruh komposisi anggota dewan komisaris
terhadap manajemen laba.
Bagaimana pengaruh komite audit terhadap manajemen
laba.
Bagaimana pengaruh kualitas audit terhadap manajemen
laba.
Tinjauan Pustaka
• Manajemen Laba
• Struktur Kepemilikan
• Praktik Good Corporate Governance
a)Komposisi Anggota Dewan Komisaris
b)Komite Audit
c)Kualitas Audit
Penelitian Terdahulu
PENELITI
VARIABEL
HASIL
Murhadi (2009)
Variabel Independen:
Komisaris Indepeden
Variabel Dependen:
Manajemen Laba
Komisaris independen
berhubungan negatif
terhadap praktik
earnings management.
Veronica dan Utama
(2006)
Variabel Independen :
Kepemilikan
institusional, Ukuran
Perusahaan, dan Praktik
Corporate Governance
Variabel Dependen :
Pengelolaan Laba
(Earnings Management)
1. Kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen
laba
2. Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap manajemen
laba
Hipotesis Penelitian
• H1: Struktur Kepemilikan dan Praktik Good Corporate Governance
berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba secara simultan.
• H2: Struktur Kepemilikan berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba
secara parsial.
• H3: Komposisi Anggota Dewan Komisaris berpengaruh negatif terhadap
Manajemen Laba secara parsial.
• H4: Komite Audit berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba secara
parsial.
• H5: Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba secara
parsial.
Kerangka Pemikiran
Struktur Kepemilikan
(X1)
Praktik Good Corporate
Governance (X2) :
1.Komposisi Anggota
Dewan Komisaris
2.Komite Audit
3.Kualitas Audit
H2
H3
H4
H5
H1
Manajemen
Laba
(Y)
Variabel Operasional
Variabel
Struktur
Kepemilikan (X1)
Konsep
Indikator
Skala
Struktur
kepemilikan
merupakan suatu
mekanisme untuk
mengurangi konflik
antara manajemen
dan pemegang
saham (Faisal,
2005).
Persentase jumlah
saham yang dimiliki
pihak manajemen
dari seluruh modal
perusahaan yang
dimiliki.
Rasio
Jumlah dewan
komisaris
independen :
Jumlah anggota
dewan komisaris
Rasio
Praktik Good Corporate Governance (X2)
Komposisi Anggota
Dewan Komisaris
Dewan komisaris
adalah organ
perusahaan yang
memiliki tanggung
jawab dan
kewenangan penuh
Variabel
Konsep
Indikator
Komite Audit
Komite audit
dibentuk untuk
membantu
komisaris dan
direktur untuk
melaksanakan
tugas yang
berkaitan dengan
pengendalian
internal,
pelaporan
informasi
keuangan, dan
standar perilaku
dalam perusahaan
(Sanjaya, 2008).
Presentase jumlah
anggota komite
audit dari luar
perusahaan dibagi
jumlah seluruh
anggota komite
audit.
Skala
Rasio
Variabel
Kualitas Audit
Konsep
Indikator
Skala
Dimensi kualitas
auditor yang
paling sering
digunakan dalam
penelitian adalah
ukuran kantor
akuntan publik
atau KAP karena
nama baik
perusahaan
(KAP) dianggap
gambaran yang
paling penting
(Sanjaya, 2008).
Variabel dummy :
angka 1= Auditor
perusahaan yang
termasuk KAP
Big Four
angka 0 =
Auditor
perusahaan yang
termasuk KAP
Non Big Four
Nominal
Variabel
Manajemen
Laba (Y)
Konsep
Indikator
Skala
Suatu
kemampuan
untuk
mengubah
laporan
keuangan,
kondisi kinerja
ekonomi
perusahaan
atau untuk
mempengaruhi
hasil-hasil
kontraktual
yang
bergantung
pada angkaangka
akuntansi yang
dilaporkan
(Belkaoui,
DAC
(Discretionary
Accrual)
DACt : (TACt /
At-1) – NDAt
Total Akrual =
Net Income –
Cash Flow
From Operating
Non
Discretionary
Accrual :
NDAt =
α1(1/At-1) +
α2((ΔREVt –
ΔRECt)/ At-1) +
α3(PPEt / At-1)
Rasio
Jenis Penelitian
• Purposive Sampling
Penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan
sampel melalui pertimbangan atau kriteria tertentu.
• Data Sekunder
Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang diambil dari
laporan keuangan tahunan perusahaan farmasi.
Populasi dan Sampel
• Populasi
Perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
• Sampel
Laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember 2010-2013.
Teknik Analisis Data
• Analisis Regresi
• Data Panel
• Estimasi regresi untuk pengukuran data panel menggunakan Uji
Chow, Uji Hausman, dan Uji Lagrange Multiplier.
• Statistik Deskriptif
• Pengujian Hipotesis dengan Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), dan Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji Statistik t).
Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Min.
Max.
Mean
Std.
Deviasi
Kepemilikan
Manajerial
0%
73,99%
21,31%
31,53%
Komposisi
Dewan
Komisaris
0%
66,67%
38,75%
20,62%
Komite
Audit
0%
66,67%
39,58%
21,71%
-0,0324
0,0151
0,0094
0,0352
Kualias
Audit
Manajemen
Laba
Model Common Effect
Uji Lagrange Multiplier
Model Random Effect
Uji Koefisien Determinasi (R²)
• Menggambarkan bagian variasi total dijelaskan oleh model.
Semakin besar nilai (R²) (mendekati 1), maka ketepatan semakin
baik.
• Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R-Square sebesar
0.173899 atau 17,39%.
• Variabel independen struktur kepemilikan yang diukur dengan
kepemilikan manajerial (KPMJ), komposisi anggota dewan
komisaris (KOMI), komite audit (K_AUD), dan kualitas audit
(KU_AUD) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yaitu
manajemen laba sebesar 17,39%.
Uji Statistic f
Uji Statistic t
Kesimpulan
1.
a) Struktur kepemilikan yang diukur dengan persentase kepemilikan manajerial
memiliki nilai persentase maksimum yang sama dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013 yaitu sebesar 73,99%.
b) Komposisi dewan komisaris yang memiliki persentase anggota dewan komisaris
independen di atas 30% pada tahun 2010 dan 2011 adalah seluruh perusahaan yang
menjadi sampel atau sebanyak 7 perusahaan hanya terdapat 1 perusahaan yang
memiliki persentase anggota dewan komisaris di bawah 30%, sedangkan pada tahun
2012 dan 2013 adalah sebanyak 8 perusahaan.
c) Komite audit yang memiliki jumlah maksimum sebesar 33,33% pada tahun 2010
berjumlah 3 perusahaan, sedangkan pada tahun 2011 berjumlah 2 perusahaan.
Jumlah maksimum anggota komite audit sebesar 50% pada tahun 2012 berjumlah 1
perusahaan yaitu PT. Indofarma Tbk, sedangkan jumlah maksimum anggota komite
audit pada tahun 2013 sebesar 66,67% berjumlah 1 perusahaan yaitu PT. Indofarma
Tbk.
d) Kualitas audit memiliki persentase 50% pada tahun 2010 dan 2011 adalah 4
perusahaan, sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 perusahaan yang memiliki
persentase kualitas audit 50% adalah sebanyak 4 perusahaan.
e) Manajemen laba memiliki nilai rata-rata pada tahun 2010 sebesar 0,0094, tahun
2011 sebesar 0,0121, tahun 2012 sebesar -0,0147, dan tahun 2013 sebesar -0,0147.
Perusahaan yang memiliki nilai manajemen laba di atas rata-rata pada tahun 2010
adalah sebanyak 6 perusahaan, tahun 2011 sebanyak 2 perusahaan, tahun 2012
sebanyak 6 perusahaan, dan tahun 2013 sebanyak 6 perusahaan.
Kesimpulan (lanjutan)
2. Variabel independen struktur kepemilikan, komposisi anggota
dewan komisaris, komite audit, dan kualitas audit secara simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
3. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial adalah sebagai berikut:
a) Struktur kepemilikan yang diukur dengan kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.
b) Komposisi anggota dewan komisaris tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
c) Komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba.
d) Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya:
1.
Memperluas sampel penelitian yang tidak hanya terbatas pada
sektor farmasi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada
semua perusahaan dan menambahkan periode penelitian yang lebih
panjang,
sehingga
hasil
penelitian
yang
diperoleh
dapat
menunjukkan hasil yang lebih akurat.
2. Menambahkan variabel lain yang belum dimasukkan dalam
penelitian ini yang memiliki pengaruh terhadap manajemen laba,
seperti struktur modal dan kualitas laba. Contoh variabel lain yang
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba yaitu kapitalisasi pasar
dan CEO duality.
3. Menggunakan karakteristik lain untuk mengukur variabel penelitian.
Contohnya untuk mengukur komite audit dapat menggunakan
keahlian komite audit dan untuk mengukur dewan komisaris dapat
menggunakan aktivitas atau keahlian dewan komisaris.
Saran
Bagi Investor:
Dalam mengambil keputusan investasi sebaiknya investor
tidak hanya memperhatikan angka laba akuntansi atau laba
per saham yang diinformasikan, investor juga harus
memperhatikan informasi-informasi non-keuangan lainnya
(di antaranya seperti anggota komite audit, anggota dewan
komisaris, dan KAP yang mengaudit perusahaan tertentu).
Bagi Emiten:
Perusahaan yang belum memenuhi aturan seharusnya
segera mematuhi dan menjalankan peraturan dari
Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-643/BL/2012
perihal Peraturan Nomor IX.I.5 mengenai pembentukan
komite audit, komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari
satu orang anggota komisaris independen dan sekurangkurangnya dua orang anggota lainnya berasal dari luar
emiten atau perusahaan publik.
Terimakasih
PRAKTIK GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 20102013)
Disusun oleh:
NASTITI RIZKY SHIYAMMURTI
1202100182
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
• Industri manufaktur merupakan industri yang memiliki pengaruh bagi
perekonomian indonesia yang dapat dilihat dari besarnya porsi industri
manufaktur di dalam indeks Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) pada
tahun 2014.
• Sektor farmasi adalah sektor yang kurang mendapat perhatian dari
investor. Tidak seperti saham emiten tambang yang selalu berfluktuasi
dengan tajam, saham farmasi cenderung kurang likuid.
• Perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dipilih untuk dasar penelitian berdasarkan fenomena yang
terjadi, seperti salah satu kasus PT. Kimia Farma Tbk yang terlibat dalam
skandal pelaporan keuangan (financial reporting) yang berawal dari
terdeteksi adanya manipulasi (Boediono, 2005).
LATAR BELAKANG
• Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No 1,
informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau
pertanggungjawaban manajemen.
• Tindakan oportunis dilakukan dengan memilih kebijakan akuntansi
tertentu, sehingga laba perusahaan dapat diatur, dinaikkan maupun
diturunkan sesuai dengan keinginan. Perilaku manajemen untuk mengatur
laba sesuai dengan keinginan disebut manajemen laba.
• Tindakan earnings management telah memunculkan beberapa kasus
skandal pelaporan akuntansi yang secara luas diketahui, salah satu di
antara beberapa kasus terjadi pada perusahaan farmasi yaitu PT. Merck.
• Tindakan manajemen laba tersebut dapat diminimalisasi melalui suatu
mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai
kepentingan yang disebut corporate governance.
• Klein (2002) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki komite audit
akan menghambat perilaku earnings management oleh pihak manajemen.
RUMUSAN MASALAH
▫ Bagaimana pengaruh struktur kepemilikan terhadap
manajemen laba.
▫ Bagaimana pengaruh penerapan praktik Good Corporate
Governance terhadap manajemen laba.
Bagaimana pengaruh komposisi anggota dewan komisaris
terhadap manajemen laba.
Bagaimana pengaruh komite audit terhadap manajemen
laba.
Bagaimana pengaruh kualitas audit terhadap manajemen
laba.
Tinjauan Pustaka
• Manajemen Laba
• Struktur Kepemilikan
• Praktik Good Corporate Governance
a)Komposisi Anggota Dewan Komisaris
b)Komite Audit
c)Kualitas Audit
Penelitian Terdahulu
PENELITI
VARIABEL
HASIL
Murhadi (2009)
Variabel Independen:
Komisaris Indepeden
Variabel Dependen:
Manajemen Laba
Komisaris independen
berhubungan negatif
terhadap praktik
earnings management.
Veronica dan Utama
(2006)
Variabel Independen :
Kepemilikan
institusional, Ukuran
Perusahaan, dan Praktik
Corporate Governance
Variabel Dependen :
Pengelolaan Laba
(Earnings Management)
1. Kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen
laba
2. Ukuran perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap manajemen
laba
Hipotesis Penelitian
• H1: Struktur Kepemilikan dan Praktik Good Corporate Governance
berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba secara simultan.
• H2: Struktur Kepemilikan berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba
secara parsial.
• H3: Komposisi Anggota Dewan Komisaris berpengaruh negatif terhadap
Manajemen Laba secara parsial.
• H4: Komite Audit berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba secara
parsial.
• H5: Kualitas Audit berpengaruh negatif terhadap Manajemen Laba secara
parsial.
Kerangka Pemikiran
Struktur Kepemilikan
(X1)
Praktik Good Corporate
Governance (X2) :
1.Komposisi Anggota
Dewan Komisaris
2.Komite Audit
3.Kualitas Audit
H2
H3
H4
H5
H1
Manajemen
Laba
(Y)
Variabel Operasional
Variabel
Struktur
Kepemilikan (X1)
Konsep
Indikator
Skala
Struktur
kepemilikan
merupakan suatu
mekanisme untuk
mengurangi konflik
antara manajemen
dan pemegang
saham (Faisal,
2005).
Persentase jumlah
saham yang dimiliki
pihak manajemen
dari seluruh modal
perusahaan yang
dimiliki.
Rasio
Jumlah dewan
komisaris
independen :
Jumlah anggota
dewan komisaris
Rasio
Praktik Good Corporate Governance (X2)
Komposisi Anggota
Dewan Komisaris
Dewan komisaris
adalah organ
perusahaan yang
memiliki tanggung
jawab dan
kewenangan penuh
Variabel
Konsep
Indikator
Komite Audit
Komite audit
dibentuk untuk
membantu
komisaris dan
direktur untuk
melaksanakan
tugas yang
berkaitan dengan
pengendalian
internal,
pelaporan
informasi
keuangan, dan
standar perilaku
dalam perusahaan
(Sanjaya, 2008).
Presentase jumlah
anggota komite
audit dari luar
perusahaan dibagi
jumlah seluruh
anggota komite
audit.
Skala
Rasio
Variabel
Kualitas Audit
Konsep
Indikator
Skala
Dimensi kualitas
auditor yang
paling sering
digunakan dalam
penelitian adalah
ukuran kantor
akuntan publik
atau KAP karena
nama baik
perusahaan
(KAP) dianggap
gambaran yang
paling penting
(Sanjaya, 2008).
Variabel dummy :
angka 1= Auditor
perusahaan yang
termasuk KAP
Big Four
angka 0 =
Auditor
perusahaan yang
termasuk KAP
Non Big Four
Nominal
Variabel
Manajemen
Laba (Y)
Konsep
Indikator
Skala
Suatu
kemampuan
untuk
mengubah
laporan
keuangan,
kondisi kinerja
ekonomi
perusahaan
atau untuk
mempengaruhi
hasil-hasil
kontraktual
yang
bergantung
pada angkaangka
akuntansi yang
dilaporkan
(Belkaoui,
DAC
(Discretionary
Accrual)
DACt : (TACt /
At-1) – NDAt
Total Akrual =
Net Income –
Cash Flow
From Operating
Non
Discretionary
Accrual :
NDAt =
α1(1/At-1) +
α2((ΔREVt –
ΔRECt)/ At-1) +
α3(PPEt / At-1)
Rasio
Jenis Penelitian
• Purposive Sampling
Penelitian ini menggunakan purposive sampling, yaitu penentuan
sampel melalui pertimbangan atau kriteria tertentu.
• Data Sekunder
Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang diambil dari
laporan keuangan tahunan perusahaan farmasi.
Populasi dan Sampel
• Populasi
Perusahaan manufaktur sub sektor farmasi yang terdaftar dalam
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.
• Sampel
Laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember 2010-2013.
Teknik Analisis Data
• Analisis Regresi
• Data Panel
• Estimasi regresi untuk pengukuran data panel menggunakan Uji
Chow, Uji Hausman, dan Uji Lagrange Multiplier.
• Statistik Deskriptif
• Pengujian Hipotesis dengan Uji Koefisien Determinasi (R2), Uji
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), dan Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji Statistik t).
Hasil Penelitian
Statistik Deskriptif
Min.
Max.
Mean
Std.
Deviasi
Kepemilikan
Manajerial
0%
73,99%
21,31%
31,53%
Komposisi
Dewan
Komisaris
0%
66,67%
38,75%
20,62%
Komite
Audit
0%
66,67%
39,58%
21,71%
-0,0324
0,0151
0,0094
0,0352
Kualias
Audit
Manajemen
Laba
Model Common Effect
Uji Lagrange Multiplier
Model Random Effect
Uji Koefisien Determinasi (R²)
• Menggambarkan bagian variasi total dijelaskan oleh model.
Semakin besar nilai (R²) (mendekati 1), maka ketepatan semakin
baik.
• Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai R-Square sebesar
0.173899 atau 17,39%.
• Variabel independen struktur kepemilikan yang diukur dengan
kepemilikan manajerial (KPMJ), komposisi anggota dewan
komisaris (KOMI), komite audit (K_AUD), dan kualitas audit
(KU_AUD) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yaitu
manajemen laba sebesar 17,39%.
Uji Statistic f
Uji Statistic t
Kesimpulan
1.
a) Struktur kepemilikan yang diukur dengan persentase kepemilikan manajerial
memiliki nilai persentase maksimum yang sama dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2013 yaitu sebesar 73,99%.
b) Komposisi dewan komisaris yang memiliki persentase anggota dewan komisaris
independen di atas 30% pada tahun 2010 dan 2011 adalah seluruh perusahaan yang
menjadi sampel atau sebanyak 7 perusahaan hanya terdapat 1 perusahaan yang
memiliki persentase anggota dewan komisaris di bawah 30%, sedangkan pada tahun
2012 dan 2013 adalah sebanyak 8 perusahaan.
c) Komite audit yang memiliki jumlah maksimum sebesar 33,33% pada tahun 2010
berjumlah 3 perusahaan, sedangkan pada tahun 2011 berjumlah 2 perusahaan.
Jumlah maksimum anggota komite audit sebesar 50% pada tahun 2012 berjumlah 1
perusahaan yaitu PT. Indofarma Tbk, sedangkan jumlah maksimum anggota komite
audit pada tahun 2013 sebesar 66,67% berjumlah 1 perusahaan yaitu PT. Indofarma
Tbk.
d) Kualitas audit memiliki persentase 50% pada tahun 2010 dan 2011 adalah 4
perusahaan, sedangkan pada tahun 2012 dan 2013 perusahaan yang memiliki
persentase kualitas audit 50% adalah sebanyak 4 perusahaan.
e) Manajemen laba memiliki nilai rata-rata pada tahun 2010 sebesar 0,0094, tahun
2011 sebesar 0,0121, tahun 2012 sebesar -0,0147, dan tahun 2013 sebesar -0,0147.
Perusahaan yang memiliki nilai manajemen laba di atas rata-rata pada tahun 2010
adalah sebanyak 6 perusahaan, tahun 2011 sebanyak 2 perusahaan, tahun 2012
sebanyak 6 perusahaan, dan tahun 2013 sebanyak 6 perusahaan.
Kesimpulan (lanjutan)
2. Variabel independen struktur kepemilikan, komposisi anggota
dewan komisaris, komite audit, dan kualitas audit secara simultan
tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
3. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial adalah sebagai berikut:
a) Struktur kepemilikan yang diukur dengan kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.
b) Komposisi anggota dewan komisaris tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba.
c) Komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba.
d) Kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya:
1.
Memperluas sampel penelitian yang tidak hanya terbatas pada
sektor farmasi, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi pada
semua perusahaan dan menambahkan periode penelitian yang lebih
panjang,
sehingga
hasil
penelitian
yang
diperoleh
dapat
menunjukkan hasil yang lebih akurat.
2. Menambahkan variabel lain yang belum dimasukkan dalam
penelitian ini yang memiliki pengaruh terhadap manajemen laba,
seperti struktur modal dan kualitas laba. Contoh variabel lain yang
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba yaitu kapitalisasi pasar
dan CEO duality.
3. Menggunakan karakteristik lain untuk mengukur variabel penelitian.
Contohnya untuk mengukur komite audit dapat menggunakan
keahlian komite audit dan untuk mengukur dewan komisaris dapat
menggunakan aktivitas atau keahlian dewan komisaris.
Saran
Bagi Investor:
Dalam mengambil keputusan investasi sebaiknya investor
tidak hanya memperhatikan angka laba akuntansi atau laba
per saham yang diinformasikan, investor juga harus
memperhatikan informasi-informasi non-keuangan lainnya
(di antaranya seperti anggota komite audit, anggota dewan
komisaris, dan KAP yang mengaudit perusahaan tertentu).
Bagi Emiten:
Perusahaan yang belum memenuhi aturan seharusnya
segera mematuhi dan menjalankan peraturan dari
Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-643/BL/2012
perihal Peraturan Nomor IX.I.5 mengenai pembentukan
komite audit, komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari
satu orang anggota komisaris independen dan sekurangkurangnya dua orang anggota lainnya berasal dari luar
emiten atau perusahaan publik.
Terimakasih