MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP. docx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas kurikulum dan assessment pendidikan sosiologi
dosen pengampu: Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed.
oleh
Ade LinaSugiarti
NIM 1602578
Muhamad Azis Hidayat
NIM 1604697
Sumiati
NIM 1603324
MAGISTER PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya tertuju pada pencipta alam, maha suci, maha agung yang
menggenggam alam semesta ini Allah swt, yang pada waktu ini penulis masih bisa di
berikan kehidupan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu
disenandungkan, untuk panutan umat yakni nabi Muhammad saw.
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. makalah
ini membahas mengenai model pengembangan kurikulum beauchamps sistem.
Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada dalammakalah ini, untuk
itu sampaikan kata-kata baik
dalam hal kekurangan dan kebaikan, demi
kesempurnaan makalah ini. Walaupun masih banyak kekurangan, penulis berharap
makalah ini bisa memberikan manfaat.
Bandung, Desember 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Di dalam pendidikan, kurikulum merupakan salah satu aspek yang sangat
penting. Kurikulum merupakan bagian dari satuan unit pendidikan. kurikulum
memiliki sifat fleksibel, hal tersebut dimaksudkan bahwa kurikulum bisa
dikembangkan sesuai porsi dan kebutuhan di dalam pendidikan. Selain itu, proses
pengembangan kurikulum tentu saja harus melihat beberapa aspek yang krusial,
yaitu kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program
pendidikan.
Aspek-aspek
tersebut
merupakan
sesuatu
yang
harus
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum di Indoneisa. Pengembangan
dari kurikulum mencakup pada rancangan desain, implementasi, dan evaluasi.
Pengembangan kurikulum harus menggambarkan suatu sistem perencanaan
pembelajaran, di mana hal tersebut difokuskan pada proses pembelajaran di kelas,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan dari suatu standar keberhasilan
pendidikan. Sampai saat ini, pengembangan kurikulum memiliki banyak sekali
model.
Para ahli mempunyai pandangan berbeda dalam hal pengembangan
kurikulum, beberapa ahli lebih memfokuskan pada karakteristik isi, sedangan
beberapa ahli lainnya menitikberatkan pada sisi pengelolaannya. Meskipun
memiliki fokusan yang berbeda, akan tetapi setiap ahli bertujuan untuk
mengoptimalkan kurikulum. salah satu pengembangan model kurikulum yang
dikembangkan oleh para ahli adalah model beuchamps system. Beuchamps
merupakan salah satu ahli kurikulum yang mengembangkan kurikulum sehingga
bisa digunakan secara baik. Pembahasan di dalam makalah ini adalah mengenai
konsep kurikulum, teori kurikulum menurut beuchamps, dan juga lima tahap
pengembangan kurikulum yang digagas oleh beuchamps sebagai upaya
mengembangkan kurikulum.
1.2.
Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dari model pengembangan kurikulum beauchamps?
b. Apakah
model
pengembangan
kurikulum
beuchamps
bersifat
desentralistik atau sentralistik?
Tujuan
a. Untuk menjelaskan lebih rinci mengenai pengembangan kurikulum model
1.3.
beauchamps
b. Untuk mengetahui orientasi sifat model pengembangan kurikum
beauchamps
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Kajian Teori
2.1.1. Konsep Kurikulum menurut Beuchamp
Kurikulum menjadi hal yang sangat disoroti oleh berbagai ahli sebab
kurikulum merupakan salah satu unsur krusial di dalam pendidikan. menurut
Ginting
(dalam
http://
jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-
dalam-pandangan-beuchamp.html [online]) menyatakan bahwa:
Konsep kurikulum ternyata berkembang sesuai denganperkembangan teori
dan praktik pendidikan. hal tersebut juga bervariasi sesuai dengan aliran
pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum adalah
kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari
siswa. Anggapan tersebut telah ada sejak zaman Yunani kuno. Akan tetapi
dalam lingkungan dan pada hubungan tertentu. Pandangan ini juga ternyata
masih dipakai sampai sekarang. Banyak orang tua bahka guru, jika ditanya
mengenai kurikulum akan memberikan jawaban meliputi mata pelajaran.
Lebih khususnya kurikulum diartikan sebagai isi dari pelajaran. Banyak
pendapat yang muncul selanjutnya telah berpindah dari menekankan pada
isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar, dan juga
menunjukkan adanya perubahan ruang lingkup dari konsep yang begitu
sempit kepada konsep yang lebih luas. George A.Beauchamp lebih
menekankan bahwa kurikulum sebagai suatu rencana pendidikan, sebab
pelaksanaan rencana itu sudah masuk pengajaran. Bidang cakupan teori
ataujuga bidang yang meliputi studi kurikulum berisakan mengenai konsep
kurikulum, penentuan kurikulum, pengembangan kurikulum, desain
kurikulum, implementasi dan juga evaluasi kurikulum. Kurikulum selain
sebagai bidang studi kurikulum menurut Beauchamp, merupakan acuan
dari rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem. Sistem ini merupakan
bagian dari sistem persekolahan dan juga sebagai suatu rencana pengajaran,
kurikulum harus berisikan tujuan yang ingin dicapai, bahan yang nanti
akan disajikan, kegiatan pengajaran, alat suatu pengajaran, dan jadwal
waktu pada saat pengajaran. Sebagai suatu sistem, kurikulum menjadi
bagian atau subsistem dari keseluruhan kerangka organisasi sekolah, dan
sistem sekolah. Kurikulum sebagai suatu sistem, hal ini menyangkut pada
penentuan segala kebijakan mengenai kurikulum, susunan personalia, dan
prosedur pengembangan kurikulum, serta penerapan, dan juga evaluasi
dan penyempurnaannya. Fungsi utama dalam sistem kurikulum ini
menyangkut beberapa aspek pengembangan dan penerapan juga evaluasi.
Mengenai fungsi sistem dari kurikulum dijelaskan lebih terperinci oleh
Beauchamp di dalam teori, dan konsepnya yaitu pengembangan suatu
kurikulum. Hal yang dikemukakan oleh Beauchamp bukan sekedar
menunjukkan fungsi, akan tetapi juga struktur dari suatu sistem kurikulum
tersebut, yang ternyata secara garis besar menyangkut pada pengembangan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
2.1.2. Teori Kurikulum Menurut Beauchamp
Selain konsep kurikulum yang dijelaskan oleh Beauchamps, teori kurikulum tidak
luput dibahas beuchamps dalam proses pengembangan kurikulum. Hal tersebut
dinilai untuk lebih mengenalkan dasar-dasar dari kurikulum sehingga para
pengamat bisa lebih paham apa yang sebenarnya dikembangkan beauchamps
dalam
modelnya.
Menurut
Ginting
(dalam
http://jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-dalampandanganbeuchamp.html [online]) menyatakan bahwa:
Para ahli pada dasarnya, sependapat jika teori kurikulum merupakan: suatu
perangkat pernyataan yang memberikan suatu makna terhadap kurikulum
dipersekolahan, makna tersebut terjadi sebab adanya penegasan hubungan
antara aspek-aspek kurikulum, karena adanya sebuah petunjuk
penggunaan, perkembangan, dan evaluasi kurikulum. pembahasan dari
teori kurikulum ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan
penggunaan, keputusan, perencanaan, pengembangan, dan evaluasi
kurikulum.. Menurut Beauchamp , teori kurikulum memiliki konsep yang
berhubungan erat dengan pengembangan teori ilmu-ilmu lain. Hal penting
yang terdapat di dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan
istilah teknis yang tentu saja tepat dan juga konsisten, klasifikasi
pengetahuan, dan juga analisis, menggunakan banyak penelitian prediktif
untuk menambahkan konsep-konsep, kaidah dan generalisasi, sebagai
prinsip yang bisa dijadikan pegangan dalam menjelaskan fenomena
kurikulum. Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum
antara tahun 1960 sampai dengan 1965. Ia mengidentifikasi adanya enam
komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu: landasan kurikulum, isi
kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian,
dan pengembangan teori. Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan teori kurikulum, Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan teori kurikulum, yaitu:
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi)
mengenai rangkaian-rangkaian yang menjelaskan kejadian yang
dicakupnya
2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan mengenai nilai-nilai
serta sumber-sumber pangkal tolaknya
3. Setiap teori kurikulum harus menjabarkan karakteristik dari desain
kurikulumnya
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan semua proses penentuan
kurikulumnya dan juga interaksi antar proses tersebut
5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses
penyempurnaannya
2.1.3. MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP
George A. Beauchamp mendefinisikan kurikulum sebagai dokumen tertulis
yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama belajar di sekolah.
Pengembangan
kurikulum
merupakan
bagian
penting
dalam
program
pendidikan. Kurikulum dan silabus perlu dijabarkan lebih lanjut agar dapat
dioperasionalkan
di
sekolah
dan
kelas.
Menurut
Beauchamp
(dalam
Ginting,http://jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-dalam
pandanganbeuchamp.html [online]) ada lima langkah atau pentahapan dalam
mengembangkan suatu kurikulum, yaitu:
1.Menetapkan suatu lingkup wilayah yang akan dipergunakan oleh
kurikulum. Lingkup tersebut di antaranya ialah sekolah, kabupaten,
provinsi, kecamatan, dan negara. Tahapan pembentukan arena atau ruang
lingkup ini ternyata ditentukan oleh orang-orang yang memiliki wewenang,
dalam hal ini adalah pengambil kebijakan dalam proses pengembangan
kurikulum, serta oleh tujuan-tujuan dari pengembangan kurikulum.
2. Menetapkan personalia, penetapan ini dilakukan untuk bisa mengatur
mengenai siapa yang akan terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada
beberapa kategori orang yang bisa ikut berpartisipasi.
a. ahli-ahli pendidikan atau ahli kurikulum yang ada pada pusat
pengembangan kurikulum serta ahli- ahli di bidang ilmu dari luar
pembahasan.
b. ahli-ahli pendidikan dari berbagai perguruan tinggi maupun sekolah serta
para guru yang tentu saja dipilih dengan kriteria yang profesional dalam
sistem pendidikan. Beauchamp mencoba melibatkan ahli- ahli dan tokohpendidikan sebanyak dan seluas mungkin. Akan tetapi, biasanya pengaruh
dari mereka ini kurang langsung terhadap pengembangan kurikulum,
dibandingkan dengan tokoh lain, sebut saja penulis serta penerbit buku,
para politisi, para pengusaha, dan pejabat pemerintah, serta industriawan.
Penetapan personalia ini sudah barang tentu disesuaikan dengan tingkat
dan luas wilayah arenanya. Untuk tingkat provinsi keterlibatan guru lebih
sedikit dibanding dalam lingkup tingkat kabupaten, kecamatan bahkan
sekolah keterlibatan guru-guru semakin besar.
3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah-langkah ini menyangkut pada prosedur yang memang harus
ditempuh untuk merumuskan suatu tujuan umum dan tujuan yang lebih
khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan
dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp membagi
keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu:
a. membentuk tim pengembang kurikulum.
b. mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang
sedang digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan
kurikulum baru.
c. merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru.
d. penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
4. Implementasi kurikulum.
Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan
kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan
kesiapan yang menyeluruh,baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan
maupun biaya, di samping kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau
administrator setempat.
5. Evaluasi kurikulum.
Langkah ini mencakup empat hal, yaitu:
a. Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
b. Evaluasi desain kurikulum
c. Evaluasi hasil belajar siswa
d. Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi
penyempurnaan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip
melaksanakannya.
a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di
kelas, diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah
tertentu baik berskala regional maupun nasional yang disebut arena.
b. Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para
ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar
mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai
Koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum,
memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai criteria untuk
memilih kurikulum mana yang akan dipakai, dan menulis secara
menyeluruh mengenai kurikulum yang akan dikembangkan.
d. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Pembahasan
Pembahasan Model beauchamps sistem merupakan nama yang diambil dari
ahli yang mengembangkan model kurikulum ini. Beauchamps menitikberatkan
pada lima aspek yang harus ada di dalam pengembangan model kurikulum. Lima
aspek tersebut mencakup pada penentuan arena, penetapan personalia, prosedur
pengembangan, implementasi, serta evaluasi kurikulum.
Penentuan arena di dalam model beauchamps sistem ini menjelaskan tentang
tempat yang akan dipakai untuk mengaplikasikan kurikulum, seperti satu lingkup
kabupaten, lingkup kecamatan, atau lingkup sekolah. Hal ini dirasa perlu sebab
dengan mengetahui penentuan arena dalam penerapan kurikulum, tujuan
kurikulum pun akan mudah dilaksanakan karena pengembangan dari kurikulum
sudah mengenal karakteristik arena.
Selain itu, penentuan arena akan memberi arahan yang jelas dalam
penerapannya sehingga tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
pada penempatan area pelaksanaan kurikulum. Penempatan ini juga akan lebih
jelas dan fokus. Penetapan personalia di dalam model ini difokuskan pada
menentukan orang-orang yang terlibat di dalam pengembangan kurikulum.
Penentuan personalia ini harus berdasar kepada kemampuan masing-masing
orang, sebab jika memilih beberapa orang yang tidak sesuai bidang
keilmuwannya akan memperburuk keadaan, oleh karena itu penetapan personalia
ini begitu penting. Penentuan personalia ini mencakup kepada para ahli
kurikulum, ahli-ahli pendidikan yang biasanya terdapat pada lingkup perguruan
tinggi, serta penentuan personalia ini juga melibatkan guru-guru dengan
menyesuaikan arena yang ditetapkan.
Prosedur pengembangan kurikulum merupakan langkah yang harus benarbenar dipikirkan dengan baik, sebab ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
seperti merumuskan tujuan. Tujuan pengembangan kurikulum mencakup pada
tujuan umum dan khusus sehingga harus dipertimbangkan dengan matang.
Memilih isi kegiatan pembelajaran serta evaluasi.
Evaluasi kurikulum, ini merupakan langkah terakhir yang ditekankan oleh
beauchamps, tahap evaluasi adalah tahap yang menjadikan data-data yang
dihasilkan dari evaluasi-evaluasi ini dijadikan tolok ukur bagi penyempurnaan
kurikulum. Model beauchamps mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda
seperti model administratif. Terutama pada orientasinya yang memfokuskan pada
arah top down atau sentralistik.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Kesimpulan Beauchamps merupakan ahli kurikulum yang mengusung model
pengembangan kurikulum dan model tersebut dinamai dengan namanya yaitu
model beauchamps sistem. Beauchamps membagi pengembangan kurikulum ke
dalam lima tahapan, yaitu lima tahapan tersebut mencakup pada penentuan
arena, penetapan personalia, prosedur pengembangan, implementasi, dan
evaluasi kurikulum. Model beauchamps mempunyai karakteristik yang tidak
jauh berbeda seperti model administratif.
Terutama pada orientasinya yang
memfokuskan pada arah topdown atau sentralistik.
4.2.
Saran
Makalah ini memberikan gambaran mengenai model pengembangan
kurikulum beauchamps, akan tetapi di dalam makalah ini tidak terdapat Negara
yang memakai model pengembangan kurikulum ini sehingga penulis
memberikan saran supaya pembaca mencari tahu lebih mengenai Negara yang
mengaplikasikan model kurikulum ini.
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas kurikulum dan assessment pendidikan sosiologi
dosen pengampu: Prof. Dr. H. Achmad Hufad, M.Ed.
oleh
Ade LinaSugiarti
NIM 1602578
Muhamad Azis Hidayat
NIM 1604697
Sumiati
NIM 1603324
MAGISTER PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya tertuju pada pencipta alam, maha suci, maha agung yang
menggenggam alam semesta ini Allah swt, yang pada waktu ini penulis masih bisa di
berikan kehidupan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu
disenandungkan, untuk panutan umat yakni nabi Muhammad saw.
makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. makalah
ini membahas mengenai model pengembangan kurikulum beauchamps sistem.
Penulis menyadari akan segala kekurangan yang ada dalammakalah ini, untuk
itu sampaikan kata-kata baik
dalam hal kekurangan dan kebaikan, demi
kesempurnaan makalah ini. Walaupun masih banyak kekurangan, penulis berharap
makalah ini bisa memberikan manfaat.
Bandung, Desember 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Di dalam pendidikan, kurikulum merupakan salah satu aspek yang sangat
penting. Kurikulum merupakan bagian dari satuan unit pendidikan. kurikulum
memiliki sifat fleksibel, hal tersebut dimaksudkan bahwa kurikulum bisa
dikembangkan sesuai porsi dan kebutuhan di dalam pendidikan. Selain itu, proses
pengembangan kurikulum tentu saja harus melihat beberapa aspek yang krusial,
yaitu kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program
pendidikan.
Aspek-aspek
tersebut
merupakan
sesuatu
yang
harus
dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum di Indoneisa. Pengembangan
dari kurikulum mencakup pada rancangan desain, implementasi, dan evaluasi.
Pengembangan kurikulum harus menggambarkan suatu sistem perencanaan
pembelajaran, di mana hal tersebut difokuskan pada proses pembelajaran di kelas,
sehingga mampu memenuhi kebutuhan dari suatu standar keberhasilan
pendidikan. Sampai saat ini, pengembangan kurikulum memiliki banyak sekali
model.
Para ahli mempunyai pandangan berbeda dalam hal pengembangan
kurikulum, beberapa ahli lebih memfokuskan pada karakteristik isi, sedangan
beberapa ahli lainnya menitikberatkan pada sisi pengelolaannya. Meskipun
memiliki fokusan yang berbeda, akan tetapi setiap ahli bertujuan untuk
mengoptimalkan kurikulum. salah satu pengembangan model kurikulum yang
dikembangkan oleh para ahli adalah model beuchamps system. Beuchamps
merupakan salah satu ahli kurikulum yang mengembangkan kurikulum sehingga
bisa digunakan secara baik. Pembahasan di dalam makalah ini adalah mengenai
konsep kurikulum, teori kurikulum menurut beuchamps, dan juga lima tahap
pengembangan kurikulum yang digagas oleh beuchamps sebagai upaya
mengembangkan kurikulum.
1.2.
Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dari model pengembangan kurikulum beauchamps?
b. Apakah
model
pengembangan
kurikulum
beuchamps
bersifat
desentralistik atau sentralistik?
Tujuan
a. Untuk menjelaskan lebih rinci mengenai pengembangan kurikulum model
1.3.
beauchamps
b. Untuk mengetahui orientasi sifat model pengembangan kurikum
beauchamps
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.
Kajian Teori
2.1.1. Konsep Kurikulum menurut Beuchamp
Kurikulum menjadi hal yang sangat disoroti oleh berbagai ahli sebab
kurikulum merupakan salah satu unsur krusial di dalam pendidikan. menurut
Ginting
(dalam
http://
jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-
dalam-pandangan-beuchamp.html [online]) menyatakan bahwa:
Konsep kurikulum ternyata berkembang sesuai denganperkembangan teori
dan praktik pendidikan. hal tersebut juga bervariasi sesuai dengan aliran
pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum adalah
kumpulan mata pelajaran yang harus disampaikan oleh guru dan dipelajari
siswa. Anggapan tersebut telah ada sejak zaman Yunani kuno. Akan tetapi
dalam lingkungan dan pada hubungan tertentu. Pandangan ini juga ternyata
masih dipakai sampai sekarang. Banyak orang tua bahka guru, jika ditanya
mengenai kurikulum akan memberikan jawaban meliputi mata pelajaran.
Lebih khususnya kurikulum diartikan sebagai isi dari pelajaran. Banyak
pendapat yang muncul selanjutnya telah berpindah dari menekankan pada
isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar, dan juga
menunjukkan adanya perubahan ruang lingkup dari konsep yang begitu
sempit kepada konsep yang lebih luas. George A.Beauchamp lebih
menekankan bahwa kurikulum sebagai suatu rencana pendidikan, sebab
pelaksanaan rencana itu sudah masuk pengajaran. Bidang cakupan teori
ataujuga bidang yang meliputi studi kurikulum berisakan mengenai konsep
kurikulum, penentuan kurikulum, pengembangan kurikulum, desain
kurikulum, implementasi dan juga evaluasi kurikulum. Kurikulum selain
sebagai bidang studi kurikulum menurut Beauchamp, merupakan acuan
dari rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem. Sistem ini merupakan
bagian dari sistem persekolahan dan juga sebagai suatu rencana pengajaran,
kurikulum harus berisikan tujuan yang ingin dicapai, bahan yang nanti
akan disajikan, kegiatan pengajaran, alat suatu pengajaran, dan jadwal
waktu pada saat pengajaran. Sebagai suatu sistem, kurikulum menjadi
bagian atau subsistem dari keseluruhan kerangka organisasi sekolah, dan
sistem sekolah. Kurikulum sebagai suatu sistem, hal ini menyangkut pada
penentuan segala kebijakan mengenai kurikulum, susunan personalia, dan
prosedur pengembangan kurikulum, serta penerapan, dan juga evaluasi
dan penyempurnaannya. Fungsi utama dalam sistem kurikulum ini
menyangkut beberapa aspek pengembangan dan penerapan juga evaluasi.
Mengenai fungsi sistem dari kurikulum dijelaskan lebih terperinci oleh
Beauchamp di dalam teori, dan konsepnya yaitu pengembangan suatu
kurikulum. Hal yang dikemukakan oleh Beauchamp bukan sekedar
menunjukkan fungsi, akan tetapi juga struktur dari suatu sistem kurikulum
tersebut, yang ternyata secara garis besar menyangkut pada pengembangan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
2.1.2. Teori Kurikulum Menurut Beauchamp
Selain konsep kurikulum yang dijelaskan oleh Beauchamps, teori kurikulum tidak
luput dibahas beuchamps dalam proses pengembangan kurikulum. Hal tersebut
dinilai untuk lebih mengenalkan dasar-dasar dari kurikulum sehingga para
pengamat bisa lebih paham apa yang sebenarnya dikembangkan beauchamps
dalam
modelnya.
Menurut
Ginting
(dalam
http://jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-dalampandanganbeuchamp.html [online]) menyatakan bahwa:
Para ahli pada dasarnya, sependapat jika teori kurikulum merupakan: suatu
perangkat pernyataan yang memberikan suatu makna terhadap kurikulum
dipersekolahan, makna tersebut terjadi sebab adanya penegasan hubungan
antara aspek-aspek kurikulum, karena adanya sebuah petunjuk
penggunaan, perkembangan, dan evaluasi kurikulum. pembahasan dari
teori kurikulum ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan
penggunaan, keputusan, perencanaan, pengembangan, dan evaluasi
kurikulum.. Menurut Beauchamp , teori kurikulum memiliki konsep yang
berhubungan erat dengan pengembangan teori ilmu-ilmu lain. Hal penting
yang terdapat di dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan
istilah teknis yang tentu saja tepat dan juga konsisten, klasifikasi
pengetahuan, dan juga analisis, menggunakan banyak penelitian prediktif
untuk menambahkan konsep-konsep, kaidah dan generalisasi, sebagai
prinsip yang bisa dijadikan pegangan dalam menjelaskan fenomena
kurikulum. Beauchamp merangkumkan perkembangan teori kurikulum
antara tahun 1960 sampai dengan 1965. Ia mengidentifikasi adanya enam
komponen kurikulum sebagai bidang studi yaitu: landasan kurikulum, isi
kurikulum, desain kurikulum, rekayasa kurikulum, evaluasi dan penelitian,
dan pengembangan teori. Dari semua uraian tentang hal-hal yang berkaitan
dengan teori kurikulum, Beauchamp mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan teori kurikulum, yaitu:
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi)
mengenai rangkaian-rangkaian yang menjelaskan kejadian yang
dicakupnya
2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan mengenai nilai-nilai
serta sumber-sumber pangkal tolaknya
3. Setiap teori kurikulum harus menjabarkan karakteristik dari desain
kurikulumnya
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan semua proses penentuan
kurikulumnya dan juga interaksi antar proses tersebut
5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses
penyempurnaannya
2.1.3. MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM BEAUCHAMP
George A. Beauchamp mendefinisikan kurikulum sebagai dokumen tertulis
yang memuat rencana untuk pendidikan peserta didik selama belajar di sekolah.
Pengembangan
kurikulum
merupakan
bagian
penting
dalam
program
pendidikan. Kurikulum dan silabus perlu dijabarkan lebih lanjut agar dapat
dioperasionalkan
di
sekolah
dan
kelas.
Menurut
Beauchamp
(dalam
Ginting,http://jasafadilahginting.blogspot.co.id/2011/01/kurikulum-dalam
pandanganbeuchamp.html [online]) ada lima langkah atau pentahapan dalam
mengembangkan suatu kurikulum, yaitu:
1.Menetapkan suatu lingkup wilayah yang akan dipergunakan oleh
kurikulum. Lingkup tersebut di antaranya ialah sekolah, kabupaten,
provinsi, kecamatan, dan negara. Tahapan pembentukan arena atau ruang
lingkup ini ternyata ditentukan oleh orang-orang yang memiliki wewenang,
dalam hal ini adalah pengambil kebijakan dalam proses pengembangan
kurikulum, serta oleh tujuan-tujuan dari pengembangan kurikulum.
2. Menetapkan personalia, penetapan ini dilakukan untuk bisa mengatur
mengenai siapa yang akan terlibat dalam pengembangan kurikulum. Ada
beberapa kategori orang yang bisa ikut berpartisipasi.
a. ahli-ahli pendidikan atau ahli kurikulum yang ada pada pusat
pengembangan kurikulum serta ahli- ahli di bidang ilmu dari luar
pembahasan.
b. ahli-ahli pendidikan dari berbagai perguruan tinggi maupun sekolah serta
para guru yang tentu saja dipilih dengan kriteria yang profesional dalam
sistem pendidikan. Beauchamp mencoba melibatkan ahli- ahli dan tokohpendidikan sebanyak dan seluas mungkin. Akan tetapi, biasanya pengaruh
dari mereka ini kurang langsung terhadap pengembangan kurikulum,
dibandingkan dengan tokoh lain, sebut saja penulis serta penerbit buku,
para politisi, para pengusaha, dan pejabat pemerintah, serta industriawan.
Penetapan personalia ini sudah barang tentu disesuaikan dengan tingkat
dan luas wilayah arenanya. Untuk tingkat provinsi keterlibatan guru lebih
sedikit dibanding dalam lingkup tingkat kabupaten, kecamatan bahkan
sekolah keterlibatan guru-guru semakin besar.
3. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah-langkah ini menyangkut pada prosedur yang memang harus
ditempuh untuk merumuskan suatu tujuan umum dan tujuan yang lebih
khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan
dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp membagi
keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu:
a. membentuk tim pengembang kurikulum.
b. mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang
sedang digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan
kurikulum baru.
c. merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru.
d. penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
4. Implementasi kurikulum.
Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan
kurikulum yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan
kesiapan yang menyeluruh,baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan
maupun biaya, di samping kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau
administrator setempat.
5. Evaluasi kurikulum.
Langkah ini mencakup empat hal, yaitu:
a. Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
b. Evaluasi desain kurikulum
c. Evaluasi hasil belajar siswa
d. Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi
penyempurnaan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip
melaksanakannya.
a. Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di
kelas, diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah
tertentu baik berskala regional maupun nasional yang disebut arena.
b. Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para
ekspert, staf pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
c. Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar
mengajar. Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai
Koordinator yang bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum,
memilih materi pelajaran baru, menentukan berbagai criteria untuk
memilih kurikulum mana yang akan dipakai, dan menulis secara
menyeluruh mengenai kurikulum yang akan dikembangkan.
d. Melaksanakan kurikulum di sekolah.
e. Mengevaluasi kurikulum yang berlaku.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Pembahasan
Pembahasan Model beauchamps sistem merupakan nama yang diambil dari
ahli yang mengembangkan model kurikulum ini. Beauchamps menitikberatkan
pada lima aspek yang harus ada di dalam pengembangan model kurikulum. Lima
aspek tersebut mencakup pada penentuan arena, penetapan personalia, prosedur
pengembangan, implementasi, serta evaluasi kurikulum.
Penentuan arena di dalam model beauchamps sistem ini menjelaskan tentang
tempat yang akan dipakai untuk mengaplikasikan kurikulum, seperti satu lingkup
kabupaten, lingkup kecamatan, atau lingkup sekolah. Hal ini dirasa perlu sebab
dengan mengetahui penentuan arena dalam penerapan kurikulum, tujuan
kurikulum pun akan mudah dilaksanakan karena pengembangan dari kurikulum
sudah mengenal karakteristik arena.
Selain itu, penentuan arena akan memberi arahan yang jelas dalam
penerapannya sehingga tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
pada penempatan area pelaksanaan kurikulum. Penempatan ini juga akan lebih
jelas dan fokus. Penetapan personalia di dalam model ini difokuskan pada
menentukan orang-orang yang terlibat di dalam pengembangan kurikulum.
Penentuan personalia ini harus berdasar kepada kemampuan masing-masing
orang, sebab jika memilih beberapa orang yang tidak sesuai bidang
keilmuwannya akan memperburuk keadaan, oleh karena itu penetapan personalia
ini begitu penting. Penentuan personalia ini mencakup kepada para ahli
kurikulum, ahli-ahli pendidikan yang biasanya terdapat pada lingkup perguruan
tinggi, serta penentuan personalia ini juga melibatkan guru-guru dengan
menyesuaikan arena yang ditetapkan.
Prosedur pengembangan kurikulum merupakan langkah yang harus benarbenar dipikirkan dengan baik, sebab ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
seperti merumuskan tujuan. Tujuan pengembangan kurikulum mencakup pada
tujuan umum dan khusus sehingga harus dipertimbangkan dengan matang.
Memilih isi kegiatan pembelajaran serta evaluasi.
Evaluasi kurikulum, ini merupakan langkah terakhir yang ditekankan oleh
beauchamps, tahap evaluasi adalah tahap yang menjadikan data-data yang
dihasilkan dari evaluasi-evaluasi ini dijadikan tolok ukur bagi penyempurnaan
kurikulum. Model beauchamps mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda
seperti model administratif. Terutama pada orientasinya yang memfokuskan pada
arah top down atau sentralistik.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Kesimpulan Beauchamps merupakan ahli kurikulum yang mengusung model
pengembangan kurikulum dan model tersebut dinamai dengan namanya yaitu
model beauchamps sistem. Beauchamps membagi pengembangan kurikulum ke
dalam lima tahapan, yaitu lima tahapan tersebut mencakup pada penentuan
arena, penetapan personalia, prosedur pengembangan, implementasi, dan
evaluasi kurikulum. Model beauchamps mempunyai karakteristik yang tidak
jauh berbeda seperti model administratif.
Terutama pada orientasinya yang
memfokuskan pada arah topdown atau sentralistik.
4.2.
Saran
Makalah ini memberikan gambaran mengenai model pengembangan
kurikulum beauchamps, akan tetapi di dalam makalah ini tidak terdapat Negara
yang memakai model pengembangan kurikulum ini sehingga penulis
memberikan saran supaya pembaca mencari tahu lebih mengenai Negara yang
mengaplikasikan model kurikulum ini.