WRAP UP SKENARIO 3 BLOK ENDOKRIN DAN MET

WRAP UP SKENARIO 3
BLOK ENDOKRIN DAN METABOLISME
“MENSTRUASI TIDAK TERATUR”

KELOMPOK A.2

KETUA
: Bella Amelia S
1102012043
SEKRETARIS: Chairunnisa Rifka
1102012044
ANGGOTA
: Adi Wibowo
1102011006
Arum Sekar Latih
1102012029
Bayuni Izzat Nabilah
1102012042
Erin Octivera
1102012077
Finaldo Andili

1102012087
Fitri Permatasari
1102012089
Fitria Fadzri R.
1102012091

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2014/2015

Skenario 3

MENSTRUASI TIDAK TERATUR

Seorang wanita, 20 tahun, mahasiswi universitas yarsi, datang ke Poliklinik RS dengan
keluhan haid tidak teatur yaitu sejak 6 bulan yang lalu. Setiap haid lamanya 2 – 3 minggu.
Dua hari ini, haid banyak sekali (5 x ganti pembalut sehari). Pasien mendapatkan haid yang
pertama sejak usia 12 tahun, teratur setiap bulan.

Pemeriksaan fisik didapatkan:

Keadaan umum
: tampak pucat
Kesadaran
: komposmentis
TD
: 110/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Jantung dan Paru

: dalam batas normal

Pemeriksaan luar ginekologi:
Abdomen:
Inspeksi

: Perut tampak mendatar

Palpasi


: lemas

Auskultasi

: bising usus normal

Vulva/vagina : fluksus (+)
Pemeriksaan penunjang:
USG Ginekologi: Uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium kanan dan kiri normal. Tidak
tampak massa pada adneksa kanan dan kiri.
Lab. Darah rutin: Hb 10 g/dL, trombosit 300.000 /uL, lain – lain normal.
Berdasarkan pemeriksaan di aras, Dokter menduga kelainan haid disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormonal.
Pasien juga bingung apakah keluhan ini karena haid atau istihadhah sehingga ragu dalam
melaksanakan hukum islam.

Kata – kata Sulit
1. Fluksus
2. Menstruasi
3. Ginekologi

4. Adneksa
5. Istihadhah

Pertanyaan

: Cairan berlebih yang keluar dari vagina
: Luruhnya dindin endometrium karena tidak ada fertilisasi
: Pemeriksaan untuk mendeteksi keadaan atau ketidak normalan uterus
dan ovarium
: Benjolan di jaringan dekat Rahim . Biasanya di indung telur dan tuba
falopi
: Darah yang keluar dari kemaluan wanita diluar haid. Serta bukan
karena melahirkan.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

Apa penyebab fluksus?
Apa hubungannya hb rendah dengan menstruasi tidak teratur?
Hormon apa yang mempengaruhi haid yang tidak teratur?
Pemeriksaan penunjang Gold standard untuk pasien dengan menstruasi tidak
teratur?
Faktor apa saja yang mempengaruhi ketidakseimbangan hormon?
Bagaimana cara membedakan haid dengan istihadhah?
Apa tatalaksana yang akan diberikan dokter?
Apa yang menyebabkan pasien pucat?

Jawaban
1. Karena ktidakseimbangannya hormon
2. Karena pengeluaran darah yang berlebih pada saat haid menyebabkan hb yang
rendah.
3. Karena terganggunya hormon GnRH, FSH, LH, Progesteron dan estrogen.
4. Cek hormon yang dapat mempengaruhi menstruasi.
5. - Berat badan

- Stress
- Gaya hidup
- Kurang / kelebihan olahraga
6. darah haid yang keluar lebih dari 12/15 hari.
7. Terapi hormon & menghindarkan factor resiko.
8. Karena hb nya turun.

Hipotesis

Haid tidak teratur dan Jumlah yang banyak, dapat disebabkan oleh berat badan, stress,
gaya hidup seperti kurang atau olahraga yang berlebih dan makanan yang dikonsumsi. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan Fundus uteri tidak teraba dan ketidakseimbangan hormon.
Dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosis (Gold Standard) yaitu cek
hormon. Didapatkan ketidakseimbangan hormon atau terganggunya hormon GnRH, LH,
Progesteron dan estrogen. Tatalaksana pada ketidakseimbangan hormon adalah terapi hormon
dan menghindari factor resiko serta diberikan edukasi tentang perbedaan darah haid dan
istihadhah.

SASARAN BELAJAR


L.I.1. Memahami dan menjelaskan Anatomi Reproduksi Wanita
L.O.1.1. Makroskopis anatomi reproduksi wanita
L.O.1.2. Mikroskopis anatomi reproduksi wanita
L.I.2. Memahami dan menjelaskan Fisiologi & Biokimia haid dan hormonal wanita
L.I.3. Memahami dan menjelaskan kelainan haid
L.O.3.1. Berdasarkan kelainan Siklus
L.O.3.2. Berdasarkan kelainan jumlah dan lamanya pendarahan
L.O.3.3. Berdasarkan gangguan lainnya
L.O.3.4. Metroragia
L.I.4. Memahami dan menjelaskan perbedaan haid dengan istihadhah dalam prespeksi islam
L.I.5. Memahami dan menjelaskan ibadah yang dapat dijalankan dalam keadaan suci dan
tidak suci

L.I.1. Memahami dan menjelaskan Anatomi Reproduksi Wanita

L.O.1.1. Makroskopis anatomi reproduksi wanita
Anatomi Makroskopis

OVARIUM
Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang

berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior
ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii. Bagian ligamentum latum yang teletak
diantara perlekatan Mesovarium dan dinding lateral pelvis disebut ligamentum suspensorium
ovarii. Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan sisa bagian atas gubernaculums,
menghubungkan pinggir lateral uterus dengan ovarium.
Ovarium biasanya terletak di depan dinding lateral pelvis pada lekukan yang disebut
fossa ovarica. Letak ovarium sering ditemukan tergantung ke bawah ke dalam excavation
rectouterina (cavum Douglasi). Ovarium dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis disebut tunica
albuginea. Bagian luar capsula ini dibungkus oleh lapisan peritoneum yang mengalami
modifikasi disebut epithelium germinativum.
Fungsi
Ovarium merupakan organ yang bertanggung jawab terhadap produksi sel benih perempuan
yang disebut ovum dan hormon seks perempuan (estrogen dan progesterone) pada perempuan
dewasa.
Pendarahan
Ovarium disuplai oleh A.ovarica (cabang aorta abdominalis), sedangkan venanya muncul dari
hilus ovarium sebagai pleksus pampiniformis, diteruskan ke V.ovarica dextra lalu ke V.cava
inferior (kecuali V.ovarica kiri yang terlebih dahulu bermuara ke V.renalis sinistra).
Aliran Limf


Pembuluh limf ovarium mengikuti arteria ovarica dan mengalirkan limf ke nodi para aortici,
setinggi vertebra L1.
Persarafan
Persarafan ovarium berasal dari plexus aorticus dan mengikuti perjalanan arteria ovarica.

1.
2.
3.
4.

TUBA UTERINA
Setiap wanita yang normal memiliki sepasang di kiri dan kanan terletak pada pinggir
atas ligamentum latum. Panjang masing-masing saluran ini sekitar 10-12 cm. Masing-masing
menghubungkan kavitas uteri. Pada tuba ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian, sebagai
berikut :
Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding uterus mulai pada
ostium internum tubae.
Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum dan merupakan bagian
tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S.
Pars Isthmica, bagian tuba sebelah keluar dari dinding uterus dan merupakan bagian tuba

yang lurus dan sempit.
Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya menghadap ke rongga
perut, Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna sebagai alat penangkap ovum.
Fungsi
Saluran telur (tuba uterina falopii) adalah saluran antara rongga rahim dengan indung
telur. Pada bagian ujungnya saluran telur berbentuk seperti jemari disebut fimbria berfungsi
menangkap sel telur yang dilepaskan indung telur saat ovulasi. Setiap wanita yang normal
memiliki sepasang di kiri dan kanan. Panjang masing-masing saluran ini sekitar 10-12 cm.
Saluran telur bagian ujung, sekitar dua pertiga panjang saluran, disebut ampula yang
merupakan tempat terjadinya pertemuan antara sel telur dan sel sperma (fertilisasi).
Kemudian embrio yang berkembang akan bergerak menuju rongga rahim dengan bantuan
sapuan rambut-rambut getar (silia) di dinding saluran telur dalam waktu 7 hari.
Pendarahan
Arteria uterine merupakan cabang arteria iliaca interna sedangkan arteria ovarica cabang dari
aorta abdominalis. Vena mengikuti arteri.
Aliran Limf
Pembuluh limf mengikuti jalannya arteria dan bermuara ke nodi iliaci interni dan para aortici.
Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastricus inferior.
UTERUS

Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan berdinding tebal.
Uterus terbagi menjadi fundus, corpus, dan cervix uteri. Fundus uteri merupakan bagian
uterus yang terletak di atas muara tuba uterina. Corpus uteri merupakan bagian uterus yang
terletak di bawah muara tuba uterina. Bagian bawah corpus menyempit, yang akan berlanjut
sebagai cervix uteri. Cavitas uteri berbentuk segitiga pada penampang koronal, berbentuk
celah pada penampang sagital. Rongga pada cervix uteri yang disebut canalis cervicis uteri
melalui ostium histologicum uteri internum dan dengan vagina melalui ostium uteri.

Fungsi
Uterus berfungsi sebagai tempat menerima, mempertahankan, dan memberi makan ovum
yang telah dibuahi. Tempat pembuatan hormon. Sebagai tempat terjadinya menstruasi.
Pendarahan
Pendarahan disuplai oleh A.uterina cabang A.iliaca interna. A.uterina beranastomosis dengan
A.ovarica dan A.vaginalis. Sistem venanya mengikuti sistem pembuluh nadinya dan
bermuara ke dalam vena iliaca interna.
Aliran Limf
Pembuluh limf dari fundus uteri berjalan bersama arteria ovarica dan mengaliran limf ke nodi
para aortici setinggi vertebrata L1. Pembuluh limf dari corpus uteri dan cervix uteri bermuara
ke nodi iliaci externi.
Persarafan
Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari hypogastricus inferior
VAGINA
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan uterus dengan vulva dan merupakan tabung
berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris khusus dan dialiri banyak
pembuluh darah serta serabut saraf secara melimpah. Panjang Vagina kurang lebih 10-12 cm
dari vestibula ke uterus, dan letaknya di antara kandung kemih dan rektum.
Fungsi
Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada perempuan, tetapi juga dapat sebagai
saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah menstruasi, sebagai jalan lahir pada
waktu partus.
Pendarahan
Arteri vaginalis, cabang arteria iliaca interna dan ramus vaginalis arteria uterina. Sedangkan
pada vena, vena vagina membentuk sebuah plexus venosus vaginalis di sekeliling vagina dan
bermuara ke vena iliaca interna.
Aliran Limf
Pembuluh limf dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke nodi iliaci externi dan interni,
pembuluh limf dari sepertiga bagian tengah vagina bermuara ke nodi iliaci interni, sedangkan
sepertiga bagian bawahnya bermuara ke nodi inguinales superficiales.
Persarafan
Saraf yang mempersarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus inferior.
Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian
paling atas dari vulva
Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi
rambut

Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak
mengandung pembuluh darah dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk
clitoris. Labium minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra
di bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.
Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil, merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena
banyak mengandung saraf.
L.O.1.2. Mikroskopis anatomi reproduksi wanita
OVARIUM
http://lh6.ggpht.com/-1FBn29-

u_Pc/TktEQmvoZEI/AAAAAAAABQ4/6U78HWcgklg/s1600-h/ovary4xLb1%5B2%5D.jpg
Fungsi ovarium :
 Produksi sel germinal
 Biosintesis hormon steroid
Sel germinal terdapat pada folikel ovarium. Masing-masing folikel berada dalam keadaan
istirtahat dan mengandung oosit primordial ( primitif ) yang dikelilingi satu lapis sel
yaitu sel granulosa. Disekitar sel granulosa terdapat sekelompok sel yaitu sel teka.
Sel teka memproduksi androgen yang oleh sel granulosa di konversi menjadi estrogen.
Hormon steroid dari ovarium bekerja dalam folikel untuk menujang perkembangan oosit dan
di luar ovarium, hormon steroid bekerja pada jaringan target.

Pada neonatus, ovarium manusia mengandung sekitar 2 juta oosit . pada saat pubertas tersisa
sekitar 100.000 oosit. Jumlah oosit semakin berkurang selama masa reproduksi akibat proses
mitosis oogonium primitif pada masa janin berhenti dan tidak berlanjut. Saat proses mitosis
berhenti, oosit yang baru terbentuk masuk ke tahap profase dari pembelahan meiosis pertama.
Oosit akan tetap berada pada tahap profase meiosis sampai mereka di stimulasi dan menjadi
matang untuk proses ovulasi atau mengalami degerasi menjadi folikel atresia.

Folikel primer berada dibagian superfisial sehingga memungkinkan untuk terjadinya ovulasi
pada saat folikel sudah matang ( folikel d’graaf ) dimana terdapat area sekeliling oosit yang
disebut zona pellucida

Ovulasi adalah ekspulsi sel telur melalui daerah tipis (stigma). Setelah pelepasan oosit,
folikel mengempis (collaps) dan terbentuk corpus luteum
TUBA FALOPII

Lumen Tuba Falopii dilapisi epitel kolumnar dengan silia panjang pada permukaan selnya.
Silia bergerak konsisten ke arah uterus untuk memfasilitasi pergerakan zygote ke dalam
uterus agar mengadakan implantasi pada endometrium

.
UTERUS

Sebagian besar dinding uterus terdiri dari otot polos yang dinamakan miometrium. Uterus
harus mampu untuk membesar selama kehamilan. Pembesaran uterus terjadi akibat hipertrofi
sel otot polos miometrium (miosit) dan penambahan miosit baru dari stem sel yang terdapat
dalam jaringan ikat miometrium.
Rongga uterus dilapisi oleh endometrium. Endometrium merupakan organ target dan
kelenjar endokrin. Dibawah pengaruh produksi siklis hormon ovarium endometrium
mengalami perubahan mikroskopik pada struktur dan fungsi kelenjar.

Selama fase pra ovulasi siklus menstruasi, sel epitel permukaan endometrium
mengadakan proliferasi di bawah pengaruh estrogen. Kelenjar endometrium mengalami
proliferasi dan masuk kedalam lapisan subepitelial atau stroma. Arteri muskular kecil
(arteria spiralis) tumbuh kedalam lapisan basal endometrium.Setelah ovulasi, suasana
hormonal uterus berubah dari dominan estrogen menjadi dominan progesteron sehingga
mitosis epitel kelenjar berhenti. Endometrium pasca ovulasi disebut endometrium sekretorik.
Pasca ovulasi, sel stroma endometrium membesar dan tampak berbuih yang menadakan
adanya peningkatan metabolisme. Sel-sel tersebut menjadi eosinofilik dan disebut sebagai sel
desidua. Desidualisasi endometrium diawali sekitar arteri spiralis yang kemudian menyebar
dibawah epitel permukaan dan kelenjar saat 10 hari pasca ovulasi. Jika tidak terjadi
kehamilan, produksi progesteron corpus luteum berhenti pada hari ke 13 – 14 pasca ovulasi.
Endometrium mengalami nekrosis iskemik dan meluruh sebagai debris menstruasi.
Bila terjadi kehamilan, masa hidup corpus luteum memanjang dan memperpanjang produksi
progesteron dan desidualisasi stroma berlanjut.
Stroma endometrium merupakan sumber penting sejumlah peptida kehamilan antara lain:
 Prolaktin.
 Faktor pertumbuhan yang mirip insulin (insulin – like growth factor binding protein IGFBP-1)
 Peptida yang terkait dengan hormon paratiroid (parathyroid hormone-related peptide
–PTHrP)_
SERVIK & VAGINA
Servik terutama terdiri dari jaringan ikat. Struktur ini dilapisi satu lapis epitel
kelenjar penghasil mukus dibagian dalam servik (canalis endoservicalis) dan epitel
skuamosa berlapis pada ektoservik.Transisi epitel kelenjar dan skuamosa dikenal
sebagai zona transformasi yang penting oleh karena sering mengalami perubahan displastik
yang dapat menjadi keganasan. Vagina dilapisi oleh epitel skuamosa.

L.I.2. Memahami dan menjelaskan Fisiologi & Biokimia haid dan hormonal wanita
Menstruasi
Jika ovum tidak dibuahi, kira-kira 2 hari sebelum akhir siklus bulanan, korpus luteum di
ovarium tiba-tiba berinvolusi, dan hormon-hormon ovarium (esterogen dan progesteron)
menurun dengan tajam sampai kadar sekresi yang rendah.
Menstruasi disebabkan oleh berkurangnya esterogen dan progesteron, terutama progesteron,
pada akhir siklus ovarium bulanan. Efek pertama adalah penurunan rangsangan terhadap selsel endometrium oleh kedua hormon ini, yang diikuti dengan cepat oleh involusi
endometrium sendiri menjadi kira-kira 65 persen dari ketebalan semula. Kemudian, selama
24 jam sebelum terjadinya menstruasi, pembuluh darah yang berkelok-kelok, yang mengarah
ke lapisan mukosa endometrium, akan menjadi vasospastik, mungkin disebabkan oleh efek
involusi, seperti pelepasan bahan vasokonstriktor – mungkin salah satu tipe vasokonstriktor
prostaglandin yang terdapat dalam jumlah sangat banyak pada saat ini.
Vasospasme, penurunan zat nutrisi endometrium, dan hilangnya rangsangan hormonal
menyebabkan dimulainya proses nekrosis pada endometrium, khususnya dari pembuluh
darah. Sebagai akibatnya, darah akan merembes ke lapisan vaskular endometrium, dan daerah
perdarahan akan bertambah besar dengan cepat dalam waktu 24 sampai 36 jam. Perlahanlahan, lapisan nekrotik bagian luar dari endometrium terlepas dari uterus pada daerah
perdarahan tersebut, sampai kira-kira 48 jam setelah terjadinya menstruasi, semua lapisan
superfisial endometrium sudah berdeskuamasi. Massa jaringan deskuamasi dan darah di
dalam kavum uteri, ditambah efek kontraksi dari prostaglandin atau zat-zat lain di dalam
lapisan yang terdeskuamasi, seluruhnya bersama-sama akan merangsang kontraksi uterus
yang menyebabkan dikeluarkannya isi uterus.
Selama menstruasi normal, kira-kira 40 mililiter darah dan tambahan 35 ml cairan serosa
dikeluarkan. Cairan menstruasi ini normalnya tidak membentuk bekuan, karena fibrinosin
dilepaskan bersama dengan bahan nekrotik endometrium. Bila terjadi perdarahan yang
berlebihan dari permukaan uterus, jumlah fibrinolisin mungkin tidak cukup untuk mencegah
pembekuan. Adanya bekuan darah selama menstruasi sering merupakan bukti klinis adanya
kelainan patologi dari uterus.
Dalam waktu 4 sampai 7 hari sesudah dimulainya menstruasi, pengeluaran darah akan
berhenti, karena pada saat ini endometrium sudah mengalami epitelisasi kembali. (Guyton,
2006)
Sumber: Fisiologi Guyton Hall Edisi 11 tahun 2006, EGC
Siklus Menstruasi Normal

Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi:
1) Siklus ovarium (indung telur)
a. Fase folikel
 awal
 akhir
b. Fase luteal
2) Siklus endometrium
a. Fase menstruasi
b. Fase proliferasi
c. Fase sekresi
 Kedua siklus tersebut berjalan bersamaan.

Gambar Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan
folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen
ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu
LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones
yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi
pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang
sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan
menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones,
suatu hormon gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut
haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteum tersebut dipertahankan.
Pada siklus endometrium, terbagi jadi 3 fase, yaitu:
1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah
2) Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan
sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
3) Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium:
1) Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang
berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses
ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada
manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus
menstruasi keseluruhan
2) Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka
waktu rata-rata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:

1) Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada
pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus
sebelumnya
2) Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari
korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini
merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
3) Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level
estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis
(respon bifasik)
4) Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH
yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah
hormon progesteron
5) Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan
terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase
transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
6) Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
7) Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi
8) Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum
dan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.
Faktor hormonal dalam siklus haid
Ovarium sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan tugas ganda, yaitu
menghasilkan ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormon-hormon seks wanita,
estrogen dan progesteron. Kedua hormon ini bekerja bersama untuk mendorong fertilisasi
ovum dan untuk mempersiapkan sistem reproduksi wanita untuk kehamilan.
Hormon Estrogen
 Hormon ini disekresikan terutama oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum,
dan plasenta.
 Hampir semua estrogen ini berasal dari ovarium dan terdapat dua puncak sekresi :
puncak pertama terjadi tepat sebelum ovulasi dan satu lagi terjadi selama fase
midluteal.
 Efek Hormon :
1. Efek pada pada genitalia wanita : estrogen membantu pertumbuhan folikel
ovarium dan meningkat motilitas tuba uterina. Hormon ini meningkatkan aliran
darah uterus dan memiliki efek penting pada oto polos uterus.
2. Efek pada organ endokrin : estrogen mengurangi sekresi FSH. Pada keadaan
tertentu estrogen menghambat sekresi LH (feedback negatif), pada keadaan lain,
estrogen meningkatkan sekresi LH (feedback pisitif)
3. Efek pada SSP : hormon ini meningkatkan libido pada manusia.
4. Efek pada payudara : estrogen menyebabkan pertumbuhan duktus pada payudaran
dan terutama berperan dalam pembesaran payudara selama pubertas pada gadis,
estrogen juga disebut sebagai hormon pertumbuhan payudara.

 Fungsi estrogen:
 Pematangan pemeliharaan seluruh sistem reproduksi wanita,
 Pembentukan karakteristik seks sekunder wanita,
 Penting pada masa prakonsepsi,
 Penting untuk pematangan dan pengeluaran ovum,
 Pembentukan berbagai karakteristik fisik yang menarik perhatian pria secara
seksual,
 Mengangkut sperma dari vagina ke tempat fertilisasi di oviduktus,
 Ikut berperan dalam perkembangan payudara sebagai antisipasi laktasi.
Hormon Progesteron
 Pada fase folikular lanjut, sekresi progesteron mulai meningkat. Selama fase luteal,
korpus luteum menghasilkan banyak progesteron, dan prrogesteron plasma meningkat
pesat hingga mencapai kadar puncak sekitar 18 ng/mL.
 Efek Hormon :
1. Di uterus : mengubah progestasional di endometrium.
2. Di payudara : progesteron merangsang pertumbuhan lobulus dan alveolus.
a. Sintesis, fungsi dan sekresi Hormon
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama
adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di
waspadai, mungkin ada kelainan. Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat
perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum
memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan
prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari.Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi)
normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada
sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid
yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai harus berulang kali mengganti
pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus
haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak
teratur misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).Gangguan
yang terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid
kali pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat
berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur.Tapi bila setelah usia
13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid. Haid
Dipengaruhi berbagai hormon:

b. Siklus Haid
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid
berikutnya. Hari pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus
menstruasi (hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus
menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28
hari.Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita
yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling
panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause. Pada setiap
siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikelfolikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1folikel yang terangsang
namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang
menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH,
sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH.
Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones
yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme
umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH)
yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,folikel de
graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus
rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH
(luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan
progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada
pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen
dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan
pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat
pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan. Lama haid
biasanya antara 3– 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang
7 – 8 hari.
Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang
keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemia. Pada awalnya, siklus mungkin
tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan
mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan menjadi
lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi bisa diketahui dengan membuat catatan pada
kalender dengan menggunakan kalender tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya.
Setelah beberapa bulan, anda bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu
anda dalam memperkirakan siklus yang akan datang.Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda

silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat mengetahui
siklus anda. Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai
tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar
hari ke-14,terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam salah
satu tubafalopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma. Jika terjadi
pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin.Pada
sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan
terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang
sampai 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada
siklus berikutnya.
Siklus ovarium terbagi menjadi 3 fase:
1. Fase Folikuler
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan
sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel
di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga
merangsang pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur,
tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian
endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan lapisan tengah
dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru
untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi
berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 - 283
gram. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur.
Seltelur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan
melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul pada
perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama
beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah
melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum
yang menghasilkan sebagian besar progesteron. Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit
meningkat selama fase lutuel dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.Peningkatan
suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika
telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormonechorionic gonadotropin)
Hormon ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa
menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan
kadar HCG.
Siklus endometrium dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :

1. Fase Menstruasi atau dekuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya
stratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan selsel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yang mengalami
disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini
berlangsung 3 – 4 hari.
2. Fase pasca haid atau fase regenerasi
Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur
sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase
ini telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.
3. Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung
darihari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3
subfase,yaitu:
a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar.
b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk
transisi dan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi.
Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake nukleus).
c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal
dari permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel
kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
4. Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada
fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkelukkeluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium
tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang
dibuahi.Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal: Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH,
LH) beradapada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus
sebelumnya Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir
darikorpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan
pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium Peningkatan level estrogen menyebabkan
feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai
akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH
meningkat drastis (respon bifasik)Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang

reseptor (penerima) hormon LHyang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari
hormon LH, keluarlahhormon progesteron Setelah perangsangan oleh hormon estrogen,
hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam
kemudian. Ovulasi adalah penanda fasetransisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular
ke lutealKadar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai
fasepertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus
luteumdan kemudian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.
(Ganong, 1997)
LO. 2. 2 . Menjelaskan hormone yang berperan dalam siklus menstruasi
Hormon-Hormon yang Berperan dalam Siklus Menstruasi Normal
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
4. Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling
penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciriciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh,
rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan
membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cerviks
dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.
5. Progesteron, hormon ini diproduksi oleh korpus luteum. Progesterone
mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zygot.
Kadar progesterone terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai
plasenta dapat membentuk hormon HCG.
6. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) merupakan hormon yang diproduksi oleh
hipotalamus diotak. GNRH akan merangsang pelepasan FSH (folikl stimulating
hormone) di hipofisis. Bila kadar estrogen tinggi, maka estrogen akan memberikan
umpanbalik ke hipotalamus sehingga kadar GNRH akan menjadi rendah, begitupun
sebaliknya.
7. FSH (folikel stimulating hormone) dan LH (luteinizing Hormone)
Kedua hormon ini dinamakan gonadotropoin hormon yang diproduksi oleh hipofisis
akibat rangsangan dari GnRH. FSH akan menyebabkan pematangan dari folikel. Dari
folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian folikel ini akan menjadi
korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
(Sherwood, 2001)

BIOKIMIA

L.I.3. Memahami dan menjelaskan kelainan haid
a. Amenore
Bersifat primer ataupun sekunder (yaitu, tidak pernah haid) atau sekunder (yaitu,
menstruasi, tetapi tidak ada periode selama 3 bulan berturut-turut). Amenore primer adalah
tidak adanya menstruasi pada usia 16 tahun di hadapan perkembangan pubertas normal atau
pada usia 14 tahun dengan tidak adanya perkembangan pubertas yang normal. Mengevaluasi
untuk payudara dan pembangunan rahim pada pasien dengan gangguan menstruasi adalah
penting. Amenore sekunder lebih sering dibandingkan amenore primer. Etiologi yang paling
umum adalah disfungsi dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium (HPO).
b. Dismenore

Dismenore adalah keluhan yang sangat umum dan dapat bersifat primer atau sekunder,
meskipun dismenore primer yang lebih dominan. Gejalanya meliputi nyeri kram perut bawah
dan panggul yang menjalar ke paha dan kembali tanpa patologi pelvis terkait. Dismenore
disebabkan oleh prostaglandin dan leukotrien selama siklus ovulasi. Tingkat prostaglandin
endometrium meningkat selama fase luteal dan siklus menstruasi, menyebabkan kontraksi
uterus. Dismenore sekunder jarang terjadi, dan rasa sakit berhubungan dengan patologi pelvis
(misalnya, rahim Bicornuate, endometriosis , penyakit radang panggul, fibroid rahim).
Sebuah patologi pelvis yang mendasari (misalnya, endometriosis) atau anomali uterus
(misalnya, fibroid) dapat hadir di sekitar 10% dari kasus dismenore parah
c. Menorrhagia
Perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 8-10 hari dengan kehilangan darah
lebih dari 80 mL dianggap berlebihan.
d. oligomenore
jarang menstruasi (oligomenore) mengacu pada periode menstruasi yang terjadi lebih dari
35 hari terpisah. Biasanya tidak menjadi perhatian, kecuali jika menstruasi terjadi lebih dari 3
bulan terpisah
e. Perdarahan berat
Selama siklus menstruasi normal, rata-rata wanita kehilangan sekitar 1 ons (30 ml) darah.
Kebanyakan wanita mengubah tampon atau pembalut sekitar 3 - 6 kali per hari. Menorrhagia
adalah istilah medis untuk pendarahan secara signifikan lebih berat. Menorrhagia dapat
disebabkan oleh sejumlah faktor.
Wanita sering melebih-lebihkan jumlah darah yang hilang selama periode mereka.
Pembentukan bekuan cukup umum selama pendarahan berat dan tidak menjadi perhatian.
Namun, perempuan harus berkonsultasi dengan dokter mereka jika salah satu dari berikut
terjadi:
 Perendaman melalui setidaknya satu pad atau tampon setiap 1 - 2 jam selama
beberapa jam
 Berat periode yang secara teratur terakhir 10 hari atau lebih
 Pendarahan di antara periode atau selama kehamilan. Bercak atau perdarahan cahaya
antara periode adalah umum pada anak perempuan yang baru mulai menstruasi dan
kadang-kadang selama ovulasi pada wanita dewasa muda, tetapi masih ide yang baik
untuk berbicara dengan dokter.
Beberapa istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan pola yang berbeda dari
perdarahan berat:
 Menorrhagia mengacu pada panjang (lebih dari 7 hari) atau berlebihan (lebih dari 80
ml) perdarahan yang terjadi secara berkala
 Metrorrhagia mengacu pada perdarahan yang terjadi pada interval yang sering tapi
tidak teratur, dan dengan jumlah variabel
 Menometrorrhagia mengacu pada episode perdarahan berkepanjangan yang terjadi
pada interval yang tidak teratur
f. Sindrom Premenstrual (PMS)
Premenstrual syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, emosional, dan perilaku
yang terjadi selama minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum menstruasi) dalam siklus
paling. Gejala biasanya tidak dimulai sampai setidaknya 13 hari dalam siklus, dan
menyelesaikan dalam waktu 4 hari setelah pendarahan dimulai. Perempuan mungkin mulai
memiliki gejala sindrom pramenstruasi pada setiap saat selama tahun-tahun reproduksi

mereka. Setelah didirikan, gejala cenderung tetap cukup konstan sampai menopause,
meskipun mereka dapat bervariasi dari siklus ke siklus.
L.O.3.1. Berdasarkan kelainan Siklus
Amenorrhea
Tidak adanya haid 3 buan berrturut-turut. Dibagi menjadi fisiologis dan patologis.
1. Amenorea fisiologis :
Terdapat dalam masa sebelum pubertas,masa kehamilan,masa laktasi dan post
menopause
2. Amenorea patologis:
Amenorea primer:
 Bila wanita berumur 18 thn keatas tidak pernah haid. Penyebab amenorea
primer lebih berat dan lebih sulit diketahui. Misalnya kelainan-kelainan
kongenital dan kelainan genetik
Amenorea sekunder:
 Bila seorang wanita pernah haid tapi kemudian tidak dapat haid lagi
 Amenorea sekunder biasanya disebabkan oleh hal2 yang timbul kemudian
dalam kehidupan wanita , misalnya gangguan gizi , gangguan metabolisme,
tumor , penyakit infeksi , dan lain-lain.
ETIOLOGI
Penyebab tersering dari amenorea primer adalah:
o
o
o
o
o

Pubertas terlambat
Kegagalan dari fungsi indung telur
Agenesis uterovaginal (tidak tumbuhnya organ rahim dan vagina)
Gangguan pada susunan saraf pusat
Himen imperforata yang menyebabkan sumbatan keluarnya darah haid, dapat
dipikirkan apabila wanita memiliki rahim dan vagina normal

Penyebab terbanyak dari amenorea sekunder adalah kehamilan, setelah kehamilan,
menyusui, dan penggunaan metode kontrasepsi. Jika sebab-sebab tersebut bisa disingkirkan,
maka penyebab lainnya adalah:
o
o
o
o
o
o

Obat-obatan
Stres dan depresi
Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas
Gangguan hipotalamus dan hipofisis
Gangguan indung telur
Penyakit kronik

GEJALA KLINIS
o Tinggi, berat badan, dan pertumbuhan grafik
o Payudara pembangunan, rambut kemaluan
o Sindromik penampilan (misalnya, perawakan pendek, leher berselaput)
o Visual bidang, pemeriksaan neurologis menyeluruh, optik fundus
o Bukti hiperandrogenisme (misalnya, jerawat, hirsutisme, klitoromegali)
o Bukti penyakit tiroid

o Bukti penyakit kronis
o Bukti kehamilan
PATOFISIOLOGI
Perubahan hormonal dalam siklus haid normal
Dalam siklus ovulasi, hipotalamus gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang
merangsang hipofisis untuk melepaskan follicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini, pada
gilirannya, menyebabkan folikel ovarium untuk tumbuh dan matang. Pada pertengahan
siklus, gelombang luteinizing hormone (LH) terjadi dengan lonjakan FSH, sehingga ovulasi.
Folikel berkembang menghasilkan estrogen, yang merangsang endometrium untuk
berkembang biak. Setelah sel telur dilepaskan, FSH dan LH jatuh tingkat, korpus luteum
berkembang di lokasi folikel pecah, dan progesteron dilepaskan dari indung telur.
Progesteron menyebabkan endometrium berkembang biak untuk membedakan dan
menstabilkan. Empat belas hari setelah ovulasi, hasil dari menstruasi sekunder mengisi
endometrium dengan penurunan cepat dalam tingkat estrogen dan progesteron dari corpus
luteum involuting.
Perubahan hormon selama siklus anovulasi
Siklus anovulasi yang umum dalam 2 tahun pertama setelah menarche karena
ketidakmatangan sumbu HPO. Hal ini juga dapat terjadi dalam kondisi patologis berbagai.
Dalam siklus anovulasi, pertumbuhan folikel terjadi dengan rangsangan dari FSH, namun
karena kurangnya lonjakan LH, ovulasi gagal terjadi. Akibatnya, tidak ada korpus luteum
terbentuk dan progesteron tidak disekresikan. Endometrium terus melanjutkan fase proliferasi
secaara berlebihan. Ketika folikel involusi, kadar estrogen menurun drastis dan perdarahan
terjadi. Kebanyakan siklus anovulasi teratur dengan perdarahan yang normal, namun,
proliferasi endometrium tidak stabil dapat menghasilkan teratur, sehingga menyebabkan
perdarahan berat yang berkepanjangan
Secara fisiologi ada empat kompartemen yang berperan dalam proses haid dan
keempat kompartemen inilah yang menjadi dasar untuk mengevaluasi terjadinya amenorea
(keadaan patologis), yaitu :
 Kompartemen I : kelainan di saluran keluar kelamin sebagai target organ (uterus dan
vagina).
 Kompatemen II : kelainan di ovarium
 Kompartemen III : kelainan di anterior hipofisis
 Kompaetemen IV : kelainan karena faktor susunan sarap pusat (hipotalamus)
Amenorea primer
Sindroma Adrenogenital (AGS)
Pengertian
 Bentuk ini adalah bentuk yang paling sering dari hermafroditismus feminismus, yang di
akibatkan oleh kerusakan pada sistim enzim suprarenal, sehingga terjadi kekurangan
produksi kortisol.
 Akibat tidak ada kortisol, terjadi pengeluaran ACTH berlebihan, dan selanjutnya ACTH
akan merangsang suprarenal secara berlebihan.Kelenjar suprarenal menjadi besar
(hiperplasia), dan terbentuklah prekursor yang berlebihan. Prekursor-prekursor ini akan di
ubah menjadiandrogen, pregnandiol dan pregnantiol.

Diagnosis
 Pengaruh androgen yang berlebihan, berupa virilisasi, atau hirsutisme pada tubuh, dan
dampak dari rendahnya hormon mineralokortikoid.
 Beratnya virilisasi sangat tergantung pada usia berapa kelainan ini muncul.Akibat
pengaruh anabolik dari androgen terjadi penutupan yang lebih cepat dari tulang epifisis,
sehingga si wanita tersebut kelihatan lebih kecil dari teman-temannya. Pada bayi
ditemukan pembesaran klitoris. Pada wanita yang lebih dewasa terjadi amenorea, klitoris
membesar, atrofi pajudara, dan perubahan suara.
 Pemeriksaan ginekologik diperlukan untuk membedakan jenis-jenis AGS (lihat gambar)
 Pemeriksaan kromosom didapatkan kariotip XX, Barr body +.
 Pemeriksaan urine di dapatkan 17-ketosteroid yang meningkat

A. Uretra berada di vagina dan keluar melalui ujung klitoris, labia minora menyatu.
B. Pembesaran klitoris, muara vagina berada di sinus urogenitalis, muara uretra
berada di pangkal klitoris yang membesar, penyatuan labia tidak sempurna
C. Pembesaran klitoris, genitalia/eksterna normal
Manajemen
 Konseling
 Pengobatan harus di mulai sedini mungkin. Diberikan kortikosteroidjangka panjang,
sehingga terjadi penekanan sintesis androgen.
 Perlu di ketahui, bahwa penyebab kelainan ini adalah kerusakan padasistim enzim yang
tidak mungkin dapat di perbaiki. Bila produksigonadotropin suatu saat kelak normal,
maka bisa saja wanita inimendapat siklus haid normal, bahkan dapat menjadi hamil. (tipe
c)
 Andai kata pengobatan tidak berhasil, harus dipikirkan adanya tumor di suprarenal dan
ovarium yang menghasilkan androgen. Penanganannya adalah dengan mengangkat tumor
tersebut.
Wanita dengan kariotip XY
Pengertian
 Sindroma Feminisasi Testikuler (Androgen insensitivity), atau disebut juga Pseudohermaphrodtismus masculinus.
 Kelainan kongenital ini disebabkan berkurangnya jumlah reseptor androgen di dalam
sitoplasma. Akibatnya testestoron tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga testosteron
tidak dapat di aktifkan menjadi dihidrotestosteron. Padahal yang bisa bekerja pada target
organ adalah dihidrotestosteron ini.

 Kelenjar kelamin adalah testis yang relatif normal dengan sel-sel sertoli dan sel-sel
Leydig, tetapi tanpa spermatogenesis (azoospermia). Testis juga memproduksi estrogen,
sehingga wanita ini sama seperti wanita normal, bahkan tampak lebih cantik, cocok untuk
pramugari.
Diagnosis
 Wanita dengan penampilan normal, cantik, datang dengan keluhan tidak pernahhaid
 Payudara normal
 Rambut ketiak, dan pubis tidak ada, atau sangat sedikit (“hairless women”)
 Vagina tidak ada , atau jika ada terlihat pendek, namun introitus vagina normal
 Aplasia uteri
 Pemeriksaan kromosom, ditemukan ,Barr body negatif, kariotip XY
 Kadar testosteron serum tinggi
 Kadang-kadang di temukan testis intraabdominal, inguinal, atau labial.
Manajemen
 Konseling
 Karena wanita ini sudah merasakan dirinya sebagai wanita, maka tidakperlu dilakukan
tindakan apapun.
 Bila di temukan testis intraabdominal perlu tindakan pengangkatan testis,karena sebanyak
10 % dari kasus dengan testis intraabdominal menjadi ganas.
 Pengangkatan testis sebaiknya dilakukan, bila pertumbuhan prepubertas telah selesai.
Setelah di lakukan pengangkatan testis, perlu segera diberikan pengobatan subsitusi
dengan Estrogen.
Hipo/Agenesis Gonad
Pengertian
 Dijumpai gonad yang rudimenter( tanpa folikel). Gonad terdiri hanya dari stroma
ovarium dan se-sel hilus saja, sehingga tidak mampu memproduksi estrogen. Organ
genitalia interna dan eksterna tidak terbentuk. Ada 3 bentuk dari agenesis gonad,
yaitu:
1. Ulrich -Turner Sindrom, agenesis gonad dengan tubuh kecil, anomalia
pada bagian tubuh tertentu.
2. Agenesis gonad murni, pertumbuhan tubuh tidak terganggu, tidak
ditemukan anomalia
3. Atipikal Turner sindrom (sering dengan virilisasi)
1. Ulrich -Turner Sindrom
Pengertian
 Jenis ini paling banyak di temukan.
 Analisa kromoson di dapatkan kariotip 45 XO. Kadang-kad