BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inquiry Siswa Kelas IV SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

  3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada semester II tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 4 sejumlah 18 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 4 yang rata - rata berumur 11 tahun menuju tahap berpikir konkret atau nyata.

  Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa sangat beragam. Sebagian besar berprofesi sebagai petani. Banyak siswa yang kurang dipantau dalam perkembangan belajarnya. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, banyak siswa yang asyik bermain sendiri, berbincang

  • – bincang dengan temannya tanpa memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPA yang masih rendah.

  3.2 Variabel Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu Pendekatan Inquiry, keadan hasil belajar. Adapun rinciannya sebagai berikut: a)

  Pendekatan Inquiry merupakan variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini. Pendekatan Inquiry adalah pembelajaran dengan Standar Kompetensi (SK) yang digunakan pada penelitian ini SK 10. Memahami Perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Kompetensi Dasar yang digunakan (KD) 10.1 Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, gelombang air laut) untuk siklus I Siklus II menggunakan SK 10. dan (KD) Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor). b) besarnya dari skor sikap, pengetahuan,dan Hasil belajar adalah keterampilan.

3.3 Rencana Tindakan

  Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dengan menggunakan model Hopkins (Arikunto 2012:105) yang menggambarkan adanya tiga langkah, meliputi: perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action) dan observasi (observation), serta melakukan refleksi (reflecting). Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

  PERENCANAAN REFLEKSI SIKLIUS I PELAKSANAAN/

  TINDAKAN OBSERVASI PERENCANAAN REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN /

  TINDAKAN OBSERVASI

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins dimodifikasi model.

  Berdasarkan gambar 3.1, penelitian akan dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai proses belajar dan hasil belajar mencapai indikator kinerja yang menyusun suatu perencanaan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan tentang jalannya tindakan dalam pembelajaran. Setelah tindakan kemudian dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus berikutnya.

3.3.1. Rencana Tindakan Siklus I

  Berdasarkan pembelajaran Pendekatan Inquiry pada mata pelajaran IPA maka kegiatan siklus I dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Tahap Perencanaan

  Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a.

  Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi

  IPA yang akan diajarkan (terlampir halaman 166) b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (terlampir halaman 166) c.

  Menyiapkan alat peraga.

  d.

  Menyusun lembar observasi aktivitas guru dan siswa .

  e.

  Menyusun lembar observasi keaktifan belajar siswa.

  f.

  Menyusun soal tes formatif.

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

  Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Observasi tidak dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Kepala sekolah berperan sebagai observer. Observer mengamati jalannya pembelajaran untuk menilai kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Observer melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi keaktifan siswa. Adapun gambaran pelaksanaan tindakan sebagai berikut:

  a) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa.

  b) Mempersiapkan media pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

  c) Melakukan apersepsi untuk menuju materi yang akan disampaikan.

  d) Guru menyampaikan materi menggunakan alat peraga diiringi dengan tanya jawab dengan siswa.

  e) Pembagian kelompok, yakni kelompok soal dan kelompok jawab.

  f) Siswa melakukan percobaan.

  g) Siswa menunjukkan hasil percobaan masing – masing kelompok.

  h) Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan.

i) Siswa mengerjakan soal.

  j) Guru mengoreksi hasil penilaian.

3. Tahap Refleksi

  Pada tahap ini perlu memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Kemudian melakukan analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan atau kelemahan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus pertama sebagai masukan untuk siklus berikutnya. Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan apakah semua kegiatan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Pada tahap refleksi juga dilakukan perencanaan tindak lanjut siklus II untuk memperbaiki kekurangan siklus I.

3.3.2 Rancangan Siklus II dan seterusnya.

  Rancangan siklus II dan seterusnya sama seperti pada siklus I, tetapi dikembangkan berdasarkan refleksi siklus I dengan langkah-langkah seperti pada siklus I. Penelitian dilakukan sampai semua indikator baik indikator proses maupun indikator hasil sudah mencapai indikator kinerja

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu dengan teknik observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa. Sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a) Observasi

  Teknik observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa dalam menerapkan Pendekatan Inquiry pada mata pelajaran IPA. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan lembar observasi keaktifan siswa pada setiap pertemuan. Masing-masing indikator pada lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa mempunyai rentang skor 1-4. Untuk menentukan apakah aktivitas guru dan aktivitas siswa sudah berjalan baik atau belum, peneliti membuat 3 kategori yaitu kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti pada masing-masing kategorinya. Dari jumlah skor yang didapatkan pada masing-masing lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa kemudian disimpulkan termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Dalam penelitian ini, salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika jumlah skor dari lembar observasi aktivitas guru dan lembar obsevasi aktivitas siswa berada pada kategori baik.

  Pada lembar observasi keaktifan siswa, peneliti juga membuat 3 kategori keaktifan yaitu keaktifan tinggi, sedang, dan kurang dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dari jumlah skor yang didapatkan pada lembar observasi keaktifan masing-masing siswa kemudian disimpulkan apakah termasuk dalam kategori keaktifan tinggi, sedang, atau rendah. Dalam penelitian ini, salah salah satu syarat pembelajaran dikatakan berhasil jika minimal 75% siswa berada pada kategori keaktifan tinggi.

b) Tes

  Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum dan sesudah menerapkan Pendekatan Inquiry pada pembelajaran IPA. Bentuk tes yang diberikan pada siswa ialah berupa soal pilihan ganda. Tes dilakukan sebelum tindakan, setelah tindakan siklus I, dan setelah tindakan siklus II. Dari hasil belajar baik pada prasiklus, siklus I, dan siklus II kemudian masing-masing dibuat tabel distribusi frekuensi. Setelah itu dibuat tabel ketuntasan hasil belajar IPA prasiklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel ketuntasan hasil belajar IPA kemudian peneliti membuat data ketuntasan hasil belajar IPA kedalam bentuk diagram batang.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru, aktivitas siswa, keaktifan belajar siswa, dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

a) Lembar Observasi

  Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan Pendekatan Inquiry dari awal sampai akhir pembelajaran. Pengisian lembar observasi ini dengan memberikan tanda checklist

  (√) pada kolom skor sesuai hasil yang diamati observer terhadap aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan siswa pada setiap pertemuan. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu skor 4-1, selanjutnya data hasil perolehan skor observasi guru dan siswa yang berupa angka ditarsirkan dalam pengertian kualitatif, skor 4 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan sangat baik, skor 3 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan baik, skor 2 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan cukup, dan skor 1 apabila pernyataan pada masing-masing indikator penilaian observasi dilakukan oleh guru dan siswa dengan kurang. Skala likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134). Berikut adalah tabel aktivitas guru dan aktivitas siswa di halaman berikut. Adapun kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan keaktifan belajar IPA disajikan dalam tabel 3.1

Tabel 3.1 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru No Aspek yang diamati Skor Perolehan

  1

  2

  3

  4

  1. Pra Pembelajaran 1.

  Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran atau alat peraga yang digunakan selama proses pembelajaran.

  2. Memeriksa kesiapan siswa .

  2. Kegiatan Awal 3.

  Melakukan apersepsi 4. menyampaikan tujuan pembelajaran.

  3. Kegiatan Inti 5.

  Menyampaikan materi dengan alat peraga.

  6. Melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang disampaikan.

  7. Menjelaskan langkah – langkah permainan Pendekatan Inquiry.

  8. Membagi siswa ke dalam 4 kelompok.

  9. Siswa menjawab beberapa pertanyaan yang sudah disampaikan 10. Didalam kelompok saling membantu untuk merumuskan jawaban yang tepat.

  11. Mengawasi aktivitas siswa dan memberikan bantuan siswa selama pembelajaran berlangsung.

  12. Memanggil masing – masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.

  13. Memberikan kesempatan pada siswa lain untuk memberikan tanggapan tentang jawaban yang

  • – sudah disampaikan masing masing kelompok.

  14. Memberikan konfirmasi tentang jawaban dari hasil presentasi.

  3. Kegiatan Akhir 15.

  Menyimpulkan materi yang dipelajari.

  16. Melakukan refleksi.

  Total Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas guru selama proses pembelajaran maka kemudian disimpulkan apakah aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian aktivitas guru disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.2 Kategori Aktivitas Guru

  

No Skor Kategori Aktivitas Guru

  1. Baik ≥48

  2. 32-47 Cukup 3. 16-31 Kurang

Tabel 3.3 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa

  No Aspek yang diamati Skor Perolehan

  1

  2

  3

  4 1. Pra Pembelajaran.

  1. Menyiapkan perlengkapan pembelajaran (buku, alat tulis) yang digunakan selama pembelajaran.

  2. Kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran.

  2. Kegiatan Awal.

  3. Siswa memperhatikan dan menanggapi apersepsi yang dilakukan guru dengan

  4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

  3.

5. Siswa mendengarkan penjelasan guru.

  6. Siswa mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi kepada guru.

  7. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

  8. Siswa mendiskusikan hasil jawabannya dengan kelompoknya..

  9. Masing-masing siswa harus memiliki pendapatnya yang berbeda sehingga dapat merumuskan jawabannya yang benar..

  10. Siswa membacakan hasil jawbannya di depan kelas sesuai masing

  • – masing kelompok.

  11. Siswa memberikan tanggapan tentang jawaban yang sudah dipresentasikan oleh kelompok lainnya.

  12. Siswa memperhatikan konfirmasi guru tentang kebenaran dan kecocokan dari hasil presentasi.

  3. Kegiatan Akhir 13.

  Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru.

  14. Siswa bertanya jawab dengan guru tentang materi yang telah disampaikan 15. Siswa bersama dengan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan

  Total

  • – kisi lembar observasi keaktifan belajar siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

  3 4. Mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

  5 6. Terampil menanggapi hasil pekerjaan siswa lain.

  4 5. Terampil empresentasikan hasil pekerjaan.

  3 4. Terampil encari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

  2 3. Terampil membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari.

  1 2. Terampil mengajukan pertanyaan pada guru.

  Terampil enjawab pertanyaan guru.

  6 No. Aspek Nomor 1.

  5 6. Menanggapi hasil pekerjaan siswa lain.

  4 5. Mempresentasikan hasil pekerjaan.

  2 3. Membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari.

  Setelah dihitung skor total dari seluruh indikator aktivitas siswa selama proses pembelajaran kemudian disimpulkan apakah aktivitas siswa termasuk dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Pedoman pengkategorian aktivitas siswa disajikan dalam tabel berikut ini:

  1 2. Mengajukan pertanyaan pada guru.

  Menjawab pertanyaan guru.

  

No. Aspek Nomor

1.

  2. 30-44 Cukup 3. 15-29 Kurang

  ≥45 Baik

  No Skor Kategori Aktivitas Siswa 1.

Tabel 3.5 Instrumen Lembar Observasi Sikap Belajar Siswa

  Kisi

Tabel 3.4 Kategori Aktivitas Sikap

  6 Tidak mempresen tasikan hasil pekerjaan.

  Mempresen tasikan hasil pekerjaan masing- masing namun

  Mengajukan pertanyaan pada guru 1 kali tentang materi yang dipelajari.

  Mempresen

  Mempresen- tasikan hasil pekerjaan masing- masing dengan penuh

  5. Mempresen- tasikan hasil pekerjaan.

  Tidak mencari informasi yang diperlukan untuk memecah- kan masalah.

  Mencari informasi dari 1 sumber untuk memecah- kan masalah.

  Mencari informasi dari 2 sumber untuk memecahk an masalah.

  Mencari informasi dari 3 sumber atau lebih untuk memecahkan masalah.

  4. Mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

  Tidak membuat catatan tentang materi yang dipelajari.

  Membuat catatan kurang dari setengah materi yang dipelajari.

  Membuat catatan setengah atau lebih dari materi yang dipelajari.

  Membuat catatan dari seluruh materi yang dipelajari.

  3. Membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari

  Tidak pernah mengaju- kan pertanyaan pada guru tentang materi yang dipelajari

  Mengajuka n pertanyaan pada guru sebanyak 2 kali tentang materi yang dipelajari.

Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa

  3 kali atau lebih tentang materi yang dipelajari

  Mengajukan pertanyaan pada guru sebanyak

  2. Mengajukan pertanyaan pada guru.

  Tidak pernah menjawab pertanyaan guru.

  Menjawab pertanyaan guru namun jawabannya selalu kurang tepat.

  Kadang- kadang menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang tepat.

  Selalu memberikan jawaban yang tepat dari pertanyaan guru.

  1. Menjawab pertanyaan guru

  1

  2

  3

  4

  Aspek Skor

  No .

  • tasi kan hasil pekerjaan masing- masing
percaya diri. namun kurang percaya diri. masih perlu bimbingan guru.

  6. Menanggapi hasil pekerjaan siswa lain.

  Mengajukan pertanyaan pada guru sebanyak

  Mencari informasi dari 1 sumber untuk

  Mencari informasi dari 2 sumber untuk

  Mencari informasi dari 3 sumber atau lebih untuk

  4. Terampil mencari informasi yang diperlukan

  Tidak membuat catatan tentang materi yang dipelajari.

  Membuat catatan kurang dari setengah materi yang dipelajari.

  Membuat catatan setengah atau lebih dari materi yang dipelajari.

  Membuat catatan dari seluruh materi yang dipelajari.

  3. Terampi membuat catatan berdasarkan materi yang dipelajari

  Tidak pernah mengaju- kan pertanyaan pada guru tentang materi yang dipelajari

  Mengajukan pertanyaan pada guru 1 kali tentang materi yang dipelajari.

  Mengajuka n pertanyaan pada guru sebanyak 2 kali tentang materi yang dipelajari.

  3 kali atau lebih tentang materi yang dipelajari

  2. Terampil mengajukan pertanyaan pada guru.

  Selalu menanggapi seluruh hasil pekerjaan siswa lain.

  Tidak pernah menjawab pertanyaan guru.

  Menjawab pertanyaan guru namun jawabannya selalu kurang tepat.

  Kadang- kadang menjawab pertanyaan guru dengan jawaban yang tepat.

  Selalu memberikan jawaban yang tepat dari pertanyaan guru.

  1. Terampil menjawab pertanyaan guru

  1

  2

  3

  4

  Aspek Skor

  No .

  Menangga- pi kurang dari setengah hasil pekerjaan siswa lain.

  Menanggapi kurang dari setengah hasil pekerjaan siswa lain.

  Menanggap i setengah atau lebih hasil pekerjaan siswa lain.

  Tidak mencari informasi yang diperlukan

  • tasi kan hasil pekerjaan masing- masing namun kurang percaya diri.

  Menanggap i setengah atau lebih hasil pekerjaan siswa lain.

  ≥18 Tinggi

  No Skor Kategori Keaktifan Belajar 1.

  pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.7 Kategori Keaktifan Belajar Siswa Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 16 item pernyataan, lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 15 item pernyataan, sedangkan lembar observasi keaktifan siswa terdiri dari 6 pernyataan. Skala pengukuran yang digunakan dalam lembar observasi adalah Skala Likert dengan 4 alternatif pilihan jawaban.

  Penentuan kategori hasil pengukuran keaktifan belajar siswa pada mata

  Menangga- pi kurang dari setengah hasil pekerjaan siswa lain.

  Menanggapi kurang dari setengah hasil pekerjaan siswa lain.

  Selalu menanggapi seluruh hasil pekerjaan siswa lain.

  memecahkan masalah. masalah. an masalah. kan masalah. memecah- kan masalah.

  6. Terampil meenanggapi hasil pekerjaan siswa lain.

  Tidak mempresen tasikan hasil pekerjaan.

  Mempresen tasikan hasil pekerjaan masing- masing namun masih perlu bimbingan guru.

  Mempresen

  Mempresen- tasikan hasil pekerjaan masing- masing dengan penuh percaya diri.

  5. Terampil mempresen- tasikan hasil pekerjaan.

  2. 12-17 Sedang 3. 6-11 Rendah

b) Butir Soal Tes

  Instrumen butir soal tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tingkat pemahaman siswa terhdap pembelajaran, untuk mengetahui kondisi hasil belajar siswa prasiklus, dan sebagai pembanding peningkatan hasil belajar antar siklus. Soal tes ini berbentuk pilihan ganda dan isian yang diberikan sebelum pembelajaran atau prasiklus dan akhir kegiatan pembelajaran tiap siklus.

  Penelitian ini dilaksanakan sampai siklus II. Adapun kisi-kisi soal pretest,

  postest siklus I, dan postest siklus II sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal Pretest IPA Standar Kompetensi No item pilihan Indikator Jumlah

  9 o Kompetensi Dasar ganda

  .Memahami 9.2 7, 8, 9, Mengidentifi perubahan Mendeskripsikan kasi 6, 11, 12, 13, 16

  14 kenampakan posisi bulan dan kedudukan 17, 20, 24, 26,19, permukaan kenampakan benda langit

  29 bumi dan bumi dari hari ke misalnya benda langit. hari mengamati penampakan benda-benda langit, waktu dan “posisi matahari” terbit dan tenggelam, penampakan bulan dari hari ke hari. o

  Mencari informasi 1, 2, 3, 4, 5, 10, 14, 16 tentang 15, 18, 21, 22, 23, kedudukan 25, 27, 28 benda langit

  Total

  30

Tabel 3.9 Kisi – Kisi Pengukuran Butir Soal IPA Siklus I Standar Kompetensi No item pilihan Indikator Jumlah Kompetensi Dasar ganda 10.

  10.2

  1.Menjelaska 1, 2, 6, 9, 16, 20, Memahami 21, 22, 23, 24, 25,

  12 Menjelaskan n pengaruh perubahan

  27. lingkungan pengaruh faktor fisik dan perubahan penyebab pengaruhnya terhadap lingkungan perubahan daratan. fisik terhadap lingkungan daratan (erosi, terhadap abrasi, banjir, daratan dan longsor). (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang laut).

  2.Mendemons 4, 5, 7, 8, 10, 11, trasikan 12, 14, 17, 18,

  13 19.28, 30 proses terjadinya erosi pada permukaan tanah.

  Total

  25

Tabel 3.10 Kisi

  • – Kisi Pengukuran Butir Soal IPA Siklus II Standar Kompetensi Indikator No.Item Jumlah Kompetensi Dasar 10.

  10.1Mendiskripsi 1) 1, 7,12, 19

  12 Mengidenti Memahami kan cara fikasi cara 2, 4, 5, 15, 16, perubahan pencegahan mencegah 18, 20, 26 lingkungan kerusakan erosi tanah. fisik dan lingkungan 2) 6, 17, 22, 24

  13 Mengidenti pengaruhnya (abrasi, erosi, fikasi cara 8, 9, 10, 11, terhadap banjir, dan mencegah 13, 14, 21, 23, daratan longsor) erosi tanah

  30 dan abrasi Total

  25 Soal pretest dan postest disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Skala pengukuran yang digunakan pada instrumen ini adalah skala Guttman sehingga akan didapat jawaban yang tegas, yaitu “benar dan salah” dengan teknik skoring untuk jawaban benar diberi skor 1(satu) dan untuk jawaban salah diberi skor 0 (nol) (Sugiyono, 2010).

1) Uji Validitas

  Validitas instrumen digunakan untuk mengukur suatu instrumen tertentu valid atau tidak. Dasar pengambilan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono (2011:182) bahwa syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dianggap tidak valid.

  Validitas instrumen yang berupa butir soal dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan butir soal sehingga dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Untuk mendapatkan data yang akan dimasukkan untuk mengukur validitas melalui program SPSS 16,0

  A. Validitas uji soal pretest

  Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 22 butir soal yang dinyatakan valid dan 8 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected item-total

  correlation kurang dari 0,3

  Hasil rekapitulasi uji coba butir soal pretest dirangkum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Soal Pretest Soal yang Bentuk

  diambil Item Soal Valid Tidak Valid Instrumen untuk pretest

  Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 1, 3, 4, 5, 6, 8, 2, 7, 12, 21, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 9, 10, 11, 13, 23, 24, 27, 29. 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 14, 15, 16, 17, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 18, 19, 20, 22, 18, 19, 20, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 28, 30. 22, 25, 26, 24, 25, 26, 27, 28, 30.

  28, 29, 30. Total 30 soal pilihan 22 valid 8 tidak valid 22 soal ganda pilihan ganda

  B. Validitas Butir soal Postest Siklus I

  Dari 30 butir soal yang diujikan terdapat 25 butir soal yang dinyatakan valid dan 5 butir soal yang tidak valid karena memiliki koefisien corrected item-

  

total correlation kurang dari 0,3. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal siklus 1

dirangkum dalam tabel 3.12.

Tabel 3.12 Hasil Uji Validitas Soal Siklus I Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak Valid Soal yang dipilih digunakan

  Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

  1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30.

  3, 13, 15, 26, 29.

  1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30.

  Total 30 soal pilihan ganda 25 valid 5 tidak valid 25 soal pilihan ganda C.

   Validitas Butir soal Postest Siklus II

  Dari 30 butir soal yang diujikan, 29 butir soal dinyatakan valid karena memiliki koefisien corrected item-total correlation ≥0,3. Hasil rekapitulasi uji coba butir soal posttest siklus II dirangkum dalam tabe berikut:

Tabel 3.13 Hasil Uji Validitas Soal Siklus II Bentuk Instrumen Item Soal Valid Tidak valid Soal yang dipilih digunakan

  Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

  1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.

  3 1, 2, 4, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 27, 28, 29, 30.

  Total 30 soal pilihan ganda 29 valid 1 soal tidak valid

  25 soal pilihan

2) Uji Reliabilitas

  Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2011:184) yakni suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien reliabilitas minimal 0,6 .

A. Reliabilitas Soal Pretest, Soal Siklus I, Soal Siklus II.

  Pada uji reliabilitas soal pretest diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,886. Selanjutnya uji reliabilitas soal Siklus I diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,918.Untuk uji reliabilitas soal Siklus I diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,927. Dengan demikian butir soal pretest dapat digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Kemudian Hasil uji reliabilitas soal pretest dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.14 Distribusi Reliabilitas Butir Soal Pretest, Butir Soal Siklus I, Butir

  Siklus II Koefisien Reliabilitas Bentuk Instrumen Jumlah Item Soal (α)

  Pilihan Ganda Pretest 22 0,886 Pilihan Ganda Siklus I 25 0,918

  Pilihan Ganda Siklus II 29 0,927

3) Uji Tingkat Kesukaran

  Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal.

  Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2013:141) sebagai berikut: I = Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut: 0 - 0,30 = soal kategori sukar 0,31- 0,70 = soal kategori sedang 0,71- 1.00 = soal kategori mudah A.

   Taraf Kesukaran Soal Pretest

  Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal pretest dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.15 Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Pretest

  Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah

  Mudah 1, 3, 8, 14, 15, 18, 20,21,

  10 23, 25

  Sedang 2, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12,

  16 13, 16, 19,24,27, 29, 30

  Sukar 17, 26, 28, 22

  4 B.

   Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus I

  Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal postest siklus I dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.16 Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1

  Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah

  Mudah 1, 2, 7, 8, 10, 14, 19, 21

  8 Sedang 3, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13,

  16 15, 16, 17, 18, 20, 22, 24,

  25 Sukar

  23

  1

C. Taraf Kesukaran Soal Postest Siklus II

  Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal posttest siklus II dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.17 Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus II

  

Indeks Kesukaran Nomor Soal Jumlah

  Mudah 1, 2, 3, 8, 15, 19, 23, 24, 25

  9 Sedang 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 16,

  15 17, 18, 20, 21, 22

  Sukar

  10

  1

3.4 Indikator Kinerja.

  Untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian ini, maka ditentukan indikator kinerja. Indikatr kinerja berupa indikator proses dan indikator hasil.

1) Indikator Proses

  Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran aktivitas guru dan siswa terhadap penerapan pembelajaran pendekatan Inquiry. Pembelajaran pendekatan Inquiry ini tercapai jika aktivitas guru dan siswa berada pada kategori baik. Aktivitas guru berada pada kategori baik apabila jumlah skor aktivitas guru ≥48. Aktivitas siswa berada pada kategori baik jika jumlah skor aktivitas belajar siswa ≥45.

2) Indikator Hasil

  Indikator hasil dalam penelitian ini dilihat dari dua aspek yaitu keaktifan belajar dan hasil belajar. Secara rinci dirumuskan berikut ini:

  a) Keaktifan belajar

  Penelitian berhasil jika 75% dari 18 siswa memiliki kategori keaktifan tinggi (dalam interval x≥18 dimana x adalah skor total keaktifan belajar siswa).

  b) Hasil belajar

  Penelitian ini berhasil jika 75% dari 18 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 75.

3.5 Teknik Analisis Data.

  Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu teknik analisis untuk data hasil observasi dan teknik analisis untuk data hasil tindakan. Baik data hasil observasi maupun data hasil tindakan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif. Data hasil observasi dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi aktivitas guru dan data hasil observasi aktivitas siswa. Observasi aktivitas guru dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Observasi aktivitas guru digunakan untuk mengukur apakah guru sudah baik dalam menerapkan pembelajaran melalui pendekatan Inquiry. Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 16 pernyataan yang terbagi dalam kegiatan pra pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktivitas guru selama 2 siklus pada pertemuan pertama dan pertemuan ke dua. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dengan memberikan tanda centang pada kolom skor 1 (jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori kurang), 2 (jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori cukup), (jika pernyataan guru dilakukan dalam kategori baik), dan 4 (jika pernyataan dilakukan guru dalam kategori sangat baik). Setelah pelaksanaan tindakan pada masing-masing pertemuan selesai, maka peneliti menjumlah skor total aktivitas guru. Peneliti membuat 3 kategori untuk menyimpulkan skor total aktivitas guru, yakni kategori baik, cukup, dan kurang dengan rentang skor yang telah ditetapkan oleh peneliti. Peneliti membuat rentang skor pada masing-masing kategori dengan cara:

  = = 16 Dari hasil perhitungan di atas, maka rentang skor pada masing-masing kategori adalah sebagai berikut:

  Kurang = 16-31 Cukup = 32-47 Baik

  = ≥48 Dari skor total aktivitas guru, maka dapat disimpulkan apakah termasuk ke dalam kategori baik, cukup, atau kurang. Peneliti menetapkan bahwa salah satu syarat

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI 05 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Siswa Kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Salatiga Semester II T

0 0 93

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Aplikasi EROMO (Electronic Rotogravure Mobile Maintenance) pada PT Pura Group Unit Rotogravure Menggunakan Service Operation pada Framework ITIL (Information Technology Infrastructure

0 0 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas IV SDN Ngadirojo

0 0 11

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subyek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achiev

0 0 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas IV SDN Ngadirojo 1 Kec. Ampel Kab. Boyolali Semester II Tah

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) Siswa Kelas IV SDN Ngadirojo 1 Kec. Ampel Kab. Boyolali Semester II Tah

0 1 55

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inquiry Siswa Kelas IV SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun 2014/2015

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inquiry Siswa Kelas IV SD Negeri Bugel 01 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun 2014/2015

0 0 28