TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH STRATEGI PEMASARAN KOMUNITAS TERHADAP LOYALITAS MEREK ... 1 PB

PENGARUH STRATEGI PEMASARAN KOMUNITAS TERHADAP
LOYALITAS MEREK TOYOTA DI INDONESIA
Aditya Wardhana
Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom, Bandung
Email: [email protected]
ABSTRACT
Research aim examined the effects of strategic community marketing on brand loyalty of Toyota in Indonesia.
Elements of the strategic community marketing, namely: (a) critical awareness and reflection, (b) building
community identity, political and legislative actions, (c) culturally relevant practice, (d) spontaneous
associations of neighbors, colleagues, or groups with a particular interest in a topic, (e) leadership in
communities; (f) empowerment; and (g) critical reflection. Elements of the brand loyalty, namely: perceived
risk, inertia, habit, involvement, satisfaction, and relationship between product or service providers. The
population of this study were 4,000 customers from 29 Toyota communities in Indonesia who used the Toyota
cars by the size of samples as 400 respondents. The sampling method used nonprobability sampling by
incidental sampling. The results by using structural equation modeling (SEM) found the significant impacts
of strategic marketing community on brand loyalty of Toyota in Indonesia.
Keywords: Strategic Community Marketing, Brand Loyalty, Toyota

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh strategi pemasaran komunitas terhadap loyalitas merek
Toyota di Indonesia. Elemen-elemen dari strategi pemasaran komunitas yaitu: (a ) cerminan dan kesadaran

kritis, (b) membangun identitas komunitas, tindakan representasi, dan politis (c) praktek yang berhubungan
dengan budaya (d) asosiasi spontanitas dari relasi, kolega, maupun kelompok atas ketertarikan khusus
terhadap suatu topik (e) kepemimpinan dalam komunitas (f) pemberdayaan dan (g) refleksi kritis. Elemenelemen dari loyalitas merek yaitu: resiko yang diterima, inersia, kebiasaan, keterlibatan, kepuasan, dan
hubungan dengan penyedia produk atau jasa. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 4,000 pelanggan
yang berasal dari 29 komunitas Toyota di Indonesia yang menggunakan mobil Toyota dengan jumlah sampel
sebanyak 400 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan pengembilan sampel tidak acak dengan
pengambilan sampel secara insidental. Hasil penelitian dengan menggunakan structural equation modeling
(SEM) menunjukkan bahwa strategi pemasaran komunitas berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas
merek Toyota di Indonesia..
Kata Kunci: Strategi Pemasaran Komunitas, Loyalitas Merek, Toyota

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

235

1.

Pendahuluan

tidak berdasarkan geografis secara khusus


Komunitas dapat menjadi media

melainkan didasarkan pada hubungan

ampuh untuk strategi pemasaran seiring

sosial

terstruktur

diantara

pengagum

dengan berkembangnya konsep pemasaran

merek. Salah satu karakteristik kunci dari

komunitas dimana merek memanfaatkan


komunitas merek adalah tidak adanya

komunitas sebagai bentuk pemasaran yang

hambatan masuk bagi masyakarat untuk

menjadi semakin penting dalam era

menjadi anggota baru komunitas.

digital. Pemasaran melalui komunitas

Aruman (2015), Andrizal (2015),

adalah strategi yang melibatkan pelanggan

Miller, Besser, Weber (2010), Szmigin,

secara aktif dan tanpa kesan memaksa,


Canning, dan Reppel (2005) menyatakan

menciptakan suatu aliran percakapan dan

bahwa bagi pemasar, komunitas merek

informasi yang bermanfaat baik bagi

penting karena beberapa alasan yaitu:

perusahaan, konsumen, maupun pasar.

a) menjadi

sumber

penting

dari


Komunitas merek merupakan salah satu

informasi pasar untuk melakukan

instrumen yang memperkuat hubungan

inovasi

konsumen dengan merek. Kini dengan

sehingga akan menurunkan biaya

memasuki era digital dengan teknologi

R&D,

dan

penciptaan


bersama

internet, mobilitas, dan jejaring akan

b) dianggap sebagai segmen pasar yang

sangat mendukung segala aktivitas dan

berbeda (database pelanggan prospek)

interaksi dalam suatu komunitas sehingga

terkait dengan inisiatif pemasaran

perusahaan dapat memiliki lebih banyak

yang

peluang


(mengembangkan

dan

bersifat

khusus
penjualan

kemudahan

dalam

mengelola,

dan

perusahaan dan kesempatan untuk


memanfaatkan suatu komunitas sebagai

melakukan penjualan lintas batas dan

salah satu strategi pemasaran untuk

vertikal),

menciptakan,

pelanggannya

c) melahirkan loyalitas dan advokasi

(Mulyadi, 2015; Hendriani, 2015; Lages et

pelanggan yang pada akhirnya dapat

a l, 2013; Felix, 2012; Kennett, Sneath, dan


menurunkan biaya promosi.

meningkatkan

loyalitas

Borders, 2004).
Muniz dan O’Guinn (2001) dalam

Sedangkan

bagi

anggota

komunitas

dianggap

komunitas,


penting

karena

Aruman (2015) menyatakan komunitas

membangun kedekatan dengan Agen

merek merupakan masyarakat yang terikat

Tunggal

236

Pemegang

Merek

(ATPM)


DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

ada

menyatakan bahwa keberadaan komunitas

peluncuran produk baru, menambah relasi

dalam konteks pemasaran (komunitisasi)

dan pengetahuan, melakukan kegiatan

sebenarnya tidak jauh berbeda dengan

kebersamaan,

kampanye

segmentasi. Keduanya sama menunjukkan

dan

lain

sebuah pasar, namun bedanya adalah

dalam

segmentasi pasar bersifat statis sedangkan

mengomunikasikan komunitasnya melalui

komunitisasi pasar bersifat dinamis. Oleh

milis, media sosial, radio komunikasi, dan

karena

kegiatan kebersamaan (Ladjar, 2012;

membesarkan

Quinton dan March (2010), Kim, Park, dan

menjadikannya sebagai pembawa merek.

Jin, 2008; Sicilia dan Palazón (2008),

Peter Mulyadi dalam Darmawan (2015)

Cova dan Pace, 2006; Mclaran dan

menyatakan

Catterall, 2002).

melambung berkat ikatan emosional yang

khususnya

informasi

keselamatan
sebagainya.

apabila

melakukan
berkendara,
Komunitas

aktif

Interaksi merek dengan komunitas

itu,

banyak

perusahaan

komunitas

bahwa

merek

dan

dapat

kuat di kalangan komunitasnya.

pencinta otomotif di Indonesia adalah

Berdasarkan data dari asosiasi

cukup intensif. Hampir semua merek

otomotif Indonesia (Gaikindo), Toyota

menggandeng

otomotif,

sebagai pemegang pangsa pasar mobil

penciptaan bersama yang terjadi dalam

terbesar di Indonesia dengan perolehan

interaksi antara merek dengan komunitas

35,4% pada semester pertama tahun 2016

otomotif umumnya bersifat pembelajaran

dengan jumlah komunitas mobil terbanyak

bersama

di Indonesia.

komunitas

dimana

merek

mendukung

Sejak dicanangkannya

program yang diselenggarakan komunitas

program komunikasi langsung dengan

dengan tujuan menciptakan pengalaman

konsumen, Toyota Astra Motor (TAM)

bagi pelanggan, memfasilitasi komunikasi

sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek

dalam komunitas,

memperoleh umpan

(ATPM) mobil Toyota di Indonesia gencar

balik atas produk, meningkatkan kapasitas

merangkul komunitas-komunitas pemilik

member, dan secara kontinyu membangun

mobil Toyota. Salah satu kegiatan yang

dan memelihara hubungan komunitas

digelar TAM setiap tahun adalah jamboree

(Setiawan, 2015; Rowley, Teahan, dan

yakni ajang kumpul komunitas klub

Leeming, 2007).

Toyota dan menyediakan halaman khusus

Yuswohady dalam Palupi (2015),
dan Ouwersloot dan Schröder (2008)

untuk komunitas pada situs resmi Toyota.
Menjaga

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

loyalitas

pelanggan

adalah
237

kegiatan yang wajib dilakukan perusahaan

bengkel

jika tidak ingin kehilangan pelanggan.

memperoleh

Persaingan bisnis yang semakin ketat

peluncuran mobil baru Toyota (9,2%),

membuat

otomatif

dan memperoleh bantuan sponsorship

berlomba mengikat hati pelanggan agar

dan staf mekanik ketika mengadakan

tidak

event (5,6%),

semua

berpaling

produsen

ke

produk

pesaing

(Langgeng, 2014).

b. masih

resmi

Toyota

informasi

terjadi

(17,1%),
mengenai

ketidakloyalitasan

Berdasarkan survei yang dilakukan

merek Toyota yang antara lain sebagai

diperoleh data jumlah komunitas Toyota di

berikut: (a) permasalahan kendaraan

Indonesia mencapai 4.000 pelanggan dari

yang tidak sekali tuntas di bengkel

29 komunitas Toyota yang terdiri dari 16

resmi Toyota sebesar 38%, (b) masih

komunitas yang tergabung dalam Toyota

terjadinya peralihan pembelian mobil

Owner Club (TOC) yaitu AXIC, ALTIC,

pengganti ke merek lain sebesar 29%,

GCC, IC, ID42NER, IKC, ISC, TAC,

c. masih adanya pemberitaan dari mulut

TERUCI, TEVCI, TKCI, TSC, TSVC,

ke mulut yang negatif sebagai akibat

TVCI, TYCI, Velozity, dan 13 komunitas

kekecewaan yang dialami anggota

regional di berbagai daerah di Indonesia

komunitas

seperti Toyota Yaris Club, Avanza Xenia

maupun pelayanan Toyota sebesar

Indonesia, Innova Community, dan lain-

14%, dan lain sebagainya sebesar

lain (Langgeng, 2014).

19%.

Berdasarkan

terhadap

komunitas

penelitian

Berdasarkan uraian diatas yang masih

pendahuluan yang dilakukan terhadap 100

dirasakan oleh anggota komunitas Toyota

orang anggota komunitas Toyota di

di Indonesia, maka pihak ATPM Toyota

Indonesia dari 29 komunitas yang ada

harus

diperoleh data:

pemasaran komunitas yang efektif agar

a. berbagai alasan konsumen menjadi

dapat semakin meningkatkan loyalitas

anggota

238

komunitas

Toyota

di

mengimplementasikan

strategi

merek.

Indonesia yaitu: menjalin keakraban

Penelitian yang dilakukan oleh

antara pemilik mobil Toyota (39,7%),

Styawan (2015:1) menyatakan bahwa pola

mencari solusi terkait permasalahan

komunikasi komunitas ALTIC di Jakarta

mobil Toyota yang dialami (28,4%),

mampu

memperoleh

Toyota Altis dengan melibatkan 200

potongan

harga

di

membangun

loyalitas

merek

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

responden

sebagai

sampel

adalah

Sedangkan

elemen

loyalitas

merek

komunitas ALTIC di Jakarta. Salim dan

menurut Rundle-Theile and Bennet (2001)

Dharmayanti (2014:1) menyatakan bahwa

meliputi: resiko yang diterima, inersia,

citra merek dan kualitas yang diterima

kebiasaan, keterlibatan, kepuasan, dan

berpengaruh

hubungan dengan penyedia produk atau

terhadap

kepuasan

dan

loyalitas komunitas Toyota di Surabaya

jasa.
Mengacu

dengan melibatkan 200 responden sebagai

kepada

penelitian

sebagaimana

diuraikan

sampel adalah komunitas Toyota di

terdahulu

Surabaya. Basalamah (2010) menyatakan

sebelumnya,

bahwa komunitas merek Honda Vario

loyalitas

dapat meningkatkan pemberitaan dari

komunitas merek. Oleh karena itu, peneliti

mulut ke mulut yang positif dengan

perlu melakukan penelitian yang berjudul

melibatkan 100 responden sebagai sampel

“Strategi

adalah komunitas Honda Vario di Jakarta,

Implikasinya

Depok, dan Bekasi.

Toyota di Indonesia.”

pada

Penelitian

ini

pengaruh

strategi

merek

bahwa

dipengaruhi

Pemasaran
pada

oleh

Komunitas
Loyalitas

dan

Merek

Berdasarkan latar belakang yang

menitikberatkan
pemasaran

menunjukkan

sudah

diuraikan

sebelumnya,

maka

merek

rumusan masalah dalam penelitian ini

Toyota di Indonesia. Elemen strategi

adalah: bagaimana strategi pemasaran

pemasaran komunitas yang digunakan

komunitas merek Toyota di Indonesia

dalam

berdasarkan

komunitas

terhadap

penelitian

loyalitas

ini

menggunakan

persepsi

komunitas?

elemen-elemen yang dikemukakan oleh

Bagaimana loyalitas merek berdasarkan

Juárez (2011) dan Juárez dan Chacón

persepsi komunitas, dan seberapa besar

(2013a, 2013b) yaitu: (a) cerminan dan

pengaruh strategi pemasaran komunitas

kesadaran kritis, (b) membangun identitas

terhadap loyalitas merek Toyota di

komunitas, (c) tindakan representasi dan

Indonesia?

politis, (d) praktek yang berhubungan
dengan budaya (e) asosiasi spontanitas

2.

Kajian Literatur

dari relasi, kolega, maupun kelompok atas

2.1

Komunitas

ketertarikan khusus terhadap suatu topik

Wenger (2004) dalam Wulandari

(f) kepemimpinan dalam komunitas (g)

(2015) menyatakan bahwa pengertian

pemberdayaan dan (h) refleksi kritis.

komunitas mengacu pada sekumpulan

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

239

orang yang saling berbagi perhatian,

dengan

masalah, atau kegemaran terhadap suatu

komunitas) dan yang kedua yaitu

topik dan memperdalam pengetahuan

loyalitas merek (mendapat aspek

serta keahlian mereka dengan saling

pengalaman

berinteraksi

komunitasnya

secara

terus

menerus.

yang

bukan

anggota

yang penting dalam
serta

komponen

(2008)

penting pada arti merek tersebut)

sebagai

2) Ritual dan Tradisi. Ritual dan tradisi

sekelompok orang yang saling peduli satu

mewakili proses sosial yang penting

sama lain lebih dari yang seharusnya,

yang dipusatkan pada pengalaman

dimana dalam sebuah komunitas terjadi

dalam

relasi pribadi yang erat antar para anggota

berbagi cerita pada seluruh anggota

komunitas

tersebut

komunitas.

kesamaan

minat

Sedangkan

Kertajaya

mendefinisikan

komunitas

karena
atau

adanya
nilai-nilai.

3) Rasa

menggunakan

Tanggung

merek

Jawab

dan

Moral.

Disamping itu, Muniz dan O’Guinn

Komunitas juga ditandai dengan

(2001) dalam Aruman (2015) komunitas

tanggung

merek merupakan masyarakat yang terikat

Sejauh ini tanggung jawab moral

tidak berdasarkan geografis secara khusus

hanya terjadi dalam komunitas merek

melainkan didasarkan pada hubungan

dengan dua misi yaitu integrasi dan

sosial

mempertahankan

terstruktur diantara pengagum

jawab

moral

bersama.

anggota

serta

merek. Salah satu karakteristik kunci dari

membantu dalam penggunaan merek.

komunitas merek adalah tidak adanya

Soehadi dan Ardianto (2013), Shand

hambatan masuk bagi masyakarat untuk

(2014), mengatakan, perubahan selera

menjadi anggota baru komunitas.

konsumen yang begitu cepat menyulitkan

Muniz dan O’Guinn (2001) dalam

perusahaan

untuk

menang

dalam

Wulandari (2015) dan Talukder dan Yeow

persaingan jika hanya mengandalkan

(2006)

tiga

kekuatan sendiri. Dibutuhkan kolaborasi

mendasari

dengan berbagai elemen yang ada di pasar

elemen

mengungkapkan
penting

adanya

yang

guna menghasilkan proposisi nilai yang

komunitas, yaitu:
1) Kesadaran

Bersama.

Dalam

kesadaran bersama ini terdapat dua

komunitas.

legitimasi

Davidson, Mc Neil, dan Ferguson

(pembeda antara anggota komunitas

(2007) dan Kelly dan Stanley (2014)

elemen

240

superior antara lain dengan mengelola

dasar

yaitu

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

menyatakan bahwa lima karakteristik yang

(2014), dan Hess (2008) menyatakan

mendorong

bahwa strategi pemasaran komunitas ini

terbentuknya

komunitas

merek, yaitu :

lebih efektif, efisien dan fleksibel serta

1) Citra merek, yaitu citra merek yang

murah daripada harus memakai pola lama

terdefinisi

dengan

baik

akan

dengan membuat iklan di media audio
visual yang memakan biaya sangat besar.

membentuk komunitas merek.
2) Aspek hedonis, dimana komunitas

Tetapi untuk menciptakan komunitas

merek umumnya lebih pada produk

konsumen yang erat, merek tertentu harus

yang

memiliki kualitas yang bagus. Di dalam

kaya

akan

kualitas

daya

ekspresi, pengalaman dan hedonis.

komunitas, pemasar dapat memahami

3) Aspek historis, dimana merek yang

karakteristik konsumennya lebih dalam

memiliki sejarah hidup yang panjang

sehingga dapat memenuhi kebutuhan

akan lebih memungkinkan terciptanya

konsumen dan pelanggan setianya secara

komunitas merek secara alamiah.

berkelanjutan. Melalui komunitas pula

4) Konsumsi publik, mencakup produk-

interaksi antara pemasar dan konsumen

produk

yang

publik

dikonsumsi

mampu

secara

menciptakan

komunitas mereknya. Produk yang

dapat

semakin

terjalin

dan

saling

memberikan umpan balik yang positif
pada masing-masing pihak.
Berbagai

dikonsumsi publik akan melahirkan

strategi

pemasaran

berbagi

komunitas sebagaimana penelitian yang

apresiasi dengan sesamanya, hal ini

dilakukan oleh Juárez (2011), Minkler,

menjadikan

untuk

Wallerstein, dan Wilson (2008), Chaston,

menciptakan komunitas merek lebih

dan Mangles (2001). Strategi pemarasan

tinggi.

komunitas

konsumen

yang

saling

kesempatan

dikemukakan

oleh

Juárez

yang

(2011) dan Juárez dan Chacón (2013a,

mendorong konsumen setianya untuk

2013b) yaitu: (a) cerminan dan kesadaran

bersatu dan membentuk komunitas

kritis,

terhadap merek yang disukai.

komunitas, (c) tindakan representasi dan

5) Persaingan

yang

tinggi,

(b)

membangun

identitas

politis, (d) praktek yang berhubungan
Strategi Pemasaran Komunitas

dengan budaya (e) asosiasi spontanitas

Wulandari (2015), Skålén dan

dari relasi, kolega, maupun kelompok atas

Cova (2015), Thakur (2015), An et al.,

ketertarikan khusus terhadap suatu topik

2.2

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

241

(f) kepemimpinan dalam komunitas (g)

dari suatu merek masuk dalam kategori ini

pemberdayaan dan (h) refleksi kritis.

berarti merek tersebut memiliki ekuitas

Konsep

komunitas

bukanlah

merek yang kuat.
Elemen-elemen loyalitas merek

merupakan hal yang asing bagi berbagai
strategi pemasaran (Chaston and Mangles,

yaitu

resiko

yang

diterima,

inersia,

2001). Pemasaran strategis memerlukan

kebiasaan, keterlibatan, kepuasan, dan

dasar komunitas seperti pengembangan

hubungan dengan penyedia produk atau

lokal, aksi sosial, perencanaan sosial,

jasa. (Rundle-Theile and Bennet, 2001).

pemberdayaan kolaborasi, koalisi dan
pembangunan komunitas (Minkler et al.,

2.4

2008).

Hubungan Strategi Pemasaran
Komunitas

dengan

Loyalitas

Merek
2.3

Rosenbaum, Ostrom, dan Kuntze

Loyalitas Merek
Wulandari (2015) dan Marzocchi,

Morandin,

dan

Bergami

(2013)

(2005)

menyatakan

bahwa

program

loyalitas dapat dibedakan berdasarkan

menyatakan bahwa keberadaan komunitas

tingkat

suatu merek atau produk (komunitas

diterima

merek) dapat dijadikan lahan peluang baru

konsumen akan semakin loyal pada

bagi pemasar untuk digarap lebih lanjut.

berbagai strategi pemasaran komunitas

Hal ini disebabkan karena komunitas

dalam bentuk berbagai program komunitas

kadang

daripada

juga

membangun

budaya

kedekatan
pelanggan.

insentif

komunitas

yang

Lebih

lanjut,

finansial.

Program-

konsumtif dimana loyalitas konsumen

program yang dirancang untuk komunitas

terhadap merek atau produk tertentu

akan memperkuat hubungan emosional

(loyalitas merek) juga berperan dalam

dan partisipatif secara signifikan agar tidak

meningkatkan konsumsi produk tersebut.

beralih pada pesaing. Brogi et al (2013)

Pelanggan yang loyal pada umumnya akan

menyatakan bahwa strategi pemasaran

melanjutkan pembelian merek tersebut

komunitas

walaupun

banyak

loyalitas merek. Holland et al (2001)

alternatif merek produk pesaing yang

menyatakan bahwa pengembangan suatu

menawarkan karakteristik produk yang

model bisnis pemasaran elektronik yang

lebih unggul dipandang dari berbagai

mengkapitalisasi

pada

sudut atributnya. Bila banyak pelanggan

konsumen

konsekuensi

242

dihadapkan

pada

memiliki

dan

implikasi

pada

partisipasi
yang

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

Berdasarkan model penelitian dan

menyertainya seperti usaha yang pada
prinsipnya membentuk loyalitas merek.
Penelitian yang dilakukan Styawan
(2015:1),

Salim

dan

Dharmayanti

masalah penelitian tersebut diatas, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai

berikut:

strategi

pemasaran

(2010)

komunitas yang terdiri dari (a) cerminan

menyatakan bahwa komunitas merek

dan kesadaran kritis, (b) membangun

berpengaruh terhadap loyalitas komunitas.

identitas

Kelebihan dari studi sebelumnya adalah

representasi dan politis, (d) praktek yang

lebih memfokuskan pada satu tipe atau sub

berhubungan dengan budaya (e) asosiasi

merek

spontanitas dari relasi, kolega, maupun

(2014:1),

dan

Basalamah

komunitas

saja,

sedangkan

komunitas,

atas

(c)

tindakan

kekurangan pada penelitian sebelumnya

kelompok

ketertarikan

khusus

adalah hanya terbatas pada satu tipe atau

terhadap suatu topik (f) kepemimpinan

sub merek dari komunitas merek Toyota

dalam komunitas (g) pemberdayaan dan

saja dengan jumlah sampel sebagai

(h) refleksi kritis, berimplikasi pada

responden yang lebih sedikit.

loyalitas merek.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
digambarkan sebuah model penelitian

3.

Metode Penelitian

sebagaimana tampak pada Gambar 1

3.1

Pengukuran

berikut:

Berdasarkan tujuan utama dalam
Gambar 1. Model Penelitian

penelitian ini adalah untuk menjelaskan
strategi

Cerminan
Cerminan dan
dan
kesadaran
kesadaran kritis
kritis

Resiko
Resiko yang
yang
diterima
diterima

Tindakan
Tindakan
representasi,
representasi, dan
dan
politis
politis

Kepemimpinan
Kepemimpinan
dalam
dalam komunitas
komunitas
Pemberdayaan
Pemberdayaan
Refleksi
Refleksi kritis
kritis

komunitas

dan

implikasinya pada loyalitas merek Toyota

Membangun
Membangun
identitas
identitas
komunitas
komunitas

Praktek
Praktek yang
yang
berhubungan
berhubungan
dengan
dengan budaya
budaya
Asosiasi
Asosiasi
spontanitas
spontanitas dari
dari
relasi,
relasi, kolega,
kolega,
maupun
maupun
kelompok
kelompok atas
atas
ketertarikan
ketertarikan
khusus
khusus terhadap
terhadap
suatu
suatu topik
topik

pemasaran

Strategi
Pemasaran
Komunitas

Loyalitas
Merek

di Indonesia berdasarkan persepsi anggota

Inersia
Inersia

komunitas Toyota di Indonesia, maka

Kebiasaan
Kebiasaan

penelitian ini termasuk jenis penelitian

Keterlibatan
Keterlibatan

kausalitas dan menggunakan metode

Kepuasan
Kepuasan

kuantitatif sebagaimana dikemukakan oleh

Hubungan
Hubungan
antara
antara
penyedia
penyedia
produk
produk atau
atau
jasa
jasa

Sugiyono (2014).
Hubungan kausalitas yang dapat
diteliti antara variabel strategi pemasaran
komunitas (X) yang terdiri dari delapan
subvariabel yaitu cerminan dan kesadaran

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

243

identitas

(X8) merupakan kemampuan perusahaan

komunitas (X2), tindakan representasi, dan

dalam memahami berbagai hal kritis yang

politis (X3), praktek yang berhubungan

terjadi dalam komunitas.

kritis

(X1),

membangun

dengan budaya (X4), asosiasi spontanitas

Skala pegukuran dalam penelitian ini

dari relasi, kolega, maupun kelompok atas

adalah skala Likert dengan alternatif

ketertarikan khusus terhadap suatu topik

tanggapan responden yaitu: sangat setuju

(X5), kepemimpinan dalam komunitas

(SS), setuju (S), cukup setuju (CS), tidak

(X6), pemberdayaan (X7),

setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

kritis (X8),

dan refleksi

terhadap variabel loyalitas

(Sugiyono, 2014).

merek (Y). Cerminan dan kesadaran kritis
(X1)

merupakan

kesadaran

terhadap

3.2

Jenis Data
Populasi

berbagai kritik/ masukan dari komunitas

dalam

penelitian

ini

terhadap produk perusahaan. Membangun

adalah ini adalah anggota komunitas

identitas

merupakan

Toyota yang juga sebagai pelanggan mobil

kemampuan untuk membangun identitas

merek Toyota dari 29 komunitas Toyota

komunitas terhadap merek.

yang

komunitas

(X2)

Tindakan

tersebar

di

seluruh

wilayah

representasi dan politis (X3) merupakan

Indonesia, yaitu sejumlah empat juta

berbagai tindakan dalam bentuk regulasi/

pelanggan.

aturan terkait dengan komunitas. Praktek

dengan

menggunakan

yang berhubungan dengan budaya (X4)

(Noor,

2011)

merupakan

dalam

tingkat kesalahan sebesar 5%, maka

menyesuaikan dengan berbagai budaya

jumlah sampel yang diperoleh adalah

setempat. Asosiasi spontanitas dari relasi,

sebanyak

kolega,

atas

pengambilan sampel yang digunakan

ketertarikan khusus terhadap suatu topik

adalah pengambilan sampel tidak acak

(X5) merupakan kepedulian terhadap

dengan

asosia pontanitas Kepemimpinan dalam

insidental atau pengambilan sampel secara

komunitas (X6) merupakan kemampuan

kebetulan

perusahaan dalam memberikan arahan

(Sugiyono, 2014).

kemampuan

maupun

kelompok

Ukuran sampel ditentukan

dengan

400

cara

rumus

menggunakan

respoden.

pengambilan

bertemu

Slovin

dengan

Teknik

sampel

peneliti

(X7)

Jenis data yang digunakan dalam

merupakan kemampuan perusahaan dalam

penelitian ini adalah data primer berupa

memberdayakan komunitas. Releksi kritis

pengisian

pada

244

komunitas.

Pemberdayaan

kuesioner

dari

anggota

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

komunitas Toyota yang juga sebagai

dilakukan agar syarat minimal data

pelanggan mobil merek Toyota dari 29

berskala interval dapat terpenuhi dalam

komunitas Toyota yang ada di Indonesia

menggunakan analisis SEM.

mengenai strategi pemasaran komunitas

Untuk menguji hipotesis dilakukan

yang dilakukan oleh Toyota dan loyalitas

melalui hipotesis statistik sebagai berikut:

merek Toyota, melalui observasi dan juga

1. Untuk

wawancara.

menguji

hipotesis

adanya

pengaruh secara parsial dari variabel X
terhadap Y:

3.3

H0:

Validitas dan Realibilitas
Pengujian

validitas

ρYXi = 0, artinya bahwa tidak
ada pengaruh variabel Xi

instrumen

terhadap Y

menggunakan faktor pembebanan apabila
H1:

nilai faktor pembebanan > 0,5, maka

ρYXi ≠ 0, artinya bahwa

dinyatakan memenuhi validitas konstruk

terdapat

sebagaimana dinyatakan oleh Sekaran

variabel Xi terhadap Y

(2010).

Sedangkan

Ghozali

(2013)

2. Untuk

ada

menguji

pengaruh

hipotesis

tentang

menyatakan untuk mengukur reliabilitas

adanya pengaruh secara simultan dari

menggunakan rumus Alpha Cronbach

variabel X terhadap Y:
H0:

dimana variabel dikatakan memenuhi

ρYx1

=

... = ρYxi

=

0, artinya

reliabilitas konstruk jika memberikan nilai

bahwa tidak ada pengaruh

Cronbach

simultan

Alpha

>

0,7.

Pengujian

dimana

data

signifikan

variabel Xi terhadap Y

normalitas dilakukan dengan Kolmogorov
Smirnov

dan

H1:

dikatakan

ρYx1

=

... = ρYxi ≠ 0, artinya

berdistribusi normal jika memberikan nilai

bahwa

p ≥ 0,05.

simultan

terdapat

pengaruh

dan

signifikan

variabel Xi terhadap Y
3.4

Pengaruh antar variabel dikatakan bersifat

Analisis Data
Teknik

menggunakan

pengolahan
Model

data

Persamaan

signifikan jika nilai probabilitas lebih kecil
dari nilai α = 0,05.

Struktural (SEM) sebagaimana dinyatakan
oleh Wijayanto (2008). Menurut Riduwan

4.

Semua indikator pada variabel

(2012) transformasi data ordinal menjadi
data interval dengan menggunakan Hal ini

Hasil

strategi

pemasaran

DeReMa Jurnal Manajemen Vol. 11 No. 2, September 2016

komunitas

dan
245

loyalitas merek memiliki nilai faktor

kritis (X8) terhadap variabel Y (loyalitas

pembebanan > 0,5, maka dinyatakan

merek), maka dapat disimpulkan bahwa

memenuhi validitas konstruk, sedangkan

variabel X tersebut memberikan pengaruh

nilai Cronbach Alpha > 0,7 sehingga telah

yang signifikan baik simultan maupun

memenuhi reliabilitas konstruk. Distribusi

parsial.

data adalah normal karena nilai p ≥ 0,05.
Pengujian kesesuaian model dari

Pemberdayaan

(X7)

memiliki

koefisien terbesar dibandingkan lainnya

model keseluruhan persamaan struktural

pada

variabel

memberikan hasil nilai normal Chisquare

komunitas.

strategi

Sedangkan

577,594 dengan derajat bebas sebesar 129

pemasaran

kepuasan

memiliki

diperoleh p-value 0,000

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26