PENGARUH PENUND AAN TAHAP PENUMPATAN DENGAN RESIN KOMPOSIT PADA TEKNIK SANDWICH TERHADAP KEKUATAN TARIK PELEKATAN SEMEN IONOMER KACA DAN RESIN KOMPOSIT
PENGARUH PENUND AAN TAHAP PENUMPATAN DENGAN
RESIN KOMPOSIT PADA TEKNIK SANDWICH TERHADAP
KEKUATAN TARIK PELEKATAN SEMEN IONOMER KACA DAN
RESIN KOMPOSIT
Yulita Kristanti, Diatri Nari Ratih
Bagian Ilmu Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada
Abstract
Sandwich technique, a combination filling technique using composite resin filling material and glass ionomer cement has been
widely used. In fact, such a combination filling technique need
ffcf
i longer time compare to filling without combination. This
research was done in order to know the influence of delayed fill
; ing in sandwich technique using composite resin related to the
tensile strength between glass ionomer cement and composite
resin.
The materials studied consist of 16 samples, that were divided
into 4 groups. The first one was used as the control groupt without delaying), while group II-IVwas used as the treating groups.
Each group consist of 4 samples. The difference treatment between group II-IVwas the soaking time in the artificial saliva.
Group II was soaked into artificial saliva (pH5)for 1 day, group ,
HI for 7 days, and group IVfor 14 days. The result of this
research shows that the diference among the groups involved
were very significant, except between group I and group II.The
longer the sample was soaked into the artificial saliva, the
tensile strength tends to decrease.
Key word: Sandwich technique,filling technique, composite
resin
PENDAHULUAN
Dewasa
ini
resin komposit. Lebih lanjut Ferrari
penggunaan
resin
(1999) mengatakan bahwa pada
komposit pada praktek kedokteran
jresinrasi
gigi semakin diminati. Hal ini oleh
ionomer
karena bahan ini memiliki beberapa
menggantikan dentin yang hilang,
kelebihan diantaranya : kekuatan
sedangkan
tarik dan kekuatan tekan yang
digantikan oleh resin komposit.'-2
relatif besar, modulus elastisitas
Hasil akhir dari teknik sandwich
tinggi, kekerasan dan ketahanan
memang tampak jauh lebih baik
terhadap abrasi yang cukup tinggi,
dibandingkan
tidak mudah larut, dan memiliki
yang tidak dikombinasikan. Hal ini
warna yang sangat mirip dengan
oleh karena kelemahan dari bahan
warna
tumpatan
gigi
asli.
Adapun
.sandwich,
kaca
semen
digunakan
email
yang
tumpatan
yang
untuk
hilang
tunggal
satu
dapat
kelemahannya, apabila bahan ini
dikompensasi oleh banah tumpatan
langsung
yang
diaplikasikan
diatas
lain.
dentin, monomer bahan tersebut
konsekuensinya
dapat
penangannya
meresap
dalam
tubulus
Salah
satu
adalah
waktu
menjadi
lebih
dentinalis. Jika hal initerjadi, maka
panjang. Selama ini belum ada
akan
penelitian
menjadi
ancaman
b^gi
yang
mencermati
vitalitas jaringan pulpa. Oleh karena
pengaruli penundaan satu tahap
itu, sebelum ditumpat dengan resin
penumpatan pada teknik sandwich
komposit,
terhadap
digunakan
semen
kekuatan
pelekatan
ionomer kaca untuk memberikan
kedua bahan yang dikombinasikan
perlindungan
jaringan
tersebut. Penelitian ini dilakukan
pulpa di bawahnya. Selanjutnya
untuk mengetahui ada tidaknya
teknik ini disebut sebagai teknik
pengaruh
sandwich. Menurut Mc Lean dan
penumpatan
Wilson (1988) sandwich adalah
kekuatan tarik pelekatan diantara
restorasi
semen
terhadap
yang
menggunakan
semen ionomer kaca tipe H dan
komposit.
penundaan
tersebut
ionomer
tahap
terhadap
kaca
resin
METODE
disinar lagi selama 10 detik.
Semen ionomer kaca merk Shofu
Kelompok
diaduk menggunakan paper pad,
kelompok IV, masing-masing juga
dengan
perbandingan
terdiri
dengan
anjuran
sesuai
pabrik.Semen
II
dari
sampai
4
dengan
sampel.
Pada
kelompok II, semen ionomer kaca
ionomer kaca yang sudah diaduk
yang
dimasukkan ke dalam 16 cetakan
cetakan pertama direndam dalam
pertama yang sebelumnya telah
saliva buatan pH 5 selama 1 hari,
diberi alas plastik dan diletakkan di
dan dimasukkan dalam inkubator
atas
37°C. Pada kelompok III dan IV
pelat
ihrca,
uYfroncfrng,
telah
dimasukkan
kemudian oYapfntasi sinar tampak
lama
selama
masing 7 hari dan 14 hari.
10
detik.
Keenambelas
perendamannya
dilakukan
dalam
masing-
sampel tersebut
dibagi dalam 4
Setelah
kelompok,
masing-masing
saliva sesuai dengan waktu yang
kelompok berisi 4 buah. Pada
telah
Kelompok I (Kontrol) setelah semen
dikeringkan,
ionomer
Enambelas
kaca
dimasukkan
yang
dalam
telah
cetakan
perendaman
ditentukan,
sampel
dietsa
30
cetakan
disiapkan
dan
detik.
kedua
diletakkan
di
pertama dietsa selama 30 detik,
atasnya, kemudian resin komposit
ducuci dan dikeringkan, cetakan ke-
dimasukkan
2 dipasang diatasnya dan bahan
tersebut sampai penuh dengan
tumpatan resin komposit diisikan ke
menggunakan
dalamnya
Di
ditutup plastik dan plat kaca dan
atasnya ditutup dengan pita plastik
diberi beban 0,5 kg selama 5
dan plat kaca, kemudian diberi
menit, kemudian disinar selama 40
beban seberat 0,5 kg selama 5
detik,dibonding dan disinar
menit.
selama 10 detik.
sampai
Selanjutnya
penuh.
dilakukan
dalam
plastis
cetakan
instrumen,
lagi
penyinaran dengan sinar tampak
Terakhir
seiama 40 detik, dengan jarak 4 cm
kekuatan tarik pelekatan semen
dari sumber sinar, dibonding dan
ionomer
dilakukan
kaca-resin
pengukuran
komposit
baik pada kelompok perlakukan
maupun pada kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Fa6ei
f.
ffasiY
Pengufcuran
Kekuatan Tarik Pelekatan Semen
Ionomer Kaca Resin Komposit (kg).
Perlakuan
No
1 hari
7 hari
14 hari
Kontrol
1
3.7
2.3
1.0
4.6
2
3.5
2.5
1.0
3.7
3
3.9
1.9
1.5
4.2
4
3.6
2.0
0.9
3.9
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kekuatan Tarik Pelekatan Semen Lonomer Kaca
Resin Komposit (Mpa)
Perlakuan
No
1 hari
7 hari
14 hari
Kontrol
1
3,7
2.3
1.0
4.6
2
3,5
2.5
1.0
3.7
3
3.9
1.9
1.5
4.2
4
3.6
2.0
0.9
3.9
Total
20.38
12.07
6.11
22.75
X
5.095
3.02
1.53
5.69
SB
± 024
± 0.33
± 0.27
± 0.34
61.31
Tabel 3. Hasil Analisa Anova
Sumber
db
JK
KT
Perlaku
3
44.08
14.693
Error
12
1.918
0.1598
Total
15
45.998
Variasi
Tabel I memperlihatkan hasil
pengukuran
kekuatan
F hit
KTP
KT
FTabel 0.05
Ftabel 0.01
3.49
5.95
91.95
hitung = 91,95; sedangkan F tabel
tarik
(1%)= 5,95. Oleh karena F hitung >
pelekatan pada kelompok kontrol an
F tabel berarti ada perbedaan yang
kelompok perlakuan. Berdasarkan
sangat
tabel
perendaman.
tersebut,
dapat
diketahui
bemiakna
antar
waktu
besamya kekuatan tarik pelekatan
Untuk mengetahui perbedaan
dalam satuan Mpa, yang hasilnya
antara kelompok yang satu dengan
tertera pada tabel II.
kelompok
Dari tabel II terlihat baliwa
rerata
kekuatan
tarik
yang
lain
dilakukan
dengan uji t.
pelekatan
Setelah data-data tersebut
dibandingkan dengan tabel (1%)
terendah
ditunjukkan
pada
kelompok
dengan
waktu
terlihat
bahwa
hanya
pada
perendaman 14 hari, yakni sebesar
pengujian antara kelompok kontrol
1,53 Mpa, sedangkan kekuatan tarik
dengan kelompok yang direndam
pelekatan tertinggi pada kelompok
selama 1 hari saja yang tidak
perlakuan
ditunjukkan
pada
menunjukkan
kelompok
dengan
waktu
perendaman 1 hari yakni sebesar
5,095
Mpa.
selanjutnya
Data-data
tersebut
dianalisis
dengan
menggunakan Anava 1 jam, yang
hasilnya tertera pada tabel III.
Dari tabel III terlihat bahwa F
adanya
yang sangat bermakna.
perbedaan
Tabel 4. Hasil Analisis dengan uji-t dari pengaruh variasi waktku perendanan
terhadap kekuatan tarik perlekatan (Mpa)
K
K
1 hari
7 hari
14 hari
0
0
*
*
0
*
*
0
*
1 hari
7 hari
14 hari
0
Db
t tabel
16
3.707
Keterangan :
* = terdapat perbedaan yang sangat bermakna
0 = tidak terdapat perbedaan.
Semakin
lama
perendaman,
kekuatan
pelekatannya
Hal
ini
lingkungan
bonding
waktu
semakin
mengalami
erosi
apabila
tarik
terkontaminasi saliva. Hal ini sesuai
menurun.
dengan pernyataan Mc Lean, 1988,
oleh
karena
dalam
yang mengatakan bahwa semen
pH
asam,
bahan
ionomer kaca mempunyai ikatan
resin
ionik yang sifatnya tidak tahan
yang
menipakan
tanpa bahan pengisi akan larut.34
Menurut Cho, 1995, semen ionomer
terhadap asam.6
Pernyataan ini didukung oleh
kaca kekuatannya akan berku-rang
Matsuya
dengan
membuktikan bahwa dalam ling-
meningkatnya
waktu
dkk
kungan
bahwa
ionomer kaca dan partikel kaca
yang
direndam
dalam air menunjukkan kekuatan
yang
lebih
lemah
dibandingkan
matriks
telah
perendaman. Ditegaskannya juga
sampel
asam,
yang
semen
yang tidak bereaksi akan tererosi.7
Dalam air dan lamtan asam,
sampel yang dibiarkan di udara.5
mekanisme erosi semen ionomer
Semen
kaca yaitu dengan cara lepasnya
ionomer
kaca
akan
ion Ca2+, Al3+, Si 2+, F" dan Na+.
semen
Erosi
serangan asam.6
semen
dipengaruhi
ionomer
oleh
kaca
ini
asam
kaca
terhadap
kemampuan
pembentukan kompleks antara ionion
ionomer
dengan
KESIMPULAN
kation-
Dalam saliva buatan yang
kationlogam dan konsentrasi H+
bersuasana asam, semen ionomer
pada pennukaan semen.
kaca dapat mengalami kelarutan,
Permukaan yang mengalami
walaupun sudah dilindungi dengan
erosi ini akan menjadi lebih kasar
bahan onding polimerisasi sinar
sehingga
udara
tampak.Kelarutan semen ionomer
terjebak di dalamnya. Keadan ini
kaca dalam suasana asam tersebut
menurut Eick dkk, akan mengurangi
menyebabkan
efektivitas
dalamnya
memudahkan
daerah
permukaan
tempat terjadinya tarik menarik.8
Walls
dkk
udara
sehingga
menurunkan
terjebak di
berpengaruh
kekuatan
tarik
menyatakan
pelekatannya. Makini lama waktu
bahwa banyaknya semen yang larut
perendaman dalam saliva buatan,
akan berkurang bila pH larutan
kekuatan
asam naik. Dinyatakan juga bahwa
makin rendah.
tarik
pelekatan
akan
ketahanan semen ionomer kaca
selain
dipengaruhi
oleh
waktu
pengerasan juga dipengaruhi oleh
pH larutan asam.9
Lebih
kelarutan
Mc.
bahwa
semen
1. Mc. Lean, J. W. dan Wilson,
A.D., 1988, Glass
lanjut
menjelaskan
DAFTAR PUSTAKA
ionomer
Lean
proses
2. Ionomer Cement, Quintessence
Publishing Co., Inc., Chicago
kaca
3. Ferrari, M., 1999, Use of Glass
adalah oleh karena partikel kacanya
Ionomer Cement as Bondings,
mengandung alumina yang dapat
Linings or Bases dalam Carel C.
memasuki
Davidson dan Ivan A Mjor, Ad-
jaringan
silika,
menggantikan silikon yang larut. Hal
vances
ini
Cement,
mendasari
ketidaktahanan
in
Glass
Ionomer
Quintessence
Publishing Co. Inc., Chicago,
137-148.
J.D.,
Johnson,
LN.,
Fromer, JR., Good, RJ., and
4. Sam'an Malik, 1988, Pengamh
Bonding
Agent
Menghalangi
Kebocoran
Restorasi
10. Eick,
Dalam
Topography : Its Influence on
Terjadinya
Wetting and Adhesion in Dental
Marginal
Resin
Neumann, AW., 972, Surface
pada
Komposit,
Adhesive System , J. Dent/ Res
51 (3):780-788.\
dalam Naskah Lengkap Kursus
11. Walls, AWG., Mc Cabe., JF and
Penyegar dan Penambah Ilmu
Murray, JJ, 1988, The effect of
Kedokteran Gigi VII, FKG-UI,
the Variation pH of the Eroding
Jakarta, 35-40.
Solution
5. Venz, S & Kollmansperger, P.,
1983, Compari-
Composite and Polishable Filling
Resin, Quintessence Int: 14(2)
:227-233
7. Cho, E., Kopel., H., dan White,
1995,
Moisture
Susceptibility of Resin Modified
Glass
Ionomer
Materials,
J.
Quintessence Int., 26:351-358
8. Mc. Lean, JW, 1988, Glass
Ionomer Cement, British Dent.
J., 164:293-300.
9. Matsuya,
S.,
Matsuya,
Y.,
Yamamoto, Y, Yamane, 1984,
Erosion of Glass Ionomer Cement, Dent. Mat. J., 3(2) : 210219.
Resistance
Polyalkenoate
6. son of the Physical Properties of
SN.,
upon
the
of
Erotion
Glass
(ionomer)
Cements, British Dent.J., 164:
141-144
RESIN KOMPOSIT PADA TEKNIK SANDWICH TERHADAP
KEKUATAN TARIK PELEKATAN SEMEN IONOMER KACA DAN
RESIN KOMPOSIT
Yulita Kristanti, Diatri Nari Ratih
Bagian Ilmu Konservasi Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada
Abstract
Sandwich technique, a combination filling technique using composite resin filling material and glass ionomer cement has been
widely used. In fact, such a combination filling technique need
ffcf
i longer time compare to filling without combination. This
research was done in order to know the influence of delayed fill
; ing in sandwich technique using composite resin related to the
tensile strength between glass ionomer cement and composite
resin.
The materials studied consist of 16 samples, that were divided
into 4 groups. The first one was used as the control groupt without delaying), while group II-IVwas used as the treating groups.
Each group consist of 4 samples. The difference treatment between group II-IVwas the soaking time in the artificial saliva.
Group II was soaked into artificial saliva (pH5)for 1 day, group ,
HI for 7 days, and group IVfor 14 days. The result of this
research shows that the diference among the groups involved
were very significant, except between group I and group II.The
longer the sample was soaked into the artificial saliva, the
tensile strength tends to decrease.
Key word: Sandwich technique,filling technique, composite
resin
PENDAHULUAN
Dewasa
ini
resin komposit. Lebih lanjut Ferrari
penggunaan
resin
(1999) mengatakan bahwa pada
komposit pada praktek kedokteran
jresinrasi
gigi semakin diminati. Hal ini oleh
ionomer
karena bahan ini memiliki beberapa
menggantikan dentin yang hilang,
kelebihan diantaranya : kekuatan
sedangkan
tarik dan kekuatan tekan yang
digantikan oleh resin komposit.'-2
relatif besar, modulus elastisitas
Hasil akhir dari teknik sandwich
tinggi, kekerasan dan ketahanan
memang tampak jauh lebih baik
terhadap abrasi yang cukup tinggi,
dibandingkan
tidak mudah larut, dan memiliki
yang tidak dikombinasikan. Hal ini
warna yang sangat mirip dengan
oleh karena kelemahan dari bahan
warna
tumpatan
gigi
asli.
Adapun
.sandwich,
kaca
semen
digunakan
yang
tumpatan
yang
untuk
hilang
tunggal
satu
dapat
kelemahannya, apabila bahan ini
dikompensasi oleh banah tumpatan
langsung
yang
diaplikasikan
diatas
lain.
dentin, monomer bahan tersebut
konsekuensinya
dapat
penangannya
meresap
dalam
tubulus
Salah
satu
adalah
waktu
menjadi
lebih
dentinalis. Jika hal initerjadi, maka
panjang. Selama ini belum ada
akan
penelitian
menjadi
ancaman
b^gi
yang
mencermati
vitalitas jaringan pulpa. Oleh karena
pengaruli penundaan satu tahap
itu, sebelum ditumpat dengan resin
penumpatan pada teknik sandwich
komposit,
terhadap
digunakan
semen
kekuatan
pelekatan
ionomer kaca untuk memberikan
kedua bahan yang dikombinasikan
perlindungan
jaringan
tersebut. Penelitian ini dilakukan
pulpa di bawahnya. Selanjutnya
untuk mengetahui ada tidaknya
teknik ini disebut sebagai teknik
pengaruh
sandwich. Menurut Mc Lean dan
penumpatan
Wilson (1988) sandwich adalah
kekuatan tarik pelekatan diantara
restorasi
semen
terhadap
yang
menggunakan
semen ionomer kaca tipe H dan
komposit.
penundaan
tersebut
ionomer
tahap
terhadap
kaca
resin
METODE
disinar lagi selama 10 detik.
Semen ionomer kaca merk Shofu
Kelompok
diaduk menggunakan paper pad,
kelompok IV, masing-masing juga
dengan
perbandingan
terdiri
dengan
anjuran
sesuai
pabrik.Semen
II
dari
sampai
4
dengan
sampel.
Pada
kelompok II, semen ionomer kaca
ionomer kaca yang sudah diaduk
yang
dimasukkan ke dalam 16 cetakan
cetakan pertama direndam dalam
pertama yang sebelumnya telah
saliva buatan pH 5 selama 1 hari,
diberi alas plastik dan diletakkan di
dan dimasukkan dalam inkubator
atas
37°C. Pada kelompok III dan IV
pelat
ihrca,
uYfroncfrng,
telah
dimasukkan
kemudian oYapfntasi sinar tampak
lama
selama
masing 7 hari dan 14 hari.
10
detik.
Keenambelas
perendamannya
dilakukan
dalam
masing-
sampel tersebut
dibagi dalam 4
Setelah
kelompok,
masing-masing
saliva sesuai dengan waktu yang
kelompok berisi 4 buah. Pada
telah
Kelompok I (Kontrol) setelah semen
dikeringkan,
ionomer
Enambelas
kaca
dimasukkan
yang
dalam
telah
cetakan
perendaman
ditentukan,
sampel
dietsa
30
cetakan
disiapkan
dan
detik.
kedua
diletakkan
di
pertama dietsa selama 30 detik,
atasnya, kemudian resin komposit
ducuci dan dikeringkan, cetakan ke-
dimasukkan
2 dipasang diatasnya dan bahan
tersebut sampai penuh dengan
tumpatan resin komposit diisikan ke
menggunakan
dalamnya
Di
ditutup plastik dan plat kaca dan
atasnya ditutup dengan pita plastik
diberi beban 0,5 kg selama 5
dan plat kaca, kemudian diberi
menit, kemudian disinar selama 40
beban seberat 0,5 kg selama 5
detik,dibonding dan disinar
menit.
selama 10 detik.
sampai
Selanjutnya
penuh.
dilakukan
dalam
plastis
cetakan
instrumen,
lagi
penyinaran dengan sinar tampak
Terakhir
seiama 40 detik, dengan jarak 4 cm
kekuatan tarik pelekatan semen
dari sumber sinar, dibonding dan
ionomer
dilakukan
kaca-resin
pengukuran
komposit
baik pada kelompok perlakukan
maupun pada kelompok kontrol.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Fa6ei
f.
ffasiY
Pengufcuran
Kekuatan Tarik Pelekatan Semen
Ionomer Kaca Resin Komposit (kg).
Perlakuan
No
1 hari
7 hari
14 hari
Kontrol
1
3.7
2.3
1.0
4.6
2
3.5
2.5
1.0
3.7
3
3.9
1.9
1.5
4.2
4
3.6
2.0
0.9
3.9
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kekuatan Tarik Pelekatan Semen Lonomer Kaca
Resin Komposit (Mpa)
Perlakuan
No
1 hari
7 hari
14 hari
Kontrol
1
3,7
2.3
1.0
4.6
2
3,5
2.5
1.0
3.7
3
3.9
1.9
1.5
4.2
4
3.6
2.0
0.9
3.9
Total
20.38
12.07
6.11
22.75
X
5.095
3.02
1.53
5.69
SB
± 024
± 0.33
± 0.27
± 0.34
61.31
Tabel 3. Hasil Analisa Anova
Sumber
db
JK
KT
Perlaku
3
44.08
14.693
Error
12
1.918
0.1598
Total
15
45.998
Variasi
Tabel I memperlihatkan hasil
pengukuran
kekuatan
F hit
KTP
KT
FTabel 0.05
Ftabel 0.01
3.49
5.95
91.95
hitung = 91,95; sedangkan F tabel
tarik
(1%)= 5,95. Oleh karena F hitung >
pelekatan pada kelompok kontrol an
F tabel berarti ada perbedaan yang
kelompok perlakuan. Berdasarkan
sangat
tabel
perendaman.
tersebut,
dapat
diketahui
bemiakna
antar
waktu
besamya kekuatan tarik pelekatan
Untuk mengetahui perbedaan
dalam satuan Mpa, yang hasilnya
antara kelompok yang satu dengan
tertera pada tabel II.
kelompok
Dari tabel II terlihat baliwa
rerata
kekuatan
tarik
yang
lain
dilakukan
dengan uji t.
pelekatan
Setelah data-data tersebut
dibandingkan dengan tabel (1%)
terendah
ditunjukkan
pada
kelompok
dengan
waktu
terlihat
bahwa
hanya
pada
perendaman 14 hari, yakni sebesar
pengujian antara kelompok kontrol
1,53 Mpa, sedangkan kekuatan tarik
dengan kelompok yang direndam
pelekatan tertinggi pada kelompok
selama 1 hari saja yang tidak
perlakuan
ditunjukkan
pada
menunjukkan
kelompok
dengan
waktu
perendaman 1 hari yakni sebesar
5,095
Mpa.
selanjutnya
Data-data
tersebut
dianalisis
dengan
menggunakan Anava 1 jam, yang
hasilnya tertera pada tabel III.
Dari tabel III terlihat bahwa F
adanya
yang sangat bermakna.
perbedaan
Tabel 4. Hasil Analisis dengan uji-t dari pengaruh variasi waktku perendanan
terhadap kekuatan tarik perlekatan (Mpa)
K
K
1 hari
7 hari
14 hari
0
0
*
*
0
*
*
0
*
1 hari
7 hari
14 hari
0
Db
t tabel
16
3.707
Keterangan :
* = terdapat perbedaan yang sangat bermakna
0 = tidak terdapat perbedaan.
Semakin
lama
perendaman,
kekuatan
pelekatannya
Hal
ini
lingkungan
bonding
waktu
semakin
mengalami
erosi
apabila
tarik
terkontaminasi saliva. Hal ini sesuai
menurun.
dengan pernyataan Mc Lean, 1988,
oleh
karena
dalam
yang mengatakan bahwa semen
pH
asam,
bahan
ionomer kaca mempunyai ikatan
resin
ionik yang sifatnya tidak tahan
yang
menipakan
tanpa bahan pengisi akan larut.34
Menurut Cho, 1995, semen ionomer
terhadap asam.6
Pernyataan ini didukung oleh
kaca kekuatannya akan berku-rang
Matsuya
dengan
membuktikan bahwa dalam ling-
meningkatnya
waktu
dkk
kungan
bahwa
ionomer kaca dan partikel kaca
yang
direndam
dalam air menunjukkan kekuatan
yang
lebih
lemah
dibandingkan
matriks
telah
perendaman. Ditegaskannya juga
sampel
asam,
yang
semen
yang tidak bereaksi akan tererosi.7
Dalam air dan lamtan asam,
sampel yang dibiarkan di udara.5
mekanisme erosi semen ionomer
Semen
kaca yaitu dengan cara lepasnya
ionomer
kaca
akan
ion Ca2+, Al3+, Si 2+, F" dan Na+.
semen
Erosi
serangan asam.6
semen
dipengaruhi
ionomer
oleh
kaca
ini
asam
kaca
terhadap
kemampuan
pembentukan kompleks antara ionion
ionomer
dengan
KESIMPULAN
kation-
Dalam saliva buatan yang
kationlogam dan konsentrasi H+
bersuasana asam, semen ionomer
pada pennukaan semen.
kaca dapat mengalami kelarutan,
Permukaan yang mengalami
walaupun sudah dilindungi dengan
erosi ini akan menjadi lebih kasar
bahan onding polimerisasi sinar
sehingga
udara
tampak.Kelarutan semen ionomer
terjebak di dalamnya. Keadan ini
kaca dalam suasana asam tersebut
menurut Eick dkk, akan mengurangi
menyebabkan
efektivitas
dalamnya
memudahkan
daerah
permukaan
tempat terjadinya tarik menarik.8
Walls
dkk
udara
sehingga
menurunkan
terjebak di
berpengaruh
kekuatan
tarik
menyatakan
pelekatannya. Makini lama waktu
bahwa banyaknya semen yang larut
perendaman dalam saliva buatan,
akan berkurang bila pH larutan
kekuatan
asam naik. Dinyatakan juga bahwa
makin rendah.
tarik
pelekatan
akan
ketahanan semen ionomer kaca
selain
dipengaruhi
oleh
waktu
pengerasan juga dipengaruhi oleh
pH larutan asam.9
Lebih
kelarutan
Mc.
bahwa
semen
1. Mc. Lean, J. W. dan Wilson,
A.D., 1988, Glass
lanjut
menjelaskan
DAFTAR PUSTAKA
ionomer
Lean
proses
2. Ionomer Cement, Quintessence
Publishing Co., Inc., Chicago
kaca
3. Ferrari, M., 1999, Use of Glass
adalah oleh karena partikel kacanya
Ionomer Cement as Bondings,
mengandung alumina yang dapat
Linings or Bases dalam Carel C.
memasuki
Davidson dan Ivan A Mjor, Ad-
jaringan
silika,
menggantikan silikon yang larut. Hal
vances
ini
Cement,
mendasari
ketidaktahanan
in
Glass
Ionomer
Quintessence
Publishing Co. Inc., Chicago,
137-148.
J.D.,
Johnson,
LN.,
Fromer, JR., Good, RJ., and
4. Sam'an Malik, 1988, Pengamh
Bonding
Agent
Menghalangi
Kebocoran
Restorasi
10. Eick,
Dalam
Topography : Its Influence on
Terjadinya
Wetting and Adhesion in Dental
Marginal
Resin
Neumann, AW., 972, Surface
pada
Komposit,
Adhesive System , J. Dent/ Res
51 (3):780-788.\
dalam Naskah Lengkap Kursus
11. Walls, AWG., Mc Cabe., JF and
Penyegar dan Penambah Ilmu
Murray, JJ, 1988, The effect of
Kedokteran Gigi VII, FKG-UI,
the Variation pH of the Eroding
Jakarta, 35-40.
Solution
5. Venz, S & Kollmansperger, P.,
1983, Compari-
Composite and Polishable Filling
Resin, Quintessence Int: 14(2)
:227-233
7. Cho, E., Kopel., H., dan White,
1995,
Moisture
Susceptibility of Resin Modified
Glass
Ionomer
Materials,
J.
Quintessence Int., 26:351-358
8. Mc. Lean, JW, 1988, Glass
Ionomer Cement, British Dent.
J., 164:293-300.
9. Matsuya,
S.,
Matsuya,
Y.,
Yamamoto, Y, Yamane, 1984,
Erosion of Glass Ionomer Cement, Dent. Mat. J., 3(2) : 210219.
Resistance
Polyalkenoate
6. son of the Physical Properties of
SN.,
upon
the
of
Erotion
Glass
(ionomer)
Cements, British Dent.J., 164:
141-144