EKSPLORASI KAMPUNG KOTA di PUSAT KOTA PADANG

EKSPLORASI KAMPUNG KOTA di PUSAT KOTA PADANG
(Studi Kasus Kampung Jawa Dalam)

Wilma Erial, Eko Alvares Z, Zulherman
Program Studi Teknik Arsitektur, Program Pasca Sarjana, Universitas Bung Hatta
Email : [email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

Kampung Kota exploration is the exploration of the field with the aim of gaining more
knowledge about the circumstances of the housing that has a high population density, lack of
facilities and infrastructure, as well as the transformation of spatial patterns resulting from
economic growth in a city. The reason the researchers chose a case study in the city of
Kampung Jawa Dalam In the city of Padang, because the region is increasingly dense
residential areas with commercial activities and services. The purpose of this study is to
explain problematic hometown now and explore factors hometown formation. The research is
a qualitative methodology inductive, where the use of this method starts from collecting units
in the field of information, formulate units such information to determine the theme, and to
develop /create an overview of the research that formed the concept. The findings of the field
is the subdivision of the building, the loss of communal space, a single building into a row,
surviving residential, residential mix, the loss of the building demarcation line, as well as

environmental degradation.

Keywords : Exploration , Kampung Kota , Kampung Jawa Dalam, Environmental Quality.

pertumbuhan

I. PENDAHULUAN
Kampung
permukiman
kawasan

Kota
yang

telah
tanpa

suatu

tumbuh


di

kota,

namun

keberadaannya terkadang tidak di imbangi
dengan

perkembangan

infrastruktur.

perencanaan

Kampung Kota juga memiliki nilai-nilai

infrastruktur dan jaringan ekonomi kota.


sejarah bagi pertumbuhan Kota tempat ia

Keberadaan

berada, dan perubahan yang terjadi pada

pengaruh

urban

merupakan

sebuah

kampung
besar

kota

terhadap


memiliki
dinamika

1

kampung kota terkadang menghilangkan

Khususnya Kampung Jawa Dalam Kota

nilai-nilai sejarah yang ada.

Padang”.

Salah satu kampung kota yang ada di
Kota Padang yang menjadi contoh adalah
Kampung Jawa Dalam. Terlihat perubahan

Perumusan permasalahan ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :

a. Seperti apa struktur kampung kota

kawasan ini dulunya merupakan kawasan

itu sekarang.

permukiman penduduk namun semenjak

b. Bagaimana perubahan yang terjadi

kejadian gempa tahun 2009 lalu serta

pada kampung kota.

adanya isu stunami di Kota Padang,
membuat

sebagaian

dari


c. Faktor

masyarakat

apa

saja

sekitar lebih memilih tinggal di pinggir

melatarbelakangi

kota. Sehinga kawasan yang ditinggali ini

tersebut.

yang
perubahan


hanya digunakan sebagai tempat berjualan
dan

gudang.

Selain

itu

Maksud

kawasan

permukiman penduduk sudah menjadi
deretan toko/kios yang membuat kawasan

dari

penelitian


adalah

menjelaskan perkembangan terbentuknya
kampung kota dengan studi penelitian
pada Jl. Kp. Jawa Dalam I, II, III, IV dan

ini turun kualitas lingkungannya.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik
untuk mengeksplorasi apa yang terjadi

V Kel. Kampung Jao, Kecamatan Padang
Barat dengan melihat dan menganalisa

pada kampung kota khususnya “Kampung

baik itu perubahan pola dan tipe bangunan

Jawa Dalam” yang berada di pusat Kota

yang tumbuh akibat perkembangan kota


Padang. Dimana kampung ini dulunya
kampung yang padat penduduk. Namun
seiring

perkembangan

sebuah

kota,

serta aktifitas apa saja yang mendukung
terjadinya perubahan tersebut.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

kampung ini menjadi terpinggirkan dan

a. Menjelaskan problematik kampung

mengalami perubahan atau pengalihan


kota sekarang

fungsi kawasan. Selain itu peneliti akan

b. Mengeksplorasi faktor - faktor

mencoba melihat fenomena-fenomena apa

terbentuknya kampung kota

saja yang terjadi dalam suatu kampung,
untuk

menyimpulkan

apakah

perkembangan kampung kota di kota-kota


Peneliti akan menfokuskan penelitian
pada Jl. Kp. Jawa Dalam I, II, III, IV dan
V,

besar sama kasusnya dengan yang ada
pada kampung kota di Kota Padang
dengan cara “Eksplorasi Kampung Kota
2

Kelurahan Kampung Jawa Dalam yang
terdapat di Pusat Kota Padang. Dengan
melihat fenomena-fenomena dan dinamika
perubahan kota akibat perkembangan dan
kemajuan kota. Alasan pemilihan lokasi di
Kota Padang, karena kawasan ini cepat
sekali mengalami perubahan fisik kawasan
dan berada dikantung belakang pusat
perdagangan Kota Padang. Selain itu,
akibat gempa dan isu tsunami yang terjadi
tanggal

30

September

II. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Metodologi
Kualitatif

Induktif

Analisa data secara induktif ini digunakan
karena beberapa alasan (Prof. Dr. Lexy J.
Moleong,

MA

dalam



Metodologi

Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”) :
1.

Proses

induktif

lebih

dapat

menemukan kenyataan-kenyataan

2009,

mengakibatkan kampung ini banyak yang

jamak

ditinggalkan karena dekat dengan pantai.

dalam data.

Sehingga permukiman penduduk yang ada

(Fenomenologi).

2.

dikampung ini, banyak yang di alih

sebagai

Analisis
membuat

fungsikan sebagai toko/kios/ruko serta

yang

induktif

terdapat

lebih

hubungan

dapat
peneliti

responden menjadi implisit, dapat

gudang.

dikenal dan akuntabel.
Jalan Belakang Olo
B

E

A

L

K

A

N

G

O

L

A

R

N

A
T
U

O

L
A
N
G

3.
A

U
R
A

B

V

membuat

B

DALAM

keputusan-keputusan

A

N

R

D

O

JALAN

JAWA

Analisis demikian lebih dapat

R

U

III

II

N

L

A

J
A

L

A

J

S

tentang dapat tidaknya pengalihan

A

IV

I

D A L A M

A

A

W

M

J

P

Jalan Kampung Jawa Dalam

N

R

A N
J A L

pada suatu latar lainnya.

L

A

E
P

A

L

A

O

L

J

N

O

Jalan Permindo
R

A

Jalan Bandar Olo
D

A

J

S A
P A

J

A

L

A

4.

N

Jalan Pasar raya

induktif

lebih

dapat

menemukan pengaruh bersama

Y

A

B

A

Analisis

N

mempertajam

hubungan-

A

A

R

N

R

A

yang
A

J

P

A

S

L

hubungan.

Gambar 1. Peta Kawasan Penelitian
Sumber : Dok. Pusaka

Manfaat dari penelitian ini adalah

5.

Analisis

demikian

memperhitungkan

dapat
nilai-nilai

sebagai pedoman bagi perencanaan kota

secara eksplisit sebagai bagian

agar lebih melihat kampung kota sebagai

dari struktur analitik.

bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah
dan terbentuknya sebuah kota.

3

Dari

pengertian

disimpulkan

arti

diatas

dari

dapat

“Eksplorasi

Kampung Kota” merupakan penjelajahan
lapangan

dengan

tujuan

memperoleh

pengetahuan lebih banyak tentang keadaan
kelompok perumahan yang mempunyai
Gambar 2. Skema Metoda Penelitian dengan
menggunakan metodologi penelitian kualitatif

kepadatan penduduk yang tinggi, kurang
sarana dan prasarana, serta transformasi

induktif.
Sumber : Prof.DR. Lexy J. Moleong, MA,
Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi.

pola

ruang

yang

akibat

pertumbuhan ekonomi di suatu Kota.
Seperti

Jenis penelitian ini adalah metodologi

terjadi

di

kota-kota

lainnya,

kampung kota berkembang disekitar pusat

kualitatif induktif, dimana penggunaan

pemerintahan

metode ini dimulai dari mengumpulkan

beberapa

unit-unit

dilapangan,

supermarket, mall, pasar, dan bangunan

merumuskan unit-unit informasi tersebut

lainnya yang dapat memberikan kontribusi

dengan

bagi

informasi

menentukan

tema,

serta

kota,

yaitu

bangunan

perkembangan

terdapatnya
pemerintahan,

kota.

Sehingga

menyusun/membuat gambaran terhadap

masyakarat mencari tanah maupun rumah

penelitian sehingga terbentuk konsep.

di sekitar kawasan yang dekat dengan
tempat kerja.

III.

DATA

Begitu juga yang terjadi pada

Kampung Kota merupakan akar

Kampung Kota di Kota Padang, dimana

budaya permukiman khas di Indonesia. Di

keberadaannya saat ini sudah semakin

dalamnya, penghuni dengan berbagai latar

terdesak oleh keberadaan toko/kios serta

belakang status sosial dan ekonomi dapat

gudang. Sehingga jalan utama maupun

bertahan hidup di tengah kemajuan kota

jalan

yang pesat. Dalam situasi krisis yang tidak

penduduk

menguntungkan,

toko/kios.

keberadaan

kampung

kota menjadi penting karena di dalamnya
terdapat

beragam

diisi

permukiman
oleh

deretan

Salah satu Kampung Kota di Kota
Padang yang dipilih dalam penelitian ini

dilakukan oleh penghuni berpenghasilan

adalah Kampung Jawa Dalam. Dimana

menengah

kampung ini dulunya merupakan kawasan

bawah

unik

sudah

pada

yang

ke

proses

sekunder

sesuai

kemampuannya yang terbatas.

dengan

permukiman penduduk, namun akibat dari
4

perkembangan

sebuah

kota,

maka

kampung ini sekarang sudah menjadi

dapat

menghambat

jalur

sirkulasi

kendaraan.

kawasan campuran. Kawasan campuran
yang

dimaksud

adalah

terdapatnya

berbagai macam jenis kegiatan, seperti
kegiatan perdagangan dan jasa, sehingga
kawasan permukiman semakin terdesak
Gambar 5. Terdapatnya gudang plastik dan
loundry.
Sumber : Survey 2015.

akibat aktifitas tersebut.

Foto diatas merupakan gudang
plastik dan loundry kiloan. Dulunya di
Gambar 3. Ragam kegiatan yang terdapat pada
kawasan penelitian.
Sumber : Survey 2015.

tempat gudang plastik ini merupakan
rumah

tunggal,

namun

karna

mata

pencaharian dari pemilik rumah adalah
berdagang

plastik

di

pasar,

karena

kebutuhan akan gudang maka dari itu
mereka membeli rumah disebelah rumah
utama untuk dijadikan sebagai gudang.
Gambar 4. Suasana permukiman penduduk di
Kampung Jawa Dalam
Sumber : Survey 2013.

Foto yang terletak disebelah kiri ini
menceritakan bahwa di daerah ini terdapat
kios-kios percetakan di sepanjang pos
ronda. Sebelum dibangunnya kios, lahan
ini menjadi area bermain bagi anak-anak

Sedangkan tepat didepan gudang platik
terdapat loundry kiloan, karena dikawasan
ini

banyak

terdapat

karyawan

dan

mahasiswa yang kost di daerah ini, maka
dari itu terdapat sebuah tempat loundry
dan ini satu-satunya loundry yang terdapat
dikawasan Kampung Jawa Dalam.

kampung. Namun setelah dibangun, anakanak kehilangan area terbuka dan sering
kali bermain di tengah jalan yang dapat
mengakibatkan kemacetan dan kecelakaan.
Sedangkan

foto

disebelah

kanan

Gambar 6. Tiga buah Hotel yang terdapat di
kampung jawa dalam.
Sumber : Survey 2015.

menceritakan terdapatnya pedagang kaki
lima yang berjualan di pinggir jalan, yang

Dikawasan ini juga terdapat tiga
buah Hotel, Hotel yang pertama adalah
5

Hotel Dahlia, Hotel ini merupakan Hotel
yang pertama yang terdapat di jalan jawa
dalam III. Setelah itu Hotel Pelita, hotel ini
berada di jalan jawa dalam IV. Terakhir
adalah Hotel Persamaan yang berada di

Gambar 8. Kondisi kawasan penelitian setelah
hujan turun seharian.
Sumber : Survey 2015

jalan jawa dalam IV, Hotel ini pernah
mengalami kerusakan akibat gempa 30
sepetmber

2009,

namun

sudah

IV.

ANALISA

di
Adapun analisa yang didapat dari

Rehabilitasi kembali.
Pada kawasan penelitian ini juga

data tersebut terdiri dari : subdivisi

terjadinya penurunan kualitas lingkungan,

bangunan, ruang komunal, tunggal deret,

seperti menumpuknya sampah dibeberapa

hunian bertahan, hunian campuran, GSB

titik jalan, sampah yang dibuang di

semakin kecil serta penurunan kualitas

selokan/saluran drainase, kerusakan jalan

lingkungan.

akibat beban jalan yang tidak sesuai
dengan arus kendaraan.

Gambar 7. Penurunan Kualitas Lingkungan.
Sumber : Survey 2015.

Kecilnya Saluran drainase dan
tersumbatnya

saluran

drainase

akibat

Gambar 9. Skema analisis kawasan penelitian.
Sumber : Survey 2015.

1. Subdivisi bangunan
Subdivisi

bangunan

merupakan

sampah yang di buang sembarangan, area

penambahan bangunan selain bangunan

kampung ini banjir, karena debit air hujan

inti dalam satu kavling, dimana bangunan

tidak dapat tertampung oleh saluran

tersebut

drainase.

ruang akibat dari banyaknya penghuni

dibangun

untuk

penambahan

yang tinggal dirumah inti. Namun ada juga
yang menambah bangunan untuk tempat
6

usaha/komersil. Pada kawasan penelitian

Gambar C :

ini banyak dijumpai hal seperti ini. Tidak

Pada salah satu ruko, selain tempat usaha

hanya satu atau dua bangunan saja, tapi

dan rumah tinggal, juga disewakan untuk

beberapa bangunan. Hal ini nantinya akan

rumah kos dan tempat penjualan air

berdampak kepada penggunaan lahan yang

minum galon. Sedangkan pada rumah

ada tidak sesuai dengan kebutuhan dari si

dibelakang ruko, terdapat penambahan

pemilik bangunan, sehingga bangunan

bangunan yang difungsikan sebagai kamar

yang ditambah akan memakan garis

dan wc.

sempadan bangunan dan tidak terdapatnya

Dari kasus ini, ada beberapa Tema yang

jarak antar bangunan.

didapat yaitu hilangnya ruang terbuka dan
perubahan fungsi lahan.

2. Ruang Komunal/Hilangnya ruang
terbuka hijau
Ruang komunal (berasal dari kata
communal
Gambar A

Gambar B

Gambar C

Gambar 10. Kasus Blok B
Sumber : Survey 2015.

Gambar A :
Pada kavling ini terdapat 2 rumah yang
masih memiliki hubungan saudara. Bagian
depan dan samping bangunan masih
terdapat ruang terbuka atau halaman yang
cukup luas.

yang

berarti

berhubungan

dengan umum) merupakan ruang yang
menampung kegiatan sosial dan digunakan
untuk seluruh masyarakat atau komunitas
(Wijayanti, 2000). Pada kasus – kasus
yang sudah

di

paparkan

pada

data

eksisting. Ruang komunal pada rumah atau
hunian

sudah

banyak

terpakai

dan

dimanfaatkan oleh pemilik rumah untuk
tempat usaha.

Gambar B :
Akibat dari perkembangan kawasan dan
kebutuhan ekonomi, rumah induk yang
berhadapan dengan jl. Bandar Olo yang
kawasan ini merupakan pusat grosir maka

Gambar 11. Hilangnya ruang terbuka hijau pada
rumah tinggal
Sumber : Survey 2015

dibanguna beberapa Ruko.
7

Rumah ini berada di jl. Kampung
Jawa Dalam 4, dimana pada bagian depan
bangunan dulunya terdapat teras dan
pekarangan rumah. Namun sekarang sudah
dibangun 2 petak toko/kios untuk tempat
usaha. Sehingga bagian entrance/pintu
masuk bangunan terletak di antara sisi
bangunan inti dan bangunan toko/kios.
3. Tipe deret – tipe tunggal
Bangunan deret

dan bangunan

Gambar 13. Sebaran Aktifitas Perdagangan dan
Jasa di sepanjang jalan.
Sumber : Survey 2015.

tunggal banyak dijumpai pada kawasan
penelitian, dimana permukiman penduduk
dekat dengan pusat perdagangan dan jasa,
sehingga berpengaruh terhadap kebutuhan

Berikut foto sebaran permukiman
penduduk

yang

dapat

dilihat

pada

gambar.14 dibawah ini :

ruang. Gambar dibawah ini merupakan
beberapa tipe bangunan deret yang ada
dikawasan penelitian. Umumnya tipe deret
ini berada di sepanjang jalan utama dan
jalan sekunder.
Tipe deret,
umumnya
didominasi oleh
Toko, ruko dan
kios yang berada
pada lapis
pertama dari
jalan.
Tipe tunggal,
umunya berada pada
lapis kedua dari
jalan. Dimana
bangunan tunggal
ini berupa
permukiman
penduduk.

Gambar 12. Sebaran bangunan tipe deret dan tipe
tunggal pada kawasan penelitian.
Sumber : Survey 2015.

Gambar 14. Sebaran permukiman penduduk yang
berada di lapis kedua dari aktifitas perdagangan
dan jasa.
Sumber : Survey 2015.

4. Hunian Bertahan
Pada

Berikut

foto

sebaran

aktifitas

perdagangan dan jasa yang dapat dilihat

objek

penelitian

masih

terdapat hunian bertahan. Dimana rumah
lama masih dihuni oleh pemiliknya. Tanpa

pada gambar. 13 dibawah ini :
8

menambah ataupun merubah fungsi hunian

5. Hunian campuran/mix

sebagai tempat usaha. Pada kawasan
penelitian, masih ada beberapa hunian
bertahan, seperti pada gambar berikut :

Hunian mix/campuran merupakan
hunian yang memiliki banyak fungsi,
selain dari fungsi utama sebagai rumah
tinggal.umumnya hunian mix ini terdapat
pada kawasan permukiman yang dekat
dengan aktifitas perdagangan dan jasa.

Gambar 15. Hunian bertahan di Kawasan Blok A
(Jl. Kampung Jawa Dalam 4).
Sumber : Survey 2015.

Gambar 16. Hunian bertahan di Kawasan Blok B
(Jl. Kampung Jawa Dalam 2).
Sumber : Survey 2015.

Gambar 20. Bagian depan rumah dijadikan
sebagai kedai dan gudang barang.
Sumber : Survey 2015.

Gambar diatas merupakan rumah
tinggal, namun pada bagian sisi depan
bangunan terdapat warung/kedai. Selain itu
juga terdapat gerobak yang halaman rumah
juga digunakan sebagai gudang. Fungsi

Gambar 17. Hunian bertahan di Kawasan Blok C
(Jl. Kampung Jawa Dalam 2).
Sumber : Survey 2015

rumah yang sebagai hunian sekarang sudah
menjadi fungsi campuran yaitu tempat
usaha dan gudang.

Gambar 18. Hunian bertahan di Kawasan Blok D
(Jl. Kampung Jawa Dalam 3).
Sumber : Survey 2015.
Gambar 21. Bagian depan rumah dijadikan
sebagai kedai/warung.
Sumber : Survey 2015

Rumah

ini

berada

di

jalan

Kampung Jawa Dalam 4, dimana rumah
Gambar 19. Hunian bertahan di Kawasan Blok E
(Jl. Kampung Jawa Dalam 3).
Sumber : Survey 2015.

ini merupakan hunian mix atau dapat
disebut

juga

campuran.

sebagai
Bagian

rumah
depan

tinggal
bagunan
9

dijadikan sebagai kedai oleh pemilik

6. Perubahan Fungsi Bangunan

rumah, sehingga entarce bangunan berada
pada samping kanan rumah.

Perubahan

alih

fungsi

rumah

tinggal menjadi tempat usaha kegiatan jasa
komersial, perdagangan, dan perkantoran
sudah

menjadi

fenomena

lingkungan

permukiman kota. Tumbuh kembangnya
usaha-usaha
Gambar 22. Hunian yang difungsikan juga
sebagai tempat usaha.
Sumber : Survey 2015

jasa

di

lingkungan

permukiman ini secara tidak langsung
berdampak terhadap tata keseimbangan
lingkungan tempat tinggal.Rumah tinggal

Rumah ini berada dijalan Kampung
Jawa Dalam 2. Dulu hanya berfungsi
sebagai rumah tinggal, namun karena
pekerjaan dari pemilik rumah adalah
pedagang maka rumah tersebut juga
difungsikan sebagai tempat gudang barang.
Namun seiiringnya waktu rumah ini sudah
dijadikan sebagai tempat komersil untuk
jualan plastik. Semakin berkembangnya
usaha

plastik

ini,

pemilik

rumah

menambah bangunan disamping kanan dan
kiri dari rumah inti untuk tempat sauhanya
tersebut.

di dalam lingkungan permukiman pada
awalnya mempunyai peran untuk fungsi
sosial, yaitu sebagai titik awal tumbuh
kembangnya keluarga sebagai kelompok
inti masyarakat. Dengan semakin pesatnya
pertumbuhan penduduk dan dinamika
ekonomi

perkotaan,

permukiman
perkembangan

beberapa

akan

lahan

mengikuti

kota.

Dengan

perkembangan kota yang sangat pesat
membuat banyak sekali perubahan perubahan yan terjadi pada wajah kota,
dengan

keinginan

masing

-

masing

seperti

ini

individu yng ingin suatu perubahan,

penelitian

ini,

kawasan Kampung Jawa Dalam yang pada

sehingga menjadikan kawasan ini sebagai

awalnya hanya diperuntukkan menjadi

kawasan

arah

kawasan permukiman penduduk tetapi kini

pengembangannya sebagai apa, apakah

telah berubah menjadi sebuah kawasan

sebagai permukiman atau sebagai komersil

komersial dengan berbagai macam fasilitas

atau bisa juga fungsinya sekarang menjadi

yang tersedia.

Umumnya
terdapat

di

kasus

kawasan

yang

tidak

tahu

campuran, akibat dari kebutuhan dan
perkembangan kota.

10

deret, hunian yang masih bertahan, hunian
campuran,

hilangnya

bangunan,

serta

garis

sempadan

penurunan

kualitas

lingkungan.
Gambar 23. Perubahan fungsi bangunan dan
penambahan fungsi bangunan.
Sumber : Survey 2015

Subdivisi bangunan atau disebut juga
dengan penambahan bangunan ini banyak

7. GSB (garis sempadan bangunan)

Dimana bangunan inti ditambah dengan

semakin kecil
Garis
kawasan

sempadan
ini

sekali terjadi pada kawasan penelitian.

bangunan

umumnya

tidak

pada
ada,

khususnya pada sepanjang jalan objek
penelitian. Dimana GSB tersebut sudah
digunakan untuk tempat usaha atau kios.

bangunan baru dalam satu kavling. Hal ini
diakibatkan bertambahnya jumlah anggota
keluarga dalam rumah inti, sehingga
pemilik bangunan menambah bangunan
baru

disamping,

didepan

maupun

dibelakang dari bangunan inti. Selain itu,
penyebab

lainnya

bangunan

ingin

adalah

mencari

pemilik

penghasilan

tambahan dengan menambahkan toko/kios
Gambar 24. GSB semakin kecil, sehingga
bangunan terdesak kejalan.
Sumber : Survey 2015.

didepan bangunan inti dan ada juga yang
menjual sebagian dari kavling mereka
untuk dijadikan tempat usaha. Sehingga,

Begitu juga pada bagian depan rumah

lahan yang awalnya sesuai dengan aturan

dan ruko, bagian depan rumah yang

yang berlaku saat ini sudah tidak teratur

seharusnya merupakan garis sempadan

lagi, baik dari segi koefisien dasar

bangunan sekarang sudah dibangun kios,

bangunan

warung serta gudang barang. Sehingga

bangunan.

ataupun

garis

sempadan

garis sempadan bangunan sudah tidak ada
lagi. Parkir kendaraanpun hanya bisa
diparkir disepanjang jalan.

Dari subdivisi bangunan yang telah
terjadi

akan

berdampak

kepada

berkurangnya ruang komunal atau ruang
V. KESIMPULAN

terbuka hijau pada kawasan penelitian.

Adapun temuan dilapangan adalah

Dimana ruang ini memiliki peran penting

terjadinya subdivisi bangunan, hilangnya

dalam suatu kawasan. Selain tempat

ruang komunal, bangunan tunggal menjadi

berkumpul,

ruang

ini

juga

untuk
11

penghijauan. Tidak terdapatnya ruang

utama untuk tempat tinggal. Fungsi lain

terbuka hijau membuat kawasan ini terasa

itu

panas dan polusi udara. Adapun manfaat

didepan

dari adanya ruang kumunal/ruang terbuka

barang (cat, percetakan, laundry didalam

hijau ini adalah media komunikasi warga,

rumah, serta tempat kos. Perubahan fungsi

pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi

yang terjadi, tidak lepas dari aktifitas atau

udara

kegiatan yang mendukung pada kawasan

dan

air

berlangsung
penyerap

secara

alami

lancar,sebagai
air

kenyamanan,

dapat

peneduh,

hujan,

meningkatkan

dan

memperindah

seperti

terdapatnya

rumah,

gudang

Dari hal tersebut diatas, akan muncul

kualitas
Dampak lainnya adalah terdapatnya

terdapatnya

sekitar.

permasalahan

lingkungan.

kedai/warung

rumah

lain

lingkungan.
tangga

seperti

Dimana

maupun

sampah

sampah

toko/kios

Bangunan deret ini muncul akibat dari

dibeberapa titik, sehingga pada saat hujan,

aktifitas perdagangan dan jasa pada sekitar

sampah tergenang dan masuk ke selokan.

kawasan penelitian. Umumnya bangunan

Sampah yang masuk keselokan tersebut

deret ini mengisi sisi dari jalan utama dan

lama kelamaan akan menumpuk, air

jalan

selokan

Sedangkan

untuk

akan

akan

dari

bangunan tunggal menjadi bangunan deret.

sekunder.

tersebut

penurunan

tersumbat

tersebar

dan

akan

bangunan tunggal itu sendiri, berada pada

mengakibatkan banjir. Selain itu, toko/kios

lapis kedua dari jalan tersebut.

yang

terdapat

dikawasan

ini,

tidak

memperhitungkan area parkir kendaraan,
Dikawasan ini masih ada terdapat
hunian bertahan, walaupun jumlah hunian

sehingga kendaraan diparkir pada bahu
jalan dan akan mengakibatkan kemacetan.

ini berkurang dari sebelum terjadinya
gempa dan isu stunami tahun 2009 yang

Dari hasil analisis kawasan, struktur

penduduk

Kampung Jawa Dalam tidak mengalami

dikawasan ini cukup padat, dikarenakan

perubahan, lebar jalan, lebar riol dan

adanya penghuni baru seperti orang yang

kavling masih tetap sama. Namun yang

mengontrak dan orang yang kos dikawasan

mengalami

ini.

penduduk dan aktifitas baru yang terdapat

lalu.

Namun

intensitas

perubahan adalah

jumlah

di kawasan ini.
Selain hunian bertahan, terdapat juga
hunian campuran. Dimana hunian ini
memiliki banyak fungsi selain dari fungsi

Diharapkan
dijadikan

laporan

sebagai

ini

pedoman

dapat
bagi
12

Pemerintah Kota yang terkait untuk dapat

bahan rujukan bagi pemerintah dalam

menata

penataan Kawasan Kampung Kota di

dan

mengendalikan

perkembangan dari Kawasan Kampung
Jawa

Dalam

ini.

Dilihat

dari

cara

membangun masyarakat pada kawasan
ini, banyak diantara mereka yang tidak
memperhitungan

garis

Kota Padang nantinya.

sempadan

UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyadari bahwa
Laporan ini tidak akan tersusun dengan

bangunan dan koefisien dasar bangunan.
Sehingga

kawasan

ini

dari

kualitas

baik tanpa adanya bantuan dari pihak-

lingkungannya menjadi turun. Untuk itu

pihak terkait. Oleh karena itu, pada

perlu

kesempatan ini tidak lupa juga Saya

juga

berlanjut

dilakukan

oleh

mengendalikan

pengawasan

pemerintah
laju

untuk

mengucapkan banyak terimakasih kepada

perkembangan

semua pihak yang telah membantu saya

Kampung Kota di Kota Padang pada
umumnya dan Kawasan Kampung Jawa
Dalam

khususnya.Sedangkan

pendidikan
pedoman

dapat
maupun

dijadikan

dalam penyusunan laporan ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya

untuk
sebagai

pembelajaran

bagi

mahasiswa arsitektur dan planologi dalam
melihat fenomena-fenomena yang terjadi
di Kampung Kota. Karena kampung kota
juga memiliki nilai-nilai sejarah bagi
pertumbuhan kota tempat ia berada, dan
perubahan yang terjadi pada kampung

Saya sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Niki Lukviarman,
SE, Akt. MBA selaku Rektor
Universitas Bung Hatta Padang.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Nasfryzal
Carlo,

M.Sc

Pascasarjana

selaku
Universitas

Direktur
Bung

kota terkadang menghilangkan nilai-nilai
Hatta Padang.

sejarah yang ada.
Laporan tesis ini hanya pada tahap

3. Bapak Dr. Jonny Wongso, ST, MT

gagasan. Dimana konsep dari Eksplorasi

selaku Ketua Prodi S2 Teknik

Kampung Kota di Pusat Kota Padang

Arsitektur Universitas Bung Hatta

(Studi Kasus Kampung Jawa Dalam) ini

Padang.

adalah

perlunya

Penataan

dan

Pengendalian Kampung Jawa Dalam Kota
Padang. Hal ini dapat dijadikan sebagai

4. Bapak Dr. Ir. Eko Alvares Z, MSA
selaku Pembimbing I yang telah
13

meluangkan waktu, tenaga dan
pikiran

dalam

petunjuk

dan

memberikan
saran

dalam

penyusunan laporan tesis ini.

Mojosongo

Kecamatan

Surakarta.
Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D.
Kampung Kota dan Kota Kampung Potret

Khudori
selaku Pembimbing II yang telah

Darwis.

pikiran

dalam

Yogyakarta.

petunjuk

dan

dalam

Kampung

Pondok

Rakyat.

Kampung

Code,

2002
Romo

memberikan

Menuju

Pemerdekaan.Yayasan

meluangkan waktu, tenaga dan

Mangun.

Sri Handayani. Penerapan Metode Penelitian

Participatory Research Apraisal Dalam

penyusunan laporan tesis ini.

Penelitian

6. Orang tua dan seluruh keluarga
besar saya yang selalu memberikan
doa dan semangat kepada penulis
dalam

Kota

Tujuh Kampung di Kota Jogja.

5. Bapak Dr. Ir. Zulherman, M.Sc

saran

Jebres

meyelesaikan

pendidikannya.

Permukiman

Vernakular

(Permukiman Kampung Kota).

Ari Sudewa. Pola Permukiman
Penduduk in Geografi, Sekedar Info1
Desember 2010.
Data kelurahan Kampung Jao, Kecamatan
Padang barat, Kota Padang.

7. Kakak, Adik, Sahabat dan Rekan
Kerja (PT. Emtujuh Sarana Group)

http://munasa.blogspot.com/2009/01/peng
ertian-metode-penelitian-kualitatif.html
http://belajarpsikologi.com/metode-

saya

yang

telah

semangat

memberikan

penulis

untuk

menyelesaikan laporan tesis ini.

penelitian-kualitatif/(Metode

Penelitian

Kualitatif Posted by' Haryanto, S.Pd
onMay 28, 2012).

DAFTAR PUSTAKA
Johannes Adiyanto. Kampung Kapitan
Interpretasi
’Jejak’
Perkembangan
Permukiman dan Elemen Arsitektural.
Adi Prasetyo. Karakteristik Permukiman
Kumuh di Kampung Krajan Kelurahan

14