PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG DIBUTUHKAN

TATA LETAK PABRIK

  KULIAH 8:

PEMILIHAN MESIN, JUMLAH/KAPASITAS, DAN

PERANCANGAN STASIUN KERJA

  

PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG PENETAPAN KAPASITAS DAN JUMLAH MESIN YANG

DIBUTUHKAN

  Pemilihan jenis dan spesifikasi mesin fasilitas produksi   lainnya merupakan langkah penting dan sangat menentukan langkah perancangan layout selanjutnya.

  

Berdasarkan analisis produk dan proses, maka pemilihan

 

spesifikasi mesin yang sesuai bisa dilaksanakan dengan spesifikasi mesin yang sesuai bisa dilaksanakan dengan

memanfaatkan dokumentasi/katalog mengenai mesin atau fasilitas produksi lainnya yang bisa diperoleh dari para pemasok (supplier) khusus.

  Keputusan kapasitas produksi ditentukan juga oleh   kemampuan mesin/fasilitas produksi yang terpasang.

  Kapasitas produksi diukur dalambentuk unit-unit phisik   berdasarkan output maksimumyang dihasilkan oleh proses

produksi atau berdasarkan jumlah masukan yang tersedia produksi atau berdasarkan jumlah masukan yang tersedia

pada setiap periode operasi.

  Penetapan Kapasitas Produksi yang Diperlukan Langkah-langkah

  • Informasi data berdasarkan hasila peramalan kebutuhan

  Penetapan Kapasitas Produksi Formulasi Alternatif-alternatif untuk Memenuhi Kapasitas yang dibutuhkan mendatang

  • Existing process bottlenecks
  • Pemilihan dan penetapan tipe teknologi yang diaplikasikan
  • Penetapan kebijakan sentralisasi atau desentralisasi pabrik
  • Kemungkinan melakukan sub-kontrak

  Analisis dan Evaluasi Alternatif

  • Keputusan diambil berdasarkan pada faktor-faktor ekonomi seperti biaya, revenues, dan resiko-resiko
  • Dampak yang bersifat strategis seperti : kompetisi, fleksibilitas, kualitas dan penyesuaian
Dalampembuatan produk, proses produksi bisa dilakukan   melalui satu tahapan proses (one-stage) atau melalui beberapa tahapan (multiple-stage).

  Bilamana proses produksi terdiri hanya satu tahapan saja maka  

penetapan kapasitas produksi dari mesin atau fasilitas lainnya

ditentukan secara langsung berdasarkan output rate dari sistem ditentukan secara langsung berdasarkan output rate dari sistem produksi tersebut seperti pada Gambar berikut.

  Produk Akhir Bahan Baku Secara sederhana di sini sistemoperasi/produksi   dipertimbangkan sebagai “black-box” yang merupakan “sebuah” proses yang bulat.

  Dalamprakteknya, untuk pembuatan sebuah produk yang   umumdijumpai harus melalui berbagai tahapan proses dimana

antara satu proses dengan proses lainnya memiliki kapasitas antara satu proses dengan proses lainnya memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda sehingga tampak terjadi ketidaklancaran aliran material akibat kapasitas meisn yang berbeda-beda tersebut, seperti pada Gambar berikut. kapasitas (exces capacity) Bahan Baku Bahan Baku

  Produk Akhir Tahap 2

  

INFORMASI YANG DIPERLUKAN DALAM PENENTUAN

JUMLAH MESIN: Volume produksi yang dicapai

   Estimasi skrap pada setiap proses operasi

   Waktu kerja standar untuk proses operasi yang berlangsung

  

RUMUS MENENTUKAN JUMLAH MESIN:

  Selanjutnya untuk menentukan jumlah mesin, dalamhal ini bisa  pula untuk menentukan jumlah operator yang diperlukan untuk

aktivitas operasi, maka rumus umumberikut ini dipakai yaitu:

  T P N N = =

  

D D E E

  60 60 . .

  KETERANGAN: P = jumlah produk yang harus dibuat oleh masing-masing mesin per

    periode waktu kerja (unit produk/tahun) T = total waktu pengerjaan yang dibutuhkan untuk proses operasi

    produksi yang diperoleh dari hasil time study atau perhitungan secara teoritis (mnt/unit produk) D = jam operasi kerja mesin yang tersedia, dimana untuk 1 shift kerja

    D = 8 jam/hari, 2 shift kerja D = 16 jam/hari, dan 3 shift kerja D = 24 D = 8 jam/hari, 2 shift kerja D = 16 jam/hari, dan 3 shift kerja D = 24 jam/hari E = faktor efisiensi kerja mesin yang disebabkan oleh adanya set up,

    break down, repair atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya idle (harga umumnya : 0.8 - 0.9)

  CONTOH:

Suatu produkAakan dibuat dengan volume produksi sebesar

    lebih kurang 80.000 unit produk per tahun. Apabila jam standard operasi ditetapkan 40 jam per minggu atau 2000 jam per tahun,

maka kita akan dapat menghitung demand rate dari produksi A

tersebut yaitu:

  P 80000 =

  D . E 2000 . E Jika diperkirakan efisiensi kerja adalah sebesar 80%, maka

   

  Realita umumyang dijumpai adalah bahwa produksi   dengan 100%berkualitas baik semua tidaklah mungkin tercapai, untuk itu suatu kelonggaran (allowance) harus

dibuat dengan memperhatikan adanya beberapa unit

produk yang akan rusak pada saat aktivitas produksi

berlangsung untuk setiap tahapan prosesnya. berlangsung untuk setiap tahapan prosesnya.

  Dengan demikian, demand menjadi:  

  P = P + P g d Jumlah produk rusak dapat dinyatakan juga dalambentuk   prosentase kerusakan (p) dari jumlah produk yang berkualitas baik, sehingga rumus demand menjadi:

  P g

  P =

p p

  ( (

  1 1 − − ) ) P = jumlah produk yang dikehendaki(demand rate) p = prosentase kerusakan(% defect)/skrap Kembali pada contoh sebelumnya, apabila dikehendaki   bahwa jumlah produk Adengan kualitas baik adalah sebesar 50 unit/hari dan prosentase kerusakan 5% demand rate output dari stasiun kerja dapat dihitung sebagai berikut:

  P

  50 g

  P 53 unit / jam

  = = = ( 1 p ) ( 1 . 05 )

  − − Perlu dicatat bahwa P adalah jumlah produk (demand rate)  

yang merupakan hasil keluaran dari akhir tahapan proses

untuk membuat produk tersebut.

  

Apabila suatu proses didalampembuatannya memerlukan

  bermacam-macamtahapan proses, maka terjadinya bermacam-macamtahapan proses, maka terjadinya kerusakan harus pula dianalisa untuk setiap tahapan/tingkatan proses yang ada, dapat dilihat pada buku Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, Sritomo

  EFISIENSI

  • H D S

  T T E

  1 = = −

  D D E = efisiensi H = running time yang diharapkan per periode (jam) H = running time yang diharapkan per periode (jam)

D = lama waktu kerja per periode (8 jam/hari untuk 1 shift kerja)

D = down time (jam)

  T S = set-up time untuk proses pengerjaan per periode (jam)

  Efisiensi masing-masing tahapan proses tergantung pada   faktor-faktor:

  Macam/tipe mesin atau produksi yang dipakai  

  Bagaimana caranya mesin atau produksi tersebut diopeasikan  

  (kecepatan potong, dll) Kebijaksanaan yang diambil untuk aktivitas perawatan Kebijaksanaan yang diambil untuk aktivitas perawatan  

  

PERHITUNGAN JUMLAH MESIN & BAHAN PADA PERHITUNGAN JUMLAH MESIN & BAHAN PADA

PRODUCT LAYOUT & PROCESS LAYOUT

PRODUCT LAYOUT

   Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalamperhitungan jumlah Mesin dan bahan yaitu: 

  Scrap Factor (%): Persentase banyaknya bahan yang terbuang per unit produk/proses 

  Effisiensi (%): Perbandingan antara banyaknya produk yang

dihasilkan dengan banyaknya bahan yang dimasukkan dalam

proses per satuan waktu

     proses per satuan waktu % 100 x input output

  Efisiensi = Jumlah produksi (output)  

  Effisiensi 100 Scrap −    

  Jumlah bahan yang dimasukkan     (

  ) 100 100

      Jumlah Bahan yang dibutuhkan Jumlah Bahan yang dibutuhkan

    100 100

      Produksi yang dihasilkan

    ( )

  Effisiensi 100 Scrap −  

   

   Jumlah mesin yang dibutuhkan atau

  (1 unit) x Input Kapasitas Jumlah dibutuhkan yang bahan  atau

  (1 unit) x Kapasitas output Jumlah dihasilkan yang produk

  CONTOH:

  Suatu proses manufaktur membutuhkan urutan proses seperti pada Tabel berikut:

URUTAN OPERASI NOMER OPERASI

  

NAMA MESIN

KAPASITAS PRODUKSI SCRAP

  1 Potong

  60

  4

  2 Bubut-1 28,3

  28,3 5 Bubut-1

  5

  3 Bubut-2 83,4

  2

  4 Bor 238,0

  3

  5 Ketam 65,4

  2 Diketahui: Jumlah produkA = 67 unit/jam  

  Effisiensi Plant = 90%   Ditanya: Ditanya: 1.

  Jumlah bahan yang dibutuhkan 2. Jumlah mesin-mesin teoritis dan praktis

  90

  5 ,

       −

  100 = 

  70 5 , 68 3 100

  5 ,

     −

  67 2 100 = 

  68

  4

  100

  72 5 28,3 3,54

  UBUT

  2 B

  1

  0,96

  UBUT

  3 B

  1

  72 5 , 70 2 100

  =   

  OR

  90 100 x

  =

  70

  5 ,

  90 100 x

  78

  3 ,

  =

  72

  80

     −

  =

  75

  8 ,

  84 100 x

  2 ,

  72 100  

  75

  8 ,

  68,5 3 238,0 0,33

  4 B

  JIKA DIKETAHUI JUMLAH PRODUK DAN EFISIENSI PLANT N O N AMA M ESIN J UMLAH P RODUK S CRAP (%) K APASITAS P RODUKSI B AHAN YANG DIBUTUHKAN B AHAN SEBENARNYA DIBUTUHKAN J UMLAH MESIN DIBUTUHKAN T EORITIS P RAKTIS

  67 2 65,4 1,18

  67 100

  67

     −

  =   

  100

  67 100

  67

  2

  5 K ETAM

  =   

  2

  67 55,5 1,34

  NSPECT

  6 I

  1

  67 143

  ACKING

  7 P

  100

     −

  =

  74

  74

  52 , 143 5 ,

  67 =

  90 100 x

  74

  5 ,

  67 =

  90 100 x

  = 5 ,

  5 ,

  68

  6 ,

  90 100 x

  76

     −

  =   

  67 2 100 100

  68

  • 2 70,5 2 83,4
  • 1

JIKA DIKETAHUI JUMLAH BAHAN DAN EFISIENSI

  

MESIN,JUMLAH BAHAN YANG TERSEDIA = 120KG/JAM

UMLAH MESIN J UMLAH DIBUTUHKAN

  

J

AMA CRAP FFISIENSI APASITAS N S E K O BAHAN YANG UMLAH PRODUKSI N

  J ESIN ESIN PRODUKSI M (%) M (%) DIBUTUHKAN EORITIS RAKTIS T P 100

  4

  90 −    

  120 ( 120 ) 103 ,

  7 =    

  2 , ESIN

  =

  1 M

  1

  4 90 120 2 60 100 100

     

  60 103 ,

  7

  100

  5

  95

  −     3 ,

  66 ESIN

  ( 103 , 7 ) 93 , 6 =

  2 M

  2

  5 95 103,7 =

  4

     

  28,3

  28 ,

  3

  100 100

     

  93 93 , ,

  6

  6

  100 100

  2

  2

  91

  91

  − −         1 ,

  22

  ( 93 , 6 ) 83 , 5 =

  ESIN =

  3 M

  3

  2 91 93,6    

  2 83,4

  83 ,

  4

  100 100

     

  100

  3

  98

  −    

  ( 83 , 5 ) 79 ,

  4 ESIN

  =

  4 M

  4

  3 98 83,5     0,35

  1 238,0 100 100

     

  100

  2

  99

  −    

  ( 79 , 4 ) 77 ,

  = ESIN

     

  5 M

  5

  2 99 79,4 1,21

  2 65,4 100 100

      100 100

  −

PROCESS LAYOUT

  CONTOH: Apabila diketahui mesin “X” untuk produk lebih dari 1 jenis produk

(Produk A, B, C), data-data yang tersedia untuk mesin “X” dapat dilihat

pada Tabel

  Produk No Uraian Satuan A A B B C C

  1 Waktu Penyiapan (Set-up time) Menit

  30

  50

  10

  2 Waktu standard Mesin/buah 1 0,6 0,2

  3 Jumlah Penyiapan Kali/minggu

  1

  4

  6

  4 Kebutuhan Buah/minggu 1000 5000 2500

  

PERHITUNGAN YANG AKAN DILAKUKAN ANTARA

LAIN: Kecepatan produksi: Kecepatan Produksi = Produk A = = 1111 buah / minggu

  Scrap % 100% / minggu Kebutuhan

  % 100 10 % 1000

  − Produk A = = 1111 buah / minggu Produk B = = 5556 buah / minggu

  % 100 10 % 5000

  − % 100 10 %

  − 2500

  Waktu Penyiapan:

Jumlah Waktu Penyiapan = Waktu penyiapan x Jumlah Penyiapan

Produk A = 30 x 1 menit/minggu = 0,50 jam/minggu

  Produk B = 50 x 4 menit/minggu = 3,34 jam/minggu

Produk C = 10 x 6 menit/minggu = 1,00 jam/minggu

Jumlah Total Waktu Penyiapan = 4,84 jam/minggu

  Waktu Produksi: Waktu Produksi = Waktu standard x Kecepatan produksi Produk A = 1 x 1111 menit/minggu = 18,5 jam/minggu

  Produk B = 0,6 x 5556 menit/minggu = 55,6 jam/minggu Produk C = 0,2 x 2777 menit/minggu = 9,3 jam/minggu Jumlah waktu produksi

  = 83,4 jam/minggu

  Jumlah Mesin:

  • Jumlah waktu penyiapan jumlah waktu produksi

  Jumlah Mesin = Jam me sin yang tersedia

  4,84 83,4 jam ( )

  • 1 unit mesin

  × Jumlah mesin =

  48 48 jam jam = 1,8832 mesin “X”

PERENCANAAN STASIUN KERJA DAN PENETAPAN LUAS AREA YANG DIBUTUHKAN

  Kebutuhan untuk luas area ini harus dipertimbangkan untuk   seluruh aktivitas yang ada di dalampabrik dan untuk paling tidak ada tiga macamarea yang harus diberikan, yaitu:

  Area yang diperlukan untuk operasi dari mesin/peralatan produksi   yang ada Area yang diperlukan untuk penyimpanan bahan baku atau benda Area yang diperlukan untuk penyimpanan bahan baku atau benda

    jadi yang telah selesai dikerjakan Area yang diperlukan untuk fasilitas-fasilitas service

   