PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MACTH DAN TPS (THINK PAIR SHARE) DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG SISWA KELAS VII SEMESTERGENAP

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE

PEMBELAJARAN MAKE A MACTH DAN TPS (THINK PAIR SHARE)

  

DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI

DAN PERSEGI PANJANG SISWA KELAS VII SEMESTERGENAP

Wahyu Tri Utami, 11.10707.431173, wahyutriutami126@gmail.com

Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Ngawi

  ABSTRAK

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Adanya pengaruh pembelajaran matematika

menggunakan pembelajaran make a match dan think-pair share terhadap prestasi belajar siswa. 2)

Pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. 3) Pengaruh antara metode dengan kreativitas

siswa terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini bersifat eksperimen, dilakukan pada bulan Februari

hingga Juli 2015. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas VII dengan sampel kelas VII.B dan VII.C

tahun pelajaran 2014/2015. Kelas VII.B menggunakan metode pembelajaran Think pair Share ( TPS )

dan kelas VII.C menggunakan metode pembelajaran make a match. Pengumpulan data melalui tes

prestasi kognitif, angket afektif dan angket kreativitas. Hipotesis diuji dengan anava dua jalan.

  Dari analisis varians dua jalan dengan taraf signifikan % 5 

   untuk hipotesis pertama diperoleh F obs > F

  α dimana F obs = 23,7037 dan F

  α = 4,00 sehingga H ditolak. Hal ini membuktikan bahwa

terdapat pengaruh pembelajaran Matematika menggunakan metode pembelajaran Think Pair Share ( TPS

  

) dan metode pembelajaran Make A Macth terhadap prestasi belajar siswa. Untuk hipotesis kedua

diperoleh F obs > F α dimana F obs = 4,12133 dan F

  α = 4,00 sehingga H ditolak. Hal ini membuktikan bahwa

terdapat pengaruh kreativitas siswa terhadapprestasi belajar siswa. Dan untuk hipotesis ketiga diperoleh

  F obs < F α di mana F obs = 2,89187 dan F

  α = 4,00 sehingga H diterima. Hal ini membuktikan bahwa tidak

ada interaksi dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran dan kreativitas

terhadap prestasi belajar siswa.

  Hasil penelitian ini menunjukkan, pembelajaran Matematika dapat diajarakan menggunakan

metode pembelajaran Make A Match dan Think Pair Share ( TPS ). Karena kreativitas tinggi memiliki

pengaruh dalam pembelajaran Matematika, guru hendaknya memotivasi dan merangsang kreativitas

siswa agar siswa dapat kreatif dan mengembangkan kreativitas yang dimiliki. Selain itu, agar siswa dapat

mengembangkan kreativitasnya diperlukan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan

metode yang sesuai dengan pembelajaran. Maka disarankan untuk guru menerapkan metode Think Pair

Share dalam pembelajaran matematika.

  PENDAHULUAN

  Pendidikan formal merupakan tempat dimana sekelompok orang dapat menuntut ilmu, mencari pengalaman, dan pengetahuan. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat berkembang dan menjadi diri individu yang utuh. Utami Munandar ( 2009 ) mengatakan bahwa tujuan pendidikan pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan seseorang untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya, sehingga pendidikan bertanggung jawab dalam mengembangkan bakat tersebut.Pendidikan di Indonesia berorientasi pada kemampuan seseorang yang hanya meningkatkan kemampuan berprestasi. Kecenderungan ini tidak sesuai dengan tujuan dari pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga dibutuhkan pembelajaran yang dapat merubah dunia pendidikan menjadi lebih baik tidak hanya pada taraf tertentu namun harus ada perubahan yang dihasilkan manuaia apabila terjun dalam masyarakat luas. Sehingga dalam proses belajar mengajar guru harus bisa memperhatikan hal tersebut.

  Dalam proses belajar-mengajar guru mempunyai tugas yang sangat penting. Tugas guru tidak hanya mengajar dengan teori melainkan menciptakan suatu perubahan pada seseorang. Perubahan yang terjadi sesuai dengan kemampuan dan bakat siswa yang terjadi karena ada stimulus dan respon antara siswa dengan guru.Sehingga dalam pembelajaran guru harus memilih model pembelajaran yang sesuai agar proses belajar

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

  mengajartidak menjadi suatu proses mentransfer ilmu saja.Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.

  Pentingnya model pembelajaran yang sesuai dapat mempengaruhi kreativitas yang dimiliki siswa sehingga siswa tersebut dapat mengembangkan kreativitas yang dimilikinya dengan rangsangan - rangsangan yang diberikan guru.Kreativitas merupakan usaha melibatkan diri pada proses kreatif yang didasari oleh intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi, juga merupakan kemampuan untuk menghasilkan atau mencipta sesuatu yang baru.Untuk itu dalam suatu proses belajar-mengajar guru harus dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi. Dalam kenyataannya sekarang yang sering terjadi pada proses belajar- mengajar adalah guru lebih sering memberikan materi dengan ceramah dibanding dengan berkelompok. Sehingga siswa sering merasa jenuh dan bosan dengan materi yang diberikan tersebut apalagi dalam pembelajaran matematika yang menurut sebagian orang sulit. Padahal matematika selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dan dengan membuat pembelararan lebih menyenangkan maka dapat mengurangiangka putus sekolah . Model pembelajaran kelompok diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan model ceramah.

  Model pembelajarandengan berkelompok danpembelajaran yang ada unsur permainannya memungkinkan siswa lebih bersemangat dalam menerima pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa dan efektif melatih kedisiplinan siswa untuk belajar.

  Dengan model pembelajaran seperti ini siswa akan lebih kreatif dalam memahami materi dan menyelesaikan masalah. Karena setiap siswa mempunyai kreativitas yang berbeda - beda sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah sesuai kemampuan dan kreativitas yang dimilikinya. Sekarang ini banyak masalah yang penyelesaiannya menggunakan kreativitas, bukan menggunakan materi atau pengetahuan dari buku.Penyelesaian masalah yang harus diselesaiakan dengan cara sendiri. Inilah yang terjadi sekarang diperusahaan bahkan dilembaga sekolah pada saat tes perguruan tinggi atau tes staf karyawan. Ada strategi 4P yaitu Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk yang menurut para ahli dapat membantu mengembangkan kreatifitas anak jika diterapkan secara benar. Pada dasarnya setiap anak memiliki kreativitas, hanya saja tidak semua anak bisa mengembangkan kreatifitasnya dengan benar. Untuk itu diperlukan peran orang tua dalam mengembangkan kreatifitas tersebut.

METODELOGI PENELITIAN

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian pengamatan (

  eksperimen ). Tujuannya adalah untuk

  mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran make a

  match , think-pair share dan kreativitas siswa

  dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2014 / 2015 semester genap. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII yang terdiri dari 4 kelas dan terdiri dari ± 134 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh kelas dan yang di ambil nilainya hanya 64 siswa yang dibagi menjadi dua metode yaitu metode make a macth dan think pair share.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan menggunakan ANAVA. Pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan observasi, tes tulis dan angket.Observasi dilakukan untuk mengambil data prestasi kognitif pada sekolah uji coba dan riset. Pada instrumen kognitif menggunakan tes tulis yaitu soal objektif dan kreativitas menggunakan

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

  masalah ), sedangkan angket digunakan pada hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel instrumen afektif. Indikator yang dibawah ini : digunakandalam test kreativitasadalah 1) Tabel Hasil Uji Homogenitas Siswa Kreativitas mbu MAM (b1) TPS (b2) Marginal Metode Pembelajaran Rerata Me L L L < L L < L Nilai kognitif Keputusan Kesimpulan hitung tabel hitung tabel hitung tabel at 1,7613 3,841 L diterima Homogen hitung Rendah (a1) 50,4 78 64,2 ukur Tinggi (a2) 66,0741 79,3846 72,7293 panj Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel an Rerata Marginal 58,237 78,6923 136,929 ang berikut ini : dan

  Kreativitas Siswa leba r persegi panjangdan 2) Membuat soal yang berbeda yang berkaitan dengan prsegi dan persegi panjang.

HASIL PENELITIAN

  Sebelum penelitian dilaksanakan maka harus dipastikan bahwa data yang digunakan Dapat dilihat dari hasil data diatas telah normal maka dilakukan uji normalitas bahwa kelompok siswa yang mempunyai dan hasilnya semua data normal. Dapat dilihat kreativitas tinggi lebih baik dibanding pada tabel berikut ini : kelompok siswa dengan kreativitas rendah, N Kriteria Data Nilai kognitif Kepu Kesim Hasil Uji Normalitas Kognitif o 1 Kelompok siswa 0,0725 0,1106 L Data L L tusan pulan hitung tabel hitung yaitu kelompok siswa kreativitas tinggi MAM dan TPS pembelajaran kelompok siswa kreativitas rendah mempunyai dengan metode diterima Normal mempunyai rerata marginal 72,7293 dan 2 Kelompok siswa 0,0968 0,1542 L Data dengan metode diterima Normal hitung rerata marginal 64,2. 3 Kelompok siswa 0,1419 0,1542 L Data 4 Kelompok siswa 0,1421 0,1665 L Data MAM (b1) TPS (b2) Marginal dengan metode diterima Normal pembelajaran pembelajaran TPS dengan metode diterima Normal MAM hitung hitung Kognitif Prestasi Hasil prestasi kognitif Metode Pembelajaran Rerata 5 Kelompok siswa 0,2066 0,3427 L Data pembelajaran kreativitas rendah MAM dengan pembelajaran MAM dengan dengan metode diterima Normal Tinggi (a2) 66,0741 79,3846 72,7293 kreativitas tinggi hitung Rerata Rendah (a1) 50,4 78 64,2 6 Kelompok siswa 0,132 0,1699 L Data Marginal dengan kreativitas pembelajaran TPS dengan metode diterima Normal hitung 58,237 78,6923 136,929 7 Kelompok siswa 0,2347 0,3245 L Data tinggi

  Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa dengan kreativitas pembelajaran TPS menggunakan metode think pair sharelebih dengan metode diterima Normal hitung kelompok siswa dengan pembelajaran 8 Kelompok siswa 0,0858 0,1212 L Data rendah hitung baik dibanding dengan metode pembelajaran pembelajaran dengan metode diterima Normal make a macth, yaitu kelompok siswa dengan MAM dan TPS dengan kreativitas menggunakan metode think pair share 9 Kelompok siswa 0,1055 0,2506 L Data kelompok siswa dengan menggunakan metode dengan metode diterima Normal tinggi hitung mempunyai rerata marginal 78,6923 dan MAM dan TPS pembelajaran make a macth mempunyai rerata marginal rendah dengan kreativitas 58,237 Uji Anava Prestasi Kognitif

  Setelah mengetahui bahwa data normal selanjutnya dilakukan uji homogenitas, data

  63

  match dan think pair share terhadap prestasi

  Fα p Krea (A) 658,12 1 658,1 4,12133 4 <0,05 Met Pemb. (B) 3785,2 1 3785 23,7037 4 <0,05 Interaksi (AB) 461,79 Galat 9581,2 1 461,8 2,89187 4 >0,05 60 159,7 Total 14486

  Berbeda halnya dengan menggunakan metode make a macth siswa dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Kemudian kelompok A diberi kertas yang berupa pertanyaan dan kelompok B diberi kertas berupa jawaban. Setelah itu siswa yang Sumber JK dk RK Fobs

  Model pembelajaran think pair share lebih sering digunakan pada pembelajaran yang menggunakan keterampilan atau kreativitas sehingga materi yang diberikan pada saat itu menyenangkan. Dengan pembelajaran metode think pair share dalam pembelajaran matematika lebih memudahkan siswa untuk memahami materi karena adanya kerja sama antar siswa. Kerjasama antara siswa satu dengan yang lain dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kerja sama dalam kelompok dapat mengoptimalkan partisipasi siswa. Pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan siswa lebih banyak mendapat pengalaman.Setiap orang mempunyai kreativitas yang berbeda

  Pada saat proses pembelajaran menggunakan metode think pair share siswa diberi sebuah soal yang dibelakang dari soal itu terdapat jawaban dari soal temannya. Kemudian siswa disuruh mengerjakan dan kemudian mencari jawaban dikertas temannya tersebut ( mencari pasangan). Dalam hal ini atau sesuai waktu yang ditentukan siswa mendapat nilai tambah atau penghargaan. Sehingga siswa lebih semangat dalam mengerjakan soal yang diberikan guru dan siswa lebih termotivasi. Siswa juga lebih mandiri dalam pembelajaran. Pada saat siswa yang lain presentasi siswa banyak yang mendengarkan dibanding dengan siswa yang tidak mendengarkan. Hal ini terjadi karena siswa pada saat pembelajaran mendengarkan penjelasan guru dan bertanya bila kurang paham sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

  macth.

  belajar siswa. Dan selanjutnya dilakukan uji lanjut pasca Anava yang hasilnya kelompok siswa yang menggunakan metode pembelajaran think pair share lebih baik dibanding dengan kelompok siswa dengan menggunakan metode pembelajaran make a

  Hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa F obs = 23,7037 > Fα = 4,00, berati bahwa H ditolak yang berarti ada pengaruh pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran make a

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

  PEMBAHASAN

  Hipotesis 3 Pada hasil perhitungan tabel pada baris Interaksi (AB) dapat diketahui bahwa F obs = 2,89187 dan Fα = 4,00. Ini berarti bahwa F obs < Fα sehingga H diterima dan H 1 ditolak yangberarti tidak ada pengaruh dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.

  Hipotesis 2 Pada hasil perhitungan tabel pada bariskreativitas ( A ) dapat diketahui bahwa F obs = 4,12133 dan Fα = 4,00. Ini berarti bahwa F obs > Fα sehingga H ditolak yang berarti ada pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa.Karena h0a ditolak maka dapat dikatakan bahwa kreativitas siswa memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa.

  match dan think pair share memiliki pengaruh terhadap prestasi siswa.

  belajar siswa. karena h0b ditolak maka dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran make a

  match dan think pair share terhadap prestasi

  Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa hipotesis 1 pada hasil perhitungan tabel pada baris metode pembelajaran (B) dapat diketahui bahwa F obs = 23,7037 dan Fα = 4,00. Ini berarti bahwa F obs > Fα sehingga H ditolak yang berarti ada pengaruh pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran make a

  • – beda sehingga harus dirangsang sedini mungkin untuk pertumbuhan dan perkembangan individu.Kreativitas mempunyai dampak yang baik untuk diri pribadi, dengan kreativitas seseorang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan caranya sendiri.

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

  mendapat jawaban disuruh mencari pertanyaannya ( mencari pasangannya ). Dalam hal ini siswa lebih banyak ramai dan siswa juga lebih banyak yang malas dalam mengerjakan soal. Dan siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran seperti ramai saat diberi soal, dan ramai saat temannya presentasi didepan. Mungkin karena siswa malu apabila pasangannya adalah lawan jenis, sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengembangkan kreativitasnya.

  Dari hal diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang mencolok antara siswa yang diajar dengan metode make a match dan think

  pair share . Pada metode think pair share siswa lebih kreatif, termotivasi, mandiri dan aktif.

  Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana.Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok. Interaksi lebih mudah. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya. Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam kelas.Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan- pertanyaan mengenai materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa sehingga ide yang ada menyebar. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas ( Diah Widyatun : 2012).

  Dengan menggunakan metode pembelajaran TPS menuntut siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya. Dengan menggnakan metode ini dengan baik maka daat memperbaiki kehadiran siswa, siswa akan mengurangi membolos tanpa alasan yang baik. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dibanding model pembelajaran yang lainnya. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan dibanding model pembelajaran yang lainnya. Penerimaan terhadap individu lebih besar.Dengan pembelajaran TPS dapat diminimalisir agar semua siswa akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar lebih mendalam.

  Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap.Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal. Meningkatkan kebaikan

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

  budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya tidak diterima. Sehingga dengan metodeTPS siswa lebih terangsang kreativitasnya dan siswa lebih mandiri dalam pembelajaran. Sedangkan pada

  make a match siswa lebih pasif dan kurang merangsang kreativitas yang dimiliki siswa.

  Pada hipotesis kedua, F obs > Fα sehingga H ditolak yang berarti ada pengaruh kreativitas siswa terhadap prestasi belajar siswa. Karena H ditolak berarti dapat diketahui bahwa kelompok siswa dengan kreativitas tinggi dan kreativitas rendah mempunyai prestasi belajar yang berbeda. Maka dilakukan uji lanjut pasca anava untuk mengetahui perbedaan prestasi antara kelompok siswa kreativitas tinggi dan kelompok siswa kreativitas rendah. Dari tabel diatasdapat dilihat bahwa kelompok siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih baik dari pada kelompok siswa yang mempunyai kreativitas rendah.

  Siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik prestasinya dibandingkan siswa dengan kreativitas rendah, mungkin disebabkan karena kurangnya rangsangan dan motivasi untuk mengembangkan bakat yang dimiliki siswa sehingga hal ini berpengaruh terhadap kreativitas yang dimiliki siswa. Karena waktu yang dimiliki siswa lebih banyak tersita untuk bermain dibanding dengan belajar untuk merangsang dan mengembangkan bakat kreativitas siswa. Kurangnya perhatian dan motivasi guru untuk mengembangkan bakat dan kreativitas siswa memungkinkan kreativitas yang dimiliki siswa terkubur dan tidak dapat diketahui oleh siswa itu sendiri sehingga kreativitas siswa tidak dapat berkembang.

  Guru lebih banyak mengutamakan teori dalam pembelajaran dan merubah siswa pada taraf tertentu yaitu prestasi. Sehingga bakat

  Banyak faktor yang menjadi kendala dalam mengembangkan kreativitas salah satunya adalah tidak adanya alat ukur khusus yang digunakan untuk mengukur kreativitas seseorang. Sekolah pada umumnya yang diukur hanyalah kemampuan dan prestasi siswa yang diukur lewat sebuah tes yang hanya mencari sebuah jawaban yang benar sehingga mereka lebih berfikir konvergen dibanding dengan berfikir divergen dan kreatif.

  Pendidikan seharusnya menggunakan tes intelegensi dan tes kreativitas dalam upaya untuk mengembangkan bakat yang dimiliki siswa karena intelegensi tidak sepenuhnya dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Sekarang ini banyak lembaga atau perusahaan yang menggunakan tes kreativitas dalam mencari siswa baru atau mencari staf karyawan. kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan hal baru yang belum pernah ada sebelumnya. Proses untuk menghasilkan hal baru tersebut dapat berasal dari proses imajinatif dari penciptanya sendiri, dapat juga berasal dari informasi dan pengalaman sebelumnya mengenai hal yang akan diciptakan, kemudian pencipta melakukan penggabungan dan pembaharuan dari karya maupun gagasan yang pernah ada untuk menghasilkan karya maupun gagasan yang baru, dan berbeda dengan karya yang telah ada sebelumnya.

  Pada hipotesis ketiga, dapat dilihat pada tabel diatas bahwa F obs < Fα, sehingga H diterima dan H 1 ditolak yang artinya tidak ada pengaruh kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran dan kreativitas terhadap prestasi belajar siswa.

  • – bakat dan kreativitas yang dimiliki siswa terpendam oleh proses belajar mengajar yang telah dipusatkan pada materi yaitu hanya pentransferan informasi yang dimiliki guru kepada siswanya. Sehingga pentingnya rangsangan untuk mengembangkan kreativitas siswa agar terjadinya perubahan tidak hanya prestasi akademik siswa melainkan non akademik siswa juga harus dikembangkan. Dalam hal pengembangan kreativitas tidak hanya peran guru yang di perlukan namun juga peran orang tua, hal pertama yang harus orang tua ketahui dalam upaya mengembangkan kreatifitas anak adalah dengan memahami pribadi mereka.

  Hal ini dapat dilihat pada saat pembelajaran berlangsung siswa yang

  Aksara Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta : UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS ( UNS Press ) Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Grasindo

  pembelajaran dan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika terhadap prestasi belajar siswa.Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dan kreativitas rendah sama

  Jakarta : PT. Rineka Cipta Arikunto, Dr.Suharsimi. 2012. Dasar

  Arikunto, Dr.Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu PendekatanPraktik .

  Penelitian . Jakarta : PT. Rineka Cipta

  Arikunto, Dr.Suharsimi. 2010. Manajemen

  think pair share REFERENSI

  2. Untuk sekolah disarankan memberikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan guru dalam menggunakan metode pembalajaran metode make a macth dan

  pembelajaran agar siswa tidak bosan dan agar terangsangnya kreativitas siswa

  think pair share ) pada saat

  Untuk guru disarankan agar menggunakan pembelajaran berkelompok (metode make a macth dan

  SARAN 1.

  3. Tidak ada interaksi antara metode

  terhadap prestasi belajar siswa. Prestasi belajar kelompok siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan prestasi belajar kelompok siswa dengan kreativitas rendah. Kurangnya asahan terhadap kreativitas yang dimiliki siswa sehingga siswa kurang memahami kreativitas yang mereka miliki.

  2. Terdapat pengaruh kreativitas siswa

  think pair share ( TPS ) terhadap prestasi belajar siswa.

  matematika menggunakan metode pembelajaran make a match ( MAM ) dan

  1. Terdapat pengaruh pembelajaran

  • – Dasar Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi

  KESIMPULAN

  Dengan demikian sehingga dapat diketahui bahwa kreativitas orang berbeda – beda sehingga harus diasah agar dapat berkembang dengan baik. Sehingga perlunya saling pengertian dan pemahaman dari satu orang dengan orang lain tersebut. Pengembangan kreativitas tidak hanya digunakan pada kita sekolah saja melainkan dapat digunakan sampai kita tua kelak. Sehingga perlunya pengembangan kreativitas sejak dini. Kreativitas yang diasah sejak dini akan menghasilkan individu yang baik dan mempunyai masa depan yang baik pula.

  Kartono ( 2010 ) berpendapat bahwa Manusia kreatif adalah orang yang mampu berpikir kreatif. Orang dikatakan mampu berpikir kreatif jika ia mampu menemukan ide dan gagasan baru atas pengetahuan yang lama, dan juga mampu mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Namun Barkah Lestari ( 2006 ) berpendapat bahwa pengertian kreativitas yang terpenting di sini bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu baru bagi orang lain/dunia pada umumnya. Pendapat orang tentang penyampaian kreativitas banyak sekali namun sama bahwa kreativitas adalah dapat menghasilkan hal yang baru bagi dirinya dan adanya perkembangan pada diri seseorang atas hasil yang telah dilakukannya.

  mempunyai kreativitas tinggi atau rendah mereka sama – sama mempunyai kebiasaan yang sama yaitu kurangnya mengembangkan kreativitas mereka dan pasif dalam pembelajaran. Siswa lebih banyak diam jika ditanya masalah pembelajaran dibanding siswa ditanya dalam hal diluar pembelajaran. Ini menandakan bahwa kurangnya rangsangan untuk bakat yang dimiliki siswa. Sehingga dibutuhkan rangsangan agar kreativitas siswa dapat berkembang dan siswa mempunyai prestasi tersendiri bukan hanya akademik namun juga non akademik.

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

  • – sama mempunyai kebiasaan yang sama dalam pembelajaran matematika.

  Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 37 hingga 44

  Huda, Miftahul. 2013. Model-model

  Pengajaran dan Pembelajaran .

  Yogyakarta : Pustaka Pelajar 10.34

  H. Sutirna, M.Pd, Dr. 2013. Perkembangan Kasmadi. 2014. Panduan Modern Penelitian

  

dan Pertumbuhan Peserta Didik . Kuantitatif . Bandung : Alfabeta

  Yogyakarta : Penerbit Andi Mulyasana, Dedy. 2011. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing . Bandung : PT diambil pada tanggal 19 september Remaja Rosdayakarya 2015 12.43 Munandar, Utami. 2009. Pengembangan diambil pada Rineka Cipta tanggal 19 september 2015 12.57 Riduwan. 2008. Metode & Teknik Menyusun Tesis . Bandung : Alfabeta diambil pada Siregar, Syafaruddin. 2004. Statistik Terapan. tanggal 26 juni 2015 10.28 Jakarta : Grasindo Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : ambil pada tanggal 15 september 2015 12.08

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS ISI LIRIK LAGU-LAGU BIP DALAM ALBUM TURUN DARI LANGIT

22 212 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25