PERBANDINGAN JURNAL GCG TERHADAP KINERJA

1. FENOMENA / BACKGROUND
A. JURNAL INTERNASIONAL
 THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE
OF US SMALL-CAP FIRMS
Banyak penelitian yang masih ada tentang efek Mekanisme pemerintahan
terhadap kinerja yang memfokuskan secara eksklusif pada perusahaanperusahaan
berkapitalisasi
besar,
meninggalkan
kekosongan
pada
pengetahuan empiris kita tentang tata kelola perusahaan perusahaan kecil. Di
U.S., perusahaan kecil sangat erat kaitannya dengan kewirausahaan dan
inovasi, dan pada saat yang sama, menjelaskan porsi yang cukup besar dari
kegiatan ekonomi
Banyak argumen bahwa perusahaan small-cap (bermodal rendah)
mungkin kurang rentan terhadap masalah pemerintahan yang relatif terjadi
terhadap perusahaan besar, terutama jika small-cap dikendalikan dengan
ketat. Hal ini bisa disebabkan oleh penyelarasan insentif pengusaha-manajer,
yang memiliki kepemilikan saham yang signifkan, dengan para pemegang
saham luar. Kewirausahaan penting bagi perusahaan-perusahaan tersebut

mungkin juga kondusif untuk efsiensi operasional sehingga koordinasi lebih
mudah sumber daya.
Pendekatan kami ialah hubungan antara interaksi mekanisme
pemerintahan yang bersama-sama mempengaruhi kinerja perusahaan
sampel. Tes alami hipotesis efsiensi dalam pemerintahan untuk perusahaan
small-cap (bermodal rendah) adalah untuk mempertimbangkan pentingnya
Mekanisme tata kelola secara eksternal dan internal terhadap kinerja setelah
menghitung secara simultan interaksi antara variabel-variabel ini.
 EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM
PERFORMANCE
Tata kelola perusahaan terutama difokuskan untuk memastikan bahwa
manajer bertindak untuk kepentingan pemegang saham. Oleh karena itu,
konsep ini telah muncul untuk meminimalkan konfik di perusahaan dan
mencegah manajer untuk mengambil keputusan yang hanya meningkatkan
keuntungan mereka sendiri, sehingga merugikan pemegang saham. Sejauh
mana manajer dapat menyimpang dari perilaku optimal tergantung pada
kekuatan tata kelola perusahaan. Oleh karena itu, kita dapat berhipotesis
bahwa harus ada hubungan antara kinerja keuangan leverage perusahaan dan
kualitas tata kelola perusahaan
 THE

EFFECTS
OF
CORPORATE
GOVERNANCE
ON
FIRM
PERFORMANCE
Sejak kasus Enron mengenai skandal akuntansi, kredibilitas laporan
keuangan perusahaan merupakan hal patut untuk dianalisa lebih mendalam,
terutama di mata investor. Konsekuansi dari kasus tersebut adalah
diterapkannya mekanisme tata kelola perusahaan. Salah satu mekanisme tata
kelola adalah Sarbanes-Oxley Act yang diterapkan tahun 2002 dengan

harapan perusahaan yang melaporan keuangan perusahaan lebih jujur dan
terbuka.
B. JURNAL NASIONAL
 PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Manfaat yang diberikan dari penerapan GCG pada perusahaan adalah
Pertama, perusahaan dapat membenahi faktor-faktor internal organisasinya

yang belum sesuai dan belum mendukung terwujudnya GCG berdasarkan
hasil temuan selama survei CGPI berlangsung. Kedua, peningkatan
kepercayaan investor dan publik terhadap perusahaan karena adanya hasil
publikasi IICG tentang pelaksanaan konsep CG yang dilakukan oleh
perusahaan. Ketiga, peningkatan kesadaran bersama dikalangan internal
perusahaan dan stakeholder terhadap pentingnya GCG dalam pengelolaan
perusahaan kearah pertumbuhan yang berkelanjutan. Keempat, pemetaan
masalah-masalah strategis yang terjadi di perusahaan dalam penerapan GCG
sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan yang diperlukan. Kelima, CGPI
dapat dijadikan sebagai indikator atau standar mutu yang ingin dicapai
perusahaan dalam bentuk pengakuan dari masyarakat terhadap penerapan
prinsip-prinsip GCG. Terakhir, perwujudan komitmen dan tanggung jawab
bersama serta upaya yang mendorong seluruh anggota organisasi perusahaan
untuk menerapkan GCG.
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BANDUNG
Penerapan good corporate governance di Indonesia semakin marak
diperbincangkan setelah terjadinya krisis pada tahun 1998. Krisis moneter
tersebut berimbas kepada krisis kepercayaan dan krisis keuangan dunia

usaha. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas memungkinkan
terjadinya manipulasi informasi oleh perusahaan. Pelanggaran tentang
prinsip-prinsip good corporate governance dikalangan perusahaan
Indonesia terjadi karena sangat minimnya peraturan yang jelas akan hak
dan kewajiban pihak-pihak yang terkait dengn kinerja perusahaan
sehingga kendali akan kinerja perusahaan menjadi longgar.
Organisasi wajib menerapkan praktik good corporate governance, hal
ini diperkuat dengan diterbitkannya pedoman umum good corporate
governance oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) yang
mewajibkan setiap organisasi untuk menerapkan praktik good corporate
governance. Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik ini antara lain
adalah
transparansi,
akuntabilitas,
responsibilitas,
independensi,
kewajaran dan kesetaraan.
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)


Penerapan Good Corporate Governance semakin gencar dilakukan
semenjak munculnya skandal akuntansi seperti kasus Enron, dan Worldcom
yang melibatkan akuntan. Di Indonesia juga telah tercatat beberapa kasus
yang melibatkan persoalan laporan keuangan seperti PT. Lippo dan PT. Kimia
Farma yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi (Boediono, 2005).
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada saat ini bukan lagi
sekedar kewajiban, namun telah menjadi kebutuhan bagi setiap perusahaan
dan organisasi. Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk
memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan, menjadikan
perusahaan berumur panjang dan bisa dipercaya.
Beberapa penelitian tentang pengaruh GCG menunjukkan hasil yang
berbeda. Menurut penelitian Darmawati (2004) menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifkan antara GCG dan kinerja keuangan yang
diukur dengan Tobin’s Q akan tetapi terdapat hubungan signifkan antara GCG
dan kinerja keuangan yang diukur dengan ROE. Rosyada (2012) menyatakan
tidak terdapat pengaruh antara GCG dan manajemen laba dalam
penelitiannya, namun mekanisme Corporate Governance ( kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerian dan komisaris independen) berpengaruh
terhadap kinerja keuangan.


2. MASALAH
A. JURNAL INTERNASIONAL
 THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE
OF US SMALL-CAP FIRMS
Apakah terdapat pengaruh antara mekanisme tata kelola perusahaan
dengan kinerja perusahaan pada small cap frms di U.S ?
 EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM
PERFORMANCE
Apakah terdapat hubungan antara kinerja keuangan leverage perusahaan
dan kualitas tata kelola perusahaan?
 THE
EFFECTS
OF
CORPORATE
GOVERNANCE
ON
FIRM
PERFORMANCE.
Bagaimana dampak dari penerapan mekanisme tata kelola perusahaan

terhadap kinerja perusahaan?
B. JURNAL NASIONAL
 PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Apakah terdapat pengaruh antara praktek Good Corporate Governance
terhadap kinerja keuangan perusahaan?
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BANDUNG
Apakah terdapat pengaruh antara good corporate governance
terhadap kinerja keuangan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di
Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung?
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)
1) Apakah komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
2) Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja
keuangan?
3) Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja
keuangan?

4) Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
kinerja keuangan?

3. TEORI
A. JURNAL INTERNASIONAL
 THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE
PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS
Titik permulaan mekanisme kontrol perusahaan sebagai pengganti
potensial, dan bersama-sama ditentukan dengan kinerja perusahaan,
memperluas Agrawal dan Knoeber (1996) dan Switzer (2007). Mekanisme
tata kelola endogen adalah: tingkat dewan pengurus, rasio leverage,
kepemilikan saham CEO, dan sesitivitas kinerja pembayaran CEO. Hipotesis
yang dipertahankan kami adalah bahwa endogen mekanisme pemerintahan
adalah pengganti. Oleh karena itu untuk setiap persamaan mekanisme
pemerintahan, dampak lain (endogen ditentukan) mekanisme harus negatif.
Selain itu, mekanisme tata kelola secara optimal digunakan dalam sistem
ini ketika mereka tidak signifkan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dasar
lima persamaan adalah:

Variabel didefnisikan sebagai berikut:

BIND merupakan tingkat dewan pengurus. Terdapat perkiraan dua versi
sistem menggunakan kedua ukuran dewan pengurus: a) BINDA adalah
jabatan direktur relatif terhadap CEO, diperkirakan sebagai persentase
direksi terpilih untuk dewan pengurus sebelum CEO; b) BINDB adalah
proporsi orang luar di dewan direksi, termasuk CEO.
DBVAL, rasio leverage, adalah sama dengan jumlah hutang jangka
panjang dibagi dengan total aset.
PAY adalah sensitivitas pembayaran Jensen-Murphy, dilambangkan
sebagai b, di mana b dihitung dari regresi: Δ (Total kompensasi CEO) = a + b
Δ (return saham tahunan) + e. Total Keseluruhan
kompensasi didefnisikan sebagai gaji ditambah bonus dan nilai hibah
opsi ditentukan dengan menggunakan Black-Scholes.
OWN , kepemilikan CEO dihitung sebagai jumlah saham yang dimiliki
oleh CEO atau anggota keluarga dekat dibagi dengan jumlah saham yang
beredar di fskal akhir tahun.
BSIZE adalah jumlah anggota dewan.

DUAL adalah variabel dummy sama dengan 1 jika CEO juga Ketua, dan 0
sebaliknya.
TOBINQ, variabel kinerja diperkirakan sebagai (nilai pasar umum saham

+ nilai buku saham preferen + nilai buku utang jangka panjang) / (nilai buku
total aset).
ASET adalah proxy untuk ukuran perusahaan, diukur dengan total aset
perusahaan pada akhir tahun fskal.
RISIKO adalah volatilitas bulanan harga saham.
PACQ adalah frekuensi kegiatan akuisisi dalam perusahaan yang sesuai
industri, sebagai ukuran aktivitas pengambilalihan. Hal ini dihitung sebagai
jumlah dari selesai pengambilalihan di SIC industri dua digit selama lima
tahun terakhir dibagi dengan jumlah perusahaan dalam industri itu.
RD adalah bagian dari penelitian dan pengembangan biaya terhadap
penjualan bersih;
CPTL adalah rasio belanja modal lebih dari penjualan bersih.
NYSE adalah variabel dummy sama dengan 1 jika perusahaan terdaftar
di New York Stock Exchange, dan 0 sebaliknya.
SOX adalah variabel dummy sama dengan 1 untuk tahun fskal setelah
pelaksanaan Sarbanes-Oxley Act, dan 0 sebaliknya.
Akhirnya, INDUSTRI adalah vektor variabel dummy untuk perusahaan 2
digit SIC industri untuk menangkap peluang yang mungkin kembali
diferensial / pertumbuhan lainnya yang tidak terwakili dalam variabel
eksogen dari model.

 EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM
PERFORMANCE
Corporate governance menjelaskan metode dan sistem yang digunakan
untuk mengelola organisasi dari semua jenis dan ukuran, publik dan nonproft dan juga pribadi perusahaan dan kemitraan yang dibangun bentuk.
Dalam hal ini, Sir Adrian Cadbury memiliki didefnisikan tata kelola
perusahaan sebagai suatu sistem dimana perusahaan dipandu dan
dikendalikan. Konsep ini datang ke literatur dan praktek yang baik di
lapangan dalam dua dekade terakhir.
Tata kelola perusahaan dipandang sebagai demarkasi yang sebenarnya
hak dan tanggung jawab setiap kelompok pemangku kepentingan dalam
perusahaan. Transparansi merupakan indikator utama standar tata kelola
dalam suatu perekonomian. Demikian mengembangkan serangkaian praktek
yang direkomendasikan (ISA) yang berfokus pada manajer yang terpisah dari
dewan dan keberadaan komite audit dan komite remunerasi. Saat ini, konsep
yang digunakan untuk menggambarkan tindakan pemerintah, cara
pengelolaan, administrasi, termasuk negara-negara, badan-badan dunia dan
bisnis.
Pemantauan praktek yang menyelaraskan kepentingan pemilik dan
manajer untuk mencegah atau menghalangi manajer untuk bertindak hanya
demi kepentingan diri, mencegah tujuan strategis harus positif terkait harus
dengan kinerja perusahaan. Dengan demikian, tingkat tinggi pemantauan
harus mempromosikan peningkatan kinerja dengan mencegah oportunistik

perilaku manajemen. Sebuah tingkat yang lebih tinggi dari pemantauan
harus mengarah pada pencapaian batas atas kinerja yang dapat dicapai
dengan tindakan yang disengaja manajer.

 THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM
PERFORMANCE.
Struktur dewan
Sebuah dewan direksi termasuk internal dan eksternal. Fama dan Jensen
(1983) mendeteksi bahwa direksi internal berdasarkan posisi mereka,
memiliki lebih banyak informasi, cenderung berkolusi dengan para manajer
dan
membuat
keputusan
terhadap
pemegang
saham.
Sebagai
perbandingan, direktur eksternal dalam posisi netral, bertindak sebagai
pengawas, untuk menghilangkan masalah principal-agency.
Menurut Agency Theory, ketika ketua berperan CEO, yaitu bertindak
sebagai pengambil keputusan dan pengawas pada saat yang sama, fungsi
dewan untuk meminimalkan agency cost dapat melemahkan kinerja
perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976; Fama dan Jensen, 1983; Patton dan
Baker, 1987). Studi empiris oleh Daliy dan Dalton (1993) dan Dahya, Lonie
dan Power (1996) mengungkap bahwa CEO dualitas bisa membawa dampak
negatif bagi kinerja perusahaan. Namun demikian, menurut teori
kepengurusan, tanggung jawab eksekutif dapat menetralisir perilaku
kepentingan yang berasal dari CEO dualitas, dan mereka bahkan jauh lebih
dikhususkan untuk memajukan kinerja perusahaan. Boyd (1995) setuju
dengan CEO dualitas membawa efek positif bagi kinerja perusahaan.
Struktur kepemilikan
La Porta et al. (1999) dan Claessens et al. (2000) mendefnisikan
kepemilikan perusahaan sebagai hak suara, menggali bahwa banyak
pemegang saham pengendali perusahaan yang terdaftar mendominasi
perusahaan dengan cara struktur piramida dan lintas holding, yang dapat
mengakibatkan masalah lembaga pusat.
Kao, Chiou dan Chen (2004) mengungkapkan bahwa perusahaan dalam
kesulitan keuangan berkaitan erat dengan rasio tinggi dari saham yang
dijaminkan oleh direksi, menyebabkan keprihatinan tentang masalah agensi
yang dihasilkan dari gadai saham perusahaan. Chiou, Hsiung dan Kao (2002)
menunjukkan bahwa, direksi dan pengawas bisa didanai oleh saham jaminan
dan selanjutnya membeli saham lebih untuk memanipulasi harga saham
atau meningkatkan kekuatan mereka. Direksi dan pengawas merasakan
tekanan keuangan, karena saham yang dijaminkan, berkaitan erat dengan
harga saham
B. JURNAL NASIONAL
 PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Menurut Dwiermayanti (2009) “Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu
gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis
dengan alat-alat analisis keuangan,

sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan
suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode
tertentu”. Dengan kata kinerja keuangan perusahaan disebut juga suatu
penentuan yang mengukur mengenai baik buruknya perusahaan dalam
prestasi kerja dapat dilihat dari kondisi keuangannya pada periode tertentu.
Kondisi keuangan dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan. Pengukuran
kinerja keuangan dalam perusahaan dilakukan untuk mengetahui apakah
hasil yang dicapai telah sesuai dengan perencanaan. Dengan meningkatnya
kinerja keuangan perusahaan berarti perusahaan dapat mencapai tujuan dari
didirikannya perusahaan tersebut. Dalam mengukur kinerja keuangan
perusahaan dapat menggunakan Return On Equity (ROE) dan Net Proft
Margin (NPM). Menurut Dani dan Hasan (2005), faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan antara lain Good Corporate Governance
(GCG). Karena prinsip-prinsip dasar dari GCG pada dasarnya memiliki tujuan
untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja keuangan pada suatu
perusahaan. Semakin baik corporate governance yang dimiliki suatu
perusahaan maka diharapkan semakin baik pula kinerja dari suatu
perusahaan tersebut. Good Corporate Governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efsiensi ekonomis, yang meliputi
serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para
pemegang saham, dan stakeholders lainnya.
Menurut Muh (2009: 2) “Good Corporate Governance diartikan sebagai
seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
menciptakan nilai tambah (value added) bagi para pemangku kepentingan.
Hal ini disebabkan karena Good Corporate Governance dapat mendorong
terbentuknya pola kerja manajemen yang bersih, transparan, dan
profesional. Menurut Muh (2009: 3) Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance yang dikembangkan oleh
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD)
mencakup lima hal, yaitu: perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham,
perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham, peranan
pemangkukepentingan berkaitan dengan perusahaan, pengungkapan dan
transparansi, serta tanggungjawab dengan dewan komisaris atau direksi.
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BANDUNG
Empat lembaga keuangan yang dapat dijadikan sumber pendanaan
yaitu Bank umum, BPR, Koperasi dan LPD. Lembaga keuangan yang saat
ini cukup diminati oleh masyarakat sebagai sumber pendanaan adalah
LPD. Ramantha (2006) menyatakan bahwa sebagai lembaga perantara
pedesaan, jumlah dana yang berhasil dihimpun dan disalurkan oleh LPD
sangat besar peranannya terhadap ekonomi pedesaan. Jumlah tersebut
melebihi sepertiga dari seluruh dana pedesaan yang dihimpun dan
disalurkan oleh lembaga sejenis seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
dan Usaha Simpan Pinjam Koperasi.

LPD merupakan lembaga keuangan milik desa yang bertempat di
desa. Kepemilikan LPD didominasi oleh krama desa. Krama desa
merupakan masyarakat desa yang berada dalam satu wilayah desa
tertentu dan terikat oleh adat istiadat dan budaya desa tersebut. LPD
dikelola secara terpisah dengan krama desa sehingga memungkinkan
terjadinya konfik keagenan. Selain itu LPD menggunakan pinjaman dari
Bank Pembangunan Daerah.
Brigham dan Houston (2010:146) menjelaskan untuk mengukur
proftabilitas bank, biasanya menggunakan rasio proftabilitas karena
rasio proftabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio aktivitas maupun
rasio likuiditas. Keuntungan menggunakan ROA adalah pengukuran yang
komprehensif dimana semua yang mempengaruhi laporan keuangan
dapat tercermin. Salah satu tujuan LPD adalah untuk mendapatkan laba
sehingga semakin baik dan konsisten LPD menerapkan prinsip Good
Corporate Governance maka akan semakin mudah LPD mencapai
tujuannya yaitu laba.
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)
1) Teori Agensi
Perspektif teori agensi merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami corporate governance. Teori agensi merupakan suatu konsep
yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principal (pemilik) dan
agent (manajer). Dalam hubungan keagenan ini, pihak manajer adalah
pihak yang memiliki informasi tentang perusahaan lebih banyak daripada
pemilik, sehingga disini timbul asimetri informasi yaitu suatu keadaan
dimana terdapat pihak yang mempunyai informasi lebih banyak dari pihak
luar sehingga menguntungkan mereka (Deegan, 2004:220).
Untuk meminimalisasi asimetri informasi ini, maka perlu dilakukan
pengawasan
dan
pengendalian
pengelolaan
perusahaan
untuk
memastikan bahwa pengelolaan perusahaan ini dapat berjalan dengan
penuh kepatuhan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Upaya pengawasan ini dapat disebut biaya agensi, yang menurut teori ini
harus dikeluarkan sehingga biaya untuk mengurangi kerugian yang
timbul.
2) Good Corporate Governance
Forum for Corporate Governance in Indonesia dalam Tjager dkk.
(2003:25) mendefnisikan corporate governance sebagai:
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang
saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eskternal
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau
dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan. Tujuan
Corporate Governance ialah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua
pihak yang berkepentingan (stakeholder).

3) Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi
keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis
keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan
keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam
periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian
kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para
penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang
menunjukkan efektiftas dan efsien suatu organisasi dalam rangka
mencapai tujuannya.
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat menggunakan analisis
laporan keuangan atau analisis rasio. Ross dkk. (2009:78) menyatakan
bahwa rasio merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki
hubungan yang ada diantara berbagai bagian informasi keuangan. Rasio
yang umum digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan
proftabilitas.
Dalam rasio likuiditas, hal-hal utama yang diukur adalah kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajibannya dalam jangka pendek
tanpa ada tekanan yang berlebihan (Ross dkk., 2009:79). Rasio ini
memfokuskan pada aset lancar dan kewajiban lancar. Solvabilitas adalah
kemampuan jangka panjang perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya (Ross dkk., 2009:83). Pengukuran solvabilitas ini dapat
disebut juga leverage ratio. Proftabilitas adalah ukuran kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset dan
mengelola operasinya secara efsien (Ross dkk., 2009:89). Rasio
Proftabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam mencetak laba. Untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan),
rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi.

C. METODE
A. JURNAL INTERNASIONAL
 THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE
PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS
Sampel terdiri dari panel yang seimbang dari 245 perusahaan, atau
tahun fskal dari tahun 2000 sampai 2004 (1.225 observasi perusahaantahun). Perusahaan yang dipilih dari S & P 600 indeks small-cap pada 31
Agustus 2006 dengan kriteria:
1. Akuntansi dan keuangan pernyataan dari Penelitian Insight (COMPUSTAT.)
2. Data Corporate governance dari pernyataan proxy yang defnitif (DEF 14A)
di EDGAR (SEC Filings dan Formulir)73.Data akuisisi dari SDC
3. Pasar saham kembali dari CRSP.
 EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM
PERFORMANCE
Pengukuran kinerja harus mempertimbangkan bisnis secara keseluruhan
sebagai berikut:
-keuangan dan non-keuangan;
-strategis dan operasional;
-internal dan eksternal.
Kinerja manajemen didasarkan pada alat dan kegiatan untuk masingmasing tingkat: strategis perencanaan, menentukan tujuan, prioritas dan
nilai-nilai organisasi, dengan menggunakan tujuan dan ukuran kinerja yang
memadai bagi organisasi, proses kunci, fungsi dan karyawan, evaluasi,
rencana pengembangan pribadi, berbeda sistem pembayaran yang terkait
dengan kinerja.
 THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM
PERFORMANCE.
Penelitian ini, termasuk industri perbankan, keuangan dan asuransi,
memeriksa semua perusahaan yang terdaftar dan over-the-counter di Taiwan
selama periode dari 2001 hingga 2008. keterbukaan informasi lengkap dan data
cross-sectional dihilangkan. Dengan hipotesis:
H1: Ukuran Dewan berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H2: Dewan Independen berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H3: CEO berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H4: Kepemilikan Insider berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan
H5: Rasio Stock berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H6: Penyimpangan antara hak suara dan arus kas yang tepat berhubungan
negatif dengan kinerja perusahaan.
Menurut hipotesis yang diajukan di atas, penelitian ini membangun sebuah
model regresi untuk melaksanakan analisis empiris.
Model: Hubungan antara mekanisme governance dan kinerja perusahaan
Performanceit = a0 + a1 Board sizeit + a2 Independentit + a3 Dualityit + a4
Insider ownershipit + a5 Pledgeit a6 Control minus ownershipit + a7 Firm sizeit +
a8 R & Dit + a9 Capital expenditureit a10 Leverageit + εit

B. JURNAL NASIONAL
 PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaanperusahaan yang terdaftar di BEI pada periode analisis tahun 2008-2010,
yaitu dengan jumlah populasi sebanyak 13 perusahaan. Sedangkan teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah Perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2010, dan
perusahaan yang masuk dalam skor pemeringkatan (CGPI) dalam penerapan
good corporate governance (GCG) dari tahun 2008-2010. Berdasarkan pada
kriteria tersebut, maka perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam
penelitian ini berjumlah 39 perusahaan.
Analisis data bertujuan untuk menggambarkan karakteristik data yang
dikumpulkan, baik untuk variabel bebas maupun variabel terikat. Analisis ini
dilakukan dengan pengujian regresi sederhana, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik yang berguna untuk mengetahui apakah data yang
digunakan telah memenuhi model regresi. Pengujian ini meliputi uji
normalitas dengan metode Kolmogorof-Smirnov test, uji autokorelasi dengan
perhitungan Durbin-Watson Test (DW Stat), uji heteroskedastisitas yang
dilakukan dengan Spearman Correlation. Kemudian Uji Kelayakan Model
(Goodness of Fit Test) meliputi Uji Koefsien Determinasi (R²). Selanjutnya
melakukan uji masing-masing hipotesis (uji t).
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dan mengacu pada penelitian
terdahulu, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Praktek Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE.
H2 : Praktek Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan yang diukur dengan NPM.
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BANDUNG
Lokasi pada penelitian ini adalah seluruh Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
yang berada di Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung dengan objek
penelitian yaitu penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dan
kinerja keuangan LPD. Variabel penerapan prinsip-prinsip good corporate
governance diukur melalui penerapan trasnparancy, accountability,
responsibility, independency dan fairness yang dapat disingkat dengan
TARIF, sedangkan variabel kinerja keuangan diukur return on assets.
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner, kuesioner yang
disebar menggunakan skala Likert dimana pilihan jawaban responden atas
pernyataan-pernyataan dalam kuesioner akan dinilai dengan skala 6 poin.
Data sekunder dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan yang diperoleh
melalui Pembina Lembaga Perkreditan Desa Kabupaten (PLPDK) Badung.
Populasi dalam penelitian ini adalah 38 orang ketua atau pengelola LPD.

Dengan menggunakan teknik sampling jenuh diperoleh sampel sejumlah 38
orang yang merupakan seluruh anggota populasi. Dengan alat analisis
regresi linear.
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)
Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011 yang
menyajikan laporan tata kelola perusahaan (good corporate governance)
dalam laporan tahunannya. Populasi yang terhitung sebanyak 347
perusahaan (lihat tabel). Pemilihan sampel berdasarkan metode Probability
sampling yaitu stratifed random sampling dengan tujuan untuk
mempertimbangkan relevansi aspek yang ada. Rumus slovin digunakan
untuk menentukan ukuran sampel karena jumlah populasinya diketahui
dengan pasti dan perhitungannya mudah (Setiawan, 2007). Penelitian ini
menggunakan empat variabel independen (komite audit, kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, dan proporsi dewan komisaris
independen) dan satu variabel dependen (kinerja keuangan, diukur
menggunakan ROE), antara lain:
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk
melakukan tugas pengawasan pengelolaan perusahaan. Komite audit diukur
dengan menghitung jumlah anggota komite audit dari setiap perusahaan
yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola yang diukur
dengan persentase kepemilikan saham yang dimiliki dewan direksi dan
dewan komisaris dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
institusi seperti perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana,
dan institusi lain yang diukur dengan persentase kepemilikan saham oleh
perbankan, perusahaan asuransi, dana pensiun, reksadana, dan institusi lain
dibagi dengan total jumlah saham beredar.
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang berasal dari
luar pemegang saham perusahaan, yang bebas dari hubungan bisnis
ataupun hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan (KNKG, 2006).
Proporsi komisaris independen diukur dengan persentase jumlah komisaris
independen dibagi dengan total jumlah anggota dewan komisaris.
Kinerja keuangan diukur melalui rasio Proftabilitas, yaitu rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan mencapai laba yang diharapkan.
perhitungan rasio yang digunakan yaitu Return On Equity (ROE) yang
membandingkan laba bersih dengan ekuitas.
Rumus ROE : Return On Equity = Proft after Tax_ x 100% Equity
Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear.
Dalam analisis regresi linier ini, dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji
normalitas, serta pengujian hipotesis secara statistik.
Analisis regresi linier ini menggunakan alat bantu Statistical Package For
Social Science (SPSS). Secara sistematik persamaan dalam regresi ini dapat
dilihat dalam model matematis sebagai berikut : Y = α + β1x1 + β2x2 +
β3x3 + β4x4 +ε
Dimana:
Y = kinerja keuangan (ROE) sebagai variabel dependen
α = konstanta
β = koefsien regresi
X1 = komite audit
X2 = kepemilikan manajerial
X3 = kepemilikan institusional
X3 = komisaris independen
ε = error

D. HASIL
A. JURNAL INTERNASIONAL
 THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE
PERFORMANCE OF US SMALL-CAP FIRMS
Berdasarkan tes Hausman, kami mengkonfrmasi adanya simultanitas
antara sebagian besar mekanisme tata kelola dan kinerja perusahaan. Dalam
persamaan BINDB, ditemukan hubungan substitusi yang diharapkan antara
CEO kepemilikan dan representasi dewan pengurus luar. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan dengan dewan pengurus yang besar
mungkin memiliki masalah dengan aturan. Dalam persamaan SOX
ditemukan bahwa penyelarasan kepentingan antara pemilik dan manajer,
melalui pembayarab untuk struktur remunerasi kinerja CEO, mengurangi
penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan, yang konsisten dengan
John (1993). Meskipun ada yang berpendapat bahwa saham multiclass
mungkin memiliki link dicampur dengan pembiayaan utang, hasilnya
menunjukkan bahwa perusahaan lebih mengandalkan pemantauan dari
pasar modal saat hak suara pemegang saham dilindungi dengan baik.
Penelitian ini memperluas literatur dengan melihat hubungan antara tata
kelola perusahaan dan nilai perusahaan untuk perusahaan-perusahaan
small-cap di AS. Model dokumen interaksi yang signifkan di kalangan
endogen tata kelola mekanisme. Beberapa suboptimal penyebaran dari
mekanisme tata kelola diamati untuk sampel secara keseluruhan. Kami
menemukan bahwa pemakaian utang berpengaruh negatif terhadap kinerja
perusahaan small-cap (bermodal rendah). Hal ini sesuai dengan pandangan
bahwa leverage mengurangi kapasitas manajer untuk bersaing secara
agresif. Untuk perusahaan small-cap dengan CEO yang biasanya memiliki
kepemilikan saham yang tinggi, leverage membatasi kemampuan mereka
untuk berperilaku sebagai pengambil risiko pengusaha. Perusahaan juga
underutilize membayar kinerja kompensasi. Namun, kepemilikan CEO
muncul secara optimal aligned dengan kinerja. Sementara ketentuan
Sarbanes-Oxley Act sulit dipenuhi bagi banyak perusahaan, pengesahan UU
tersebut tidak mempengaruhi kinerja mereka.
 EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM
PERFORMANCE
Relevansi bagi investor informasi mengenai kualitas dan efsiensi tata
kelola dan manajemen perusahaan yang terdaftar menunjukkan bahwa
meningkatkan corporate pemerintahan dapat menjadi strategi untuk
meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan, masing-masing untuk
meningkatkan harga saham saham mereka di pasar modal dan karenanya
untuk meningkatkan nilai bisnis.
Hubungan antara karakteristik terkemuka dan kinerja perusahaan terus
menjadi masalah mendasar dalam literatur tata kelola perusahaan. Asosiasi
antara ukuran dewan dan variasi tingkat kinerja perusahaan terjadi ketika
besar dewan memiliki masalah komunikasi / koordinasi dan lembaga
masalah. Perusahaan dengan sistem yang efektif pemerintahan yang terbaik
ditempatkan untuk memberikan informasi yang transparan tentang kegiatan

pengambilan keputusan dan kontrol yang terutama menyangkut hubungan
antara perusahaan dan investor, yang juga meningkatkan kepercayaan diri
investor dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka bahwa
pemerintahan yang lebih baik memungkinkan akses ke pasar modal dalam
kondisi optimal, adanya praktek-praktek yang baik positif mempengaruhi
nilai pasar dan kinerja perusahaan.
Praktek bisnis menunjukkan bahwa investor bersedia membayar premi
tertentu untuk perusahaan dengan praktik tata kelola yang baik, menyadari
bahwa kinerja keuangan berkaitan erat dengan yang manajerial.
 THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM
PERFORMANCE.

Dalam hal struktur dewan, ukuran dewan berpengaruh negatif dan
signifkan terhadap kinerja perusahaan, yang menyiratkan bahwa, di
dewan ukuran besar, keragaman pendapat dalam 'memiliki dampak
negatif pada pembuatan keputusan, yang merugikan kinerja
perusahaan. Namun demikian, dewan independen berpengaruh positif
dan signifkan terkait dengan kinerja perusahaan. Di sisi lain, CEO
dualitas berpengaruh negatif dan signifkan terkait dengan kinerja
perusahaan, menyimpulkan bahwa, di bawah kondisi yang CEO
berfungsi sebagai eksekutif, dewan kemungkinan akan gagal untuk
menjadi pengawas objektif, Sejalan menempatkan perusahaan
menguntungkan.
Mengenai struktur kepemilikan, kepemilikan insider memiliki
hubungan yang positif dan signifkan dengan kinerja perusahaan,
menunjukkan bahwa kepemilikan insider yang lebih tinggi dapat
mendamaikan pihak berwenang dan pemegang saham luar
kepentingan, akibatnya membuat kinerja perusahaan yang lebih baik.
Rasio saham dijanjikan oleh direksi dan pengawas berhubungan
negatif dengan kinerja perusahaan, menyiratkan bahwa rasio yang
lebih tinggi dari saham berjanji, hubungan yang lebih erat antara
keuangan pribadi direksi dan harga saham akan. Oleh karena itu,
direksi bisa menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan
kepentingan pemegang saham kecil, sehingga kinerja perusahaan
yang buruk. Deviasi antara hak suara dan arus kas yang tepat negatif
dan signifkan terkait dengan kinerja perusahaan, menyiratkan bahwa
kesenjangan besar antara hak suara dan hak arus kas, semakin
banyak insentif pemegang saham pengendali bisa memiliki; sehingga
mereka dapat menggelapkan aset perusahaan, menyebabkan
kerusakan pada bunga pemegang saham kecil dan memburuknya
kinerja perusahaan.
B. JURNAL NASIONAL

 PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BANDUNG
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)

E. KESIMPULAN
A. JURNAL INTERNASIONAL
 THE IMPACT OF CORPORATE GOVERNANCE ON THE PERFORMANCE
OF US SMALL-CAP FIRMS
Y
= Kinerja Perusahaan
X1
= Tata kelola Perusahaan (berpengaruh negatif)
 EFFECTS OF CORPORATE GOVERNACE PRACTICE ON FIRM
PERFORMANCE
Y
= Kinerja Perusahaan
X
= Corporate Governance (berpengaruh)
 THE EFFECTS OF CORPORATE GOVERNANCE ON FIRM
PERFORMANCE.
Y
= Kinerja Perusahaan
H1: Ukuran Dewan berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H2: Dewan Independen berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H3: CEO berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H4: Kepemilikan Insider berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan
H5: Rasio Stock berhubungan negatif dengan kinerja perusahaan.
H6: Penyimpangan antara hak suara dan arus kas yang tepat berhubungan
negatif dengan kinerja perusahaan.
X1
= Ukuran Dewan (berpengaruh negatif signifkan)
X2
= Dewan Independen
(berpengaruh positif signifkan)
X3
= CEO
( berpengaruh negatif signifkan)
X4
= Struktur Kepemilikan (berpengaruh positif signifkan)
X5
= Rasio Saham
(berpengaruh negatif)
X6
= Cashfow
( berpengaruh negatif signifkan)
 PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI KECAMATAN
MENGWI KABUPATEN BANDUNG
 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG
TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA)