KEMATIAN DAN PERLAKUAN YANG BENAR TERHAD

1|Buletin IJI Vol 3/September 2015

KEMATIAN DAN PERLAKUAN YANG BENAR
TERHADAP ORANG MATI

Teguh Hindarto
Catatan Redaksi:
Bulan ini dalam kalender
Yahudi masuk bulan Tishri 5776
(2015)
yang
jatuh
antara
September dan Oktober. Ada tiga
hari raya besar di bulan Tishri
yaitu Rosh ha Shanah (tahun baru
Ibrani, 14 September 2015) atau
Yom Truah (peniupan shofar) lalu

Yom Kippur (pendamaian, 24
September 2015) serta Sukkot

(Pondok Daun, 28 September – 5
Oktober 2015).
Hari Raya Rosh ha
Shanah bukan hanya dirayakan
sebagai perayaan pergantian
tahun baru Ibrani, melainkan
dirayakan sebagai peringatan

2|Buletin IJI Vol 3/September 2015

kebangkitan orang mati. Suara
shofar (sangkakala terbuat dari
tanduk domba) akan ditiup
berulang
kali
menandai
pergantian tahun dan perayaan
sekaligus peringatan akan hari
kebangkitan orang mati. Dari
Rosh ha Shanah hingga Yom

Kippur umat Yahudi penganut
Yudaisme melakukan Teshuvah
(pertobatan)
dan
Tsedaqah
(derma)
untuk
memohon
pengampunan dosa-dosa selama
setahun dan Tuhan mengampuni
pada saat Yom Kippur.
Sebagaimana
umat
Yudaisme
dan
komunitas
Messianik Yudaisme di dunia
merayakan Rosh ha Shanah,
demikian pula komunitas Kristen
mazhab Yudeo Kristen melalui

organisasi
Indonesian
Judeochristianity Institute (IJI)
merayakan hari-hari raya yang
ditetapkan
Tuhan
YHWH
tersebut (Im 23:1-44). Umat
Kristen Mazhab Yudeo Kristen
merayakan Sheva Moedim (tujuh
hari raya) dengan perpektif baru
yaitu berhubungan dengan karya
Mesianis yang dikerjakan oleh

Yesus
dari
Nazaret
yaitu
kelahiran,
kewafatan,

kebangkitan serta kedatangan
Yesus Sang Mesias yang kedua
kali sebagai Raja dan Hakim
Yang Adil.
Buletin
IJI
edisi
September ini memfokuskan
kajian seputar makna kewafatan
dan
bagaimana
tata
cara
memperlakukan orang yang
sudah mengalami kewafatan baik
sebelum dikuburkan maupun
paska
penguburan.
Kiranya
kajian ini memperluas wawasan

aplikasi berbagai aturan dalam
Torah dan sabda Yesus Sang
Mesias yang bukan hanya
berkaitan dengan Ketuhanan dan
ibadah kepada Tuhan melainkan
berbagai perilaku hidup seharihari termasuk memperlakukan
orang-orang
yang
telah
mengalami kewafatan.
Introduksi
Tidak diragukan lagi
bahwa ajaran Yesus Sang Mesias
yang
menyatakan
bahwa
barangsiapa
yang
percaya
kepada-Nya sebagai Juruslamat


3|Buletin IJI Vol 3/September 2015

dan
Putra
Tuhan
serta
memelihara
perintah-perintahNya
akan
mendapatkan
kehidupan kekal (Yoh 5:24-26;
11:25).
Persoalannya
masih
banyak orang Kristen yang belum
memahami
bagaimana
memperlakukan orang yang
sudah meninggal khususnya saat

perawatan sampai dimakamkan
serta bagaimana tata cara ketika
kita datang ke makam orang tua
atau
saudara
yang
telah
meninggal di dalam Tuhan.
Saya
masih
banyak
menjumpai
beberapa
ketidaktepatan perihal perawatan
hingga penguburan bahkan saat
mengunjungi makam orang-orang
yang sudah meninggal. Masih
kerap dijumpai sejumlah orang
Kristen
memandikan

mayat
secara tidak tepat. Selayaknya
dimandikan namun masih saja
ada yang hanya membersihkan
dengan mengelap badan orang
yang sudah mati. Ada pula yang
menempatkan Kitab Suci dalam
gengaman tangan orang yang

sudah meninggal, padahal Firman
Tuhan diperlukan bagi orang
yang masih hidup. Saat hendak
menguburkan orang yang sudah
meninggal
tidak
diadakan
upacara pelepasan dan langsung
dikuburkan. Masih pula dijumpai
orang-orang Kristen yang tidak
peduli dengan anggota keluarga

yang sudah terbaring di bumi,
padahal kita memiliki kewajiban
mengingat hubungan dengan
mereka atau jasa-jasa mereka jika
mereka orang yang berpengaruh.
Masih
banyak
dijumpai
bagaimana jenasah terbaring di
rumah duka tanpa pendampingan
keluarga dll.
Membicarakan kematian
tidak dapat dilepaskan dengan
pemahaman terhadap adanya
manusia
dan
kehidupan.
Kematian adalah kelanjutan dari
sebuah
kehidupan.

Namun
kematian muncul karena suatu
sebab.
Hakikat Manusia
Pertama, ciptaan YHWH
yang memiliki status “Gambar”
(Ibr: demut) dan “Keserupaan”

4|Buletin IJI Vol 3/September 2015

(Ibr: tselem) dengan YHWH (Kej
1:26-27). Kedua, ciptaan yang
diambil dari bahan “debu tanah”
(Ibr: afar) yang dibentuk dan
mendapatkan “nafas Tuhan” (Ibr:
nishmat) (Kej 2:7). Manusia
adalah mahluk yang memiliki
kesadaran
baik
intelektual

maupun spiritual dalam tubuhnya
dikarenakan ada “nafas Tuhan”
dalam dirinya (Ayb 32:8 ; 33:3)
Hakikat Kematian
Kitab Suci mengatakan,
buah dosa adalah maut (Rm 6:3).
Manusia pertama melanggar
perintah YHWH untuk tidak
memakan Buah Pengetahuan
Baik dan Buruk (Kej 3), sehingga
menyebabkan mereka terkutuk
dan berujung pada kefanaan.
Kefanaan,
kematian
secara
teologis adalah buah dosa.
Manusia yang berdosa berpotensi
dan mewarisi maut dalam dirinya.
Secara lahiriah, kematian adalah
terpisahnya roh atau nafas Tuhan
dalam
tubuh
manusia.
Penyebabnya bisa dikarenakan
sakit, usia tua, kecelakaan,
pembunuhan,
dll.
Secara

spiritual,
kematian
adalah
kembalinya manusia ke hadirat
Tuhan
yang
telah
menciptakannya.
Tempat Tinggal Orang Mati
Tempat tinggal manusia
yang telah mengalami kematian
di bumi dinamai dengan beraneka
ragam istilah al., “kuburan”
(haqever), “tempat kebinasaan”
(avadon), “kegelapan” (khosyek),
“negeri lupa” (erets neshiya),
“dunia orang mati” (she‟ol)
(Mzm 88: 11-13)
Keadaan Manusia Yang Sudah
Meninggal
Manusia yang mengalami
kematian
“tidak
memiliki
kekuatan” (lo yekhelash), “tidak
bangkit dari kematian” (lo
yaqum), “tidak terjaga” (lo
yaqishu), “tidak bangun dari
tidurnya” (lo ye‟oru) (Ayb 14:1012, 14)
Dua jenis Orang Mati
Ada dua jenis orang mati.
Orang Benar (tsadik) dan Orang
Jahat (reshaim). Kitab TaNaKh

5|Buletin IJI Vol 3/September 2015

tidak banyak memberi informasi
apa yang terjadi atas Orang Benar
dan Orang Jahat setelah kematian
mereka.
TaNaKh
lebih
menekankan kematian sebagai
ketidakberdayaan
dan
keterpisahan. TaNaKh lebih
menekankan pada kehidupan dan
bagaimana mengisi kehidupan
dengan Torah sebagai penuntun
dan pengajar. Hanya dalam
beberapa Kitab seperti Yesaya
memberikan gambaran mengenai
“Pengadilan atas bumi” (Yes
24:21-23) dan “Hari Kebangkitan
Orang Mati” dimana Orang
Benar maupun Orang Jahat akan
menerima upah (Dan 12:2-3).
Apakah Orang Mati Dapat
Berkomunikasi Dengan Orang
Yang Hidup?
Apakah orang yang sudah
mati
dapat
“berkomunikasi
dengan orang yang hidup?”,
“mengganggu
orang
yang
hidup?” Pembacaan Mazmur
88:11, menyatakan, im refaim
yaqumu yoduka? (apakah roh
orang mati dapat bangkit
bersyukur). Ini bermakna bahwa

orang yang telah terpisah rohnya
dengan tubuhnya tidak dapat
berhubungan,
berkomunikasi,
mengganggu dengan orang-orang
yang masih hidup. Menurut
Pengkhotbah 12:7, “weyashav
he’afar al haarets keshehaya,
weharuakh tashuv el ha Elohim
asher netanah” (dan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan
roh kembali kepada Tuhan yang
mengaruniakannya)”.
Mereka
yang telah meninggal, rohnya
(arwahnya) telah kembali pada
Tuhan.
Lalu
bagaimana
menjelaskan berbagai fenomena
tentang hantu, orang-orang mati
yang
berkomunikasi
dan
mengganggu orang yang hidup?
Mereka adalah shatan yang
menyamar.
Shatan
dapat
menyamar menjadi Malaikat
terang. Kitab Injil memberikan
penegasan mengenai “jurang
yang memisahkan” (Yun: chasma
mega ) antara orang mati yang
satu dengan yang lain (Luk
16:26). Kitab Injil (Besorah)
membedakan antara “Surga” (Ibr:
Malkut
haShamayim/Yun:
Basilea Ouranoi) dan “Neraka”

6|Buletin IJI Vol 3/September 2015

(Ibr: gehinom/Yun: gehena).
Neraka adalah tempat penuh
dengan api dan ratapan kesakitan
serta kertakan gigi (Luk 16: 24,
Why 20:15; 21:8). Surga adalah
tempat yang indah dan penuh
dengan kemuliaan Tuhan (Why
21-22).
Namun kita tidak menolak
pengalaman
rohani
tertentu
dimana dari banyak kesaksian
yang kami kumpulkan dan sering
kami alami bahwa orang-orang
beriman yang sudah meninggal
dapat
memperlihatkan
diri
sekalipun
tidak
dapat
berkomunikasi atau kalaupun
berkomunikasi dengan seijin
malaikat yang mengiringi mereka
(ini adalah pengalaman pribadi
bukan doktrin).
Apa Yang Kita Bawa Saat
Meninggal?
Ada satu hal yang
diabaikan oleh orang Kristen
perihal apa yang akan dibawa
saat orang Kristen meninggal dan
menghadap Tuhan? Ada banyak
perilaku tidak biblikal dari orangorang Kristen dimana saat

jenasah dimasukkan peti diberi
Kitab Suci
di
tangannya.
Bukankah Kita Suci seharusnya
dibaca dan direnungkan oleh
orang-orang yang hidup?
Kitab Suci baik TaNaKh
maupun Kitab Perjanjian Baru
mengajarkan perihal fungsi dan
kedudukan serta nilai perbuatan
baik dalam kekelalan. Kita akan
mengkajinya secara singkat.
Fungsi
Dan
Perbuatan Baik

Kedudukan

Sebelum kita mengupas
nilai
dari
perbuatan
baik
hendaklah kita memahami fungsi
dan kedudukan perbuatan baik
dalam
kehidupan
pengikut
Mesias.
Rasul Yakobus (Ya’aqov)
mengatakan
sbb:
“Apakah
gunanya,
saudara-saudaraku,
jika seorang mengatakan, bahwa
ia mempunyai iman, padahal ia
tidak mempunyai perbuatan?
Dapatkah
iman
itu
menyelamatkan
dia?
Jika
seorang saudara atau saudari
tidak mempunyai pakaian dan

7|Buletin IJI Vol 3/September 2015

kekurangan makanan sehari-hari,
dan seorang dari antara kamu
berkata:
"Selamat
jalan,
kenakanlah kain panas dan
makanlah sampai kenyang!",
tetapi ia tidak memberikan
kepadanya apa yang perlu bagi
tubuhnya, apakah gunanya itu?
Demikian juga halnya dengan
iman: Jika iman itu tidak disertai
perbuatan, maka iman itu pada
hakekatnya adalah mati” (Yak
2:14-17).
Fungsi perbuatan adalah
MENYEMPURNAKAN
dan
MEMBUKTIKAN
bahwa
seseorang
memiliki
iman
sebagaimana dikatakan: “Tetapi
mungkin ada orang berkata:
"Padamu ada iman dan padaku
ada perbuatan", aku akan
menjawab dia: "Tunjukkanlah
kepadaku imanmu itu tanpa
perbuatan, dan aku akan
menunjukkan kepadamu imanku
dari
perbuatan-perbuatanku."
(Yak 2:18) dan “Kamu lihat,
bahwa iman bekerjasama dengan
perbuatan-perbuatan dan oleh
perbuatan-perbuatan itu iman
menjadi sempurna” (Yak 2:22).

Rasul Paul mengatakan
dalam suratnya bahwa Kitab Suci
dapat melengkapi kita dengan
pedoman-pedoman berbuat baik.
Muara akhir pembacaan dan
pemahaman atas Kitab Suci
adalah berbuat baik sebagaimana
dikatakan: “Segala tulisan yang
diilhamkan
Tuhan
memang
bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan
untuk mendidik orang dalam
kebenaran. Dengan demikian
tiap-tiap manusia kepunyaan
Tuhan diperlengkapi untuk setiap
perbuatan baik” (2 Tim 3:16-17).
Perbuatan
baik
adalah
PENGAMALAN seseorang akan
perintah-perintah Tuhan.
Nilai
Baik

Dan Upah Perbuatan

Setelah kita mengulas
fungsi dan kedudukan perbuatan
baik marilah kita menggali nilai
dan upah dari perbuatan baik.
Rasul Paul mengatakan sbb:
“Jangan sesat! Tuhan tidak
membiarkan
diri-Nya
dipermainkan. Karena apa yang

8|Buletin IJI Vol 3/September 2015

ditabur orang, itu juga yang akan
dituainya. Sebab barangsiapa
menabur dalam dagingnya, ia
akan menuai kebinasaan dari
dagingnya, tetapi barangsiapa
menabur dalam Roh, ia akan
menuai hidup yang kekal dari
Roh itu. Janganlah kita jemujemu berbuat baik, karena
apabila sudah datang waktunya,
kita akan menuai, jika kita tidak
menjadi lemah” (Gal 6:7-9).
Dalam suratnya yang lain
Rasul Paul mengingatkan sbb:
“Camkanlah ini: Orang yang
menabur sedikit, akan menuai
sedikit juga, dan orang yang
menabur banyak, akan menuai
banyak juga. Hendaklah masingmasing memberikan menurut
kerelaan hatinya, jangan dengan
sedih hati atau karena paksaan,
sebab Tuhan mengasihi orang
yang memberi dengan sukacita.
Dan
Tuhan
sanggup
melimpahkan
segala
kasih
karunia kepada kamu, supaya
kamu senantiasa berkecukupan di
dalam segala sesuatu dan malah
berkelebihan di dalam pelbagai
kebajikan” (2 Kor 9:6-8)

Dua kutipan surat di atas
memberikan penegasan pada kita
bahwa seberapa banyak yang kita
perbuat entah menolong orang
atau memberikan tsedaqah kita
dalam bentuk harta kepada yang
memerlukannya,
akan
BERDAMPAK dalam kehidupan
kita. Seberapa banyak kita
berbuat, demikianlah yang akan
kita terima dalam kehidupan ini.
Oleh karenanya, janganlah jemu
dalam berbuat kebajikan agar kita
memperoleh
kebajikan
dan
kemurahan
Tuhan
dalam
kehidupan di dunia ini.
Saya sering melihat dan
menggemari salah satu tayangan
di televisi swasta yang berjudul
“Minta Tolong”. Tayangan ini
menyiarkan bagaimana respon
orang-orang
kaya
ketika
seseorang
meminta
tolong
sesuatu darinya sangat jauh
berbeda dengan orang-orang
miskin. Justru yang selalu
memiliki kepekaan sosial dalam
menolong adalah orang-orang
yang marjinal secara ekonomi
dan sosial sehingga mereka
akhirnnya menerima upah dan

9|Buletin IJI Vol 3/September 2015

berkat
dari
penyelenggara
program
siaran
tersebut.
Demikian pula jika kita tekiun
dan rela dalam berbuat kebaikan
tanpa mengharap upah dan
pahala, maka Tuhan akan
menyediakan upah dan pahala
berupa kebaikkan yang akan
mencukupi kebutuhan dalam
kehidupan kita.
Perbuatan baik bukan
hanya memiliki nilai di DUNIA
ini namun dalam KEKEKALAN.
Maksud saya, perbuatan baik
bukan prasyarat untuk masuk
dalam kekekalan karena sebagai
pengikut Mesias kita telah
menerima
kekekalan
dan
kehidupan melalui iman kita
kepada Yesus Sang Mesias,
namun demikian perbuatan baik
kita di dunia kita akan memiliki
nilai
yang
dibawa
dan
menentukan kita sebagai apa dan
bagaimana dalam kekekalan
sebagaimana dikatakan:
“Ia akan membalas setiap
orang menurut perbuatannya,
yaitu hidup kekal kepada mereka
yang dengan tekun berbuat baik,

mencari kemuliaan, kehormatan
dan
ketidakbinasaan,
tetapi
murka dan geram kepada mereka
yang
mencari
kepentingan
sendiri, yang tidak taat kepada
kebenaran,
melainkan
taat
kepada kelaliman” (Rm 2:6-8).
“Sebab kita semua harus
menghadap takhta pengadilan
(Mesias) supaya setiap orang
memperoleh apa yang patut
diterimanya, sesuai dengan yang
dilakukannya dalam hidupnya
ini, baik ataupun jahat” (2
Korintus 5:10).
“Lalu aku mendengar
seperti suara himpunan besar
orang banyak, seperti desau air
bah dan seperti deru guruh yang
hebat, katanya: "Halelu-Yah!
Karena YHWH, Tuhan kita, Yang
Mahakuasa, telah menjadi raja.
Marilah kita bersukacita dan
bersorak-sorai, dan memuliakan
Dia! Karena hari perkawinan
Anak Domba telah tiba, dan
pengantin-Nya telah siap sedia.
Dan kepadanya dikaruniakan
supaya memakai kain lenan halus
yang berkilau-kilauan dan yang

10 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

putih bersih!" (Lenan halus itu
adalah
perbuatan-perbuatan
yang benar dari orang-orang
kudus).
Lalu
ia
berkata
kepadaku:
"Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang
diundang ke perjamuan kawin
Anak Domba." Katanya lagi
kepadaku: "Perkataan ini adalah
benar, perkataan-perkataan dari
Tuhan” (Why 19:6-9)
“Dan aku mendengar
suara dari sorga berkata:
Tuliskan: "Berbahagialah orangorang mati yang mati dalam
Tuhan, sejak sekarang ini."
"Sungguh," kata Roh, "supaya
mereka boleh beristirahat dari
jerih lelah mereka, karena segala
perbuatan mereka menyertai
mereka." (Why 14:13)
Perbandingan
Mengenai
Perbuatan Baik Dalam Islam
dan Kristen
Islam
menekankan
perbuatan
baik
untuk
mendapatkan
keselamatan
surgawi sebagaimana dikatakan
dalam Qs 4:122 sbb: “Orangorang yang beriman dan

mengerjakan amalan saleh, kelak
akan Kami masukkan ke dalam
surga yang mengalir sungaisungai di dalamnya, mereka
kekal di dalamnya selamalamanya. Allah telah membuat
suatu janji yang benar. Dan
siapakah yang lebih benar
perkataannya dari pada Allah ?”
Bahkan
di
hari
penghakiman, keputusan masuk
surga atau neraka pun didasarkan
atas penimbangan amal (bukan
penimbangan
ketakwaan)
sebagaimana dikatakan:
Qs
23:
102-103:
“Barangsiapa
yang
berat
timbangan (kebaikan)nya, maka
mereka itulah orang-orang yang
dapat
keberuntungan.
Dan
barangsiapa
yang
ringan
timbangannya, maka mereka
itulah
orang-orang
yang
merugikan
dirinya
sendiri,
mereka kekal di dalam neraka
Jahannam”
Qs 84:7-12: “Adapun
orang yang diberikan kitabnya
dari sebelah kanannya, maka dia
akan
diperiksa
dengan

11 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

pemeriksaan yang mudah, dan
dia akan kembali kepada
kaumnya
(yang
sama-sama
beriman) dengan gembira. 10.
Adapun
orang-orang
yang
diberikan kitabnya dari belakang,
maka dia akan berteriak:
"Celakalah aku." Dan dia akan
masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka)”
Mengenai penimbangan
amal ini dikatakan dalam Hadits
Riwayat Ahmad Tirmidzi, Ibnu
Abid Dunya sbb: “Dirintangi
manusia pada hari kiamat dengan
tiga rintangan. Dua rintangan
adalah
perdebetana
dan
perbantahan,
satu
rintangan
adalah
pembagian
catatan
amalnya.
Barangsiapa
yang
menerima catatan amalnya di
tangan kanannya, maka dihisab
dengan hisab yang gampang, dan
masuklah ia ke dalam surga.
Barangsiapa diberikan catatan
amalnya di tangan kirinya
masuklah ia ke dalam neraka”
Bahkan mayat yang akan
dikubur ditemani tiga hal yaitu
keluarga, harta benda dan amal

perbuatannya
sebagaimana
dikatakan dalam Hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim sbb:
“Pemberangkatan mayat itu
diiringi oleh tiga hal, yaitu:
keluargannya, harta bendanya
dan amal perbuatannya. Yang
dua akan pulang kembali dan
satunya akan tetap tinggal. Yang
pulang adalah keluarga dan
harta bendannya, sedangkan
yang
tetap
tinggal
ialah
amalannya”
Dari kajian di atas kita
bisa melihat bahwa fungsi dan
kedudukan perbuatan baik ada
kesamaan dan ada perbedaan
antara Islam dan Kristen. Dalam
Kekristenan, perbuatan baik
bukan
untuk
memperoleh
keselamatan melainkan buah
keselamatan
yang
akan
berpengaruh dalam kekekalan
dimana kita akan mendapat apa
dalam kehidupan kekal besok
Kemana Orang Beriman Saat
Mereka Meninggal?
Orang
Kristen
pada
umumnya begitu yakin bahwa
setiap orang yang percaya Yesus

12 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

saat meninggal langsung masuk
Surga sementara yang tidak
percaya Yesus akan langsung
masuk
Neraka.
Sebuah
pemahaman keagamaan yang
terlalu sederhana dan tidak
mendapatkan rujukan dalam
Kitab Suci. 2 Korintus 5:10
mengatakan, “Sebab kita semua
harus
menghadap
takhta
pengadilan Mesias, supaya setiap
orang memperoleh apa yang
patut diterimanya, sesuai dengan
yang
dilakukannya
dalam
hidupnya ini, baik ataupun
jahat”. Bagaimana mungkin kita
akan langsung berada di Surga
dan Neraka padahal kita semua
belum melewati fase tersebut,
yaitu Pengadilan Mesias?
Kenyataan
di
atas
dipertegas dalam Wahyu 20:1115 sbb, “Lalu aku melihat suatu
takhta putih yang besar dan Dia,
yang duduk di atasnya. Dari
hadapan-Nya lenyaplah bumi dan
langit dan tidak ditemukan lagi
tempatnya. Dan aku melihat
orang-orang mati, besar dan
kecil, berdiri di depan takhta itu.
Lalu dibuka semua kitab. Dan

dibuka juga sebuah kitab lain,
yaitu kitab kehidupan. Dan
orang-orang
mati
dihakimi
menurut
perbuatan mereka,
berdasarkan apa yang ada
tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Maka laut menyerahkan orangorang mati yang ada di
dalamnya, dan maut dan
kerajaan maut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di
dalamnya, dan mereka dihakimi
masing-masing
menurut
perbuatannya. Lalu maut dan
kerajaan
maut
itu
dilemparkanlah ke dalam lautan
api. Itulah kematian yang kedua:
lautan api. Dan setiap orang
yang tidak ditemukan namanya
tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam
lautan api itu”
Saat
orang
beriman
meninggal, mereka akan dibawa
oleh malaikat ke suatu tempat
yang disebut dengan Firdaus.
Yesus bersabda, “Kata Yesus
kepadanya:
"Aku
berkata
kepadamu, sesungguhnya hari ini
juga engkau akan ada bersamasama dengan Aku di dalam

13 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

Firdaus" (Luk 23:43). Rasul Paul
menyebutnya
suatu
tempat
pengumpulan orang beriman
sebagaimana dikatakan, “Karena
jikalau kita percaya, bahwa
Yesus telah mati dan telah
bangkit, maka kita percaya juga
bahwa mereka yang telah
meninggal dalam Yesus akan
dikumpulkan Tuhan bersamasama dengan Dia” (1 Tes 4:14).
Saat orang tidak beriman
meninggal, mereka akan berada
di dunia orang mati (sheol,
Ibr/hades, Yun) sebagaimana
dikatakan dalam Lukas 16:19-31
sbb: "Ada seorang kaya yang
selalu berpakaian jubah ungu
dan kain halus, dan setiap hari ia
bersukaria dalam kemewahan.
Dan ada seorang pengemis
bernama Lazarus, badannya
penuh dengan borok, berbaring
dekat pintu rumah orang kaya
itu, dan ingin menghilangkan
laparnya dengan apa yang jatuh
dari meja orang kaya itu.
Malahan anjing-anjing datang
dan
menjilat
boroknya.
Kemudian matilah orang miskin
itu, lalu dibawa oleh malaikat-

malaikat ke pangkuan Abraham.
Orang kaya itu juga mati, lalu
dikubur. Dan sementara ia
menderita sengsara di alam maut
ia memandang ke atas, dan dari
jauh dilihatnya Abraham, dan
Lazarus duduk di pangkuannya.
Lalu ia berseru, katanya: Bapa
Abraham,
kasihanilah
aku.
Suruhlah Lazarus, supaya ia
mencelupkan ujung jarinya ke
dalam air dan menyejukkan
lidahku, sebab aku sangat
kesakitan dalam nyala api ini.
Tetapi Abraham berkata: Anak,
ingatlah, bahwa engkau telah
menerima segala yang baik
sewaktu hidupmu, sedangkan
Lazarus segala yang buruk.
Sekarang ia mendapat hiburan
dan engkau sangat menderita.
Selain dari pada itu di antara
kami dan engkau terbentang
jurang yang tak terseberangi,
supaya mereka yang mau pergi
dari sini kepadamu ataupun
mereka yang mau datang dari
situ kepada kami tidak dapat
menyeberang. Kata orang itu:
Kalau demikian, aku minta
kepadamu, bapa, supaya engkau

14 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

menyuruh dia ke rumah ayahku,
sebab masih ada lima orang
saudaraku,
supaya
ia
memperingati mereka dengan
sungguh-sungguh, agar mereka
jangan masuk kelak ke dalam
tempat penderitaan ini. Tetapi
kata Abraham: Ada pada mereka
kesaksian Musa dan para nabi;
baiklah mereka mendengarkan
kesaksian itu. Jawab orang itu:
Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika
ada seorang yang datang dari
antara orang mati kepada
mereka, mereka akan bertobat.
Kata Abraham kepadanya: Jika
mereka tidak mendengarkan
kesaksian Musa dan para nabi,
mereka tidak juga akan mau
diyakinkan,
sekalipun
oleh
seorang yang bangkit dari antara
orang mati."
Jadi dalam dunia orang
mati (hades, sheol) ada aktifitas
dan terpisah dengan Firdaus. Saat
hari penghakiman maka orang
beriman yang berada di Firdaus
akan masuk dalam Kerajaan
Sorga sebagaimana dikatakan
Wahyu 22:14, “Berbahagialah
mereka
yang
membasuh

jubahnya.
Mereka
akan
memperoleh hak atas pohonpohon kehidupan dan masuk
melalui pintu-pintu gerbang ke
dalam kota itu”. Dan mereka
yang tidak beriman akan berada
dalam
Neraka
sebagaimana
dikatakan dalam Wahyu 22:15,
“Tetapi
anjing-anjing
dan
tukang-tukang sihir, orang-orang
sundal, orang-orang pembunuh,
penyembah-penyembah berhala
dan setiap orang yang mencintai
dusta
dan
yang
melakukannya,tinggal di luar”.
Demikian pula dikatakan
sebelumnya dalam Wahyu 21:8,
“Tetapi orang-orang penakut,
orang-orang yang tidak percaya,
orang-orang keji, orang-orang
pembunuh, orang-orang sundal,
tukang-tukang sihir, penyembahpenyembah berhala dan semua
pendusta, mereka akan mendapat
bagian mereka di dalam lautan
yang menyala-nyala oleh api dan
belerang”

15 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

Perlakuan Terhadap Orang
Yang Sudah Meninggal (Kaved
ha Metim)
Orang
yang
sudah
meninggal, sekalipun rohnya
sudah berlalu bukan bermakna
dia tidak melihat apa yang kita
kerjakan. Oleh karenanya kita
sebagai orang beriman harus
memperlakukan orang yang
sudah meninggal dengan baik
sebagaimana saat mereka masih
hidup.
Perlakuan terhadap orang
mati dan orang-orang yang
sedang mengalami
dukacita
meliputi beberapa hal yaitu:
Penyucian (Taharah)

menghantarkannya
nyanyian pujian dan doa

dalam

Penguburan orang mati
Saat peti mati masukkan
dalam tanah, harus dilaksanakan
doa
penghantar
sebagai
penghormatan terakhir kalinya.
Ibadah Penghiburan keluarga
(Nihum Avelim)
Agar
keluarga
yang
ditinggalkan tidak larut dalam
kesedihan
dan
senantiasa
memfokuskan pada kebesaran
Tuhan,
diperlukan
ibadah
penghiburan.
Ibadah Peringatan orang yang
mati (Yiszkor dan Yahrzeit)

Jenasah harus dimandikan
bukan dilap dengan air. Jenasah
mengeluarkan kotoran dari dalam
tubuh dan harus dibuang dengan
air. Jika diwaslap hanya akan
membalikkan kotoran dalam
badan.

Tiap
jatuh
tanggal
kewafatan kelaurag yang telah
wafat
(ha
metim)
perlu
dilaksanakan ibadah kecil dalam
keluarga

Ibadah Penguburan orang mati

Waktu-waktu
perkabungan adalah waktu untuk

Bentuk
penghormatan
terakhir terhadap jenazah adalah

Waktu Perkabungan (Avelut)

16 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

pengungkapan kesedihan
pengharapan pada Tuhan

dan

mengadakan perkabungan (Kej
50:10)

Perihal perawatan orang mati
meliputi: Memandikan orang
mati, memberikan wewangian
pada orang mati, memberikan
rempah-rempah (Kej 50:2, 26;
Mrk 16:1, Luk 23:56, 24:1; Yoh
19:40).
Rempah-rempah
ini
berfungsi
sebagai
pengawet
terhadap orang mati sehingga
tidak mengeluarkan bau. Lazarus
yang sudah meninggal 4 hari
tidak mengalami bau busuk
karena diberi rempah-rempah
(Yoh 11:17)

Dalam masa perkabungan
menggunakan kain kabung (Mzm
35:13, Kej 37:34, 1 Raj 20:32,
Mzm 30:12, Yes 20:2;37:1, Yun
3:5). Dalam masa perkabungan
ada nyanyian perkabungan (Mat
11:7)

Perihal penguburan orang
mati meliputi: Orang mati
dikubur bukan dibakar (Kej 23:4;
25:9;47:29;50:13), orang mati
dibaringkan dalam kubur (Mrk
6:29), orang mati dikafani dengan
kain putih (Mat 27:59-60)
Perihal perkabungan dan
waktu untuk perkabungan, Kitab
Suci mencatat sbb: Yakub
berkabung (Kej 37:34), Bangsa
Israel berkabung (Bil 14:39),
Yehuda berkabung karena Yosia
(2
Taw
35:24),
Yusuf

Ibadah Shiva, Shloshim, Avelut
Dalam tradisi Yahudi
dilaksanakan ibadah Shiva (7
hari), Shloshim (30 hari), Avelut
(1 tahun). Tradisi ini baik
dilaksanakan oleh orang Kristen
dengan tujuan sbb: Pertama,
mengingat yang telah wafat baik
jasanya, perbuatannya, karyanya.
Banyak
orang
Kristen
menganggap jika keluarga yang
sudah mati maka tidak perlu
diingat lagi karena sudah ada di

17 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

Surga. Ini sebuah kesalahan yang
serius. Kita masih terhubung
sebagai orang yang beriman yang
kelak akan berjumpa dalam
kebangkitan orang mati dan
dalam kekekalan. Makaberbagai
ibadah di atas dimaksudkan untuk
menghubungkan kesatuan iman
tersebut. Kedua, memberikan
penguatan pada keluarga yang
ditinggalkan agar senantiasa
berfokus pada Tuhan dan
kuasanya
serta
tidak
memfokuskan
dirinya
pada
kesedihan.

http://www.biblicalarchaeology.org/dail
y/ancient-cultures/ancient-israel/theonly-ancient-jewish-hair-ever-found/

Shemira (Menjaga Jenazah)
Keluarga dari orang yang
meninggal
dapat
secara
bergantian menjaga jenazah baik
siang dan malam dengan

membacakan Mazmur atau kitab
Ratapan. Bacaan-bacaan dari
Kitab Mazmur dapat dipilih yang
bertemakan penguatan iman dan
pengagungan kuasa Tuhan seperti
dari Mazmur 91, Mazmur 116,
Mazmur 119 dll.
Mereka yang bertugas
menjaga sambil membacakan
Kitab
Mazmur
dinamakan
Shemira (penjaga, pengawas
untuk laki-laki) atau Shemirot
(penjaga,
pengawas
untuk
perempuan)
atau
Shomrim
(penjaga, pengawas untuk jika
bersama-sama baik laki-laki dan
perempuan).

https://en.wikipedia.org/wiki/Funeral

Bolehkah
Orang
Kristen
Mengunjungi Makam Orang
Yang Sudah Meninggal?
Mazmur 16:3 mengatakan
sbb: ‫ואדירי המה אׁשר־בארץ לקדוׁשים‬

18 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

‫( כל־חפצי־בם‬Liqdoshim asher
baarets weadirey kol kheftsi vam)
yang artinya “orang-orang kudus
yang ada di negeri ini dan yang
mulia,
semuanya
adalah
kesukaanku”.
Dua kata kunci dalam
ayat ini adalah ‫( קדוׁשים‬qedoshim)
yang artinya “orang-orang kudus”
dan ‫( אדיר‬adir) yang artinya
“yang mulia”, “yang terhormat”.
Pemazmur menjadikan mereka
sebagai
kesukaannya,
kebanggaannya,
idolanya.
Merekalah tempat kita bertanya
dan
berkonsultasi
dalam
menemukan kehendak Tuhan
agar kita hidup bahagia. Tidak
dikarenakan
Tuhan
adalah
sumber kekuatan yang menjaga
dan melindungi dan menjadi yang
terbaik bagi diri kita, kemudian
kita merendahkan manusia yang
memiliki
kelebihan
tertentu
dalam hal spiritual, moral serta
intelektual.
Siapakah yang dapat
dikategorikan Qedoshim dan Adir
dalam konteks ayat di atas?
Mereka adalah para nabi, para

rabbi, para rasul, para gembala,
para pekabar injil serta orangorang yang pernah membimbing
kita mengalami pengenalan akan
Tuhan.
Kita
selayaknya
menghormati
dan
mencari
pengetahuan dari orang-orang
sedemikian baik saat mereka
hidup maupun saat mereka sudah
wafat.

Lukisan karya Carl Heinrich Bloch
(1890)

Apa yang dapat kita
lakukan jika para pemimpin dan
guru rohani serta para pahlawan
iman telah wafat dan berlalu dari
ingatan manusia yang hidup
dalam generasi berikutnya? Rasul
Paul berkata dalam Ibrani 13:7

19 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

dan 17 sbb, “Ingatlah akan
pemimpin-pemimpin kamu, yang
telah menyampaikan firman
Tuhan kepadamu. Perhatikanlah
akhir
hidup
mereka
dan
contohlah
iman
mereka”…Taatilah
pemimpinpemimpinmu dan tunduklah
kepada mereka, sebab mereka
berjaga-jaga
atas
jiwamu,
sebagai orang-orang yang harus
bertanggung jawab atasnya.
Dengan jalan itu mereka akan
melakukannya dengan gembira,
bukan dengan keluh kesah, sebab
hal itu tidak akan membawa
keuntungan bagimu”. Hendaklah
kita mengingat jasa dan peran
serta karya mereka dalam
penyebarluasan Kerajaan Tuhan
baik dalam pemberitaan Injil
Keselamatan maupun pembinaan
umat yang dipimpinya. Apa yang
diingat? Iman mereka, ajaranajaran mereka, komitmen mereka,
kedisplinan mereka, kelebihan
mereka, dll. Bagaimana cara kita
mengingat mereka? Salah satunya
dengan mengunjungi makam
tempat di mana mereka berbaring
untuk terakhir kalinya. Kemudian

mengunjungi tempat dimana
mereka pernah tinggal baik
rumah pribadi atau tempat ibadah
yang pernah mereka dirikan.
Apa yang kita lakukan
saat mengunjungi kuburan para
pahlawan dan pemimpin iman
yang dikategorikan qedoshim
danadir tersebut ? Apakah yang
harus
kita
lakukan
saat
mengiunjungi makam keluarga
kita? Menaikkan doa Kadish,
Yizkor, Yahrzeit (jika bertepatan
dengan
tanggal
kewafatan
anggota keluarga), membaca
mazmur-mazmur al. Mazmur 91,
membersihkan kuburan anggota
keluarga dari kotoran, menabur
bunga/meletakkan batu-batu kecil
sebagai lambang penghormatan
dan kehadiran
Apa yang tidak boleh kita
kerjakan
saat
mengunjungi
kuburan keluarga para pahlawan
dan pemimpin iman yang
dikategorikan qedoshim dan adir
tersebut ? Tidak diperbolehkan
meminta syafaat dan pertolongan
pada anggota keluarga kita yang
wafat,
tidak
diperbolehkan

20 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

memberikan sesaji sebagaimana
dilakukan orang-orang yang tidak
mengenal
YHWH,
tidak
diperbolehkan
mendoakan
keselamatan anggota keluarga
kita yang telah wafat
Mengikuti tradisi Yahudi ada
pembacaan doa Yizkor dan
Yahrzeit. Yizkor artinya “Dia
mengingat”. Sementara Yahrzeit
artinya
Peringatan
hari
kewafatan. Sebagai pengikut
Yesus Sang Mesias, kita memiliki
keyakinan bahwa perbuatan baik
tidak membuat kita memperoleh
kehidupan kekal (Ef 2:8)
sekalipun
perbuatan
baik
memiliki nilai dalam kekekalan
(Rm 2:6-8), oleh karenanya
struktur dan susunan Yizkor
Qahal Mesias lebih menekankan
penegasan keyakinan atas karya
Tuhan bagi orang yang telah
meninggal dalam kepercayaan
kepada-Nya
sebagaimana
dituliskan di bawah ini.
Yizkor
Elohim
nishmat
Rabinu_______shehalak
le‟olamo, yehi katuv: Yaqar
beeyney
Yahweh
hamawta

lakhasidiy, weyashav he‟afar
alhaarets keshehayah weharuakh
ttashuv el ha Elohim asher
netanah, kol adam hamaqshiv
divrey
Yahshua
Moshienu
umaamin yesh lo khayyey „olam,
Ani maamin wenomar: Amen
Biarlah Tuhan mengingat jiwa
Guru kami_____________ yang
telah pergi menuju alam kekal,
jadilah sebagaimana tertulis:
Berharga di mata Yahweh,
kematian orang-orang saleh-Nya
(Mzm 116:15), dan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan
roh kembali kepada Tuhan yang
mengaruniakannya
(Pengkh
12:7), semua
orang yang
mendengar perkataan Yahshua
Sang
Mesias
dan
mempercayainya, sesungguhnya
akan mengalami kehidupan kekal
(Yoh 5:24). Aku percaya, marilah
kita berkata: Amen.
Penutup
Kiranya kajian perihal
perlakuan yang pantas terhadap
orang yang sudah meninggal
mulai dari pentahiran hingga
penguburan
serta
paska

21 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

penguburan,
memberikan
pengetahuan yang memadai
terhadap orang Kristen untuk
memiliki adab dan kesantunan
dalam memperlakukan orangorang yang sudah meninggal.

22 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

INDONESIAN JUDEOCHRISTIANITY INSTITUTE
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) adalah organisasi yang
didirikan dengan maksud dan tujuan sbb:
1. Menghadirkan Kekristenan dengan corak Semitik Yudaik sebagai
akar historisnya. Corak Semitik Yudaik tersebut dijabarkan dalam
Pokok Keimanan (Akidah/Emunah) dan
Tata Peribadatan
(Ibadah/Avodah) serta Perilaku Hidup (Akhlaq/Halakah)
2. Mengisi kesenjangan materi terkait Yudaisme sebagai akar
Kekristenan awal, dalam berbagai kajian dan kurikulum Teologi
3. Melakukan berbagai kajian kritis dan teologis terhadap Kitab Suci
dengan pola pikir Ibrani
4. Menghadirkan penafsiran baru terhadap Torah dan relevansinya
terhadap Kekristenan masa kini
5. Melakukan kajian-kajian mengenai hubungan Kekristenan awal
dengan kebudayaan Semitik
6. Memperkokoh Teologi Judeochristianity

23 | B u l e t i n I J I V o l 3 / S e p t e m b e r 2 0 1 5

7. Membantu pemerintah dalam pembangunan mental dan spiritual
bangsa dalam rangka pembinaan manusia Indonesia seutuhnya
Sebelumnya organisasi ini bernama Forum Studi Mesianika (FSM).
Berdasarkan rapat anggota yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juli 2012
lalu, maka Forum Studi Mesianika (FSM) berganti nama menjadi
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI).
Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) bekerjasama dan berafiliasi
dengan Hebraic Root Teaching Institute (HRTI) yang berdomisili di Afrika
Selatan dengan pimpinan Prof. Liebenberg.
Salah satu usaha untuk mencapai beberapa tujuan di atas diantaranya
adalah menerbitkan buletin berkala sebagai wujud komunikasi dan
pembelajaran anggota IJI.

Indonesian Judeochristianity Institute (IJI)
Email: derekhatov@gmail.com
Website: www.messianic-indonesia.com (www.hrti.co.za)
Facebook:Messianic Indonesia (Indonesian Judeochristianity Institute)
Donasi dan Informasi: 081327274269