MODEL SPIRITUALITAS Evaluasi 2 dua buku

MODEL SPIRITUALITAS
Evaluasi 2 (dua) buku Dark Side of Leadership karangan Gary L.
McIntosh dan Samuel D. Rima dan Emotionally Healthy
Spirituality karangan Peter Scazzero

Diajukan Kepada Drs. Dhwi Waspodo, Untuk Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan Mata Kuliah Spiritualitas Kepemimpinan pada Program Pascasarjana
Sekolah Tinggi Teologi INTI Jurusan Kepemimpinan Kristen

HUSEIN CHANDRA
NIM. 014.008.0378

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INTI
BANDUNG
2015

Evaluasi Buku Dark Side of Leadership
Ambisi pribadi dan hasrat yang berbahaya untuk memperoleh atau memiliki
sesuatu yang tidak dapat dimiliki, yaitu keberhasilan. Kita hidup di dalam budaya
yang terobsesi dengan memiliki dan berhasil. Keberhasilan yang sejati adalah suatu
status menjadi bukan memperoleh.

Banyak pemimpin Kristen terdorong secara maniak untuk memperoleh
keberhasilan. Keberhasilan diukur dari jumlah hadirin, ukuran dan fasilitas yang
dimiliki, jumlah anggota staf, banyaknya program dan besarnya anggaran.
Akibatnya, para pemimpin terdorong untuk meraih hal-hal diatas supaya berhasil
untuk mencapainya.
Hasrat untuk memiliki hal-hal ini tidak selaras dengan konsep-konsep
alkitabiah tentang gereja dan bahkan kekristenan. Jika mereka tidak memperoleh
apa-apa, mereka bukanlah apa-apa. Menjadi telah terkait erat dan tidak terpisahkan
dengan memperoleh.
Yesus melihat keberhasilan kerajaan dalam istilah menjadi, bukan dalam
arti memperoleh atau bahkan mengerjakan. Budaya sekarang cenderung kepada
memiliki lebih banyak barang dalam upaya untuk menjadi seseorang.
Sisi Gelap. Sisi gelap menunjuk kepada dorongan batin kita, tekanan,
motivasi dan disfungsi yang menggerakkan kita menuju keberhasilan atau
meremehkan pencapaian kita. Sisi gelap kita berkembang perlahan sepanjang
pengalaman hidup dan sering kali terungkap di dalam momen-momen yang
menyebabkan frustrasi atau kemarahan. Sisi gelap itu merupakan perkembangan
yang lazim dari kehidupan dan dapat menjadi agen untuk kebaikan maupun
keburukan di dalam hidup kita.


Bahaya dari sisi gelap. Pemimpin dapat menjadi penyebab dari keputusankeputusan yang tidak bijaksana, beresiko, dan bahkan janggal dan berpotensi
membahayakan diri mereka sendiri dan orang-orang yang mereka pimpin atau
layani. Jika pemimpin tidak mau menempuh perjalanan batin untuk menggali dan
menyelesaikan isu-isu sisi gelap mereka, akan mengakibatkan kegagalan
kepemimpinan.
Orang-orang yang mengabaikan atau tidak mau mengakui sisi gelap mereka
sering kali menghadapi kegagalan besar dalam tanggung jawab kepemimpinan
mereka. Para pemimpin yang menghadapi sisi gelap mereka dan menebusnya,
melakukan yang terbaik sepanjang karirnya.
Bahan-bahan baku yang terkandung dalam sisi gelap adalah kesombongan,
keegoisan, menipu diri, dan motif-motif yang keliru. Pemimpin yang menyadari
sisi gelap mereka dan bersedia menanganinya secara terbuka dan jujur dihadapan
Allah akan dikuatkan agar lebih efektif.
Sisi gelap dari kepemimpinan tumbuh melalui pola-pola / tanda-tanda yang
dapat diprediksi dan umumnya terjadi pada pengalaman masa kanak-kanak dan
remaja yang membentuk sisi gelap kita. Tanda-tanda itu adalah dorongan untuk
berhasil, hasrat untuk diterima, ketakutan yang tidak masuk akal, kebutuhan untuk
mengendalikan, perfeksionisme, atau berbagai tekanan. Sisi gelap kita cenderung
menjadi pengganti yang berlebihan atas kebutuhan-kebutuhan yang belum
terpenuhi.

Ada satu sisi baik dari sisi gelap itu yaitu sebagai mentor senyap yang
melatih kita untuk menang di dalam area yang sama dari kehidupan kita yang
pertama kali telah menciptakan sisi gelap itu. Mereka yang merefleksikan akan

melihat bahwa sisi gelap itu memiliki pengaruh yang kuat pada keberhasilan
mereka sekarang.
Sisi gelap dapat memunculkan yang baik atau yang buruk, kegembiraan
atau kesedihan, potensi atau masalah. Aspek negatif dari sisi gelap akan mencuat
ke permukaan jika menggunakannya secara egois, sebaliknya kita dapat
memanfaatkan untuk melayani maksud-maksud Allah di dalam hidup kita, tidak
hanya untuk kebutuhan kita saja.
Pemimpin yang kompulsif. Wujud dari sisi gelap adalah pertumbuhan
pemimpin yang kompulsif yang mencakup seperti sadar status, mencari dukungan
dan pujian dari mereka yang berkuasa, berusaha mengendalikan banyak kegiatan
dan mempertahankan tatanan dan biasanya gila kerja, ada kalanya moralistik, kaku
dan suka menghakimi secara berlebihan. Contohnya adalah Musa.
Pemimpin yang narsistik. Tanda-tandanya adalah terdorong untuk berhasil
oleh kebutuhannya untuk dipuji dan dikagumi, memiliki citra yang penting yang
berlebihan, ambisi yang besar dan khayalan-khayalan yang membumbung tinggi.
Di dalam hatinya ada aborsi diri dan keraguan berkenaan dengan perasaan rendah

diri yang dalam. Contohnya adalah Salomo.
Pemimpin yang paranoid. Tanda-tandanya adalah curiga, memusuhi, penuh
ketakutan dan iri hati. Takut bahwa seseorang akan meremehkan kepemimpinan
mereka, mereka hipersensitif terhadap tindakan-tindakan orang lain, mengenakan
makna-makna subyektif pada motif-motif, dan menciptakan suatu struktur yang
kaku untuk mengendalikan. Dalam hatinya ada perasaan-perasaan tidak aman dan
kurang percaya diri yang kuat. Contohnya adalah Saul.

Pemimpin yang kodependen. Tanda-tandanya adalah pendamai yang
menyembunyikan masalah ketimbang menghadapinya, dalam suatu upaya untuk
menyeimbangkan sistem dari kelompok. Mereka menjadi sangat ramah dengan
toleransi yang tinggi terhadap perilaku yang janggal. Bersedia memikul lebih
banyak pekerjaan agar mereka tidak perlu mengatakan tidak kepada siapapun,
mereka bereaksi bukan bertindak. Di dalam hatinya ada seorang yang tertekan dan
frustrasi yang mempunyai kesulitan mengungkapkan emosi dan masalah secara
penuh dan jujur. Contohnya adalah Simson.
Pemimpin yang pasif-agresif. Tanda-tandanya adalah keras kepala, pelupa,
dan sengaja tidak efisien. Mereka cenderung mengeluh, menolak tuntutan,
menangguhkan, dan membuang-buang waktu sebagai sarana mengendalikan
lingkungan mereka dan orang-orang sekitar mereka. Di dalam hatinya ada

kemarahan dan kebencian juga rasa takut terhadap keberhasilan, karena itu akan
melahirkan tuntutan yang lebih tinggi.
Menaklukkan sisi gelap. Sisi gelap kepemimpinan tidak dapat dihilangkan
namun dapat ditaklukkan. Pemimpin dapat menerapkan suatu tingkat penataan diri
untuk memastikan sisi gelap mereka terkendali. Tidak ada rumus sederhana, tetapi
ketika kita menerapkan kebenaran Allah ke atasnya, kita dapat meminimalkan
pengaruh-pengaruh negatifnya pada hidup, karir, keluarga dan pelayanan kita.
Menaklukkan sisi gelap memerlukan disiplin, mawas diri yang terus menerus dan
upaya sepanjang hidup kita.
Pengomposan rohani. Terlibat dalam isu-isu menaklukkan sisi gelap dan
mengijinkan Allah untuk mengubah isu-isu adalah mirip dengan proses organik dari
pengomposan. Pengomposan rohani adalah tentang mengijinkan Roh Kudus

mengubah aspek-aspek yang kurang diinginkan dari kepribadian kita dan
selanjutnya mengintegrasikan mereka kembali ke dalam kehidupan kita, ketimbang
menyangkal mereka dan mencoba membuang mereka dari kehidupan kita. Kita
dapat menyadari kebenaran tentang kuasa Kristus menjadi sempurna di dalam
kelemahan-kelemahan kita. Roh Kudus dapat mengubah kelemahan-kelemahan
kita menjadi humus rohani yang kaya, tempat hadirnya pelayanan kita yang paling
kuat dan berbuah.

Langkah-langkah penaklukkan sisi gelap:
1. Mengakui bahwa sisi gelap itu ada dan memahami bentuk yang telah
dikenakannya di dalam kehidupan anda
2. Memeriksa masa lalu anda
3. Menolak toksin dari tuntutan-tuntutan yang tidak realistik
4. Mempraktekkan disiplin pemahaman diri
5. Memahami identitas anda di dalam Kristus

Spiritualitas Yang Sehat Secara Emosi (Emotionally Healthy Spirituality)
Ada 3 kelompok orang-orang yang meninggalkan gereja:
1. Kelompok pengikut Yesus Kristus yang tulus, tetapi mengalami
pergumulan yang sama seperti orang lain, dengan pernikahan, perceraian,
persahabatan, menjadi orang tua, membujang, seksualitas, kecanduan ,
kekuatiran, keinginan untuk diterima, dan perasaan gagal dan depresi di
tempat kerja, gereja dan rumah tangga.
2. Kelompok orang-orang yang masih ke gereja tetapi tidak aktif karena
bertahun-tahun frustrasi dan kecewa.

3. Kelompok orang-orang yang membuang iman mereka sepenuhnya, yang
lelah terperangkap dan menemui jalan buntu dalam perjalanan rohani

mereka.
Sepuluh tanda utama dari spiritualitas yang tidak sehat secara emosi:
1. Menggunakan Allah untuk lari dari Allah
2. Mengabaikan emosi kemarahan, kesedihan, dan ketakutan
3. Sekarat karena hal-hal yang salah
4. Menolak dampak masa lalu terhadap masa kini
5. Membagi hidup kita ke dalam sekat “sekular” dan “sakral”
6. Kehidupan yang sibuk bagi Allah tanpa kebersamaan dengan Allah
7. Merohanikan konflik
8. Menutupi kehancuran, kelemahan, dan kegagalan
9. Hidup tanpa batasan
10. Menghakimi perjalanan rohani orang lain
Definisi kesehatan emosi:
1. Bisa menyadari, mengenali, dan mengatur perasaan kita sendiri
2. Bisa menempatkan diri dan memiliki belas kasihan yang aktif bagi orang
lain
3. Bisa berinisiatif dan menjaga hubungan yang dekat juga bermakna
4. Bisa melepaskan diri dari pola yang merusak diri
5. Bisa peka terhadap dampak masa lalu kita terhadap masa kini
6. Bisa mengembangkan kapasitas untuk menyatakan pikiran dan perasaan

kita secara jelas, baik secara verbal maupun nonverbal
7. Bisa menghormati dan mengasihi orang lain tanpa harus mengubah mereka

8. Bisa meminta apa yang kita butuhkan, inginkan, atau pilih secara jelas,
secara langsung dan dengan sikap hormat
9. Bisa secara akurat menilai sendiri kekuatan, keterbatasan, dan kelemahan
kita serta menyatakannya secara bebas kepada orang lain
10. Bisa belajar memiliki kapasitas untuk menyelesaikan konflik secara dewasa
dan merundingkan solusi yang mempertimbangkan sudut pandang orang
lain
11. Bisa membedakan dan mengekspresikan secara tepat seksualitas dan
sensualitas kita, dan
12. Bisa berduka dengan benar
Definisi kerohanian kontemplatif yang berfokus pada praktek dan perhatian :
1. Sadar dan berserah pada kasih Allah di setiap situasi
2. Mengatur diri kita untuk bisa mendengar Allah dan mengingat
kehadiranNya dalam segala sesuatu yang kita lakukan
3. Berkomuni dengan Allah, mengijinkan Dia sepenuhnya berdiam di dalam
batin kita
4. Mempraktekkan kehidupan yang tenang, teduh, dan tidak putus-putusnya

berdoa
5. Bersandar sepenuhnya di dalam hadirat Allah
6. Memahami bahwa kehidupan dunia kita merupakan sebuah perjalanan
perubahan ke arah kesatuan yang semakin besar dengan Allah
7. Menemukan esensi sejati kita di dalam Allah
8. Mengasihi orang lain sebagai hasil dari kehidupan yang mengasihi Allah

9. Mengembangkan ritme kehidupan yang seimbang dan harmonis, yang
memampukan kita peka terhadap hal yang kudus di seluruh hidup ini
10. Menerapkan praktek-praktek kerohanian yang pernah dipakai dalam sejarah
yang masih bisa diterapkan hingga saat ini
11. Mengijinkan hidup kita sebagai orang Kristen dibentuk oleh ritme
penanggalan Kristen dari pada budaya kita, dan
12. Hidup penuh komitmen dalam komunitas yang berhasrat kuat untuk
mengasihi Yesus lebih dari yang lainnya.
Kombinasi dari kesehatan emosi dan kerohanian kontemplatif bisa menjawab apa
yang bagi saya merupakan bagian yang hilang dalam kekristenan kontemporer.
Kesehatan emosi dan kerohanian kontemplatif menawarkan tiga anugerah
utama:
-


Anugerah untuk melambatkan diri

-

Anugerah untuk berfokus pada kasih Allah, dan

-

Anugerah untuk terbebas dari semua ilusi

Bagaimana mendapatkan jalan menuju spiritualitas yang sehat secara
emosi? Kita harus mengenal diri sendiri untuk dapat mengenal Allah. Salah satu
halangan terbesar kita dalam mengenal Allah adalah kurangnya pengenalan akan
diri sendiri.
Ada 3 godaan besar yang mengancam kita:
1. Prestasi
2. Harta
3. Popularitas


Berikut ini ada 4 kebenaran praktis untuk mulai membuat transisi radikal dari hidup
dengan setia bagi diri kita sebenarnya dalam Kristus:
1. Mendengarkan batin anda dalam keheningan dan kesunyian
2. Temukan sahabat yang bisa dipercaya
3. Keluar dari zona aman anda
4. Berdoa minta keberanian
Ada 2 kebenaran Alkitab yang penting terkait dengan perlunya kita untuk melihat
ke masa lalu untuk dapat melangkah ke depan:
1. Berkat dan dosa dari keluarga kita dalam dua atau tiga generasi yang lalu
memiliki dampak yang menentukan terhadap siapa kita sekarang ini
2. Pemuridan membutuhkan usaha untuk meninggalkan pola-pola dosa dari
keluarga asal kita dan mempelajari kembali cara hidup yang Allah inginkan
dalam sebuah keluarga Allah.

Bagaimana caranya melangkah maju ke masa depan dengan melihat ke
masa lalu? Kita bisa melihat dari kehidupan Yusuf:
1. Yusuf memiliki kepekaan yang kuat akan kebesaran Allah
2. Yusuf secara jujur mengakui rasa kehilangan dan sedih terhadap
keluarganya
3. Yusuf menulis kembali naskah hidupnya menurut Kitab Suci
4. Yusuf bekerja sama dengan Allah untuk menjadi berkat

Proses melihat ke masa lalu untuk melangkah ke masa depan pasti membuat
sebagian besar dari kita menjumpai tembok dalam perjalanan kita bersama Kristus.

Pertumbuhan ke arah kedewasaan dalam Kristus mengharuskan kita
berjalan menembus tembok itu dengan tahapan-tahapan iman :
Tahap 1: Kesadaran akan Allah yang mengubah hidup
Tahap 2: Pemuridan / Pembelajaran
Tahap 3: Hidup yang aktif / Pelayanan
Tahap 4: Perjalanan Batin
Tahap 5: Perjalanan Lahiriah (dari hidup batin saya)
Tahap 6: Diubahkan ke dalam kasih
John of the Cross mengatakan ada tujuh kekurangan rohani yang mematikan
bagi pemula yang harus dimurnikan yaitu Kesombongan, Ketamakan, Kemewahan,
Kemarahan, Kerakusan rohani, Iri hati rohani dan Kemalasan.
Kita bisa mengetahui bahwa kita sedang mengalami perkembangan atau
mungkin sudah berada di balik tembok dengan empat dinamika yang perlu
pertimbangan :
1. Tingkat kehancuran hati yang lebih besar
2. Penghargaan yang lebih besar terhadap misteri kudus
3. Kemampuan yang lebih dalam untuk menantikan Allah
4. Keterpisahan yang lebih besar dari dunia

Beberapa pertahanan diri yang umum yang dapat menghalangi
pertumbuhan kita secara rohani dan emosi:


Penyangkalan (atau melupakan secara selektif)



Sikap mengecilkan



Menyalahkan orang lain



Menyalahkan diri sendiri



Mencari-cari alasan



Memberi penjelasan pintar



Mengalihkan perhatian



Sikap bermusuhan

Lima tahap berbeda yang ada di dalam Alkitab untuk berduka:
1. Memberi perhatian
2. Menunggu dalam waktu penantian
3. Menerima keterbatasan sebagai berkat
4. Mendaki tangga kerendahhatian
5. Biarlah yang lama melahirkan yang baru sesuai waktu Tuhan
Dua disiplin dalam sejarah umat Allah yang sangat penting bagi kehidupan
doa yang lebih dewasa dan spiritualitas yang sehat secara emosi yaitu Ibadah Harian
dan Sabat.
Ibadah Harian dan Sabat menawarkan kita suatu ritme yang sangat kuat
sehingga membuat kita memiliki jangkar dalam menghadapi badai besar apapun
yang mengamuk dalam hidup kita dan kita bisa merasakan adanya suatu tali (yaitu
Allah sendiri) yang membawa kita kembali ke rumah. Inti dari Ibadah Harian dan
Sabat adalah berhenti untuk berserah pada Allah dalam kepercayaan. Kegagalan
melakukan hal ini merupakan inti dari dosa yang terjadi di Taman Eden!
Ada empat unsur yang harus ada dalam setiap Ibadah Harian:
1. Berhenti sejenak
2. Berfokus

3. Berdiam
4. Alkitab
Tujuan dari Ibadah Harian adalah mengingat Allah dan bersekutu dengan
Dia sepanjang hari-hari kita.
Empat kualitas dasar dalam Alkitab mengenai Sabat yang sangat membantu
dalam membedakan suatu hari “libur” dengan Sabatnya Alkitab:
1. Berhenti
2. Istirahat
3. Bersuka
4. Kontemplasi

Bertumbuh menjadi orang dewasa secara emosi memiliki tingkatan2 emosi
yaitu emosi bayi, emosi anak kecil, emosi remaja dan emosi orang dewasa.
Unsur-unsur dari Aturan Hidup:
DOA
1. Kitab Suci
2. Berdiam Diri dan Menyendiri
3. Ibadah Harian (Doa)
4. Belajar
ISTIRAHAT
5. Sabat
6. Kesederhanaan
7. Bermain dan Rekreasi
BEKERJA / AKTIVITAS

8. Pelayanan dan Misi
9. Merawat Tubuh Jasmani
RELASI
10. Kesehatan Emosi
11. Keluarga
12. Komunitas (Sahabat dalam Perjalanan)