ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENAGA KERJA
WANITA INDONESIA UNTUK BEKERJA KE LUAR NEGERI
(Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
FIRMAN SYARIFULLOH
115020100111038
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita Indonesia untuk
Bekerja ke Luar Negeri (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)
Firman Syarifulloh
Arief Hoetoro, SE., MT., Ph.D
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Masalah ekonomi dan sosial Indonesia yang belum teratasi dari dulu hingga
saat ini yaitu tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi tetapi
tidak dibarengi dengan kesempatan kerja yang memadai. Hal tersebut
mendorong masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan kerja untuk
mencoba mencari pekerjaan di luar negeri dengan maksud mendapatkan
kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih tinggi. Permasalahan tersebut
merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti mengingat kebijakan yang
di keluarkan oleh pemerintah saat ini masih belum mampu untuk mengatasi
masalah pengangguran yang masih banyak di derita oleh penduduk
Indonesia. Penelitian ini melalui data yang diperoleh secara langsung dengan
menggunakan tujuh variabel diantaranya yaitu, umur, tingkat pendidikan,
status pernikahan, jumlah beban tanggungan keluarga, perbandingan upah,
kepemilikan lahan, dan pendapatan sebelumnya dengan menggunakan
metode Binary Logistic. Hasil analisisnya adalah dari tujuh variabel yang
diteliti, terdapat tiga variabel yang signifikan terhadap minat migrasi TKW
ke luar negeri, variabel tersebut diantaranya umur, status pernikahan, dan
jumlah tanggungan keluarga.
Kata Kunci: Migrasi luar negeri, Tenaga Kerja Wanita (TKW), Binary Logistic
Regression Model.
A. PENDAHULUAN
Masalah ekonomi dan sosial Indonesia yang belum teratasi dari dulu hingga saat
ini yaitu tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi tetapi tidak dibarengi
dengan kesempatan kerja yang memadai. Pengangguran menjadi hal yang umum terdapat
di masyarakat karena mereka masih kesulitan dalam mencari kerja. Hal tersebut
mendorong masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan kerja untuk mencoba mencari
pekerjaan di luar negeri dengan maksud mendapatkan kesempatan kerja dan pendapatan
yang lebih tinggi. Permasalahan tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk
diteliti mengingat kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah saat ini masih belum
mampu untuk mengatasi masalah pengangguran yang masih banyak di derita oleh
penduduk Indonesia.
Saat ini migrasi internasional umum di dilakukan oleh penduduk semua negara,
begitu juga penduduk Indonesia. Motif dasar individu atau kelompok untuk migrasi
internasional biasanya didasarkan pada masalah ekonomi yang melanda, diantaranya
yaitu masalah pengangguran dan kemiskinan. Untuk mengatasi krisis lapangan kerja
dalam negeri sebagai bentuk upaya dari pengurangan angka pengangguran, pemerintah
sebaiknya membuat kebijakan untuk membuka lebih luas peluang kerja ke luar negeri
bagi para TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Karena cukup banyak negara asing yang
memiliki perekonomian yang lebih maju tetapi penawaran tenaga kerjanya lebih sedikit
dibanding permintaannya. Sehingga untuk mencukupi lapangan pekerjaan dalam negeri,
negara tersebut membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri. Potensi itu harus dimanfaatan
pemerintah Indonesia untuk mengirimkan para TKI-nya demi mengatasi masalah
lapangan kerja yang ada.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di provinsi Jawa
timur yang mempunyai luas wilayah 5.782,50 km2. Kabupaten Baynuwangi merupakan
kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar di Pulau Jawa. Sampai tahun 2011 yang
lalu penduduk Kabupaten Banyuwangi tercatat 1.564.833 jiwa berdasarkan sensus oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi.
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang menjadi basis
pengirim TKI terbesar ke luar negeri di Provinsi Jawa Timur. Dari data
DISNAKERTRANS Kabupaten Banyuwangi, pada tahun 2012 terdapat setidaknya 5.713
TKI dari berbagai daerah atau kecamatan dari Kabupaten Banyuwangi, sedangkan pada
tahun 2013 terdapat 3.893 orang. Dari jumlah TKI tersebut Tenaga Kerja Wanita
mendominasi dibanding Tenaga Kerja Laki-laki. Pada tahun 2012 jumlah Tenaga Kerja
Wanita dari Kabupaten Banyuwangi sebanyak 4.572 orang, dan pada tahun 2013
berjumlah 3.010 orang. Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Laki-laki dari Kabupaten
Banyuwangi pada tahun 2012 sebesar 1.141 orang, dan pada tahun 2013 berjumlah 883
orang. Karena di Kabupaten Banyuwangi terdapat lebih banyak Tenaga Kerja Wanita
yang bekerja di luar negeri dibanding dengan Tenaga Kerja Laki-laki dengan
perbandingan jumlah yang cukup signifikan, sehingga penulis tertarik untuk meneliti
faktor yang mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita untuk bekerja ke luar negeri di
Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
diambil dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh variabel umur, tingkat
pendidikan, status pernikahan, beban tanggungan keluarga, perbandingan upah,
kepemilikan lahan di daerah asal dan pendapatan yang diperoleh sebelumnya terhadap
keputusan tenaga kerja wanita untuk bekerja ke luar negeri di Kabupaten Banyuwangi?
B. Kerangka Teoritis
Teori Tenaga Kerja
Menurut UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2. Tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Penduduk yang memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia antara 15-64 tahun.
Menurut simanjuntak (2001), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah dan sedang
bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah
dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga,
walaupun tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat
ikut bekerja.
Menurut Sumarsono (2003:6) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia
sanggup bekerja, dimana tenaga kerja ini meliputi semua orang yang bekerja baik untuk
diri sendiri ataupun untuk anggota keluarganya yang tidak menerima imbalan dalam
bentuk upah atau semua orang yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja,
dalam arti mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti
mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak adanya kesempatan kerja.
Teori Migrasi Todaro
Todaro (1994) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
migrasi yaitu: 1.Faktor ekonomi merupakan faktor utama menyebabkan penduduk
bermigrasi ke luar daerah, mereka yang tidak memiliki penghasilan yang cukup di daerah
asal karena kurang memiliki keahlian mencoba mencari kesempatan untuk bekerja keluar
daerah yang memiliki potensi pendapatan lebih tinggi dibanding bekerja di daerah asal.
2.Faktor pendidikan ditemukan bahwa terdapat hubungan positif dengan keinginan
migran untuk bermigrasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
tinggi kecenderungan untuk bermigrasi. 3.Karakteristik demografi dari negara
berkembang menyatakan bahwa sebagian besar penduduknya terdiri dari penduduk usia
produktif. Jika para penduduk usia produktif tersebut tidak memiliki kesempatan bekerja
di daerah asal, maka kecenderungan untuk bermigrasi ke daerah lain semakin besar.
Teori Tarik Dorong Everret S. Lee
Gambar 1 Faktor yang Menyebabkan Penduduk Bermigrasi.
Faktor daya tarik dan daya dorong individu untuk melakukan migrasi disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor rintangan salah satunya yaitu mengenai biaya transportasi
dan jarak antara daerah asal dan aderah tujuan. Faktor pendorong individu untuk
bermigrasi ke luar daerah diantaranya yaitu di daerah asal sulit mencari pekerjaan, tingkat
kemiskinan yang tinggi, dan lain-lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi individu
tertarik pada daerah tujuan diataranya yaitu perkembangan industri, perdagangan, jasa,
transportasi, dan pendidikan. Semakin maju tingkat perekonomian suatu daerah maka
semakin tinggi daya tarik individu untuk bermigrasi ke daerah tersebut. Adanya
kesenjangan perekonomian antara daerah asal dan tujuan semakin mempengaruhi
individu untuk bermigrasi ke luar daerah, karena salah satu alasan utama individu untuk
bermigrasi ke luar daerah yaitu disebabkan oleh motif ekonomi. Dengan melakukan
migrasi ke luar daerah diharapkan para migran dapat memperoleh pendapatan yang lebih
tiggi daripada bekerja di daerah asal.
Dasar Hukum Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI di
Luar Negeri
Perlindungan TKI menurut UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Pasal 1 angka 4 adalah segala upaya
untuk melindungi kepentingan calon TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan
hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun
sesudah bekerja. Berdasarkan Pasal 2 UU No No. 39 Tahun 2004, Penempatan dan
perlindungan calon TKI/TKI berasaskan kepada keterpaduan, persamaan hak, demokrasi,
keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan
manusia. Adapun tujuan dari perlindungan TKI sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3
UU No No. 39 Tahun 2004 adalah sebagai berikut: a.Memberdayakan dan
mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawai. b.Menjamin dan
melindungi calon TKI sejak di dalam negeri, dinegara tujuan, sampai kembali ke tempat
asal di Indonesia. c.Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.
Dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, pemerintah memilki
tugas untuk mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan
penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. Dimana dalam melaksanakan tugas
tersebut, Pemerintah dapat melimpahkan sebagai wewenangnya dan/atau tugas
perbantuan kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal
ini dimaksudkan sebagai tanggungjawab Pemerintah dalam meningkatkan upaya
perlindungan bagi TKI di luar negeri.
C. Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Metode kuantitatif merupakan metode dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan
analisis dengan menggunakan uji statistik. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah tersedia
secara apa adanya dan tanpa bermaksud untuk menyimpulkan secara umum (Sugiyono,
2009:206). Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan model
ekonometrika untuk mencerminkan hasil dari pembahasan yang dinyatakan dalam angka.
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:12).
Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen: Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan yaitu
minat migran tenaga kerja wanita untuk bekerja di luar negeri guna bekerja (Y). Skala
pengukurannya berupa skala dummy yaitu 1= berminat dan 0= tidak berminat.
2. Variabel Independen: Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya: a.Umur (X1): usia responden diukur dalam skala tahun. b.Tingkat
Pendidikan (X2): pendidikan formal yang penah dicapai responden diukur dengan
menggunakan skala kontinyu. c. Status pernikahan (X3): status pernikahan responden
diukur dengan skala dummy (1= menikah dan 0: belum menikah/ cerai). d.Jumlah Beban
Tanggungan (X4): jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan migran di daerah
asal yang diukur berdasar skala kontinyu. e.Perbandingan upah (X5): perbandingan upah
di daerah asal dengan upah di negara tujuan yang diukur dalam rupiah berdasarkan skala
kontinyu. f.Kepemilikan lahan di daerah asal (X6): lahan yang dimiliki oleh responden
diukur berdasarkan skala dummy (1= punya, 0= tidak punya). g.Pendapatan sebelumnya
(X7): pendapatan responden yang diperoleh sebelumnya di daerah asal diukur dengan
skala kontinyu yaitu dalam rupiah. Jika terdapat responden yang sebelumnya masih
belum bekerja sehingga tidak memiliki pendapatan sebelumnya maka responden tersebut
masuk dalam kategori golongan 1 yaitu berpendapatan kurang dari Rp 1.000.000.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah responden Tenaga Kerja Wanita (TKW) di
wilayah Kabupaten Banyuwangi yang akan bekerja ke luar negeri, atau yang sedang
mengurusi proses keberangkatan untuk bekerja ke negara tujuan. Penentuan negara tujuan
migrasi responden tidak dibatasi ke beberapa negara tertentu saja.
Dalam peneltian ini sampel yang digunakan dengan menggunakan metode cluster
sampling. Penggunan metode cluster sampling ini karena objek yang yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten
dan ruang lingkup penelitian ini dalam satu wilayah kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011). Untuk menentukan
populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan jumlah sampel yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 100 sampel. Penentuan
100 sampel tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus di bawah ini (Djarwanto dan
Pangestu, 1996):
Dimana: n
= Jumlah Sampel
Z
= Angka yang menunjukkan penyimpangan suatu variabel dari
mean dihitung dalam satuan deviasi standard tertentu.
E
= Tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.
Nilai α yang digunakan adalah 5%, diharapkan besarnya kesalahan dalam
penggunaan sampel tidak lebih dari 10%. Dari rumus di atasmaka dapat ditentukan bahwa
jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96,04 yang
dibulatkan menjadi 100 responden berdasarkan menggunakan metode rumus di atas.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia
(PJTKI) di wilayah Kota Malang. Pengambilan wilayah penelitian tersebut karena di
wilayah Kota Malang terdapat banyak PJTKI yang akan memberangkatkan baik TKI lakilaki maupun perempuan migrasi ke luar negeri dari berbagai daerah di wilayah Jawa
Timur. Terdapat beberapa PJTKI yang dipilih, diantaranya yaitu PT Devita Bersaudara,
PT Bina Dinamita Rama, PT Amalia Rojikin Jaya, PT Anugrah Usaha Jaya, dan PT Antar
Tenaga Mandiri. Penentuan sampel didasarkan pada mereka calon Tenaga Kerja Wanita
(TKW) yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi yang sedang menjalani proses
pemberangkatan untuk bekerja ke luar negeri di tempat PJTKI yang dipilih.
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer: Dalam penelitian ini data yang digunakan berasal dari wawancara dan
pengisian kuisoner secara langsung oleh masyarakat yang menjadi responden yaitu para
calon TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang berasal dari wilayah Kabupaten Bnayuwangi
Provinsi Jawa Timur.
2. Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya, seperti mengutip buku-buku, literatur, bacaan ilmiah, dan sebagainya yang
mempunyai relevansi dengan tema penulisan (Sutrisno Hadi, 2000). Dalam penulisan ini
data sekunder diperoleh dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyuwangi
dan literatur lain yang mendukung dalam penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Terdapat beberapa metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu: 1.Studi Kepustakan: Dalam penelitian
ini studi kepustakaan yang diperoleh berasal dari buku, majalah, Badan Pusat Statistik,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia, atau data yang tersedia di internet dan sebagainya. 2. Studi
Lapangan: a.Observasi: Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan pengamatan secara langsung pada objek yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan pada calon TKI yang berasal dari Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur yang akan atau sedang melakukan proses
keberangkatan migrasi ke luar negeri pada tahun 2015. b.Kuesioner: Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah di susun
sebelumnya, selanjutnya kuesioner tersebut diberikaan kepada objek penelitian yang telah
ditentukan untuk dijawab. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer,
artinya peneliti melakukan wawancara terhadap responden secara langsung dengan
menggunakan kuisoner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Binary
Logistic, karena variabel dependen menggukakan variabel dummy dimana ada dua
kemungkinan yaitu: 1. Para calon Tenaga Kerja Wanita berminat bekerja ke luar negeri,
2. Para calon Tenaga Kerja Wanita tidak berminat bekerja ke luar negeri. Skala yang
dipakai yaitu skala dummy dan skala kontinyu.
Untuk menjelaskan model matematis minat Tenaga Kerja Wanita (TKW) bekerja
di luar negeri yang di dapat dari variabel independen dan independen dapat rumuskan
sebagai berikut:
��
Li = ln(1−��) = β0+ β1x1 +β2x2 +β3x3 +β4x4 +β5x5 +β6x6 +β7x7 +e
Dimana:
��
Li = ln (1−��) = Keputusan migrasi.
X1=Usia.
X2=Tingkat pendidikan.
X3=Status pernikahan.
X4=Beban tanggungan keluarga.
X5=Perbandingan upah.
X6=Kepemilikan lahan di daerah asal.
X7=Pendapatan sebelumnya.
β1-6=nilai koefisien masing-masing variabel independen.
e=faktor eror/ pengganggu.
Prosedur Analisis
Pengukuran analisis rergresi dengan menggunakan model Binary Logistic dapat
menjelaskan signifikasinya dari nilai t-ratio untuk menentukan secara statistik faktor yang
mempengaruhi minat migrasi (variabel dependen) dengan parameter koefisien variabel
operasionalnya dalam bentuk (βi). Setelah mengetahui signifikasinya hubungan antara
variabel dependen dan variabel independennya kemudian dihubungkan dengan teori yang
berlaku apakah sesuai atau belum.
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu varibel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabe dependen
(Imam Ghozali, 2005). Untuk mengitung hipotesis yang ada maka digunakan uji statistik
t, dengan menggunakan formula sebagai berikut:
t hitung =
dimana:
βi
��
�� ��
= koefisien regresi
se(βi) = standard error koefisien regresi
uji t ini dilakukan untuk mengidentifikasikan antara t hitung dengan t tabel.
Apabila t hitung > t tabel, maka hipotesisnya menjelaskan bahwa variavel independen
mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan jika t hitung < t tabel maka variabel
independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Tabel 1 Karateristik responden
No
1
2
Variabel
Umur (X1)
21 sampai 25 tahun
26 sampai 30 tahun
31 sampai 35 tahun
36 sampai 40 tahun
Lebih dari 40 tahun
Tingkat Pendidikan (X2)
Lulus SD
Lulus SMP
Lulus SMA
Jumlah (n=100)
11
39
23
17
10
20
59
21
No
3
4
5
6
7
8
Variabel
Status Pernikahan (X3)
Menikah
Belum menikah atau cerai
Jumlah beban tanggungan keluarga (X4)
1 orang
2 orang
3 orang
4 orang
Perbandingan Upah (X5)
6 kali lipat
Kepemilikan Lahan di Daerah Asal (X6)
Memiliki
Tidak memiliki
Pendapatan Sebelumnya (X7)
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000
Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
>Rp 3.000.000
Minat Migrasi (Y)
Minat
Tidak berminat
Jumlah (n=100)
89
11
31
40
23
6
23
77
21
79
87
9
3
1
95
5
Sumber: Data primer diolah 2015.
Dari tabel di atas memberikan gambaran bahwa terdapat beberapa variabel yang
dapat dihubungkan terhadap minat migrasi responden ke luar negeri. variabel tersebut
diantaranya variabel umur, tingkat pendidikan, status pernikahan, jumlah beban
tanggungan keluarga, perbandingan upah, kepemilikan lahan di daerah asal, pendapatan
sebelumnya dan minat migrasi TKW ke luar negeri.
Hasil Analisis Data
Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan
bantuan aplikasi SPSS dengan menggunakan metode analisis model Binary Logistic.
Berikut ini adalah ringkasan dari hasil perhitungan olah datanya.
Tabel 2 Hasil Olah Data Menggunakan SPSS
Variables in the Equation
B
Step 1a
Umur
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
-.424
.230
3.395
1
.065
.654
-2.034
1.353
2.258
1
.133
.131
8.260
3.398
5.910
1
.015
3.866E3
Jumlah_Tanggungan
-1.968
1.080
3.322
1
.068
.140
Perbandingan_Upah
.782
.903
.751
1
.386
2.186
Kepemilikan_Lahan
-2.003
1.719
1.358
1
.244
.135
.566
2.123
.071
1
.790
1.762
17.300
11.808
2.146
1
.143
3.260E7
Tingkat_Pendidikan
Status_Pernikahan
Pendpatan_Sebelumnya
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, Tingkat_Pendidikan, Status_Pernikahan, Jumlah_Tanggungan,
Perbandingan_Upah, Kepemilikan_Lahan, Pendpatan_Sebelumnya.
Sumber: data diolah 2015.
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari total 7 variabel yang diteliti terdapat tiga
variabel yang signifikan terhadap minat migrasi ke luar negeri, diantaranya yaitu variabel
umur sig. Pada 10%, Status pernikahan sig. Pada 5%, dan jumlah tanggungan sig. Pada
10%.
Nilai sig. Pada variabel X1 sebesar 0,065 lebih kecil dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa umur
mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X2 sebesar 0,133 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan tidak mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X3 sebesar 0,015 lebih kecil dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa status
pernikahan mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X4 sebesar 0,068 lebih kecil dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah beban
tanggungan keluarga mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X5 sebesar 0,386 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan
upah tidak mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X6 sebesar 0,244 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan
lahan di daerah asal tidak mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X7 sebesar 0,790 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan
sebelumnya tidak mempengaruhi minat migrasi.
Implikasi Hasil Penelitian
1. Umur. Dari hasil uji pengolahan data menunjukkan bahwa umur signifikan pada taraf
signifikansi 10% terhadap minat Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar
negeri dengan nilai signifikan sebesar 0.065 dan bertanda negatif. Hal ini menjelaskan
bahwa umur calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) mempengaruhi probabilitas
(kemungkinan) minat migrasi ke luar negeri, dimana semakin muda umur responden
maka mereka akan semakin tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri karena responden
yang berusia muda lebih produktif dalam bekerja dibanding yang berumur tua. Mereka
yang berumur tua cenderung tidak tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri karena ratarata pekerjaan yang dilakukan di luar negeri tergolong tidak mengandalkan keterampilan
atau unskilled labor yang lebih mengutamakan kemampuan fisik dan tenaga yang
digunakan, sehingga penduduk yang lebih muda yang masih memiliki tenaga lebih kuat
dibanding penduduk tua akan lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri.
2. Status Pernikahan. Dari hasil uji pengolahan data menunjukkan bahwa status
pernikahan signifikan pada taraf signifikansi 5% terhadap minat Tenaga Kerja Wanita
(TKW) untuk bekerja ke luar negeri dengan nilai signifikan sebesar 0.015 dan bertanda
positif. Hal ini menjelaskan jika mereka yang memliki status menikah memiliki
probabilitas (kemungkinan) lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri dibanding
mereka yang belum menikah. Seseorang yang telah menikah akan cenderung tertarik
untuk bermigrasi ke luar negeri karena kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat dan
bentuk tanggungjawab mereka terhadap perekonomian keluarga.
3. Jumlah Beban Tanggungan Keluarga. Dari hasil uji pengolahan data menunjukkan
bahwa Jumlah Beban Tanggungan Keluarga signifikan pada taraf signifikansi 10%
terhadap minat Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar negeri dengan nilai
signifikan sebesar 0.068 dan bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang
memiliki jumlah beban tanggungan keluarga memiliki probabilitas (kemungkinan)
tertarik bermigrasi ke luar negeri, dimana semakin sedikit jumlah beban tanggungan
keluarga mereka cenderung lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri. Karena para
Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bermigrasi ke luar negeri umumnya memiliki kontrak
kerja yang cukup lama yaitu sekitar 2 tahun dan jarak yang jauh, hal ini berdampak jika
mereka melakukan migrasi ke luar negeri akan memakan waktu yang lama untuk kembali
ke negara asal yang artinya juga tidak bisa bertemu dengan keluarga dalam waktu dekat.
Sehingga probabilitas migrasi responden akan menurun jika memiliki jumah beban
tanggungan keluarga yang banyak karena mereka memilih untuk tetap di daerah asal
karena tanggung jawab moral dalam mendidik serta mengawasi jumlah beban tanggungan
keluarga mereka yang banyak, dan semakin sedikit jumlah beban tanggungan keluarga
mereka akan lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari permasalahan, teori, hipotesis, hasil analisis, dan pembahasan
hasil penelitian dari bab sebelumnya, maka dalam bab ini kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1. Dari beberapa variabel yang dihipotesiskan, terdapat hanya tiga veriabel yang
signifikan terhadap pengaruh minat migrasi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar
negeri, diantaranya yaitu variabel umur (sig. 0,065), status pernikahan (sig.
0.015), dan variabel jumlah beban tanggungan keluarga (sig. 0.068).
2. Dari hasil penelitian diperoleh hasil responden yang berminat untuk bermigrasi
ke luar negeri sebesar 95 orang dari 100 responden. Artinya minat migrasi
responden untuk bekerja ke luar negeri sangat tinggi karena gaji yang ditawarkan
jika bekerja di luar negeri cukup tinggi dibanding gaji yang diperoleh responden
ketika bekerja di dalam negeri.
Saran
Ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini untuk
mengurangi arus migrasi Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar negeri
khususnya di wilayah Kabupaten Banyuwangi, diantaranya yaitu:
1. Mengingat minat para Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar negeri
memiliki tujuan memenuhi kebutuhan keluarga khususnya para TKW
bertanggungjawab atas perekonomian dan pendidikan anak mereka maka
disarankan pemerintah untuk meringankan biaya pendidikan di Indonesia, karena
selama ini umumnya biaya pendidikan di Indonesia masih tergolong tinggi
sehingga keluarga yang memiliki tingkat perekonomian rendah merasa keberatan
atas biaya pendidikan yang mahal tersebut.
2. Diharapkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan karena
mayoritas para migran yang ingin bekerja ke luar negeri tergolong berpendikian
rendah, hal ini berdampak pada tidak banyak pilihan pekerjaan yang diperoleh
migran ketika bekerja di dalam maupun di luar negeri. Karena situasi tersebut
para Tenaga Kerja Wanita (TKW) ketika bekerja di luar negeri banyak yang
mendapat penyiksaan, pemerkosaan, dan sebagainya.
3. Untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan produktivitas
penduduk, pemerintah disarankan untuk membuka lapangan pekerjaan baru
karena jumlah lapangan pekerjaan yang ada saat ini masih belum mampu untuk
menampung jumlah keseluruhan tenaga kerja yang ada, sehingga banyak terdapat
penganggurandi masyarakat. Dan juga kebijakan tersebut untuk mengurangi arus
migrasi tenaga kerja khususnya wanita Indonesia ke luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Adharinalti. 2012, Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Indonesia Irregular di
LuarNegeri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional
BPHN. Jurnal Rechts Vinding Volume 1 Nomor 1 April 2012. Jakarta.
Agusmidah. 2010. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Dinamika dan Kajian Teori).
Bogor. Ghalia Indonesia.
Andias, Tri. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Migran
Bekerja di Dalam dan Luar Negeri. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya.
Malang.
Apriliana, Dewi dan Luh Gede Meydianawathi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengiriman Remitansi TKI Asal Bali di Amerika Serikat. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 2, No. 8, Agustus 2013.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 2015. Data
Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri, Data Perbandingan Jumlah Tenaga
Kerja Laki-laki dan Perempuan, Sektor Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Indonesia. http://.bps.go.id. Diakses 4 April 2015
Badan Pusat
Statistik Kabupaten Banyuwangi. 2015. Data Kependudukan Kabupaten
Banyuwangi. http://banyuwangikab.bps.go.id. Diakses tanggal 16 september
2015.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi. 2015. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)
Kabupaten
Banyuwangi.
http://banyuwangikab.bps.go.id/webbeta/frontend/linkTabelStatis/view/id/41.
Diakses tanggal 7 Juli 2015.
Darwis. 2004. Peluang Tenaga Kerja di Luar Negeri (Kabupaten Tulung AgungPropinsi Jawa Timur). Jurnal Ekonomi Lembaga Demograji FE-UI. Depok:
Universitas Indonesia.
Djarwanto, Pangestu Subagyo.1996. Statistik Induktif Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Febriani. Faktor-faktor Pendorong dan Kendala Tenaga Kerja untuk Bekerja Ke Luar
Negeri. Jurnal Ekonomi Universitas Tamansiswa. Padang.
Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika.
Salemba Empat.
Jakarta.
Hidayati, Nur. Perlindungan Hukum Terhadap Buruh Migran Indonesia (BMI). Jurnal
Pengembangan Humaniora Vol. 13, No. 3 Desember 2013.
Kurniasih, Sri dan Dienni Nur Faridah. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan TKI G
to G ke Timor Leste Menggunakan Metode Profile Mathching (Studi Kasus
BNP2TKI/BNP3TKI). Jurnal LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014.
Lee, Everret. 1996. A Theory of Migration. Demography. Vol.3, p.47-57.
Listyarini, Nikmah. Faktor-faktor Individual yang Mempengaruhi Minat Migrasi
Tenaga Kerja Wanita Kabupaten Pati Jawa Tengah ke Malaysia. Jurnal Ilmiah.
Pratiwi, Yunita Wahyu. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Internasional Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri Tahun 2007. Skripsi
Mahasiswa S-1 Tidak Dipublikasikan. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Purnamaningsih, Nining. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja
Wanita Bekerja di Luar Negeri. Jurnal Ilmiah Berkala Universitas Kadiri. Kediri.
Purnomo, Didit dan Chuzaimah. 2004. Studi Tentang Niatan Menetap Migran Sirkuler
(Kasus Migran Sirkuler Asal Wonogiri Ke Jakarta). Jurnal Ekonomi
Pembangunan (JEP) Vol.5 No.2 Desember 2004.
Purnomo, Didit. 2009. Fenomena Migrasi Tenaga Kerja dan Perannya Bagi
Pembangunan Daerah Asal: Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Vol. 10, No. 1, hal. 84 – 102 November 2009.
Pusat Data Terintegrasi Banyuwangi. 2015. Data Kependudukan dan Demografis
Kabupaten Banyuwangi. http://demografi.banyuwangikab.go.id. Diakses Tanggal
13 September 2015.
Rahmawati, Tita Merisa. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Tenaga
Kerja untuk Bekerja ke Luar Negeri. Skripsi
Mahasiswa S-1 Tidak
Dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Randang, Frankiano. Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia dalam Menghadapi Persaingan
dengan Tenaga Kerja Asing. Jurnal Ilmiah Hukum Vol. 5, No. 1, Januari 2011.
Ravenstein, E.G. (1885). “The laws of migration”. Journal of the Royal Statistical
Society. Vol. 48, p.167-235.
Rivani,
Edmira. Perubahan Struktur Ekonomi Tenaga Kerja dan Analisis
Multidimensional Scaling (MDS) dalam Mengelompokkan Penyerapan Tenaga
Kerja di Berbagai Provinsi. Jurnal Ekonomi Pembangungan Vol. 5, No. 1, Juni
2014.
Sudarwati, Yuni. Upaya Indonesia Menghadapi Migasi Tenaga Kerja dalam
Komunitas Ekonomi (KEA) 2015. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 5,
No.1, Juni 2014.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Suryaningsih. Peluang Kerja dan Migrasi Tenaga Kerja Wanita Indonesia. Jurnal FISIP
Vol. 2, No.2 2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja.
Bogor: Diperbanyak oleh Ghalia Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Bogor: Diperbanyak oleh
Ghalia Indonesia.
Zuhdi. Iswandiman. Abidin. Seto. TKI Penyumbang Devisa Mencerdaskan Bangsa.
Kasih Abadi. Jurnal Rechtsvinding volume 1 nomor 1 Mei 2005.
WANITA INDONESIA UNTUK BEKERJA KE LUAR NEGERI
(Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
FIRMAN SYARIFULLOH
115020100111038
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita Indonesia untuk
Bekerja ke Luar Negeri (Studi Kasus di Kabupaten Banyuwangi)
Firman Syarifulloh
Arief Hoetoro, SE., MT., Ph.D
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Masalah ekonomi dan sosial Indonesia yang belum teratasi dari dulu hingga
saat ini yaitu tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi tetapi
tidak dibarengi dengan kesempatan kerja yang memadai. Hal tersebut
mendorong masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan kerja untuk
mencoba mencari pekerjaan di luar negeri dengan maksud mendapatkan
kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih tinggi. Permasalahan tersebut
merupakan fenomena yang menarik untuk diteliti mengingat kebijakan yang
di keluarkan oleh pemerintah saat ini masih belum mampu untuk mengatasi
masalah pengangguran yang masih banyak di derita oleh penduduk
Indonesia. Penelitian ini melalui data yang diperoleh secara langsung dengan
menggunakan tujuh variabel diantaranya yaitu, umur, tingkat pendidikan,
status pernikahan, jumlah beban tanggungan keluarga, perbandingan upah,
kepemilikan lahan, dan pendapatan sebelumnya dengan menggunakan
metode Binary Logistic. Hasil analisisnya adalah dari tujuh variabel yang
diteliti, terdapat tiga variabel yang signifikan terhadap minat migrasi TKW
ke luar negeri, variabel tersebut diantaranya umur, status pernikahan, dan
jumlah tanggungan keluarga.
Kata Kunci: Migrasi luar negeri, Tenaga Kerja Wanita (TKW), Binary Logistic
Regression Model.
A. PENDAHULUAN
Masalah ekonomi dan sosial Indonesia yang belum teratasi dari dulu hingga saat
ini yaitu tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi tetapi tidak dibarengi
dengan kesempatan kerja yang memadai. Pengangguran menjadi hal yang umum terdapat
di masyarakat karena mereka masih kesulitan dalam mencari kerja. Hal tersebut
mendorong masyarakat yang tidak mempunyai kesempatan kerja untuk mencoba mencari
pekerjaan di luar negeri dengan maksud mendapatkan kesempatan kerja dan pendapatan
yang lebih tinggi. Permasalahan tersebut merupakan fenomena yang menarik untuk
diteliti mengingat kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah saat ini masih belum
mampu untuk mengatasi masalah pengangguran yang masih banyak di derita oleh
penduduk Indonesia.
Saat ini migrasi internasional umum di dilakukan oleh penduduk semua negara,
begitu juga penduduk Indonesia. Motif dasar individu atau kelompok untuk migrasi
internasional biasanya didasarkan pada masalah ekonomi yang melanda, diantaranya
yaitu masalah pengangguran dan kemiskinan. Untuk mengatasi krisis lapangan kerja
dalam negeri sebagai bentuk upaya dari pengurangan angka pengangguran, pemerintah
sebaiknya membuat kebijakan untuk membuka lebih luas peluang kerja ke luar negeri
bagi para TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Karena cukup banyak negara asing yang
memiliki perekonomian yang lebih maju tetapi penawaran tenaga kerjanya lebih sedikit
dibanding permintaannya. Sehingga untuk mencukupi lapangan pekerjaan dalam negeri,
negara tersebut membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri. Potensi itu harus dimanfaatan
pemerintah Indonesia untuk mengirimkan para TKI-nya demi mengatasi masalah
lapangan kerja yang ada.
Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di provinsi Jawa
timur yang mempunyai luas wilayah 5.782,50 km2. Kabupaten Baynuwangi merupakan
kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar di Pulau Jawa. Sampai tahun 2011 yang
lalu penduduk Kabupaten Banyuwangi tercatat 1.564.833 jiwa berdasarkan sensus oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi.
Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang menjadi basis
pengirim TKI terbesar ke luar negeri di Provinsi Jawa Timur. Dari data
DISNAKERTRANS Kabupaten Banyuwangi, pada tahun 2012 terdapat setidaknya 5.713
TKI dari berbagai daerah atau kecamatan dari Kabupaten Banyuwangi, sedangkan pada
tahun 2013 terdapat 3.893 orang. Dari jumlah TKI tersebut Tenaga Kerja Wanita
mendominasi dibanding Tenaga Kerja Laki-laki. Pada tahun 2012 jumlah Tenaga Kerja
Wanita dari Kabupaten Banyuwangi sebanyak 4.572 orang, dan pada tahun 2013
berjumlah 3.010 orang. Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Laki-laki dari Kabupaten
Banyuwangi pada tahun 2012 sebesar 1.141 orang, dan pada tahun 2013 berjumlah 883
orang. Karena di Kabupaten Banyuwangi terdapat lebih banyak Tenaga Kerja Wanita
yang bekerja di luar negeri dibanding dengan Tenaga Kerja Laki-laki dengan
perbandingan jumlah yang cukup signifikan, sehingga penulis tertarik untuk meneliti
faktor yang mempengaruhi Tenaga Kerja Wanita untuk bekerja ke luar negeri di
Kabupaten Banyuwangi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
diambil dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh variabel umur, tingkat
pendidikan, status pernikahan, beban tanggungan keluarga, perbandingan upah,
kepemilikan lahan di daerah asal dan pendapatan yang diperoleh sebelumnya terhadap
keputusan tenaga kerja wanita untuk bekerja ke luar negeri di Kabupaten Banyuwangi?
B. Kerangka Teoritis
Teori Tenaga Kerja
Menurut UU Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2. Tenaga
kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Penduduk yang memasuki usia kerja adalah mereka yang berusia antara 15-64 tahun.
Menurut simanjuntak (2001), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah dan sedang
bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah
dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga,
walaupun tidak bekerja, mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat
ikut bekerja.
Menurut Sumarsono (2003:6) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia
sanggup bekerja, dimana tenaga kerja ini meliputi semua orang yang bekerja baik untuk
diri sendiri ataupun untuk anggota keluarganya yang tidak menerima imbalan dalam
bentuk upah atau semua orang yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja,
dalam arti mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti
mereka menganggur dengan terpaksa karena tidak adanya kesempatan kerja.
Teori Migrasi Todaro
Todaro (1994) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
migrasi yaitu: 1.Faktor ekonomi merupakan faktor utama menyebabkan penduduk
bermigrasi ke luar daerah, mereka yang tidak memiliki penghasilan yang cukup di daerah
asal karena kurang memiliki keahlian mencoba mencari kesempatan untuk bekerja keluar
daerah yang memiliki potensi pendapatan lebih tinggi dibanding bekerja di daerah asal.
2.Faktor pendidikan ditemukan bahwa terdapat hubungan positif dengan keinginan
migran untuk bermigrasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin
tinggi kecenderungan untuk bermigrasi. 3.Karakteristik demografi dari negara
berkembang menyatakan bahwa sebagian besar penduduknya terdiri dari penduduk usia
produktif. Jika para penduduk usia produktif tersebut tidak memiliki kesempatan bekerja
di daerah asal, maka kecenderungan untuk bermigrasi ke daerah lain semakin besar.
Teori Tarik Dorong Everret S. Lee
Gambar 1 Faktor yang Menyebabkan Penduduk Bermigrasi.
Faktor daya tarik dan daya dorong individu untuk melakukan migrasi disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor rintangan salah satunya yaitu mengenai biaya transportasi
dan jarak antara daerah asal dan aderah tujuan. Faktor pendorong individu untuk
bermigrasi ke luar daerah diantaranya yaitu di daerah asal sulit mencari pekerjaan, tingkat
kemiskinan yang tinggi, dan lain-lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi individu
tertarik pada daerah tujuan diataranya yaitu perkembangan industri, perdagangan, jasa,
transportasi, dan pendidikan. Semakin maju tingkat perekonomian suatu daerah maka
semakin tinggi daya tarik individu untuk bermigrasi ke daerah tersebut. Adanya
kesenjangan perekonomian antara daerah asal dan tujuan semakin mempengaruhi
individu untuk bermigrasi ke luar daerah, karena salah satu alasan utama individu untuk
bermigrasi ke luar daerah yaitu disebabkan oleh motif ekonomi. Dengan melakukan
migrasi ke luar daerah diharapkan para migran dapat memperoleh pendapatan yang lebih
tiggi daripada bekerja di daerah asal.
Dasar Hukum Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI di
Luar Negeri
Perlindungan TKI menurut UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri Pasal 1 angka 4 adalah segala upaya
untuk melindungi kepentingan calon TKI dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan
hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama, maupun
sesudah bekerja. Berdasarkan Pasal 2 UU No No. 39 Tahun 2004, Penempatan dan
perlindungan calon TKI/TKI berasaskan kepada keterpaduan, persamaan hak, demokrasi,
keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan
manusia. Adapun tujuan dari perlindungan TKI sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3
UU No No. 39 Tahun 2004 adalah sebagai berikut: a.Memberdayakan dan
mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawai. b.Menjamin dan
melindungi calon TKI sejak di dalam negeri, dinegara tujuan, sampai kembali ke tempat
asal di Indonesia. c.Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya.
Dalam penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, pemerintah memilki
tugas untuk mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan
penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. Dimana dalam melaksanakan tugas
tersebut, Pemerintah dapat melimpahkan sebagai wewenangnya dan/atau tugas
perbantuan kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal
ini dimaksudkan sebagai tanggungjawab Pemerintah dalam meningkatkan upaya
perlindungan bagi TKI di luar negeri.
C. Metode Penelitian
Pendekatan Penelitian
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
Metode kuantitatif merupakan metode dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan
analisis dengan menggunakan uji statistik. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang telah tersedia
secara apa adanya dan tanpa bermaksud untuk menyimpulkan secara umum (Sugiyono,
2009:206). Sementara analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan model
ekonometrika untuk mencerminkan hasil dari pembahasan yang dinyatakan dalam angka.
Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:12).
Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen: Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan yaitu
minat migran tenaga kerja wanita untuk bekerja di luar negeri guna bekerja (Y). Skala
pengukurannya berupa skala dummy yaitu 1= berminat dan 0= tidak berminat.
2. Variabel Independen: Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya: a.Umur (X1): usia responden diukur dalam skala tahun. b.Tingkat
Pendidikan (X2): pendidikan formal yang penah dicapai responden diukur dengan
menggunakan skala kontinyu. c. Status pernikahan (X3): status pernikahan responden
diukur dengan skala dummy (1= menikah dan 0: belum menikah/ cerai). d.Jumlah Beban
Tanggungan (X4): jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan migran di daerah
asal yang diukur berdasar skala kontinyu. e.Perbandingan upah (X5): perbandingan upah
di daerah asal dengan upah di negara tujuan yang diukur dalam rupiah berdasarkan skala
kontinyu. f.Kepemilikan lahan di daerah asal (X6): lahan yang dimiliki oleh responden
diukur berdasarkan skala dummy (1= punya, 0= tidak punya). g.Pendapatan sebelumnya
(X7): pendapatan responden yang diperoleh sebelumnya di daerah asal diukur dengan
skala kontinyu yaitu dalam rupiah. Jika terdapat responden yang sebelumnya masih
belum bekerja sehingga tidak memiliki pendapatan sebelumnya maka responden tersebut
masuk dalam kategori golongan 1 yaitu berpendapatan kurang dari Rp 1.000.000.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah responden Tenaga Kerja Wanita (TKW) di
wilayah Kabupaten Banyuwangi yang akan bekerja ke luar negeri, atau yang sedang
mengurusi proses keberangkatan untuk bekerja ke negara tujuan. Penentuan negara tujuan
migrasi responden tidak dibatasi ke beberapa negara tertentu saja.
Dalam peneltian ini sampel yang digunakan dengan menggunakan metode cluster
sampling. Penggunan metode cluster sampling ini karena objek yang yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, provinsi atau kabupaten
dan ruang lingkup penelitian ini dalam satu wilayah kabupaten. Untuk menentukan
penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011). Untuk menentukan
populasi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, maka pengambilan sampelnya
berdasarkan jumlah sampel yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 100 sampel. Penentuan
100 sampel tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus di bawah ini (Djarwanto dan
Pangestu, 1996):
Dimana: n
= Jumlah Sampel
Z
= Angka yang menunjukkan penyimpangan suatu variabel dari
mean dihitung dalam satuan deviasi standard tertentu.
E
= Tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang dapat ditolerir.
Nilai α yang digunakan adalah 5%, diharapkan besarnya kesalahan dalam
penggunaan sampel tidak lebih dari 10%. Dari rumus di atasmaka dapat ditentukan bahwa
jumlah sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 96,04 yang
dibulatkan menjadi 100 responden berdasarkan menggunakan metode rumus di atas.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia
(PJTKI) di wilayah Kota Malang. Pengambilan wilayah penelitian tersebut karena di
wilayah Kota Malang terdapat banyak PJTKI yang akan memberangkatkan baik TKI lakilaki maupun perempuan migrasi ke luar negeri dari berbagai daerah di wilayah Jawa
Timur. Terdapat beberapa PJTKI yang dipilih, diantaranya yaitu PT Devita Bersaudara,
PT Bina Dinamita Rama, PT Amalia Rojikin Jaya, PT Anugrah Usaha Jaya, dan PT Antar
Tenaga Mandiri. Penentuan sampel didasarkan pada mereka calon Tenaga Kerja Wanita
(TKW) yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi yang sedang menjalani proses
pemberangkatan untuk bekerja ke luar negeri di tempat PJTKI yang dipilih.
Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer: Dalam penelitian ini data yang digunakan berasal dari wawancara dan
pengisian kuisoner secara langsung oleh masyarakat yang menjadi responden yaitu para
calon TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang berasal dari wilayah Kabupaten Bnayuwangi
Provinsi Jawa Timur.
2. Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya, seperti mengutip buku-buku, literatur, bacaan ilmiah, dan sebagainya yang
mempunyai relevansi dengan tema penulisan (Sutrisno Hadi, 2000). Dalam penulisan ini
data sekunder diperoleh dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNP2TKI), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Banyuwangi
dan literatur lain yang mendukung dalam penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Terdapat beberapa metode yang akan digunakan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu: 1.Studi Kepustakan: Dalam penelitian
ini studi kepustakaan yang diperoleh berasal dari buku, majalah, Badan Pusat Statistik,
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia, atau data yang tersedia di internet dan sebagainya. 2. Studi
Lapangan: a.Observasi: Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan pengamatan secara langsung pada objek yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan pada calon TKI yang berasal dari Kabupaten
Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur yang akan atau sedang melakukan proses
keberangkatan migrasi ke luar negeri pada tahun 2015. b.Kuesioner: Teknik
pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah di susun
sebelumnya, selanjutnya kuesioner tersebut diberikaan kepada objek penelitian yang telah
ditentukan untuk dijawab. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer,
artinya peneliti melakukan wawancara terhadap responden secara langsung dengan
menggunakan kuisoner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode Binary
Logistic, karena variabel dependen menggukakan variabel dummy dimana ada dua
kemungkinan yaitu: 1. Para calon Tenaga Kerja Wanita berminat bekerja ke luar negeri,
2. Para calon Tenaga Kerja Wanita tidak berminat bekerja ke luar negeri. Skala yang
dipakai yaitu skala dummy dan skala kontinyu.
Untuk menjelaskan model matematis minat Tenaga Kerja Wanita (TKW) bekerja
di luar negeri yang di dapat dari variabel independen dan independen dapat rumuskan
sebagai berikut:
��
Li = ln(1−��) = β0+ β1x1 +β2x2 +β3x3 +β4x4 +β5x5 +β6x6 +β7x7 +e
Dimana:
��
Li = ln (1−��) = Keputusan migrasi.
X1=Usia.
X2=Tingkat pendidikan.
X3=Status pernikahan.
X4=Beban tanggungan keluarga.
X5=Perbandingan upah.
X6=Kepemilikan lahan di daerah asal.
X7=Pendapatan sebelumnya.
β1-6=nilai koefisien masing-masing variabel independen.
e=faktor eror/ pengganggu.
Prosedur Analisis
Pengukuran analisis rergresi dengan menggunakan model Binary Logistic dapat
menjelaskan signifikasinya dari nilai t-ratio untuk menentukan secara statistik faktor yang
mempengaruhi minat migrasi (variabel dependen) dengan parameter koefisien variabel
operasionalnya dalam bentuk (βi). Setelah mengetahui signifikasinya hubungan antara
variabel dependen dan variabel independennya kemudian dihubungkan dengan teori yang
berlaku apakah sesuai atau belum.
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu varibel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabe dependen
(Imam Ghozali, 2005). Untuk mengitung hipotesis yang ada maka digunakan uji statistik
t, dengan menggunakan formula sebagai berikut:
t hitung =
dimana:
βi
��
�� ��
= koefisien regresi
se(βi) = standard error koefisien regresi
uji t ini dilakukan untuk mengidentifikasikan antara t hitung dengan t tabel.
Apabila t hitung > t tabel, maka hipotesisnya menjelaskan bahwa variavel independen
mempengaruhi variabel dependen. Sedangkan jika t hitung < t tabel maka variabel
independen tidak mempengaruhi variabel dependen.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Tabel 1 Karateristik responden
No
1
2
Variabel
Umur (X1)
21 sampai 25 tahun
26 sampai 30 tahun
31 sampai 35 tahun
36 sampai 40 tahun
Lebih dari 40 tahun
Tingkat Pendidikan (X2)
Lulus SD
Lulus SMP
Lulus SMA
Jumlah (n=100)
11
39
23
17
10
20
59
21
No
3
4
5
6
7
8
Variabel
Status Pernikahan (X3)
Menikah
Belum menikah atau cerai
Jumlah beban tanggungan keluarga (X4)
1 orang
2 orang
3 orang
4 orang
Perbandingan Upah (X5)
6 kali lipat
Kepemilikan Lahan di Daerah Asal (X6)
Memiliki
Tidak memiliki
Pendapatan Sebelumnya (X7)
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.001 – Rp 2.000.000
Rp 2.000.001 – Rp 3.000.000
>Rp 3.000.000
Minat Migrasi (Y)
Minat
Tidak berminat
Jumlah (n=100)
89
11
31
40
23
6
23
77
21
79
87
9
3
1
95
5
Sumber: Data primer diolah 2015.
Dari tabel di atas memberikan gambaran bahwa terdapat beberapa variabel yang
dapat dihubungkan terhadap minat migrasi responden ke luar negeri. variabel tersebut
diantaranya variabel umur, tingkat pendidikan, status pernikahan, jumlah beban
tanggungan keluarga, perbandingan upah, kepemilikan lahan di daerah asal, pendapatan
sebelumnya dan minat migrasi TKW ke luar negeri.
Hasil Analisis Data
Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk menganalisis data menggunakan
bantuan aplikasi SPSS dengan menggunakan metode analisis model Binary Logistic.
Berikut ini adalah ringkasan dari hasil perhitungan olah datanya.
Tabel 2 Hasil Olah Data Menggunakan SPSS
Variables in the Equation
B
Step 1a
Umur
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
-.424
.230
3.395
1
.065
.654
-2.034
1.353
2.258
1
.133
.131
8.260
3.398
5.910
1
.015
3.866E3
Jumlah_Tanggungan
-1.968
1.080
3.322
1
.068
.140
Perbandingan_Upah
.782
.903
.751
1
.386
2.186
Kepemilikan_Lahan
-2.003
1.719
1.358
1
.244
.135
.566
2.123
.071
1
.790
1.762
17.300
11.808
2.146
1
.143
3.260E7
Tingkat_Pendidikan
Status_Pernikahan
Pendpatan_Sebelumnya
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, Tingkat_Pendidikan, Status_Pernikahan, Jumlah_Tanggungan,
Perbandingan_Upah, Kepemilikan_Lahan, Pendpatan_Sebelumnya.
Sumber: data diolah 2015.
Dari tabel di atas diketahui bahwa dari total 7 variabel yang diteliti terdapat tiga
variabel yang signifikan terhadap minat migrasi ke luar negeri, diantaranya yaitu variabel
umur sig. Pada 10%, Status pernikahan sig. Pada 5%, dan jumlah tanggungan sig. Pada
10%.
Nilai sig. Pada variabel X1 sebesar 0,065 lebih kecil dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa umur
mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X2 sebesar 0,133 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan tidak mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X3 sebesar 0,015 lebih kecil dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa status
pernikahan mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X4 sebesar 0,068 lebih kecil dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah beban
tanggungan keluarga mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X5 sebesar 0,386 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan
upah tidak mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X6 sebesar 0,244 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan
lahan di daerah asal tidak mempengaruhi minat migrasi.
Nilai sig. Pada variabel X7 sebesar 0,790 lebih besar dari tingkat kepercayaan
10% yang berarti H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Pendapatan
sebelumnya tidak mempengaruhi minat migrasi.
Implikasi Hasil Penelitian
1. Umur. Dari hasil uji pengolahan data menunjukkan bahwa umur signifikan pada taraf
signifikansi 10% terhadap minat Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar
negeri dengan nilai signifikan sebesar 0.065 dan bertanda negatif. Hal ini menjelaskan
bahwa umur calon Tenaga Kerja Wanita (TKW) mempengaruhi probabilitas
(kemungkinan) minat migrasi ke luar negeri, dimana semakin muda umur responden
maka mereka akan semakin tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri karena responden
yang berusia muda lebih produktif dalam bekerja dibanding yang berumur tua. Mereka
yang berumur tua cenderung tidak tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri karena ratarata pekerjaan yang dilakukan di luar negeri tergolong tidak mengandalkan keterampilan
atau unskilled labor yang lebih mengutamakan kemampuan fisik dan tenaga yang
digunakan, sehingga penduduk yang lebih muda yang masih memiliki tenaga lebih kuat
dibanding penduduk tua akan lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri.
2. Status Pernikahan. Dari hasil uji pengolahan data menunjukkan bahwa status
pernikahan signifikan pada taraf signifikansi 5% terhadap minat Tenaga Kerja Wanita
(TKW) untuk bekerja ke luar negeri dengan nilai signifikan sebesar 0.015 dan bertanda
positif. Hal ini menjelaskan jika mereka yang memliki status menikah memiliki
probabilitas (kemungkinan) lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri dibanding
mereka yang belum menikah. Seseorang yang telah menikah akan cenderung tertarik
untuk bermigrasi ke luar negeri karena kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat dan
bentuk tanggungjawab mereka terhadap perekonomian keluarga.
3. Jumlah Beban Tanggungan Keluarga. Dari hasil uji pengolahan data menunjukkan
bahwa Jumlah Beban Tanggungan Keluarga signifikan pada taraf signifikansi 10%
terhadap minat Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar negeri dengan nilai
signifikan sebesar 0.068 dan bertanda negatif. Hal ini menunjukkan bahwa mereka yang
memiliki jumlah beban tanggungan keluarga memiliki probabilitas (kemungkinan)
tertarik bermigrasi ke luar negeri, dimana semakin sedikit jumlah beban tanggungan
keluarga mereka cenderung lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri. Karena para
Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bermigrasi ke luar negeri umumnya memiliki kontrak
kerja yang cukup lama yaitu sekitar 2 tahun dan jarak yang jauh, hal ini berdampak jika
mereka melakukan migrasi ke luar negeri akan memakan waktu yang lama untuk kembali
ke negara asal yang artinya juga tidak bisa bertemu dengan keluarga dalam waktu dekat.
Sehingga probabilitas migrasi responden akan menurun jika memiliki jumah beban
tanggungan keluarga yang banyak karena mereka memilih untuk tetap di daerah asal
karena tanggung jawab moral dalam mendidik serta mengawasi jumlah beban tanggungan
keluarga mereka yang banyak, dan semakin sedikit jumlah beban tanggungan keluarga
mereka akan lebih tertarik untuk bermigrasi ke luar negeri.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan dari permasalahan, teori, hipotesis, hasil analisis, dan pembahasan
hasil penelitian dari bab sebelumnya, maka dalam bab ini kesimpulan yang dapat diambil
adalah sebagai berikut:
1. Dari beberapa variabel yang dihipotesiskan, terdapat hanya tiga veriabel yang
signifikan terhadap pengaruh minat migrasi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke luar
negeri, diantaranya yaitu variabel umur (sig. 0,065), status pernikahan (sig.
0.015), dan variabel jumlah beban tanggungan keluarga (sig. 0.068).
2. Dari hasil penelitian diperoleh hasil responden yang berminat untuk bermigrasi
ke luar negeri sebesar 95 orang dari 100 responden. Artinya minat migrasi
responden untuk bekerja ke luar negeri sangat tinggi karena gaji yang ditawarkan
jika bekerja di luar negeri cukup tinggi dibanding gaji yang diperoleh responden
ketika bekerja di dalam negeri.
Saran
Ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian ini untuk
mengurangi arus migrasi Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar negeri
khususnya di wilayah Kabupaten Banyuwangi, diantaranya yaitu:
1. Mengingat minat para Tenaga Kerja Wanita (TKW) untuk bekerja ke luar negeri
memiliki tujuan memenuhi kebutuhan keluarga khususnya para TKW
bertanggungjawab atas perekonomian dan pendidikan anak mereka maka
disarankan pemerintah untuk meringankan biaya pendidikan di Indonesia, karena
selama ini umumnya biaya pendidikan di Indonesia masih tergolong tinggi
sehingga keluarga yang memiliki tingkat perekonomian rendah merasa keberatan
atas biaya pendidikan yang mahal tersebut.
2. Diharapkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan karena
mayoritas para migran yang ingin bekerja ke luar negeri tergolong berpendikian
rendah, hal ini berdampak pada tidak banyak pilihan pekerjaan yang diperoleh
migran ketika bekerja di dalam maupun di luar negeri. Karena situasi tersebut
para Tenaga Kerja Wanita (TKW) ketika bekerja di luar negeri banyak yang
mendapat penyiksaan, pemerkosaan, dan sebagainya.
3. Untuk mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan produktivitas
penduduk, pemerintah disarankan untuk membuka lapangan pekerjaan baru
karena jumlah lapangan pekerjaan yang ada saat ini masih belum mampu untuk
menampung jumlah keseluruhan tenaga kerja yang ada, sehingga banyak terdapat
penganggurandi masyarakat. Dan juga kebijakan tersebut untuk mengurangi arus
migrasi tenaga kerja khususnya wanita Indonesia ke luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Adharinalti. 2012, Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Indonesia Irregular di
LuarNegeri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Hukum Nasional
BPHN. Jurnal Rechts Vinding Volume 1 Nomor 1 April 2012. Jakarta.
Agusmidah. 2010. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Dinamika dan Kajian Teori).
Bogor. Ghalia Indonesia.
Andias, Tri. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Migran
Bekerja di Dalam dan Luar Negeri. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya.
Malang.
Apriliana, Dewi dan Luh Gede Meydianawathi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengiriman Remitansi TKI Asal Bali di Amerika Serikat. Jurnal Ekonomi
Pembangunan Vol. 2, No. 8, Agustus 2013.
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 2015. Data
Penempatan Tenaga Kerja di Luar Negeri, Data Perbandingan Jumlah Tenaga
Kerja Laki-laki dan Perempuan, Sektor Penempatan Tenaga Kerja Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2010. Sensus Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik
Indonesia. http://.bps.go.id. Diakses 4 April 2015
Badan Pusat
Statistik Kabupaten Banyuwangi. 2015. Data Kependudukan Kabupaten
Banyuwangi. http://banyuwangikab.bps.go.id. Diakses tanggal 16 september
2015.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi. 2015. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)
Kabupaten
Banyuwangi.
http://banyuwangikab.bps.go.id/webbeta/frontend/linkTabelStatis/view/id/41.
Diakses tanggal 7 Juli 2015.
Darwis. 2004. Peluang Tenaga Kerja di Luar Negeri (Kabupaten Tulung AgungPropinsi Jawa Timur). Jurnal Ekonomi Lembaga Demograji FE-UI. Depok:
Universitas Indonesia.
Djarwanto, Pangestu Subagyo.1996. Statistik Induktif Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Febriani. Faktor-faktor Pendorong dan Kendala Tenaga Kerja untuk Bekerja Ke Luar
Negeri. Jurnal Ekonomi Universitas Tamansiswa. Padang.
Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-dasar Ekonometrika.
Salemba Empat.
Jakarta.
Hidayati, Nur. Perlindungan Hukum Terhadap Buruh Migran Indonesia (BMI). Jurnal
Pengembangan Humaniora Vol. 13, No. 3 Desember 2013.
Kurniasih, Sri dan Dienni Nur Faridah. Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan TKI G
to G ke Timor Leste Menggunakan Metode Profile Mathching (Studi Kasus
BNP2TKI/BNP3TKI). Jurnal LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014.
Lee, Everret. 1996. A Theory of Migration. Demography. Vol.3, p.47-57.
Listyarini, Nikmah. Faktor-faktor Individual yang Mempengaruhi Minat Migrasi
Tenaga Kerja Wanita Kabupaten Pati Jawa Tengah ke Malaysia. Jurnal Ilmiah.
Pratiwi, Yunita Wahyu. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Internasional Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri Tahun 2007. Skripsi
Mahasiswa S-1 Tidak Dipublikasikan. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Purnamaningsih, Nining. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tenaga Kerja
Wanita Bekerja di Luar Negeri. Jurnal Ilmiah Berkala Universitas Kadiri. Kediri.
Purnomo, Didit dan Chuzaimah. 2004. Studi Tentang Niatan Menetap Migran Sirkuler
(Kasus Migran Sirkuler Asal Wonogiri Ke Jakarta). Jurnal Ekonomi
Pembangunan (JEP) Vol.5 No.2 Desember 2004.
Purnomo, Didit. 2009. Fenomena Migrasi Tenaga Kerja dan Perannya Bagi
Pembangunan Daerah Asal: Studi Empiris di Kabupaten Wonogiri. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Vol. 10, No. 1, hal. 84 – 102 November 2009.
Pusat Data Terintegrasi Banyuwangi. 2015. Data Kependudukan dan Demografis
Kabupaten Banyuwangi. http://demografi.banyuwangikab.go.id. Diakses Tanggal
13 September 2015.
Rahmawati, Tita Merisa. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Tenaga
Kerja untuk Bekerja ke Luar Negeri. Skripsi
Mahasiswa S-1 Tidak
Dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Randang, Frankiano. Kesiapan Tenaga Kerja Indonesia dalam Menghadapi Persaingan
dengan Tenaga Kerja Asing. Jurnal Ilmiah Hukum Vol. 5, No. 1, Januari 2011.
Ravenstein, E.G. (1885). “The laws of migration”. Journal of the Royal Statistical
Society. Vol. 48, p.167-235.
Rivani,
Edmira. Perubahan Struktur Ekonomi Tenaga Kerja dan Analisis
Multidimensional Scaling (MDS) dalam Mengelompokkan Penyerapan Tenaga
Kerja di Berbagai Provinsi. Jurnal Ekonomi Pembangungan Vol. 5, No. 1, Juni
2014.
Sudarwati, Yuni. Upaya Indonesia Menghadapi Migasi Tenaga Kerja dalam
Komunitas Ekonomi (KEA) 2015. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 5,
No.1, Juni 2014.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Suryaningsih. Peluang Kerja dan Migrasi Tenaga Kerja Wanita Indonesia. Jurnal FISIP
Vol. 2, No.2 2011.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja.
Bogor: Diperbanyak oleh Ghalia Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Bogor: Diperbanyak oleh
Ghalia Indonesia.
Zuhdi. Iswandiman. Abidin. Seto. TKI Penyumbang Devisa Mencerdaskan Bangsa.
Kasih Abadi. Jurnal Rechtsvinding volume 1 nomor 1 Mei 2005.