MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR PENGE (9)

MEMAHAMI DAN MENGEVALUASI STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERNAL
Struktur Pengendalian Intern (SPI)
Suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam auditing. Dalam Standar
Profesional Akuntan Publik pada SA 319. Par 06 dikemukakan bahwa: Pengendalian
Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan
personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
 Keandalan pelaporan keuangan
 Efektivitas dan efisiensi operasi
 Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Dengan demikian struktur pengendalian intern merupakan rangkaian proses yang
dijalankan entitas, yang mana proses tersebut mencangkup berbagai kebijakan dan
prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki tujuan utama :
a. Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas
b. Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan
c. Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku
Pengendalian intern menjadi penting berkaitan dengan :
 Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini mengakibatkan
manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang banyak jumlahnya agar
peranan pengendalian dapat berjalan efektif.

 Pemeriksaan dan penelaahan bawaan dalam sistem yang baik memberikan
perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kekeliruan
dan ketidakberesan yang terjadi.
 Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit sehingga
dapat mengurangi biaya ataupun fee audit.
Struktur pengendalian intern entitas (satuan usaha) mempunyai kandungan yang terdiri
dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai
bahwa tujuan tertentu suatu entitas akan tercapai. Sasaran perusahaan dapat berupa
sasaran finansial maupun non finansial. Sasaran finansial yang umum dapat berupa
keakuratan dan ketepatan pelaporan keuangan kepada pemegang saham atau BAPEPAM.
Sasaran finansial yang khusus dapat berupa perbaikan aliran kas masuk, dan pendapatan
per lembar saham. Sasaran non finansial antara lain meliputi pengendalian kualitas,
pengembangan produk, penelitian pasar, dan sebagainya.

Struktur pengendalian intern yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut:

a.
b.
c.
d.


Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
Mendorong efisiensi
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Ada beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern. Konsep
dasar tersebut meliputi :
1. Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan mempertahankan struktur
pengendalian intern. Pengendalian-pengendalian khusus yang harus termasuk pada
tiga elemen struktur pengendalian intern untuk suatu perusahaan tergantung pada
besar kecilnya entitas; karakteristik organisasi dan kepemilikan; sifat kegiatan
usahanya; keanekaragaman dan kompleksitas operasinya; metode pemrosesan data;
persyaratan perundang-undangan yang harus dipatuhi.
2. Kewajaran atau Keyakinan Rasional yang Memadai
Manajemen bukan mencari tingkat absolut atau mutlak kualitas struktur
pengendalian intern manajemen mencari tingkat yang ”wajar”. Hal ini
digunakan untuk memastikan bahwa sasaran struktur pengendalian intern
dapat tercapai. Ada dua alasan penggunaan kata ”wajar” dan bukan tingkat


absolut. Kedua alasan tersebut adalah :
a. Kriteria biaya-manfaat merupakan suatu titik kritis bagi manajemen dalam setiap
pengambilan keputusan ekonomi.
b. Realisasi bahwa pengendalian tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap efisiensi dna profitabilitas perusahaan.
3. Keterbatasan Bawaan
Struktur pengendalian intern mempunyai keterbatasan bawaan yang melekat pada
struktur pengendalian intern tersebut. Keterbatasan bawaan tersebut diakibatkan
antara lain oleh :
a. Faktor manusia yang melakukan fungsi prosedur pengendalian. Keterbatasan ini
hanya dapat diminumkan, tidak dapat dihilangkan sama sekali oleh orang dari
dalam maupun dari luar yang independen. Sebaik-baiknya sistem bagaimanapun,
akan dapat dikalahkan oleh kolusi.
b. Pengendalian tidak dapat mengarah pada seluruh transaksi. Pengendalian tidak
dapat diterapkan pada transaksi yang bersifat tidak rutin, seperti kejadian luar
biasa, bonus, dan lain sebaginya.
4. Metode Pengolahan Data
Konsep pengendalian yang dibicarakan dapat diterapkan baik untuk sistem
pengolahan data manual maupun terkomputerisasi atau EDP. Sistem manual biasanya

dipakai dalam perusahaan kecil. Sedangkan sistem EDP banyak digunakan dalam
bisnis pemanufakturan internasional dan perusahaan multi nasional dan atau
mengglobal.
COSO mendefinisikan Pengendalian Intern sebagai proses, dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen dan personel perusahaan, yang dirancang untuk menyediakan

jaminan yang dapat dipercaya untuk mencapai tujuan perusahaan, yang digolongkan
menjadi :
 Dapat dipercayainya pelaporan keuangan
 Kepatuhan dengan hukum dan aturan yang berlaku
 Efisiensi dan efektivitas operasi
Komponen Pengendalian Intern (COSO) :
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penaksiran Risiko
c. Aktivitas Pengendalian
Struktur pengendalian intern suatu perusahaan, pada umumnya dirancang untuk :
a. Menjamin dapat dipercayainya catatan keuangan yang dihasilkan system akuntansi,
b. Menjaga keamanan aktiva yang dimiliki
Sasaran pengendalian dapat diidentifikasikan atas 5 sasaran berikut :
1. Validitas (Validity)

Transaksi yang dicatat harus mrupakan transaksi yang valid. Diharapkan transaksi
yang dicatat tidak ada transaksi yang merupakan transaksi fiktif.
2. Kelengkapan (Completeness)
Seluruh transaksi dicatat mewakili seluruh kejadian yang terjadi dan tidak ada satu
transaksi pun yang terlewatkan. Ini berarti bahwa semua transaksi yang valid telah
tercatat.
3. Keabsahan Pencatatan (Recording Propriety)
Transaksi yang rinci telah dimasukkan dalam pencatatan secara akurat sesuai sumber
dokumen. Transaksi yang telah dinilai, dievaluasi, diklasifikasi, dicatat, dan diposting
secara tepat waktu dan benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim.
4. Penjagaan / Pengamanan (Safeguarding)
Aktiva dan dokumen dapat dijaga / diamankan dan diakses hanya oleh pihak yang
sesuai dengan otorisasi manajemen. Tidak ada pihak yang tidak berwenang dapat
melakukan akses terhadap aktiva dan dokumen.
5. Purna Tanggung Jawab (Subsequent Accountability).