PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINE (1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA
PEGAWAI
Rafael Aldy Bintang Samosir
NIM. 165254024
DIV – Admnistrasi Bisnis
Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Bandung

Abstract
The leader is the driving force of a group or
organization to be able to run every goal.
The inner leader is the one who leads by
directing, organizing or controlling the
efforts of others or through joint efforts to
become part of an organization that
constantly targets organizational goals.
Leadership is the more ability a person has
to influence other people in their
environment so they can understand the
group's goals. Leadership style of a leader
is necessary in an organization, because the

achievement or absence of an organization
is determined from how the leader directs its
members. For that a leader needs to pay
attention to his leadership style. The
function of leadership style: Function
Instruction,
consultation
function,
participation
function,
function
of
delegation and leadership
function.
Leadership styles are divided into: directive
leadership,
supportive
leadership,
participative leadership, and achievement-


oriented leadership. Employee performance
will always be as expected when its leader
can give good and proper direction and
motivation to its members / employees. And
always support its members to be
comfortable in the work environment ..
Leaders performance can be concluded as
the work of a member or group in the
organization that results according to
expectations and in accordance with
Javanese responsibility and authority
respectively, in order to achieve group
goals. Leadership style itself is included into
organizational variables that are factors
that originate in the existing container or
organization.
Reviewing
the
many
theoretical reviews and research from PD

Sumber Jaya which states that the influence
of leadership style is 19.25% towards the
performance of its SPG employees. This
means that leadership style affects employee
performance.
Keywords: Leader, Leadership
Employee Performance

Style,

1

Abstrak
Pemimpin merupakan penggerak
suatu kelompok atau organisasi untuk bisa
menjalankan setiap tujuannya. Pemimpin
dalam ialah seorang yang memimpin dengan
cara mengarahkan, mengorganisasikan atau
mengontrol usaha/upaya orang lain atau
melalui usaha untuk bersama dapat menjadi

bagian
organisasi
yang
senantiasa
menjungjung
tujuan
organisasi.
Kepemimpinan merupakan kemampuan
lebih yang dimiliki oleh seseorang untuk
memengaruhi orang lain yang ada dalam
lingkungannya
agar
mereka
dapat
memahami
tujuan
kelompok.
Gaya
kepemimpinan seorang pemimpin sangat
diperlukan dalam suatu organisasi, karena

tercapai tidaknya suatu organisasi ditentukan
dari bagaimana pemimpinnya mengarahkan
anggotanya. Untuk itu seorang pemimpin
sangat
perlu
memperhatikan
gaya
kepemimpinannya. Adapun fungsi gaya
kepemimpinan : Fungsi Instruksi, fungsi
konsultasi, fungsi partisipasi, fungsi delegasi
dan
fungsi
kepemimpinan.
Gaya
kepemimpinan
dibagi
menjadi:
kepemimpinan direktif , kepemimpinan

supportif, kepemimpinan partisipatif, dan

kepemimpinan berorientasi pada prestasi.
Kinerja karyawan akan senantiasa sesuai
harapan apablia pemimpinnya dapat
memberikan arahan dan motivasi yang baik
dan tepat kepada anggotanya/ karyawannya.
Serta senantiasa mendukung anggotanya
untuk dapat nyaman di lingkungan
kerjanya..
Kinerja
pemimpin
dapat
disimpulkan sebagai hasil kerja dari suatu
anggota atau kelompok dalam organisasi
yang hasilnya sesuai harapan dan sesuai
dengan tanggung jawa dan wewenang
masing-masing, dalam rangka upaya
mencapai
tujuan
kelompok.
Gaya

Kepemimpinan sendiri termasuk kedalam
variabel organisasional yang merupakan
faktor yang bersumber pada wadah ataupun
organisasi yang ada. Meninjau banyaknya
tinjauan teoritis serta penelitian dari PD
Sumber Jaya yang menyatakan bahwa
pengaruh Gaya kepemipinan adalah sebesar
19,25% terhadap kinerja pegawai SPGnya.
Artinya Gaya kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja pegawai.
Kata
kunci:
Pemimpin,
Kepemimpinan, Kinerja Pegawai

Gaya

2

1. Latar Belakang/Pendahuluan


2.1 Pemimpin

Pemimpin merupakan faktor
kunci keberhasilan suatu organisasi.
Pemimpin
merupakan
motor
penggerak bagi organisasi untuk
dapat menjalankan setiap aktivitas
organisasi dalam mencapai tujuantujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi. Seorang pemimpin harus
mampu memberikan suatu arahan
terhadap para karyawan agar kinerja
karyawan baik. Peran dari motivasi
kerja pun sangat mendukung kinerja
karyawan. Jadi, seorang pemimpin
pun harus dapat memperhatikan halhal apa yang dapat memberikan
motivasi kerja terhadap bawahan
agar kinerja bawahan dapat menjadi

lebih baik.

Definisi pemimpin adalah
seseorang yang memimpin kelompok
atau organisasi. Seperti halnya
Kartono
(2006)
mendifinisikan
pemimpin sebagai:

Gaya kepemimpinan yang
berbeda dipengaruhi oleh karakter
dan juga lingkungan seorang
pemimpin. Gaya kepemimpinan ini
juga akan mempengaruhi kebijakan,
cara memimpin dan juga respon
anggota kelompok atas gaya
kepemimpinan tersebut. Hal ini
pastinya mempengaruhi kinerja
pegawai sehingga menjadi faktor

penentu keberhasilan perusahaan.
Oleh karena itu, penulis
melakukan studi pustaka dan juga
riset atas keberhasilan penelitian
yang sudah ada mengenai Pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai.
2. Tinjauan Teoritis

(1) Seorang pribadi yang memiliki
kelebihan,
sehingga
mampu
memengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitasaktivitas tertentu, demi mencapai
tujuan bersama;
(2) Menurut Fairchild, pemimpin
adalah seorang yang memimpin
dengan cara memprakarsai tingkah
laku sosial dengan mengatur,

mengarahkan,
mengorganisasikan
atau mengontrol usaha/upaya orang
lain atau melalui kerja keras,
kekuasaan
atau
posisi
yang
ditentukan untuk kontrol yang baik.
2.2 Kepemimpinan
Kepemimpinan didefinisikan
oleh Robbins & Judge (2008) bahwa
kepemimpinan adalah kemampuan
untuk memengaruhi suatu kelompok
guna mencapai sebuah visi atau
serangkaian tujuan yang ditetapkan.
Lain halnya Menurut Rivai dan
Mulyadi (2009), kepemimpinan ialah
sebagai proses memengaruhi dan
mengarahkan kegiatan yang ada
hubungannya dengan pekerjaan
anggota kelompok.

Dari
pengertian
kepemimpinan
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan
3

merupakan kemampuan lebih yang
dimiliki oleh seseorang untuk
memengaruhi dan membujuk orangorang
yang
ada
dalam
lingkungannya, agar mereka bersedia
bekerja untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
2.3 Gaya Kepemimpinan
Miftah (2007) mendefinisikan
bahwa gaya kepemimpinan adalah
norma perilaku
seseorang yang
digunakan untuk dapat memengaruhi
orang lain di kelompoknya. Selain
itu, menurut Veithzal (2004:64) gaya
kepemimpinan didefinisikan sebagai
perilaku dan strategi sebagai hasil
kombinasi
dari
keterampilan,
falsafah, sifat, dan sikap yang
digunakan seorang pemimpin ketika
ia
mencoba
mempengaruhi
anggotanya.
Marzuki
(2002)
Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara
yang digunakan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi
perilaku
orang
lain.
Gaya
kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang dipergunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain. Masing-masing gaya
tersebut memiliki keunggulan dan
kelemahan. Seorang pemimpin akan
menggunakan gaya kepemimpinan
sesuai
kemampuan
dan
kepribadiannya.
Menurut
Hasibuan
(2000:167) Gaya kepemimpinan
adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan,
agar mau bekerjasama dan bekerja
secara produktif untuk mencapai

tujuan
organisasi.
Gaya
kepemimpinan merupakan norma
perilaku yang digunakan oleh
seseorang pada saat orang tersebut
mencoba mempengaruhi perilaku
orang lain (Suranta, 2002).
Gaya kepemimpinan cocok
apabila tujuan perusahaan telah
dikomunikasikan dan bawahan telah
menerimanya. Seorang pemimpin
harus
menerapkan
gaya
kepemimpinan untuk mengelola
bawahannya,
karena
seorang
pemimpin
akan
sangat
mempengaruhi
keberhasilan
organisasi dalam mencapai tujuannya
(Waridin dan Bambang Guritno,
2005). Organisasi menggunakan
penghargaan atau hadiah dan
ketertiban sebagai alat untuk
memotivasi karyawan. Pemimpin
mendengar ide-ide dari para bawahan
sebelum mengambil keputusan. Gaya
kepemimpinan yang tepat akan
menimbulkan motivasi seseorang
untuk berprestasi.
Gaya kepemimpinan juga
perlu
diperhatikan.
Seorang
pemimpin yang ideal harus memiliki
Gaya Kepemimpinan yang baik
sehingga dapat meningkatkan kinerja
karyawannya. Flippo (1994) dalam
Nurjanah (2008: 39) berpendapat
gaya
kepemimpinan
dapat
dirumuskan sebagai suatu pola
perilaku yang dirancang untuk
memadukan
kepentingankepentingan
organisasi
dan
personalia guna mengejar beberapa
sasaran.
Gaya kepemimpinan seorang
pemimpin sangat diperlukan dalam
suatu organisasi karena maju

4

mundurnya
suatu
organisasi
tergantung seberapa baik pemimpin
dapat memainkan perannya agar
organisasi tersebut terus hidup dan
berkembang. Untuk itu seorang
pemimpin
sangat
perlu
memperhatikan
gaya
kepemimpinannyadalam
proses
mempengaruhi,
mengarahkan
kegiatan anggota kelompoknya serta
mengkoordinasikan tujuan anggota
dan tujuan organisasi agar keduanya
dapat tercapai.

keputusan dapat dilaksanakan secara
efektif.

Gaya kepemimpinan yang
baik adalah gaya kepemimpinan
yang dapat memberikan motivasi
kerja pada bawahannya. Ivancevich
(2001) dalam Widyatmini dan Hakim
(2008:169) mengatakan seorang
pemimpin
harus
menyatukan
berbagai keahlian, pengalaman,
kepribadian dan motivasi setiap
individu yang dipimpinnya.

Dalam menjalankan fungsi
ini pemimpin berusaha mengaktifkan
orang-orang yang dipimpinnya, baik
dalam keikutsertaan mengambil
keputusan
maupun
dalam
melaksanakannya.

Kinerja karyawan akan baik
apabila pimpinan dapat memberi
motivasi yang tepat dan pimpinan
memiliki gaya kepemimpinan yang
dapat diterima oleh seluruh karyawan
dan mendukung terciptanya suasana
kerja yang baik.
2.4 Fungsi Gaya Kepemimpinan
Menurut Veithzal
terdapat
lima
fungsi
kepemimpinan, yakni :

(2004)
pokok

1) Fungsi Instruksi
Fungsi
ini
bersifat
komunikasi satu arah. Pemimpin
sebagai komunikator merupakan
pihak yang menentukan apa,
bagaimana, bilamana, dan dimana
perintah
itu
dikerjakan
agar

2) Fungsi Konsultasi
Fungsi
ini
bersifat
komunikasi dua arah. Konsultasi itu
dimaksudkan untuk memperoleh
masukan berupa umpan balik untuk
memperbaiki dan menyempurnakan
keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dan dilaksanakan.
3) Fungsi Partisipasi

4) Fungsi Delegasi
Fungsi
ini
dilaksanakan
dengan memberikan pelimpahan
wewenang
membuat
atau
menetapkan keputusan baik melalui
persetujuan
maupun
tanpa
persetujuan dari pemimpin.
5) Fungsi Pengendalian
Fungsi
pengendalian
bermaksud bahwa kepemimpinan
yang sukses atau efektif mampu
mengatur aktivitas anggotanya secara
terarah dan dalam kooordinasi yang
efektif sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan bersama secara
maksimal.

2.5 Macam gaya Kepemimpinan

5

Menurut Thoha (2010) membagi
gaya kepemimpinan menjadi
empat:

Berdasar pada Tabel 1, tipe
yang pertama yakni G1, adalah
pemimpin yang tinggi perhatian
namun rendah pengarahan, tipe G2
yakni pemimpin yang banyak
mengarahkan serta tinggi perhatian;
adapun G3 adalah tipe yang tinggi
pengarahan namun rendah perhatian
dan yang terakhir adalah tipe G4,
yang memiliki gaya kepemimpinan
rendah pengarahan dan sedikit
perhatian

keputasan sehingga menekankan dua
hal penting: anggota dan tugas;
(3) Kepemimpinan (laisser – faire),
gaya kepemimpin ini memilliki tipe
pemimpin
yang
membiarkan
anggotanya untuk mengatur mereka
sendiri, memanaje dan menentukan
kebijakaanya sendiri dengan sesuai
norma, tanggung jawab dan batasan
yang telah ditentukan secara
seksama;

Selanjutnya, Kartono (2006)
mendefinisikan gaya kepemimpinan
sebagai
suatu
pola
perilaku
manajemen
profesional
yang
dirancang untuk memadukan minat
dan usaha pribadi serta organisasi
untuk mencapai tujuan.
Ada 3 macam kepemimpinan,
yakni:
(1) Kepemimpinan authoritarian
(authocratic),
pemimpin
mengutamakan kekuatan dari posisi
formalnya serta semua kegiatannya
ditentukan ketua;
(2)
Kepemimpinan
partisipaty
(democratie),
adalah
gaya
kepemimpinan yang melibatkan
anggotanya
dalam
melakukan
perancangan
dan
perencanaan

6

Teori Path Goal berusaha
untuk menjelaskan pengaruh perilaku
pemimpin
terhadap
motivasi,
kepuasan, dan pelaksanaan pekerjaan
bawahannya (Miftah Thoha, 2007:
42). Teori Path Goal membagi empat
gaya kepemimpinan yakni :
1) Kepemimpinan direktif
Tipe ini sama dengan model
kepemimpinan
otokratis
bahwa
bawahan tahu dengan pasti apa yang
diharapkan darinya dan pengarahan
yang
khusus
diberikan
oleh
pemimpin. Dalam model ini tidak
ada partisipasi dari bawahannya.
2) Kepemimpinan supportif
Kepemimpinan
ini
mempunyai
kesediaan
untuk
menjelaskan sendiri, bersahabay,
mudah didekati, dan mempunyai
perhatian kemanusiaan yang murni
terhadap para bawahannya.
3) Kepemimpinan partisipatif
Pada gaya kepemimpinan ini
pemimpin berusaha meminta dan
menggunakan saran-saran dari para
bawahannya. Namun pengambilan
keputusan masih tetap berda
padanya.
4) Kepemimpinan berorientasi pada
prestasi
Gaya kepemimpinan ini
menetapkan serangkaian tujuan yang
menantang
bawahannya
untuk
berpartisipasi.
Pemimpin
juga
memberikan
keyakinan
kepada
mereka bahwa mereka mampu
melaksanakan
tugas
pekerjaan
mencapai tujuan secara baik (Miftah
Thoha, 2007: 42).

2.6 Sifat Pemimpin
Menurut
Tead,
dalam
tulisannya yang dikutip oleh Kartono
(2006), terdapat 10 sifat pemimpin,
yakni:
(1) Energi jasmaniah dan mental
(physical and nervous energy);
(2) Kesadaran akan tujuan dan arah
(a sense of purpose and direction);
(3)
Antusiasme (enthusiasm;
semangat, kegairahan, kegembiraan
yang besar);
(4)
Keramahan dan kecintaan
(friendliness and affection);
(5) Integritas (integrity, keutuhan,
kejujuran, ketulusan hati);
(6) Penguasaan teknis (technical
mastery);
(7) Ketegasan dalam mengambil
keputusan (decisiveness);
(8) Kecerdasan (intelligence);
(9)
Keterampilan
mengajar
(teaching skill);
(10) Kepercayaan (faith).
Sedangkan menurut Terry,
yang dikutip oleh Kartono (2006),
terdapat 10 sifat pemimpin yang
unggul, yakni kekuatan, kekuatan
badaniah dan rohaniah, stabilitas
emosi, pengetahuan tentang relasi
insani, kejujuran, objektif, dorongan
pribadi, keterampilan berkomunikasi,
kemampuan mengajar, keterampilan
sosial, dan kecakapan teknis atau
kecakapan manajerial.
2.7 Kinerja
Kinerja merupakan suatu
fungsi kemampuan pekerja dalam
menerima tujuan pekerjaan, tingkat
pencapaian tujuan dan interaksi
antara tujuan dan kemampuan
pekerja menurut Judith R. Gordon

7

dalam Hadari Nawawi (2006: 63).
Dengan definisi tersebut dapat
dikatakan
bahwa
karyawan
memegang peranan penting dalam
menjalankan
segala
aktivitas
perusahaan agar dapat tumbuh
berkembang
mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan.
Untuk menciptakan sumber
daya
manusia
yang
handal
membutuhkan pengelolaan yang baik
agar Kinerja Karyawan lebih
optimal.
Pencapaian
tujuan
perusahaan dipengaruhi oleh Kinerja
Karyawan perusahaan itu sendiri.
Maka
dari
itu
perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia
yang berpotensial dan berkualitas,
baik dari segi pemimpin maupun
karyawan pada pola tugas, tanggung
jawab, berdaya guna sesuai dengan
peraturan dan pengawasan yang
merupakan penentu tercapainya
tujuan perusahaan.
Suyadi
Prawirosentono
(2008: 2) menyatakan Kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang
dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam rangka upaya
mencapai
tujuan
organisasi
bersangkutan secara legal tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika.
Muhammad Zainur (2010:
41)
mendefinisikan
“Kinerja
merupakan
keseluruhan
proses
bekerja dari individu yang hasilnya
dapat digunakan landasan untuk
menentukan
apakah
pekerjaan
individu
tersebut
baik
atau
sebaliknya”. Kinerja juga merupakan

keluaran yang dihasilkan oleh fungsifungsi atau indikator suatu pekerjaan
atau suatu profesi dalam waktu
tertentu (Wirawan, 2009: 5)
Pengertian
kinerja
atau
prestasi kerja diberi batasan oleh
Maier sebagai kesuksesan seseorang
di dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Lebih tegas lagi Lawler &
Poter (1967) menyatakan bahwa
kinerja adalah successfull role
achievement
yang
diperoleh
seseorang
dari
perbuatanperbuatannya.
Dari batasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil yang dicapai seseorang menurut
ukuran yang berlaku untuk pekerjaan
yang
bersangkutan.
Sedang
Suprihanto
menyatakan
bahwa
kinerja atau prestasi kerja seseorang
karyawan pada dasarnya adalah hasil
kerja seseorang karyawan selama
periode
tertentu
dibandingkan
dengan kemungkinan, misalnya
standar, target atau sasaran atau
kinerja yang telah ditentukan terlebih
dahulu dan telah disepakati bersama.
Prestasi kerja atau kinerja
berasal dari kata job performance
(prestasi
kerja
atau
prestasi
sesungguhnya yang pernah dicapai
seseorang).
Pengertian
kinerja
(prestasi kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan
tugasnya
sesuai
dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Faktor-faktor
yang
memengaruhi
pencapaian
kinerja adalah faktor kemampuan
(ability) dan faktor motivasi.

8

Hal ini sesuai dengan
pendapat Davis & Newstroom
(1985), yang memutuskan bahwa:
Human
performance
=
ability + performance;
Motivation = attitude +
situation; ability = knowledge +
skill.
Berdasarkan pendapat Vroom
dalam Luthans (2006) tingkat sejauh
mana keberhasilan seseorang dalam
menyelesaikan pekerjaannya disebut
level of performance. Biasanya orang
yang level of performance-nya tinggi
disebut
sebagai
orang
yang
produktif, dan sebaliknya orang yang
levelnya tidak mencapai standar
dikatakan sebagai tidak produktif
atau berperforma rendah.

Menurut
Oey
dalam
jurnalnya Analisis pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja spg
pd. Sumber jaya menyatakan bahwa
Faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja, yakni:
(1) Variabel
individual:
kemampuan
dan
keterampilan: mental dan
fisik; latar
belakang:
keluarga, tingkat sosial,
penggajian;
demografis:
umur,
asal-usul,
jenis
kelamin.
(2) Variabel
organisasional:
sumberdaya, kepemimpinan,
imbalan, struktur, dan disain
pekerjaan.
(3) Variabel psikologis, terdiri
dari:
persepsi,
sikap,
kepribadian, belajar, dan
motivasi.

2.8 Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja
Menurut Dale Timple (2000)
dalam Siti Munafiah (2011: 10-11)
terdapat
dua
faktor
yang
mempengaruhi Kinerja Karyawan
yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah
faktor-faktor yang berhubungan
dengan sifat-sifat seseorang meliputi
sikap, sifat kepribadian, sifat fisik,
motivasi, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kinerja,
latar belakang budaya, dan variabel
personal lainnya.
Faktor
eksternal
adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan yang berasal dari
lingkungan
meliputi
kebijakan
organisasi,
kepemimpinan,
tindakantindakan
rekan
kerja,
pengawasan, sistem upah, dan
lingkungan sosial.
9

3. Diskusi
Siginifikansi pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai memang tidak dapat
dinyatakan hanya dalam variabel
definisi, namun juga dapat kita
hubungkan antar variabelnya yang
telah dipaparkan dalam tinjauan
teoritis serta beberapa bukti data
penelitian jurnal terkait.
Sebelumnya
penulis
simpulkan beberapa definisi untuk
mempertegas beberapa poin penting
dalam jurnal kali ini: Pemimpin
adalah
seorang
pribadi
yang
memiliki kecakapan dan kelebihan,
khususnya di satu bidang, sehingga
mampu memengaruhi orang lain
untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu, demi
pencapaian satu atau beberapa
tujuan. Sedangkan kepemimpinan
merupakan kemampuan lebih yang
dimiliki oleh seseorang untuk
memengaruhi dan membujuk orangorang
yang
ada
dalam
lingkungannya, agar mereka bersedia
bekerja untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Gaya kepemimpinan adalah
suatu cara yang digunakan oleh
seorang
pemimpin
dalam
mempengaruhi perilaku orang lain.
Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang dipergunakan
oleh seseorang pada saat orang
tersebut mencoba mempengaruhi
perilaku orang lain. Masing-masing
gaya tersebut memiliki keunggulan
dan kelemahan. Seorang pemimpin
akan
menggunakan
gaya
kepemimpinan sesuai kemampuan
dan
kepribadiannya.
Gaya

kepemimpinan seorang pemimpin
sangat diperlukan dalam suatu
organisasi karena maju mundurnya
suatu organisasi tergantung seberapa
baik pemimpin dapat memainkan
perannya agar organisasi tersebut
terus hidup dan berkembang.
Adapun
fungsi
gaya
kepemimpinan : Fungsi Instruksi,
fungsi konsultasi, fungsi partisipasi,
fungsi
delegasi
dan
fungsi
kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dibagi
menjadi: Kepemimpinan direktif ,
Kepemimpinan
supportif,
Kepemimpinan partisipatif, dan
Kepemimpinan berorientasi pada
prestasi
Selain itu,
Kinerja dapat
disimpulkan sebagai hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal
tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika.
Gaya Kepemimpinan sendiri
termasuk
kedalam
variabel
organisasional yang merupakan
faktor yang bersumber pada wadah
ataupun organisasi yang ada.
Pengaruh
gaya
kepemimpinan ini banyak sekali
dijadikan
penelitian
untuk
menentukan nilai evaluasi suatu
pemimpin perusahaan. Pun juga
berpengaruh
pada
tingkat
keberhasilan pemimpinnya. Dalam
penelitian
pengaruh
gaya
kepemimpinan di PD Sumber Jaya
10

terhadap kinerja SPGnya penulis
menyimpulkan
bahwa
gaya
kepemimpinan manajer PD Sumber
Jaya adalah tipe demokratis. Secara
individual, gaya kepemimpinan
memiliki hubungan yang cukup kuat
yakni sebesar 0.442 terhadap kinerja
SPG PD Sumber Jaya. Dan memiliki
pengaruh yang signifikan yakni
sebesar 0.195 atau sebesar 19.50%
terhadap kinerja SPG PD. Sumber
Jaya. Artinya, gaya kepemimpinan di
PD. Sumber Jaya berpengaruh
terhadap kinerja SPG.
Gaya kepemimpinan memang
bukan
faktor
utama
untuk
menentukan seberapa berhasil suatu
perusahaan. Namun menjadi faktor
yang
kuat
untuk
dapat
mempengaruhi faktor lain, sehingga
berdampak domino pada tujuan dan
hasil suatu perusahaan. Dengan
meninjau banyak sumber dan juga
penelitian khususnya di PD. Sumber
Jaya, dapat disimpulkan bahwa Gaya
kepemimpinan berpengaruh terhadap
kinerja pegawai.
4. Kesimpulan
Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya di satu bidang,
sehingga
mampu
memengaruhi
orang lain untuk bersama-sama
melakukan
aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa
tujuan.
Sedangkan
kepemimpinan
merupakan
kemampuan lebih yang dimiliki oleh
seseorang untuk memengaruhi dan
membujuk orang-orang yang ada
dalam lingkungannya, agar mereka

bersedia bekerja untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Gaya
kepemimpinan adalah suatu cara
yang digunakan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi
perilaku orang lain. Adapun fungsi
gaya kepemimpinan : Fungsi
Instruksi, fungsi konsultasi, fungsi
partisipasi, fungsi delegasi dan
fungsi kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dibagi
menjadi: Kepemimpinan direktif ,
Kepemimpinan
supportif,
Kepemimpinan partisipatif, dan
Kepemimpinan berorientasi pada
prestasi. Selain itu, Kinerja dapat
disimpulkan sebagai hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing
dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal
tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika. Gaya
Kepemimpinan sendiri termasuk
kedalam variabel organisasional
yang merupakan faktor yang
bersumber pada wadah ataupun
organisasi yang ada.
Dalam sebuah penelitian
pengaruh gaya kepemimpinan di PD
Sumber Jaya terhadap kinerja SPG
menyatakan bahwa pengaruh gaya
kepemimpinan berdampak sebesar
19.5% terhadap kinerja pegawai.
Sehingga dengan pertimbangan
tinjauan teoritis dan juga hasil
penelitian yang ada, maka penulis
menyimpulkan
bahwa
Gaya
Kepemimpinan
berpengaruh
terhadap kinerja pegawai.

5.

11

6. Daftar Pustaka
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Organizational Behaviour (13th ed.). Prentice Hall.
Davis, K. and Newstrom, J. W. (1985), Perilaku dalam Organisasi, Jakarta: Erlangga
Kartono, K. (2006). Pemimpin dan kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Luthans, F. (2006). Perilaku organisasi (10th ed.). Yogyakarta: Andi.
Rivai, V., & Mulyadi, D. (2009). Kepemimpinan dan perilaku organisasi (2nd ed.). Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Eka Nuraini Rachmawati. (2004). Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai
Basis Meraih Keunggulan Kompetitif. Yogyakarta: Ekonisia.
Hadari Nawawi. (2006). Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri.
Yogyakarta: UGM Press.
Miftah Thoha. (2007). Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Muhammad Zainur Roziqin. (2010). Kepuasan Kerja. Malang: Averroes Press.
Nurjanah. (2008). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Komitmen
Siti Munafiah. (2011). Pengaruh Kompensasi dan Supervisi terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Kasus pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang). Skripsi. FE Universitas
Negeri Yogyakarta.
Suyadi Prawirosentono. (2008). Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan.
Yogyakarta: BPFE.
Widyatmini dan Luqman Hakim. (2008) “Hubungan Kepemimpinan, Kompensasi, Dan
Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesehatan Kota Depok.” Jurnal Ekonomi
Bisnis. No. 2 Vol 13, Agustus 2008.
Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat
Marzuki. 2002. Metodologi Riset. BPFE UII. Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu SP, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta
Suranta, Sri. 2002. Dampak Motivasi Karyawan pada Hubungan antara Gaya Kepemimpinan
dengan Kinerja Karyawan Perusahaan Bisnis. Empirika.Vol 15. No 2. Hal: 116-138
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku
Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja. JRBI. Vol 1. No 1.
Hal: 63-74.
Pratama, Tulus. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan
Perencanaan, Penelitian Dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Morowali
Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening. Jurnal.
Oey, Teguh. 2013. Analisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja spg pd. Sumber jaya.
Universitas Bina Nusantara: Jakarta Barat.

12

13