PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA TERHADAP PRES
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN
KUBANGLABAN
Eka Nurul Mualimah, Usmaedi
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
[email protected]
Abstrak. Pelajaran bahasa Indonesia di SD sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan
karena terkesan hanya mengcatat materi dan jarang dipraktikkan. Keluhan tentang prestasi belajar
khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada
sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan lagi pada kembiasaan membaca
siswa, sehingga menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kebiasaan
Membaca Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonessia Pada Siswa Kelas V SDN Kubanglaban.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kubanglaban Kabupaten Serang dengan 30 siswa.
Metode yang digunakan adalah korelasional dengan 3 teknik penelitian, yaitu Teknik angket
dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kebiasaan membaca, tek tes untuk mengukur
kemampuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, dan teknik analisis data
dimaksudkan untuk mengukur pengaruh variabel kebiasaan membaca terhadap prestasi siswa SDN
Kubanglaban. Hasil angket menunjukan tingkat kebiasaan membaca mencapaian sebesar 67 %
dari 30 siswa. Tingkat pencapaian 90 % diperoleh dari skor prestasi belajar bahasa Indonesia
setelah diadakan tes, dengan nilai terendah 80 dan tertinggi 89. Hasil analisis data dari korelasi
kebiasaan membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN Kubanglaban memperoleh angka
sebesar 0,641. Korelasi tersebut termasuk ke dalam korelasi tinggi. Sekitar 41% prestasi belajar
dipengaruhi oleh kebiasaan membaca. Hal ini menunjukan bahawa kebiasaan membaca amatlah
penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar khususnya pada siswa kelas V SDN
Kubanglaban.
Kata Kunci : kebiasaan membaca, prestasi belajar
Abstract. Indonesian Language Lesson in Elementary School is often regarded as a tedious lesson
because it seems to only record material and is rarely practiced. Complaints about the
achievement of learning, especially Indonesian subjects, can not be said as negligence of teachers
at the school concerned. But this should be restored again on the habits of reading students, thus
attracting researchers to conduct research on the Influence of Reading Habits of Learning
Achievement of Language Indonessia In Students Class V SDN Kubanglaban. The sample of this
research is the students of grade V SDN Kubanglaban Serang with 30 students. The method used
is correlation with 3 research techniques, namely questionnaire technique is intended to obtain
data about reading habits, test techniques to measure the ability and achievement of students in
Indonesian subjects, and data analysis techniques intended to measure the influence of reading
habit variable on student achievement SDN Kubanglaban. The questionnaire results show the
reading habit reached 67% of 30 students. 90% achievement level is obtained from the score of
learning achievement of Indonesian language after the test, with the lowest score 80 and the
highest 89. The results of data analysis of the correlation of reading habits on student achievement
class V SDN Kubanglaban get the number of 0.641. The correlation is included in the high
correlation. About 41% of learning achievement is influenced by reading habits. This shows that
reading habit is very important in an effort to improve learning achievement, especially in grade V
SDN Kubanglaban.
Keywords: reading habit, learning achievement
43
A. Pendahuluan
Pembelajaran membaca menjadi
pengetahuan itulah manusia mampu
salah satu pembelajaran yang tidak
menyelesaikan segala permasalahan-
hanya mengasah kemampuan dalam
permasalahan
memahami pesan tulisan, akan tetapi
Tanpa pengetahuan, tentunya manusia
melatih kemampuan berpikir siswa
akan banyak menemui kesulitan dalam
karena keterampilan ini mengolah dan
memecahkan
mengasah informasi dari bacaan yang
dihadapinya. Anak-anak adalah aset
sedang dibaca dan menghubungkan
negara yang sangat penting. Kualitas
bacaan dengan
mereka sebagai para penerus bangsa
yang
telah
kegiatan
informasi terdahulu
diperolehnya.
membaca,
memahami
ilmu
mengikuti
Melalui
siswa
pengetahuan
perkembangan
ditentukan
membaca
kehidupannya.
setiap
oleh
masalah
pendidikan
yang
yang
dapat
diterima saat ini. Hal ini berkaitan erat
dan
dengan perkembangan mereka sebagai
ilmu
individu.
pengetahuan. Menilik hal tersebut,
kemampuan
dalam
Berbahasa
merupakan
merupakan
pada
dasarnya
proses
interaktif
kemampuan yang penting dan harus
komunikatif yang menekankan pada
dimiliki
dapat
aspek-aspek bahasa tersebut sangat
bersaing dan mengikuti perkembangan
menentukan keberhasilan dalam proses
zaman (Pratama, 2016).
komunikasi.
oleh
siswa
untuk
tersebut
Membaca merupakan salah satu
Aspek-aspek
antara
lain
bahasa
keterampilan
pintu utama untuk dapat mengakses
menyimak, berbicara, membaca dan
pengetahuan. Pengetahuan ini tentunya
menulis. Secara karakteristik, keempat
akan dapat dipahami dan dikuasai
keterampilan itu berdiri sendiri, namun
secara maksimal melalui proses belajar
dalam penggunaan bahasa sebagai
yang giat, tekun, dan terus menerus.
proses
Proses belajar yang efektif antara lain
dipisahkan satu dengan yang lain. Hal
dilakukan dengan melakukan aktivitas
ini
membaca itu sendiri. Dengan bekal
merupakan
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
komunikasi
menunjukkan
tidak
bahwa
keterpaduan
dapat
bahasa
beberapa
Eka & Usmaedi
44
aspek, salah satu aspek keterampilan
dengan karya tulis yang digunakan oleh
membaca selalu ada dalam setiap tema
pengarang
pembelajaran.
menyampaikan gagasan, perasaan, dan
Hal
tersebut
sebagai
media
untuk
membuktikan pentingnya keterampilan
pengalamannya.
Dengan
demikian
membaca (Wartika, 2015). Kondisi
pembaca
mampu
menyusun
pembelajaran
pengertian-pengertian yang tertuang
hanya
yang
ada
untuk
dalam kalimat-kalimat yang disajikan
bersikap pasif dalam menerima fakta,
oleh pengarang sesuai dengan konsep
informasi dan materi dari guru tanpa
yang terdapat pada diri pembaca.
banyak menuntut berfikir. Gejala ini
(Widianto
&
nampak pada gaya belajar sebagian
Sehingga
ada
besar siswa Sekolah Dasar (Usmaedi,
“bahasa
2017). Oleh karena itu, pengalaman
pikirannya”.
belajar yang mereka terima saat mereka
seseorang berbahasa, semakin cerah
berada pada jenjang pendidikan dasar
dan jelas jalan pikirannya.
akan
membiasakan
umumnya
menentukan
siswa
harus
kualitas
mereka
Subyantoro,
sebuah
seseorang
2015).
ungkapan,
mencerminkan
Semakin
terampil
Namun sungguh disayangkan,
sebagai individu (Hendriyani, 2016).
rata – rata kemampuan membaca siswa
Membaca merupakan satu dari
sekolah dasar di Indonesia masih
empat kemampuan bahasa pokok, dan
rendah. Hal ini bisa diketahui dari hasil
merupakan satu bagian atau komponen
penelitian
dari
Empat
International Reading Literacy Study)
keterampilan berbahasa tersebut berupa
pada tahun 2006 yang menyatakan
keterampilan
berbicara,
bahwa siswa SD di Indonesia berada
membaca dan menulis yang memiliki
pada urutan ke 41 dari 45 negara,
keterkaitan erat satu sama lain, dan
dengan skor 405. Skor yang diperoleh
saling
berada signifikan di bawah rata-rata
komunikasi
tulisan.
menyimak,
berkorelasi.
Keterampilan
PIRLS
(Progress
berbahasa berkorelasi dengan proses-
internasional,
proses berpikir yang mendasari bahasa.
penilaian
Pembaca hanya dapat berkomunikasi
PIRLS 2006 adalah tujuan membaca
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
yaitu
literasi
500.
in
membaca
Aspek
dalam
Eka & Usmaedi
45
dan proses pemahaman. Pada aspek
memahami
tujuan membaca, yang diukur adalah :
mempersiapkan mereka dengan rasa
1)
harga diri yang tinggi, tidak akan
pengalaman
memperoleh
bersastra;
dan
dan
2)
menggunakan
menemukan
informasi.
kendala
yang
dan
berarti
dalam membaca. Siswa yang berada di
Sekolah Dasar sebagai bagian
dari
anak-anaknya,
pendidikan
merupakan
dasar
lembaga
pertama
yang
belajar
membaca,
9
lingkungan yang kurang mendorong
tahun
untuk membaca, membuat minat baca
pendidikan
siswa rendah. Lingkup social ekonomi
siswa
keluarga menjadi faktor yang cukup
dan
berpengaruh pada minat baca siswa.
berhitung. Kecakapan ini merupakan
Pada masyarakat yang memiliki tingkat
landasan, wahana,dan syarat mutlak
sosial ekonomi rendah, mereka akan
bagi siswa untuk belajar menggali dan
mempunyai pola pikir bahwa buku
menimba
bukan
ilmu
menekankan
menulis
pengetahuan
lebih
prioritas
kebutuhan
dalam
lanjut. Menurut Yulia (2005) jika kita
keluarga. Prioritas keluarga yang utama
bisa
adalah sandang, pangan, dan papan.
menumbuhkan
kebiasaan
membaca anak, sebenarnya kita sudah
Fenomena
rendahnya
meletakkan pondasi untuk menolong
keterampilan membaca siswa saat ini,
anak menjadi pembelajar sepanjang
menunjukkan bahwa anak-anak belum
hayat atau lifelong learner karena buku
dapat mencapai tahap perkembangan
adalah
sesuai yang diharapkan. Rendahnya
jendela
dunia
yang
akan
membawa kita maupun anak-anak kita
kemampuan
kemana saja kita suka.
dipengaruhi oleh proses pembelajaran
Kebiasaan membaca pada siswa
membaca
anak
yang dilakukan di sekolah (Sukmawati,
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
2016).
Seperti diungkapkan Rahim (2000),
Setiap
guru
bahasa
haruslah
anak yang tinggal di dalam rumah
menyadari serta memahami benar-
tangga yang harmonis, rumah yang
benar bahwa membaca adalah suatu
penuh cinta kasih, yang orang tuanya
metode yang dapat dipergunakan untuk
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
46
berkomunikasi dengan diri kita sendiri
bersifat mekanis mencakup pengenalan
atau
dengan
orang
mengomunikasikan
lain
yaitu
bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur
makna
yang
liguistik (fonem, kata, frase, pola
terkandung atau tersirat pada lambang-
klausa,
lambang tertulis. Pemahaman atau
hubungan atau korespondensi pola
makna dalam membaca lahir dari
ejaan
interaksi
menyuarakan
antara
persepsi
terhadap
kalimat),
dan
dan
bunyi
pengenalan
(kemampuan
bahan
tertulis).
simbol grafis dan keterampilan bahasa
Sedangkan keterampilan yang bersifat
serta pengetahuan pembaca. Dalam
pemahaman
mencakup
memahami
interaksi
pengertian
sederhana
(leksikal,
ini,
menciptakan
pembaca
berusaha
kembali
makna
sebagaimana
makna
disampikan
oleh
yang
ingin
penulis
dan
gramatikal, retorikal), dan memahami
signifikasi
atau
pembaca mencoba mengkreasikan apa
pembaca).
yang dimaksud oleh penulis.
(1998)
makna
(misalnya
maksud dan tujuan pengarang relevansi
tulisannya. Dalam proses membaca itu
Soedarso
atau
keadaan
kebudayaan,
reaksi
Dalam kegiatan membaca terjadi
berpendapat
proses pengolahan informasi
bahwa membaca adalah aktivitas yang
terdiri
kompleks
mengerahkan
informasi nonvisual (Smith, 1985).
sejumlah besar tindakan yang terpisah-
Informasi visual, merupakan informasi
pisah,
yang dapat diperoleh melalui indra
dengan
meliputi
menggunakan
orang
pengertian
harus
dan
atas
penglihatan,
informasi
yang
visual
sedangkan
dan
informasi
khayalan, mengamati, dan mengingat-
nonvisual merupakan informasi yang
ingat. aktivitas yang kompleks yang
sudah ada dalam benak pembaca.
melibatkan serangkaian keterampilan
Dalam kegiatan membaca, pembaca
yang
memproses informasi dari teks yang
lebih
kecil
lainnya,
baik
keterampilan yang bersifat mekanis
dibaca
maupun keterampilan yang bersifat
Membaca merupakan kegiatan yang
pemahaman.
penting dalam kehidupan sehari-hari,
Keterampilan
yang
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
untuk
memperoleh
makna.
Eka & Usmaedi
47
karena membaca tidak hanya untuk
Menyimpulkan
bacaan
adalah
memperoleh informasi, tetapi berfungsi
menyarikan apa yang telah dibaca.
sebagai
memperluas
Dalam menyimpulkan bacaan tentu
pengetahuan bahasa seseorang. Dengan
melalui proses pemahaman. Dengan
demikian, anak sejak awal SD perlu
kata
memperoleh latihan membaca dengan
menyimpulkan isi bacaan merupakan
baik khususnya penerapan wajib baca
kegaiatan meresum atau meringkas
di sekolah. Hal ini akan menumbuhkan
beberapa pernyataan yang terdapat
budaya baca serta kebiasaan membaca
dalam sebuah bacaan. Keterampilan ini
di sekolah.
menuntut
alat
untuk
lain
bahwa
pembaca
keterampilan
untuk
mampu
Apabila suatu kegiatan membaca,
menguraikan dan memahami berbagai
baik yang bersifat fisik maupun mental,
aspek secara bertahap agar sampai
telah
diri
kepada suatu formula baru yaitu suatu
bahwa
kesimpulan. Jadi, simpulan merupakan
mendarah
seseorang,
maka
daging
pada
dikatakan
kegiatan atau sikap itu telah menjadi
sebuah
kebiasaan.
memberdayakan
Terbentuknya
suatu
proses
berfikir
yang
pengetahuannya
kebiasaan tidak dapat terjadi dalam
sedemikian rupa untuk menghasilkan
waktu singkat, tetapi pembentukan itu
sebuah pemikiran atau pengetahuan
adalah proses perkembangan yang
yang
memakan waktu relatif lama. Hal
Subyantoro & Haryadi, 2013).
baru
(Purwanitaningrum,
serupa di ungkap Tampubolon (1998),
Membentuk kebiasaan membaca
bahwa kebiasaan membaca adalah
yang efisien memakan waktu yang
kegiatan
telah
relatif lama. Selain waktu, faktor
mendarah daging pada diri seseorang
keinginan dan kemauan serta motivasi
(dari segi kemasyarakatan, kebiasaan
perlu
adalah kegiatan membaca yang telah
kemauan
membudaya dalam suatu masyarakat).
motivasi. Selain itu faktor lingkungan
Kebiasaan membaca akhirnya akan
juga berperan. Jika lingkungan tidak
menimbulkan kegemaran membaca.
mendorong, dan bahkan menghambat,
membaca
yang
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
ada.
Tetapi
harus
keinginan
diperkuat
dan
oleh
Eka & Usmaedi
48
maka kebiasaan sukar, atau bahkan
Adapun usaha-usaha yang dapat
tidak akan terbentuk. Oleh karena itu,
dilakukan adalah meningkatkan peran
usaha-usaha pembentukan hendaklah
orang tua dan pembiasaan membaca
dimulai
dalam
dini. Pengaruh dan peranan orang tua
kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak.
dapat dilakukan dengan mendorong
Pada
usaha
perkembangan bahasa anak, menjadi
pembentukan dalam arti peletakkan
teladan dalam membaca, membaca dan
pondasi minat yang baik dapat dimulai
bercerita, bermain dengan bacaan dan
sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu
tulisan, serta
sesudah
sedini
masa
mungkin
anak-anak,
anak
mempergunakan
(memahami
yang
Memanfaatkan sarana-
mulai
dapat
sarana lingkungan untuk mendorong
bahasa
lisan
kebiasaan membaca.
dikatakan
dan
berbicara).
B. Metode Penelitian
Metode
yang
Teknik Pengumpulan Data.
digunaka
Teknik yang digunakan dalam
korelasional, seperti yang diungkap
dalam
tujuan
peneitian
penelitian ini menggunakan beberapa
untuk
mengetahui tingkat hubungan antara
teknik, sebagai berikut.
kemampuan membaca dengan prestasi
1) Teknik angket, dimaksudkan untuk
beajar
siswa
Kubanglaban.
kelas
V
memperoleh data tentang kebiasaan
SDN
membaca
(variabel X). Angket
Peneliti
berusaha
kondisi
kebiasaan
diberikan kepada siswa, orang tua
membaca secara kuantitati. Sampel
dan pihak perpustakaan. Sedangkan
pada siswa kelas V SDN Kubanglaban
angket yang diberikan kepada guru
terdapat 30 siswa dengan 18 siswa laki-
untuk mengetahui prestasi siswa
laki dan 12 siswa perempuan. 30 siswa
kelas V SDN Kubanglaban.
menggambarkan
2) Tek tes, dilakukan untuk mengukur
ini memiliki latar belakang keluarga
kemampuan dan prestasi siswa
yang berbeda-beda.
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
49
dalam
mata
pelajaran
bahasa
ini adalah skor maksimal (60) X
Indonesia pada siswa kelas V SDN
banyaknya
Kubanglaban.
diperoleh skor seluruhnya 2400. Untuk
3) Teknik analisis data dimaksudkan
sampel
mengetahui
(30)
besaran
sehingga
kebiasaan
untuk mengukur pengaruh variabel
membaca pada variabel ini digunakan
X terhadap variabel Y
tabel persentasi dengan rumus
dengan
memanfaatkan nilai-nilai pada hasil
P=
tes bahasa Indonesia. Teknik yang
F
X 100 %
n
Cara kedua untuk menjawab
digunakan adalah korelasi product
permasalahan tentang kemampuan dan
moment.
prestasi belajar bahasa Indonesia pada
Teknik Analisis Data
yang
siswa kelas V SDN Kubanglaban
ini
digunakan teknik tes. Oleh karena itu,
dilakukan dengan tiga cara. Cara
ukuran dalam variabel ini ada nilai
pertama untuk menjawab permasalahan
untuk setiap siswa dan nilai rata-rata
penelitian
pertama,
kelas. Skor maksimal untuk setiap
membaca.
Untuk
Teknik
dilakukan
analisa
dalam
data
penelitian
yaitu
kebisaan
variabel
siswa adalah 60, sehingga nilai setiap
ini
siswa dapat dihitung dengan cara:
digunakan instrumen angket dengan
Skor yang diperoleh
Nilai = -----------------------------X
100
skor maksimal 60 untuk setiap sampel.
Oleh karena itu, skor pada instrumen
C. Hasil dan Pembahasan
Dari data angket yang terkumpul
tingkat
kebiasaan
membaca
pada variabel kebiasaan membaca skor
mencapaian sebesar 67 % dari 30
yang terjaring terendah 54 dan tertinggi
siswa. Hasil angket baik dari orang tua
60, sedangkan jumlah skor dari semua
dan guru, hanya ada 2 siswa yang
sampel diperoleh 2010, sedangkan skor
menunjukan kebiasaan membaca yang
yang diharapkan seluruhnya adalah
sangat tinggi. hal ini dipicu oleh
2160.
lingkungan keluarga yang memberikan
Dengan
demikian
diperoleh
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
50
contoh
dan
membisaakn
untuk
Sedangkan hasil kemampuan dan
membaca.
Rata-rata
dihitung
prestasi belajar siswa kelas V SDN
dengan cara jumlah skor : n sehingga
Kubanglaban yang terjaring dengan
diperoleh hasil 57,1 dan standar deviasi
nilai terendah 80 dan tertinggi 89,
1,53. Dari data yang terkumpul dapat
sedangkan jumlah skor dari semua
dideskripsikan dalam tabel sebagai
sampel adalah 3.042. Dengan demikian
berikut :
dari
Tabel 1. Skor Perhatian Orang Tua
Skor Frekwensi
X
Fx2
(X)
(f)
diperoleh tingkat pencapaian sebesar
skor
skor
kemampuan
membaca
90 %. Rata-rata skor dihitung dengan
cara jumlah skor : n sehingga diperoleh
54
1
-3.1
9.61
84,5. Hal yang menarik adalah nilai
55
3
-2.1
17.64
yang tertinggi 89 diperoleh oleh 2
56
8
-1.1
12.1
siswa dari jumlah siswa sebanyak 30.
57
4
-0.1
0.06
Berdasarkan wawancara dengan guru
58
7
0.9
5.67
kelas V SDN Kubanglaban (Sulamul
59
5
1.9
21.66
Hadi, Febuari 2017) kedua siswa
60
2
2.9
16.82
tersebut menerima peringkat 1 dan 2
X =
30
83,56
pada semester sebelumnya. Adapun
57.1
prestasi belajar bahasa Indonesia kelas
Dari
tabel
tersebut
dapat
V SDN kubanglaban tertera dalam
digambarkan pada histogram sebagai
tabel di bawah ini.
berikut:
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
54
55
56
57
58
59
60
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
51
Tabel 2. Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Frekuensi
Skor (X)
X
Fx2
(f)
80
3
-4.8
69.12
81
1
-3.8
14.44
82
3
-2.8
23.52
83
5
-1.8
16.2
84
6
-0.8
5.12
85
4
0.2
0.2
86
2
1.2
2.88
87
4
2.2
29.04
88
1
3.2
10.24
89
2
4.2
35.28
X = 84,8
30
206,04
Prestasi belajar bahasa Indonesia
sebesar 59 % dipengaruhi faktor lain.
dipengaruhi oleh kebiasaan membaca.
Angka korelasi yang diperoleh adalah
Langkah
selanjutnya
adalah
0,641 yang menunjukan keberartian
menghitung
Koefisien
Determinasi
variabel kebiasaan membaca dalam
untuk mengukur besarnya pengaruh
mempengaruhi variabel prestasi belajar
kebiasaan membaca terhadap prestasi
bahasa Indonesia siswa kelas V SDN
belajar, dengan rumus :
Kubanglaban Kabupaten Serang.
KD = r2 x 100 %
Pengaruh variabel ini tergolong
KD = 0,641 x 100 %
pada pengaruh sedang, yaitu hanya 41
KD = 41 %
%, sedangkan 59 % dipengaruhi oleh
Dari hasil perhitungan ini dapat
faktor
lain.
Pengaruh
kebiasaan
ditafsirkan bahwa prestasi belajar pada
membaca terhadap prestasi belajar
siswa kelas V SD Negeri Kubanglaban
siswa
dipengaruhi oleh kebiasaan membaca
Kabupaten Serang dapat digambarkan
sebesar 41 % sedangkan sisanya
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
dalam diagram berikut.
kelas
SDN
Kubanglaban
Eka & Usmaedi
52
Indonesia
siswa
kelas
SDN
Kubanglaban Kabupaten Serang dapat
dinyatakan bahwa kebiasaan membaca
Dengan
demikian
amatlah
dampak
prestasi
belajar
dalam
upaya
meningkatkan prestasi belajar
hubungan antara kebiasaan membaca
terhadap
penting
pada
siswa kelas V SDN Kubanglaban.
bahasa
D. Simpulan
Hasil analisis data dari korelasi
bahawa kebiasaan membaca amatlah
kebiasaan membaca terhadap prestasi
penting dalam upaya meningkatkan
belajar
prestasi
siswa
Kubanglaban
sebesar
kelas
V
SDN
memperoleh
angka
0,641.
Korelasi
belajar
khususnya
pada
siswa kelas V SDN Kubanglaban.
tersebut
Pentingnya
kebiasaan
membaca
termasuk ke dalam korelasi tinggi.
seharusnya dijadikan sebuah pondasi
Sekitar
bagi guru dan khususnya orang tua
41%
dipengaruhi
membaca.
Hal
prestasi
belajar
oleh
kebiasaan
ini
menunjukan
untuk
menanamkan
kebiasaan
membaca sejak dini.
Daftar Pustaka
Dahlani. Awaliyah & Rahman 2016.
Pengaruh Strategi RAP (read –
ask paraphrase) dan Strategi
KWL (know – want to know –
learned) Terhadap Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa
Sekolah Dasar Kelas IV. Serang:
Jurnal
Pendidikan
Dasar
Universitas
Sultan
Ageng
Tirtayasa, 2 (1), 12-13.
Hendriyani, Mila. 2016. Alam adalah
Sekolah dan Bermain adalah
Proses Belajar. Serang: Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 2 (1),
64-71.
Kusmara, Suherli. 2010. Merancang
Karya Tulis Ilmiah. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Novi. 2010. Membaca dan Menulis di
SD Edisi Kedua. Bandung: UPI
Pres.
Nurgiantoro, Burhan. 2009. Penilaian
Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Mulyati, Yet. 1997. Membaca. Jakarta:
Cipta Karya.
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
53
Pratama,
Rizqi
Aji.
2016.
Pengembangan Modul Membaca
Kritis Dengan Model Instruksi
Langsung
Berbasis
Nilai
Karakter. Jakarta: DIALEKTIKA:
Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 3 (2), 174-185.
Purwanitaningrum, Emy., Subyantoro
& Haryadi. 2013. Membaca
Cepat Untuk Menyimpulkan Isi
Smith. 1985. Reading. Cambridge:
Camoridge University Press.
Tampubolon.
1998.
Kemampuan
Membaca, Teknik Membaca
Cepat dan Efektif. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Tarigan,
Henry
Guntur.
2008.
Membaca
Sebagai
Suatu
Ketrampilan
Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Usmaedi.
2017.
Menggagas
Pembelajaran HOTS Pada Anak
Usia Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 3 (1),
82-95.
Wartika, Eti. 2015. Penerapan Teknik
Membaca
Top
Down
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Membaca
Siswa Kelas IX di SMPN 2
Jatinangor. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra (JPBS)
Universitas
Pendidikan
Indonesia, 15 (1), 1-10.
Widianto, Eko & Subyantoro. 2015.
Peningkatan
Keterampilan
Membaca
Teks
Klasifikasi
Menggunakan Metode SQ3R
Dengan Media Gambar. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Negeri
Semarang, 4 (1), 1-15.
Yulia,
Anna.
2005.
Cara
Menumbuhkan Minat Baca Anak.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Bacaan Menggunakan Teknik
Tayang Kilas Dengan Media Film
Terjemahan. Semarang: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Negeri
Semarang, 2 (1), 1-16.
Rahim, Farida. 2000. Pengajaran
Membaca di Sekolah Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Soedarso. 1998. Speed Reading, Sistem
Membaca Cepat dan Efektif.
Jakarta: Gramedia.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmawati, Desi. 2016. Efektivitas
Model Concentrated Language
Encounter
(CLE)
Dalam
Meningkatkan
Keterampilan
Membaca Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal
Pendidikan
Sekolah
Dasar, 2 (1), 26-38.
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
54
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
PENGARUH KEBIASAAN MEMBACA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN
KUBANGLABAN
Eka Nurul Mualimah, Usmaedi
STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
[email protected]
Abstrak. Pelajaran bahasa Indonesia di SD sering dianggap sebagai pelajaran yang membosankan
karena terkesan hanya mengcatat materi dan jarang dipraktikkan. Keluhan tentang prestasi belajar
khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada
sekolah yang bersangkutan. Namun hal ini harus dikembalikan lagi pada kembiasaan membaca
siswa, sehingga menarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Kebiasaan
Membaca Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonessia Pada Siswa Kelas V SDN Kubanglaban.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kubanglaban Kabupaten Serang dengan 30 siswa.
Metode yang digunakan adalah korelasional dengan 3 teknik penelitian, yaitu Teknik angket
dimaksudkan untuk memperoleh data tentang kebiasaan membaca, tek tes untuk mengukur
kemampuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, dan teknik analisis data
dimaksudkan untuk mengukur pengaruh variabel kebiasaan membaca terhadap prestasi siswa SDN
Kubanglaban. Hasil angket menunjukan tingkat kebiasaan membaca mencapaian sebesar 67 %
dari 30 siswa. Tingkat pencapaian 90 % diperoleh dari skor prestasi belajar bahasa Indonesia
setelah diadakan tes, dengan nilai terendah 80 dan tertinggi 89. Hasil analisis data dari korelasi
kebiasaan membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN Kubanglaban memperoleh angka
sebesar 0,641. Korelasi tersebut termasuk ke dalam korelasi tinggi. Sekitar 41% prestasi belajar
dipengaruhi oleh kebiasaan membaca. Hal ini menunjukan bahawa kebiasaan membaca amatlah
penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar khususnya pada siswa kelas V SDN
Kubanglaban.
Kata Kunci : kebiasaan membaca, prestasi belajar
Abstract. Indonesian Language Lesson in Elementary School is often regarded as a tedious lesson
because it seems to only record material and is rarely practiced. Complaints about the
achievement of learning, especially Indonesian subjects, can not be said as negligence of teachers
at the school concerned. But this should be restored again on the habits of reading students, thus
attracting researchers to conduct research on the Influence of Reading Habits of Learning
Achievement of Language Indonessia In Students Class V SDN Kubanglaban. The sample of this
research is the students of grade V SDN Kubanglaban Serang with 30 students. The method used
is correlation with 3 research techniques, namely questionnaire technique is intended to obtain
data about reading habits, test techniques to measure the ability and achievement of students in
Indonesian subjects, and data analysis techniques intended to measure the influence of reading
habit variable on student achievement SDN Kubanglaban. The questionnaire results show the
reading habit reached 67% of 30 students. 90% achievement level is obtained from the score of
learning achievement of Indonesian language after the test, with the lowest score 80 and the
highest 89. The results of data analysis of the correlation of reading habits on student achievement
class V SDN Kubanglaban get the number of 0.641. The correlation is included in the high
correlation. About 41% of learning achievement is influenced by reading habits. This shows that
reading habit is very important in an effort to improve learning achievement, especially in grade V
SDN Kubanglaban.
Keywords: reading habit, learning achievement
43
A. Pendahuluan
Pembelajaran membaca menjadi
pengetahuan itulah manusia mampu
salah satu pembelajaran yang tidak
menyelesaikan segala permasalahan-
hanya mengasah kemampuan dalam
permasalahan
memahami pesan tulisan, akan tetapi
Tanpa pengetahuan, tentunya manusia
melatih kemampuan berpikir siswa
akan banyak menemui kesulitan dalam
karena keterampilan ini mengolah dan
memecahkan
mengasah informasi dari bacaan yang
dihadapinya. Anak-anak adalah aset
sedang dibaca dan menghubungkan
negara yang sangat penting. Kualitas
bacaan dengan
mereka sebagai para penerus bangsa
yang
telah
kegiatan
informasi terdahulu
diperolehnya.
membaca,
memahami
ilmu
mengikuti
Melalui
siswa
pengetahuan
perkembangan
ditentukan
membaca
kehidupannya.
setiap
oleh
masalah
pendidikan
yang
yang
dapat
diterima saat ini. Hal ini berkaitan erat
dan
dengan perkembangan mereka sebagai
ilmu
individu.
pengetahuan. Menilik hal tersebut,
kemampuan
dalam
Berbahasa
merupakan
merupakan
pada
dasarnya
proses
interaktif
kemampuan yang penting dan harus
komunikatif yang menekankan pada
dimiliki
dapat
aspek-aspek bahasa tersebut sangat
bersaing dan mengikuti perkembangan
menentukan keberhasilan dalam proses
zaman (Pratama, 2016).
komunikasi.
oleh
siswa
untuk
tersebut
Membaca merupakan salah satu
Aspek-aspek
antara
lain
bahasa
keterampilan
pintu utama untuk dapat mengakses
menyimak, berbicara, membaca dan
pengetahuan. Pengetahuan ini tentunya
menulis. Secara karakteristik, keempat
akan dapat dipahami dan dikuasai
keterampilan itu berdiri sendiri, namun
secara maksimal melalui proses belajar
dalam penggunaan bahasa sebagai
yang giat, tekun, dan terus menerus.
proses
Proses belajar yang efektif antara lain
dipisahkan satu dengan yang lain. Hal
dilakukan dengan melakukan aktivitas
ini
membaca itu sendiri. Dengan bekal
merupakan
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
komunikasi
menunjukkan
tidak
bahwa
keterpaduan
dapat
bahasa
beberapa
Eka & Usmaedi
44
aspek, salah satu aspek keterampilan
dengan karya tulis yang digunakan oleh
membaca selalu ada dalam setiap tema
pengarang
pembelajaran.
menyampaikan gagasan, perasaan, dan
Hal
tersebut
sebagai
media
untuk
membuktikan pentingnya keterampilan
pengalamannya.
Dengan
demikian
membaca (Wartika, 2015). Kondisi
pembaca
mampu
menyusun
pembelajaran
pengertian-pengertian yang tertuang
hanya
yang
ada
untuk
dalam kalimat-kalimat yang disajikan
bersikap pasif dalam menerima fakta,
oleh pengarang sesuai dengan konsep
informasi dan materi dari guru tanpa
yang terdapat pada diri pembaca.
banyak menuntut berfikir. Gejala ini
(Widianto
&
nampak pada gaya belajar sebagian
Sehingga
ada
besar siswa Sekolah Dasar (Usmaedi,
“bahasa
2017). Oleh karena itu, pengalaman
pikirannya”.
belajar yang mereka terima saat mereka
seseorang berbahasa, semakin cerah
berada pada jenjang pendidikan dasar
dan jelas jalan pikirannya.
akan
membiasakan
umumnya
menentukan
siswa
harus
kualitas
mereka
Subyantoro,
sebuah
seseorang
2015).
ungkapan,
mencerminkan
Semakin
terampil
Namun sungguh disayangkan,
sebagai individu (Hendriyani, 2016).
rata – rata kemampuan membaca siswa
Membaca merupakan satu dari
sekolah dasar di Indonesia masih
empat kemampuan bahasa pokok, dan
rendah. Hal ini bisa diketahui dari hasil
merupakan satu bagian atau komponen
penelitian
dari
Empat
International Reading Literacy Study)
keterampilan berbahasa tersebut berupa
pada tahun 2006 yang menyatakan
keterampilan
berbicara,
bahwa siswa SD di Indonesia berada
membaca dan menulis yang memiliki
pada urutan ke 41 dari 45 negara,
keterkaitan erat satu sama lain, dan
dengan skor 405. Skor yang diperoleh
saling
berada signifikan di bawah rata-rata
komunikasi
tulisan.
menyimak,
berkorelasi.
Keterampilan
PIRLS
(Progress
berbahasa berkorelasi dengan proses-
internasional,
proses berpikir yang mendasari bahasa.
penilaian
Pembaca hanya dapat berkomunikasi
PIRLS 2006 adalah tujuan membaca
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
yaitu
literasi
500.
in
membaca
Aspek
dalam
Eka & Usmaedi
45
dan proses pemahaman. Pada aspek
memahami
tujuan membaca, yang diukur adalah :
mempersiapkan mereka dengan rasa
1)
harga diri yang tinggi, tidak akan
pengalaman
memperoleh
bersastra;
dan
dan
2)
menggunakan
menemukan
informasi.
kendala
yang
dan
berarti
dalam membaca. Siswa yang berada di
Sekolah Dasar sebagai bagian
dari
anak-anaknya,
pendidikan
merupakan
dasar
lembaga
pertama
yang
belajar
membaca,
9
lingkungan yang kurang mendorong
tahun
untuk membaca, membuat minat baca
pendidikan
siswa rendah. Lingkup social ekonomi
siswa
keluarga menjadi faktor yang cukup
dan
berpengaruh pada minat baca siswa.
berhitung. Kecakapan ini merupakan
Pada masyarakat yang memiliki tingkat
landasan, wahana,dan syarat mutlak
sosial ekonomi rendah, mereka akan
bagi siswa untuk belajar menggali dan
mempunyai pola pikir bahwa buku
menimba
bukan
ilmu
menekankan
menulis
pengetahuan
lebih
prioritas
kebutuhan
dalam
lanjut. Menurut Yulia (2005) jika kita
keluarga. Prioritas keluarga yang utama
bisa
adalah sandang, pangan, dan papan.
menumbuhkan
kebiasaan
membaca anak, sebenarnya kita sudah
Fenomena
rendahnya
meletakkan pondasi untuk menolong
keterampilan membaca siswa saat ini,
anak menjadi pembelajar sepanjang
menunjukkan bahwa anak-anak belum
hayat atau lifelong learner karena buku
dapat mencapai tahap perkembangan
adalah
sesuai yang diharapkan. Rendahnya
jendela
dunia
yang
akan
membawa kita maupun anak-anak kita
kemampuan
kemana saja kita suka.
dipengaruhi oleh proses pembelajaran
Kebiasaan membaca pada siswa
membaca
anak
yang dilakukan di sekolah (Sukmawati,
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
2016).
Seperti diungkapkan Rahim (2000),
Setiap
guru
bahasa
haruslah
anak yang tinggal di dalam rumah
menyadari serta memahami benar-
tangga yang harmonis, rumah yang
benar bahwa membaca adalah suatu
penuh cinta kasih, yang orang tuanya
metode yang dapat dipergunakan untuk
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
46
berkomunikasi dengan diri kita sendiri
bersifat mekanis mencakup pengenalan
atau
dengan
orang
mengomunikasikan
lain
yaitu
bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur
makna
yang
liguistik (fonem, kata, frase, pola
terkandung atau tersirat pada lambang-
klausa,
lambang tertulis. Pemahaman atau
hubungan atau korespondensi pola
makna dalam membaca lahir dari
ejaan
interaksi
menyuarakan
antara
persepsi
terhadap
kalimat),
dan
dan
bunyi
pengenalan
(kemampuan
bahan
tertulis).
simbol grafis dan keterampilan bahasa
Sedangkan keterampilan yang bersifat
serta pengetahuan pembaca. Dalam
pemahaman
mencakup
memahami
interaksi
pengertian
sederhana
(leksikal,
ini,
menciptakan
pembaca
berusaha
kembali
makna
sebagaimana
makna
disampikan
oleh
yang
ingin
penulis
dan
gramatikal, retorikal), dan memahami
signifikasi
atau
pembaca mencoba mengkreasikan apa
pembaca).
yang dimaksud oleh penulis.
(1998)
makna
(misalnya
maksud dan tujuan pengarang relevansi
tulisannya. Dalam proses membaca itu
Soedarso
atau
keadaan
kebudayaan,
reaksi
Dalam kegiatan membaca terjadi
berpendapat
proses pengolahan informasi
bahwa membaca adalah aktivitas yang
terdiri
kompleks
mengerahkan
informasi nonvisual (Smith, 1985).
sejumlah besar tindakan yang terpisah-
Informasi visual, merupakan informasi
pisah,
yang dapat diperoleh melalui indra
dengan
meliputi
menggunakan
orang
pengertian
harus
dan
atas
penglihatan,
informasi
yang
visual
sedangkan
dan
informasi
khayalan, mengamati, dan mengingat-
nonvisual merupakan informasi yang
ingat. aktivitas yang kompleks yang
sudah ada dalam benak pembaca.
melibatkan serangkaian keterampilan
Dalam kegiatan membaca, pembaca
yang
memproses informasi dari teks yang
lebih
kecil
lainnya,
baik
keterampilan yang bersifat mekanis
dibaca
maupun keterampilan yang bersifat
Membaca merupakan kegiatan yang
pemahaman.
penting dalam kehidupan sehari-hari,
Keterampilan
yang
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
untuk
memperoleh
makna.
Eka & Usmaedi
47
karena membaca tidak hanya untuk
Menyimpulkan
bacaan
adalah
memperoleh informasi, tetapi berfungsi
menyarikan apa yang telah dibaca.
sebagai
memperluas
Dalam menyimpulkan bacaan tentu
pengetahuan bahasa seseorang. Dengan
melalui proses pemahaman. Dengan
demikian, anak sejak awal SD perlu
kata
memperoleh latihan membaca dengan
menyimpulkan isi bacaan merupakan
baik khususnya penerapan wajib baca
kegaiatan meresum atau meringkas
di sekolah. Hal ini akan menumbuhkan
beberapa pernyataan yang terdapat
budaya baca serta kebiasaan membaca
dalam sebuah bacaan. Keterampilan ini
di sekolah.
menuntut
alat
untuk
lain
bahwa
pembaca
keterampilan
untuk
mampu
Apabila suatu kegiatan membaca,
menguraikan dan memahami berbagai
baik yang bersifat fisik maupun mental,
aspek secara bertahap agar sampai
telah
diri
kepada suatu formula baru yaitu suatu
bahwa
kesimpulan. Jadi, simpulan merupakan
mendarah
seseorang,
maka
daging
pada
dikatakan
kegiatan atau sikap itu telah menjadi
sebuah
kebiasaan.
memberdayakan
Terbentuknya
suatu
proses
berfikir
yang
pengetahuannya
kebiasaan tidak dapat terjadi dalam
sedemikian rupa untuk menghasilkan
waktu singkat, tetapi pembentukan itu
sebuah pemikiran atau pengetahuan
adalah proses perkembangan yang
yang
memakan waktu relatif lama. Hal
Subyantoro & Haryadi, 2013).
baru
(Purwanitaningrum,
serupa di ungkap Tampubolon (1998),
Membentuk kebiasaan membaca
bahwa kebiasaan membaca adalah
yang efisien memakan waktu yang
kegiatan
telah
relatif lama. Selain waktu, faktor
mendarah daging pada diri seseorang
keinginan dan kemauan serta motivasi
(dari segi kemasyarakatan, kebiasaan
perlu
adalah kegiatan membaca yang telah
kemauan
membudaya dalam suatu masyarakat).
motivasi. Selain itu faktor lingkungan
Kebiasaan membaca akhirnya akan
juga berperan. Jika lingkungan tidak
menimbulkan kegemaran membaca.
mendorong, dan bahkan menghambat,
membaca
yang
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
ada.
Tetapi
harus
keinginan
diperkuat
dan
oleh
Eka & Usmaedi
48
maka kebiasaan sukar, atau bahkan
Adapun usaha-usaha yang dapat
tidak akan terbentuk. Oleh karena itu,
dilakukan adalah meningkatkan peran
usaha-usaha pembentukan hendaklah
orang tua dan pembiasaan membaca
dimulai
dalam
dini. Pengaruh dan peranan orang tua
kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak.
dapat dilakukan dengan mendorong
Pada
usaha
perkembangan bahasa anak, menjadi
pembentukan dalam arti peletakkan
teladan dalam membaca, membaca dan
pondasi minat yang baik dapat dimulai
bercerita, bermain dengan bacaan dan
sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu
tulisan, serta
sesudah
sedini
masa
mungkin
anak-anak,
anak
mempergunakan
(memahami
yang
Memanfaatkan sarana-
mulai
dapat
sarana lingkungan untuk mendorong
bahasa
lisan
kebiasaan membaca.
dikatakan
dan
berbicara).
B. Metode Penelitian
Metode
yang
Teknik Pengumpulan Data.
digunaka
Teknik yang digunakan dalam
korelasional, seperti yang diungkap
dalam
tujuan
peneitian
penelitian ini menggunakan beberapa
untuk
mengetahui tingkat hubungan antara
teknik, sebagai berikut.
kemampuan membaca dengan prestasi
1) Teknik angket, dimaksudkan untuk
beajar
siswa
Kubanglaban.
kelas
V
memperoleh data tentang kebiasaan
SDN
membaca
(variabel X). Angket
Peneliti
berusaha
kondisi
kebiasaan
diberikan kepada siswa, orang tua
membaca secara kuantitati. Sampel
dan pihak perpustakaan. Sedangkan
pada siswa kelas V SDN Kubanglaban
angket yang diberikan kepada guru
terdapat 30 siswa dengan 18 siswa laki-
untuk mengetahui prestasi siswa
laki dan 12 siswa perempuan. 30 siswa
kelas V SDN Kubanglaban.
menggambarkan
2) Tek tes, dilakukan untuk mengukur
ini memiliki latar belakang keluarga
kemampuan dan prestasi siswa
yang berbeda-beda.
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
49
dalam
mata
pelajaran
bahasa
ini adalah skor maksimal (60) X
Indonesia pada siswa kelas V SDN
banyaknya
Kubanglaban.
diperoleh skor seluruhnya 2400. Untuk
3) Teknik analisis data dimaksudkan
sampel
mengetahui
(30)
besaran
sehingga
kebiasaan
untuk mengukur pengaruh variabel
membaca pada variabel ini digunakan
X terhadap variabel Y
tabel persentasi dengan rumus
dengan
memanfaatkan nilai-nilai pada hasil
P=
tes bahasa Indonesia. Teknik yang
F
X 100 %
n
Cara kedua untuk menjawab
digunakan adalah korelasi product
permasalahan tentang kemampuan dan
moment.
prestasi belajar bahasa Indonesia pada
Teknik Analisis Data
yang
siswa kelas V SDN Kubanglaban
ini
digunakan teknik tes. Oleh karena itu,
dilakukan dengan tiga cara. Cara
ukuran dalam variabel ini ada nilai
pertama untuk menjawab permasalahan
untuk setiap siswa dan nilai rata-rata
penelitian
pertama,
kelas. Skor maksimal untuk setiap
membaca.
Untuk
Teknik
dilakukan
analisa
dalam
data
penelitian
yaitu
kebisaan
variabel
siswa adalah 60, sehingga nilai setiap
ini
siswa dapat dihitung dengan cara:
digunakan instrumen angket dengan
Skor yang diperoleh
Nilai = -----------------------------X
100
skor maksimal 60 untuk setiap sampel.
Oleh karena itu, skor pada instrumen
C. Hasil dan Pembahasan
Dari data angket yang terkumpul
tingkat
kebiasaan
membaca
pada variabel kebiasaan membaca skor
mencapaian sebesar 67 % dari 30
yang terjaring terendah 54 dan tertinggi
siswa. Hasil angket baik dari orang tua
60, sedangkan jumlah skor dari semua
dan guru, hanya ada 2 siswa yang
sampel diperoleh 2010, sedangkan skor
menunjukan kebiasaan membaca yang
yang diharapkan seluruhnya adalah
sangat tinggi. hal ini dipicu oleh
2160.
lingkungan keluarga yang memberikan
Dengan
demikian
diperoleh
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
50
contoh
dan
membisaakn
untuk
Sedangkan hasil kemampuan dan
membaca.
Rata-rata
dihitung
prestasi belajar siswa kelas V SDN
dengan cara jumlah skor : n sehingga
Kubanglaban yang terjaring dengan
diperoleh hasil 57,1 dan standar deviasi
nilai terendah 80 dan tertinggi 89,
1,53. Dari data yang terkumpul dapat
sedangkan jumlah skor dari semua
dideskripsikan dalam tabel sebagai
sampel adalah 3.042. Dengan demikian
berikut :
dari
Tabel 1. Skor Perhatian Orang Tua
Skor Frekwensi
X
Fx2
(X)
(f)
diperoleh tingkat pencapaian sebesar
skor
skor
kemampuan
membaca
90 %. Rata-rata skor dihitung dengan
cara jumlah skor : n sehingga diperoleh
54
1
-3.1
9.61
84,5. Hal yang menarik adalah nilai
55
3
-2.1
17.64
yang tertinggi 89 diperoleh oleh 2
56
8
-1.1
12.1
siswa dari jumlah siswa sebanyak 30.
57
4
-0.1
0.06
Berdasarkan wawancara dengan guru
58
7
0.9
5.67
kelas V SDN Kubanglaban (Sulamul
59
5
1.9
21.66
Hadi, Febuari 2017) kedua siswa
60
2
2.9
16.82
tersebut menerima peringkat 1 dan 2
X =
30
83,56
pada semester sebelumnya. Adapun
57.1
prestasi belajar bahasa Indonesia kelas
Dari
tabel
tersebut
dapat
V SDN kubanglaban tertera dalam
digambarkan pada histogram sebagai
tabel di bawah ini.
berikut:
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
54
55
56
57
58
59
60
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
51
Tabel 2. Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
Frekuensi
Skor (X)
X
Fx2
(f)
80
3
-4.8
69.12
81
1
-3.8
14.44
82
3
-2.8
23.52
83
5
-1.8
16.2
84
6
-0.8
5.12
85
4
0.2
0.2
86
2
1.2
2.88
87
4
2.2
29.04
88
1
3.2
10.24
89
2
4.2
35.28
X = 84,8
30
206,04
Prestasi belajar bahasa Indonesia
sebesar 59 % dipengaruhi faktor lain.
dipengaruhi oleh kebiasaan membaca.
Angka korelasi yang diperoleh adalah
Langkah
selanjutnya
adalah
0,641 yang menunjukan keberartian
menghitung
Koefisien
Determinasi
variabel kebiasaan membaca dalam
untuk mengukur besarnya pengaruh
mempengaruhi variabel prestasi belajar
kebiasaan membaca terhadap prestasi
bahasa Indonesia siswa kelas V SDN
belajar, dengan rumus :
Kubanglaban Kabupaten Serang.
KD = r2 x 100 %
Pengaruh variabel ini tergolong
KD = 0,641 x 100 %
pada pengaruh sedang, yaitu hanya 41
KD = 41 %
%, sedangkan 59 % dipengaruhi oleh
Dari hasil perhitungan ini dapat
faktor
lain.
Pengaruh
kebiasaan
ditafsirkan bahwa prestasi belajar pada
membaca terhadap prestasi belajar
siswa kelas V SD Negeri Kubanglaban
siswa
dipengaruhi oleh kebiasaan membaca
Kabupaten Serang dapat digambarkan
sebesar 41 % sedangkan sisanya
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
dalam diagram berikut.
kelas
SDN
Kubanglaban
Eka & Usmaedi
52
Indonesia
siswa
kelas
SDN
Kubanglaban Kabupaten Serang dapat
dinyatakan bahwa kebiasaan membaca
Dengan
demikian
amatlah
dampak
prestasi
belajar
dalam
upaya
meningkatkan prestasi belajar
hubungan antara kebiasaan membaca
terhadap
penting
pada
siswa kelas V SDN Kubanglaban.
bahasa
D. Simpulan
Hasil analisis data dari korelasi
bahawa kebiasaan membaca amatlah
kebiasaan membaca terhadap prestasi
penting dalam upaya meningkatkan
belajar
prestasi
siswa
Kubanglaban
sebesar
kelas
V
SDN
memperoleh
angka
0,641.
Korelasi
belajar
khususnya
pada
siswa kelas V SDN Kubanglaban.
tersebut
Pentingnya
kebiasaan
membaca
termasuk ke dalam korelasi tinggi.
seharusnya dijadikan sebuah pondasi
Sekitar
bagi guru dan khususnya orang tua
41%
dipengaruhi
membaca.
Hal
prestasi
belajar
oleh
kebiasaan
ini
menunjukan
untuk
menanamkan
kebiasaan
membaca sejak dini.
Daftar Pustaka
Dahlani. Awaliyah & Rahman 2016.
Pengaruh Strategi RAP (read –
ask paraphrase) dan Strategi
KWL (know – want to know –
learned) Terhadap Kemampuan
Membaca Pemahaman Siswa
Sekolah Dasar Kelas IV. Serang:
Jurnal
Pendidikan
Dasar
Universitas
Sultan
Ageng
Tirtayasa, 2 (1), 12-13.
Hendriyani, Mila. 2016. Alam adalah
Sekolah dan Bermain adalah
Proses Belajar. Serang: Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 2 (1),
64-71.
Kusmara, Suherli. 2010. Merancang
Karya Tulis Ilmiah. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Novi. 2010. Membaca dan Menulis di
SD Edisi Kedua. Bandung: UPI
Pres.
Nurgiantoro, Burhan. 2009. Penilaian
Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
Mulyati, Yet. 1997. Membaca. Jakarta:
Cipta Karya.
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
53
Pratama,
Rizqi
Aji.
2016.
Pengembangan Modul Membaca
Kritis Dengan Model Instruksi
Langsung
Berbasis
Nilai
Karakter. Jakarta: DIALEKTIKA:
Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia, 3 (2), 174-185.
Purwanitaningrum, Emy., Subyantoro
& Haryadi. 2013. Membaca
Cepat Untuk Menyimpulkan Isi
Smith. 1985. Reading. Cambridge:
Camoridge University Press.
Tampubolon.
1998.
Kemampuan
Membaca, Teknik Membaca
Cepat dan Efektif. Bandung:
Penerbit Angkasa.
Tarigan,
Henry
Guntur.
2008.
Membaca
Sebagai
Suatu
Ketrampilan
Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Usmaedi.
2017.
Menggagas
Pembelajaran HOTS Pada Anak
Usia Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar, 3 (1),
82-95.
Wartika, Eti. 2015. Penerapan Teknik
Membaca
Top
Down
Untuk
Meningkatkan
Kemampuan
Membaca
Siswa Kelas IX di SMPN 2
Jatinangor. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra (JPBS)
Universitas
Pendidikan
Indonesia, 15 (1), 1-10.
Widianto, Eko & Subyantoro. 2015.
Peningkatan
Keterampilan
Membaca
Teks
Klasifikasi
Menggunakan Metode SQ3R
Dengan Media Gambar. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Negeri
Semarang, 4 (1), 1-15.
Yulia,
Anna.
2005.
Cara
Menumbuhkan Minat Baca Anak.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Bacaan Menggunakan Teknik
Tayang Kilas Dengan Media Film
Terjemahan. Semarang: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Negeri
Semarang, 2 (1), 1-16.
Rahim, Farida. 2000. Pengajaran
Membaca di Sekolah Dasar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan
Motivasi
Belajar
Mengajar.
Jakarta: Rajawali Pers.
Soedarso. 1998. Speed Reading, Sistem
Membaca Cepat dan Efektif.
Jakarta: Gramedia.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmawati, Desi. 2016. Efektivitas
Model Concentrated Language
Encounter
(CLE)
Dalam
Meningkatkan
Keterampilan
Membaca Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal
Pendidikan
Sekolah
Dasar, 2 (1), 26-38.
JPSD Vol. 4 No. 1, Maret 2018
ISSN 2540-9093
E-ISSN 2503-0558
Eka & Usmaedi
54