Substitusi Dedak Padi dengan Daging Buah Kakao Fermentasi dalam Ransum Pellet Terhadap Kuantitas Karkas Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih

DAFTAR PUSTAKA

Amiroenas, D.E. 1990. Mutu Ransum Berbentuk Pellet Dengan Bahan Serat
Biomassa Pod Coklat (Theobrama cacao l.,) untuk Pertumbuhan Sapi
Perah Jantan. Tesis. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara, 2012. Statistik
Peternakan 2011.
Ewan, C.V., Moor and A Seo. 1992. Isoflavon Aglycones and Volatiles
Compound in Soybeans, Effect of Soaking Treatment., Journal Food
Science, 57,677-682.
Ginting, N. 2010. Compost Centre. Guidelines, Training On Compost : A
Takakura Method. Sumatera Utara University Campus. Medan.
Hartadi, H, Reksohardiprodjo, S, dan Tillman, A, D,. 1997. Komposisi Bahan
Pakan Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Herman, R. M. Duldjaman dan N. Sugana., 1983. Irisan Komersil Karkas Kelinci
dan Proporsi Dagingnya. Media Peternakan.
Kartadisastra, H. R., 1994. Kelinci Unggul. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Kartadisastra, H. R., 1997. Ternak Kelinci Teknologi Pascapanen. Kanisius,
Yogyakarta.
Lay, B.W dan S. Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Pers. Jakarta.

Laconi, E. B., 1998. Peningkatan Kualitas Kakao Melalui Amoniasi Dengan Urea
dan Biofermentasi Dengan Phanerochaete Chrysosporium serta
Penjabarannya Dalam Formula Ransum Ruminansia. Disertasi. Program
Pacasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Masanto, R dan Agus., A. 2010. Beternak Kelinci Podong. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Muryanto dan S. Prawirodigdo., 1993. Pengaruh Jenis Kelamin dan Bobot Potong
Terhadap Persentase Karkas dan Non-karkas Pada Kelinci Rex. Jurnal
Ilmiah Penelitian Ternak Klepu 1:33-38.

Muslih, D., Pasek, I.W., Rossuarti, dan Brahmantyo, B., 2005. Tata Lakasana
Pemberian Pakan untuk Menunjang Agribisnis Ternak Kelinci, Lokakarya
Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Balai
Penelitian Ternak Bogor.

Universitas Sumatera Utara

Nutrient Reseatch Council, Committeon Animal Nutrion., 1977. Nutrient
Requierment of Domestic Animals. II. Nutrient Requierment of Swine.
Parrakasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Penerbit Angkasa.

Bandung.
Postlethwait dan Hopson. 2006. Modern Biology. Holt, Rinehart and Winston.
Texas.
Priyatna, N. 2011. Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. AgroMedia Pustaka.
Jakarta.
Rasidi, 2002. 302 Formula Pakan Lokal Alternatif Untuk Unggas. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Rukmana, 2011. Sukses Beternak Kelinci. Penebar Angkasa, Bandung.
Sarwono, B., 2001.Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Siregar, T.H.S., Slamet, R., dan Laeli, N.,. 2009. Budi Daya Cokelat. Penebar
Swadaya. Depok.
Soeparno, 1994. Ilmu dan teknologi daging. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Suriaatmadja, M. 1980. Beternak Kelinci di Pekarangan untuk Perbaikan Gizi
Keluarga. Ed Sebtember 1980, No 4/Tahun I. Darmais.
http://coklat-chocolate.blogspot.com/2008/03/kulit-buah-kakaopulp-buah.html,
2013 [ diakses pada tanggal 1 April 2013 pukul 19.00 wib]. Medan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Saccharomyces [ diakses pada tanggal 1 April 2013
pukul 21.00 wib]. Medan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Lactobacillus [ diakses pada tanggal 1 April 2013

pukul 22.00 wib]. Medan.

Universitas Sumatera Utara