Hubungan Academic Self Management Dengan Pola Penggunaan E-learning Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu usaha secara sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara (Hasbullah, 2005). Perguruan
tinggi merupakan salah satu penyelenggara pendidikan, peserta didik dalam
perguruan tinggi disebut sebagai mahasiswa. Sebagai seorang mahasiswa memiliki
tujuan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, norma dan nilai-nilai serta
penggalian potensi (Farida, 2015).
Mahasiswa harus bekerja keras dalam belajar untuk mencapai tujuannya
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Sistem pembelajaran yang dilakukan
oleh mahasiswa saat ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi.
Menurut Rosenberg (2001) dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi
ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu dari pelatihan ke penampilan,
dari ruang kelas ke dimana saja dan kapan saja, dari kertas ke online atau saluran,
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan dari waktu siklus ke waktu nyata.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat telah memungkinkan mahasiswa
menggunakan sistem pembelajaran yang berbasis e-learning. Persepsi masyarakat

terkait e-learning, seperti proses belajar melalui media komputer ataupun kegiatan
1
Universitas Sumatera Utara

2

belajar lebih didominasi dengan membaca dan mengetik. Nichols mendefinisikan Elearning sebagai kegiatan mengakses dengan memanfaatkan teknologi internet
bertujuan untuk pendidikan (Moore, Deane, Galyen, 2011). Penggunaan internet
sebagai media pembelajaran merupakan suatu respon perkembangan teknologi
informasi yang berimplikasi terhadap pergeseran paradigma dalam dunia pendidikan
saat ini. Teknologi informasi telah menawarkan berbagai kemudahan dalam
pembelajaran. Peserta didik dapat belajar lebih fleksibel dan tidak terhalang oleh
keterbatasan ruang dan waktu. Internet mempunyai peran yang besar dalam
pembelajaran, yaitu sebagai referensi ilmu pengetahuan terkini, alat manajemen
pengetahuan, jaringan pakar beragam ilmu, jaringan antar institusi pendidikan, pusat
pengembangan materi ajar, wahana pengembangan kurikulum, dan komunitas
perbandingan standart kompetensi (Sari, 2015).
Pembelajaran e-learning menurut Romiszowski dapat dilakukan melalui
empat pola yaitu pertama adalah individualized self-paced e-learning online,
individualized self-paced e-learning offline, group based e-learning synchronously,

dan group based e-learning asynchronously. Individualized self-paced e-learning
online mengacu pada situasi di mana individu belajar dengan mengakses sumber
belajar dengan melibatkan jaringan internet. Pola individual online yang dilakukan
seperti mempersiapkan materi perkuliahan menggunakan referensi yang ada di
internet ataupun mengakses tutorial yang ada di youtube untuk membantu memahami
materi pelajaran yang kurang dimengerti. Internet menembus batas dimensi
kehidupan pengguna, waktu, dan ruang, yang dapat diakses oleh siapapun, kapanpun,

Universitas Sumatera Utara

3

dan dimanapun Hingga saat ini banyak lembaga pendidikan terutama perguruan
tinggi mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung
sistem pendidikan. (Ayun, 2015).
Individualized self-paced e-learning offline yang mengacu pada situasi di
mana seorang individu belajar dengan menggunakan bantuan media elektronik secara
offline tanpa melibatkan jaringan internet. Pola individual offline melibatkan
perangkat tape, audio atau video, TV, CD/ROM. Sebelumnya proses penyampaian
materi lebih banyak menggunakan peralatan seperti papan tulis dan kapur, dan

sekarang dengan perkembangan teknologi menjadikan pengajar bisa memberikan
materi belajar dalam bentuk slide yang ditampilkan melalui projector. Materi
pengajaran dan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks,
grafik, animasi, simulasi, yang juga mendukung kemudahan dalam proses belajar
mengajar (Hasbullah, 2009).
Group based e-learning synchronously mengacu pada situasi di mana
sekelompok pelajar bekerja sama menggunakan jaringan internet atau intranet dan
saling terhubung dalam waktu yang sama. Pola group synchronously dilakukan oleh
sekelompok mahasiswa dalam waktu yang bersamaan dan pada tempat yang berbeda,
seperti diskusi menggunakan metode audio atau video conference di mana masingmasing anggota kelompok saling terhubung. Group based e-learning asynchronously
mengacu pada situasi di mana sekelompok pelajar bekerja sama menggunakan
jaringan internet atau intranet dan dalam pertukaran atau proses pembelajaran antara
peserta terjadi dengan adanya jeda waktu. Pola group asynchronously dilakukan oleh

Universitas Sumatera Utara

4

sekelompok mahasiswa dalam waktu dan tempat yang berbeda, seperti diskusi online
melalui media sosial di mana masing-masing anggota kelompok sapat merespon

kapan saja.
Pembelajaran melalui e-learning sudah diterapkan di universitas-universitas
yang ada di Indonesia. Universitas Sumatera Utara (USU) merupakan salah satu
perguruan tinggi negeri yang ada di Sumatera Utara yang menggunakan e-learning
dalam proses belajarnya Fakultas-fakultas yang ada di USU memberikan fasilitas
yang mendukung mahasiswa untuk menggunakan e-learning, seperti menyediakan
perangkat elektronik yang mendukung proses belajar dan menyediakan wi-fi pada
setiap fakultas. Fakultas Psikologi USU sebagai salah satu lembaga pendidikan jalur
perguruan tinggi mendukung kegiatan e-learning dengan menyediakan perangkatperangkat elektonik yang mendukung proses pembelajaran, pengaplikasian e-learning
juga dilakukan pada saat kuliah seperti yang dikenal dengan kuliah online.
Mahasiswa Fakultas Psikologi sudah tidak asing lagi terhadap pembelajaran melalui
e-learning.
Survey yang dilakukan melalui wawancara pada 43 orang mahasiswa Fakultas
Psikologi USU didapatkan kesimpulan bahwa mahasiswa tidak hanya menggunakan
buku dalam bentuk hardcopy sebagai panduannya dalam belajar, mereka juga
melibatkan media elektronik seperti smartphone sebagai media untuk membaca buku
dalam bentuk softcopy, sehingga tidak harus membawa buku kemana-mana ketika
ingin belajar, cukup menggunakan perangkat elektronik mahasiswa dapat belajar
menggunakan e-book. Ketika mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami


Universitas Sumatera Utara

5

materi melalui referensi buku, mahasiswa dapat menggunakan referensi lain yang di
akses melalui internet. Proses pembelajaran lebih fleksibel ketika harus berdiskusi
dengan teman kelopok, karena dapat memanfaatkan media sosial untuk saling
berdiskusi. Fakultas Psikologi menyediakan fasilitas wi-fi sebagai salah satu media
pendukung e-learning. yang dapat diakses di seluruh wilayah kampus. Fasilitas
tersebut dirasakan mahasiswa sangat mendukung proses pembelajaran, hal tersebut
dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut
“fasilitas wifi yang ada dikampus sangat membantu lah kak, apalagi buku
kita kan kebanyakan bahasa inggris kan kak, kalo buatku sih sulit untuk
belajar dari buku. Jadi aku cepat datang ke kampus, langsung browsing
bahan yang ada di internet kak”
(Komunikasi Personal, 2017)
Dari kutipan wawancara di atas, terlihat bahwa mahasiswa Fakultas Psikologi
USU menggunakan e-learning untuk membantu dalam memahami suatu materi
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, kendala yang
dialami oleh beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi yaitu ketika belajar

menggunakan buku yaitu penggunaan bahasa yang ada di buku sulit dipahami oleh
mahasiswa, sehingga mereka menggunakan internet untuk mencari bahan sebelum
perkuliahan berlangsung.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti, terdapat alasan-alasan
mahasiswa untuk menggunakan e-learning, yaitu karena praktis, lebih menarik, dan
tidak membutuhkan ruang yang besar. Mahasiswa merasa lebih fleksibel
menggunakan e-book yang ada di handphone ataupun laptop, sehingga mereka tidak
harus membawa buku ke kampus. Mahasiswa tidak harus mencari buku ke

Universitas Sumatera Utara

6

perpustakaan apabila buku tersebut tersedia dalam bentuk e-book dan dapat
digunakan melalui gadget atapupun laptop. Namun beberapa mahasiswa lebih
menyukai membaca menggunakan buku dalam bentuk hardcopy dibandingkan
dengan softcopy. Selain itu penggunaan internet dalam kegiatan e-learning sendiri
juga sudah diaplikasikan pada beberapa matakuliah tertentu yang dikenal dengan
kuliah online. Kuliah online yang dilakukan seperti berdiskusi melalui grup media
sosial, melakukan debat melalui media sosial, membuat stiker melalui telegram. Hal

tersebut memberikan model pembelajaran yang bervariasi kepada mahasiswa yang
dapat dilihat dari hasil wawancara
“… pastinya lebih menyenangkan lah. jadi kita ngga bosen. Kalo diskusi
online, kita kan bisa mengakses dimana aja. Bisa di kamar, tempat makan,
atau dimana aja yang penting ada jaringan internet”
(Komunikasi Personal, 2017)
Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, e-learning memberikan kemudahan
bagi mahasiswa. Selain itu kegiatan e-learning yang dilakukan mahasiswa terlihat
ketika mengumpulkan tugas menggunakan email. Referensi yang digunakan untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar juga dapat diperoleh melalui internet,
mahasiswa tidak jarang menggunakan e-book sebagai sarana pendukung untuk
mendukung proses belajarnya. Mahasiswa dapat melihat YouTube sebagai bahan
pembelajaran ketika mengalami kesuitan untuk memahami suatu hal. Penggunaan
YouTube

dapat

memberikan

pengetahuan


tambahan,

seperti

cara

untuk

mengoperasikan program komputasi seperti SPSS, video animasi atau ilustrasi yang

Universitas Sumatera Utara

7

dapat memudahkan kita untuk mengerti hal-hal yang terkait dengan materi yang
dipelajari (Haverila, 2009).
Mahasiswa memanfaatkan e-learning dalam proses pembelajarannya pada
umumnya akan dituntut untuk semakin berprestasi. Mahasiswa dikatakan berprestasi
terlihat ketika dia mampu menguasai bidang ilmu yang ditekuninya, memperoleh

nilai yang baik dari hasil belajar, meningkatkan minat dan potensi yang menandakan
bahwa dia mengalami peningkatan selama proses pembelajaran (Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi, 2010). Mahasiswa yang berprestasi tidak hanya mempunyai
pengetahuan yang lebih daripada orang lain, namun mereka memiliki pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien untuk mengakses dan menggunakan pengetahuan yang
mereka miliki. Mahasiswa berperan sebagai individu yang menjalani pendidikan
orang dewasa dan dituntut untuk dapat mengatur dirinya untuk belajar, membimbing
pembelajarannya, dan mampu untuk belajar secara mandiri (Hardianto, 2007).
Kemampuan untuk mengatur diri, membimbing diri sendiri merupakan
gambaran dari ciri-ciri orang yang memiliki self management. Self management
menggambarkan bagaimana individu yang berbeda melakukan hal yang berbeda pada
waktu yang sama, dan bagaimana indivdu yang sama melakukan hal yang berbeda
pada waktu yang berbeda (McGowan, 2005). Pelajar dalam menjalani pendidikan
tentunya membutuhkan motivasi. Berdasarkan hasil penelitian Ozuna (2015),
motivasi akan semakin menurun seiring dengan kenaikan tingkat dalam pendidikan,
sehingga diperlukan adanya self management. Self management dapat membantu
pelajar untuk mengatur waktu, menyelesaikan tugas, sehingga memungkinkan

Universitas Sumatera Utara


8

prestasi juga semakin menigkat. Zavydivska (2016) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa self management memungkinkan pelajar untuk menciptakan budaya sehat
dalam proses belajar, yaitu tidak hanya mampu menguasai secara teori namun juga
secara praktek. Selain itu dengan self management, kemampuan memanajemen waktu
juga meningkat sehingga bisa mengatur waktu antara belajar dan berolahraga.
Berdasarkan penelitian Hamlin (1986) didapatkan kesimpulan bahwa self
management dapat meningkatkan kemampuan mengingat pada mahasiswa sehingga
performa mahasiswa dalam akademik juga semakin meningkat. Hal tersebut juga
didukung dari hasil penelitian Berger (2003) bahwa self management membantu
mahasiswa tingkat satu untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan
ketika tidak memiliki self management.
Berdasarkan beberapa hasil dari penelitian di atas, self management
dibutuhkan pelajar untuk meningkatkan peforma akademiknya. Academic self
management merupakan bagian dalam self management yang merujuk pada suatu
pengaturan diri untuk membuat strategi dalam pendidikan yang digunakan oleh
pelajar untuk bisa mengontrol cara belajarnya sehingga dapat mencegah dan
menghindari faktor-faktor penghambat dalam belajar. Academic self management
mengarah pada pengaturan komponen seperti motivasi, metode belajar, pengaturan

waktu, lingkungan fisik dan sosial, dan performansi dengan menggunakan strategi
yaitu strategi motivasi, cara belajar, dan perilaku. Faktor yang mempengaruhi
academic self management seseorang yaitu faktor personal dan sosiokultural, faktor
lingkungan kelas, dan faktor internal. Faktor-faktor tersebut meliputi bagaimana

Universitas Sumatera Utara

9

keyakinan, tingkat pendidikan, sosieokonomi, dan tujuan seseorang sehingga
berpengaruh pada motivasi dan prilaku pelajar (Dembo, 2004).
Motivasi merupakan ciri ketika seseorang memiliki

academic self

management. Pada saat seseorang mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar,
mampu untuk memanfaatkan waktu dengan baik, mengendalikan lingkungan fisik
maupun sosialnya dan dapat memaksimalkan belajarnya kapan pun dan dimana pun
dia berada diharapkan dapat meningkatkan prestasi seorang pelajar dalam
akademiknya. Academic self management yang meningkatkan peforma akademik
salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan e-learning. Motivasi yang
dimiliki oleh mahasiswa dapat mendorong mahasiswa

menggunakan e-learning

sebagai media pembelajaran, maka dapat berpengaruh pada motivasi dan memberikan
dampak terhadap kinerja seseorang (Tomo & Widada, 2014).
Mahasiswa yang memiliki academic self management mengetahui kapan
harus belajar beersama kelompok atau kapan harus belajar secara individu. Ketika
mahasiswa memilih belajar bersama kelompok maka mereka dapat melakukan pola
group synchronously dan group asynchronously. Jarak tidak lagi menjadi penghalang
dalam proses belajar. Mahasiswa dapat memanfaatkan jaringan internet untuk saling
berkomunikasi dan memanfaatkan informasi. Selain belajar secara berkelompok
mahasiswa juga dapat belajar secara individual dengan melakukan pola individual
online dan individual offline. Mahasiswa dapat terhubung dengan internet ataupun
secara offline. Memanfaatkan e-learning dalam proses belajar secara individual
seperti mencari referensi melalui berbagai sumber untuk memperkaya pengetahuan

Universitas Sumatera Utara

10

yang

dimilikinya,

memanfaatkan

kelompok

untuk

membantu

proses

pembelajarannya, hal tersebut dapat dilakukan melalui e-learning. Ketika mahasiwa
memiliki academic self management maka mahasiswa tersebut termotivasi untuk
mampu memanfaatkan hal-hal yang berada di sekeliling dirinya termasuk
memanfaatkan teknologi. Mahasiswa yang memanfaatkan teknologi berarti dia sudah
menggunakan e-learning dalam proses belajarnya sehingga memudahkan mahasiswa
dalam belajar (Hyland &Kranzow, 2011).
Berdasarkan penelitian sebelumnya disimpulkan oleh Hidayat (2013) bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan elearning dalam proses pembelajaran dengan hasil belajar siswa yang menggunakan
cara konvensional dalam proses pembelajaran. Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara motivasi dengan peningkatan hasil
belajar pada siswa yang menggunakan e-learning sebagai proses pembelajaran.
Motivasi merupakan bagian dalam academic self management yang menunjukkan
bahwa academic self management yang dimiliki seseorang akan mendorong untuk
melakukan e-learning.
Penelitian yang dilakukan oleh Suciati (2017) menyimpulkan bahwa program
pembelajaran secara online tidak memberi peluang untuk mahasiswa berinteraksi.
Mahasiswa merasa terisolasi atau terpisah dari pergaulan dengan mahasiswa bahkan
pengajar/dosen, sehingga mempengaruhi keberhasilan pembelajaran program online.
Pengaturan lingkungan fisik dan sosial juga mempengaruhi seseorang menggunakan
e-learning. Melalui lingkungan sosial mahasiswa dapat berinteraksi dan melakukan

Universitas Sumatera Utara

11

proses pembelajaran secara aktif dengan komunikasi dua arah, sehingga proses
pembelajaran dapat lebih efektif.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, disimpulkan bahwa salah satu hal
yang terpenting dalam pencapaian prestasi akademik adalah bagaimana mahasiswa
dapat mengatur dirinya untuk mengontrol faktor-faktor yang mendukung bahkan
menghambat dalam proses pembelajaran yaitu academic self management.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat dikatakan secara langsung maupun tidak
langsung academic self management berpengaruh terhadap e-learning. Bergerak dari
fenomena dan teori diatas, maka peneliti tertarik untuk melihat bagaimana sebenarnya
Hubungan Academic Self Management Dengan Penggunaan E-Learning Pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi USU.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Adakah hubungan academic self management dengan pola
penggunaan e-learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan academic self management dengan pola penggunaan e-learning pada
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

12

D. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dapat dicapai dari dilakukannya penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya temuan dalam bidang
psikologi pendidikan mengenai academic self management dan pola penggunaan
e-learning
b. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi bagi peneliti
selanjutnya dalam bidang psikologi pendidikan mengenai academic self
management dan pola penggunaan e-learning
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai academic
self management dengan pola penggunaan e-learning terkhusus bagi populasi
terkait dalam penelitian ini.
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi fakultas Psikologi
mengenai hubungan academic self management dengan pola penggunaan elearning sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam upaya mencapai proses
pembelajaran yang lebih efektif.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab I : Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah dalam penelitian, apa rumusan
masalah penelitian, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, manfaat yang

Universitas Sumatera Utara

13

diharapkan dari hasil penelitian, dan juga bagaimana sistematika penulisan
penelitiannya.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi teori-teori, faktor-faktor, dan aspek dari teori academik self
management, teori e-learning, teori mengenai mahasiswa, dan dinamika
academic self management i e-learning, serta apa hipotesis yang ditarik oleh
peneliti.
Bab III : Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai metode yang digunakan yang mencakup
metode

penelitian

kuantitatif,

yaitu:

identifikasi

variabel,

definisi

operasional variabel, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode
pengumpulan data, uji coba alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan
metode analisis data.
Bab IV : Analisa dan Pembahasan Data
Bab ini menguraikan gambaran umum subjek penelitian, hasil uji asumsi,
hasil penelitian, hasil analisa tambahan, dan pembahasan hasil penelitiam.
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah
dilakukan.

Universitas Sumatera Utara