Identifikasi Karakteristik Ternak Dalam Penentuan Harga Jual Kerbau Di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pembangunan peternakan di Indonesia khususnya ternak ruminansia
diharapkan mampu menjadi salah satu lokomotif pembangunan khususnya dalam
penyediaan sumber protein hewani berupa daging dan susu dalam rangka
meningkatkan konsumsi pangan masyarakat. Salah satu komoditas peternakan
yang dimiliki Indonesia adalah ternak kerbau.
Ternak kerbau merupakan salah satu ternak penghasil protein hewani
dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sebab
ternak kerbau selain mudah untuk dipelihara juga sanggup untuk memanfaatkan
rumput berkualitas rendah dan menghasilkan berat karkas. Ternak kerbau adalah
hewan ruminansia yang bernilai ekonomis tinggi, dimana kerbau mudah
beradapatsi dengan lingkungan geografis keras,memiliki kemampuan tinggi di
dalam mencerna serat kasar dibanding ternak ruminansia lainnya. Memelihara
kerbau dapat memperbaiki kehidupan dan meningkatkan tingkat gizi para petani
dan keluarganya

(Baliarti, 2006).

Di Indonesia, kerbau (Bubalus bubalis) merupakan ternak yang

dimanfaatkan dagingnya dan terkhusus pada suku bangsa tertentu di Indonesia,
kerbau dipandang penting dalam kehidupan sosial budayanya. Salah satunya
adalah kehidupan sosial budayaSuku Batak Toba di Tapanuli Utara, Sumatera
Utara.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat
di Pulau Sumatera. Kecamatan yang memiliki populasi ternak kerbau tertinggi di
Kabupaten tersebut adalah Siborongborong.Adapun populasi ternak kerbau di

Universitas Sumatera Utara

Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanli Utara, merupakan populasi ternak
kerbau tertinggi yaitu 2813 ekor (BPS Tapanuli Utara 2015).
Di Kecamatan Siborongborong Tinggi rendahnya nilai kerbau tergantung
pada mutu kerbau menurut penilaian yang berlaku umum yaitu bobot badan ternak
kerbau. Namun ada hal yang menarik apabila kerbau dijual untuk keperluan pesta
adat. Selain berdasarkan bobot badan kerbau, penentuan harga juga ditentukan
berdasarkan karakteristikternak. Karena karakteristik ini dapat mempengaruhi dan
menentukan harga jual kerbau tersebut. Adapun karakteristik tersebut adalah
tanduk, jenis kelamin, jumlah dan letak pusaran bulu, dan warna kerbau.Menurut
Kotler dan Amstrong (1995), yang menyatakan bahwa teori dalam menentukan

harga jual suatu produk berdasarkan pada biaya yang dikeluarkan, ketersediaan
pasokan/suplai persedian, kemampuan pesaing dan harga pesaing. Akan tetapi
para penjual kerbau di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara
menggunakan teori tersebut dalam nentukan harga jual dan dipengaruhi oleh
karakteristik yang dimiliki kerbau.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
“Identifikasi Karakteristik Ternak dalam Penentuuan Harga Jual Kerbau di
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara”.
Rumusan Masalah
Dalam penjualan ternak kerbau di Kecamatan Siborongborong Kabupaten
Tapanuli Utara terdapat suatu penilaian yang dijadikan sebagai penentu harga
yaitu bobot badan kerbau. Tetapi karakteristik yang dimiliki ternak juga dapat
mempengaruhi dan menentukan harga apabila ingin dijual untuk keperluan pesta
adat. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab

Universitas Sumatera Utara

pertanyaanselain bobot badan kerbau karakteristik manakah yang paling
mendominasi penentuan harga jual kerbau, terutama untuk penggunaan/
pemanfaatan kerbau dalam acara upacara adat diKecamatan Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan selain bobot badan kerbau
adanya pengaruh karakteristik ternak seperti tanduk, jenis kelamin, jumlah dan
letak pusaran bulu, dan warna kerbau terhadap penentuan harga jual kerbau
diKecamatan Siborongborong Kabupaten Tapnuli Utara.
Kegunaan Penelitian
1.

Menjadi sumber informasi bagipeternak dan masyarakat tentang penentuan
harga menurut karakteristik ternak kerbau.

2.

Bagi instansi terkait khususnya dapat menjadi acuan dalam rangka
pembangunan usaha ternak kerbau di wilayah yang bersangkutan atau daerah
lain.

3.


Menjadi sumber informasi bagi kalangan akademis dan peternak lainnya.

Universitas Sumatera Utara