BAB III REVIEW IKK 2016 - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
D.
INDIKATOR KINERJA KUNCI
1.
TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN (IKK II.1)
a. Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah;
Aspek Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah ini penilaiannya difokuskan pada
5 hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang
berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
FOKUS
Peraturan tentang Ketertiban
Penataan Ruang
NO
IKK
1
Keberadaan Perda IMB
Legal formalnya.
1. Peraturan Daerah Kota Semarang No.4 / 2011 ttg.
Retribusi Retribusi Perijinan tertentu.
2. Peraturan Daerah Kota Semarang No.5/ 2009 ttg.
Bangunan
2
-
3
Peraturan tentang
Kependudukan
CAPAIAN
IKK
Jumlah rumah ber IMB sd. akhir Tahun 2015, sebanyak
190.146 unit.
Jumlah seluruh rumah sd. akhir Tahun 2015, sebanyak
358.471 Unit.
Keberadaan Perda RTRW
PERDA Nomor : 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kota
Semarang Tahun 2011 – 2031
4
-
PERDA Nomor : 2 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Dasar hukum :
- Perwal Nomor 1B tahun 2010 Tentang standar
pelayanan publik Dinas kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Semarang
1.103.749
=
Ada
58,04%
Ada
1 hari
91,54%
x 100%
1.205.691
= 91,54%
5
Biaya KTP :
Dasar Hukum :
PERDA Nomor : 13 Tahun 2009 tentang Retribusi
Penerbitan Dokumen Kependudukan.
SK Nomor : 474.4/490 Tahun 2011 tentang Pembebasan
Biaya Retribusi Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Di Kota Semarang.
Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum
Tidak Dipungut
Biaya
Personil Satpol PP (Kebijakan
Ketersediaan aparat Trantibum)
6
- Personil Satpol PP (PNS& CPNS) pada Tahun 2014,
sebanyak = 225 orang
- Penduduk pada akhir tahun 2015, berjumlah = 1.776.618
Orang
225 per 10.000
penduduk 2,25%
Kebijakan Bidang PSK, PKL
atau PMKS
7
- PERDA Nomor : 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan
Pembinaan PKL.
- Perda Nomor 5 tahun 2014 tentang Penanganan Anak
Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis di Kota Semarang
Peraturan tentang Kebersihan
Kota
8
PERDA Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah
PERDA Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa
Umum di Kota Semarang
Ada
Ada
Fokus pertama pada aspek ini menunjukkan bahwa Kota Semarang telah melakukan
pengaturan / regulasi kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah yang memberikan
kepastian hukum dalam pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), yaitu dengan
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi Ijin Mendirikan
hal | 398
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Bangunan dan Peraturan Daerah Kota Semarang nomor 5 Tahun 2009 tentang Bangunan.
(IKK II.1 no.1). Adapun rumah ber IMB di Kota Semarang mempunyai rasio mencapai
58,04%. (IKK II.1 no.2).
Dalam sistem perencanaan pembangunan Daerah, dan untuk meningkatkan ketertiban
pembangunan, maka selain pengaturan melalui IMB, juga diatur penataan ruang kota yang
secara khusus diatur dengan Peraturan Daerah, terakhir kali direvisi dengan Perda Nomor
14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun
2011 – 2031.(IKK II.1 no.3)
Fokus
kedua
pada
aspek
berikutnya
adalah
Regulasi
dalam
bidang
kependudukan.Pengurusan KTP telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2000,
yang kemudiantelah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Retribusi Penerbitan Dokumen Kependudukan, Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, TBA
Akta Kelahiran, TBA KTP dan Akta Perceraian.
Peraturan Daerah
tersebut
ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Semarang nomor 474.4/490 tahun 2011 tentang
pembebasan biaya retribusi penerbitan kartu tanda penduduk di Kota Semarang. Melalui
perubahan peraturan tersebut, telah dilakukan restrukturisasi pelayanan KTP menjadi 1
(satu) hari dengan biaya gratis, serta diterbitkan pula Perda No. 2 Tahun 2012 tentang
Restribusi Jasa Umum.(IKK II.1 no 4 dan 5)
Fokus Ketiga adalah dalam hal ketersediaan aparat Tramtibum, tercatat sebesar
225 orang personil Satpol PP per 10.000 penduduk. Jumlah ini memang belum cukup
memadai, namun mengingat berbagai keterbatasan yang ada pada Pemerintah Kota, maka
dalam rangka meningkatkan efektivitas ketenteraman dan ketertiban umum, maka
Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan jajaran kepolisian dan TNI sebagai bagian
dari aparatur negara. (IKK II.1 no.6)
Keberadaan PKL dan kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap
terciptanya ketenteraman dan ketertiban umum. Oleh karena itu Pemerintah Kota Semarang
juga mengaturnya dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan
Pembinaan Pedagang Kaki Lima dengan tujuan untuk mengatur agar tidak menimbulkan
dampak sosial yang merugikan masyarakat. Sedangkan untuk mengatur PSK telah diatur
Peraturan Daerah tentang Pemberantasan Pelacuran dijalan dalam Kota Besar Semarang
diubah dengan perda tanggal 25 Agustus 1971 tentang Penutupan Rumah Tinggal
Pelacuran. (IKK II.1 no.7)
Sementara itu, regulasimengenai kebersihan diatur dengan Peraturan Daerah nomor 6
Tahun 1993 tentang Kebersihan dalam wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
serta telah diperbaharui dengan Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah (IKK II.1 no.8)
hal | 399
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
b. Keselarasan dan Efektivitas Hubungan Antara Pemerintahan Daerah dan
Pemerintah,
serta
antara
Pemerintahan
Daerah
Dalam
Rangka
Pengembangan Otonomi Daerah
Aspek ini penilaiannya difokuskan pada 4 hal, yang masing-masing dilihat / diukur
dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
FOKUS
Penyampaian Laporan
Kepada Pemerintah
Penyampaian Laporan
Keuangan dan Kinerja
NO IKK
IKK
CAPAIAN
9
Bukti Pengiriman :
- LPPD Tahun 2014 disampaikan pada tanggal
31 Maret 2015 sesuai dengan Surat Walikota
Semarang Nomor 130/1013 tanggal 13 Maret
2015
Tepat
Bukti Pengiriman:
- Laporan Keuangan : Berita Acara Serah
Terima LKPD Unaudited Kota Semarang TA
2014 tanggal 31 Maret 2015.
- Laporan Kinerja 2014 disampaikan pada
tanggal 31 Maret 2015 sesuai Surat
Pengantar Nomor 130/1016 tanggal 13 Maret
2015
Tepat
10
Implementasi Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
11
Urusan yang sudah diterapkan SPM nya berdasar pedoman
yang diterbitkan oleh Pemerintah
Urusan yang diterapkan oleh Pemda sebanyak 6 urusan, yang
terdiri dari:
1) Urusan Wajib Pendidikan
2) Urusan Wajib Kesehatan
3) Urusan Wajib Lingkungan Hidup
4) Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan
5) Urusan Wajib Sosial
6) Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera
Tambahan urusan yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian :
7) Urusan Wajib Pekerjaan Umum
8) Urusan Wajib Perumahan
9) Urusan Wajib Penataan Ruang
10) Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan
11) Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat
12) Urusan Wajib Perhubungan
13) Urusan Wajib Komunikasi Informasi
14) Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
15) Urusan Wajib Kependudukan dan Capil
6 Urusan Wajib
(sesuai
petunjuk
LPPD)
sudah
dilaksanakan
+
9 Urusan Wajib
yang ditetapkan oleh
Kementerian
juga
sudah dilaksanakan
Hubungan antar Daerah
12
Jumlah MoU yang masih berlaku sampai dengan tahun 2015
sebanyak 2015 sebanyak 89 MoU terdiri dari :
1. LOI dan MoU dengan diluar Negeri tentang Kerjasama
Sister City
2. MoU/Perjanjian dengan Pemeritah Pusat, Pemerntah
Provinsi, dan Lembaga Negara lainnya tentang
kerjasama dibidang pembangunan dan lain – lain
3. Perjanjian dengan Pihak Ketiga tentang Sewa
Menyewa,, Bagi Kontrak Usaha, dll
4. MoU dengan Perguruan Tinggi tentang Pembangunan
Kota, dll
5. MoU/Perjanjian dengan pihak lain tentang
PemberdayaanMasyarakat Kota Semarang
89 LoI,MOU dan
perjanjian
Pada Aspek ini yang menjadi Fokus pertama adalah penyampaian laporan kepada
pemerintah. Penyampaian laporan penyelenggaraan Pemerintahan ini telah diatur dengan
berbagai Peraturan Pemerintah, baik laporan penyelenggaraan program dan kegiatan
hal | 400
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
maupun laporan keuangannya. Dalam tahun 2014 Pemerintah Kota telah menyampaikan
laporan dimaksud sesuai dengan ketentuan yang berlaku. LPPD Tahun 2014 disampaikan
pada tanggal 31 Maret 2015 sesuai dengan Surat Walikota Semarang Nomor 130/1013
tanggal 13 Maret 2015 . (IKK II.1 no.9)
Sedangkan penyampaian Laporan Keuangan Tahun 2014 telah disampaikan pada
tanggal Laporan Keuangan : Berita Acara Serah Terima LKPD Unaudited Kota Semarang
TA 2014 tanggal 31 Maret 2015. (IKK II.1 no.10)
Untuk meningkatkan sinergitas program dan kegiatan penyelenggaraan urusan
pemerintahan
antara
Pemerintah
Daerah
dengan
Pemerintah,
maupun
dalam
penyelenggaraan urusan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, maka keselarasan hubungan
antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah sangat diperlukan.
Sebagai wujud komitmen penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat, maka salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
adalah dengan mendorong SKPD untuk menetapkan Standar Pelayanan Minimal dengan
mengacu pada SPM yang telah ditetapkan oleh Kementerian/Pimpinan LPND pada
berbagai urusan. Sebagai implementasi dari komitmen tersebut, SKPD telah menyusun
program dan kegiatan yang mendukung pencapaian SPM tersebut. (IKK II.1 no.11)
Sementara itu dalam rangka menjamin kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan, hubungan kerjasama antar daerah menjadi sangat penting. Oleh karena
itu Pemerintah Kota Semarang senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan daerah
lain, baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu bentuk usaha kerjasama adalah
dengan penandatanganan MoU antar Daerah. Sampai dengan tahun 2015 terjadi
kesepakatan kerjasama sebanyak 89 MoU LoI, yang mencakup berbagai bidang dan
program. (IKK II.1 no.12)
c. Keselarasan antara Kebijakan Pemerintahan Daerah dengan Kebijakan
Pemerintah
Aspek Keselarasan antara Kebijakan Pemerintahan Daerah dengan Kebijakan
Pemerintah ini penilaiannya difokuskan pada 6 hal, yang masing-masing dilihat / diukur
dari beberapa Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
FOKUS
NO IKK
Sinkronisasi Pelaksanaan pembangunan
Nasional dan Daerah
13
CAPAIAN
IKK
-
Prioritas pembangunan daerah pada RKPD yang
mendukung prioritas pembangunan nasional 11
Program
Prioritas pembangunan nasional ada sebanyak 11
program prioritas.
100 %
hal | 401
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
NO IKK
IKK
CAPAIAN
Kewenangan
14
Urusan Wajib yang diselenggarakan Daerah
Urusan wajib yang dilaksanakan pada Tahun 2014
(APBD) =26 urusan. Urusan Wajib (sesuai Perda Kota
Semarang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah Kota Semarang)
100 %
Keuangan
15
Waktu Penetapan Perda APBD 2015
Apabila tepat :
Sebutkan dasar hukumnya
PERDA Nomor : 11 Tahun 2014 tetang APBD Kota
Semarang Tahun Anggaran 2015.
(Paling lambat tanggal 15 Desember 2014)
Tepat waktu
16
Keberadaan PERDA tentang pengelolaan keuangan
daerah berdasarkan PP 58/2005
Apabila ADA :
Sebutkan legal formalnya.
PERDA Nomor : 5 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Perda Kota Semarang No. 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
Ada
17
Belanja Pelayanan dasar APBD Tahun 2014
1 Urusan Wajib
Rp.1.209.812.096.948,
Pendidikan
2 Urusan Wajib
Rp. 453.854.422.433,Kesehatan
3 Urusan Wajib
Rp. 768.982.491.972,Pekerjaan Umum
4 Urusan Wajib
Rp. 137.720.141.314,Lingkungan Hidup
5 Urusan Wajib
Rp. 16.675.680.143,Kependudukan &
Catatan Sipil
6 Urusan Wajib Sosial
Rp. 30.093.871.769,7 Urusan Wajib
Rp. 17.816.349.394,Ketenagakerjaan
8 Urusan Wajib Koperasi Rp. 14.294.506.953,& Usaha Kecil
Menengah
9 Urusan Wajib
Rp. 33.845.356.953,Kesatuan Bangsa &
Poldagri
JUMLAH URUSAN
Rp.2.683.094.917.151,DASAR
FOKUS
Total Belanja APBD
18
61,56%
Rp.4.358.328.271.526,-
Belanja Pendidikan dan Kesehatan APBD Tahun
2013
1
Urusan Wajib
Rp.1.209.812.096.948,
Pendidikan
2
Urusan Wajib
Rp. 453.854.422.433,Kesehatan
JUMLAH URUSAN
Rp.1.663.666.519.381,PEND + KES
Total Belanja APBD 2015 Rp.4.358.328.271.526,Sebesar
38,17 %
hal | 402
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
NO IKK
IKK
CAPAIAN
Pelayanan Publik
19
Keberadaan PERDA ttg Standar pelayanan Publik
sesuai Peraturan Perundangan
Dasar Hukum :
- Perwal 14B /2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Kebakaran;
- Perwal 14 C/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Kebersihan;.
- Perwal 14 H/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pasar;.
- Perwal 14 I/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Kesbanglinmas;.
- Perwal 14 M/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan;.
- Perwal 14 N/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Disnakertrans;.
- Perwal 14 O/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Koprasi dan UKM;.
- Perwal 14 Q/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pendidikan;.
- Perwal 6/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan PDAM;.
- Perwal 19/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pertanian;.
- Perwal 20 /2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik DPKAD;.
- Perwal 22/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;.
- Perwal 1/2007 ttg Standar Penyelenggaraan Pelayanan
Publik RSUD;.
- Perwal 21 /2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Kecamatan;.
- Perwal 14 E/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Kelurahan;
- Perwal 1B/2010 ttg Standar Pelayanan Publik
Dispenduk dan Capil;.
- Perwal 13 /2011 ttg Standar Pelayanan Publik BPPT;.
- Perwal 14 /2011 ttg Standar Pelayanan Publik
DTKP;.
- Perwal 17/2011 ttg Standar Pelayanan Publik BKD;.
- Perwal 18/2011 ttg Standar Pelayanan Publik Bina
Marga;.
- Perwal 4/2012 ttg Standar Pelayanan Publik
Dishubkom info;
- Perwal 6/2012 ttg Standar Pelayanan Publik Satpol
PP;.
- Perwal 7/2012 ttg Standar Pelayanan Publik Dinas
Kesehatan;.
- Perwal 8/2012 ttg Standar Pelayanan Publik
Disperindag;.
Ada
Kepegawaian
20
Jumlah PNS Kota tahun 2015 sebanyak 14.417 orang.
0,81%
FOKUS
Jumlah penduduk Kota tahun 2014 sebanyak
1.776.618 orang.
Kelembagaan
21
Sistem Informasi Kepegawaian
Ada data base Kepegawaian yaitu (SIMPEG)
22
Penataan SKPD berdasar PP 41 / 2007
Rincian SKPD :
1) Bagian (Setda)
= 13 unit
2) Set DPRD
= 1 unit
3) Dinas
= 19 unit
4) Badan
= 9 unit
5) Kantor
= 3 unit
6) Rumah Sakit
= 1 unit
7) Kecamatan/Distrik
= 16 unit
Jumlah SKPD
= 62 unit
100%
62 Unit
Dilihat dari sinkronisasi Pelaksanaan pembangunan Nasional dan Daerah yang diukur
dari indikator kesesuaian prioritas pembangunan, Kota Semarang dalam menetapkan
prioritas pembangunan mengacu pada program dan kebijakan pembangunan nasional. Dari
11 program prioritas pembangunan nasional, seluruhnya telah dilaksanakan Pemerintah
Kota Semarang, (IKK II.1 no.13)
hal | 403
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008, Pemerintah Kota Semarang
telah melaksanakan seluruh 26 urusan pemerintahan wajib yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah tersebut atau sejumlah 100% (IKK II.1 no. 14)
Sebagai upaya penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah ketersediaan
anggaran yang harus dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.Untuk kepentingan ini Pemerintah Kota telah menerbitkan Peraturan Daerah nomor
1 tahun 2012 tentang APBD Kota Semarang Tahun 2012 yang ditetapkan tanggal 31
Desember 2011 dan Peraturan Daerah nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2012. (IKK II.1 no.15). Sedangkan dasar hukum pengelolaan keuangan
di Pemerintah Kota Semarang adalahPeraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.(IKK II.1 no.16).
Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam meletakkan prioritas
pelayanan publik, maka Pemerintah Kota Semarang mengalokasikan anggaran untuk
belanja pelayanan dasar sebesar 61,56 % dari total belanja APBD. (IKK II.1 no.17). Dari
total belanja pelayanan dasar tersebut 38,17% diantaranya adalah alokasi belanja untuk
pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan. Hal ini mengingat urusan pendidikan dan
kesehatan merupakan prioritas utama yang harus diberikan kepada masyarakat.
(IKK II.1 no.18)
Dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat, Pemerintah Kota Semarang telah
menerbitkan Peraturan Walikota tentang Standar Pelayanan Publik pada tahun 2005, 2007,
2010, 2011, dan 2012(IKK II.1 no.19).
Jumlah SKPD di Pemerintah Kota Semarang berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 41/2007 sebanyak 62 unit yang terdiri dari 13 Bagian di Sekretariat Daerah,
1 Sekretariat DPRD, 19 Dinas, 9 Badan, 3 Kantor, 1 RSUD, 2 Lembaga Teknis lainnya
2 dan 16 Kecamatan.(IKK II.1 no.22) dengan jumlah PNS sebesar 14.417 atau memiliki
rasio sebesar 0,81% dari jumlah penduduk Kota Semarang (IKK II.1 no.20). Data PNS
tersebut, seluruhnya telah terekam dalam Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) (IKK
II.1 no.21).
d. Efektivitas Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD
Aspek Efektivitas Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD ini
penilaiannya difokuskan pada 2 (dua) hal, yaitu pertama, Produk Peraturan perundangan,
yang diukur dari indikator jumlah Peraturan Daerah yang ditetapkan, dan yang kedua,
Raperda yang diajukan pada tahun berjalan, dengan indikator jumlah Rancangan Peraturan
Daerah (Raperda) yang disetujui oleh DPRD.
hal | 404
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
NO IKK
IKK
Produk Peraturan Perundangan
23
PERDA yang ditetapkan dalam Tahun 2015
sebanyak 12 Perda .
Raperda yang diajukan tahun berjalan
24
-
CAPAIAN
11 PERDA
RAPERDA yang diusulkan tahun 2015, sebanyak
42 RAPERDA.
RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015,
sebanyak 42 PERDA.
-
100 %
Jumlah Perda yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah sebanyak 12 Peraturan Daerah
(Perda) (IKK II.1 no.23). Namun jika dilihat dari capaian kinerja, maka jumlah tersebut
belum menunjukkan capaian 100 %, mengingat jumlah Rancangan Peraturan Daerah yang
dibahas adalah sebanyak 42 Raperda, namun hingga akhir tahun anggaran 2015 baru 12
Raperda atau sebesar 41,37 %, yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan menjadi Peraturan
Daerah dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Semarang(IKK II.1 no.24).
e. Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh DPRD beserta Tindak
Lanjut Pelaksanaan Keputusan
Aspek Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh DPRD beserta Tindak Lanjut
Pelaksanaan Keputusan ini penilainnya difokuskan pada Keputusan DPRD yang
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah, yang diukur dari indikator Keputusan DPRD yang
ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah.
FOKUS
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti
NO IKK
CAPAIAN
IKK
25
-
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh
DPRD dalam tahun 2015, sebanyak 36 keputusan.
Keputusan DPRD dalam tahun 2015, sebanyak 36
keputusan.
100%
Demikian halnya jika dilihat dari tindak lanjut dari keputusan yang telah dihasilkan
sebanyak 36 keputusan, semua ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah, mengingat
keputusan yang telah ditetapkan dalam sidang paripurna DPRD adalah keputusan bersama
antara Pemerintah Daerah dan DPRD (IKK II.1 no.25).
f. Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh Kepala Daerah beserta
Tindak Lanjut Pelaksanaan Keputusan
Aspek Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh Kepala Daerah beserta Tindak
Lanjut Pelaksanaan Keputusan ini penilaiannya difokuskan pada 2 (dua)
hal, yaitu
pertama, Tindak lanjut Keputusan Walikota yang diukur dari indikator jumlah keputusan
Walikota yang ditindaklanjuti. Dan kedua, Tindak Lanjut Peraturan Walikota, yang diukur
dari indikator Peraturan Walikota yang ditindaklanjuti.
FOKUS
Tindak lanjut Keputusan Walikota
NO IKK
26
IKK
-
CAPAIAN
Keputusan Walikota tahun 2015,sebanyak 3745
keputusan.
100%
hal | 405
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
NO IKK
Tindak lanjut Peraturan Walikota
IKK
27
CAPAIAN
-
Keputusan
Walikota
tahun
2015
ditindaklanjuti, sebanyak 375 keputusan.
-
Peraturan Walikota dalam tahun 2014, sebanyak
30 PerWalikota.
Peraturan Walikota yang ditindaklanjuti,
sebanyak 30 PerWalikota
-
yang
100%
Baik Peraturan Walikota (Perwal) maupun Keputusan Walikota adalah merupakan
kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota yang bersifat mengikat. Adapun jumlah
Keputusan Walikota yang diterbitkan selama tahun 2015 adalah sebanyak 375 keputusan
dan jumlah Peraturan Walikota yang ditindaklanjuti pada tahun 2015 adalah sebanyak
30 peraturan. Oleh karena itu setiap keputusan maupun peraturan yang telah ditetapkan
harus dan selalu ditindaklanjuti. Dengan kata lain tingkat capaian kinerja pada aspek ini
adalah sebesar 100 % (IKK II.1 no.26 dan 27).
g. Ketaatan
Pelaksanaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
pada
Peraturan Perundang-Undangan
Aspek ini penilainnya difokuskan pada 1 (satu) hal, yaitu dari jumlah Perda yang
dibatalkan
FOKUS
Perda yang dibatalkan
NO
IKK
28
IKK
Perda yang dibatalkan, 0 perda yang terdiri
dari :
Perda yang dikirimkan untuk dievaluasi
oleh Pemerintah sebanyak 12 Perda.
CAPAIAN
0%
Terkait dengan semua Perda yang sudah ditetapkan tidak ada satupun yang dibatalkan
oleh DPRD maupun oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, baik karena inisiatif
legislatif, eksekutif maupun oleh masyarakat.Sedangkan jumlah Perda yang dikirim untuk
dievaluasi oleh Pemerintah sebanyak 14 Perda (IKK II.1 no.28).
h. Intensitas dan Efektivitas Proses Konsultasi Publik antara Pemerintahan
Daerah dengan Masyarakat atas Penetapan Kebijakan Publik yang Strategis
dan Relevan untuk Daerah
Aspek Intensitas dan Efektivitas Proses Konsultasi Publik antara Pemerintahan
Daerah dengan Masyarakat atas Penetapan Kebijakan Publik yang Strategis dan Relevan
untuk Daerah ini penilaiannya difokuskan pada 3 (tiga) hal, yang masing-masing dilihat /
diukur dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
hal | 406
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
IKK
CAPAIAN
Perda atau Perwal Nomor 16 tahun 2011 tentang
Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah
(konsultasi publik)
Peraturan Walikota (Perwal) No. 26 Tahun 2012
tentang Pedoman pengelolaan Informasi dan
Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang
Ada
Apabila ADA, Sebutkan Nama Medianya :
- Peraturan Walikota (Perwal) No. 26 Tahun 2012.
- Leafleat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan
Dukumentasi ) di Lingkungan Pemkot Semarang.
- Website Kota Semarangwww.semarang.go.id
dengan SK Walikota Nomor 060/209 tahun 1999
tentang Sistem Informasi Manajemen Pemerintah
Daerah Kodya Dati II Semarang
- SK. Walikota Nomor 481/6/694/2014 tentang
Susunan Ke anggotaan PIP (Pusat Informasi Publik)
Ada
NO IKK
Peraturan Daerah tentang Konsultasi
Publik
29
-
Media Informasi Pemda yang dapat
diakses oleh Publik
30
Pelaksanaan Konsultasi Publik yang diadakan DPRD dan Pemerintah Kota Semarang
adalah dalam rangka Penyusunan Peraturan Daerah (Perda). Hal ini menunjukkan adanya
komitmen bersama antara Pemerintah Kota dengan DPRD sebagai representasi masyarakat
Kota Semarang dalam perumusan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan serta pelayanan publik. Bahkan dalam pelaksanaannya, aturan tentang
konsultasi publik ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tentang
mekanisme dan ketentuan-ketentuan konsultasi publik. Selain itu Pemerintah Kota
Semarang juga mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) No. 26 Tahun 2012 tentang
Pedoman pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang(IKK II.1 no.29).
Sementara itu untuk meningkatkan hubungan dan komunikasi antara Pemerintah Kota
dengan Masyarakat, maka Pemerintah Kota menyediakan berbagai media komunikasi yang
dapat diakses dengan sangat mudah oleh seluruh masyarakat, diantaranya dengan website
www.semarang.go.id, KIM / FIM, SMS get away, piye jal, pembentukan P5D, brosur dan
leaflet informasi Semarang, Media Semarang dan secara organisatoris informasi kepada
masyarakat dilakukan oleh Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Derah Kota
Semarang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah akses masyarakat dalam menyampaikan
aspirasi dan partisipasi dalam Pemerintahan dan pembangunan Daerah(IKK II.1 no.30).
i. Transparansi dalam Pemanfaatan Alokasi, Pencairan dan Penyerapan DAU,
DAK dan Bagi Hasil
Aspek Transparansi dalam Pemanfaatan Alokasi, Pencairan dan Penyerapan DAU,
DAK dan Bagi Hasil ini penilaiannya difokuskan pada 3 (tiga) hal, yang masing-masing
dilihat / diukur dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
hal | 407
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
Serapan Dana Perimbangan
NO IKK
IKK
CAPAIAN
31
Dana perimbangan yang terserap Tahun 2015 sebesar
Rp.1.270.342.557.016,-
97,02 %
Dana perimbangan yang direncanakan
sesuai dengan APBD Tahun 2015 sebesar
Rp.1.309.428.964.000,Alokasi Belanja pada APBD dari
DAU
32
-
Alokasi Belanja pada APBD
33
-
Belanja langsung APBD tahun 2015, sebesar
Rp 1.628.477.030.817,DAU Tahun 2015, sebesar Rp1.126.847.634.000 -,
144,52 %
Total Belanja langsung APBD tahun 2015, sebesar
Rp. 1.628.477.030.817,Total Belanja APBD Tahun 2015, sebesar Rp.
RP 4.358.328.271.526,-
37,36%
Tingkat penyerapan dana perimbangan mencapai 97,02 % jika dibandingkan dengan
jumlah yang direncanakan(IKK II.1 no.31). Hal ini menunjukkan perencanaan yang baik
sesuai dengan kapasitas, potensi dan kemampuan Daerah. Demikian halnya dengan alokasi
belanja publik yang mencapai 144,52 % (IKK II.1 no.32) dibanding dengan alokasi yang
ada pada Dana Alokasi Umum (DAU), artinya Dana Alokasi Umum yang diterima dan
teralokasi dalam APBD dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan
peruntukannya.
Sedangkan jika dilihat secara menyeluruh dari APBD, maka alokasi belanja langsung
mencapai 37,36% (IKK II.1 no.33) dari total belanja APBD Kota Semarang tahun 2015.
j. Intensitas, Efektifitas dan Transparansi Pemungutan Sumber PAD dan
Pinjaman / Obligasi Daerah
Aspek Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah ini penilaiannya difokuskan pada
1 (dua) hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari1 (satu) Indikator Kinerja Kunci
(IKK) sebagai berikut :
FOKUS
NO IKK
Besaran Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
Pendapatan
Asli
34
IKK
-
Daerah
CAPAIAN
PAD APBD (Realisasi) Tahun 2015, sebesar
Rp 1.074.711.003.873,Total Pendapatan dalam APBD (Realisasi)
Tahun 2015, sebesar Rp. 3.220.260.717.194,-
Kota
Semarang
Tahun
2015
33,73 %
adalah
sebesar
Rp 1.074.711.003.873,-Besaran Pendapat Asli Daerah (PAD) ini mencapai sebesar 33,73
% jika dibandingkan dengan keseluruhan realisasi pendapatan daerah Kota Semarang tahun
2014, yang mencapai sebesar Rp. 3.220.260.717.194,- (IKK II.1 no.34)
Pada Tahun Anggaran 2014 usaha peningkatan PAD difokuskan melalui intensifikasi
dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan cara mengembangkan sumber daya yang
sudah
dimiliki
dengan
tidak
memberatkan
pada
masyarakat.
Untuk
kegiatan
hal | 408
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
ekstensifikasi,diantaranya
dengan
mengidentifikasi
dan
menemukan
obyek-obyek
pajak/retribusi daerah yang baru. Keberhasilan pencapaian target dibutuhkan upaya yang
intensif dari seluruh proses pemungutan pajak daerah, dimulai dari pendaftaran dan
pendataan obyek wajib pajak daerah sampai dengan pengawasan penyetoran pajak daerah
ke Kas Daerah.
k. Efektivitas
Perencanaan,
Penyusunan,
Pelaksanaan
Tata
Usaha,
Tata
Usaha,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan APBD
Aspek
Efektivitas
Perencanaan,
Penyusunan,
Pelaksanaan
Pertanggungjawaban dan Pengawasan APBD ini penilaiannya difokuskan pada 6 (enam)
hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang
berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
FOKUS
NO IKK
Kewajaran laporan Keuangan
(Lapkeu)
35
Besaran SILPA
36
IKK
- Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Tahun
2013, dengan opini: WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian)
- Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Tahun
2014, dengan opini: WDP (Wajar Dengan
Pengecualian)
- Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Tahun
2015, belum ada
Opini tahun 2013 =
WTP
Opini tahun 2014=
WDP
Opini tahun 2015=
Belum Ada
SILPA, Tahun 2015 sebesar
Rp. 1.795.873.172.661,Total Pendapatan dalam APBD (Realisasi)
Tahun 2015, sebesar Rp.3.220.260.717.194
55,77%
Realisasi Belanja Tahun 2015, sebesar
Rp 2.965.667.394.916,Total Anggaran Belanja dalam APBD
Tahun 2015, sebesar
Rp. 4.358.328.271.526,-
68,05%
-
Realisasi Belanja
37
-
Pengawasan Inspektorat Kota
38
CAPAIAN
-
-
Temuan BPK RI tahun 2015 tentang LHP.
LKPD tahun 2015 sebanyak 27 temuan,
dengan Jumlah Rekomendasi sebanyak
39 rekomendasi.
Rekomendasi BPK RI yang telah
ditindaklanjuti sampai dengan 2015
sebanyak 39 Rekomendasi, tersiri atas :
- 13 telah sesuai dengan rekomendasi
- 18 masih dalam proses
100%
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah selama 2 tahun terakhir adalah
Wajar Dengan Pengecualian, hal ini dapat dimaknai bahwa dalam pengelolaan keuangan
Daerah Kota Semarang masih dalam koridor kewajaran tanpa terjadi penyimpangan yang
berarti(IKK II.1 no.35).
Besaran SILPA Kota Semarang adalah sebesar Rp. 1.795.873.172.661,- Besaran
SILPA ini mencapai sebesar 55,77 jika dibandingkan dengan keseluruhan realisasi
pendapatan
daerah
Kota
Semarang
tahun
2015,
yang
mencapai
sebesar
Rp. 3.220.260.717.194,-(IKK II.1 no.36).
hal | 409
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
SILPA pada dasarnya terdiri dari :
a. Over target PAD
b. Sisa lebih belanja gaji dan tunjangan
c. Efisiensi pelaksanaan APBD
d. Adanya sisa labih nilai kontrak hasil pelelangan pengadaaqn barang
e. Belanja yang tidak jadi dilaksanakan karena adanya berbagai permasalahan, antara
lain penetapan perubahan anggaran yang ditetapkan pada awal bulan Nopember,
sehingga program dan kegiatan kurang cukup dalam menyelesaikannya karena
ketentuan dan persyaratan teknis.
Adapun Realisasi Belanja pada tahun 2015 sebesar Rp. 2.965.667.394.916,- Besaran
ini
mencapai
68,05%
dibanding
dengan
Total
Anggaran
Belanja
sebesar
Rp. 4.358.328.271.526,- (IKK II.1 no.37)
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi pengelolaan
keuangan Daerah Kota Semarang cukup tinggi.
Salah satu faktor yang mendukung hal ini adalah karena Pemerintah Kota Semarang
memiliki komitmen yang tinggi terhadap koreksi maupun hasil temuan pemeriksaan, untuk
selalu ditindak lanjuti. Meskipun masih banyak mengalami hambatan, namun tindak lanjut
terhadap temuan tersebut di Kota Semarang mencapai 100%, artinya semua temuan selalu
ditindak lanjuti dengan perbaikan dalam pengelolaan keuangan Daerah (IKK II.1 no.38).
l. Pengelolaan Potensi Daerah
Aspek Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah ini penilainnya difokuskan pada
2 (dua) hal, yaitu pertama, Peta Potensi Daerah, yang diukur dari indikator kinerja kunci
Rasio Realisasi PAD tahun 2014 terhadap Potensi PAD. Dan kedua, Peningkatan PAD,
yang diukur dari indikator kinerja kunci Peningkatan PAD dibanding dengan tahun
sebelumnya.
FOKUS
Peta Potensi Daerah
NO IKK
39
-
Peningkatan PAD
40
CAPAIAN
IKK
-
97,08%
Realisasi PAD Tahun 2015, sebesar
Rp.1.074.711.003.873,Potensi PAD pada RPJMD (khusus Tahun 2015)
Rp.1.107.053.257.000,Total PAD pada Tahun 2014 sebesar
Rp1.138.367.228.493,Total PAD pada Tahun 2015 sebesar
Rp.1.074.711.003.873,-
5,59%
Dilihat dari Rasio Realisasi PAD tahun 2015, maka dapat dihitung bahwa capaian
realisasi PAD tahun 2015 sebesar
Rp.1.074.711.003.873,- atau mencapai 97,08 %
dibanding
tercatat
dengan
potensi
yang
pada
APBD
Tahun
2015
sebesar
hal | 410
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Rp. 1.107.053.257.000,- (IKK II.1 no.39), sehingga realisasi PAD melebihi dari target
yang ditetapkan. Sedangkan jika dilihat dari peningkatan PAD, maka sebenarnya sudah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
yaitu tahun 2014 sebesar Rp1.138.367.228.493,- maka pada tahun 2015 PAD Kota
Semarang mengalami peningkatan sebesar 5,59%. Hal ini salah satunya karena pelaksanaan
program intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan yang dijalankan oleh Pemerintah Kota
Semarang.
m. Terobosan / Inovasi Baru dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Aspek Terobosan / Inovasi Baru dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ini
penilaiannya difokuskan pada 3 (tiga) hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari
1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
NO IKK
IKK
CAPAIAN
Penghargaan
41
11 Penghargaan
Pengadaan Barang dan Jasa
42
Penghargaan yang diterima, sebanyak 10 penghargaan
terdiri dari :
1. Penghargaan Adi Cipta Lokatara 20 Maret 2015
2. Penghargaan Goverment Award 2015 Bidang
Kesehatan dari SINDO WEEKLY
3. Penghargaan Pemerintah Daerah Berprestasi Kinerja
Terbaik Nasional dari Kemendagri 27 April 2015
4. Penghargaan Kota Terbaik Indonesia’s Attractivenes
Index Award 2015 12 Juni 2015
5. Penghargaan Bhakti Koperasi dan UMKM untukKetua
TP PKK dari MenKop dan UMKM 12 Juli 2015
6. Penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2015 dari Koran
SINDO 31 Juli 2015
7. Penghargaan Indonesia Smart Nasional Award (ISNA)
2015 sebagai Kota Terbaik Kategori Kota Besar dari
KemenPAN dan RB 20 Oktober 2015
8. Pemenang Pertama Pemerintah Terbaik PedulSi
Perlindungan Konsumen 2015 dari MenPeridag
19 November 2015
9. Penghargaan Adipura Kategori Kota Metropolitan
diserahkan KemenLH dan Kehutanan 23 November
2015
10. Kota Sehat dengan Klasifikasi PADAPA atau
penghargaan Kota Seaht dalam Pemantapan dari
Kemenkes 27 November 2015
11. Kota Terbaik Penyusunan Perda Bangunan Gedung
dari KemenPU dan Perum Rakyat 1 Desember 2015
Apabila ADA
Sebutkan Penerapan E-procurement mulai operasi pada bulan
Nopember tahun 2010
Penerapan ULP pada Bulan Juni 2011
Perwal nomor 7A tahun 2011 tentang Unit Layanan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kota Semarang tanggal
1 Maret 2011
Persetujuan ijin pada Tahun 2015, sebanyak : 4,817 ijin
FOKUS
Daya Saing Daerah
43
Ada Perwal
Nomor 27 tahun
2010
Ada
4.817 ijin
investasi
hal | 411
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Selama tahun 2015 terdapat 11 penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Kota
Semarang yaitu :
1. 20 Maret 2015Penghargaan Adi Cipta Lokatara
2. Penghargaan Goverment Award 2015 Bidang Kesehatan dari SINDO WEEKLY
3. 27 April 2015 Penghargaan Pemerintah Daerah Berprestasi Kinerja Terbaik Nasional
dari Kemendagri
4. 12 Juli 2015 Penghargaan Kota Terbaik Indonesia’s Attractivenes Index Award 2015
5. 12 Juli 2015Penghargaan Bhakti Koperasi dan UMKM untukKetua TP PKK dari
MenKop dan UMKM
6. 31 Juli 2015 Penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2015 dari Koran SINDO
7. 20 Oktober 2015 Penghargaan Indonesia Smart Nasional Award (ISNA) 2015
sebagai Kota Terbaik Kategori Kota Besar dari KemenPAN dan RB
8. 19 November 2015 Pemenang Pertama Pemerintah Terbaik Peduli Perlindungan
Konsumen 2015 dari MenPeridag
9. 23 November 2015 Penghargaan Adipura Kategori Kota Metropolitan diserahkan
KemenLH dan Kehutanan
10. 27 November 2015 Kota Sehat dengan Klasifikasi PADAPA atau penghargaan Kota
Seaht dalam Pemantapan dari Kemenkes
11. 1 Desember 2015 Kota Terbaik Penyusunan Perda Bangunan Gedung dari
KemenPU dan Perum Rakyat (IKK II.1 no.41)
Sedangkan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa,
Pemerintah Kota Semarang sejak Nopember 2010 telah membentuk ULP (unit layanan
pengadaan) barang dan jasa dimana telah menggunakan e-procurement dalam prosesnya.
(IKK II.1 no.42) Hal ini sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 27 Tahun
2010Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
Disamping itu dalam peningkatan daya saing daerah, maka aspek investasi menjadi
bagian penting.
Oleh karena itu dalam pelayanan publik khususnya pelayanan perijinan senantiasa
diperbaiki agar lebih mudah, cepat dan terjangkau. Secara kuantitatif jumlah persetujuan
investasi yang dapat dilayani selama tahun 2015 mencapai 4.817 ijin, Hal ini menunjukkan
perkembangan
yang
menggembirakan
bagi
perkembangan
investasi
di
Kota
Semarang(IKK II.1 no.43).
hal | 412
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
2.
TATARAN PELAKSANAKEBIJAKAN (IKK II.2)
a. Kebijakan Teknis Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Aspek Kebijakan Teknis Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ini penilaian
kinerjanya difokuskan pada 2 (dua) hal, yaitu Program Nasional yang dilaksanakan oleh
SKPD, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Rasio Jumlah Program Nasional yang
dilaksanakan oleh SKPD. Dan Kesesuaian dengan Kebijakan Teknis yang ditetapkan oleh
pemerintah, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Keberadaan Standar Operasional
Prosedur (SOP).
a) Program Nasional yang dilaksanakan oleh SKPD
b) Kesesuaian dengan Kebijakan Teknis yang ditetapkan pemerintah cq. Kementerian
LPNK
Sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan Nasional, Pemerintah
Kota Semarang dalam melaksanakan kebijakan selalu berorientasi dan berpedoman pada
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku, dengan tujuan agar tidak terjadi
penyimpangan dalam implementasinya. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya ditetapkan
Standar Operasional Prosedur, yang ditetapkan baik dengan Peraturan Daerah, Peraturan
Walikota, Keputusan Walikota maupun dengan Keputusan Kepala SKPD yang terkait.
b. Ketaatan Terhadap Peraturan Perundangan-undangan.
Aspek Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan ini pengukuran
kinerjanya difokuskan pada jumlah Perda yang harus dilaksanakan SKPD menurut
Peraturan Menteri (Permen), dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Rasio jumlah Perda
pelaksanaan yang ada terhadap Perda yang harus dilaksanakan menurut Peraturan Menteri
(Permen). Sehingga dengan demikian tingkat capaian pada indikator ini mencapai 100 %.
c. Penataan Kelembagaan Daerah
Aspek Penataan Kelembagaan Daerah ini pengukuran kinerjanya difokuskan pada
Pengisian Struktur Jabatan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007,
dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Rasio Struktur Jabatan dan eselonering yang terisi,
serta keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi SKPD.
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Semarang telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah (Perda) Nomor : 11, 12, 13, 14 dan 15 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi Perangkat Daerah Kota Semarang, yang penyusunannya mengacu Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.
Jika dilihat dari Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering yang terisi, maka dapat
dikatakan bahwa tingkat capaiannya belum mencapai 100 %. Hal ini disebabkan karena
terjadinya pergeseran dan perubahan struktur organisasi serta adanya pejabat yang purna
hal | 413
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
tugas, sehingga memerlukan penyiapan secara lebih matang dalam penempatan pejabat
sesuai dengan eselon dan fungsi organisasi.
Sementara itu jika dilihat dari indikator keberadaan jabatan fungsional dalam
struktur organisasi SKPD, sesuai Peraturan Daerah tersebut, Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Semarang semua terdapat struktur jabatan fungsional. Namun belum semua
dapat terisi mengingat hal ini juga sangat tergantung dengan ketetapan mengenai jabatan
fungsional itu sendiri.
d. Pengelolaan Kepegawaian Daerah
Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah ini pengukuran kinerjanya difokuskan
pada Tingkat Kompetensi SDM dalam menyelenggarakan tugas SKPD yang relevan
dengan Urusan terkait, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) meliputi (1) Rasio PNS
Kota, (2) Pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan latihan kepemimpinan,
dan (3) Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan.
Jumlah PNS di Kota Semarang pada tahun 2015 adalah 14.417 orang. yang terbagi
dalam 33 SKPD dan 16 Kecamatan.
e. Perencanaan pembangunan Daerah
Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah pengukuran kinerjanya dilihat dari 4
(empat) fokus, dengan masing-masing 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK)
yang
berbeda. Empat fokus dan Indikator Kinerja Kunci tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kelengkapan dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD,
dengan indikator kinerja kunci (IKK): Keberadaan dokumen perencanaan
pembangunan di setiap SKPD, seperti Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKA
SKPD
b) Sinkronisasi program Renja SKPD dengan Program RKPD, dengan indikator
kinerja kunci (IKK) : Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam Renja
SKPD;
c) Sinkronisasi program RKA SKPD dengan Renja SKPD, dengan indikator
kinerja kunci (IKK) : Jumlah program Renja RKPD yang diakomodir dalam
RKA SKPD;
d) Perencanaan Pelaksanaan Program dan Anggaran, dengan indikator kinerja
kunci (IKK) : Jumlah program Renja SKPD yang diakomodir dalam RKA
SKPD. Sinkronisasi RPJMD, RENJA SKPD, dan RKA SKPD di Kota
Semarang dilaksanakan melalui Sistem Informasi Perencanaan Daerah
(SIMPERDA) yang dikelola oleh Bappeda.
Jika dilihat dari keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di setiap SKPD,
maka dapat dikatakan 100 % SKPD memiliki dokumen perencanaan mengingat hal
ini merupakan salah satu ketetapan yang ditentukan untuk mengukur kinerja program
maupun kegiatan SKPD.
hal | 414
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Sinkronisasi program Renja SKPD menunjukkan bahwa secara umum Renja yang
disusun oleh SKPD telah mengakomodir program-program yang ditetapkan dalam RKPD.
Hanya sedikit SKPD yang belum sepenuhnya mengakomodir program yang ada dalam
RKPD, masih ada program yang belum terakomodir, hal ini mengingat kapasitas, dan
urgensitas program yang memang belum merupakan prioritas yang mendesak.
Demikian halnya dengan sinkronisasi program RKA SKPD dengan Renja SKPD,
secara keseluruhan telah dilakukan sinkronisasi dan RKA yang disusun berdasar pada
Renja masing-masing SKPD.
f. Pengelolaan Keuangan Daerah
Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah ini pengukuran kinerjanya dilihat dari 4
(empat) fokus, dengan masing-masing Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda, yaitu:
a) Alokasi Anggaran, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) : Alokasi anggaran
SKPD terhadap total belanja APBD
b) Besaran belanja modal, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) : Belanja
modal terhadap totasl belanja SKPD;
c) Besaran belanja pemeliharaan, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) : (1)
Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa dan (2) Total
belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD.
d) Laporan Keuangan SKPD, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) :
Keberadaan laporan keuangan SKPD (LRA, Neraca, CALK)
g. Pengelolaan Barang Milik Daerah
Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah ini pengukuran kinerjanya dilihat dari 2
(tiga) fokus, dengan masing-masing 1 (satu) indikator kinerja kunci (IKK) yang berbeda,
yaitu :
a) Manajemen aset SKPD, dengan indikator kinerja kunci (IKK) : Keberadaan
inventarisasi barang atau aset SKPD;
b) Penggunaan aset oleh SKPD, dengan indikator kinerja kunci (IKK) : Jumlah
aset yang tidak digunakan oleh SKPD
Pengelolaan aset telah dipermudah dengan adanya SIMBADA (Sistem Manajemen
Pengelolaan Barang Daerah) sehingga aset di masing-masing SKPD telah terdata dengan
baik.
Inventarisasi barang atau aset SKPD merupakan salah satu kelengkapan kerja bagi
setiap SKPD, artinya bahwa setiap SKPD memiliki kewajiban untuk membuat daftar
inventarisasi barang atau aset yang ada di dalam SKPD-nya masing-masing sebagai bahan
kelengkapan pelaksanaan kegiatan. Salah satu bentuk aktivitas ini adalah adanya kartu
inventaris barang yang harus disediakan di setiap SKPD.
hal | 415
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Inventarisasi aset di masing-masing SKPD tidak ada pemisahan dengan urusan
yang dikerjakan, menjadi satu kesatuan dengan SKPDnya.
Adapun inventaris barang atau aset pada masing-masing SKPD dan terhimpun
pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang baik berupa kartu
inventaris barang antara lain tanah, mesin, bangunan, aset tetap dan konstruksi, arsip
Simbada, sertifikat/surat tanah serta surat kendaraan bermotor.
Inventarisasi dilakukan sebanyak 6 bulan sekali, 1 tahun sekali dan 5 tahunan
(sensus). Dari aset tersebut hanya sebagian kecil saja yang tidak dipergunakan oleh SKPD
karena dalam kondisi rusak/tidak layak pakai.
h. Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat
Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah ini pengukuran kinerjanya dilihat dari 2
(dua) fokus, dengan masing-masing 1 (satu) indikator kinerja kunci (IKK) yang berbeda,
yaitu :
a)
Bentuk-bentuk fasilitas / prasarana partisipasi masyarakat, dengan indikator
kinerja kunci (IKK) : Jumlah fasilitas / prasarana informasi, seperti papan
pengumuman, pos pengaduan, leaflet, mobil keliling, pengumuman di media
massa.
b) Responsivitas terhadap partisipasi masyarakat, dengan indikator kinerja kunci
(IKK) : keberadaan survey kepuasan masyarakat.
Bentuk fasilitas / prasarana partisipasi masyarakat pada setiap SKPD tentu saja
berbeda-beda kebutuhannya, mengingat tidak semua SKPD selalu berhubungan langsung
dengan masyarakat. Namun secara umum sarana dan fasilitas tersebut senantiasa tersedia
dan disediakan oleh Pemerintah Kota semarang, baik berupa papan pengumuman, leaflet,
booklet, media massa dan media elektronik, website, mobil keliling.
Demikian halnya dengan survey kepuasan masyarakat, Pemerintah Kota
Semarang melalui P5D dan Bagian Organisasi telahmelakukan survey
bekerjasama
dengan lembaga terkait untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Namun dalam
hal ini tidak semua SKPD melakukan survey, karena tidak semua SKPD terkait
berhubungan secara langsung dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
hal | 416
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
3.
TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB
DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)
URUSAN WAJIB
1. Urusan Pendidikan
Capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Pendidikan diukur dari 14 (empat belas)
Indikator Kinerja Kunci (IKK), yang secara umum dapat dikatakan bahwa pada tahun 2015,
capaian kinerja pada urusan ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian pada
tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang memiliki
komitmen yang tinggi dan menempatkan urusan pendidikan sebagai prioritas dalam
penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan Daerah.
Secara rinci capaian pada masing-masing indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK)
NO IKK
CAPAIAN
1
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
58,95%
2
Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf
99,92%
3
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
92,08%
4
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
81,24%
5
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA?SMK/MA/Paket C
7,41%6
6
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
0,02%
7
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
0,07%
8
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
9
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
99,98%
10
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
98,86%
11
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
12
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
100,66%
13
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
114,95%
14
Guru yang memiliki Kualifikasi S-1/D-IV
0,19%
99,83%
89,25%
2. Urusan Kesehatan
Capaian kinerja pada penyelenggaraan Urusan Kesehatan diukur dari 8 (delapan)
Indikator Kinerja Kunci (IKK), dengan tingkat capaian yang meningkat dibanding tahun
sebelumnya.
Secara rinci capaian pada masing-masing Indikator Kinerja Kunci tersebut adalah
sebagai berikut :
NO IKK
INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK)
CAPAIAN
15
16
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi
Kebidanan
Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC dan TBA
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
Cakupan Kunjungan Bayi
100%
97,53%
17
18
19
20
21
22
100 %
100 %
101,08 %
100 %
59 %
98,03 %
hal | 417
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
3. Urusan Lingkungan Hidup
Capaian kinerja pada penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup diukur dari 4
(empat) Indikator Kinerja Kunci (IKK).
Secara rinci, capaian pada masing-masing indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Penanganan Sampah, dari volume sampah yang ditangani sebesar 4.348 m3
dari jumlah produksi sampah yang dihasilkan sebesar 4.998,65 m3 atau
sebesar 87 % (IKK II.3 no 23).
b) Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan AMDAL, dari 290 perusahaan
yang wajib AMDAL, sudah semuanya (100 %) dilakukan pengawasan dalam
pengelolaan lingkungan(IKK II.3 no 24).
Adapun jumlah pasar yang ada di Kota Semarang sebanyak 50 pasar dan
kriteria pasar yang tergolong baik sejumlah 46 pasar dengan capaian kinerja
sebesar 92%.
c) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan Penduduk, yang dilihat dari
daya tampung TPS dibandingkan dengan jumlah penduduk (produksi
sampah).
Pada indikator ini capaian kinerja sebesar 4348 m3 per 1000
penduduk (IKK II.3 no 25).
d) Penegakan Hukum Lingkungan merupakan suatu hal yang wajib dilakukan,
hal ini dapat dilihat dari kasus lingkungan yang dapat diselesaikan. Dalam
tahun 2015 terdapat 39 kasus lingkungan, dan semuanya
(100%) dapat
terselesaikan dengan baik (IKK II.3 no 26).
4. Urusan Pekerjaan Umum
Capaian kinerja pada penyelen
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
D.
INDIKATOR KINERJA KUNCI
1.
TATARAN PENGAMBIL KEBIJAKAN (IKK II.1)
a. Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah;
Aspek Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah ini penilaiannya difokuskan pada
5 hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang
berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
FOKUS
Peraturan tentang Ketertiban
Penataan Ruang
NO
IKK
1
Keberadaan Perda IMB
Legal formalnya.
1. Peraturan Daerah Kota Semarang No.4 / 2011 ttg.
Retribusi Retribusi Perijinan tertentu.
2. Peraturan Daerah Kota Semarang No.5/ 2009 ttg.
Bangunan
2
-
3
Peraturan tentang
Kependudukan
CAPAIAN
IKK
Jumlah rumah ber IMB sd. akhir Tahun 2015, sebanyak
190.146 unit.
Jumlah seluruh rumah sd. akhir Tahun 2015, sebanyak
358.471 Unit.
Keberadaan Perda RTRW
PERDA Nomor : 14 Tahun 2011 tentang RTRW Kota
Semarang Tahun 2011 – 2031
4
-
PERDA Nomor : 2 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.
Dasar hukum :
- Perwal Nomor 1B tahun 2010 Tentang standar
pelayanan publik Dinas kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Semarang
1.103.749
=
Ada
58,04%
Ada
1 hari
91,54%
x 100%
1.205.691
= 91,54%
5
Biaya KTP :
Dasar Hukum :
PERDA Nomor : 13 Tahun 2009 tentang Retribusi
Penerbitan Dokumen Kependudukan.
SK Nomor : 474.4/490 Tahun 2011 tentang Pembebasan
Biaya Retribusi Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
Di Kota Semarang.
Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum
Tidak Dipungut
Biaya
Personil Satpol PP (Kebijakan
Ketersediaan aparat Trantibum)
6
- Personil Satpol PP (PNS& CPNS) pada Tahun 2014,
sebanyak = 225 orang
- Penduduk pada akhir tahun 2015, berjumlah = 1.776.618
Orang
225 per 10.000
penduduk 2,25%
Kebijakan Bidang PSK, PKL
atau PMKS
7
- PERDA Nomor : 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan
Pembinaan PKL.
- Perda Nomor 5 tahun 2014 tentang Penanganan Anak
Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis di Kota Semarang
Peraturan tentang Kebersihan
Kota
8
PERDA Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah
PERDA Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa
Umum di Kota Semarang
Ada
Ada
Fokus pertama pada aspek ini menunjukkan bahwa Kota Semarang telah melakukan
pengaturan / regulasi kebijakan dalam bentuk Peraturan Daerah yang memberikan
kepastian hukum dalam pengurusan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), yaitu dengan
Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2011 tentang Retribusi Ijin Mendirikan
hal | 398
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Bangunan dan Peraturan Daerah Kota Semarang nomor 5 Tahun 2009 tentang Bangunan.
(IKK II.1 no.1). Adapun rumah ber IMB di Kota Semarang mempunyai rasio mencapai
58,04%. (IKK II.1 no.2).
Dalam sistem perencanaan pembangunan Daerah, dan untuk meningkatkan ketertiban
pembangunan, maka selain pengaturan melalui IMB, juga diatur penataan ruang kota yang
secara khusus diatur dengan Peraturan Daerah, terakhir kali direvisi dengan Perda Nomor
14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun
2011 – 2031.(IKK II.1 no.3)
Fokus
kedua
pada
aspek
berikutnya
adalah
Regulasi
dalam
bidang
kependudukan.Pengurusan KTP telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2000,
yang kemudiantelah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Retribusi Penerbitan Dokumen Kependudukan, Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, TBA
Akta Kelahiran, TBA KTP dan Akta Perceraian.
Peraturan Daerah
tersebut
ditindaklanjuti dengan Keputusan Walikota Semarang nomor 474.4/490 tahun 2011 tentang
pembebasan biaya retribusi penerbitan kartu tanda penduduk di Kota Semarang. Melalui
perubahan peraturan tersebut, telah dilakukan restrukturisasi pelayanan KTP menjadi 1
(satu) hari dengan biaya gratis, serta diterbitkan pula Perda No. 2 Tahun 2012 tentang
Restribusi Jasa Umum.(IKK II.1 no 4 dan 5)
Fokus Ketiga adalah dalam hal ketersediaan aparat Tramtibum, tercatat sebesar
225 orang personil Satpol PP per 10.000 penduduk. Jumlah ini memang belum cukup
memadai, namun mengingat berbagai keterbatasan yang ada pada Pemerintah Kota, maka
dalam rangka meningkatkan efektivitas ketenteraman dan ketertiban umum, maka
Pemerintah Kota Semarang bekerja sama dengan jajaran kepolisian dan TNI sebagai bagian
dari aparatur negara. (IKK II.1 no.6)
Keberadaan PKL dan kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap
terciptanya ketenteraman dan ketertiban umum. Oleh karena itu Pemerintah Kota Semarang
juga mengaturnya dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan
Pembinaan Pedagang Kaki Lima dengan tujuan untuk mengatur agar tidak menimbulkan
dampak sosial yang merugikan masyarakat. Sedangkan untuk mengatur PSK telah diatur
Peraturan Daerah tentang Pemberantasan Pelacuran dijalan dalam Kota Besar Semarang
diubah dengan perda tanggal 25 Agustus 1971 tentang Penutupan Rumah Tinggal
Pelacuran. (IKK II.1 no.7)
Sementara itu, regulasimengenai kebersihan diatur dengan Peraturan Daerah nomor 6
Tahun 1993 tentang Kebersihan dalam wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
serta telah diperbaharui dengan Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah (IKK II.1 no.8)
hal | 399
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
b. Keselarasan dan Efektivitas Hubungan Antara Pemerintahan Daerah dan
Pemerintah,
serta
antara
Pemerintahan
Daerah
Dalam
Rangka
Pengembangan Otonomi Daerah
Aspek ini penilaiannya difokuskan pada 4 hal, yang masing-masing dilihat / diukur
dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
FOKUS
Penyampaian Laporan
Kepada Pemerintah
Penyampaian Laporan
Keuangan dan Kinerja
NO IKK
IKK
CAPAIAN
9
Bukti Pengiriman :
- LPPD Tahun 2014 disampaikan pada tanggal
31 Maret 2015 sesuai dengan Surat Walikota
Semarang Nomor 130/1013 tanggal 13 Maret
2015
Tepat
Bukti Pengiriman:
- Laporan Keuangan : Berita Acara Serah
Terima LKPD Unaudited Kota Semarang TA
2014 tanggal 31 Maret 2015.
- Laporan Kinerja 2014 disampaikan pada
tanggal 31 Maret 2015 sesuai Surat
Pengantar Nomor 130/1016 tanggal 13 Maret
2015
Tepat
10
Implementasi Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
11
Urusan yang sudah diterapkan SPM nya berdasar pedoman
yang diterbitkan oleh Pemerintah
Urusan yang diterapkan oleh Pemda sebanyak 6 urusan, yang
terdiri dari:
1) Urusan Wajib Pendidikan
2) Urusan Wajib Kesehatan
3) Urusan Wajib Lingkungan Hidup
4) Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan
5) Urusan Wajib Sosial
6) Urusan Wajib Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera
Tambahan urusan yang sudah dikeluarkan oleh Kementerian :
7) Urusan Wajib Pekerjaan Umum
8) Urusan Wajib Perumahan
9) Urusan Wajib Penataan Ruang
10) Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan
11) Urusan Wajib Pemberdayaan Masyarakat
12) Urusan Wajib Perhubungan
13) Urusan Wajib Komunikasi Informasi
14) Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
15) Urusan Wajib Kependudukan dan Capil
6 Urusan Wajib
(sesuai
petunjuk
LPPD)
sudah
dilaksanakan
+
9 Urusan Wajib
yang ditetapkan oleh
Kementerian
juga
sudah dilaksanakan
Hubungan antar Daerah
12
Jumlah MoU yang masih berlaku sampai dengan tahun 2015
sebanyak 2015 sebanyak 89 MoU terdiri dari :
1. LOI dan MoU dengan diluar Negeri tentang Kerjasama
Sister City
2. MoU/Perjanjian dengan Pemeritah Pusat, Pemerntah
Provinsi, dan Lembaga Negara lainnya tentang
kerjasama dibidang pembangunan dan lain – lain
3. Perjanjian dengan Pihak Ketiga tentang Sewa
Menyewa,, Bagi Kontrak Usaha, dll
4. MoU dengan Perguruan Tinggi tentang Pembangunan
Kota, dll
5. MoU/Perjanjian dengan pihak lain tentang
PemberdayaanMasyarakat Kota Semarang
89 LoI,MOU dan
perjanjian
Pada Aspek ini yang menjadi Fokus pertama adalah penyampaian laporan kepada
pemerintah. Penyampaian laporan penyelenggaraan Pemerintahan ini telah diatur dengan
berbagai Peraturan Pemerintah, baik laporan penyelenggaraan program dan kegiatan
hal | 400
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
maupun laporan keuangannya. Dalam tahun 2014 Pemerintah Kota telah menyampaikan
laporan dimaksud sesuai dengan ketentuan yang berlaku. LPPD Tahun 2014 disampaikan
pada tanggal 31 Maret 2015 sesuai dengan Surat Walikota Semarang Nomor 130/1013
tanggal 13 Maret 2015 . (IKK II.1 no.9)
Sedangkan penyampaian Laporan Keuangan Tahun 2014 telah disampaikan pada
tanggal Laporan Keuangan : Berita Acara Serah Terima LKPD Unaudited Kota Semarang
TA 2014 tanggal 31 Maret 2015. (IKK II.1 no.10)
Untuk meningkatkan sinergitas program dan kegiatan penyelenggaraan urusan
pemerintahan
antara
Pemerintah
Daerah
dengan
Pemerintah,
maupun
dalam
penyelenggaraan urusan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, maka keselarasan hubungan
antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah sangat diperlukan.
Sebagai wujud komitmen penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat, maka salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang
adalah dengan mendorong SKPD untuk menetapkan Standar Pelayanan Minimal dengan
mengacu pada SPM yang telah ditetapkan oleh Kementerian/Pimpinan LPND pada
berbagai urusan. Sebagai implementasi dari komitmen tersebut, SKPD telah menyusun
program dan kegiatan yang mendukung pencapaian SPM tersebut. (IKK II.1 no.11)
Sementara itu dalam rangka menjamin kelangsungan penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan, hubungan kerjasama antar daerah menjadi sangat penting. Oleh karena
itu Pemerintah Kota Semarang senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan daerah
lain, baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah satu bentuk usaha kerjasama adalah
dengan penandatanganan MoU antar Daerah. Sampai dengan tahun 2015 terjadi
kesepakatan kerjasama sebanyak 89 MoU LoI, yang mencakup berbagai bidang dan
program. (IKK II.1 no.12)
c. Keselarasan antara Kebijakan Pemerintahan Daerah dengan Kebijakan
Pemerintah
Aspek Keselarasan antara Kebijakan Pemerintahan Daerah dengan Kebijakan
Pemerintah ini penilaiannya difokuskan pada 6 hal, yang masing-masing dilihat / diukur
dari beberapa Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
FOKUS
NO IKK
Sinkronisasi Pelaksanaan pembangunan
Nasional dan Daerah
13
CAPAIAN
IKK
-
Prioritas pembangunan daerah pada RKPD yang
mendukung prioritas pembangunan nasional 11
Program
Prioritas pembangunan nasional ada sebanyak 11
program prioritas.
100 %
hal | 401
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
NO IKK
IKK
CAPAIAN
Kewenangan
14
Urusan Wajib yang diselenggarakan Daerah
Urusan wajib yang dilaksanakan pada Tahun 2014
(APBD) =26 urusan. Urusan Wajib (sesuai Perda Kota
Semarang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintah yang menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah Kota Semarang)
100 %
Keuangan
15
Waktu Penetapan Perda APBD 2015
Apabila tepat :
Sebutkan dasar hukumnya
PERDA Nomor : 11 Tahun 2014 tetang APBD Kota
Semarang Tahun Anggaran 2015.
(Paling lambat tanggal 15 Desember 2014)
Tepat waktu
16
Keberadaan PERDA tentang pengelolaan keuangan
daerah berdasarkan PP 58/2005
Apabila ADA :
Sebutkan legal formalnya.
PERDA Nomor : 5 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas Perda Kota Semarang No. 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
Ada
17
Belanja Pelayanan dasar APBD Tahun 2014
1 Urusan Wajib
Rp.1.209.812.096.948,
Pendidikan
2 Urusan Wajib
Rp. 453.854.422.433,Kesehatan
3 Urusan Wajib
Rp. 768.982.491.972,Pekerjaan Umum
4 Urusan Wajib
Rp. 137.720.141.314,Lingkungan Hidup
5 Urusan Wajib
Rp. 16.675.680.143,Kependudukan &
Catatan Sipil
6 Urusan Wajib Sosial
Rp. 30.093.871.769,7 Urusan Wajib
Rp. 17.816.349.394,Ketenagakerjaan
8 Urusan Wajib Koperasi Rp. 14.294.506.953,& Usaha Kecil
Menengah
9 Urusan Wajib
Rp. 33.845.356.953,Kesatuan Bangsa &
Poldagri
JUMLAH URUSAN
Rp.2.683.094.917.151,DASAR
FOKUS
Total Belanja APBD
18
61,56%
Rp.4.358.328.271.526,-
Belanja Pendidikan dan Kesehatan APBD Tahun
2013
1
Urusan Wajib
Rp.1.209.812.096.948,
Pendidikan
2
Urusan Wajib
Rp. 453.854.422.433,Kesehatan
JUMLAH URUSAN
Rp.1.663.666.519.381,PEND + KES
Total Belanja APBD 2015 Rp.4.358.328.271.526,Sebesar
38,17 %
hal | 402
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
NO IKK
IKK
CAPAIAN
Pelayanan Publik
19
Keberadaan PERDA ttg Standar pelayanan Publik
sesuai Peraturan Perundangan
Dasar Hukum :
- Perwal 14B /2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Kebakaran;
- Perwal 14 C/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Kebersihan;.
- Perwal 14 H/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pasar;.
- Perwal 14 I/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Kesbanglinmas;.
- Perwal 14 M/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan;.
- Perwal 14 N/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Disnakertrans;.
- Perwal 14 O/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Koprasi dan UKM;.
- Perwal 14 Q/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pendidikan;.
- Perwal 6/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan PDAM;.
- Perwal 19/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pertanian;.
- Perwal 20 /2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik DPKAD;.
- Perwal 22/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan;.
- Perwal 1/2007 ttg Standar Penyelenggaraan Pelayanan
Publik RSUD;.
- Perwal 21 /2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Kecamatan;.
- Perwal 14 E/2005 ttg Standar Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Kelurahan;
- Perwal 1B/2010 ttg Standar Pelayanan Publik
Dispenduk dan Capil;.
- Perwal 13 /2011 ttg Standar Pelayanan Publik BPPT;.
- Perwal 14 /2011 ttg Standar Pelayanan Publik
DTKP;.
- Perwal 17/2011 ttg Standar Pelayanan Publik BKD;.
- Perwal 18/2011 ttg Standar Pelayanan Publik Bina
Marga;.
- Perwal 4/2012 ttg Standar Pelayanan Publik
Dishubkom info;
- Perwal 6/2012 ttg Standar Pelayanan Publik Satpol
PP;.
- Perwal 7/2012 ttg Standar Pelayanan Publik Dinas
Kesehatan;.
- Perwal 8/2012 ttg Standar Pelayanan Publik
Disperindag;.
Ada
Kepegawaian
20
Jumlah PNS Kota tahun 2015 sebanyak 14.417 orang.
0,81%
FOKUS
Jumlah penduduk Kota tahun 2014 sebanyak
1.776.618 orang.
Kelembagaan
21
Sistem Informasi Kepegawaian
Ada data base Kepegawaian yaitu (SIMPEG)
22
Penataan SKPD berdasar PP 41 / 2007
Rincian SKPD :
1) Bagian (Setda)
= 13 unit
2) Set DPRD
= 1 unit
3) Dinas
= 19 unit
4) Badan
= 9 unit
5) Kantor
= 3 unit
6) Rumah Sakit
= 1 unit
7) Kecamatan/Distrik
= 16 unit
Jumlah SKPD
= 62 unit
100%
62 Unit
Dilihat dari sinkronisasi Pelaksanaan pembangunan Nasional dan Daerah yang diukur
dari indikator kesesuaian prioritas pembangunan, Kota Semarang dalam menetapkan
prioritas pembangunan mengacu pada program dan kebijakan pembangunan nasional. Dari
11 program prioritas pembangunan nasional, seluruhnya telah dilaksanakan Pemerintah
Kota Semarang, (IKK II.1 no.13)
hal | 403
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008, Pemerintah Kota Semarang
telah melaksanakan seluruh 26 urusan pemerintahan wajib yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah tersebut atau sejumlah 100% (IKK II.1 no. 14)
Sebagai upaya penunjang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah ketersediaan
anggaran yang harus dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.Untuk kepentingan ini Pemerintah Kota telah menerbitkan Peraturan Daerah nomor
1 tahun 2012 tentang APBD Kota Semarang Tahun 2012 yang ditetapkan tanggal 31
Desember 2011 dan Peraturan Daerah nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2012. (IKK II.1 no.15). Sedangkan dasar hukum pengelolaan keuangan
di Pemerintah Kota Semarang adalahPeraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.(IKK II.1 no.16).
Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam meletakkan prioritas
pelayanan publik, maka Pemerintah Kota Semarang mengalokasikan anggaran untuk
belanja pelayanan dasar sebesar 61,56 % dari total belanja APBD. (IKK II.1 no.17). Dari
total belanja pelayanan dasar tersebut 38,17% diantaranya adalah alokasi belanja untuk
pelayanan bidang pendidikan dan kesehatan. Hal ini mengingat urusan pendidikan dan
kesehatan merupakan prioritas utama yang harus diberikan kepada masyarakat.
(IKK II.1 no.18)
Dalam memberikan pelayanan untuk masyarakat, Pemerintah Kota Semarang telah
menerbitkan Peraturan Walikota tentang Standar Pelayanan Publik pada tahun 2005, 2007,
2010, 2011, dan 2012(IKK II.1 no.19).
Jumlah SKPD di Pemerintah Kota Semarang berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 41/2007 sebanyak 62 unit yang terdiri dari 13 Bagian di Sekretariat Daerah,
1 Sekretariat DPRD, 19 Dinas, 9 Badan, 3 Kantor, 1 RSUD, 2 Lembaga Teknis lainnya
2 dan 16 Kecamatan.(IKK II.1 no.22) dengan jumlah PNS sebesar 14.417 atau memiliki
rasio sebesar 0,81% dari jumlah penduduk Kota Semarang (IKK II.1 no.20). Data PNS
tersebut, seluruhnya telah terekam dalam Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) (IKK
II.1 no.21).
d. Efektivitas Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD
Aspek Efektivitas Hubungan antara Pemerintah Daerah dengan DPRD ini
penilaiannya difokuskan pada 2 (dua) hal, yaitu pertama, Produk Peraturan perundangan,
yang diukur dari indikator jumlah Peraturan Daerah yang ditetapkan, dan yang kedua,
Raperda yang diajukan pada tahun berjalan, dengan indikator jumlah Rancangan Peraturan
Daerah (Raperda) yang disetujui oleh DPRD.
hal | 404
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
NO IKK
IKK
Produk Peraturan Perundangan
23
PERDA yang ditetapkan dalam Tahun 2015
sebanyak 12 Perda .
Raperda yang diajukan tahun berjalan
24
-
CAPAIAN
11 PERDA
RAPERDA yang diusulkan tahun 2015, sebanyak
42 RAPERDA.
RAPERDA yang disetujui DPRD tahun 2015,
sebanyak 42 PERDA.
-
100 %
Jumlah Perda yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah sebanyak 12 Peraturan Daerah
(Perda) (IKK II.1 no.23). Namun jika dilihat dari capaian kinerja, maka jumlah tersebut
belum menunjukkan capaian 100 %, mengingat jumlah Rancangan Peraturan Daerah yang
dibahas adalah sebanyak 42 Raperda, namun hingga akhir tahun anggaran 2015 baru 12
Raperda atau sebesar 41,37 %, yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan menjadi Peraturan
Daerah dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Semarang(IKK II.1 no.24).
e. Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh DPRD beserta Tindak
Lanjut Pelaksanaan Keputusan
Aspek Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh DPRD beserta Tindak Lanjut
Pelaksanaan Keputusan ini penilainnya difokuskan pada Keputusan DPRD yang
ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah, yang diukur dari indikator Keputusan DPRD yang
ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah.
FOKUS
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti
NO IKK
CAPAIAN
IKK
25
-
Keputusan DPRD yang ditindaklanjuti oleh
DPRD dalam tahun 2015, sebanyak 36 keputusan.
Keputusan DPRD dalam tahun 2015, sebanyak 36
keputusan.
100%
Demikian halnya jika dilihat dari tindak lanjut dari keputusan yang telah dihasilkan
sebanyak 36 keputusan, semua ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah, mengingat
keputusan yang telah ditetapkan dalam sidang paripurna DPRD adalah keputusan bersama
antara Pemerintah Daerah dan DPRD (IKK II.1 no.25).
f. Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh Kepala Daerah beserta
Tindak Lanjut Pelaksanaan Keputusan
Aspek Efektivitas Proses Pengambilan Keputusan oleh Kepala Daerah beserta Tindak
Lanjut Pelaksanaan Keputusan ini penilaiannya difokuskan pada 2 (dua)
hal, yaitu
pertama, Tindak lanjut Keputusan Walikota yang diukur dari indikator jumlah keputusan
Walikota yang ditindaklanjuti. Dan kedua, Tindak Lanjut Peraturan Walikota, yang diukur
dari indikator Peraturan Walikota yang ditindaklanjuti.
FOKUS
Tindak lanjut Keputusan Walikota
NO IKK
26
IKK
-
CAPAIAN
Keputusan Walikota tahun 2015,sebanyak 3745
keputusan.
100%
hal | 405
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
NO IKK
Tindak lanjut Peraturan Walikota
IKK
27
CAPAIAN
-
Keputusan
Walikota
tahun
2015
ditindaklanjuti, sebanyak 375 keputusan.
-
Peraturan Walikota dalam tahun 2014, sebanyak
30 PerWalikota.
Peraturan Walikota yang ditindaklanjuti,
sebanyak 30 PerWalikota
-
yang
100%
Baik Peraturan Walikota (Perwal) maupun Keputusan Walikota adalah merupakan
kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota yang bersifat mengikat. Adapun jumlah
Keputusan Walikota yang diterbitkan selama tahun 2015 adalah sebanyak 375 keputusan
dan jumlah Peraturan Walikota yang ditindaklanjuti pada tahun 2015 adalah sebanyak
30 peraturan. Oleh karena itu setiap keputusan maupun peraturan yang telah ditetapkan
harus dan selalu ditindaklanjuti. Dengan kata lain tingkat capaian kinerja pada aspek ini
adalah sebesar 100 % (IKK II.1 no.26 dan 27).
g. Ketaatan
Pelaksanaan
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
pada
Peraturan Perundang-Undangan
Aspek ini penilainnya difokuskan pada 1 (satu) hal, yaitu dari jumlah Perda yang
dibatalkan
FOKUS
Perda yang dibatalkan
NO
IKK
28
IKK
Perda yang dibatalkan, 0 perda yang terdiri
dari :
Perda yang dikirimkan untuk dievaluasi
oleh Pemerintah sebanyak 12 Perda.
CAPAIAN
0%
Terkait dengan semua Perda yang sudah ditetapkan tidak ada satupun yang dibatalkan
oleh DPRD maupun oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, baik karena inisiatif
legislatif, eksekutif maupun oleh masyarakat.Sedangkan jumlah Perda yang dikirim untuk
dievaluasi oleh Pemerintah sebanyak 14 Perda (IKK II.1 no.28).
h. Intensitas dan Efektivitas Proses Konsultasi Publik antara Pemerintahan
Daerah dengan Masyarakat atas Penetapan Kebijakan Publik yang Strategis
dan Relevan untuk Daerah
Aspek Intensitas dan Efektivitas Proses Konsultasi Publik antara Pemerintahan
Daerah dengan Masyarakat atas Penetapan Kebijakan Publik yang Strategis dan Relevan
untuk Daerah ini penilaiannya difokuskan pada 3 (tiga) hal, yang masing-masing dilihat /
diukur dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
hal | 406
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
IKK
CAPAIAN
Perda atau Perwal Nomor 16 tahun 2011 tentang
Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah
(konsultasi publik)
Peraturan Walikota (Perwal) No. 26 Tahun 2012
tentang Pedoman pengelolaan Informasi dan
Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang
Ada
Apabila ADA, Sebutkan Nama Medianya :
- Peraturan Walikota (Perwal) No. 26 Tahun 2012.
- Leafleat PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan
Dukumentasi ) di Lingkungan Pemkot Semarang.
- Website Kota Semarangwww.semarang.go.id
dengan SK Walikota Nomor 060/209 tahun 1999
tentang Sistem Informasi Manajemen Pemerintah
Daerah Kodya Dati II Semarang
- SK. Walikota Nomor 481/6/694/2014 tentang
Susunan Ke anggotaan PIP (Pusat Informasi Publik)
Ada
NO IKK
Peraturan Daerah tentang Konsultasi
Publik
29
-
Media Informasi Pemda yang dapat
diakses oleh Publik
30
Pelaksanaan Konsultasi Publik yang diadakan DPRD dan Pemerintah Kota Semarang
adalah dalam rangka Penyusunan Peraturan Daerah (Perda). Hal ini menunjukkan adanya
komitmen bersama antara Pemerintah Kota dengan DPRD sebagai representasi masyarakat
Kota Semarang dalam perumusan kebijakan penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan serta pelayanan publik. Bahkan dalam pelaksanaannya, aturan tentang
konsultasi publik ini ditetapkan dengan Peraturan Daerah nomor 9 Tahun 2007 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tentang
mekanisme dan ketentuan-ketentuan konsultasi publik. Selain itu Pemerintah Kota
Semarang juga mengeluarkan Peraturan Walikota (Perwal) No. 26 Tahun 2012 tentang
Pedoman pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Pemerintah Kota
Semarang(IKK II.1 no.29).
Sementara itu untuk meningkatkan hubungan dan komunikasi antara Pemerintah Kota
dengan Masyarakat, maka Pemerintah Kota menyediakan berbagai media komunikasi yang
dapat diakses dengan sangat mudah oleh seluruh masyarakat, diantaranya dengan website
www.semarang.go.id, KIM / FIM, SMS get away, piye jal, pembentukan P5D, brosur dan
leaflet informasi Semarang, Media Semarang dan secara organisatoris informasi kepada
masyarakat dilakukan oleh Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Derah Kota
Semarang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah akses masyarakat dalam menyampaikan
aspirasi dan partisipasi dalam Pemerintahan dan pembangunan Daerah(IKK II.1 no.30).
i. Transparansi dalam Pemanfaatan Alokasi, Pencairan dan Penyerapan DAU,
DAK dan Bagi Hasil
Aspek Transparansi dalam Pemanfaatan Alokasi, Pencairan dan Penyerapan DAU,
DAK dan Bagi Hasil ini penilaiannya difokuskan pada 3 (tiga) hal, yang masing-masing
dilihat / diukur dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
hal | 407
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
FOKUS
Serapan Dana Perimbangan
NO IKK
IKK
CAPAIAN
31
Dana perimbangan yang terserap Tahun 2015 sebesar
Rp.1.270.342.557.016,-
97,02 %
Dana perimbangan yang direncanakan
sesuai dengan APBD Tahun 2015 sebesar
Rp.1.309.428.964.000,Alokasi Belanja pada APBD dari
DAU
32
-
Alokasi Belanja pada APBD
33
-
Belanja langsung APBD tahun 2015, sebesar
Rp 1.628.477.030.817,DAU Tahun 2015, sebesar Rp1.126.847.634.000 -,
144,52 %
Total Belanja langsung APBD tahun 2015, sebesar
Rp. 1.628.477.030.817,Total Belanja APBD Tahun 2015, sebesar Rp.
RP 4.358.328.271.526,-
37,36%
Tingkat penyerapan dana perimbangan mencapai 97,02 % jika dibandingkan dengan
jumlah yang direncanakan(IKK II.1 no.31). Hal ini menunjukkan perencanaan yang baik
sesuai dengan kapasitas, potensi dan kemampuan Daerah. Demikian halnya dengan alokasi
belanja publik yang mencapai 144,52 % (IKK II.1 no.32) dibanding dengan alokasi yang
ada pada Dana Alokasi Umum (DAU), artinya Dana Alokasi Umum yang diterima dan
teralokasi dalam APBD dapat didayagunakan secara maksimal sesuai dengan
peruntukannya.
Sedangkan jika dilihat secara menyeluruh dari APBD, maka alokasi belanja langsung
mencapai 37,36% (IKK II.1 no.33) dari total belanja APBD Kota Semarang tahun 2015.
j. Intensitas, Efektifitas dan Transparansi Pemungutan Sumber PAD dan
Pinjaman / Obligasi Daerah
Aspek Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah ini penilaiannya difokuskan pada
1 (dua) hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari1 (satu) Indikator Kinerja Kunci
(IKK) sebagai berikut :
FOKUS
NO IKK
Besaran Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
Pendapatan
Asli
34
IKK
-
Daerah
CAPAIAN
PAD APBD (Realisasi) Tahun 2015, sebesar
Rp 1.074.711.003.873,Total Pendapatan dalam APBD (Realisasi)
Tahun 2015, sebesar Rp. 3.220.260.717.194,-
Kota
Semarang
Tahun
2015
33,73 %
adalah
sebesar
Rp 1.074.711.003.873,-Besaran Pendapat Asli Daerah (PAD) ini mencapai sebesar 33,73
% jika dibandingkan dengan keseluruhan realisasi pendapatan daerah Kota Semarang tahun
2014, yang mencapai sebesar Rp. 3.220.260.717.194,- (IKK II.1 no.34)
Pada Tahun Anggaran 2014 usaha peningkatan PAD difokuskan melalui intensifikasi
dan ekstensifikasi. Intensifikasi dilakukan dengan cara mengembangkan sumber daya yang
sudah
dimiliki
dengan
tidak
memberatkan
pada
masyarakat.
Untuk
kegiatan
hal | 408
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
ekstensifikasi,diantaranya
dengan
mengidentifikasi
dan
menemukan
obyek-obyek
pajak/retribusi daerah yang baru. Keberhasilan pencapaian target dibutuhkan upaya yang
intensif dari seluruh proses pemungutan pajak daerah, dimulai dari pendaftaran dan
pendataan obyek wajib pajak daerah sampai dengan pengawasan penyetoran pajak daerah
ke Kas Daerah.
k. Efektivitas
Perencanaan,
Penyusunan,
Pelaksanaan
Tata
Usaha,
Tata
Usaha,
Pertanggungjawaban dan Pengawasan APBD
Aspek
Efektivitas
Perencanaan,
Penyusunan,
Pelaksanaan
Pertanggungjawaban dan Pengawasan APBD ini penilaiannya difokuskan pada 6 (enam)
hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang
berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
FOKUS
NO IKK
Kewajaran laporan Keuangan
(Lapkeu)
35
Besaran SILPA
36
IKK
- Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Tahun
2013, dengan opini: WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian)
- Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Tahun
2014, dengan opini: WDP (Wajar Dengan
Pengecualian)
- Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Tahun
2015, belum ada
Opini tahun 2013 =
WTP
Opini tahun 2014=
WDP
Opini tahun 2015=
Belum Ada
SILPA, Tahun 2015 sebesar
Rp. 1.795.873.172.661,Total Pendapatan dalam APBD (Realisasi)
Tahun 2015, sebesar Rp.3.220.260.717.194
55,77%
Realisasi Belanja Tahun 2015, sebesar
Rp 2.965.667.394.916,Total Anggaran Belanja dalam APBD
Tahun 2015, sebesar
Rp. 4.358.328.271.526,-
68,05%
-
Realisasi Belanja
37
-
Pengawasan Inspektorat Kota
38
CAPAIAN
-
-
Temuan BPK RI tahun 2015 tentang LHP.
LKPD tahun 2015 sebanyak 27 temuan,
dengan Jumlah Rekomendasi sebanyak
39 rekomendasi.
Rekomendasi BPK RI yang telah
ditindaklanjuti sampai dengan 2015
sebanyak 39 Rekomendasi, tersiri atas :
- 13 telah sesuai dengan rekomendasi
- 18 masih dalam proses
100%
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah selama 2 tahun terakhir adalah
Wajar Dengan Pengecualian, hal ini dapat dimaknai bahwa dalam pengelolaan keuangan
Daerah Kota Semarang masih dalam koridor kewajaran tanpa terjadi penyimpangan yang
berarti(IKK II.1 no.35).
Besaran SILPA Kota Semarang adalah sebesar Rp. 1.795.873.172.661,- Besaran
SILPA ini mencapai sebesar 55,77 jika dibandingkan dengan keseluruhan realisasi
pendapatan
daerah
Kota
Semarang
tahun
2015,
yang
mencapai
sebesar
Rp. 3.220.260.717.194,-(IKK II.1 no.36).
hal | 409
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
SILPA pada dasarnya terdiri dari :
a. Over target PAD
b. Sisa lebih belanja gaji dan tunjangan
c. Efisiensi pelaksanaan APBD
d. Adanya sisa labih nilai kontrak hasil pelelangan pengadaaqn barang
e. Belanja yang tidak jadi dilaksanakan karena adanya berbagai permasalahan, antara
lain penetapan perubahan anggaran yang ditetapkan pada awal bulan Nopember,
sehingga program dan kegiatan kurang cukup dalam menyelesaikannya karena
ketentuan dan persyaratan teknis.
Adapun Realisasi Belanja pada tahun 2015 sebesar Rp. 2.965.667.394.916,- Besaran
ini
mencapai
68,05%
dibanding
dengan
Total
Anggaran
Belanja
sebesar
Rp. 4.358.328.271.526,- (IKK II.1 no.37)
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat efisiensi pengelolaan
keuangan Daerah Kota Semarang cukup tinggi.
Salah satu faktor yang mendukung hal ini adalah karena Pemerintah Kota Semarang
memiliki komitmen yang tinggi terhadap koreksi maupun hasil temuan pemeriksaan, untuk
selalu ditindak lanjuti. Meskipun masih banyak mengalami hambatan, namun tindak lanjut
terhadap temuan tersebut di Kota Semarang mencapai 100%, artinya semua temuan selalu
ditindak lanjuti dengan perbaikan dalam pengelolaan keuangan Daerah (IKK II.1 no.38).
l. Pengelolaan Potensi Daerah
Aspek Ketenteraman dan Ketertiban Umum Daerah ini penilainnya difokuskan pada
2 (dua) hal, yaitu pertama, Peta Potensi Daerah, yang diukur dari indikator kinerja kunci
Rasio Realisasi PAD tahun 2014 terhadap Potensi PAD. Dan kedua, Peningkatan PAD,
yang diukur dari indikator kinerja kunci Peningkatan PAD dibanding dengan tahun
sebelumnya.
FOKUS
Peta Potensi Daerah
NO IKK
39
-
Peningkatan PAD
40
CAPAIAN
IKK
-
97,08%
Realisasi PAD Tahun 2015, sebesar
Rp.1.074.711.003.873,Potensi PAD pada RPJMD (khusus Tahun 2015)
Rp.1.107.053.257.000,Total PAD pada Tahun 2014 sebesar
Rp1.138.367.228.493,Total PAD pada Tahun 2015 sebesar
Rp.1.074.711.003.873,-
5,59%
Dilihat dari Rasio Realisasi PAD tahun 2015, maka dapat dihitung bahwa capaian
realisasi PAD tahun 2015 sebesar
Rp.1.074.711.003.873,- atau mencapai 97,08 %
dibanding
tercatat
dengan
potensi
yang
pada
APBD
Tahun
2015
sebesar
hal | 410
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Rp. 1.107.053.257.000,- (IKK II.1 no.39), sehingga realisasi PAD melebihi dari target
yang ditetapkan. Sedangkan jika dilihat dari peningkatan PAD, maka sebenarnya sudah
dijelaskan pada bagian sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
yaitu tahun 2014 sebesar Rp1.138.367.228.493,- maka pada tahun 2015 PAD Kota
Semarang mengalami peningkatan sebesar 5,59%. Hal ini salah satunya karena pelaksanaan
program intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan yang dijalankan oleh Pemerintah Kota
Semarang.
m. Terobosan / Inovasi Baru dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Aspek Terobosan / Inovasi Baru dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ini
penilaiannya difokuskan pada 3 (tiga) hal, yang masing-masing dilihat / diukur dari
1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda.
Masing-masing fokus dan Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut adalah sebagai
berikut :
NO IKK
IKK
CAPAIAN
Penghargaan
41
11 Penghargaan
Pengadaan Barang dan Jasa
42
Penghargaan yang diterima, sebanyak 10 penghargaan
terdiri dari :
1. Penghargaan Adi Cipta Lokatara 20 Maret 2015
2. Penghargaan Goverment Award 2015 Bidang
Kesehatan dari SINDO WEEKLY
3. Penghargaan Pemerintah Daerah Berprestasi Kinerja
Terbaik Nasional dari Kemendagri 27 April 2015
4. Penghargaan Kota Terbaik Indonesia’s Attractivenes
Index Award 2015 12 Juni 2015
5. Penghargaan Bhakti Koperasi dan UMKM untukKetua
TP PKK dari MenKop dan UMKM 12 Juli 2015
6. Penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2015 dari Koran
SINDO 31 Juli 2015
7. Penghargaan Indonesia Smart Nasional Award (ISNA)
2015 sebagai Kota Terbaik Kategori Kota Besar dari
KemenPAN dan RB 20 Oktober 2015
8. Pemenang Pertama Pemerintah Terbaik PedulSi
Perlindungan Konsumen 2015 dari MenPeridag
19 November 2015
9. Penghargaan Adipura Kategori Kota Metropolitan
diserahkan KemenLH dan Kehutanan 23 November
2015
10. Kota Sehat dengan Klasifikasi PADAPA atau
penghargaan Kota Seaht dalam Pemantapan dari
Kemenkes 27 November 2015
11. Kota Terbaik Penyusunan Perda Bangunan Gedung
dari KemenPU dan Perum Rakyat 1 Desember 2015
Apabila ADA
Sebutkan Penerapan E-procurement mulai operasi pada bulan
Nopember tahun 2010
Penerapan ULP pada Bulan Juni 2011
Perwal nomor 7A tahun 2011 tentang Unit Layanan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kota Semarang tanggal
1 Maret 2011
Persetujuan ijin pada Tahun 2015, sebanyak : 4,817 ijin
FOKUS
Daya Saing Daerah
43
Ada Perwal
Nomor 27 tahun
2010
Ada
4.817 ijin
investasi
hal | 411
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Selama tahun 2015 terdapat 11 penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Kota
Semarang yaitu :
1. 20 Maret 2015Penghargaan Adi Cipta Lokatara
2. Penghargaan Goverment Award 2015 Bidang Kesehatan dari SINDO WEEKLY
3. 27 April 2015 Penghargaan Pemerintah Daerah Berprestasi Kinerja Terbaik Nasional
dari Kemendagri
4. 12 Juli 2015 Penghargaan Kota Terbaik Indonesia’s Attractivenes Index Award 2015
5. 12 Juli 2015Penghargaan Bhakti Koperasi dan UMKM untukKetua TP PKK dari
MenKop dan UMKM
6. 31 Juli 2015 Penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2015 dari Koran SINDO
7. 20 Oktober 2015 Penghargaan Indonesia Smart Nasional Award (ISNA) 2015
sebagai Kota Terbaik Kategori Kota Besar dari KemenPAN dan RB
8. 19 November 2015 Pemenang Pertama Pemerintah Terbaik Peduli Perlindungan
Konsumen 2015 dari MenPeridag
9. 23 November 2015 Penghargaan Adipura Kategori Kota Metropolitan diserahkan
KemenLH dan Kehutanan
10. 27 November 2015 Kota Sehat dengan Klasifikasi PADAPA atau penghargaan Kota
Seaht dalam Pemantapan dari Kemenkes
11. 1 Desember 2015 Kota Terbaik Penyusunan Perda Bangunan Gedung dari
KemenPU dan Perum Rakyat (IKK II.1 no.41)
Sedangkan dalam rangka transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang dan jasa,
Pemerintah Kota Semarang sejak Nopember 2010 telah membentuk ULP (unit layanan
pengadaan) barang dan jasa dimana telah menggunakan e-procurement dalam prosesnya.
(IKK II.1 no.42) Hal ini sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang Nomor 27 Tahun
2010Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
Disamping itu dalam peningkatan daya saing daerah, maka aspek investasi menjadi
bagian penting.
Oleh karena itu dalam pelayanan publik khususnya pelayanan perijinan senantiasa
diperbaiki agar lebih mudah, cepat dan terjangkau. Secara kuantitatif jumlah persetujuan
investasi yang dapat dilayani selama tahun 2015 mencapai 4.817 ijin, Hal ini menunjukkan
perkembangan
yang
menggembirakan
bagi
perkembangan
investasi
di
Kota
Semarang(IKK II.1 no.43).
hal | 412
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
2.
TATARAN PELAKSANAKEBIJAKAN (IKK II.2)
a. Kebijakan Teknis Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Aspek Kebijakan Teknis Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan ini penilaian
kinerjanya difokuskan pada 2 (dua) hal, yaitu Program Nasional yang dilaksanakan oleh
SKPD, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Rasio Jumlah Program Nasional yang
dilaksanakan oleh SKPD. Dan Kesesuaian dengan Kebijakan Teknis yang ditetapkan oleh
pemerintah, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Keberadaan Standar Operasional
Prosedur (SOP).
a) Program Nasional yang dilaksanakan oleh SKPD
b) Kesesuaian dengan Kebijakan Teknis yang ditetapkan pemerintah cq. Kementerian
LPNK
Sebagai bagian dari sistem penyelenggaraan pemerintahan Nasional, Pemerintah
Kota Semarang dalam melaksanakan kebijakan selalu berorientasi dan berpedoman pada
ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku, dengan tujuan agar tidak terjadi
penyimpangan dalam implementasinya. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya ditetapkan
Standar Operasional Prosedur, yang ditetapkan baik dengan Peraturan Daerah, Peraturan
Walikota, Keputusan Walikota maupun dengan Keputusan Kepala SKPD yang terkait.
b. Ketaatan Terhadap Peraturan Perundangan-undangan.
Aspek Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan ini pengukuran
kinerjanya difokuskan pada jumlah Perda yang harus dilaksanakan SKPD menurut
Peraturan Menteri (Permen), dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Rasio jumlah Perda
pelaksanaan yang ada terhadap Perda yang harus dilaksanakan menurut Peraturan Menteri
(Permen). Sehingga dengan demikian tingkat capaian pada indikator ini mencapai 100 %.
c. Penataan Kelembagaan Daerah
Aspek Penataan Kelembagaan Daerah ini pengukuran kinerjanya difokuskan pada
Pengisian Struktur Jabatan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 Tahun 2007,
dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Rasio Struktur Jabatan dan eselonering yang terisi,
serta keberadaan jabatan fungsional dalam struktur organisasi SKPD.
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kota Semarang telah ditetapkan dalam
Peraturan Daerah (Perda) Nomor : 11, 12, 13, 14 dan 15 Tahun 2008 tentang Struktur
Organisasi Perangkat Daerah Kota Semarang, yang penyusunannya mengacu Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.
Jika dilihat dari Rasio Struktur Jabatan dan Eselonering yang terisi, maka dapat
dikatakan bahwa tingkat capaiannya belum mencapai 100 %. Hal ini disebabkan karena
terjadinya pergeseran dan perubahan struktur organisasi serta adanya pejabat yang purna
hal | 413
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
tugas, sehingga memerlukan penyiapan secara lebih matang dalam penempatan pejabat
sesuai dengan eselon dan fungsi organisasi.
Sementara itu jika dilihat dari indikator keberadaan jabatan fungsional dalam
struktur organisasi SKPD, sesuai Peraturan Daerah tersebut, Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Semarang semua terdapat struktur jabatan fungsional. Namun belum semua
dapat terisi mengingat hal ini juga sangat tergantung dengan ketetapan mengenai jabatan
fungsional itu sendiri.
d. Pengelolaan Kepegawaian Daerah
Aspek Pengelolaan Kepegawaian Daerah ini pengukuran kinerjanya difokuskan
pada Tingkat Kompetensi SDM dalam menyelenggarakan tugas SKPD yang relevan
dengan Urusan terkait, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) meliputi (1) Rasio PNS
Kota, (2) Pejabat yang telah memenuhi persyaratan pendidikan dan latihan kepemimpinan,
dan (3) Pejabat yang telah memenuhi persyaratan kepangkatan.
Jumlah PNS di Kota Semarang pada tahun 2015 adalah 14.417 orang. yang terbagi
dalam 33 SKPD dan 16 Kecamatan.
e. Perencanaan pembangunan Daerah
Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah pengukuran kinerjanya dilihat dari 4
(empat) fokus, dengan masing-masing 1 (satu) Indikator Kinerja Kunci (IKK)
yang
berbeda. Empat fokus dan Indikator Kinerja Kunci tersebut adalah sebagai berikut :
a) Kelengkapan dokumen perencanaan pembangunan yang dimiliki SKPD,
dengan indikator kinerja kunci (IKK): Keberadaan dokumen perencanaan
pembangunan di setiap SKPD, seperti Renstra SKPD, Renja SKPD dan RKA
SKPD
b) Sinkronisasi program Renja SKPD dengan Program RKPD, dengan indikator
kinerja kunci (IKK) : Jumlah program RKPD yang diakomodir dalam Renja
SKPD;
c) Sinkronisasi program RKA SKPD dengan Renja SKPD, dengan indikator
kinerja kunci (IKK) : Jumlah program Renja RKPD yang diakomodir dalam
RKA SKPD;
d) Perencanaan Pelaksanaan Program dan Anggaran, dengan indikator kinerja
kunci (IKK) : Jumlah program Renja SKPD yang diakomodir dalam RKA
SKPD. Sinkronisasi RPJMD, RENJA SKPD, dan RKA SKPD di Kota
Semarang dilaksanakan melalui Sistem Informasi Perencanaan Daerah
(SIMPERDA) yang dikelola oleh Bappeda.
Jika dilihat dari keberadaan dokumen perencanaan pembangunan di setiap SKPD,
maka dapat dikatakan 100 % SKPD memiliki dokumen perencanaan mengingat hal
ini merupakan salah satu ketetapan yang ditentukan untuk mengukur kinerja program
maupun kegiatan SKPD.
hal | 414
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Sinkronisasi program Renja SKPD menunjukkan bahwa secara umum Renja yang
disusun oleh SKPD telah mengakomodir program-program yang ditetapkan dalam RKPD.
Hanya sedikit SKPD yang belum sepenuhnya mengakomodir program yang ada dalam
RKPD, masih ada program yang belum terakomodir, hal ini mengingat kapasitas, dan
urgensitas program yang memang belum merupakan prioritas yang mendesak.
Demikian halnya dengan sinkronisasi program RKA SKPD dengan Renja SKPD,
secara keseluruhan telah dilakukan sinkronisasi dan RKA yang disusun berdasar pada
Renja masing-masing SKPD.
f. Pengelolaan Keuangan Daerah
Aspek Pengelolaan Keuangan Daerah ini pengukuran kinerjanya dilihat dari 4
(empat) fokus, dengan masing-masing Indikator Kinerja Kunci (IKK) yang berbeda, yaitu:
a) Alokasi Anggaran, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) : Alokasi anggaran
SKPD terhadap total belanja APBD
b) Besaran belanja modal, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) : Belanja
modal terhadap totasl belanja SKPD;
c) Besaran belanja pemeliharaan, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) : (1)
Total belanja pemeliharaan dari total belanja barang dan jasa dan (2) Total
belanja pemeliharaan dari total belanja SKPD.
d) Laporan Keuangan SKPD, dengan Indikator Kinerja Kunci (IKK) :
Keberadaan laporan keuangan SKPD (LRA, Neraca, CALK)
g. Pengelolaan Barang Milik Daerah
Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah ini pengukuran kinerjanya dilihat dari 2
(tiga) fokus, dengan masing-masing 1 (satu) indikator kinerja kunci (IKK) yang berbeda,
yaitu :
a) Manajemen aset SKPD, dengan indikator kinerja kunci (IKK) : Keberadaan
inventarisasi barang atau aset SKPD;
b) Penggunaan aset oleh SKPD, dengan indikator kinerja kunci (IKK) : Jumlah
aset yang tidak digunakan oleh SKPD
Pengelolaan aset telah dipermudah dengan adanya SIMBADA (Sistem Manajemen
Pengelolaan Barang Daerah) sehingga aset di masing-masing SKPD telah terdata dengan
baik.
Inventarisasi barang atau aset SKPD merupakan salah satu kelengkapan kerja bagi
setiap SKPD, artinya bahwa setiap SKPD memiliki kewajiban untuk membuat daftar
inventarisasi barang atau aset yang ada di dalam SKPD-nya masing-masing sebagai bahan
kelengkapan pelaksanaan kegiatan. Salah satu bentuk aktivitas ini adalah adanya kartu
inventaris barang yang harus disediakan di setiap SKPD.
hal | 415
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
Inventarisasi aset di masing-masing SKPD tidak ada pemisahan dengan urusan
yang dikerjakan, menjadi satu kesatuan dengan SKPDnya.
Adapun inventaris barang atau aset pada masing-masing SKPD dan terhimpun
pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang baik berupa kartu
inventaris barang antara lain tanah, mesin, bangunan, aset tetap dan konstruksi, arsip
Simbada, sertifikat/surat tanah serta surat kendaraan bermotor.
Inventarisasi dilakukan sebanyak 6 bulan sekali, 1 tahun sekali dan 5 tahunan
(sensus). Dari aset tersebut hanya sebagian kecil saja yang tidak dipergunakan oleh SKPD
karena dalam kondisi rusak/tidak layak pakai.
h. Pemberian Fasilitasi Terhadap Partisipasi Masyarakat
Aspek Pengelolaan Barang Milik Daerah ini pengukuran kinerjanya dilihat dari 2
(dua) fokus, dengan masing-masing 1 (satu) indikator kinerja kunci (IKK) yang berbeda,
yaitu :
a)
Bentuk-bentuk fasilitas / prasarana partisipasi masyarakat, dengan indikator
kinerja kunci (IKK) : Jumlah fasilitas / prasarana informasi, seperti papan
pengumuman, pos pengaduan, leaflet, mobil keliling, pengumuman di media
massa.
b) Responsivitas terhadap partisipasi masyarakat, dengan indikator kinerja kunci
(IKK) : keberadaan survey kepuasan masyarakat.
Bentuk fasilitas / prasarana partisipasi masyarakat pada setiap SKPD tentu saja
berbeda-beda kebutuhannya, mengingat tidak semua SKPD selalu berhubungan langsung
dengan masyarakat. Namun secara umum sarana dan fasilitas tersebut senantiasa tersedia
dan disediakan oleh Pemerintah Kota semarang, baik berupa papan pengumuman, leaflet,
booklet, media massa dan media elektronik, website, mobil keliling.
Demikian halnya dengan survey kepuasan masyarakat, Pemerintah Kota
Semarang melalui P5D dan Bagian Organisasi telahmelakukan survey
bekerjasama
dengan lembaga terkait untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Namun dalam
hal ini tidak semua SKPD melakukan survey, karena tidak semua SKPD terkait
berhubungan secara langsung dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat.
hal | 416
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
3.
TINGKAT CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN WAJIB
DAN URUSAN PILIHAN (IKK II.3)
URUSAN WAJIB
1. Urusan Pendidikan
Capaian kinerja penyelenggaraan Urusan Pendidikan diukur dari 14 (empat belas)
Indikator Kinerja Kunci (IKK), yang secara umum dapat dikatakan bahwa pada tahun 2015,
capaian kinerja pada urusan ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian pada
tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Semarang memiliki
komitmen yang tinggi dan menempatkan urusan pendidikan sebagai prioritas dalam
penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan Daerah.
Secara rinci capaian pada masing-masing indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK)
NO IKK
CAPAIAN
1
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
58,95%
2
Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf
99,92%
3
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
92,08%
4
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
81,24%
5
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA?SMK/MA/Paket C
7,41%6
6
Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
0,02%
7
Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
0,07%
8
Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA
9
Angka Kelulusan (AL) SD/MI
99,98%
10
Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
98,86%
11
Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA
12
Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs
100,66%
13
Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
114,95%
14
Guru yang memiliki Kualifikasi S-1/D-IV
0,19%
99,83%
89,25%
2. Urusan Kesehatan
Capaian kinerja pada penyelenggaraan Urusan Kesehatan diukur dari 8 (delapan)
Indikator Kinerja Kunci (IKK), dengan tingkat capaian yang meningkat dibanding tahun
sebelumnya.
Secara rinci capaian pada masing-masing Indikator Kinerja Kunci tersebut adalah
sebagai berikut :
NO IKK
INDIKATOR KINERJA KUNCI (IKK)
CAPAIAN
15
16
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang memiliki Kompetensi
Kebidanan
Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat Perawatan
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC dan TBA
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin
Cakupan Kunjungan Bayi
100%
97,53%
17
18
19
20
21
22
100 %
100 %
101,08 %
100 %
59 %
98,03 %
hal | 417
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (LPPD)
KOTA SEMARANG TAHUN 2016
3. Urusan Lingkungan Hidup
Capaian kinerja pada penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup diukur dari 4
(empat) Indikator Kinerja Kunci (IKK).
Secara rinci, capaian pada masing-masing indikator tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Penanganan Sampah, dari volume sampah yang ditangani sebesar 4.348 m3
dari jumlah produksi sampah yang dihasilkan sebesar 4.998,65 m3 atau
sebesar 87 % (IKK II.3 no 23).
b) Cakupan Pengawasan terhadap Pelaksanaan AMDAL, dari 290 perusahaan
yang wajib AMDAL, sudah semuanya (100 %) dilakukan pengawasan dalam
pengelolaan lingkungan(IKK II.3 no 24).
Adapun jumlah pasar yang ada di Kota Semarang sebanyak 50 pasar dan
kriteria pasar yang tergolong baik sejumlah 46 pasar dengan capaian kinerja
sebesar 92%.
c) Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan Penduduk, yang dilihat dari
daya tampung TPS dibandingkan dengan jumlah penduduk (produksi
sampah).
Pada indikator ini capaian kinerja sebesar 4348 m3 per 1000
penduduk (IKK II.3 no 25).
d) Penegakan Hukum Lingkungan merupakan suatu hal yang wajib dilakukan,
hal ini dapat dilihat dari kasus lingkungan yang dapat diselesaikan. Dalam
tahun 2015 terdapat 39 kasus lingkungan, dan semuanya
(100%) dapat
terselesaikan dengan baik (IKK II.3 no 26).
4. Urusan Pekerjaan Umum
Capaian kinerja pada penyelen