Analisis Faktor Risiko yang Memengaruhi Kejadian Komplikasi Gagal Ginjal pada Penderita DM Tipe II Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Menurut Data World Health Organitation (WHO) tahun 2008 menunjukkan
bahwa penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab kematian penduduk pada
usia muda. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari
seluruh kematian yang terjadi pada orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29%
disebabkan oleh PTM, sedangkan di negara-negara maju, menyebabkan 13%
kematian. Proporsi penyebab kematian PTM pada orang-orang berusia kurang dari 70
tahun, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar 39%, diikuti kanker
27%, sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan PTM yang lain
bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4% kematian disebabkan
diabetes (Kemenkes, 2012).
Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple
burden diseases. Di satu sisi, penyakit menular masih menjadi masalah ditandai
dengan masih sering terjadi KLB beberapa penyakit menular tertentu, munculnya
kembali beberapa penyakit menular lama (re-emerging diseases), serta munculnya
penyakit-penyakit menular baru (new-emergyng diseases) seperti HIV/AIDS, Avian
Influenza, Flu Babi dan Penyakit Nipah. Di sisi lain, PTM menunjukkan adanya
kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes, 2012).


Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah
akibat penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi
insulin atau DM dapat juga merupakan gangguan sindrom metabolisme dan
hiperglikemia yang dapat menyebabkan defisiensi sekresi insulin atau resistensi
insulin (FKUI, 2013, dan Papadakis, 2014). WHO tahun 2012 mencatat di negaranegara berpenghasilan rendah dan menegah lebih dari 80% kematian disebabkan
oleh DM. Pada tahun 2030 diprediksi lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi
global akan meninggal akibat penyakit yang tidak menular seperti kanker, penyakit
jantung, stroke, dan DM (WHO, 2014, dan Kemenkes, 2012).
Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2014 di dunia
terdapat prevalensi DM 3,8%. Pada beberapa negara seperti, Amerika Utara dan
Karabian prevalensi DM 27,1%. Amerika Selatan dan Tengah prevalensi DM 27,4%.
Eropa prevalensi DM 33,1%. Afrika Tengah dan Utara prevalensi DM 48,6%. Asia
Tenggara prevalensi DM 52,8%. Afrika prevalensi DM 62,5% (IDF, 2014).
DM adalah penyebab paling umum dari gagal ginjal, hampir 44 % dari kasus
yang ada. Bahkan ketika DM dapat terkontrol, penyakit ini tetap dapat menyebabkan
gagal ginjal. DM bahkan menyebabkan 28,5 % retinopati, dan 60% amputasi tungkai
bawah (NIH, 2014, dan ADA, 2014).
Menurut data International Diabetes Federation (IDF)


tahun 2014

di

Indonesia terdapat 5,8 % prevalensi DM. Riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi DM

di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5 %. DM
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 % (IDF, 2014, dan Riskesdas, 2012).
Prevalensi DM di Indonesia berdasarkan wawancara tahun 2013 adalah 2,1%.
Angka tersebut lebih tinggi dibanding dengan tahun 2007 1,1%. Sebanyak 31
provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi DM yang cukup berarti
(Kemenkes, 2012). Data Riskesdas tahun 2013 prevalensi DM di Sumatera Utara
berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,8 %. DM terdiagnosis
dokter atau gejala sebesar 2,3 %. Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
(Perkeni) Cabang Medan, Dharma Lindarto mengatakan pasien penderita DM di
Sumatera Utara (Sumut) meningkat setiap tahunnya. prevalensi penderita DM di
Sumut sudah hampir mendekati rata-rata nasional. Sumut memiliki prevalensi sebesar
5,3%, atau hanya 0,4% dibawah rata-rata nasional yang mencapai 5,7 %. penderita
yang telah mengetahui memiliki DM sebelumnya hanya sebesar 26%. Sedangkan

sebagian besar yang terdiagnosis DM atau sekitar 74 % tidak mengetahui menderita
DM sebelumnya.
Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD. Dr. Pirngadi
Medan didapatkan jumlah data kasus diabetes mellitus (DM) dengan komplikasi
gagal ginjal pada tahun 2012 sebanyak 20 kasus, tahun 2013 sebanyak 6 kasus, tahun
2014 sebanyak 65 kasus.
Berdasarkan uraian dari berbagai literatur diatas, perlu dilakukan penelitian
tentang kasus DM komplikasi gagal ginjal di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

1.2 Permasalahan
Dari latar belakang di atas maka permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut
dalam penelitian ini adalah: Apa saja faktor risiko yang memengaruhi kasus DM
komplikasi gagal ginjal di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko apa saja yang
memengaruhi kasus DM komplikasi gagal ginjal di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun
2015.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya faktor risiko yang memengaruhi
kasus DM komplikasi gagal ginjal di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015.

1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini nantinya adalah
sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015, sebagai bahan
masukan dan informasi berkaitan dengan faktor risiko yang mempengaruhi kasus
DM komplikasi gagal ginjal sehingga dapat dipergunakan sebagai

bahan

pertimbangan bagi Dinas Kesehatan dan RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam
program pengendalian Penyakit DM.

2. Bagi Masyarakat, memberikan informasi bagi masyarakat khususnya penderita
DM sehingga dapat mengantisipasi dan mencegah terjadinya DM komplikasi
gagal ginjal.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan, sebagai sumber informasi dan bahan kepustakaan dalam
pengembangan keilmuan dalam bidang kesehatan masyarakat.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya, sebagai referensi bagi peneliti lanjutan yang melakukan
penelitian yang berkaitan dengan DM komplikasi gagal ginjal.

.