Uji Aktivitas Antidiare Ekstrak Etanol Sabut Pinang (Areca catechu L.) Terhadap Tikus
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel
47
Lampiran 2. Surat ethical clearance
48
Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan sabut pinang (Areca catechu L.)
Tumbuhan pinang
Buah pinang
49
Lampiran 4. Gambar sabut pinang (Areca catechu L.)
Sabut pinang
50
Lampiran 5. Gambar serbuk simplisia sabut pinang (Areca catechu L.)
Serbuk simplisia
51
Lampiran 6. Gambar makroskopik sabut pinang (Areca catechu L.)
52
Lampiran 7. Bagan kerja penelitian
Buah pinang segar
sebanyak 15 kg
Dilepas sabutnya menggunakan
rampago
Dipilah sehingga didapat serabut
atau sabut pinang
Dikeringkan di lemari pengering
pada suhu ± 40ºC
Simplisia (1500 g)
Dihaluskan menggunakan blender
menjadi serbuk halus
Serbuk simplisia
Disimpan dalam wadah plastik
tertutup rapat
Karakterisasi simplisia,
meliputi pemeriksaan:
1.Makroskopik
2.Kadar air
3.Kadar sari larut etanol
4.Kadar sari larut air
5.Kadar abu total
6.Kadar abu tidak larut
asam
Skrining
fitokimia,
meliputi pemeriksaan:
1.Alkaloid
2.Flavonoid
3.Glikosida
4.Tanin
5.Saponin
6.Steroid/triterpenoid
7.Pektin
Pembuatan
ekstrak
etanol sabut pinang
(EESP) menggunakan
metode
maserasi
dengan pelarut etanol
80%.
Ekstrak etanol sabut
pinang (EESP)
Uji aktivitass antidiare, tikus setelah diinduksi
oleum ricini, diberikan:
1. Suspensi CMC Na 1% b/v
2. Suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb
3. Suspensi EESP
- dosis 25 mg/kg bb konsentrasi 0,75%
- dosis 50 mg/kg bb konsentrasi 1,5%
- dosis 75 mg/kg bb konsentrasi 2,25%
- dosis 100 mg/kg bb konsentrasi 3%
Hasil dianalisis secara Anova dan dilanjutkan
dengan uji beda rata-rata Duncan
53
Lampiran 8. Bagan kerja pembuatan ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Serbuk Simplisia
Dimasukkan ke dalam sebuah
bejana
Dimasukkan etanol 80% sebanyak
75 bagian, lalu ditutup
Dibiarkan selama 5 hari terlindung
dari cahaya sambil sering diaduk
Diserkai
Maserat
Ampas
Dicuci dengan etanol
80% secukupnya
hingga diperoleh 100
bagian
Dipindahkan ke dalam
bejana tertutup,
biarkan di tempat
sejuk, terlindung dari
cahaya selama 2 hari
Dienap tuangkan atau
saring
Ampas
Maserat
Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40°C
Ekstrak kental (50 g)
Dikeringkan dengan freeze dryer pada suhu -40°C
Ekstrak kering
54
Lampiran 9. Perhitungan hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dan
ekstrak etanol sabut pinang (Areca catechu L.)
1. Perhitungan kadar air
Kadar air =
volume air (ml)
× 100%
berat sampel (g)
a. Serbuk simplisia
No
1
2
3
Berat sampel (g)
5,02
5,02
5,03
Kadar air I
Volume air (ml)
0,2
0,3
0,3
Kadar air (%)
3,98
5,98
5,98
= 0,2 (ml) × 100% = 3,98%
5,02 (g)
Kadar air II = 0,3 (ml) × 100% = 5,98%
5,02 (g)
Kadar air III = 0,3 (ml) × 100% = 5,98%
5,03 (g)
3,98% + 5,98% + 5,98%
Rata-rata % kadar air =
= 5,31%
3
b. Ekstrak etanol sabut pinang
No
1
2
3
Berat sampel (g)
5,023
5,011
5,009
Kadar air I
Volume air (ml)
0,4
0,5
0,5
= 0,4 (ml) × 100% = 7,96%
Kadar air (%)
7,96
9,98
9,98
5,023 (g)
Kadar air II = 0,5 (ml) × 100% = 9,98%
5,011 (g)
Kadar air III = 0,5 (ml) × 100% = 9,98%
5,009 (g)
7,96% + 9,98% + 9,98%
Rata-rata % kadar air =
= 9,30%
3
55
Lampiran 9. (Lanjutan)
2. Perhitungan kadar sari yang larut dalam air terhadap serbuk simplisia
Kadar sari yang larut dalam air =
No
1
2
3
Berat sari (g)
0,0981
0,0980
0,1027
berat sari (g)
100
×
× 100%
berat sampel (g) 20
Berat sampel (g)
5,0047
5,0047
5,0048
Kadar sari (%)
9,8
9,79
10,26
Kadar sari yang larut dalam air I = 0,0981 (g) × 100 × 100% = 9,8%
5,0047 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam air II = 0,0980 (g) × 100 × 100% = 9,79%
5,0047 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam air III = 0,1027 (g) × 100 × 100% = 10,26%
5,0048(g) 20
Rata-rata % kadar sari yang larut dalam air
9,8% + 9,79% + 10,26%
=
= 9,95%
3
3. Perhitungan kadar sari yang larut dalam etanol terhadap serbuk simplisia
Kadar sari yang larut dalam etanol =
No
1
2
3
Berat sari (g)
0,0778
0,0758
0,0761
berat sari (g)
100
×
× 100%
berat sampel (g) 20
Berat sampel (g)
5,0003
5,0002
5,0002
Kadar sari (%)
7,78
7,58
7,60
Kadar sari yang larut dalam etanol I = 0,0778 (g) × 100 × 100% = 7,78%
5,0003 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam etanol II = 0,0758 (g) × 100 × 100% = 7,58%
5,0002 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam etanol III = 0,0761 (g) × 100 × 100% = 7,60%
5,0002 (g) 20
Rata-rata % kadar sari yang larut dalam etanol
=
7,78% + 7,58% + 7,60%
= 7,65%
3
56
Lampiran 9. (Lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total
Kadar abu total =
berat abu (g)
× 100%
berat sampel (g)
a. Serbuk simplisia
No
1
2
3
Berat abu (g)
0,1154
0,1151
0,1152
Kadar abu total I
Berat sampel (g)
2,0005
2,0004
2,0004
Kadar abu total (%)
5,77
5,75
5,76
= 0,1154 (g) × 100% = 5,77%
2,0005 (g)
Kadar abu total II
= 0,1151 (g) × 100% = 5,75%
2,0004 (g)
Kadar abu total III
= 0,1152 (g) × 100% = 5,76%
2,0004 (g)
5,77% + 5,75% + 5,76%
Rata-rata % Kadar abu total =
= 5,76%
3
b. Ekstrak etanol sabut pinang
No
1
2
3
Berat abu (g)
0,1383
0,0979
0,0763
Kadar abu total I
Berat sampel (g)
2,085
2,027
2,016
= 0,1383 (g) × 100% = 6,82%
Kadar abu total (%)
6,82
4,83
3,79
2,085 (g)
Kadar abu total II
= 0,0979 (g) × 100% = 4,83%
2,027 (g)
Kadar abu total III
= 0,0763 (g) × 100% = 3,79%
2,016 (g)
6,82% + 4,83% + 3,79%
Rata-rata % kadar abut total =
= 5,15%
3
57
Lampiran 9. (Lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Kadar abu yang tidak larut asam =
berat abu (g)
× 100%
berat sampel (g)
a. Serbuk simplisia
No
Berat abu (g)
Berat sampel (g)
1
2
3
0,0495
0,0358
0,0471
2,0005
2,0004
2,0004
Kadar abu tidak larut
asam (%)
2,47
1,79
2,35
Kadar abu tidak larut asam I = 0,0495 (g) × 100% = 2,47%
2,0005 (g)
Kadar abu tidak larut asam II = 0,0358 (g) × 100% = 1,79%
2,0004 (g)
Kadar abu tidak larut asam III
= 0,0471 (g) × 100% = 2,35%
2,0004 (g)
Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam
=
2,47% + 1,79% + 2,35%
= 2,20%
3
b. Ekstrak etanol sabut pinang
No
Berat abu (g)
Berat sampel (g)
1
2
3
0,0317
0,0443
0,0497
2,015
2,027
2,035
Kadar abu tidak larut
asam (%)
1,58
2,19
2,44
Kadar abu tidak larut asam I = 0,0317 (g) × 100% = 1,58%
2,0350 (g)
Kadar abu tidak larut asam II = 0,0443 (g) × 100% = 2,19%
2,0270 (g)
Kadar abu tidak larut asam III
= 0,0497 (g) × 100% = 2,44%
2,0350 (g)
Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam
=
1,58% + 2,19% + 2,44%
= 2,07%
3
58
Lampiran 10. Volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada
hewan uji
Jenis hewan uji
Volume maksimum (ml) sesuai jalur pemberin
i.v
i.m
i.p
s.c
p.o
Mencit (20-30 g)
0,5
0,05
1,0
0,5-1,0
1,0
Tikus (200 g)
1,0
0,1
2-5
2-5
5,0
Hamster (50 g)
-
0,1
1-2
2-5
2,5
Marmut (300 g)
-
0,25
2-5
5,0
10,0
Kelinci (2,5 kg)
5-10
0,5
10-20
5-10
20,0
Kucing (3 kg)
5-10
1,0
10-20
5-10
50,0
Anjing (5 kg)
10-20
5,0
20-50
10,0
100,0
59
Lampiran 11. Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmut
400 g
Kelinci
1,5 kg
Kera
4 kg
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmut
400 g
Kelinci
1,5 kg
Kera
4 kg
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
1,0
7,0
12,25
27,8
64,1
124,3
387,9
0,14
1,0
1,74
3,0
9,2
17,8
56,0
0,008
0,57
1,0
2,25
5,2
10,2
31,5
0,04
0,25
0,44
1,0
2,4
4,5
14,2
0,016
0,11
0,19
0,42
1,0
1,9
6,1
0,008
0,06
0,10
0,22
0,52
1,0
3,1
0,0026
0,018
0,031
0,07
0,16
0,32
1,0
60
Lampiran 12. Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dan ekstrak etanol
sabut pinang (EESP)
1.
Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dari manusia ke tikus :
Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal
4 mg, tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus (200 g),
yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1 mg/kg bb
2.
Perhitungan konversi dosis EESP dari tikus ke manusia :
Dosis yang digunakan dalam penelitian adalah :
-
25 mg/kg bb atau sama dengan 5 mg/200 g bb
-
50 mg/kg bb atau sama dengan 10 mg/200 g bb
-
75 mg/kg bb atau sama dengan 15 mg/200 g bb
-
100 mg/kg bb atau sama dengan 20 mg/200 g bb
Dosis optimal EESP pada tikus adalah 15 mg/200 g bb.
Faktor konversi dosis tikus = 56,0
Dosis manusia
= dosis pada tikus x faktor konversi
= 15 mg x 56,0
= 840 mg/kg bb
3.
Rendemen
=
berat ekstrak
×100%
berat simplisia
=
50 g
×100 % = 5%
1000 g
Maka pemakaian ekstrak etanol sabut pinang (EESP) 75 mg/kg bb pada tikus
setara dengan 6750 mg simplisia sabut pinang.
61
Lampiran 13. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi CMC Na 1%
b/v
CMC Na 1% b/v =
1g
= 0,01 g/ml = 10 mg/ml
100 ml
Volume CMC Na 1% b/v yang diberikan sebanyak 0,667 ml/200 g bb tikus
CMC yang diberikan tiap tikus =
0,667 ml
×10 mg = 6,67 mg
1 ml
Jadi suspensi CMC Na 1% b/v yang diberikan tiap tikus dengan volume
pemberian 0,667 ml/200 g tikus mengandung CMC Na sebanyak 6,67 mg.
62
Lampiran 14. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi loperamid HCl
(tablet Imodium®)
Dosis loperamid yang digunakan dalam penelitian adalah 1 mg/kg bb:
Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal
4 mg dan tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus
(200 g), yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1
mg/kg bb
Konsentrasi loperamid HCl yang digunakan dalam penelitian adalah 0,03%, maka
untuk membuat suspensi loperamid HCl dengan konsentrasi 0,03 %
sebanyak 50 ml, diperlukan loperamid HCl sebanyak
=
50 ml
× 0,03 g = 0,015 g = 15 mg
100 ml
Perhitungan berat serbuk Imodium® yang diambil:
Tablet Imodium® ditimbang sebanyak 20 tablet (berat 2400 mg).
1 tablet Imodium® mengandung 2 mg loperamid HCl, maka 20 tablet
Imodium® mengandung 40 mg loperamid HCl.
Loperamid HCl yang diperlukan dalam penelitian sebanyak 15 mg, maka
berat serbuk Imodium® yang diambil adalah
=
15 mg
× 2400 mg = 900 mg
40 mg
Jadi serbuk Imodium® sebanyak 900 mg mengandung loperamid HCl sebanyak
15 mg.
63
Lampiran 14. (Lanjutan)
Volume pemberian suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb (konsentrasi 0,03%):
Konsentrasi 0,03% =
0,03 g
= 0,0003 g/ml = 0,3 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka loperamid yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
×1 mg = 0,2 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan =
0,2 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
0,3 mg/ml
64
Lampiran 15. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi ekstrak etanol
sabut pinang (EESP)
a. EESP dosis 25 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 0,75%, maka untuk membuat
suspensi EESP dengan konsentrasi 0,75 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil
sebanyak =
5 ml
× 0,75 g = 0,0375 g = 37,5 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 25 mg/kg bb (konsentrasi 0,75%):
Konsentrasi 0,75% =
0,75 g
= 0,0075 g/ml = 7,5 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
× 25 mg = 5 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan=
5 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
7,5 mg/ml
b. EESP dosis 50 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 1,5%, maka untuk membuat
suspensi EESP dengan konsentrasi 1,5 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil
sebanyak =
5 ml
×1,5 g = 0,075 g = 75 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 1,5%):
Konsentrasi 1,5% =
1,5 g
= 0,015 g/ml = 15 mg/ml
100 ml
65
Lampiran 15. (Lanjutan)
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
× 50 mg = 10 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan=
10 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
15 mg/ml
c. EESP dosis 75 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 2,25%, maka untuk membuat
suspensi EESP dengan konsentrasi 2,25 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil
sebanyak =
5 ml
× 2,25 g = 0,1125 g = 112,5 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 2,25%):
Konsentrasi 2,25% =
2,25 g
= 0,0225 g/ml = 22,5 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
× 75 mg = 15 mg
1000 g
Maka volume yang diberikan
=
15 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
22,5 mg/ml
66
Lampiran 15. (Lanjutan)
d. EESP dosis 100 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 3%, maka untuk membuat suspensi
EESP dengan konsentrasi 3 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak =
5 ml
× 3 g = 0,15 g = 150 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 100 mg/kg bb (konsentrasi 3%):
Konsentrasi 3% =
3g
= 0,03 g/ml = 30 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
×100 mg = 20 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan=
20 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
30 mg/ml
67
Lampiran 16. Gambar tikus dan konsistensi feses
Tikus dalam pengamatan
Konsistensi feses
berlendir
Konsistensi feses
lembek
68
Konsistensi feses
normal
Lampiran 17. Hasil orientasi dosis bahan uji mengenai saat mulai terjadinya
diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah
pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan
suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Kel
1
2
3
4
5
6
7
8
Saat mulai terjadinya diare
(menit ke-)±SD
56,8±2,28
107,8±11,17
82,4±2,51
91,8±2,95
114,0±9,11
127,2±10,11
131,4±10,97
144,8±8,04
Perlakuan
OR + CMC 1% b/v
OR + Loperamid HCl 1 mg/kg bb
OR + ESSP 25 mg/kg bb
OR + ESSP 50 mg/kg bb
OR + ESSP 75 mg/kg bb
OR + ESSP 100 mg/kg bb
OR + ESSP 125 mg/kg bb
OR + ESSP 150 mg/kg bb
Waktu mulai terjadinya
diare (menit)
Grafik hasil orientasi dosis EESP
150
107,8
100
114
82,4
91,8
56,8
50
0
Perlakuan
69
127,2
131,4
144,8
Lampiran 18. Hasil pengamatan saat mulai terjadinya pada tikus yang telah
diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1%
b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut
pinang (EESP)
1
2
Hewan
3
56
54
60
58
110
117
117
OR + EESP 25
mg/kg bb
82
85
OR + EESP 50
mg/kg bb
91
OR + EESP 75
mg/kg bb
OR + EESP 100
mg/kg bb
Perlakuan
OR + CMC
1% b/v
OR + Loperamid
HCl 1 mg/kg bb
Jumlah
Rata-rata
(menit)
56
284
56,8
105
90
539
107,8
85
80
80
412
82,4
90
97
90
91
459
91,8
98
115
119
119
119
570
114
120
123
117
137
139
636
127,2
70
4
5
Lampiran 19. Hasil pengamatan mengenai hubungan antara dosis, waktu
defekasi dan konsistensi feses pada tikus yang telah diinduksi
oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v,
suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang
(EESP)
Perlakuan
Hewan
CMC 1%
b/v
Loperamid
HCl
1 mg/kg
bb
EESP
25 mg/kg
bb
155EESP
50 mg/kg
bb
EESP
75 mg/kg
bb
EESP
100
mg/kg bb
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
I
II
56
54
60
58
56
III
75
69
73
65
61
90
82
85
85
80
80
90
IV
V
134
112
99
110
117
117
105
115
110
115
91
111
97
90
91
98
115
119
119
119
120
117
140
123
131
128
124
128
132
135
135
150
150
121
125
Menit keVI VII
163
171 198
177
167 201
157
176
192
209
180
180
178
153
125
121
125
128
130
130
130
149
123
149
137
139
154
176
179
162
165
160
165
165
197
196
197
196
203
190
194
197
193
193
195
198
197
VIII
223
236
228
238
237
239
240
233
212
213
216
216
211
211
211
217
217
234
IX
270
270
262
254
241
263
247
247
260
261
267
266
241
266
267
X
289
281
289
286
XI
321
321
311
XII
336
332
354
354
273
276
276
271
271
273
237
240
240
240
211
213
Keterangan:
: feses berlendir
I : 0-30
VII : 180-210
II : 30-60
: erl
III : 60-90
VIII : 210-240 IX : 240-270
: feses lembek
: feses normal
IV: 90-120
V : 120-150
VI : 150-180
X : 270-300
XI : 300-330
XII : 330-360
71
Lampiran 20. Hasil pengamatan mengenai frekuensi diare dan lama terjadinya
diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah
pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan
suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
1. Pengamatan frekuensi diare
Hewan
Perlakuan (mg/kg bb)
Jumlah
Ratarata
1
2
3
4
5
OR + CMC 1% b/v
7
7
7
7
7
35
7,00
OR + Loperamid HCL 1
3
2
3
3
3
14
2,80
OR + EESP 25
5
5
6
4
5
25
5,00
OR + EESP 50
4
5
4
4
5
22
4,40
OR + EESP 75
2
4
3
3
4
16
3,20
OR + EESP 100
3
2
3
2
2
12
2,40
2. Pengamatan lama terjadinya diare setelah pemberian oleum ricini
Perlakuan
(mg/kg bb)
Hewan
3
4
T2T2T1
T1
1
T2T1
2
T2T1
265
282
272
296
127
122
123
OR + EESP 25
191
191
OR + EESP 50
176
OR + EESP 75
OR + EESP 100
OR + CMC
1% b/v
OR +Loperamid
HCl 1
Keterangan:
OR
EESP
T1
T2
5
T2T1
Jumlah
Rata-rata
298
1413
282,6
128
122
622
124,4
191
191
191
955
191,0
176
176
176
176
880
176,0
142
122
121
121
121
627
125,4
75
75
80
74
74
378
75,6
: oleum ricini
: ekstrak etanol sabut pinang
: waktu mula-mula terjadi diare
: waktu akhir terjadi diare
72
Lampiran 21. Hasil deskriptif data
1. Saat mulai terjadinya diare
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
56.8000
2.28035
1.01980
53.9686
59.6314
54.00
60.00
Loperamid HCl 1
5
1.0780E2
11.16692
4.99400
93.9344 121.6656
90.00
117.00
EESP 25
5
82.4000
2.50998
1.12250
79.2834
85.5166
80.00
85.00
EESP 50
5
91.8000
2.94958
1.31909
88.1376
95.4624
90.00
97.00
EESP 75
5
1.1400E2
9.11043
4.07431
102.6879 125.3121
98.00
119.00
5
1.2720E2
10.10940
4.52106
114.6475 139.7525
117.00
139.00
30
96.6667
24.34427
4.44464
87.5764 105.7570
54.00
139.00
EESP 100
Total
2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi)
a. Diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi berlendir
- Diameter serapan air berlendir
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
3.8800
.19235
.08602
3.6412
4.1188
3.70
4.20
Loperamid HCl 1
5
2.3800
.10954
.04899
2.2440
2.5160
2.20
2.50
EESP 25
5
3.4200
.13038
.05831
3.2581
3.5819
3.20
3.50
EESP 50
5
3.2800
.13038
.05831
3.1181
3.4419
3.20
3.50
EESP 75
5
2.3600
.11402
.05099
2.2184
2.5016
2.20
2.50
5
2.1200
.04472
.02000
2.0645
2.1755
2.10
2.20
30
2.9067
.67258
.12280
2.6555
3.1578
2.10
4.20
EESP 100
Total
- Berat feses berlendir
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
3.8260
.18147
.08115
3.6007
4.0513
3.67
4.12
Loperamid HCl 1
5
2.2900
.09849
.04405
2.1677
2.4123
2.13
2.40
EESP 25
5
3.4080
.12969
.05800
3.2470
3.5690
3.23
3.51
EESP 50
5
3.2720
.11411
.05103
3.1303
3.4137
3.20
3.47
EESP 75
5
2.3600
.11402
.05099
2.2184
2.5016
2.20
2.50
5
2.1200
.04472
.02000
2.0645
2.1755
2.10
2.20
30
2.8793
.66869
.12209
2.6296
3.1290
2.10
4.12
EESP 100
Total
73
Lampiran 21. (Lanjutan)
-
Waktu defekasi berlendir
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
56.8000
2.28035
1.01980
53.9686
59.6314
54.00
60.00
Loperamid HCl 1
5
1.0780E2
11.16692
4.99400
93.9344 121.6656
90.00
117.00
EESP 25
5
82.4000
2.50998
1.12250
79.2834
85.5166
80.00
85.00
EESP 50
5
91.8000
2.94958
1.31909
88.1376
95.4624
90.00
97.00
EESP 75
5
1.1400E2
9.11043
4.07431
102.6879 125.3121
98.00
119.00
5
1.2720E2
10.10940
4.52106
114.6475 139.7525
117.00
139.00
30
96.6667
24.34427
4.44464
87.5764 105.7570
54.00
139.00
EESP 100
Total
b. Diameter serapan air dan berat feses lembek
- Diameter serapan air lembek
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
1.6600
.20736
.09274
1.4025
1.9175
1.30
1.80
Loperamid HCl 1
5
1.2600
.05477
.02449
1.1920
1.3280
1.20
1.30
EESP 25
5
1.4800
.16432
.07348
1.2760
1.6840
1.30
1.60
EESP 50
5
1.4600
.11402
.05099
1.3184
1.6016
1.30
1.60
EESP 75
5
1.2800
.08367
.03742
1.1761
1.3839
1.20
1.40
EESP 100
5
1.2400
.05477
.02449
1.1720
1.3080
1.20
1.30
30
1.3967
.19205
.03506
1.3250
1.4684
1.20
1.80
Total
- Berat feses lembek
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
1.6020
.18404
.08230
1.3735
1.8305
1.28
1.73
Loperamid HCl 1
5
1.1940
.06387
.02857
1.1147
1.2733
1.11
1.27
EESP 25
5
1.4680
.15401
.06888
1.2768
1.6592
1.29
1.59
EESP 50
5
1.3640
.09099
.04069
1.2510
1.4770
1.31
1.52
EESP 75
5
1.2000
.05196
.02324
1.1355
1.2645
1.15
1.27
EESP 100
5
1.1760
.03050
.01364
1.1381
1.2139
1.14
1.22
30
1.3340
.19121
.03491
1.2626
1.4054
1.11
1.73
Total
74
Lampiran 21. (Lanjutan)
-
Waktu defekasi lembek
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
2.1760E2
17.41551
7.78845
195.9758
239.2242 198.00
238.00
Loperamid HCl 1
5
1.2680E2
3.27109
1.46287
122.7384
130.8616 123.00
131.00
EESP 25
5
2.1340E2
2.50998
1.12250
210.2834
216.5166 211.00
216.00
EESP 50
5
1.9780E2
2.94958
1.31909
194.1376
201.4624 196.00
203.00
EESP 75
5
1.2860E2
2.19089
.97980
125.8797
131.3203 125.00
130.00
5
1.5860E2
8.76356
3.91918
147.7186
169.4814 149.00
165.00
30
1.7380E2
39.11557
7.14149
159.1940
188.4060 123.00
238.00
EESP 100
Total
c. Diameter serapan air dan berat feses normal
- Diameter serapan air normal
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
.3400
.05477
.02449
.2720
.4080
.30
.40
Loperamid HCl 1
5
.2000
.00000
.00000
.2000
.2000
.20
.20
EESP 25
5
.2600
.05477
.02449
.1920
.3280
.20
.30
EESP 50
5
.2400
.05477
.02449
.1720
.3080
.20
.30
EESP 75
5
.2000
.10000
.04472
.0758
.3242
.10
.30
5
.1800
.04472
.02000
.1245
.2355
.10
.20
30
.2367
.07649
.01396
.2081
.2652
.10
.40
EESP 100
Total
- Berat feses normal
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
.2960
.05814
.02600
.2238
.3682
.23
.35
Loperamid HCl 1
5
.1600
.03082
.01378
.1217
.1983
.12
.19
EESP 25
5
.2280
.04764
.02131
.1688
.2872
.16
.27
EESP 50
5
.2200
.03082
.01378
.1817
.2583
.18
.25
EESP 75
5
.1680
.03421
.01530
.1255
.2105
.11
.20
5
.1480
.01304
.00583
.1318
.1642
.14
.17
30
.2033
.06266
.01144
.1799
.2267
.11
.35
EESP 100
Total
75
Lampiran 21. (Lanjutan)
- Waktu defekasi normal
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
3.3940E2
14.41527
6.44670
321.5011 357.2989
321.00
354.00
Loperamid HCl 1
5
2.3220E2
11.60603
5.19038
217.7892 246.6108
212.00
240.00
EESP 25
5
2.7340E2
2.50998
1.12250
270.2834 276.5166
271.00
276.00
EESP 50
5
2.6780E2
2.94958
1.31909
264.1376 271.4624
266.00
273.00
EESP 75
5
2.2940E2
22.06354
9.86712
202.0045 256.7955
190.00
240.00
EESP 100
5
2.0280E2
8.49706
3.80000
192.2495 213.3505
195.00
213.00
30
2.5750E2
45.90376
8.38084
240.3593 274.6407
190.00
354.00
Min.
Max.
Total
3. Frekuensi diare
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
CMC Na 1%b/v
5
7.0000
.00000
.00000
7.0000
7.0000
7.00
7.00
Loperamid HCl 1
5
3.0000
.70711
.31623
2.1220
3.8780
2.00
4.00
EESP 25
5
5.0000
.70711
.31623
4.1220
5.8780
4.00
6.00
EESP 50
5
4.4000
.54772
.24495
3.7199
5.0801
4.00
5.00
EESP 75
5
3.2000
.83666
.37417
2.1611
4.2389
2.00
4.00
EESP 100
5
2.4000
.54772
.24495
1.7199
3.0801
2.00
3.00
30
4.1667
1.66264
.30355
3.5458
4.7875
2.00
7.00
Total
4. Lama terjadinya diare
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Std.
Deviation
Upper
Bound
Min.
Max.
5
2.8260E2
14.48447
6.47765
264.6151 300.5849
265.00
298.00
Loperamid HCl 1
5
1.2440E2
2.88097
1.28841
120.8228 127.9772
122.00
128.00
EESP 25
5
1.9100E2
.00000
.00000
191.0000 191.0000
191.00
191.00
EESP 50
5
1.7600E2
.00000
.00000
176.0000 176.0000
176.00
176.00
EESP 75
5
1.2540E2
9.28978
4.15452
113.8652 136.9348
121.00
142.00
Total
Std. Error
Lower
Bound
CMC Na 1%b/v
EESP 100
Mean
5
75.6000
2.50998
1.12250
30
1.6250E2
67.01351
12.23494
76
78.7166
74.00
80.00
137.4767 187.5233
72.4834
74.00
298.00
Lampiran 22. Hasil analisis statistik anova
ANOVA
Sum of
Squares
Saatmulaiterjadinyadiare
Between Groups
Within Groups
Waktudefekasiberlendir
29
Between Groups
15866.267
5
3173.253
1320.400
24
55.017
Total
17186.667
29
Between Groups
42728.400
5
8545.680
68.433
1642.400
24
Total
44370.800
29
Between Groups
57441.500
Between Groups
Within Groups
Total
Between Groups
Within Groups
Total
Bfnormal
12.617
5
2.523
.350
24
.015
12.967
29
.766
5
.153
.294
24
.012
1.060
29
5
.016
.001
.114
29
Between Groups
Between Groups
12.727
5
2.545
.392
24
.016
13.119
29
.686
5
.137
.384
24
.016
1.070
29
Between Groups
.086
5
.017
Within Groups
.084
24
.003
Total
Between Groups
Within Groups
Total
Between Groups
Total
.170
29
70.967
5
14.193
9.200
24
.383
80.167
29
128990.700
Within Groups
5 25798.140
1242.800
24
130233.500
29
77
F
Sig.
57.678
.000
57.678
.000
124.876
.000
75.210
.000
173.097
.000
12.493
.000
10.570
.000
155.837
.000
8.571
.000
4.895
.003
37.026
.000
498.194
.000
152.750
24
Total
Lamaterjadinyadiare
29
.036
Within Groups
Frekuensidiare
24
.078
Total
Dmserapnormal
3666.000
61107.500
Within Groups
Within Groups
Dmseraplembek
5 11488.300
Between Groups
Total
Dmserapberlendir
55.017
24
Total
Bflembek
3173.253
1320.400
Within Groups
Bfberlendir
5
17186.667
Within Groups
Waktudefekasinormal
15866.267
Total
Within Groups
Waktudefekasilembek
Mean
Square
df
51.783
Lampiran 23. Hasil analisis statistik uji beda rata-rata Duncan
1. Saat mulai terjadinya diare
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
CMC Na 1%b/v
EESP 25 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 100 mg/kg bb
5
5
5
5
5
5
2
3
4
56.8000
82.4000
91.8000
1.0780E2
1.1400E2
1.2720E2
Sig.
1.000
.057
.199
1.000
2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi)
a. Diameter serapan air
- Diameter serapan air berlendir
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
EESP 100 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
Sig.
5
5
5
5
5
5
2
3
4
2.1200
2.3600
2.3800
3.2800
3.4200
1.000
.807
3.8800
1.000
.096
- Diameter serapan air lembek
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
2
3
EESP 100 mg/kg bb
5
1.2400
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
5
1.2600
EESP 75 mg/kg bb
5
1.2800
EESP 50 mg/kg bb
5
1.4600
EESP 25 mg/kg bb
5
1.4800
CMC Na 1%b/v
5
1.6600
Sig.
.642
78
.805
1.000
Lampiran 23. (Lanjutan)
- Diameter serapan air normal
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
2
EESP 100 mg/kg bb
5
.1800
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
5
.2000
EESP 75 mg/kg bb
5
.2000
EESP 50 mg/kg bb
5
.2400
EESP 25 mg/kg bb
5
.2600
CMC Na 1%b/v
5
.3400
Sig.
.065
1.000
b. Berat feses
- Berat feses berlendir
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
5
5
5
5
5
5
Sig.
2
3
4
2.1200
2.2900
2.3600
3.2720
3.4080
3.8260
1.000
.368
.088
1.000
- Berat feses lembek
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
N
1
5
5
5
5
5
5
2
3
1.1760
1.1940
1.2000
1.3640
1.4680
Sig.
.750
79
.151
1.4680
1.6020
.068
Lampiran 23. (Lanjutan)
- Berat feses normal
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
1
5
5
5
5
5
5
2
3
.1480
.1600
.1680
.2200
.2280
.2960
Sig.
.446
.745
1.000
c. Waktu defekasi
- Waktu defekasi berlendir
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
CMC Na 1%b/v
EESP 25 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 100 mg/kg bb
1
5
5
5
5
5
5
2
3
4
56.8000
82.4000
91.8000
1.0780E2
1.1400E2
1.2720E2
Sig.
1.000
.057
.199
1.000
- Waktu defekasi lembek
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 100 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
N
1
5
5
5
5
5
5
2
3
4
1.2680E2
1.2860E2
1.5860E2
1.9780E2
2.1340E2
2.1760E2
Sig.
.734
80
1.000
1.000
.430
Lampiran 23. (Lanjutan)
- Waktu defekasi normal
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
EESP 100 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
5
5
5
5
5
5
2
3
4
2.0280E2
2.2940E2
2.3220E2
2.6780E2
2.7340E2
3.3940E2
Sig.
1.000
.723
.481
1.000
3. Frekuensi diare
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
1
5
5
5
5
5
5
2
3
2.4000
3.0000
3.2000
4.4000
5.0000
7.0000
Sig.
.064
.139
1.000
4. Lama terjadinya diare
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
Sig.
N
1
5
5
5
5
5
5
2
3
4
5
75.6000
1.2440E2
1.2540E2
1.7600E2
1.9100E2
2.8260E2
1.000
81
.828
1.000
1.000
1.000
47
Lampiran 2. Surat ethical clearance
48
Lampiran 3. Gambar tumbuhan dan sabut pinang (Areca catechu L.)
Tumbuhan pinang
Buah pinang
49
Lampiran 4. Gambar sabut pinang (Areca catechu L.)
Sabut pinang
50
Lampiran 5. Gambar serbuk simplisia sabut pinang (Areca catechu L.)
Serbuk simplisia
51
Lampiran 6. Gambar makroskopik sabut pinang (Areca catechu L.)
52
Lampiran 7. Bagan kerja penelitian
Buah pinang segar
sebanyak 15 kg
Dilepas sabutnya menggunakan
rampago
Dipilah sehingga didapat serabut
atau sabut pinang
Dikeringkan di lemari pengering
pada suhu ± 40ºC
Simplisia (1500 g)
Dihaluskan menggunakan blender
menjadi serbuk halus
Serbuk simplisia
Disimpan dalam wadah plastik
tertutup rapat
Karakterisasi simplisia,
meliputi pemeriksaan:
1.Makroskopik
2.Kadar air
3.Kadar sari larut etanol
4.Kadar sari larut air
5.Kadar abu total
6.Kadar abu tidak larut
asam
Skrining
fitokimia,
meliputi pemeriksaan:
1.Alkaloid
2.Flavonoid
3.Glikosida
4.Tanin
5.Saponin
6.Steroid/triterpenoid
7.Pektin
Pembuatan
ekstrak
etanol sabut pinang
(EESP) menggunakan
metode
maserasi
dengan pelarut etanol
80%.
Ekstrak etanol sabut
pinang (EESP)
Uji aktivitass antidiare, tikus setelah diinduksi
oleum ricini, diberikan:
1. Suspensi CMC Na 1% b/v
2. Suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb
3. Suspensi EESP
- dosis 25 mg/kg bb konsentrasi 0,75%
- dosis 50 mg/kg bb konsentrasi 1,5%
- dosis 75 mg/kg bb konsentrasi 2,25%
- dosis 100 mg/kg bb konsentrasi 3%
Hasil dianalisis secara Anova dan dilanjutkan
dengan uji beda rata-rata Duncan
53
Lampiran 8. Bagan kerja pembuatan ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Serbuk Simplisia
Dimasukkan ke dalam sebuah
bejana
Dimasukkan etanol 80% sebanyak
75 bagian, lalu ditutup
Dibiarkan selama 5 hari terlindung
dari cahaya sambil sering diaduk
Diserkai
Maserat
Ampas
Dicuci dengan etanol
80% secukupnya
hingga diperoleh 100
bagian
Dipindahkan ke dalam
bejana tertutup,
biarkan di tempat
sejuk, terlindung dari
cahaya selama 2 hari
Dienap tuangkan atau
saring
Ampas
Maserat
Diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40°C
Ekstrak kental (50 g)
Dikeringkan dengan freeze dryer pada suhu -40°C
Ekstrak kering
54
Lampiran 9. Perhitungan hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia dan
ekstrak etanol sabut pinang (Areca catechu L.)
1. Perhitungan kadar air
Kadar air =
volume air (ml)
× 100%
berat sampel (g)
a. Serbuk simplisia
No
1
2
3
Berat sampel (g)
5,02
5,02
5,03
Kadar air I
Volume air (ml)
0,2
0,3
0,3
Kadar air (%)
3,98
5,98
5,98
= 0,2 (ml) × 100% = 3,98%
5,02 (g)
Kadar air II = 0,3 (ml) × 100% = 5,98%
5,02 (g)
Kadar air III = 0,3 (ml) × 100% = 5,98%
5,03 (g)
3,98% + 5,98% + 5,98%
Rata-rata % kadar air =
= 5,31%
3
b. Ekstrak etanol sabut pinang
No
1
2
3
Berat sampel (g)
5,023
5,011
5,009
Kadar air I
Volume air (ml)
0,4
0,5
0,5
= 0,4 (ml) × 100% = 7,96%
Kadar air (%)
7,96
9,98
9,98
5,023 (g)
Kadar air II = 0,5 (ml) × 100% = 9,98%
5,011 (g)
Kadar air III = 0,5 (ml) × 100% = 9,98%
5,009 (g)
7,96% + 9,98% + 9,98%
Rata-rata % kadar air =
= 9,30%
3
55
Lampiran 9. (Lanjutan)
2. Perhitungan kadar sari yang larut dalam air terhadap serbuk simplisia
Kadar sari yang larut dalam air =
No
1
2
3
Berat sari (g)
0,0981
0,0980
0,1027
berat sari (g)
100
×
× 100%
berat sampel (g) 20
Berat sampel (g)
5,0047
5,0047
5,0048
Kadar sari (%)
9,8
9,79
10,26
Kadar sari yang larut dalam air I = 0,0981 (g) × 100 × 100% = 9,8%
5,0047 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam air II = 0,0980 (g) × 100 × 100% = 9,79%
5,0047 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam air III = 0,1027 (g) × 100 × 100% = 10,26%
5,0048(g) 20
Rata-rata % kadar sari yang larut dalam air
9,8% + 9,79% + 10,26%
=
= 9,95%
3
3. Perhitungan kadar sari yang larut dalam etanol terhadap serbuk simplisia
Kadar sari yang larut dalam etanol =
No
1
2
3
Berat sari (g)
0,0778
0,0758
0,0761
berat sari (g)
100
×
× 100%
berat sampel (g) 20
Berat sampel (g)
5,0003
5,0002
5,0002
Kadar sari (%)
7,78
7,58
7,60
Kadar sari yang larut dalam etanol I = 0,0778 (g) × 100 × 100% = 7,78%
5,0003 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam etanol II = 0,0758 (g) × 100 × 100% = 7,58%
5,0002 (g) 20
Kadar sari yang larut dalam etanol III = 0,0761 (g) × 100 × 100% = 7,60%
5,0002 (g) 20
Rata-rata % kadar sari yang larut dalam etanol
=
7,78% + 7,58% + 7,60%
= 7,65%
3
56
Lampiran 9. (Lanjutan)
4. Perhitungan kadar abu total
Kadar abu total =
berat abu (g)
× 100%
berat sampel (g)
a. Serbuk simplisia
No
1
2
3
Berat abu (g)
0,1154
0,1151
0,1152
Kadar abu total I
Berat sampel (g)
2,0005
2,0004
2,0004
Kadar abu total (%)
5,77
5,75
5,76
= 0,1154 (g) × 100% = 5,77%
2,0005 (g)
Kadar abu total II
= 0,1151 (g) × 100% = 5,75%
2,0004 (g)
Kadar abu total III
= 0,1152 (g) × 100% = 5,76%
2,0004 (g)
5,77% + 5,75% + 5,76%
Rata-rata % Kadar abu total =
= 5,76%
3
b. Ekstrak etanol sabut pinang
No
1
2
3
Berat abu (g)
0,1383
0,0979
0,0763
Kadar abu total I
Berat sampel (g)
2,085
2,027
2,016
= 0,1383 (g) × 100% = 6,82%
Kadar abu total (%)
6,82
4,83
3,79
2,085 (g)
Kadar abu total II
= 0,0979 (g) × 100% = 4,83%
2,027 (g)
Kadar abu total III
= 0,0763 (g) × 100% = 3,79%
2,016 (g)
6,82% + 4,83% + 3,79%
Rata-rata % kadar abut total =
= 5,15%
3
57
Lampiran 9. (Lanjutan)
5. Perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Kadar abu yang tidak larut asam =
berat abu (g)
× 100%
berat sampel (g)
a. Serbuk simplisia
No
Berat abu (g)
Berat sampel (g)
1
2
3
0,0495
0,0358
0,0471
2,0005
2,0004
2,0004
Kadar abu tidak larut
asam (%)
2,47
1,79
2,35
Kadar abu tidak larut asam I = 0,0495 (g) × 100% = 2,47%
2,0005 (g)
Kadar abu tidak larut asam II = 0,0358 (g) × 100% = 1,79%
2,0004 (g)
Kadar abu tidak larut asam III
= 0,0471 (g) × 100% = 2,35%
2,0004 (g)
Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam
=
2,47% + 1,79% + 2,35%
= 2,20%
3
b. Ekstrak etanol sabut pinang
No
Berat abu (g)
Berat sampel (g)
1
2
3
0,0317
0,0443
0,0497
2,015
2,027
2,035
Kadar abu tidak larut
asam (%)
1,58
2,19
2,44
Kadar abu tidak larut asam I = 0,0317 (g) × 100% = 1,58%
2,0350 (g)
Kadar abu tidak larut asam II = 0,0443 (g) × 100% = 2,19%
2,0270 (g)
Kadar abu tidak larut asam III
= 0,0497 (g) × 100% = 2,44%
2,0350 (g)
Rata-rata % kadar abu tidak larut dalam asam
=
1,58% + 2,19% + 2,44%
= 2,07%
3
58
Lampiran 10. Volume maksimum larutan sediaan uji yang dapat diberikan pada
hewan uji
Jenis hewan uji
Volume maksimum (ml) sesuai jalur pemberin
i.v
i.m
i.p
s.c
p.o
Mencit (20-30 g)
0,5
0,05
1,0
0,5-1,0
1,0
Tikus (200 g)
1,0
0,1
2-5
2-5
5,0
Hamster (50 g)
-
0,1
1-2
2-5
2,5
Marmut (300 g)
-
0,25
2-5
5,0
10,0
Kelinci (2,5 kg)
5-10
0,5
10-20
5-10
20,0
Kucing (3 kg)
5-10
1,0
10-20
5-10
50,0
Anjing (5 kg)
10-20
5,0
20-50
10,0
100,0
59
Lampiran 11. Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmut
400 g
Kelinci
1,5 kg
Kera
4 kg
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
Mencit
20 g
Tikus
200 g
Marmut
400 g
Kelinci
1,5 kg
Kera
4 kg
Anjing
12 kg
Manusia
70 kg
1,0
7,0
12,25
27,8
64,1
124,3
387,9
0,14
1,0
1,74
3,0
9,2
17,8
56,0
0,008
0,57
1,0
2,25
5,2
10,2
31,5
0,04
0,25
0,44
1,0
2,4
4,5
14,2
0,016
0,11
0,19
0,42
1,0
1,9
6,1
0,008
0,06
0,10
0,22
0,52
1,0
3,1
0,0026
0,018
0,031
0,07
0,16
0,32
1,0
60
Lampiran 12. Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dan ekstrak etanol
sabut pinang (EESP)
1.
Perhitungan konversi dosis loperamid HCl dari manusia ke tikus :
Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal
4 mg, tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus (200 g),
yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1 mg/kg bb
2.
Perhitungan konversi dosis EESP dari tikus ke manusia :
Dosis yang digunakan dalam penelitian adalah :
-
25 mg/kg bb atau sama dengan 5 mg/200 g bb
-
50 mg/kg bb atau sama dengan 10 mg/200 g bb
-
75 mg/kg bb atau sama dengan 15 mg/200 g bb
-
100 mg/kg bb atau sama dengan 20 mg/200 g bb
Dosis optimal EESP pada tikus adalah 15 mg/200 g bb.
Faktor konversi dosis tikus = 56,0
Dosis manusia
= dosis pada tikus x faktor konversi
= 15 mg x 56,0
= 840 mg/kg bb
3.
Rendemen
=
berat ekstrak
×100%
berat simplisia
=
50 g
×100 % = 5%
1000 g
Maka pemakaian ekstrak etanol sabut pinang (EESP) 75 mg/kg bb pada tikus
setara dengan 6750 mg simplisia sabut pinang.
61
Lampiran 13. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi CMC Na 1%
b/v
CMC Na 1% b/v =
1g
= 0,01 g/ml = 10 mg/ml
100 ml
Volume CMC Na 1% b/v yang diberikan sebanyak 0,667 ml/200 g bb tikus
CMC yang diberikan tiap tikus =
0,667 ml
×10 mg = 6,67 mg
1 ml
Jadi suspensi CMC Na 1% b/v yang diberikan tiap tikus dengan volume
pemberian 0,667 ml/200 g tikus mengandung CMC Na sebanyak 6,67 mg.
62
Lampiran 14. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi loperamid HCl
(tablet Imodium®)
Dosis loperamid yang digunakan dalam penelitian adalah 1 mg/kg bb:
Dosis loperamid HCl pada manusia dewasa (berat 70 kg) adalah dosis awal
4 mg dan tidak melebihi 16 mg/hari, maka dosis loperamid untuk tikus
(200 g), yaitu =16 mg × 0,018 = 0,2 mg/200 g bb tikus atau sama dengan 1
mg/kg bb
Konsentrasi loperamid HCl yang digunakan dalam penelitian adalah 0,03%, maka
untuk membuat suspensi loperamid HCl dengan konsentrasi 0,03 %
sebanyak 50 ml, diperlukan loperamid HCl sebanyak
=
50 ml
× 0,03 g = 0,015 g = 15 mg
100 ml
Perhitungan berat serbuk Imodium® yang diambil:
Tablet Imodium® ditimbang sebanyak 20 tablet (berat 2400 mg).
1 tablet Imodium® mengandung 2 mg loperamid HCl, maka 20 tablet
Imodium® mengandung 40 mg loperamid HCl.
Loperamid HCl yang diperlukan dalam penelitian sebanyak 15 mg, maka
berat serbuk Imodium® yang diambil adalah
=
15 mg
× 2400 mg = 900 mg
40 mg
Jadi serbuk Imodium® sebanyak 900 mg mengandung loperamid HCl sebanyak
15 mg.
63
Lampiran 14. (Lanjutan)
Volume pemberian suspensi loperamid HCl 1 mg/kg bb (konsentrasi 0,03%):
Konsentrasi 0,03% =
0,03 g
= 0,0003 g/ml = 0,3 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka loperamid yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
×1 mg = 0,2 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan =
0,2 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
0,3 mg/ml
64
Lampiran 15. Perhitungan dosis dan volume pemberian suspensi ekstrak etanol
sabut pinang (EESP)
a. EESP dosis 25 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 0,75%, maka untuk membuat
suspensi EESP dengan konsentrasi 0,75 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil
sebanyak =
5 ml
× 0,75 g = 0,0375 g = 37,5 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 25 mg/kg bb (konsentrasi 0,75%):
Konsentrasi 0,75% =
0,75 g
= 0,0075 g/ml = 7,5 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
× 25 mg = 5 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan=
5 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
7,5 mg/ml
b. EESP dosis 50 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 1,5%, maka untuk membuat
suspensi EESP dengan konsentrasi 1,5 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil
sebanyak =
5 ml
×1,5 g = 0,075 g = 75 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 1,5%):
Konsentrasi 1,5% =
1,5 g
= 0,015 g/ml = 15 mg/ml
100 ml
65
Lampiran 15. (Lanjutan)
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
× 50 mg = 10 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan=
10 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
15 mg/ml
c. EESP dosis 75 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 2,25%, maka untuk membuat
suspensi EESP dengan konsentrasi 2,25 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil
sebanyak =
5 ml
× 2,25 g = 0,1125 g = 112,5 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 50 mg/kg bb (konsentrasi 2,25%):
Konsentrasi 2,25% =
2,25 g
= 0,0225 g/ml = 22,5 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
× 75 mg = 15 mg
1000 g
Maka volume yang diberikan
=
15 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
22,5 mg/ml
66
Lampiran 15. (Lanjutan)
d. EESP dosis 100 mg/kg bb
Konsentrasi EESP yang digunakan adalah 3%, maka untuk membuat suspensi
EESP dengan konsentrasi 3 % sebanyak 5 ml, EESP yang diambil sebanyak =
5 ml
× 3 g = 0,15 g = 150 mg
100 ml
Volume pemberian suspensi EESP 100 mg/kg bb (konsentrasi 3%):
Konsentrasi 3% =
3g
= 0,03 g/ml = 30 mg/ml
100 ml
Jika berat badan tikus 200 g, maka EESP yang diberikan tiap tikus
sebanyak =
200 g
×100 mg = 20 mg
1000 g
Maka, volume yang diberikan=
20 mg
×1 ml = 0,667 ml/200 g bb tikus
30 mg/ml
67
Lampiran 16. Gambar tikus dan konsistensi feses
Tikus dalam pengamatan
Konsistensi feses
berlendir
Konsistensi feses
lembek
68
Konsistensi feses
normal
Lampiran 17. Hasil orientasi dosis bahan uji mengenai saat mulai terjadinya
diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah
pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan
suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
Kel
1
2
3
4
5
6
7
8
Saat mulai terjadinya diare
(menit ke-)±SD
56,8±2,28
107,8±11,17
82,4±2,51
91,8±2,95
114,0±9,11
127,2±10,11
131,4±10,97
144,8±8,04
Perlakuan
OR + CMC 1% b/v
OR + Loperamid HCl 1 mg/kg bb
OR + ESSP 25 mg/kg bb
OR + ESSP 50 mg/kg bb
OR + ESSP 75 mg/kg bb
OR + ESSP 100 mg/kg bb
OR + ESSP 125 mg/kg bb
OR + ESSP 150 mg/kg bb
Waktu mulai terjadinya
diare (menit)
Grafik hasil orientasi dosis EESP
150
107,8
100
114
82,4
91,8
56,8
50
0
Perlakuan
69
127,2
131,4
144,8
Lampiran 18. Hasil pengamatan saat mulai terjadinya pada tikus yang telah
diinduksi oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1%
b/v, suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut
pinang (EESP)
1
2
Hewan
3
56
54
60
58
110
117
117
OR + EESP 25
mg/kg bb
82
85
OR + EESP 50
mg/kg bb
91
OR + EESP 75
mg/kg bb
OR + EESP 100
mg/kg bb
Perlakuan
OR + CMC
1% b/v
OR + Loperamid
HCl 1 mg/kg bb
Jumlah
Rata-rata
(menit)
56
284
56,8
105
90
539
107,8
85
80
80
412
82,4
90
97
90
91
459
91,8
98
115
119
119
119
570
114
120
123
117
137
139
636
127,2
70
4
5
Lampiran 19. Hasil pengamatan mengenai hubungan antara dosis, waktu
defekasi dan konsistensi feses pada tikus yang telah diinduksi
oleum ricini setelah pemberian suspensi CMC Na 1% b/v,
suspensi loperamid HCl dan suspensi ekstrak etanol sabut pinang
(EESP)
Perlakuan
Hewan
CMC 1%
b/v
Loperamid
HCl
1 mg/kg
bb
EESP
25 mg/kg
bb
155EESP
50 mg/kg
bb
EESP
75 mg/kg
bb
EESP
100
mg/kg bb
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
I
II
56
54
60
58
56
III
75
69
73
65
61
90
82
85
85
80
80
90
IV
V
134
112
99
110
117
117
105
115
110
115
91
111
97
90
91
98
115
119
119
119
120
117
140
123
131
128
124
128
132
135
135
150
150
121
125
Menit keVI VII
163
171 198
177
167 201
157
176
192
209
180
180
178
153
125
121
125
128
130
130
130
149
123
149
137
139
154
176
179
162
165
160
165
165
197
196
197
196
203
190
194
197
193
193
195
198
197
VIII
223
236
228
238
237
239
240
233
212
213
216
216
211
211
211
217
217
234
IX
270
270
262
254
241
263
247
247
260
261
267
266
241
266
267
X
289
281
289
286
XI
321
321
311
XII
336
332
354
354
273
276
276
271
271
273
237
240
240
240
211
213
Keterangan:
: feses berlendir
I : 0-30
VII : 180-210
II : 30-60
: erl
III : 60-90
VIII : 210-240 IX : 240-270
: feses lembek
: feses normal
IV: 90-120
V : 120-150
VI : 150-180
X : 270-300
XI : 300-330
XII : 330-360
71
Lampiran 20. Hasil pengamatan mengenai frekuensi diare dan lama terjadinya
diare pada tikus yang telah diinduksi oleum ricini setelah
pemberian suspensi CMC Na 1% b/v, suspensi loperamid HCl dan
suspensi ekstrak etanol sabut pinang (EESP)
1. Pengamatan frekuensi diare
Hewan
Perlakuan (mg/kg bb)
Jumlah
Ratarata
1
2
3
4
5
OR + CMC 1% b/v
7
7
7
7
7
35
7,00
OR + Loperamid HCL 1
3
2
3
3
3
14
2,80
OR + EESP 25
5
5
6
4
5
25
5,00
OR + EESP 50
4
5
4
4
5
22
4,40
OR + EESP 75
2
4
3
3
4
16
3,20
OR + EESP 100
3
2
3
2
2
12
2,40
2. Pengamatan lama terjadinya diare setelah pemberian oleum ricini
Perlakuan
(mg/kg bb)
Hewan
3
4
T2T2T1
T1
1
T2T1
2
T2T1
265
282
272
296
127
122
123
OR + EESP 25
191
191
OR + EESP 50
176
OR + EESP 75
OR + EESP 100
OR + CMC
1% b/v
OR +Loperamid
HCl 1
Keterangan:
OR
EESP
T1
T2
5
T2T1
Jumlah
Rata-rata
298
1413
282,6
128
122
622
124,4
191
191
191
955
191,0
176
176
176
176
880
176,0
142
122
121
121
121
627
125,4
75
75
80
74
74
378
75,6
: oleum ricini
: ekstrak etanol sabut pinang
: waktu mula-mula terjadi diare
: waktu akhir terjadi diare
72
Lampiran 21. Hasil deskriptif data
1. Saat mulai terjadinya diare
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
56.8000
2.28035
1.01980
53.9686
59.6314
54.00
60.00
Loperamid HCl 1
5
1.0780E2
11.16692
4.99400
93.9344 121.6656
90.00
117.00
EESP 25
5
82.4000
2.50998
1.12250
79.2834
85.5166
80.00
85.00
EESP 50
5
91.8000
2.94958
1.31909
88.1376
95.4624
90.00
97.00
EESP 75
5
1.1400E2
9.11043
4.07431
102.6879 125.3121
98.00
119.00
5
1.2720E2
10.10940
4.52106
114.6475 139.7525
117.00
139.00
30
96.6667
24.34427
4.44464
87.5764 105.7570
54.00
139.00
EESP 100
Total
2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi)
a. Diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi berlendir
- Diameter serapan air berlendir
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
3.8800
.19235
.08602
3.6412
4.1188
3.70
4.20
Loperamid HCl 1
5
2.3800
.10954
.04899
2.2440
2.5160
2.20
2.50
EESP 25
5
3.4200
.13038
.05831
3.2581
3.5819
3.20
3.50
EESP 50
5
3.2800
.13038
.05831
3.1181
3.4419
3.20
3.50
EESP 75
5
2.3600
.11402
.05099
2.2184
2.5016
2.20
2.50
5
2.1200
.04472
.02000
2.0645
2.1755
2.10
2.20
30
2.9067
.67258
.12280
2.6555
3.1578
2.10
4.20
EESP 100
Total
- Berat feses berlendir
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
3.8260
.18147
.08115
3.6007
4.0513
3.67
4.12
Loperamid HCl 1
5
2.2900
.09849
.04405
2.1677
2.4123
2.13
2.40
EESP 25
5
3.4080
.12969
.05800
3.2470
3.5690
3.23
3.51
EESP 50
5
3.2720
.11411
.05103
3.1303
3.4137
3.20
3.47
EESP 75
5
2.3600
.11402
.05099
2.2184
2.5016
2.20
2.50
5
2.1200
.04472
.02000
2.0645
2.1755
2.10
2.20
30
2.8793
.66869
.12209
2.6296
3.1290
2.10
4.12
EESP 100
Total
73
Lampiran 21. (Lanjutan)
-
Waktu defekasi berlendir
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
56.8000
2.28035
1.01980
53.9686
59.6314
54.00
60.00
Loperamid HCl 1
5
1.0780E2
11.16692
4.99400
93.9344 121.6656
90.00
117.00
EESP 25
5
82.4000
2.50998
1.12250
79.2834
85.5166
80.00
85.00
EESP 50
5
91.8000
2.94958
1.31909
88.1376
95.4624
90.00
97.00
EESP 75
5
1.1400E2
9.11043
4.07431
102.6879 125.3121
98.00
119.00
5
1.2720E2
10.10940
4.52106
114.6475 139.7525
117.00
139.00
30
96.6667
24.34427
4.44464
87.5764 105.7570
54.00
139.00
EESP 100
Total
b. Diameter serapan air dan berat feses lembek
- Diameter serapan air lembek
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
1.6600
.20736
.09274
1.4025
1.9175
1.30
1.80
Loperamid HCl 1
5
1.2600
.05477
.02449
1.1920
1.3280
1.20
1.30
EESP 25
5
1.4800
.16432
.07348
1.2760
1.6840
1.30
1.60
EESP 50
5
1.4600
.11402
.05099
1.3184
1.6016
1.30
1.60
EESP 75
5
1.2800
.08367
.03742
1.1761
1.3839
1.20
1.40
EESP 100
5
1.2400
.05477
.02449
1.1720
1.3080
1.20
1.30
30
1.3967
.19205
.03506
1.3250
1.4684
1.20
1.80
Total
- Berat feses lembek
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
1.6020
.18404
.08230
1.3735
1.8305
1.28
1.73
Loperamid HCl 1
5
1.1940
.06387
.02857
1.1147
1.2733
1.11
1.27
EESP 25
5
1.4680
.15401
.06888
1.2768
1.6592
1.29
1.59
EESP 50
5
1.3640
.09099
.04069
1.2510
1.4770
1.31
1.52
EESP 75
5
1.2000
.05196
.02324
1.1355
1.2645
1.15
1.27
EESP 100
5
1.1760
.03050
.01364
1.1381
1.2139
1.14
1.22
30
1.3340
.19121
.03491
1.2626
1.4054
1.11
1.73
Total
74
Lampiran 21. (Lanjutan)
-
Waktu defekasi lembek
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
2.1760E2
17.41551
7.78845
195.9758
239.2242 198.00
238.00
Loperamid HCl 1
5
1.2680E2
3.27109
1.46287
122.7384
130.8616 123.00
131.00
EESP 25
5
2.1340E2
2.50998
1.12250
210.2834
216.5166 211.00
216.00
EESP 50
5
1.9780E2
2.94958
1.31909
194.1376
201.4624 196.00
203.00
EESP 75
5
1.2860E2
2.19089
.97980
125.8797
131.3203 125.00
130.00
5
1.5860E2
8.76356
3.91918
147.7186
169.4814 149.00
165.00
30
1.7380E2
39.11557
7.14149
159.1940
188.4060 123.00
238.00
EESP 100
Total
c. Diameter serapan air dan berat feses normal
- Diameter serapan air normal
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
.3400
.05477
.02449
.2720
.4080
.30
.40
Loperamid HCl 1
5
.2000
.00000
.00000
.2000
.2000
.20
.20
EESP 25
5
.2600
.05477
.02449
.1920
.3280
.20
.30
EESP 50
5
.2400
.05477
.02449
.1720
.3080
.20
.30
EESP 75
5
.2000
.10000
.04472
.0758
.3242
.10
.30
5
.1800
.04472
.02000
.1245
.2355
.10
.20
30
.2367
.07649
.01396
.2081
.2652
.10
.40
EESP 100
Total
- Berat feses normal
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
.2960
.05814
.02600
.2238
.3682
.23
.35
Loperamid HCl 1
5
.1600
.03082
.01378
.1217
.1983
.12
.19
EESP 25
5
.2280
.04764
.02131
.1688
.2872
.16
.27
EESP 50
5
.2200
.03082
.01378
.1817
.2583
.18
.25
EESP 75
5
.1680
.03421
.01530
.1255
.2105
.11
.20
5
.1480
.01304
.00583
.1318
.1642
.14
.17
30
.2033
.06266
.01144
.1799
.2267
.11
.35
EESP 100
Total
75
Lampiran 21. (Lanjutan)
- Waktu defekasi normal
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
Min.
Max.
CMC Na 1%b/v
5
3.3940E2
14.41527
6.44670
321.5011 357.2989
321.00
354.00
Loperamid HCl 1
5
2.3220E2
11.60603
5.19038
217.7892 246.6108
212.00
240.00
EESP 25
5
2.7340E2
2.50998
1.12250
270.2834 276.5166
271.00
276.00
EESP 50
5
2.6780E2
2.94958
1.31909
264.1376 271.4624
266.00
273.00
EESP 75
5
2.2940E2
22.06354
9.86712
202.0045 256.7955
190.00
240.00
EESP 100
5
2.0280E2
8.49706
3.80000
192.2495 213.3505
195.00
213.00
30
2.5750E2
45.90376
8.38084
240.3593 274.6407
190.00
354.00
Min.
Max.
Total
3. Frekuensi diare
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Lower
Bound
Upper
Bound
CMC Na 1%b/v
5
7.0000
.00000
.00000
7.0000
7.0000
7.00
7.00
Loperamid HCl 1
5
3.0000
.70711
.31623
2.1220
3.8780
2.00
4.00
EESP 25
5
5.0000
.70711
.31623
4.1220
5.8780
4.00
6.00
EESP 50
5
4.4000
.54772
.24495
3.7199
5.0801
4.00
5.00
EESP 75
5
3.2000
.83666
.37417
2.1611
4.2389
2.00
4.00
EESP 100
5
2.4000
.54772
.24495
1.7199
3.0801
2.00
3.00
30
4.1667
1.66264
.30355
3.5458
4.7875
2.00
7.00
Total
4. Lama terjadinya diare
95% Confidence
Interval for Mean
Kelompok
(mg/kg bb)
N
Std.
Deviation
Upper
Bound
Min.
Max.
5
2.8260E2
14.48447
6.47765
264.6151 300.5849
265.00
298.00
Loperamid HCl 1
5
1.2440E2
2.88097
1.28841
120.8228 127.9772
122.00
128.00
EESP 25
5
1.9100E2
.00000
.00000
191.0000 191.0000
191.00
191.00
EESP 50
5
1.7600E2
.00000
.00000
176.0000 176.0000
176.00
176.00
EESP 75
5
1.2540E2
9.28978
4.15452
113.8652 136.9348
121.00
142.00
Total
Std. Error
Lower
Bound
CMC Na 1%b/v
EESP 100
Mean
5
75.6000
2.50998
1.12250
30
1.6250E2
67.01351
12.23494
76
78.7166
74.00
80.00
137.4767 187.5233
72.4834
74.00
298.00
Lampiran 22. Hasil analisis statistik anova
ANOVA
Sum of
Squares
Saatmulaiterjadinyadiare
Between Groups
Within Groups
Waktudefekasiberlendir
29
Between Groups
15866.267
5
3173.253
1320.400
24
55.017
Total
17186.667
29
Between Groups
42728.400
5
8545.680
68.433
1642.400
24
Total
44370.800
29
Between Groups
57441.500
Between Groups
Within Groups
Total
Between Groups
Within Groups
Total
Bfnormal
12.617
5
2.523
.350
24
.015
12.967
29
.766
5
.153
.294
24
.012
1.060
29
5
.016
.001
.114
29
Between Groups
Between Groups
12.727
5
2.545
.392
24
.016
13.119
29
.686
5
.137
.384
24
.016
1.070
29
Between Groups
.086
5
.017
Within Groups
.084
24
.003
Total
Between Groups
Within Groups
Total
Between Groups
Total
.170
29
70.967
5
14.193
9.200
24
.383
80.167
29
128990.700
Within Groups
5 25798.140
1242.800
24
130233.500
29
77
F
Sig.
57.678
.000
57.678
.000
124.876
.000
75.210
.000
173.097
.000
12.493
.000
10.570
.000
155.837
.000
8.571
.000
4.895
.003
37.026
.000
498.194
.000
152.750
24
Total
Lamaterjadinyadiare
29
.036
Within Groups
Frekuensidiare
24
.078
Total
Dmserapnormal
3666.000
61107.500
Within Groups
Within Groups
Dmseraplembek
5 11488.300
Between Groups
Total
Dmserapberlendir
55.017
24
Total
Bflembek
3173.253
1320.400
Within Groups
Bfberlendir
5
17186.667
Within Groups
Waktudefekasinormal
15866.267
Total
Within Groups
Waktudefekasilembek
Mean
Square
df
51.783
Lampiran 23. Hasil analisis statistik uji beda rata-rata Duncan
1. Saat mulai terjadinya diare
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
CMC Na 1%b/v
EESP 25 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 100 mg/kg bb
5
5
5
5
5
5
2
3
4
56.8000
82.4000
91.8000
1.0780E2
1.1400E2
1.2720E2
Sig.
1.000
.057
.199
1.000
2. Konsistensi feses (diameter serapan air, berat feses dan waktu defekasi)
a. Diameter serapan air
- Diameter serapan air berlendir
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
EESP 100 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
Sig.
5
5
5
5
5
5
2
3
4
2.1200
2.3600
2.3800
3.2800
3.4200
1.000
.807
3.8800
1.000
.096
- Diameter serapan air lembek
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
2
3
EESP 100 mg/kg bb
5
1.2400
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
5
1.2600
EESP 75 mg/kg bb
5
1.2800
EESP 50 mg/kg bb
5
1.4600
EESP 25 mg/kg bb
5
1.4800
CMC Na 1%b/v
5
1.6600
Sig.
.642
78
.805
1.000
Lampiran 23. (Lanjutan)
- Diameter serapan air normal
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
2
EESP 100 mg/kg bb
5
.1800
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
5
.2000
EESP 75 mg/kg bb
5
.2000
EESP 50 mg/kg bb
5
.2400
EESP 25 mg/kg bb
5
.2600
CMC Na 1%b/v
5
.3400
Sig.
.065
1.000
b. Berat feses
- Berat feses berlendir
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
5
5
5
5
5
5
Sig.
2
3
4
2.1200
2.2900
2.3600
3.2720
3.4080
3.8260
1.000
.368
.088
1.000
- Berat feses lembek
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
N
1
5
5
5
5
5
5
2
3
1.1760
1.1940
1.2000
1.3640
1.4680
Sig.
.750
79
.151
1.4680
1.6020
.068
Lampiran 23. (Lanjutan)
- Berat feses normal
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
1
5
5
5
5
5
5
2
3
.1480
.1600
.1680
.2200
.2280
.2960
Sig.
.446
.745
1.000
c. Waktu defekasi
- Waktu defekasi berlendir
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
CMC Na 1%b/v
EESP 25 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 100 mg/kg bb
1
5
5
5
5
5
5
2
3
4
56.8000
82.4000
91.8000
1.0780E2
1.1400E2
1.2720E2
Sig.
1.000
.057
.199
1.000
- Waktu defekasi lembek
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 100 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
N
1
5
5
5
5
5
5
2
3
4
1.2680E2
1.2860E2
1.5860E2
1.9780E2
2.1340E2
2.1760E2
Sig.
.734
80
1.000
1.000
.430
Lampiran 23. (Lanjutan)
- Waktu defekasi normal
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
1
EESP 100 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
5
5
5
5
5
5
2
3
4
2.0280E2
2.2940E2
2.3220E2
2.6780E2
2.7340E2
3.3940E2
Sig.
1.000
.723
.481
1.000
3. Frekuensi diare
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
N
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
1
5
5
5
5
5
5
2
3
2.4000
3.0000
3.2000
4.4000
5.0000
7.0000
Sig.
.064
.139
1.000
4. Lama terjadinya diare
Subset for alpha = 0.05
Kelompok
EESP 100 mg/kg bb
Loperamid HCl 1 mg/kg bb
EESP 75 mg/kg bb
EESP 50 mg/kg bb
EESP 25 mg/kg bb
CMC Na 1%b/v
Sig.
N
1
5
5
5
5
5
5
2
3
4
5
75.6000
1.2440E2
1.2540E2
1.7600E2
1.9100E2
2.8260E2
1.000
81
.828
1.000
1.000
1.000