DWITA MARCHELA 21020113130089 BAB V
BAB V
PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
5.1 Program Dasar Perencanaan
5.1.1 Program Ruang
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang
perencanaan City Hotel Bintang 5 di Palembang.
Rincian Perhitungan Besaran Ruang City Hotel Bintang 5 di Palembang
Tabel 5.1 Kelompok Kegiatan Penerimaan
No.
Jenis Ruang
Total Luas (m²)
1. Hall dan Drop off/in
294 m²
2. Lobby
195 m²
3. Lounge
78 m²
4. Lavatory
23,85 m²
5. Front Office
126,75 m²
6. Rented Area/ Ruang sewa
100 m²
7. Security
1,8 m²
Subtotal
819,4 m²
Sirkulasi 30%
245,82 m²
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Penerima
1.065,22m² = ± 1.065m²
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Tabel 5.2 Kelompok Kegiatan Utama
No.
Jenis Ruang
1. Superior room
2. Deluxe room
3. Club room
4. Junior suite room
5. Executive suite room
6. Presidential suite room
Subtotal
Sirkulasi 40%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Utama
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Table 5.3 Kelompok Kegiatan Penunjang
No.
Jenis Ruang
1. Function room
2. Pre function
3. Ruang Ganti
4. Ruang Operator
5. Gudang Perabot
6. Lavatory
Total Luas (m²)
2.160 m²
3.096 m²
900 m²
312 m²
216 m²
270 m²
6.954 m²
2.781,6 m²
9.735,6m² = ± 9.740m²
Total Luas (m²)
1.000 m²
300 m²
83,3 m²
30 m²
200 m²
38,7 m²
104
7. Meeting room
8. Executive lounge
9. Restaurant
10. Coffee shop
11. Sport area
12. Mushola
Subtotal
Sirkulasi 30%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Penunjang
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
192 m²
78 m²
915,71 m²
128 m²
704,62 m²
32,24 m²
3.938,57 m²
1.181,57 m²
5.120,14m² = ± 5.120m²
Tabel 5.4 Kelompok Kegiatan Pengelola
No.
Jenis Ruang
1. Executive Office
2. Division Office
3. Lavatory
4. Meeting room
5. R. Arsip
Subtotal
Sirkulasi 30%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Pengelola
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Total Luas (m²)
243,75 m²
399,75 m²
15,86 m²
60 m²
48,75 m²
768,11 m²
230,43 m²
998,54m² = ± 1.000m²
Tabel 5.5 Kelompok Kegiatan Pelayanan
No.
Jenis Ruang
1. Uniform boy
2. Room boy station
3. Ruang Karyawan
4. Mushola
5. Lost and found room
6. Laundry and dry cleaning
7. Dapur utama
8. Pantry
9. Loading dock
10. Gudang
11. Ruang Engineering
12. Pos keamanan
Subtotal
Sirkulasi 30%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Pelayanan
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Total Luas (m²)
24,37 m²
97,5 m²
407,6 m²
32,24 m²
19,5 m²
122,85 m²
175,5 m²
46,8 m²
136,5 m²
360,74 m²
215,8 m²
12,6 m²
1.652 m²
495,6 m²
2.147,6m² = ± 2.150m²
105
Tabel 5.6 Kelompok Ruang Parkir
No.
Jenis Ruang
1. Parkir pengunjung menginap
- Mobil
- Motor
2. Parkir pengunjung tidak menginap
- Mobil
- Motor
3. Parkir pengelola
- Mobil
- Motor
4. Parkir bus
5. Parkir mobil barang
Subtotal
Sirkulasi 100%
Total Luasan Kelompok Ruang Parkir
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Total Luas (m²)
1.462,5 m²
146,25 m²
1.162,5 m²
116,25 m²
425 m²
90 m²
57 m²
85 m²
3.544,5 m²
3.544,5 m²
7.089 m²
Dari perhitungan di atas, maka diperoleh hasil rekapitulasi besaran ruang sebagai berikut.
Tabel 5.7 Rekapitulasi Perhitungan Besaran Ruang City Hotel
No.
Kelompok Kegiatan
Luas (m²)
1. Kelompok Kegiatan Penerimaan
±1.065m²
2. Kelompok Kegiatan Utama
±9.740m²
3. Kelompok Kegiatan Penunjang
±5.120m²
4. Kelompok Kegiatan Pengelola
±1.000m²
5. Kelompok Kegiatan Pelayanan
±2.150m²
6. Kelompok Ruang Parkir
±7.089m²
Jumlah
±26.164m²
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
5.1.2 Tapak Terpilih
Gambar 5.1 Lokasi Rencana Tapak Pembangunan
City Hotel di Palembang
Sumber: (Google earth)
106
Tapak terpilih terletak di Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang.
Lokasi
: Jl. Gub. H. A. Bastari, Palembang
Zona
: Perdagangan dan jasa (Sub-Pusat Pelayanan Kota)
Luas Tapak
: ±12.915 m²
Kontur
: Relatif datar
Akses
: Jalan kolektor primer (Jl. Gub. H. A. Bastari)
Batas-batas
: Utara : Jalan lingkungan
Selatan : Jalan lingkungan (Lr. Tembesu)
Timur : Jalan kolektor primer (Jl. Gub. H. A. Bastari)
Barat : Jalan lingkungan (Lr. Tembesu)
KDB
: Paling tinggi 80%
KLB
: Paling tinggi 8
KDH
: Paling rendah 20%
GSB
:5m
Gambar 5.2 Kondisi Tapak Terpilih
City Hotel di Palembang
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.3 Kondisi Tapak Terpilih
City Hotel di Palembang
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.4 Luasan Rencana Tapak Pembangunan
City Hotel di Palembang
Sumber: Dokumen Pribadi
107
1.
2.
3.
4.
5.
Potensi tapak:
Terletak di kawasan strategis kota Palembang dengan akses pencapaian yang mudah
karena berada di depan jalan kolektor primer yaitu Jl. Gub. H. A. Bastari;
Berada di tengah-tengah akses menuju sungai musi-jembatan ampera sebagai ikon kota
Palembang dan Stadion Gelora Sriwijaya;
Dekat dengan fasilitas bisnis dan perkantoran;
Sistem transportasi semakin mudah karena dilalui oleh LRT zona 5;
Merupakan zona perdagangan dan jasa, diperuntukkan untuk pembangunan jasa pariwisata
salah satunya pembangunan Hotel.
5.2 Program Dasar Perancangan
5.2.1 Aspek Kinerja
Tabel 5.8 Aspek Kinerja Perancangan City Hotel
No.
Aspek Kinerja
Keterangan
1.
Sistem Pencahayaan Pencahayaan alami
Untuk kenyamanan pengunjung, pencahayaan alami yang
digunakan adalah terang langit melalui penggunaan kaca
sunergy untuk meredam panas matahari (low emmisivity).
Pemanfaatan cahaya pada kegiatan atau ruangan tertentu
untuk menghasilkan suasana berbeda.
Pencahayaan buatan
Jenis lampu yang digunakan adalah lampu hemat energi
seperti fluorescent dan LED karena jenis lampu ini
menggunakan energy listrik lebih sedikit dibandingkan
pencahayaan buatan lain.
Menggunakan energy saver yang akan mematikan lampu
lampu tertentu tanpa harus dimatikan manual.
Pencahayaan buatan juga digunakan untuk aspek estetika dan
dekoratif ruangan tertentu.
2.
Sistem Penghawaan Penghawaan alami
Menggunakan elemen vegetasi sebagai pengontrol/
pengendali suhu udara terhadap radiasi, konveksi, refleksi
sinar matahari.
Merancang perlubangan (ventilasi) untuk pengaliran udara
serta filter udara yang baik.
Penggunaan kaca sunergy untuk mengurangi beban
kebutuhan untuk pendingin ruangan.
Penghawaan buatan
AC digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan
pengkondisian udara secara total, namun dengan daya yang
tidak terlalu besar.
Jenis AC yang digunakan adalah AC split wall mounted dan AC
split ceiling cassette, dan exhaust fan.
108
3.
Sistem Jaringan Air
Bersiih
4.
Sistem Jaringan Air
Kotor
5.
Sistem Jaringan
Listrik
6.
Sistem Pembuangan
Sampah
7.
Sistem Pencegahan
Kebakaran
Sumber air bersih menggunakan air bersih dari PDAM.
Menggunakan sistem Down Feed Distribution System. Sumber air
bersih ditampung didalam ground tank, kemudian dipompa ke
roof tank dan selanjutnya dialirkan ke ruang-ruang yang
membutuhkan.
Untuk air kotor, dibedakan menjadi black water dan grey water.
Air kotor padat (black water) yang berasal dari kloset, urnal,
bidet dan alat buangan lainnya diteruskan meunuju shaft air
kotor padat disalurkan ke STP (Sewage Traetment Plant) –riol
kawasan – dilanjutkan ke riol kota.
Untuk grey water yang berasal dari wastafel, sink dapur, dan
lainnya dapat ditreatment kemudian digunakan kembali.
Dalam menyalurkan air hujan, perlu diperhatikan peletakan
talang, jumlah dan ukuran penampang saluran pipa
pembuang ke bak kontrol.
Sebagian besar sumber listrik berasal dari PLN yang akan
disalurkan ke tiap ruangan yang ada.
Penggunaan solar cell sebagai senergi tambahan.
Ketersediaan listrik selama 24 jam non stop.
Pembangkit energi listrik sebisa mungkin ramah lingkungan.
Sistem pembuangan sampah yang digunakan menggunakan 2
cara yaitu collection (pengumpulan) dan layanan core. Sampah
kertas didaur ulang. Sampah yang lain diangkut oleh mobil
pengangkut sampah menuju TPA kota.
Beberapa sistem yang digunakan untuk mencegah kebakaran
yakni:
Sistem Proteksi Aktif Kebakaran
Fire detection, berguna untuk mengetahui timbulnya api
sedini mungkin yang berhubungan dengan sistem yang secara
otomatis bekerja bila detector bereaksi.
Fire Protection
Sistem fire protection yang digunakan adalah sistem sprinkler
dan Fire extinguisher.
Penggunaan Hydrant boxcabinet penempatannya sekitar
bangunan dengan radius jangkauan 30 meter.
Sistem Proteksi Pasif Kebakaran
Perencanaan dan desain site, akses dan lingkungan bangunan.
Perencanaan struktur bangunan.
Perencanaan material konstruksi dan interior bangunan.
Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada
bangunan.
Perencanaan tangga darurat.
Manajemen sistem penanggulangan kebakaran.
109
8.
Sistem Komunikasi
Penggunaan Wi-Fi dengan penepatan router di area tertentu.
Untuk komunikasi ekstern menggunakan telepon kabel yang
tersedia di setiap kamar maupun ruangan pengelola. Untuk
komunikasi intern menggunakan intercom dan untuk tata suara
pada ruangan seperti ruang meeting, ruang serbaguna maupun di
public area menggunakan pengeras suara yang diletakkan
disudut-sudut yang tepat dan dikendalikan oleh operator.
Sedangkan untuk sistem televisi dan parabola dipasang di tiap
unit kamar maupun ruang-ruang tamu bersama yang bersifat
publik.
9.
Sistem Penangkal
Menggunakan sistem franklin, dengan prinsip kerja baja galvanus
Petir
yang dipasang pada puncak atap dengan jarak yang terukur dan
dihubungkan dengan kawat menuju ground.
10. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan adalah CCTV yang diletakkan di
titik-titik tertentu pada bangunan. Sistem keamanan CCTV akan
terhubung dengan sistem BMS (Building Management System)
dan BAS (Building Automation System).
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
5.2.2 Aspek Teknis
Tabel 5.9 Aspek Teknis Perancangan City Hotel
No.
Aspek Teknis
Keterangan
1.
Sistem Struktur
Struktur bangunan menggunakan struktur yang cocok untuk
bangunan tingkat tinggi.
Untuk pondasi menggunakan pondasi tiang pancang maxipile.
Untuk sistem struktur sendiri menggunakan sistem struktur
plat, balok, kolom.
Atap menggunakan plat beton dengan ketentuan tertentu.
2.
Bahan Bangunan
Menyesuaikan
pada
konsep
bangunan
arsitektur
kontekstualisme.
Mempertimbangkan klimatologis wilayah.
Menyesuaikan dengan konstruksi dan modul bangunan.
Meliputi jenis, warna, bahan, yang akan memberikan
identitas terhadap bentuk bangunan.
Menghindari penggunaan material VOC (Volatile Organic
Compound) untuk mengurangi bau yang tersebar ke seluruh
ruangan.
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
110
5.2.3 Aspek Arsitektural
Penekanan desain pada aspek arsitektural disesuaikan dengan konsep arsitektur postmodern contextualism. Kontekstualisme menekankan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai
kaitan dengan lingkungan (bangunan yang berada di sekitarnya) dan merespon lingkungannya.
Perancangan City Hotel ini akan mempertimbangkan klimatologis wilayah Palembang yang
merupakan daerah tropis, sehingga bangunan akan mengarah kepada desain bangunan tropis.
Salah satu eksplorasi desain yang mengacu kepada arsitektur kontekstualisme dan akan
diterapkan pada perancangan City Hotel ini adalah mengambil motif-motif desain setempat,
seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan. Dalam hal
ini, ornamen desain yang digunakan adalah unsur budaya lokal khas Palembang sendiri yaitu motif
songket.
111
PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
5.1 Program Dasar Perencanaan
5.1.1 Program Ruang
Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan, maka diperoleh hasil besaran ruang
perencanaan City Hotel Bintang 5 di Palembang.
Rincian Perhitungan Besaran Ruang City Hotel Bintang 5 di Palembang
Tabel 5.1 Kelompok Kegiatan Penerimaan
No.
Jenis Ruang
Total Luas (m²)
1. Hall dan Drop off/in
294 m²
2. Lobby
195 m²
3. Lounge
78 m²
4. Lavatory
23,85 m²
5. Front Office
126,75 m²
6. Rented Area/ Ruang sewa
100 m²
7. Security
1,8 m²
Subtotal
819,4 m²
Sirkulasi 30%
245,82 m²
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Penerima
1.065,22m² = ± 1.065m²
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Tabel 5.2 Kelompok Kegiatan Utama
No.
Jenis Ruang
1. Superior room
2. Deluxe room
3. Club room
4. Junior suite room
5. Executive suite room
6. Presidential suite room
Subtotal
Sirkulasi 40%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Utama
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Table 5.3 Kelompok Kegiatan Penunjang
No.
Jenis Ruang
1. Function room
2. Pre function
3. Ruang Ganti
4. Ruang Operator
5. Gudang Perabot
6. Lavatory
Total Luas (m²)
2.160 m²
3.096 m²
900 m²
312 m²
216 m²
270 m²
6.954 m²
2.781,6 m²
9.735,6m² = ± 9.740m²
Total Luas (m²)
1.000 m²
300 m²
83,3 m²
30 m²
200 m²
38,7 m²
104
7. Meeting room
8. Executive lounge
9. Restaurant
10. Coffee shop
11. Sport area
12. Mushola
Subtotal
Sirkulasi 30%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Penunjang
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
192 m²
78 m²
915,71 m²
128 m²
704,62 m²
32,24 m²
3.938,57 m²
1.181,57 m²
5.120,14m² = ± 5.120m²
Tabel 5.4 Kelompok Kegiatan Pengelola
No.
Jenis Ruang
1. Executive Office
2. Division Office
3. Lavatory
4. Meeting room
5. R. Arsip
Subtotal
Sirkulasi 30%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Pengelola
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Total Luas (m²)
243,75 m²
399,75 m²
15,86 m²
60 m²
48,75 m²
768,11 m²
230,43 m²
998,54m² = ± 1.000m²
Tabel 5.5 Kelompok Kegiatan Pelayanan
No.
Jenis Ruang
1. Uniform boy
2. Room boy station
3. Ruang Karyawan
4. Mushola
5. Lost and found room
6. Laundry and dry cleaning
7. Dapur utama
8. Pantry
9. Loading dock
10. Gudang
11. Ruang Engineering
12. Pos keamanan
Subtotal
Sirkulasi 30%
Total Luasan Kelompok Ruang Kegiatan Pelayanan
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Total Luas (m²)
24,37 m²
97,5 m²
407,6 m²
32,24 m²
19,5 m²
122,85 m²
175,5 m²
46,8 m²
136,5 m²
360,74 m²
215,8 m²
12,6 m²
1.652 m²
495,6 m²
2.147,6m² = ± 2.150m²
105
Tabel 5.6 Kelompok Ruang Parkir
No.
Jenis Ruang
1. Parkir pengunjung menginap
- Mobil
- Motor
2. Parkir pengunjung tidak menginap
- Mobil
- Motor
3. Parkir pengelola
- Mobil
- Motor
4. Parkir bus
5. Parkir mobil barang
Subtotal
Sirkulasi 100%
Total Luasan Kelompok Ruang Parkir
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
Total Luas (m²)
1.462,5 m²
146,25 m²
1.162,5 m²
116,25 m²
425 m²
90 m²
57 m²
85 m²
3.544,5 m²
3.544,5 m²
7.089 m²
Dari perhitungan di atas, maka diperoleh hasil rekapitulasi besaran ruang sebagai berikut.
Tabel 5.7 Rekapitulasi Perhitungan Besaran Ruang City Hotel
No.
Kelompok Kegiatan
Luas (m²)
1. Kelompok Kegiatan Penerimaan
±1.065m²
2. Kelompok Kegiatan Utama
±9.740m²
3. Kelompok Kegiatan Penunjang
±5.120m²
4. Kelompok Kegiatan Pengelola
±1.000m²
5. Kelompok Kegiatan Pelayanan
±2.150m²
6. Kelompok Ruang Parkir
±7.089m²
Jumlah
±26.164m²
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
5.1.2 Tapak Terpilih
Gambar 5.1 Lokasi Rencana Tapak Pembangunan
City Hotel di Palembang
Sumber: (Google earth)
106
Tapak terpilih terletak di Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang.
Lokasi
: Jl. Gub. H. A. Bastari, Palembang
Zona
: Perdagangan dan jasa (Sub-Pusat Pelayanan Kota)
Luas Tapak
: ±12.915 m²
Kontur
: Relatif datar
Akses
: Jalan kolektor primer (Jl. Gub. H. A. Bastari)
Batas-batas
: Utara : Jalan lingkungan
Selatan : Jalan lingkungan (Lr. Tembesu)
Timur : Jalan kolektor primer (Jl. Gub. H. A. Bastari)
Barat : Jalan lingkungan (Lr. Tembesu)
KDB
: Paling tinggi 80%
KLB
: Paling tinggi 8
KDH
: Paling rendah 20%
GSB
:5m
Gambar 5.2 Kondisi Tapak Terpilih
City Hotel di Palembang
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.3 Kondisi Tapak Terpilih
City Hotel di Palembang
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 5.4 Luasan Rencana Tapak Pembangunan
City Hotel di Palembang
Sumber: Dokumen Pribadi
107
1.
2.
3.
4.
5.
Potensi tapak:
Terletak di kawasan strategis kota Palembang dengan akses pencapaian yang mudah
karena berada di depan jalan kolektor primer yaitu Jl. Gub. H. A. Bastari;
Berada di tengah-tengah akses menuju sungai musi-jembatan ampera sebagai ikon kota
Palembang dan Stadion Gelora Sriwijaya;
Dekat dengan fasilitas bisnis dan perkantoran;
Sistem transportasi semakin mudah karena dilalui oleh LRT zona 5;
Merupakan zona perdagangan dan jasa, diperuntukkan untuk pembangunan jasa pariwisata
salah satunya pembangunan Hotel.
5.2 Program Dasar Perancangan
5.2.1 Aspek Kinerja
Tabel 5.8 Aspek Kinerja Perancangan City Hotel
No.
Aspek Kinerja
Keterangan
1.
Sistem Pencahayaan Pencahayaan alami
Untuk kenyamanan pengunjung, pencahayaan alami yang
digunakan adalah terang langit melalui penggunaan kaca
sunergy untuk meredam panas matahari (low emmisivity).
Pemanfaatan cahaya pada kegiatan atau ruangan tertentu
untuk menghasilkan suasana berbeda.
Pencahayaan buatan
Jenis lampu yang digunakan adalah lampu hemat energi
seperti fluorescent dan LED karena jenis lampu ini
menggunakan energy listrik lebih sedikit dibandingkan
pencahayaan buatan lain.
Menggunakan energy saver yang akan mematikan lampu
lampu tertentu tanpa harus dimatikan manual.
Pencahayaan buatan juga digunakan untuk aspek estetika dan
dekoratif ruangan tertentu.
2.
Sistem Penghawaan Penghawaan alami
Menggunakan elemen vegetasi sebagai pengontrol/
pengendali suhu udara terhadap radiasi, konveksi, refleksi
sinar matahari.
Merancang perlubangan (ventilasi) untuk pengaliran udara
serta filter udara yang baik.
Penggunaan kaca sunergy untuk mengurangi beban
kebutuhan untuk pendingin ruangan.
Penghawaan buatan
AC digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan
pengkondisian udara secara total, namun dengan daya yang
tidak terlalu besar.
Jenis AC yang digunakan adalah AC split wall mounted dan AC
split ceiling cassette, dan exhaust fan.
108
3.
Sistem Jaringan Air
Bersiih
4.
Sistem Jaringan Air
Kotor
5.
Sistem Jaringan
Listrik
6.
Sistem Pembuangan
Sampah
7.
Sistem Pencegahan
Kebakaran
Sumber air bersih menggunakan air bersih dari PDAM.
Menggunakan sistem Down Feed Distribution System. Sumber air
bersih ditampung didalam ground tank, kemudian dipompa ke
roof tank dan selanjutnya dialirkan ke ruang-ruang yang
membutuhkan.
Untuk air kotor, dibedakan menjadi black water dan grey water.
Air kotor padat (black water) yang berasal dari kloset, urnal,
bidet dan alat buangan lainnya diteruskan meunuju shaft air
kotor padat disalurkan ke STP (Sewage Traetment Plant) –riol
kawasan – dilanjutkan ke riol kota.
Untuk grey water yang berasal dari wastafel, sink dapur, dan
lainnya dapat ditreatment kemudian digunakan kembali.
Dalam menyalurkan air hujan, perlu diperhatikan peletakan
talang, jumlah dan ukuran penampang saluran pipa
pembuang ke bak kontrol.
Sebagian besar sumber listrik berasal dari PLN yang akan
disalurkan ke tiap ruangan yang ada.
Penggunaan solar cell sebagai senergi tambahan.
Ketersediaan listrik selama 24 jam non stop.
Pembangkit energi listrik sebisa mungkin ramah lingkungan.
Sistem pembuangan sampah yang digunakan menggunakan 2
cara yaitu collection (pengumpulan) dan layanan core. Sampah
kertas didaur ulang. Sampah yang lain diangkut oleh mobil
pengangkut sampah menuju TPA kota.
Beberapa sistem yang digunakan untuk mencegah kebakaran
yakni:
Sistem Proteksi Aktif Kebakaran
Fire detection, berguna untuk mengetahui timbulnya api
sedini mungkin yang berhubungan dengan sistem yang secara
otomatis bekerja bila detector bereaksi.
Fire Protection
Sistem fire protection yang digunakan adalah sistem sprinkler
dan Fire extinguisher.
Penggunaan Hydrant boxcabinet penempatannya sekitar
bangunan dengan radius jangkauan 30 meter.
Sistem Proteksi Pasif Kebakaran
Perencanaan dan desain site, akses dan lingkungan bangunan.
Perencanaan struktur bangunan.
Perencanaan material konstruksi dan interior bangunan.
Perencanaan daerah dan jalur penyelamatan (evakuasi) pada
bangunan.
Perencanaan tangga darurat.
Manajemen sistem penanggulangan kebakaran.
109
8.
Sistem Komunikasi
Penggunaan Wi-Fi dengan penepatan router di area tertentu.
Untuk komunikasi ekstern menggunakan telepon kabel yang
tersedia di setiap kamar maupun ruangan pengelola. Untuk
komunikasi intern menggunakan intercom dan untuk tata suara
pada ruangan seperti ruang meeting, ruang serbaguna maupun di
public area menggunakan pengeras suara yang diletakkan
disudut-sudut yang tepat dan dikendalikan oleh operator.
Sedangkan untuk sistem televisi dan parabola dipasang di tiap
unit kamar maupun ruang-ruang tamu bersama yang bersifat
publik.
9.
Sistem Penangkal
Menggunakan sistem franklin, dengan prinsip kerja baja galvanus
Petir
yang dipasang pada puncak atap dengan jarak yang terukur dan
dihubungkan dengan kawat menuju ground.
10. Sistem Keamanan
Sistem keamanan yang digunakan adalah CCTV yang diletakkan di
titik-titik tertentu pada bangunan. Sistem keamanan CCTV akan
terhubung dengan sistem BMS (Building Management System)
dan BAS (Building Automation System).
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
5.2.2 Aspek Teknis
Tabel 5.9 Aspek Teknis Perancangan City Hotel
No.
Aspek Teknis
Keterangan
1.
Sistem Struktur
Struktur bangunan menggunakan struktur yang cocok untuk
bangunan tingkat tinggi.
Untuk pondasi menggunakan pondasi tiang pancang maxipile.
Untuk sistem struktur sendiri menggunakan sistem struktur
plat, balok, kolom.
Atap menggunakan plat beton dengan ketentuan tertentu.
2.
Bahan Bangunan
Menyesuaikan
pada
konsep
bangunan
arsitektur
kontekstualisme.
Mempertimbangkan klimatologis wilayah.
Menyesuaikan dengan konstruksi dan modul bangunan.
Meliputi jenis, warna, bahan, yang akan memberikan
identitas terhadap bentuk bangunan.
Menghindari penggunaan material VOC (Volatile Organic
Compound) untuk mengurangi bau yang tersebar ke seluruh
ruangan.
Sumber: (Analisis pribadi, 2017)
110
5.2.3 Aspek Arsitektural
Penekanan desain pada aspek arsitektural disesuaikan dengan konsep arsitektur postmodern contextualism. Kontekstualisme menekankan bahwa sebuah bangunan harus mempunyai
kaitan dengan lingkungan (bangunan yang berada di sekitarnya) dan merespon lingkungannya.
Perancangan City Hotel ini akan mempertimbangkan klimatologis wilayah Palembang yang
merupakan daerah tropis, sehingga bangunan akan mengarah kepada desain bangunan tropis.
Salah satu eksplorasi desain yang mengacu kepada arsitektur kontekstualisme dan akan
diterapkan pada perancangan City Hotel ini adalah mengambil motif-motif desain setempat,
seperti bentuk massa, pola atau irama bukaan, dan ornamen desain yang digunakan. Dalam hal
ini, ornamen desain yang digunakan adalah unsur budaya lokal khas Palembang sendiri yaitu motif
songket.
111