TESIS PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR G

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
GURU PNS PADA MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI
DI KABUPATEN TAPIN
Oleh: Nahdian Noor (NIM 10.0253.0717)

ABSTRAK
Karir merupakan suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan
status kepegawaian seseorang dalam suatu organisasi sesuai dengan jalur karir
yang telah ditetapkan organisasi. Pembinaan dan pengembangan karir merujuk
pada proses pengembangan keyakinan dan nilai, keterampilan dan bakat, minat,
karakteristik kepribadian, dan pengetahuan tentang dunia kerja sepanjang hayat.
Berdasarkan hal di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: 1) Bagaimana pembinaan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah
Negeri di Kabupaten Tapin, 2) Bagaimana pengembangan karir guru PNS Pada
Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin.
Jenis penelitian adalah penelitian lapangan (field research) dengan
pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, observasi,
dan dokumenter. Analisis dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah semua
data terkumpul. Uji keabsahan dilakukan dengan teknik: standar kredibilitas
transfera-bilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.
Temuan penelitian ini adalah: 1) Pembinaan karir PNS pada MIN di Kabupaten

Tapin dilakukan berupa penugasan baik yang bersifat pokok yakni pemberian tugas
mengajar bagi guru sebanyak 24 jam pelajaran, dan penugasan lainnya berupa tugas
tambahan sebagai wali kelas, serta pelaksanaan diklat kedisiplinan. Pelaksanaan
pembinaan karir guru adalam dalam bentuk pemberian petunjuk-petunjuk dan penjelasanpenjelasan oleh Kepala Madrasah yang dilakukan secara berkala dalam rapat dewan guru,
yang berkaitan dengan bagaimana merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran serta pelaksanaan diklat dan peningkatan absendi kehadiran. Evaluasi
dilakukan melalui pengumpulan kelengkapan berkas administrasi pembelajaran serta
pemantauan atau pengamatan secara langsung di kelas tentang bagaimana pelaksanaan
pembelajaran tersebut, serta melalui kegiatan PKG dan DP3/SKP. Kepala Madrasah dan
Pengawas Madrasah yang merupakan atasan langsung bagi memegang perana dan
pengaruh yang sangat besar dalam upaya-upaya pembinaan dan pengembangan karir para
guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten Tapin. Kepala Madrasah terutama dalam
melaksanakan fungsi sebagai pemberi motivasi, pemegang wewenang tertinggi dan
kontrol, serta evaluasi terhadap aktifitas dan kinerja para guru di lingkup madrasah yang
dipimpinnya. Sedangkan Pengawas Madrasah turut membina sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya sebagai pengawas dalam meningkatkan kinerja guru di madrasah; dan 2)
Pengembangan karir guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin berupa kenaikan pangkat
dan promosi jabatan. Kepala madrasah memotivasi dan mendorong untuk melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi, serta mengikutsertakan para guru dalam berbagai
kegiatan keprofesian dan penelitian ilmiah. Pihak guru berusaha mengembangkan diri

dengan mengikuti berbagai kegiatan kependidikan dan mengembangkan kreativitas dalam
pembelajaran melalui PTK serta melanjutkan studi. Evaluasi dilakukan melalui penilaian
kinerja guru yang bersifat pokok minimal 80% dan unsur penunjang minimal 20%.

Kata Kunci : Pembinaan, Pengembangan, dan Karir
1

2
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan setiap
manusia dan seringkali menjadi tolok ukur tinggi rendahnya kualitas pribadi
seseorang bahkan suatu negara. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan dimaksudkan untuk
mengembangkan potensi diri peserta didik agar memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Tujuan pendidikan akan tercapai jika proses pendidikan itu berlangsung
dengan dukungan dari seluruh unsur-unsurnya yang terdiri atas tujuan, guru,
murid, alat dan metode, interaksi edukatif, materi, dan lingkungan pendidikan.2
Guru menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang

guru adalah: pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.3 Menurut Muhibbin Syah “guru yang berkualitas adalah
guru yang berkompetensi, yang berkemampuan untuk melaksanakan kewajibankewajibannya secara bertanggungjawab”.4 Kompetensi khusus yang mutlak
dimiliki seorang guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi5. Tetapi disisi lain guru seyogyanya diberi kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi dan karir mereka agar profesionalisme dan
kinerjanya semakin meningkat. Karena seorang guru dengan jabatan/pangkat lebih
tinggi seharusnya memiliki kualitas profesional yang lebih baik dibanding guru
dengan jabatan/pangkat dibawahnya. Akan tetapi fakta menunjukkan bahwa
senioritas dan karir tersebut belum/tidak sesuai dengan tujuan. Banyak guru
1

Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah RI tentang Pendidikan , (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), h. 20.
2
Umar Tirtarahardja, dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), h. 15

3
Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, op.cit, h. 63
4
Muhibbin Syah, Psikologi Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999), h. 229
5
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV Pasal 10
Ayat 91. Lih. juga Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 28.

3
dengan pangkat tinggi ternyata kualitas profesionalismenya tidak berbeda bahkan
lebih rendah dengan jabatan/ pangkat guru dibawahnya. Menurut Abdul Jalil, hal
ini dapat terjadi karena Sampai Golongan IV/a, untuk promosi kenaikan
pangkat/jabatan, guru belum melaksanakan tupoksinya secara penuh, baru 3
tupoksi yang dilaksanakan, yaitu pendidikan, proses pembelajaran, penunjang dan
pengabdian pada masyarakat6.
Keputusan MenPAN Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya, dan Peraturan MenPAN dan RB Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya belum maksimal

dalam mendongkrak motivasi guru melakukan usaha-usaha pengembangan profesi
dan karirnya. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan obyektif tentang
pembinaan dan pengembangan karir guru tersebut perlu dilakukan penelitian
ilmiah dengan mengangkat judul “Pembinaan Dan Pengembangan Karir Guru Pns
Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Di Kabupaten Tapin”.
B. Fokus Masalah
1. Bagaimana pembinaan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri
di Kabupaten Tapin?
2. Bagaimana pengembangan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah
Negeri di Kabupaten Tapin?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pembinaan karir guru PNS Pada Madrasah Ibtidaiyah
Negeri di Kabupaten Tapin
2. Untuk mengetahui pengembangan karir guru PNS Pada Madrasah
Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin.
D. Tinjauan Teoritis.
1. Guru Sebagai Profesi dan Karir
a. Pengertian Guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru mendefinisikan guru
sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
6

Abdul Jalil, Pengembangan Profesi: Menghambat Kenaikan Pangkat atau Meningkatkan
Profesionalisme Guru, dalam http://gemapendidikan.com/2010/05/pengembangan-profesimenghambat-kenaikan-pangkat-atau-meningkatkan-profesionalisme-guru/, diunduh tanggal 28
Desember 2012

4
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah7. Ahmad D. Marimba mengartikan pendidik sebagai orang
yang memikul pertanggung jawaban untuk mendidik yaitu manusia dewasa yang
karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik.8
b. Guru Sebagai Profesi
Dizaman sekarang ini jabatan seorang guru sudah menjadi profesi yang
menjadi sumber mata pencaharian. Seorang guru merupakan: (a) agen pembaruan,
(b) pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat, (c) fasilitator yang
memungkinkan tercapainya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar, (d)
orang yang bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik, (e)
contoh dalam mengelola proses belajar mengajar bagi calon pendidik yang
menjadi subjek didiknya, (f) Pendidik bertanggung jawab secara profesional untuk

terus menerus meningkatkan kemampuannnya, (g) Pendidik menjunjung tinggi
kode etik profesional.9
Dalam Islam, seorang pendidik (guru) memiliki karakteristik sendiri yang
unik (berbeda dengan lainnya) dalam penampilannya sebagai agent of change,
sebagai berikut: (1) seorang guru harus mampu menanamkan benih ikhlas dalam
hati seorang murid, (2) Jujur dan amanah adalah mahkota seorang guru, (3)
komitmen dalam ucapan dan tindakan, (4) adil dan egaliter, (5) Berakhlakul
karimah, dan (6) Rendah hati dan akrab10.
Guru

yang profesional

adalah

guru

yang memiliki

kompetensi


pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi,
sosial, ataupun akademis. Guru yang profesional akan nampak terlihat dari sikap,
sifat dan performancenya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi,
sosial, intelektual, moral, dan spiritual.11

7

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Bab
I Pasal 1 Ayat 1, lih. juga Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru, Bab I Pasal 1 Ayat 1.
8
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), h. 81
9
M. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
Cet I, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h. 13
10
Syaharuddin dan Ella Agustina, Pendidikan Antara Konsep dan Realitas, (Yogyakarta:
Eja Publisher, 2009), h. 56-58
11
Vicki R. Lind, High Quality Professional Development: An Investigation of The

Supports for and Barriers to Professional Development in Arts Education. International Journal

5
Profesi guru dikembangkan melalui beberapa hal diantaranya; (a) sistem
pendidikan; (b) sistem penjaminan mutu; (c) sistem manajemen; (d) sistem
remunerasi; dan (e) sistem pendukung profesi guru. Dengan pengembangan guru
sebagai profesi diharapkan mampu; (a) membentuk, membangun, dan mengelola
guru yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi di tengah masyarakat; (b)
meningkatkan kehidupan guru yang sejahtera, dan (c) meningkatkan mutu
pembelajaran yang mampu mendukung terwujudnya lulusan yang kompeten dan
terstandar dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan pendidikan nasional
pada masa mendatang. Guru profesional masa depan tidak lagi tampil sebagai
pengajar (teacher ), seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih
sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor ), dan manajer belajar (learning
manager ).12

c. Guru Sebagai Karir
Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada dalam kecakapan khusus,
jabatan, dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang diasosiasikan dengan masa
kehidupan kerja seorang individu. Karir guru di sekolah meliputi dua hal, yaitu:

1) Karir Struktural, berhubungan dengan kedudukan seseorang di
dalam struktur organisasi tempat ia bekerja, misalnya menjabat sebagai Wali
Kelas, PKS, Wakasek, Kepala Sekolah, dan lain-lain. Karir ini memiliki tuntutan
tanggung jawab tertentu bagi seorang guru, sehingga wawasan/pengetahuan,
sikap, dan keterampilan seorang guru harus ditingkatkan untuk menjawab tuntutan
yang dimaksud.
2) Karir Fungsional, berhubungan dengan tingkatan/pencapaian
formal seseorang di dalam profesi yang ia geluti, contohnya guru madya, guru
dewasa, guru pembina, guru profesional.
2. Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru
Secara harfiah pengertian pengembangan karir (career development)
menuntut seseorang untuk membuat keputusan dan meningkatkan dirinya untuk
of Education & the Arts (Los Angeles: University of California Press, 2007) www. international
journal of education & the arts/ijea.asu.edu/v8n2/ di askes tanggal 12 Mei 2012
12
Low Hui Eng (Hons) abd Yeo Soek Yan BA, Effective Skill For ‘O’ Level, (English
Federal Publication an imprint of times media limited, 2001), h. 65

6
mencapai tujuan-tujuan karir. Pusat gagasan dalam pengembangan karir ialah

waktu yang dipengaruhi cost and benefit yang berhubungan dalam memilih
pekerjaan, apa kerjanya, apa organisasinya, dan apa untung ruginya13. Pengertian
secara awam adalah peningkatan jabatan yang didasarkan pada prestasi, masa
kerja, dan kesempatan.
Penyesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan yang ia geluti juga
merupakan upaya pengembangan karir. Menurut Worldbank bahwa guru juga
mempunyai kesempatan promosi (peningkatan)14. Pengembangan karir bagi guru
perlu diupayakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Ranah Pembinaan dan Pengembangan Karir Guru
Pembinaan dan pengembangan profesi

guru dimaksudkan untuk

memotivasi, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam memecahkan
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan
mutu hasil belajar siswa. Pembinaan dan pengembangan karir guru terdiri dari tiga
ranah, yaitu: penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi15.
a.

Penugasan

Kegiatan penugasan guru dalam rangka pembelajaran dilakukan dengan
beban kerja minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40
(empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Kegiatan pokok guru
mencakup merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil pembelajaran,
membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan yang
melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Kegiatan pembinaan di madrasah dilakukan kepala sekolah dengan cara
antara lain memberikan petunjuk dan penjelasan kepada guru tentang pengelolaan
kegiatan dan proses pembelajaran dinamis dan efektif, dan tentang menciptakan

13

Suhardi Sigit, Proses Rekrutmen dan Pendidikan Guru , (Yogyakarta: BPFE-UST.,

2003)
14

T. Katz, dan J. Sara, Making Rural Water Supply Sustainable: Recommendations from a
Global Study, UNDP – (World Bank, Water and Sanitation Program, 1998), h. 20
15
Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Modul Materi Paedagogik PLPG, (Banjarmasin: LPTK
Rayon 211 Fak. Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari, 2013), h. 39-51

7
iklim belajar mengajar yang sehat16. Selanjutnya pelaksanaan evaluasi kinerja
guru kelas/mata pelajaran tersebut dilakukan melalui pengamatan dan
pemantauan.
b. Kenaikan Pangkat
Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 telah menetapkan 4
(empat) jenjang jabatan karir fungsional guru dari yang terendah sampai dengan
yang tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya dan Guru Utama.
Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru dalam rangka pengembangan karir
merupakan gabungan dari angka kredit unsur utama dan penunjang ditetapkan
sesuai dengan Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009.
Tugas-tugas guru yang dapat dinilai untuk unsur utama terdiri atas: a)
pendidikan, b) pembelajaran/ pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas
lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan c) pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB).
Adapun unsur penunjang tugas guru misalnya: peningkatan kualifikasi
pendidikan, membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/ekstrakurikuler dan
yang sejenisnya, menjadi pengawas ujian, menjadi pengurus/anggota organisasi
profesi, menjadi anggota kegiatan pramuka dan sejenisnya, menjadi tim penilai
angka kredit, menjadi tutor/pelatih/instruktur/pemandu atau sejenisnya, dan
memperoleh penghargaan/tanda jasa.17 Jumlah angka kredit minimal yang harus
dipenuhi minimal 80% (delapan puluh persen) dari unsur utama, dan maksimal
20% (dua puluh persen) angka kredit berasal dari unsur penunjang.
c. Promosi
Promosi dimaksud dapat berupa penugasan sebagai guru pembina, guru
inti, instruktur, wakil kepala sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan
sebagainya. Kegiatan promosi ini harus didasari atas pertimbangan profesi dan
dedikasi tertentu yang dimiliki oleh guru. Menurut PP No. 74 Tahun 2008 bahwa
promosi dimaksud meliputi kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan
fungsional18.
16

http://cancer55.wordpress.com/2013/10/31/respon-balik-pengembangan-karier-gurupembinaan-dan-pengembangan-profesi-guru/, diakses tanggal 26 September 2013
17
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ibid.
18
Lih. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, Bab II Hak Bagian
Ketujuh Promosi Pasal 36 Ayat 1-2

8
4. Peraturan

Pemerintah

Dalam

Kerangka

Pembinaan

dan

Pengembangan Karir Guru
1.

Pasal (1) ayat (6) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (43) ayat (1);

2.

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Tentang pembinaan dan pengembangan karir tercantum pada pasal
(32) ayat (1) dan (4)19;

3.

PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru pasal 36 ayat (1)20;

4.

Keputusan Menteri PAN Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor:
0433/P/1993 Nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Guru dan Angka Krefitnya;

5.

Pemen PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009;

6.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

7.

Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

E. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field
research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pendekatan ini
akan menyajikan data-data hasil penelitian dalam bentuk pernyataan-pernyataan
tertulis, atau kata-kata, bahkan perilaku dar orang yang diamati. Pendekatan ini
diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh).
F. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di
Kabupaten Tapin yang seluruhnya berjumlah 7 buah madrasah, yakni MIN
Serawi, MIN Parandakan, MIN Banua Halat Kiri, MIN Lawahan, MIN
Pandulangan, MIN Tungkap, dan MIN Keladan. Seluruh Madrasah Ibtidaiyah
19
20

M. Hosnan dan Suherman, Kamus Profesional Guru , (Jakarta, Yudistira, 2013), h. 567.
M. Hosnan dan Suherman, Ibid, h. 632.

9
Negeri tersebut merupakan binaan Pengawas Madrasah dibawah koordinasi seksi
Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tapin.
G. Data dan Sumber Data
1. Data
Sejalan dengan rumusan dan tujuan penelitian, maka data yang digali
berupa data pokok dan data penunjang. Data pokok dalam penelitian ini adalah
data yang terkait dengan pembinaan karir guru beserta pengembangan karir guru
PNS pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin. Sedangkan data
penunjang adalah data yang berkenaan dengan gambaran umum lokasi penelitian
yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, periodesasi kepemimpinan,
keadaan guru, siswa, dan sebagainya.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah guru PNS mulai golongan II sampai IV
pada MIN di Kabupaten Tapin yang tersebar pada 7 buah MIN se Kabupaten
Tapin yang seluruhnya berjumlah 64 orang. Sebaran data jumlah guru tersebut
dapat dilihat pada tabel berkut ini:
Tabel G.1 Data Guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin

No
1
2
3
4
5
6
7

Nama Madrasah
MIN Banua Halat Kiri
MIN Serawi
MIN Parandakan
MIN Pandulangan
MIN Lawahan
MIN Tungkap
MIN Keladan
Jumlah

Jumlah Guru Menurut
Golongan
II

III

IV

1
3
2
2
2
1
2
13

4
7
4
6
5
7
7
40

2
3
1
3
2
11

Jumlah
7
10
9
9
10
10
9
64

Untuk lebih obyektif dan efektifnya penelitian ini maka ditetapkan sumber
data pada masing-masing MIN sebanyak 4 orang, sehingga jumlah sumber data
adalah sebanyak 28 orang. Detail selengkapnya tentang daftar nama, pangkat, dan
jabatan guru, tercantum dalam profil madrasah Ibtidaiyah se Kabupaten Tapin
yang tercamtum dalam Bab IV Paparan Data Penelitian.

10
Sementara informan data terditi atas Kepala MIN, Kasi Pendidikan
Madrasah dan Staf Kepegawaian Kemenag Tapin, pengawas, dan Tata Usaha di
MIN se Kabupaten Tapin. Di samping itu sumber data juga diperoleh dari
dokumen-dokumen tentang pembinaan dan pengembangan karir guru PNS pada
MIN se Kabupaten Tapin.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Data yang digali adalah mengenai identitas guru, bentuk-bentuk
pembinaan karir, pelaksanaan pembinaan karir, evaluasi pembinaan karir, bentukbentuk pengembangan karir, pelaksanaan pengembangan karir, dan evaluasi
pengembangan karir.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk mengamati secara langsung dan
mencatat secara sistematik gejala-gejala yang tampak pada subjek dan objek
penelitian. Dilakukan di lokasi penelitian dengan berpegang pada pedoman
observasi berkaitan pembinaan dan pengembangan karir guru PNS pada Madrasah
Ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Tapin.
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku, dapat
berupa bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang21.
Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui
observasi dan wawancara22. Dengan analisis dokumen diharapkan data yang
diperoleh menjadi lebih valid23.
I.

Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori-kategori atau unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

21

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 329
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: Remaja
Rodakarya, 2006), h. 60
23
Willem Mantja, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen
Pendidikan, (Malang: Elang Mas, 2008), h. 66
22

11
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain24. Penerapan teknik
analisis deskriptif dilakukan melalui tiga jalur kegiatan sebagaimana yang
dikemukakan Miles dan Huberman25, yakni: (1) Reduksi Data, (2) Penyajian
Data, dan (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Ketiga proses ini terjadi terus
menerus selama pelaksanaan penelitian, baik pada periode pengumpulan data
maupun setelah data terkumpul seluruhnya.
J.

Paparan Hasil Penelitian
1. Pembinaan karir guru PNS pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di
Kabupaten Tapin
a.

Bentuk-bentuk pembinaan karir

Bentuk-bentuk pembinaan karir merupakan suatu bentuk pembimbingan,
pemotivasian, pengawasan atau supervisi yang dilakukan oleh kepala madrasah,
pengawas maupun teman sejawat terhadap para guru untuk mengembangkan
karirnya yang diberikan kepada guru yang bersangkutan.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah pada Kementerian Agama Kabupaten
Tapin Bapak Eddy Khairani Z, S.Ag, M.Pd.I mengemukakan bahwa: ”dalam
rangka pembinaan kepegawaian khususnya para guru, kita dari seksi pendidikan
madrasah khususnya di Kantor Kemenag Tapin ini diprogramkan dalam bentuk
penyelenggaraan diklat atau training bagi para guru dalam berbagai tingkatan”26.
Pendapat yang dikemukakan seluruh kepala MIN se Kabupaten Tapin
mengemukakan bahwa salah satu amanah yang terdapat dalam UU Sisdiknas No.
20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pembinaan karir guru salah satunya adalah
melalui penugasan. Guru diberikan tugas sesuai dengan fungsinya, ada yang
sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru bimbingan dan konseling atau
konselor. tersebut diperkuat dengan hasil dokumenter di madrasahnya masingmasing, bahwa ”terdapat pembagian tugas mengajar setiap awal semester bagi
semua guru baik yang berstatus sebagai guru tetap (PNS) maupun honorer.27”
24

Sugiyono, op.cit., h. 335
M.B. Miles and A.M. Huberman, Qualitatif Data Analysis: A Source Book of New
Methods, (London: Sage Publication, 1984), h. 73-74
26
Hasil wawancara dengan Bapak Eddy Khairani Z, S.Ag, M.Pd Kepala Seksi Pendidikan
Madrasah pada Kementerian Agama Kabupaten Tapin, tanggal 16 April 2014
27
Hasil dokumentasi pada MIN se Kabupaten Tapin tanggal 20 Mei 2014
25

12
b. Pelaksanaan pembinaan karir
Pendapat yang dikemukakan seluruh kepala MIN se Kabupaten Tapin
menggambarkan bahwa pelaksanaan pembinaan karir yang dilakukan oleh
pimpinan madrasah kepada para gurunya adalah berupa pemberian petunjukpetunjuk dan penjelasan-penjelasan yang dilakukan secara berkala dalam rapat
dewan guru, yang berkaitan dengan bagaimana merencanakan, melaksa-nakan dan
mengevaluasi pembelajaran. Sedangkan pelaksanaan pembinaan dari Kementerian
Agama adalah pelaksanaan diklat walaupun koutanya masih sedikit, serta
penegakan disiplin pegawai melalui absensi28.
Pendapat tersebut diperkuat dengan hasil observasi di madrasahnya
masing-masing, bahwa ”terdapat pembinaan dalam pelaksanaan tugas mengajar
setiap awal semester bagi semua guru baik yang berstatus sebagai guru tetap
(PNS) maupun honorer berupa pengarahan saat rapat dewan guru, evaluasi
menjelang akhir semester serta akan dilaksanakan kelulusan siswa29”.
c.

Evaluasi pembinaan karir

Pendapat para Kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten Tapin
menyatakan bahwa evaluasi pembinaan karir yang dilakukan pada MIN se
Kabupaten Tapin juga di evaluasi melalui pengumpulan kelengkapan berkas
administrasi pembelajaran seperti RPP, media pembelajaran, daftar hadir siswa,
nilai dan lain sebagainya. Di samping itu juga dilakukan pemantauan atau
pengamatan secara langsung di kelas bagaimana pelaksanaan pembelajaran
tersebut. Evaluasi dari pihak Kementerian Agama berupa penilaian kinerja guru
(PKG) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
Pendapat yang dikemukakan seluruh kepala MIN se Kabupaten Tapin
tersebut diperkuat dengan hasil observasi di madrasahnya masing-masing, bahwa
”terdapat evaluasi dalam pelaksanaan tugas mengajar setiap akhir semester bagi
semua guru baik yang berstatus sebagai guru tetap (PNS) maupun honorer berupa

Hasil wawancara dengan Ibu Aina Wa’dah, S.Ag, di ruang kerja Kepala MIN Banua
Halat Kiri tanggal 19 Mei 2014
29
Hasil observasi pada MIN se Kabupaten Tapin tanggal 20 Mei 2014
28

13
pengarahan saat pelaksanaan rapat dewan guru, evaluasi menjelang akhir semester
serta ketika akan dilaksanakan kelulusan siswa.30”
Di samping itu, hasil dokumentasi yang dilakukan pada MIN se Kabupaten
Tapin, diketahui bahwa: ”pelaksanaan penilaian kinerja guru dilakukan dengan
pengumpulan administrasi pembelajaran seperti: RPP, Daftar Nama Peserta Didik,
Daftar Nilai, Buku Pegangan Guru, Media Pembelajaran, dan Instrumen
Evaluasi”31.
2.

Pengembangan karir guru PNS pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri di
Kabupaten Tapin
a.

Bentuk-bentuk pengembangan karir

Dalam rangka pengembangan karir guru, Permenneg PAN dan RB Nomor
16 Tahun 2009 telah menetapkan 4 (empat) jenjang jabatan fungsional guru dari
yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda,
Guru Madya dan Guru Utama. Kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru
dalam rangka pengembangan karir merupakan gabungan dari angka kredit unsur
utama dan penunjang ditetapkan sesuai dengan Permenneg PAN dan RB Nomor
16 Tahun 2009. Kegiatan pengembangan karir lainnya adalah promosi. Promosi
dimaksud dapat berupa penugasan sebagai guru pembina, guru inti, instruktur,
wakil kepala sekolah, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan sebagainya.
b. Pelaksanaan pengembangan karir
Data-data hasil wawancara yang diperoleh menggambarkan bahwa
pelaksanaan pengembangan karir pada MIN se Kabupaten Tapin adalah secara
umum kepala Madrasah memberikan kesempatan dan peluang bagi para gurunya
untuk mengembangkan karir dengan cara memotivasi dan mendorong untuk
melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, serta mengikutsertakan para guru
dalam berbagai kegiatan keprofesian dan penelitian ilmiah. Sedangkan dari pihak
guru senantiasa berusaha mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai
kegiatan kependidikan dan mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran
melalui penelitian tindakan kelas serta melanjutkan studi ke jenjang yang lebih

30

Hasil observasi pada MIN se Kabupaten Tapin tanggal 20 Mei 2014
Hasil dokumentasi pada MIN se Kabupaten Tapin tanggal 20 Mei 2014

31

14
tinggi. Terdapat sebagian kecil yang mengaku tidak bisa melanjutkan studi karena
terkendala problema ekonomi dan keluarga.
c.

Evaluasi pengembangan karir

Data-data yang berhasil dikumpulkan menunjukkan bahwa bahwa evaluasi
pengembangan karir pada MIN se Kabupaten Tapin adalah penilaian kinerja guru
(PKG) mencakup pendidikan, pembelajaran/bimbingan, tugas tambahan yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, dan pengembangan keprofesian
berkelanjutan minimal 80%. Sedangkan unsur penunjang adalah kegiatan yang
mendukung pelaksanaan tugas guru, seperti memperoleh gelar/ijazah yang tidak
sesuai dengan bidang yang diampunya, memperoleh penghargaan atau tanda jasa,
dan melaksanakan kegiatan yang mendukung tugas guru antara lain membimbing
peserta didik dalam praktik kerja nyata/industri/esktrakurikuler, menjadi pembina
atau anggota organisasi profesi dan/kepramukan, menjadi tim penilai angka kredit,
dan menjadi tutor/-pelatih/instruktur minimal 20%.
K. Pembahasan
1. Pembinaan Karir Guru PNS
Pembinaan dan pengembangan profesi guru secara umum dimaksudkan
untuk memotivasi, memelihara, dan meningkatkan kompetensi guru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak
pada peningkatan mutu hasil belajar siswa.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan karir yang
dilakukan oleh pimpinan madrasah kepada para gurunya adalah berupa penugasan
yang bersifat pokok yakni pemberian tugas mengajar bagi guru sebanyak 24 jam
pelajaran, dan penugasan lainnya berupa tugas tambahan sebagai wali kelas.
Pembinaan karir oleh kepala madrasah berkaitan erat dengan upaya-upaya
membina dan membantu guru dalam rangka melaksanakan tugasnya melakukan
kegiatan pokok yang mencakup: merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik,
dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Pengawas madrasah disisi lain ikut andil dalam membina karir guru
melalui kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakannya. Pengawasan

15
akademik berkaitan dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa. Adapun
pembinaan dari pihak Kementerian Agama dalam bentuk mengadakan forum
pendidikan dan pelatihan (diklat) atau training dan kedisiplinan.
Simpulan lainnya yang diperoleh dari hasil penelitian adalah pelaksanaan
pembinaan karir yang dilakukan pada MIN se Kabupaten Tapin juga di evaluasi
melalui pengumpulan kelengkapan berkas administrasi pembelajaran seperti RPP,
media pembelajaran, daftar hadir siswa, nilai dan lain sebagainya. Di samping itu
juga dilakukan pemantauan atau pengamatan secara langsung di kelas bagaimana
pelaksanaan pembelajaran tersebut.
2.

Pengembangan Karir Guru PNS
Pengembangaan karir didefenisikan sebagai upaya untuk meningkatkan

posisi atau status pada jabatan tertentu dengan memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009 telah menetapkan 4
(empat) jenjang jabatan fungsional guru dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi, yaitu Guru Pertama, Guru Muda, Guru Madya dan Guru Utama. Untuk
dapat menduduki jabatan tersebut seorang guru perlu mengerjakan sejumlah
tugas-tugas profesional yang memiliki nilai kredit tertentu dan dibuktikan dengan
dokumen-dokumen legal yang terdiri atas unsur utama dan unsur penunjang.
Pengembangan karir guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin berupa
kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Berkas usul kenaikan pangkat disusun
oleh guru dan direkomendasikan oleh Kepala Madrasah, serta melalui
pemeriksaan berkas oleh pengawas terhadap dokumen bukti fisik dan komponen
penilaian angka kreditnya. Adapun promosi dilakukan oleh Kepala madrasah
kepada guru sebagai wali kelas, guru pembimbing, maupun kandidat calon Kepala
Madrasah.
Dalam upaya pengembangan karirnya guru berusaha mengembangkan diri
dengan mengikuti berbagai kegiatan kependidikan dan mengembangkan
kreativitas dalam pembelajaran melalui PTK serta melanjutkan studi. Kepala
madrasah memotivasi dan mendorong untuk melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi, serta mengikutsertakan para guru dalam berbagai kegiatan

16
keprofesian dan penelitian ilmiah. Evaluasi dilakukan melalui penilaian kinerja
guru yang bersifat pokok minimal 80% dan unsur penunjang minimal 20%.
L. Simpulan
1.

Pembinaan karir PNS pada MIN di Kabupaten Tapin dilakukan berupa
penugasan baik yang bersifat pokok yakni pemberian tugas mengajar bagi
guru sebanyak 24 jam pelajaran, dan penugasan lainnya berupa tugas
tambahan sebagai wali kelas, serta pelaksanaan diklat dan kedisiplinan.
Pelaksanaan pembinaan karir guru adalah dalam pemberian petunjukpetunjuk dan penjelasan-penjelasan oleh kepala madrasah yang dilakukan
secara berkala dalam rapat dewan guru, yang berkaitan dengan bagaimana
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembela-jaran serta
pelaksanaan diklat dan peningkatan absensi kehadiran. Evaluasi dilakukan
melalui pengumpulan kelengkapan berkas administrasi pembelajaran serta
pemantauan atau pengamatan secara langsung di kelas bagaimana
pelaksanaan pembelajaran tersebut, serta pelaksanaan Penilaian Kinerja
Guru (PKG) dan pembuatan Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP3)
atau Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PKPNS) melalui format
Standar Kinerja Pejawai (SKP). Kepala madrasah dan Pengawas Madrasah
yang merupakan atasan langsung bagi memegang peranan penting dan
pengaruh yang sangat besar dalam upaya-upaya pembinaan dan
pengembangan karir para guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kabupaten
Tapin. Kepala Madrasah terutama dalam melaksanakan fungsi sebagai
pemberi motivasi, pemegang wewenang tertinggi dan kontrol, serta
evaluasi terhadap aktifitas dan kinerja para guru di lingkup madrasah yang
dipimpinnya. Sedangkan Pengawas Madrasah turut membina sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas dalam meningkatkan
kinerja guru di madrasah.

2.

Pengembangan karir guru PNS pada MIN di Kabupaten Tapin berupa
kenaikan pangkat dan promosi jabatan. Berkas usul kenaikan pangkat
disusun oleh guru dan direkomendasikan oleh Kepala Madrasah, serta
melalui pemeriksaan berkas oleh pengawas terhadap dokumen bukti fisik
dan komponen penilaian angka kreditnya. Adapun promosi dilakukan oleh

17
Kepala madrasah kepada guru sebagai wali kelas, guru pembimbing,
maupun kandidat calon Kepala Madrasah. Dalam upaya pengembangan
karirnya guru berusaha mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai
kegiatan

kependidikan

dan

mengembangkan

kreativitas

dalam

pembelajaran melalui PTK serta melanjutkan studi. Kepala madrasah
memotivasi dan mendorong untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih
tinggi, serta mengikutsertakan para guru dalam berbagai kegiatan
keprofesian dan penelitian ilmiah. Evaluasi dilakukan melalui penilaian
kinerja guru yang bersifat pokok minimal 80% dan unsur penunjang
minimal 20%.

M. Daftar Pustaka
Anggoro, Hari, Pengembangan Karier PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam
http://hari-anggoro.mhs.narotama.ac.id/2012/06/19/pengembangan-karierpns-pegawai-negri-sipil/, diunduh tanggal 8 Januari 2013.

Arifin, M. Sirajuddin, Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Agama Islam di
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Kabupaten Barito Kuala
(Studi Manajemen Sumber Daya Manusia ), Tesis Tidak
Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2004.
Atmaja,

Purna,

dalam
http://thehackys.blogspot.-com-/2008/06/karir-merupakan-suatu-kondisi-yang.html,
diunduh tanggal 4 Juni 2013
Pengertian

Luas

Tentang

Karir,

Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta: Departemen
Agama RI: 2006.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Hadi, Sutrisno, Statistik, Yogyakarta: Andi Offset, 2000, Jilid 2.
Hadi, Amirul, dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:
Pustaka Setia, 2005.
Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia ,
Yogyakarya: Haji Masagung, 2001.
Hasan, Pendidikan dan Pelatihan Guru MA dan Relevansinya dengan
Kebutuhan Mengajar (Studi terhadap Guru MAN 1 Kelua Kab.

18
Tabalong), Tesis Tidak Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN
Antasari, 2007.
http://cancer55.wordpress.com/2013/10/31/respon-balik-pengembangan-karier-gurupembinaan-dan-pengembangan-profesi-guru/, diakses tanggal 26 September

2013
Jalil, Abdul, Pengembangan Profesi: Menghambat Kenaikan Pangkat atau
Meningkatkan Profesionalisme Guru, dalam http://gemapendidikan.com/2010/05/pengembangan-profesi-menghambat-kenaikan-pangkat-ataumeningkatkan-profesionalisme-guru/, diunduh tanggal 28 Desember 2012

Katz, T., dan J. Sara, Making Rural Water Supply Sustainable:
Recommendations from a Global Study, UNDP – World Bank, Water
and Sanitation Program, 1998.
Kanto, Sanggar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: BPFE, 2005.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Kinerja Guru, Jakarta: Kemendikbud, 2012
Koentjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Edisi ketiga, Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Lugtyastono

Bn,

Penilaian
Kinerja
Guru
(PKG),
wordpress.com/penilaian-kinerja-guru/,
tanggal 15 Desember 2014

http://lugtyastyono60.

dalam
diakses

Mantja, Willem, Etnografi Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan
Manajemen Pendidikan, Malang: Elang Mas, 2008.
Miles, M.B., and A.M. Huberman, Qualitatif Data Analysis: A Source Book
of New Methods, London: Sage Publication, 1984.
Moelong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999.
Muhajir, Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rekas Sarasin,
2000, Cet. 1.
Noor, Mahmudin, Profesionalisme Guru Mata Pelajaran Agama Islam di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Selat Kuala Kapuas Kalimantan Tengah,
Tesis Tidak Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2009.
Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Modul Materi Paedagogik PLPG,
Banjarmasin: LPTK Rayon 211 Fak. Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Antasari, 2013
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru

19

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
Sahertian, Piet A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta,
2000, Cet. I.
Strauss, Anselm, dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif
Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Penerj. Muhammad
Shodiq & Imam Muttaqien, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, Cet. II.
Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2006.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:
Remaja Rodakarya, 2006.
Suriansah, Relevansi Pendidikan dan Pelatihan Profesionalitas Guru dengan
Kinerja Guru MAN Maliku Kab. Pulang Pisau , Tesis Tidak
Dipublikasikan, Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2007.
Suyanto dan Djihad Hisyam, Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia
Milenium III, Yogyakarta: Adi Cipta, 2000.
Syah, Muhibbin, Psikologi Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1999.
Tilaar, H.A.R., Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta,
2002.
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia http://kbbi.web.id/bina, diunduh
tanggal 4 Juni 2013
Tirtarahardja, Umar, dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta:
Rineka Cipta: 2005.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab
IV Pasal 10 Ayat 91.
Zulkifli, Profesionalisme Guru MAN 1 Rantau, Tesis Tidak Dipublikasikan,
Banjarmasin: PPs IAIN Antasari, 2009.