PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA
PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM SUATU
PERUSAHAAN AIR MINERAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
A. Latar Belakang Masalah
Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia
termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk
melakukan kegiatan perekonomiannya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham kepada
investor. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor
atau calon investor menilai bahwa peruasahaan berhasil dalam mengelola usahanya.
Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin
banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada
emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat
menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan maka
kepercayaan investor atau calon investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini
dapat menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terusmenerus berarti dapat menurunkan nilai emiten dimata investor atau calon investor. Dalam
kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal ini
diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan sebagai
alat untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya.
Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah kinerja
keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan
keuangan dapat dilakukan dengan cara perhitungan rasio keuangan. Jenis rasio keuangan
yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas,
rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. ROA merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
asset tertentu. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar perdana dengan laba per lembar saham. Dividend
Payout Ratio (DPR) merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah earning
dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR
merupakan
persentase tertentu dari laba perusahaanyang dibayarkan sebagai deviden kas kepada
pemegang saham. DPR
merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah
earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR
menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden. Alasan DPR dijadikan variabel dalam penelitian ini dikarenakan DPR dianggap
memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perusahaan,
yaitu jika perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar DPR
lebih kecil. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai risiko rendah cenderung untuk
membayar DPR lebih besar. Dari berbagai macam jenis rasio yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan, maka yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Return On Asset
(ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR). Variabel ROA dan
PER adalah alat ukur/ indikator yang umum digunakan JURNAL APLIKASI BISNIS Vo
l.3 No.1, Oktober 2012 [38] untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Selain variabel
tersebut, peneliti juga menambahkan satu variabel lainnya yaitu DPR. Penambahan variabel
ini dikarenakan DPR
juga dianggap memiliki pengaruh terhadap harga saham. Jika
perusahaan mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar DPR lebih kecil.
Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai risiko rendah cenderung untuk membayar DPR
lebih besar.Penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan ini sudah pernah dilakukan oleh
Yuliza (2006), yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Faktor-faktor fundamental terhadap
harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden
Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan Price to Book Value (PBV), Dividend
Payout Ratio (DPR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.Dari penelitian diatas masih
terdapat hasil yang bervariatif. Untuk itu, peneliti tertarik ingin meneliti lebih lanjut tentang
pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan reflikasi dari
penelitian Ernawati (2010) yang meneliti tentang Pengaruh Kinerja Keuangan dan Volume
Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil yang Terdaftar di
BEI 2005-2008. Ernawati menggunakan variabel Quict Ratio, Inventory Turn Over (ITO),
Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan
Trading Volume Activity (TVA). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Quict
Ratio, Inventory Turn Over (ITO), debt to equity ratio (DER), Return On Equity (ROE),
dan Trading Volume Activity (TVA) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
pada perusahaan Tekstil yang terdaftar di BEI. Sedangkan Price Earning Ratio (PER) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
pada perusahaan Tekstil yang
terdaftar di BEI. Alasan meneliti perusahaan mining and mining service adalah karena
merupakan
perusahaan
yang
bergerak
dibidang
pertambangan
dan
jasa
pertambangan(seperti emas, batu bara, minyak bumi dan lain sebagainya). Dimana bahwa
sahamsaham pertambangan/komoditas adalah saham-saham yang lebih beresiko daripada
saham-saham lainnya. Fluktuasi harga saham ini amat tinggi. Yang dapat turun dan naik
dengan cepat. Fluktuasi yang drastis ini tentu saja dapat mempengaruhi harga
jualsaham.Fluktuasi pada perusahaan pertambangan ini memiliki pengaruh besar terhadap
seluruh rangkaian proses produksi maupun aktivitas modern, sehingga apabila terjadi
kenaikan atau penurunan harga pada perusahaan pertambangan tentu saja memiliki
pengaruh besar terhadap seluruh kegiatan perekonomian dan kehidupan masyarakat dunia.
Dimana jika fluktuasi harga komoditas perusahaan pertambangan sedang tinggi dan jika
ingin berinvestasi jangka panjang, sebaiknya tidak bermain di saham-saham komoditas. Hal
itu dikarenakan bahwa harga komoditas tersebut dapat turun, dan tentu saja dapat naik lagi.
Semua tergantung pada para investor. Apakah para investor dapat mengambil resiko
tersebut? Dimana dengan resiko yang lebih tinggi, investor perlu mendapatkan return yang
lebih tinggi pada saham-saham tersebut. Jika para investor merasa tidak akan mendapatkan
return yang lebih tinggi, hindarilah saham-saham pertambangan/ komoditas tersebut.
Dengan begitu, jelas bahwa perusahaan mining and mining service memiliki pengaruh
terhadap harga saham [39] Sri Zuliarni Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan penelitian ini sebagai berikut :
“Apakah Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Deviden Payout Ratio
(DPR) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan air mineral yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia."
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh ROA, PER, dan DPR terhadap harga saham
pada perusahaan air mineral yang terdaftar di BEI.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap
harga saham melalui teori efisiensi dan analisis fundamental dengan cara menganalisis
rasio keuangan.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan informasi ini dapat digunakan sebagai
kontribusi dalam pengambilan keputusan financial danmenetapkan kebijakan strategis di
masa yang akan datang bagi perusahaan dan bagi Investor sigunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang dapat memberikan
tingkat pengembalian hasil (return) yang optimal.
D. Tinjauan Pustaka
Produk dalam Bursa Efek
1.
Pengertian Pasar Modal, Bursa Efek, dan Efek
Pasar modal merupakan pasar abstrak yang mempertemukan pihak yang memiliki
dana, dalam hal ini disebut sebagai pemodal atau pihak yang kelebihan dana. Pihak yang
membutuhkan dana disebut emiten. Pasar modal menawarkan instrumen yang berupa suratsurat berharga (securities) atau efek, yang terbagi menjadi instrument kepemilikan (equity),
seperti saham (stock) dan instrumen utang seperti obligasi perusahaan, obligasi anggaran
dan lain-lain. Bursa efek dalam pengertian sehari-hari adalah pasar tempat bertemunya
penjual dan pembeli surat berharga. Berikut pengertian pasar modal menurut UndangUndang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995.
Pasar modal
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
Bursa Efek
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka.
Efek
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyetoran kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
2.
Karakterlstik Pasar Uang
Pasar uang seringkali disamakan dengan pasar modal, padahal keduanya berbeda.
Perbedaannya adalah pasar uang menyediakan sarana pemenuhan jangka pendek,
sedangkan pasar modal menyediakan sarana pemenuhan jangka panjang. Kelebihan pasar
uang adalah bisa secara cepat dan mudah dalam mendapatkan dana bagi pihak yang sedang
mengalami masalah likuiditas.
a.
Produk pasar uang
1. Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang jangka pendek dan diperjualbelikan dengan diskonto. Suku bunga SBI
ditentukan berdasarkan lelang yang dilakukan di Bank Indonesia.
2. Surat Berharga Pasar Utang (SBPU) adalah surat berharga jangka pendek yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia.
3. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang dikeluarkan oleh bank umum.
Setifikat deposito dapat diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai
tunainya.
4. Commercial paper adalah janji di mana pihak yang menerbitkannya berjanji membayar
sejumlah uang tertentu pada saat jatuh tempo.
5. Call money adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lain
untuk jangka waktu pendek.
6. Repurchase Agreement adalah transaksi jual beli surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan kembali membeli surat-surat berharga yang dijual pada
tanggal dan harga yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
7. Banker acceptance adalah wesel berjangka yang ditarik seorang ekportir atau importir
atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
b.
Pelaku Pasar Uang
Pasar uang membutuhkan banyak pihak untuk menggerakkan pasar uang. Para
pelaku pasar uang yang melakukan pembelian adalah pihak yang kelebihan dana. Adapun
penjual adalah pihak yang kekurangan dana. Para pelaku uang adalah perseroan terbatas,
bank-bank, lembaga pemerintah, yayasan, asuransi, dana pensiun, lembaga keuangan lain,
bahkan individu pun dapat memanfaatkan pasar uang untuk memperolah dana maupun
untuk investasi jangka pendek. Sumber dana pasar uang juga berasal dari kelebihan dana
para pelaku tersebut sehingga pasar uang bisa berjalan untuk mengakomodasi antara pihak
yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.
3.
Karakteristik Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar untuk memtesilitasi perdagangan dan penerbitan dana
jangka panjang seperti saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Kelebihan pasar modal
adalah dapat dijadikan sebagai indikator perkembangan ekonomi sebuah negara serta
sarana penyaluran kepemilikan perusahaan pada masyarakat menengah untuk mendorong
iklim usaha yang sehat. Kelemahan pasar modal adalah pengaruh ketidakstabilan kurs
padafluktuasi harga saham, serta senng terjadi spekulasi oleh investor yang terkadang
sangat merugikan.
Produk yang diperjualbelikan di pasar modal adalah:
a) Saham adalah surat bukti pemilikan modal pada suatu perseroan terbatas. Pemegang
saham akan mendapatkan bagian keuntungan yang disebut dividen. Kalau kita membeli
saham berarti kita ikut memiliki perusahaan tersebut. Investor yang memiliki saham
suatu perusahaan berarti memiliki hak-hak atas perusahaan tersebut. Hak-hak tersebut
adalah dividen, hak atas harta perusahaan karena pada dasarnya investor adalah pemilik
perusahaan dan hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
b) Obligasi
adalah
surat
utang
jangka
panjang
atau
menengah
yang
dapat
dipindahtangankan serta berisi perjanjian bahwa pihak penerbit obligasi akan
membayar sejumlah bunga selama periode waktu tertentu dan melunasi pokok utangnya
pada waktu yang telah ditentukan. Obligasi ini memiliki masa jatuh tempo sebagaimana
telah ditentukan pada saat diterbitkan. Obligasi dengan masa jatuh tempo kurang satu
tahun disebut obligasi jangka pendek. Obligasi jangka menengah memiliki masa jatuh
tempo satu sampai lima tahun. Obligasi jangka panjang memiliki jatuh tempo lebih dari
lima tahun.
c) Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
ivestor yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Keuntungan reksa dana adalah adanya diversifikasi efek karena investasi dilakukan
pada berbagai jenis surat berharga. Investasi di reksa dana memudahkan investasi di
pasar modal karena tidak butuh pengetahuan yang cukup detail. Apalagi dengan
pemantauan diserahkan pada manajer investasi, maka waktu yang dimiliki investor
lebih efisien.
d) Right adalah surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham
baru yang dikeluarkan emiten.
e) Warrant adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan.
4.
Tujuan Perusahaan menjual saham
a.
Untuk menghimpun dana yang dikeluarkan untuk pembelanjaan perusahaan
b.
Memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk turut serta dalam
pengelolaan dan perkembangan perusahaan
c.
5.
Untuk lebih memberikan peluang dalam partisipasi saham
Keuntungan Memiliki Saham Perusahaan
a.
Turut menikmati keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang disebut
dividen.
b.
Menikmati keuntungan dari kenaikan harga saham di bursa.
c.
Ikut serta dalam rapat umum pemegang saham dengan hak suara.
6.
Fungsi Pasar Modal/Bursa Efek
a.
Memperluas sumber dana jangka panjang untuk pembiayaan perusahaan.
b.
Melengkapi sistem keuangan yang telah dilakukan perbankan.
c.
Mempermudah bagi perusahaan dalam mengumpulkan modal dengan menerbitkan
saham.
d.
Mempermudah perusahaan dalam memperoleh pinjaman modal jangka panjang
dengan menerbitkan surat utang obligasi.
e.
Mempermudah penguangan surat-surat berharga/efek.
f.
Mempermudah dalam menghimpun dana untuk pembangunan nasional.
g.
Meningkatkan peredaran surat-surat berharga.
7.
Manfaat Pasar Modal
a. Terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang bagi badan usaha yang memerlukan
untuk membiayai aktiva tetap.
b. Tersalurnya dana dari badan usaha yang akan memanfaatkan cadangan uang
masyarakat dan badan usaha yang mengumpulkan dana dari masyarakat dan
menginvestasikan kembali.
c. Pemerataan pendapatan dan rneningkatkan pendapatan masyarakat.
d. Perluasan perusahaan mampu menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi
pengangguran.
e. Lewat bursa efek dapat diketahui perubahan nilai kurs efek setiap saat, sehingga para
penaman modal di bidang surat-surat berharga ini dapat segera mengambil keputusan.
B.
Badan Pembina dan Pelaksana Pasar Modal
Badan pembina pasar modal mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Memberi pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksana
wewenangnya di bidang pasar modal berdasarkan UU No. 15 Tahun 1952 tentang
Bursa dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya.
2. Memberi pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksanakan
wewenang terhadap BUMN, PT (persero), dana reksa, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 Kepres No. 60 Tahun 1988.
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) merupakan badan pemerintah setingkat
Direktorat Jenderal yang bertanggung jawab langsung kepada menteri keuangan.
Tugas-tugas Bapepam sebagai berikut:
1. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual efekefeknya melalui pasar efek, apakah telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
atau tidak.
2. Terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual
efeknya melalui pasar modal.
3. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pasar modal yang
diselenggarakan oleh swasta nasional.
C. Pelaku di Pasar Modal
Pelaku utama dalam pasar modal yaitu perusahaan yang akan melakukan penjualan
saham dan pembeli atau pemodal yang akan membeli instrumen yang ditawarkan oleh
pihak emiten. Kemudian didukung oleh lembaga penunjang pasar modal atau perusahaan
penunjang yang mendukung kelancaran operasi pasar modal. Pelaku utama dalam pasar
modal diuraikan sebagai berikut.
1.
Instansi Pemerintah yang terkait dengan Bursa Efek
a.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Mengeluarkan izin Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam
Negeri(PMDN). Badan ini akan menentukan komposisi dan jumlah dana investasi,
besarnya modal dasar, batas waktu penyetoran modal, dan kompopsisi pemegang saham.
b.
Departemen Teknis
Menangani
perubahan-perubahan
yang
beroperasi
di
Indonesia,
dan
dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut.
1)
Kelompok PMA.
2)
Kelompok PMDN.
3)
Kelompok BRO (Bedriifs Reglementering Ordonatie).
c.
Departemen Kehakiman
2.
Emiten
Emiten merupakan suatu perusahaan yang melakuan emisi atau penerbitan saham atau
efek, dengan kata lain menawarkan efek untuk dijual atau diperdagangkan (perusahaan
yang akan go public).
3.
Investor
Investor yaitu pihak yang memberikan modal dan membeli saham yang akan dijual oleh
perusahaan yang sudah go public. Berdasarkan asalnya, investor dibedakan menjadi dua,
yaitu investor dalam negeri dan investor luar negeri atau investor asing.
4.
Lembaga-lembaga penunjang dan profesi penunjang pasar modal
a.
Akuntan Publik
Peran akuntan publik adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat atas
laporan keuangan tersebut.
b.
Notaris
Jasa notaris diperlukan dalam hal sebagai berikut.
1)
Membuat berita acara RUPS dan menyusun keputusan RUPS.
2)
Meneliti keabsahan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan RUPS.
3)
Keabsahan dari para pemegang saham atau kuasanya dalam menghadiri RUPS.
4)
Menjaga dipenuhinya ketentuan kuorum yang dipersyaratkan dalam anggaran
dasar.
5)
c.
Meneliti perubahan anggaran dasar.
Konsultasi Hukum
Konsutan hukum merupakan konsultan yang jasanya diperlukan agar perusahaan yang
menerbitkan sekuritas di pasar modal tidak terlibat dalam persengketaan hukum dengan
pihak lain.
d.
Penilai (Appraisal)
Memberikan jasa dalam menentukan nilai wajar aktiva perusahaan.
e.
Lembaga clearing
Lembaga clearing merupakan lembaga yang bertugas menyimpan sekuritas-sekuritas yang
diperdagangkan, serla mengatur arus jalannya sekuritas tersebut.
f.
Penanggung
Penanggung merupakan pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan
bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.
g.
Perusahaan surat berharga
Perusahaan surat berharga atau securities company merupakan perusahaan yang dibentuk
dengan indikator melakukan bisnis dalam perdagangan sekuritas.
h.
Wali amanat
Wall amanat atau trustee merupakan perusahaan yang berkewajiban melakukan penilaian
terhadap keamanan obligasi yang dibeli oleh para pemodal.
i.
Pedagang efek
Pedagang efek disebut juga dealer effect yatu perusahaan pialang yang bertindak sebagai
pedagang .perantara efek atau agen baik untuk pemodal dan juga untuk kepentingan
pribadi.
j.
Pialang
Pialang atau broker disebut juga perantara dalam perdagangan efek. Broker merupakan
perantara atau agen untuk pemodal dan memperoleh imbalan dalam bentuk komisi (fee).
Perlu Anda ketahui bahwa perdagangan efek di Indonesia tidak dapat dilakukan secara
pribadi, akan tetapi harus menggunakan jasa pialang.
k.
Penjamin emisi
Penjamin emisi atau underwriter merupakan perusahaan yang mempunyai peranan
perusahaan sebagai penjamin agar sekuritas atau saham yang diterbitkan oleh emiten laku
terjual.
l.
Bursa efek
Bursa efek merupakan perusahaan atau lembaga yang meenyelenggarakan kegiatan
perdagangan sekuritas. Di Indonesia dikenal ada dua bursa efek yaitu Bursa Efek Surabaya
(BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ), akan tetapi mulai tahun 2007. Bursa Efek Surabaya
disebut dengan Bursa Efek Jakarta, menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
m.
Bapepam
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah
untuk mengawasi pasar modal Indonesia. Awalnya, Bapepam didirikan dengan tujuan sebagai
Badan Pelaksana Pasar Modal di Indonesia, akan tetapi sejak tahun 1992, karena adanya
swastanisasi bursa maka Bapepam beralih fungsi menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
D. Bursa Valuta Asing
Bursa valuta asing adalah pasar yang terorganisir dimana diperjualbelikan valuta
asing. Valuta asing adalah semua alat pembayaran luar negeri seperti uang asing dan emas.
Anggota bursa valuta asing, yaitu sebagai berikut.
1.
semua bank umum devisa baik milik negara maupun swata;
2.
makelar valuta asing;
3.
penukar resmi valuta asing.
Pada umumnya di bursa valuta tercatat dua macam kurs, yaitu kurs beli dan kurs
jual. Kurs beli artinya harga beli valuta asing oleh bank, sedangkan kurs jual adalah harga
penjualan valuta asing oleh bank. Selisih antara kurs beli dengan kurs jual tersebut
merupakan keuntungan bank dalam kegiatan membeli dan menjual valuta asing.
Fungsi pasar valuta asing, antara lain:
1. memperlancar arus pembayaran luar negeri,
2. mempermudah dalam penukaran valuta asing,
3. memperlancar kegiatan usaha ekspor dan impor.
Manfaat pasar valuta asing adalah hubungan ekonomi dengan negara lain semakin
berkembang, karena mudahnya pembayaran dengan negara lain.
Bepergian ke luar negeri atau kedatangan dari luar negeri tidak menimbulkan
masalah dalam hal valuta asing, sebab mudahnya penukaran valuta asing. Kemudahankemudahan dalam urusan valuta asing mendorong berkembangnya usaha ekspor dan impor.
Dengan berkembangnya ekspor dan impor dapat membuka lapangan perkerjaan baru yang
menyerap tenaga kerja, akhirnya dapat mengurangi pengangguran dan menambah
pendapatan masyarakat. Meningkatnya ekspor berarti akan menambah devisa negara,
berarti memperlancar pembangunan nasional.
E.
Pasar Barang Berjangka (Bursa Komoditas)
Pasar barang berjangka adalah suatu tempat diperjualbelikan barang-barang berupa
monster atau contoh-contoh saja dan dinyatakan melalui kualitas standar, misalnya, kopi,
tembakau, dan karet, sedangkan pelaksanaan penyerahan barang dan pembayarannya
berdasarkan kontrak sudah disepakati bersama-sama. Menurut luasnya pasar, bursa
komoditas dibedakan atas pasar lokal, pasar regional, dan pasar dunia. Faktor-faktor yang
menentukan luasnya pasar, lalah sebagai berikut:
1. penggunaan komoditas,
2. tempat menyimpan,
3. standarisasi mutu,
4. biaya transportasi.
Fungsi Bursa Komoditas
a.
Sebagai tempat memasarkan komoditi, baik komoditi dalam negeri maupun ekspor.
b.
Sebagai tempat promosi komoditi produk hasil penemuan baru.
c.
Sebagai tempat untuk memesan bagi importir.
d.
Menyediakan barang-barang sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan.
Manfaat Bursa Komoditas bagi Perekonomian
b.
Dapat mendorong peningkatan dan perluasan ekspor.
c.
Dapat mendorong peningkatan sumber penerimaan devisa.
d.
Dapat mendorong perluasan lapangan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga
kerja.
e.
Memperlancar perdagangan barang.
f.
Membantu pembeli untuk mendapatkan barang sesuai dengan standar yang
dibutuhkan.
g.
Meningkatkan pendapatan masyarakat.
h.
Membantu penjual dalam memasarkan barang.
F.
Mekanisme Kerja Bursa Efek
Dalam mekanisme kerja bursa efek, terlebih dahulu suatu perusahaan masuk dalam bursa
efek yang sering disebut perusahaan sudah go public.
Prosedur emisi efek atau go public adalah rangkaian kegiatan dari suatu perusahaan
yang akan memasyarakatkan sahamnya dengan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan
kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan menteri keuangan. Setelah perusahaan
mencapai go public, maka langkah berikutnya melakukan perdagangan efek di bursa efek
yang telah terdaftar.
Untuk dapat memiliki saham dan permodalan perusahaan efek, harus memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Kepmen RI No. 179/KMK/010/2003 tentang
kepemilikan saham dan permodalan perusahaan efek.
Langkah-langkah kepemilikan saham sebagai berikut :
1. Rapat umum pemegang saham.
2. pengajuan letter of intent kepada Bapepam
3. Penunjukan penjamin emisi.
4. Penunjukan akuntan publik.
5. Penunjukan perusahaan penilai.
6. Penunjukan konsultan hukum.
7. Pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek.
8. Penandatanganan perjanjian di depan notaris.
9. Dengar pendapat akhir.
10. Penawaran umum (pasar perdana).
11. Pencatatan (liting) di bursa efek untuk ditawarkan kepada masyarakat
Dividen
Laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh
rapat umum pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.
Reksa Dana
Wadah yang dieprgunakan untu menghimpun dana dari masyarakat investor yang
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Pengertian Perusahaan Go Public
Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan membiarkan saham
tersebut diperdagangkan di pasar saham. Sebagai contoh, PT. Indofood, PT. Aneka
Tambang, Indosat, dan masih banyak perusahaan lainnya yang sudah menjadi Go Public.
Sedangkan Perusahaan Publik adalah suatu proses perusahaan yang menjadi perusahaan
terbuka tanpa lewat proses penawaran umum. perusahaan terbuka diketahui dengan
penembatan kata "Tbk" dibelakang nama Perusahaan.
Pengertian Perusahaan Tertutup dan Terbuka
Perusahaan tertutup adalah Suatu perseroan terbatas yang saham-sahamnya masih
dipegang oleh beberapa orang/perusahaan saja, sehingga jual-beli sahamnya dilakukan
dengan cara-cara yang ditentukan oleh anggaran dasar perseroan, yang pada umumnya
diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan. Perseroan Terbuka
adalah Suatu perseroan terbatas yang modal dan saham-sahamnya dipegang oleh banyak
orang/banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik sehingga
jual-beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal. Salah satu ciri perusahaan terbuka
adalah perlunya keterbukaan (disclosure) atas informasi perusahaan kepada publik. Bagi
perusahaan yang telah go public, pasar modal merupakan sarana bagi peningkatan nilai
perusahaan. Pasar modal memberikan sarana bagi peningkatan nilai melalui berbagai aksi
korporasi yang ditopang oleh keterbukaan informasi secara penuh. Transparansi berdampak
pada efisiensi usaha, peningkatan laba, peningkatan harga saham, competitive position, dan
peningkatan kemakmuran pemegang saham.
Proses Go Public Suatu Perusahaan
Tahapan Proses Go Public:
1. Tahap Persiapan untuk Go Public
a. Rekturisasi Perusahaan
b. Pemberesan surat-surat dan dokumentasi
c. Dilakukan private placement
2. Tahap Pendahuluan
a. Penunjukan Pihak yang terlibat
b. Proses underwriting
c. Rekturisasi anggaran Dasar
d. Pembuatan Laporan dan dokumentasi go public
e. Pencatatan pendahuluan atas saham-saham di bursa efek
3. proses Pelaksanaan Go Public
a. Proses pengajuan pernyataan pendaftaran
b. Public expose
c. Pembuatan dan percetak prospectus
d. Road show
e. Penjatahan di Pasar Modal
f. Proses jual-beli saham di Pasar Sekunder
Beberapa Tahap-tahap Perusahaan Yang ingin Go-Public
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses go public. Pada tahap persiapan ini yang paling utama yang
harus dilakukan sebuah perusahaan yang akan go public adalah melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham terlebih dulu (RUPS). RUPS bagi sebuah perusahaan merupakan hak
penting dan merupakan kaidah yang diatur dari UU Perseroan Terbatas. Go public harus
disetujui terlebih dulu oleh pemegang saham. Karena go public akan melibatkan modal
baru di luar pemegang saham yang ada maka perlu diputuskan apakah kehadiran modal
baru itu nantinya akan mengubah masing-masing kepemilikan para pemegang saham lama.
Berapa modal yang dibutuhkan, dan berapa modal yang mesti disetor masing-masing
pemegang saham harus terjawab dan memperoleh persetujuan oleh pemegang saham lama.
Mekanisme RUPS yang dilakukan perusahaan yang akan go public ini merupakan
mekanisme RUPS sebagaimana yang ditetapkan oleh UU PT. Setelah memperoleh
persetujuan go public ini maka perusahaan mulai mempersiapkan penjamin emisi
(underwriter) dari perusahaan itu. Underwriter adalah perusahaan efek yang nantinya akan
menjembatani perusahaan efek tersebut ke pasar modal. Sebagai penjamin maka
perusahaan efek itu akan menyiapkan dokumen dan bersama dengan perusahaan menunjuk
pihak-pihak seperti akuntan publik, konsultan hukum, notaris, perusahaan penilai
(appraisal), dan faktor-faktor lain yang sifatnya adminsitrasi.
Akuntan publik dibutuhkan untuk menilai berbagai pernyataan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan, konsultan hukum, tentunya antara lain melakukan audit
hukum atas aspek hukum dari bisnis, aset dan berbagai produk hukum yang pernah
dikeluarkan dan yang akan dikeluarkan perusahaan. Sedangkan notaris ditunjuk antara lain
untuk mencatat setiap keputusan yang diambil perusahaan daam rangka proses go public.
Tugas notaris antara lain berkaitan dengan perubahan modal disetor Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Appraisal atau perusahaan penilai bertugas untuk menilai aset perusahaan
khususnya dari sisi nilai. Dengan adanya appraisal ini berarti bisa diketahui nilai
perusahaan, nilai modal sehingga nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya,
kinerja keuangan dan operasional bisa dikeluarkan nilai dan harga saham yang layak bila
perusahaan itu akan go public. Praktis dalam tahap persiapan ini yang melakukan
pengolahan data-data perusahaan, tidak lagi manajemen atau direksi, apalagi pemegang
saham pendiri yang banyak terlibat, tapi sudah orang-orang di luar perusahaan ikut terlibat.
Pihak-pihak luar seperti underwriter, konsultan hukum, akuntan, appraisal dan notaris.
Mereka itu merupakan pihak-pihak yang sudah memahami tugas dan fungsinya bagi
perusahaan. Karena itu guna kelancaran proses go public sebuah perusahaan disarankan
menggunakan profesi penunjang pasar modal yang memperoleh izin dari Bapepam-LK.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Dalam tahap ini, perusahaan bersama underwriter membawa dokumen yang
terangkum dalam prospektus ringkas perusahaan ke Bapepam-LK. Prospektus ringkas
merupakan keterangan ringkas mengenai perusahaan dalam minimal dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir. Untuk itu prospektus harus secara ringkas dan padat memuat berbagai
informasi terkait dengan perusahaan, mulai dari company profile, kinerja operasional
perusahaan seperti, neraca rugi laba, proyeksi kinerja perusahaan serta untuk kepentingan
apa dana masyarakat itu dibutuhkan. Pada tahap ini jangan heran kalau perusahaan beserta
penjamin emisinya, konsultan hukum, notaris dan akuntan publik serta appraisal, akan
sering modar-mandir ke Bapepam-LK. Sebab pada tahap ini seluruh pernyataan para
profesi pendukung pasar modal itu (notaris, konsultan hukum dan akuntan), termasuk
appraisal dan penjamin emisi mulai diperiksa secara detil, satu per satu lengkap dengan
dokumen pendukungnya. Pada tahap inilah seleksi tersebut berlangsung. Kalau penjamin
emisi memperkirakan harga jual sahamya Rp 6.000 per saham, maka dokumen pendukung
tentang itu harus ada, jelas dan transparan.
Aspek full disclosure akan mulai terungkap di sini. Jadi dapat dipastikan para
profesi penunjang pasar modal itu, tidak akan main-main dalam memberikan pendapatnya.
Meleset sedikit saja, atau berbeda dengan kaidah yang berlaku ancaman bagi para
profesional pasar modal itu cukup berat, dan harus dibayar mahal. Adapun sanksinya bisa
berupa denda hingga sanksi pidana atau pencabutan izin.
3. Tahap Penjualan Saham
Dipastikan kurang dari 38 hari Bapepam-LK sudah memberikan jawaban atas
pernyataan pengajuan pendaftaran perusahaan yang akan go public ini. Kalau setelah
melakukan pendaftaran dan tidak ada koreksi maka pada periode waktu tersebut,
pernyataan tersebut otomatis menjadi efektif. Apabila perusahaan itu sudah dinyatakan
efektif, berarti saham dari perusahaan itu sudah bisa dijual. Penjualan dilakukan melalui
penawaran umum (initial public offering/IPO).
Dalam konteks pasar modal penjualan saham melalui mekanisme IPO ini disebut
dengan penjualan saham di pasar perdana, atau biasa juga disebut dengan pasar perdana.
Penjualan saham dalam pasar perdana mekanismenya diatur oleh penjamin emisi. Penjamin
emisi yang akan melakukan penjualan kepada investor dibantu oleh agen penjual. Agen
penjual adalah perusahaan efek atau pihak lain yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum
dalam prospektus ringkas. Oleh Bapepam-LK bagi perusahaan yang akan tercatat di BEI
penjualan saham dalam IPO ini waktunya relatif terbatas, dua atau tiga hari saja. Tapi bagi
perusahaan yang setelah menjual sahamnya tidak mencatatkan di BEI maka penjualan
sahamnya bisa lebih lama lagi. Dan tentunya akan sangat tergantung dari prospektus yang
diajukan pada pernyataan pendaftaran.
Hingga tahap IPO ini, perusahaan sudah bisa dinyatakan sebagai perusahaan publik.
Gelar di belakang perusahaan menjadi Tbk (kependekan dari Terbuka). Sebagaimana
diungkap sebelumnya, perusahaan bisa langsung mencatatkan sahamnya di BEI setelah IPO
bisa juga tidak. Jadi setelah menjadi perusahaan public sama sekali tidak ada keharusan
bagi saham sebuah perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Ingat ketika PT Abdi
Bangsa Tbk perusahaan penerbit harian Republika pertama kali go public tidak langsung
tercatat di BEI, melainkan beberapa tahun kemudian. Kendati tidak langsung listing namun
perusahaan yang telah IPO tersebut tetap mengikuti aturan mengenai keterbukaan di pasar
modal. Itu berarti laporan keuangan, corporate action dan ketebukaan informasi lainnya
harus disampaikan ke publik.
4. Tahap Pencatatan di BEI
Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah menjadi emiten itu
akan langsung mencatatkan sahamnya maka yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
adalah apakah perusahaan yang melakukan IPO tersebut memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang berlaku di BEI (listing requirement). Kalau memenuhi persyaratan, maka
perlu ditentukan papan perdagangan yang menjadi papan pencatatan emiten itu. Dewasa ini
papan pencatatan BEI terdiri dari dua papan: Papan Utama (Main Board) dan Papan
Pengembangan (Development Board).
Sebagaimana namanya, papan utama merupakan papan perdagangan bagi emiten
yang volume sahamnya cukup besar dengan kapitalisasi pasar yang besar, sedangkan papan
pengembangan adalah khusus bagi pencatatan saham-saham yang tengah berkembang.
Kendati terdapat dua papan pencatatan namun perdagangan sahamnya antara papan utama
dan papan pengembangan sama sekali tidak berbeda, sama-sama dalam satu pasar.
Jadi perbedaaan papan perdagangan ini hanya membedakan ukuran perusahaan saja.
Papan Utama ditujukan untuk emiten atau emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan
lamanya menjalankan usaha utama sekurang-kurangnya 36 bulan berturut-turut. Sementara
Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat
memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif
namun belum menghasilkan keuntungan.
Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public
IPO (Initial Public Offering) atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan
penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go
public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
1. Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,
umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif
pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan
bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan yang bersifat
penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan
umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering
dikenal dengan go public.
2. Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan
dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham ROA merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aset tertentu. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk
menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Rasio ini penting diperhatikan untuk mengetahui
sejauh mana investasi yang dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan
return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan oleh investor. Hal ini menyebabkan
rasio ini menjadi salah satu rasio yang selalu diperhatikan oleh calon investor sebelum
menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik keadaan suatu perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan semakin
efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan
demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya
akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik
perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat
kembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari
perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain, ROA
akan berpengaruh terhadap harga saham. Syamsuddin (2007:63) dalam bukunya,
manajemen keuangan perusahaan menyatakan bahwa para pemegang saham menaruh
perhatian utama pada tingkat keuntungan baik sekarang maupun masa yang akan datang
karena tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki.
Jadi, dengan JURNAL APLIKASI BISNIS Vol.3 No. 1, Oktober 2012 [40] meningkatnya
profitabilitas perusahaan berarti meningkatkan harga saham secara tidak langsung akan
meningkatkan pendapatan per lembar saham (earning per share) yang akan diterima oleh
pemegang saham. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis : H1 : ROA
berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan air mineral yang terdaftar di
BEI.
`
2. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham, PER merupakan
rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Ukuran tersebut menyangkut
suatu jumlah yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan, sehingga
rasio ini merupakan indikator yang terbaik bagi investor untuk memperkirakan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang (harga pasar mengindikasikan taksiran pemegang
saham tentang return dimasa yang akan datang). Perusahaan yang mempunyai PER tinggi
menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Karena
perusahaan tidak mendistribusikan seluruh laba kepada pemegang saham. Jika perusahaan
mendapat laba, laba tersebut dapat digunakan dalam berinvestasi untuk perusahaan atau
mendistribusikannya kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Saham yang PER
nya rendah diasumsikan bahwa laba seluruhnya dibagikan dalam bentuk deviden. Karena
PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, maka semakin tinggi PER akan semakin tinggi pula minat investor
dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan
tersebut akan ikut naik dan laba per lembar saham juga meningkat. Dari uraian diatas maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : PER berpengaruh positif terhadap harga
saham pada perusahaan air mineral yang terdaftar di BEI.
3.
Pengaruh Deviden Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham DPR
merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas
kepada pemegang saham. DPR merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah
earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR
menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden. Kebanyakan perusahaan enggan untuk menurunkan deviden. Jika perusahaan
memotong deviden, maka akan dianggap sebagai signal yang buruk karena perusahaan
dianggap membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai risiko tinggi
cenderung untuk membayar DPR lebih kecil supaya nanti tidak di potong deviden jika laba
yang diperoleh turun. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai risiko rendah cenderung
untuk membayar DPR lebih besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya
hubungan negatif antara resiko dengan DPR yang berarti semakin kecil resiko maka DPR
akan semakin tinggi dan mengakibatkan harga saham akan meningkat. Dan sebaliknya jika
resiko tinggi maka DPR akan semakin rendah dan mengakibatkan harga saham akan ikut
menurun. Kebijakan deviden juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Dengan DPR
yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan. Pembayaran deviden sering
diikuti dengan harga saham. Deviden tunai [41] Sri Zuliarni Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Harga Saham dapat meningkatkan nilai perusahaan karena melalui pengumuman
deviden, manajer dapat mengirim signal kepada publik bahwa perusahaan memiliki
ketersediaan dana untuk membiayai aktivitasnya. Signal ini diterima publik sebagai kabar
baik, sehingga reaksi yang terjadi adalah harga saham meningkat. Dari uraian diatas maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3 : DPR berpengaruh positif terhadap harga
saham pada perusahaan air mineral yang terdaftar di BEI.
E. Metode Penelitian
1. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari perusahaan Air Mineral yang
terdaftar di BEI, yaitu data saham dan data akuntansi. Data saham yang dipakai adalah
harga pasar saham pada saat publikasi laporan keuangan dan tujuh hari setelah publikasi
laporan keuangan. Sedangkan data akuntansi yang dipakai adalah laporan keuangan berupa
neraca dan laporan labarugi. Data tersebut diperoleh dari PT BURSA EFEK INDONESIA
melalui website BEI www.idx.co.id.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Air Mineral yang terdaftar
di BEI. Sedangkan sampel penelitian dipilih melalui metode purposive sampling, yang
merupakan metode pemilihan sampel tidak secara acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang:2002) dimana
perusahaan dipilih berdasarkan kriteria–kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan
sampel yang representative. Daftar pemilihan sampel penelitian seperti pada tabel 1
berikut.
Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan Air Mineral yang terdaftar
(listing) di BEI selama periode 2011-2013.
b. Perusahaan Air Mineral yang terdaftar (listing) di BEI selama periode 2011-2013
sudah memiliki dan menyampaikan data laporan keuangan yang lengkap.
c. Perusahaan Air Mineral yang terdaftar (listing) di BEI yang memiliki laba bersih
positif.
Table 1 : daftar populasi dan pemilihan sampel penilitian berdasarkan kriteria
JUMLAH
KETERANGAN
PERUSAHAAN
Jumlah populasi
Jumlah
sampel
yang
tidak
memenuhi
kriteria
jumlah sampel yang memenuhi kriteria
3. Pengukuran Variabel dan Operasional Variabel
a) Variabel Independent
Variabel Independent dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable, yaitu Return on
Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Deviden Payout Ratio (DPR).
Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang di ukur dengan membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan modal sendiri.
ROA=
Laba Bersih
Modal Sendiri
Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara harga saham di pasar
perdana dengan harga per lembar saham.
PER=
Harga Pasar Saham
Laba Bersih Per Saham
Deviden Payout Ratio (DPR)
DPR merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah earning di bagi dalam
bentuk deviden atau sebagian.
DPR=
Deviden per Share
Earning per Share
PERUSAHAAN AIR MINERAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
A. Latar Belakang Masalah
Masalah Pasar modal merupakan salah satu penggerak utama perekonomian dunia
termasuk Indonesia, melalui pasar modal perusahaan dapat memperoleh dana untuk
melakukan kegiatan perekonomiannya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual saham kepada
investor. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan
perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor
atau calon investor menilai bahwa peruasahaan berhasil dalam mengelola usahanya.
Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin
banyak orang yang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi pada
emiten semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu emiten maka dapat
menaikkan harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan maka
kepercayaan investor atau calon investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini
dapat menaikkan nilai emiten. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terusmenerus berarti dapat menurunkan nilai emiten dimata investor atau calon investor. Dalam
kaitannya dengan penelitian ini, penulis akan menganalisis salah satu faktor yang
mempengaruhi harga saham, yaitu kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal ini
diartikan sebagai kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal
yang sangat penting, karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan sebagai
alat untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau sebaliknya.
Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak digunakan adalah kinerja
keuangan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan
keuangan dapat dilakukan dengan cara perhitungan rasio keuangan. Jenis rasio keuangan
yang sering digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas,
rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. ROA merupakan rasio
yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat
asset tertentu. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan
perbandingan antara harga saham di pasar perdana dengan laba per lembar saham. Dividend
Payout Ratio (DPR) merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah earning
dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR
merupakan
persentase tertentu dari laba perusahaanyang dibayarkan sebagai deviden kas kepada
pemegang saham. DPR
merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah
earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR
menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden. Alasan DPR dijadikan variabel dalam penelitian ini dikarenakan DPR dianggap
memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perusahaan,
yaitu jika perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar DPR
lebih kecil. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai risiko rendah cenderung untuk
membayar DPR lebih besar. Dari berbagai macam jenis rasio yang digunakan untuk menilai
kinerja keuangan, maka yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Return On Asset
(ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR). Variabel ROA dan
PER adalah alat ukur/ indikator yang umum digunakan JURNAL APLIKASI BISNIS Vo
l.3 No.1, Oktober 2012 [38] untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Selain variabel
tersebut, peneliti juga menambahkan satu variabel lainnya yaitu DPR. Penambahan variabel
ini dikarenakan DPR
juga dianggap memiliki pengaruh terhadap harga saham. Jika
perusahaan mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar DPR lebih kecil.
Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai risiko rendah cenderung untuk membayar DPR
lebih besar.Penelitian tentang pengaruh kinerja keuangan ini sudah pernah dilakukan oleh
Yuliza (2006), yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Faktor-faktor fundamental terhadap
harga saham pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Hasil penelitiannya yaitu Deviden
Per Share (DPS), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan Price to Book Value (PBV), Dividend
Payout Ratio (DPR), Net Profit Margin (NPM) dan Debt To Equity Ratio (DER) tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.Dari penelitian diatas masih
terdapat hasil yang bervariatif. Untuk itu, peneliti tertarik ingin meneliti lebih lanjut tentang
pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan reflikasi dari
penelitian Ernawati (2010) yang meneliti tentang Pengaruh Kinerja Keuangan dan Volume
Perdagangan Saham Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil yang Terdaftar di
BEI 2005-2008. Ernawati menggunakan variabel Quict Ratio, Inventory Turn Over (ITO),
Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), dan
Trading Volume Activity (TVA). Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Quict
Ratio, Inventory Turn Over (ITO), debt to equity ratio (DER), Return On Equity (ROE),
dan Trading Volume Activity (TVA) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
pada perusahaan Tekstil yang terdaftar di BEI. Sedangkan Price Earning Ratio (PER) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham
pada perusahaan Tekstil yang
terdaftar di BEI. Alasan meneliti perusahaan mining and mining service adalah karena
merupakan
perusahaan
yang
bergerak
dibidang
pertambangan
dan
jasa
pertambangan(seperti emas, batu bara, minyak bumi dan lain sebagainya). Dimana bahwa
sahamsaham pertambangan/komoditas adalah saham-saham yang lebih beresiko daripada
saham-saham lainnya. Fluktuasi harga saham ini amat tinggi. Yang dapat turun dan naik
dengan cepat. Fluktuasi yang drastis ini tentu saja dapat mempengaruhi harga
jualsaham.Fluktuasi pada perusahaan pertambangan ini memiliki pengaruh besar terhadap
seluruh rangkaian proses produksi maupun aktivitas modern, sehingga apabila terjadi
kenaikan atau penurunan harga pada perusahaan pertambangan tentu saja memiliki
pengaruh besar terhadap seluruh kegiatan perekonomian dan kehidupan masyarakat dunia.
Dimana jika fluktuasi harga komoditas perusahaan pertambangan sedang tinggi dan jika
ingin berinvestasi jangka panjang, sebaiknya tidak bermain di saham-saham komoditas. Hal
itu dikarenakan bahwa harga komoditas tersebut dapat turun, dan tentu saja dapat naik lagi.
Semua tergantung pada para investor. Apakah para investor dapat mengambil resiko
tersebut? Dimana dengan resiko yang lebih tinggi, investor perlu mendapatkan return yang
lebih tinggi pada saham-saham tersebut. Jika para investor merasa tidak akan mendapatkan
return yang lebih tinggi, hindarilah saham-saham pertambangan/ komoditas tersebut.
Dengan begitu, jelas bahwa perusahaan mining and mining service memiliki pengaruh
terhadap harga saham [39] Sri Zuliarni Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan pokok
permasalahan penelitian ini sebagai berikut :
“Apakah Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Deviden Payout Ratio
(DPR) berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan air mineral yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia."
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh ROA, PER, dan DPR terhadap harga saham
pada perusahaan air mineral yang terdaftar di BEI.
2. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap
harga saham melalui teori efisiensi dan analisis fundamental dengan cara menganalisis
rasio keuangan.
2. Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan informasi ini dapat digunakan sebagai
kontribusi dalam pengambilan keputusan financial danmenetapkan kebijakan strategis di
masa yang akan datang bagi perusahaan dan bagi Investor sigunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam menginvestasikan modalnya pada perusahaan yang dapat memberikan
tingkat pengembalian hasil (return) yang optimal.
D. Tinjauan Pustaka
Produk dalam Bursa Efek
1.
Pengertian Pasar Modal, Bursa Efek, dan Efek
Pasar modal merupakan pasar abstrak yang mempertemukan pihak yang memiliki
dana, dalam hal ini disebut sebagai pemodal atau pihak yang kelebihan dana. Pihak yang
membutuhkan dana disebut emiten. Pasar modal menawarkan instrumen yang berupa suratsurat berharga (securities) atau efek, yang terbagi menjadi instrument kepemilikan (equity),
seperti saham (stock) dan instrumen utang seperti obligasi perusahaan, obligasi anggaran
dan lain-lain. Bursa efek dalam pengertian sehari-hari adalah pasar tempat bertemunya
penjual dan pembeli surat berharga. Berikut pengertian pasar modal menurut UndangUndang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995.
Pasar modal
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
Bursa Efek
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka.
Efek
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyetoran kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
2.
Karakterlstik Pasar Uang
Pasar uang seringkali disamakan dengan pasar modal, padahal keduanya berbeda.
Perbedaannya adalah pasar uang menyediakan sarana pemenuhan jangka pendek,
sedangkan pasar modal menyediakan sarana pemenuhan jangka panjang. Kelebihan pasar
uang adalah bisa secara cepat dan mudah dalam mendapatkan dana bagi pihak yang sedang
mengalami masalah likuiditas.
a.
Produk pasar uang
1. Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang jangka pendek dan diperjualbelikan dengan diskonto. Suku bunga SBI
ditentukan berdasarkan lelang yang dilakukan di Bank Indonesia.
2. Surat Berharga Pasar Utang (SBPU) adalah surat berharga jangka pendek yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia.
3. Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang dikeluarkan oleh bank umum.
Setifikat deposito dapat diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai
tunainya.
4. Commercial paper adalah janji di mana pihak yang menerbitkannya berjanji membayar
sejumlah uang tertentu pada saat jatuh tempo.
5. Call money adalah kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lain
untuk jangka waktu pendek.
6. Repurchase Agreement adalah transaksi jual beli surat berharga disertai dengan
perjanjian bahwa penjual akan kembali membeli surat-surat berharga yang dijual pada
tanggal dan harga yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
7. Banker acceptance adalah wesel berjangka yang ditarik seorang ekportir atau importir
atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
b.
Pelaku Pasar Uang
Pasar uang membutuhkan banyak pihak untuk menggerakkan pasar uang. Para
pelaku pasar uang yang melakukan pembelian adalah pihak yang kelebihan dana. Adapun
penjual adalah pihak yang kekurangan dana. Para pelaku uang adalah perseroan terbatas,
bank-bank, lembaga pemerintah, yayasan, asuransi, dana pensiun, lembaga keuangan lain,
bahkan individu pun dapat memanfaatkan pasar uang untuk memperolah dana maupun
untuk investasi jangka pendek. Sumber dana pasar uang juga berasal dari kelebihan dana
para pelaku tersebut sehingga pasar uang bisa berjalan untuk mengakomodasi antara pihak
yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.
3.
Karakteristik Pasar Modal
Pasar modal adalah pasar untuk memtesilitasi perdagangan dan penerbitan dana
jangka panjang seperti saham, obligasi, atau surat berharga lainnya. Kelebihan pasar modal
adalah dapat dijadikan sebagai indikator perkembangan ekonomi sebuah negara serta
sarana penyaluran kepemilikan perusahaan pada masyarakat menengah untuk mendorong
iklim usaha yang sehat. Kelemahan pasar modal adalah pengaruh ketidakstabilan kurs
padafluktuasi harga saham, serta senng terjadi spekulasi oleh investor yang terkadang
sangat merugikan.
Produk yang diperjualbelikan di pasar modal adalah:
a) Saham adalah surat bukti pemilikan modal pada suatu perseroan terbatas. Pemegang
saham akan mendapatkan bagian keuntungan yang disebut dividen. Kalau kita membeli
saham berarti kita ikut memiliki perusahaan tersebut. Investor yang memiliki saham
suatu perusahaan berarti memiliki hak-hak atas perusahaan tersebut. Hak-hak tersebut
adalah dividen, hak atas harta perusahaan karena pada dasarnya investor adalah pemilik
perusahaan dan hak suara dalam rapat umum pemegang saham.
b) Obligasi
adalah
surat
utang
jangka
panjang
atau
menengah
yang
dapat
dipindahtangankan serta berisi perjanjian bahwa pihak penerbit obligasi akan
membayar sejumlah bunga selama periode waktu tertentu dan melunasi pokok utangnya
pada waktu yang telah ditentukan. Obligasi ini memiliki masa jatuh tempo sebagaimana
telah ditentukan pada saat diterbitkan. Obligasi dengan masa jatuh tempo kurang satu
tahun disebut obligasi jangka pendek. Obligasi jangka menengah memiliki masa jatuh
tempo satu sampai lima tahun. Obligasi jangka panjang memiliki jatuh tempo lebih dari
lima tahun.
c) Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
ivestor yang selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Keuntungan reksa dana adalah adanya diversifikasi efek karena investasi dilakukan
pada berbagai jenis surat berharga. Investasi di reksa dana memudahkan investasi di
pasar modal karena tidak butuh pengetahuan yang cukup detail. Apalagi dengan
pemantauan diserahkan pada manajer investasi, maka waktu yang dimiliki investor
lebih efisien.
d) Right adalah surat berharga yang memberikan hak bagi pemodal untuk membeli saham
baru yang dikeluarkan emiten.
e) Warrant adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga yang sudah
ditentukan.
4.
Tujuan Perusahaan menjual saham
a.
Untuk menghimpun dana yang dikeluarkan untuk pembelanjaan perusahaan
b.
Memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk turut serta dalam
pengelolaan dan perkembangan perusahaan
c.
5.
Untuk lebih memberikan peluang dalam partisipasi saham
Keuntungan Memiliki Saham Perusahaan
a.
Turut menikmati keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang disebut
dividen.
b.
Menikmati keuntungan dari kenaikan harga saham di bursa.
c.
Ikut serta dalam rapat umum pemegang saham dengan hak suara.
6.
Fungsi Pasar Modal/Bursa Efek
a.
Memperluas sumber dana jangka panjang untuk pembiayaan perusahaan.
b.
Melengkapi sistem keuangan yang telah dilakukan perbankan.
c.
Mempermudah bagi perusahaan dalam mengumpulkan modal dengan menerbitkan
saham.
d.
Mempermudah perusahaan dalam memperoleh pinjaman modal jangka panjang
dengan menerbitkan surat utang obligasi.
e.
Mempermudah penguangan surat-surat berharga/efek.
f.
Mempermudah dalam menghimpun dana untuk pembangunan nasional.
g.
Meningkatkan peredaran surat-surat berharga.
7.
Manfaat Pasar Modal
a. Terpenuhinya kebutuhan dana jangka panjang bagi badan usaha yang memerlukan
untuk membiayai aktiva tetap.
b. Tersalurnya dana dari badan usaha yang akan memanfaatkan cadangan uang
masyarakat dan badan usaha yang mengumpulkan dana dari masyarakat dan
menginvestasikan kembali.
c. Pemerataan pendapatan dan rneningkatkan pendapatan masyarakat.
d. Perluasan perusahaan mampu menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi
pengangguran.
e. Lewat bursa efek dapat diketahui perubahan nilai kurs efek setiap saat, sehingga para
penaman modal di bidang surat-surat berharga ini dapat segera mengambil keputusan.
B.
Badan Pembina dan Pelaksana Pasar Modal
Badan pembina pasar modal mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Memberi pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksana
wewenangnya di bidang pasar modal berdasarkan UU No. 15 Tahun 1952 tentang
Bursa dan Peraturan Perundang-Undangan lainnya.
2. Memberi pertimbangan kebijakan kepada menteri keuangan dalam melaksanakan
wewenang terhadap BUMN, PT (persero), dana reksa, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 Kepres No. 60 Tahun 1988.
Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) merupakan badan pemerintah setingkat
Direktorat Jenderal yang bertanggung jawab langsung kepada menteri keuangan.
Tugas-tugas Bapepam sebagai berikut:
1. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjual efekefeknya melalui pasar efek, apakah telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
atau tidak.
2. Terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual
efeknya melalui pasar modal.
3. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pasar modal yang
diselenggarakan oleh swasta nasional.
C. Pelaku di Pasar Modal
Pelaku utama dalam pasar modal yaitu perusahaan yang akan melakukan penjualan
saham dan pembeli atau pemodal yang akan membeli instrumen yang ditawarkan oleh
pihak emiten. Kemudian didukung oleh lembaga penunjang pasar modal atau perusahaan
penunjang yang mendukung kelancaran operasi pasar modal. Pelaku utama dalam pasar
modal diuraikan sebagai berikut.
1.
Instansi Pemerintah yang terkait dengan Bursa Efek
a.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Mengeluarkan izin Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam
Negeri(PMDN). Badan ini akan menentukan komposisi dan jumlah dana investasi,
besarnya modal dasar, batas waktu penyetoran modal, dan kompopsisi pemegang saham.
b.
Departemen Teknis
Menangani
perubahan-perubahan
yang
beroperasi
di
Indonesia,
dan
dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut.
1)
Kelompok PMA.
2)
Kelompok PMDN.
3)
Kelompok BRO (Bedriifs Reglementering Ordonatie).
c.
Departemen Kehakiman
2.
Emiten
Emiten merupakan suatu perusahaan yang melakuan emisi atau penerbitan saham atau
efek, dengan kata lain menawarkan efek untuk dijual atau diperdagangkan (perusahaan
yang akan go public).
3.
Investor
Investor yaitu pihak yang memberikan modal dan membeli saham yang akan dijual oleh
perusahaan yang sudah go public. Berdasarkan asalnya, investor dibedakan menjadi dua,
yaitu investor dalam negeri dan investor luar negeri atau investor asing.
4.
Lembaga-lembaga penunjang dan profesi penunjang pasar modal
a.
Akuntan Publik
Peran akuntan publik adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat atas
laporan keuangan tersebut.
b.
Notaris
Jasa notaris diperlukan dalam hal sebagai berikut.
1)
Membuat berita acara RUPS dan menyusun keputusan RUPS.
2)
Meneliti keabsahan hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan RUPS.
3)
Keabsahan dari para pemegang saham atau kuasanya dalam menghadiri RUPS.
4)
Menjaga dipenuhinya ketentuan kuorum yang dipersyaratkan dalam anggaran
dasar.
5)
c.
Meneliti perubahan anggaran dasar.
Konsultasi Hukum
Konsutan hukum merupakan konsultan yang jasanya diperlukan agar perusahaan yang
menerbitkan sekuritas di pasar modal tidak terlibat dalam persengketaan hukum dengan
pihak lain.
d.
Penilai (Appraisal)
Memberikan jasa dalam menentukan nilai wajar aktiva perusahaan.
e.
Lembaga clearing
Lembaga clearing merupakan lembaga yang bertugas menyimpan sekuritas-sekuritas yang
diperdagangkan, serla mengatur arus jalannya sekuritas tersebut.
f.
Penanggung
Penanggung merupakan pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan
bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.
g.
Perusahaan surat berharga
Perusahaan surat berharga atau securities company merupakan perusahaan yang dibentuk
dengan indikator melakukan bisnis dalam perdagangan sekuritas.
h.
Wali amanat
Wall amanat atau trustee merupakan perusahaan yang berkewajiban melakukan penilaian
terhadap keamanan obligasi yang dibeli oleh para pemodal.
i.
Pedagang efek
Pedagang efek disebut juga dealer effect yatu perusahaan pialang yang bertindak sebagai
pedagang .perantara efek atau agen baik untuk pemodal dan juga untuk kepentingan
pribadi.
j.
Pialang
Pialang atau broker disebut juga perantara dalam perdagangan efek. Broker merupakan
perantara atau agen untuk pemodal dan memperoleh imbalan dalam bentuk komisi (fee).
Perlu Anda ketahui bahwa perdagangan efek di Indonesia tidak dapat dilakukan secara
pribadi, akan tetapi harus menggunakan jasa pialang.
k.
Penjamin emisi
Penjamin emisi atau underwriter merupakan perusahaan yang mempunyai peranan
perusahaan sebagai penjamin agar sekuritas atau saham yang diterbitkan oleh emiten laku
terjual.
l.
Bursa efek
Bursa efek merupakan perusahaan atau lembaga yang meenyelenggarakan kegiatan
perdagangan sekuritas. Di Indonesia dikenal ada dua bursa efek yaitu Bursa Efek Surabaya
(BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ), akan tetapi mulai tahun 2007. Bursa Efek Surabaya
disebut dengan Bursa Efek Jakarta, menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
m.
Bapepam
Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) merupakan lembaga yang dibentuk pemerintah
untuk mengawasi pasar modal Indonesia. Awalnya, Bapepam didirikan dengan tujuan sebagai
Badan Pelaksana Pasar Modal di Indonesia, akan tetapi sejak tahun 1992, karena adanya
swastanisasi bursa maka Bapepam beralih fungsi menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.
D. Bursa Valuta Asing
Bursa valuta asing adalah pasar yang terorganisir dimana diperjualbelikan valuta
asing. Valuta asing adalah semua alat pembayaran luar negeri seperti uang asing dan emas.
Anggota bursa valuta asing, yaitu sebagai berikut.
1.
semua bank umum devisa baik milik negara maupun swata;
2.
makelar valuta asing;
3.
penukar resmi valuta asing.
Pada umumnya di bursa valuta tercatat dua macam kurs, yaitu kurs beli dan kurs
jual. Kurs beli artinya harga beli valuta asing oleh bank, sedangkan kurs jual adalah harga
penjualan valuta asing oleh bank. Selisih antara kurs beli dengan kurs jual tersebut
merupakan keuntungan bank dalam kegiatan membeli dan menjual valuta asing.
Fungsi pasar valuta asing, antara lain:
1. memperlancar arus pembayaran luar negeri,
2. mempermudah dalam penukaran valuta asing,
3. memperlancar kegiatan usaha ekspor dan impor.
Manfaat pasar valuta asing adalah hubungan ekonomi dengan negara lain semakin
berkembang, karena mudahnya pembayaran dengan negara lain.
Bepergian ke luar negeri atau kedatangan dari luar negeri tidak menimbulkan
masalah dalam hal valuta asing, sebab mudahnya penukaran valuta asing. Kemudahankemudahan dalam urusan valuta asing mendorong berkembangnya usaha ekspor dan impor.
Dengan berkembangnya ekspor dan impor dapat membuka lapangan perkerjaan baru yang
menyerap tenaga kerja, akhirnya dapat mengurangi pengangguran dan menambah
pendapatan masyarakat. Meningkatnya ekspor berarti akan menambah devisa negara,
berarti memperlancar pembangunan nasional.
E.
Pasar Barang Berjangka (Bursa Komoditas)
Pasar barang berjangka adalah suatu tempat diperjualbelikan barang-barang berupa
monster atau contoh-contoh saja dan dinyatakan melalui kualitas standar, misalnya, kopi,
tembakau, dan karet, sedangkan pelaksanaan penyerahan barang dan pembayarannya
berdasarkan kontrak sudah disepakati bersama-sama. Menurut luasnya pasar, bursa
komoditas dibedakan atas pasar lokal, pasar regional, dan pasar dunia. Faktor-faktor yang
menentukan luasnya pasar, lalah sebagai berikut:
1. penggunaan komoditas,
2. tempat menyimpan,
3. standarisasi mutu,
4. biaya transportasi.
Fungsi Bursa Komoditas
a.
Sebagai tempat memasarkan komoditi, baik komoditi dalam negeri maupun ekspor.
b.
Sebagai tempat promosi komoditi produk hasil penemuan baru.
c.
Sebagai tempat untuk memesan bagi importir.
d.
Menyediakan barang-barang sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan.
Manfaat Bursa Komoditas bagi Perekonomian
b.
Dapat mendorong peningkatan dan perluasan ekspor.
c.
Dapat mendorong peningkatan sumber penerimaan devisa.
d.
Dapat mendorong perluasan lapangan pekerjaan yang menyerap banyak tenaga
kerja.
e.
Memperlancar perdagangan barang.
f.
Membantu pembeli untuk mendapatkan barang sesuai dengan standar yang
dibutuhkan.
g.
Meningkatkan pendapatan masyarakat.
h.
Membantu penjual dalam memasarkan barang.
F.
Mekanisme Kerja Bursa Efek
Dalam mekanisme kerja bursa efek, terlebih dahulu suatu perusahaan masuk dalam bursa
efek yang sering disebut perusahaan sudah go public.
Prosedur emisi efek atau go public adalah rangkaian kegiatan dari suatu perusahaan
yang akan memasyarakatkan sahamnya dengan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan
kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan menteri keuangan. Setelah perusahaan
mencapai go public, maka langkah berikutnya melakukan perdagangan efek di bursa efek
yang telah terdaftar.
Untuk dapat memiliki saham dan permodalan perusahaan efek, harus memenuhi
persyaratan sebagaimana diatur dalam Kepmen RI No. 179/KMK/010/2003 tentang
kepemilikan saham dan permodalan perusahaan efek.
Langkah-langkah kepemilikan saham sebagai berikut :
1. Rapat umum pemegang saham.
2. pengajuan letter of intent kepada Bapepam
3. Penunjukan penjamin emisi.
4. Penunjukan akuntan publik.
5. Penunjukan perusahaan penilai.
6. Penunjukan konsultan hukum.
7. Pengajuan pernyataan pendaftaran emisi efek.
8. Penandatanganan perjanjian di depan notaris.
9. Dengar pendapat akhir.
10. Penawaran umum (pasar perdana).
11. Pencatatan (liting) di bursa efek untuk ditawarkan kepada masyarakat
Dividen
Laba atau pendapatan perusahaan yang besarnya ditetapkan oleh direksi serta disahkan oleh
rapat umum pemegang saham untuk dibagikan kepada para pemegang saham.
Reksa Dana
Wadah yang dieprgunakan untu menghimpun dana dari masyarakat investor yang
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Pengertian Perusahaan Go Public
Go Public berarti menjual saham perusahaan ke para investor dan membiarkan saham
tersebut diperdagangkan di pasar saham. Sebagai contoh, PT. Indofood, PT. Aneka
Tambang, Indosat, dan masih banyak perusahaan lainnya yang sudah menjadi Go Public.
Sedangkan Perusahaan Publik adalah suatu proses perusahaan yang menjadi perusahaan
terbuka tanpa lewat proses penawaran umum. perusahaan terbuka diketahui dengan
penembatan kata "Tbk" dibelakang nama Perusahaan.
Pengertian Perusahaan Tertutup dan Terbuka
Perusahaan tertutup adalah Suatu perseroan terbatas yang saham-sahamnya masih
dipegang oleh beberapa orang/perusahaan saja, sehingga jual-beli sahamnya dilakukan
dengan cara-cara yang ditentukan oleh anggaran dasar perseroan, yang pada umumnya
diserahkan kepada kebijaksanaan pemegang saham yang bersangkutan. Perseroan Terbuka
adalah Suatu perseroan terbatas yang modal dan saham-sahamnya dipegang oleh banyak
orang/banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan kepada publik sehingga
jual-beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal. Salah satu ciri perusahaan terbuka
adalah perlunya keterbukaan (disclosure) atas informasi perusahaan kepada publik. Bagi
perusahaan yang telah go public, pasar modal merupakan sarana bagi peningkatan nilai
perusahaan. Pasar modal memberikan sarana bagi peningkatan nilai melalui berbagai aksi
korporasi yang ditopang oleh keterbukaan informasi secara penuh. Transparansi berdampak
pada efisiensi usaha, peningkatan laba, peningkatan harga saham, competitive position, dan
peningkatan kemakmuran pemegang saham.
Proses Go Public Suatu Perusahaan
Tahapan Proses Go Public:
1. Tahap Persiapan untuk Go Public
a. Rekturisasi Perusahaan
b. Pemberesan surat-surat dan dokumentasi
c. Dilakukan private placement
2. Tahap Pendahuluan
a. Penunjukan Pihak yang terlibat
b. Proses underwriting
c. Rekturisasi anggaran Dasar
d. Pembuatan Laporan dan dokumentasi go public
e. Pencatatan pendahuluan atas saham-saham di bursa efek
3. proses Pelaksanaan Go Public
a. Proses pengajuan pernyataan pendaftaran
b. Public expose
c. Pembuatan dan percetak prospectus
d. Road show
e. Penjatahan di Pasar Modal
f. Proses jual-beli saham di Pasar Sekunder
Beberapa Tahap-tahap Perusahaan Yang ingin Go-Public
1. Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu
yang berkaitan dengan proses go public. Pada tahap persiapan ini yang paling utama yang
harus dilakukan sebuah perusahaan yang akan go public adalah melakukan Rapat Umum
Pemegang Saham terlebih dulu (RUPS). RUPS bagi sebuah perusahaan merupakan hak
penting dan merupakan kaidah yang diatur dari UU Perseroan Terbatas. Go public harus
disetujui terlebih dulu oleh pemegang saham. Karena go public akan melibatkan modal
baru di luar pemegang saham yang ada maka perlu diputuskan apakah kehadiran modal
baru itu nantinya akan mengubah masing-masing kepemilikan para pemegang saham lama.
Berapa modal yang dibutuhkan, dan berapa modal yang mesti disetor masing-masing
pemegang saham harus terjawab dan memperoleh persetujuan oleh pemegang saham lama.
Mekanisme RUPS yang dilakukan perusahaan yang akan go public ini merupakan
mekanisme RUPS sebagaimana yang ditetapkan oleh UU PT. Setelah memperoleh
persetujuan go public ini maka perusahaan mulai mempersiapkan penjamin emisi
(underwriter) dari perusahaan itu. Underwriter adalah perusahaan efek yang nantinya akan
menjembatani perusahaan efek tersebut ke pasar modal. Sebagai penjamin maka
perusahaan efek itu akan menyiapkan dokumen dan bersama dengan perusahaan menunjuk
pihak-pihak seperti akuntan publik, konsultan hukum, notaris, perusahaan penilai
(appraisal), dan faktor-faktor lain yang sifatnya adminsitrasi.
Akuntan publik dibutuhkan untuk menilai berbagai pernyataan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan, konsultan hukum, tentunya antara lain melakukan audit
hukum atas aspek hukum dari bisnis, aset dan berbagai produk hukum yang pernah
dikeluarkan dan yang akan dikeluarkan perusahaan. Sedangkan notaris ditunjuk antara lain
untuk mencatat setiap keputusan yang diambil perusahaan daam rangka proses go public.
Tugas notaris antara lain berkaitan dengan perubahan modal disetor Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Appraisal atau perusahaan penilai bertugas untuk menilai aset perusahaan
khususnya dari sisi nilai. Dengan adanya appraisal ini berarti bisa diketahui nilai
perusahaan, nilai modal sehingga nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya,
kinerja keuangan dan operasional bisa dikeluarkan nilai dan harga saham yang layak bila
perusahaan itu akan go public. Praktis dalam tahap persiapan ini yang melakukan
pengolahan data-data perusahaan, tidak lagi manajemen atau direksi, apalagi pemegang
saham pendiri yang banyak terlibat, tapi sudah orang-orang di luar perusahaan ikut terlibat.
Pihak-pihak luar seperti underwriter, konsultan hukum, akuntan, appraisal dan notaris.
Mereka itu merupakan pihak-pihak yang sudah memahami tugas dan fungsinya bagi
perusahaan. Karena itu guna kelancaran proses go public sebuah perusahaan disarankan
menggunakan profesi penunjang pasar modal yang memperoleh izin dari Bapepam-LK.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Dalam tahap ini, perusahaan bersama underwriter membawa dokumen yang
terangkum dalam prospektus ringkas perusahaan ke Bapepam-LK. Prospektus ringkas
merupakan keterangan ringkas mengenai perusahaan dalam minimal dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir. Untuk itu prospektus harus secara ringkas dan padat memuat berbagai
informasi terkait dengan perusahaan, mulai dari company profile, kinerja operasional
perusahaan seperti, neraca rugi laba, proyeksi kinerja perusahaan serta untuk kepentingan
apa dana masyarakat itu dibutuhkan. Pada tahap ini jangan heran kalau perusahaan beserta
penjamin emisinya, konsultan hukum, notaris dan akuntan publik serta appraisal, akan
sering modar-mandir ke Bapepam-LK. Sebab pada tahap ini seluruh pernyataan para
profesi pendukung pasar modal itu (notaris, konsultan hukum dan akuntan), termasuk
appraisal dan penjamin emisi mulai diperiksa secara detil, satu per satu lengkap dengan
dokumen pendukungnya. Pada tahap inilah seleksi tersebut berlangsung. Kalau penjamin
emisi memperkirakan harga jual sahamya Rp 6.000 per saham, maka dokumen pendukung
tentang itu harus ada, jelas dan transparan.
Aspek full disclosure akan mulai terungkap di sini. Jadi dapat dipastikan para
profesi penunjang pasar modal itu, tidak akan main-main dalam memberikan pendapatnya.
Meleset sedikit saja, atau berbeda dengan kaidah yang berlaku ancaman bagi para
profesional pasar modal itu cukup berat, dan harus dibayar mahal. Adapun sanksinya bisa
berupa denda hingga sanksi pidana atau pencabutan izin.
3. Tahap Penjualan Saham
Dipastikan kurang dari 38 hari Bapepam-LK sudah memberikan jawaban atas
pernyataan pengajuan pendaftaran perusahaan yang akan go public ini. Kalau setelah
melakukan pendaftaran dan tidak ada koreksi maka pada periode waktu tersebut,
pernyataan tersebut otomatis menjadi efektif. Apabila perusahaan itu sudah dinyatakan
efektif, berarti saham dari perusahaan itu sudah bisa dijual. Penjualan dilakukan melalui
penawaran umum (initial public offering/IPO).
Dalam konteks pasar modal penjualan saham melalui mekanisme IPO ini disebut
dengan penjualan saham di pasar perdana, atau biasa juga disebut dengan pasar perdana.
Penjualan saham dalam pasar perdana mekanismenya diatur oleh penjamin emisi. Penjamin
emisi yang akan melakukan penjualan kepada investor dibantu oleh agen penjual. Agen
penjual adalah perusahaan efek atau pihak lain yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum
dalam prospektus ringkas. Oleh Bapepam-LK bagi perusahaan yang akan tercatat di BEI
penjualan saham dalam IPO ini waktunya relatif terbatas, dua atau tiga hari saja. Tapi bagi
perusahaan yang setelah menjual sahamnya tidak mencatatkan di BEI maka penjualan
sahamnya bisa lebih lama lagi. Dan tentunya akan sangat tergantung dari prospektus yang
diajukan pada pernyataan pendaftaran.
Hingga tahap IPO ini, perusahaan sudah bisa dinyatakan sebagai perusahaan publik.
Gelar di belakang perusahaan menjadi Tbk (kependekan dari Terbuka). Sebagaimana
diungkap sebelumnya, perusahaan bisa langsung mencatatkan sahamnya di BEI setelah IPO
bisa juga tidak. Jadi setelah menjadi perusahaan public sama sekali tidak ada keharusan
bagi saham sebuah perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Ingat ketika PT Abdi
Bangsa Tbk perusahaan penerbit harian Republika pertama kali go public tidak langsung
tercatat di BEI, melainkan beberapa tahun kemudian. Kendati tidak langsung listing namun
perusahaan yang telah IPO tersebut tetap mengikuti aturan mengenai keterbukaan di pasar
modal. Itu berarti laporan keuangan, corporate action dan ketebukaan informasi lainnya
harus disampaikan ke publik.
4. Tahap Pencatatan di BEI
Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah menjadi emiten itu
akan langsung mencatatkan sahamnya maka yang perlu diperhatikan oleh perusahaan
adalah apakah perusahaan yang melakukan IPO tersebut memenuhi ketentuan dan
persyaratan yang berlaku di BEI (listing requirement). Kalau memenuhi persyaratan, maka
perlu ditentukan papan perdagangan yang menjadi papan pencatatan emiten itu. Dewasa ini
papan pencatatan BEI terdiri dari dua papan: Papan Utama (Main Board) dan Papan
Pengembangan (Development Board).
Sebagaimana namanya, papan utama merupakan papan perdagangan bagi emiten
yang volume sahamnya cukup besar dengan kapitalisasi pasar yang besar, sedangkan papan
pengembangan adalah khusus bagi pencatatan saham-saham yang tengah berkembang.
Kendati terdapat dua papan pencatatan namun perdagangan sahamnya antara papan utama
dan papan pengembangan sama sekali tidak berbeda, sama-sama dalam satu pasar.
Jadi perbedaaan papan perdagangan ini hanya membedakan ukuran perusahaan saja.
Papan Utama ditujukan untuk emiten atau emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan
lamanya menjalankan usaha utama sekurang-kurangnya 36 bulan berturut-turut. Sementara
Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat
memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif
namun belum menghasilkan keuntungan.
Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public
IPO (Initial Public Offering) atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan
penawaran saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go
public) untuk menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
1. Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan,
umumnya dengan menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif
pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan
bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan yang bersifat
penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan
umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering
dikenal dengan go public.
2. Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan
dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham ROA merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aset tertentu. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk
menilai prospek perusahaan dimasa yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Rasio ini penting diperhatikan untuk mengetahui
sejauh mana investasi yang dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan
return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan oleh investor. Hal ini menyebabkan
rasio ini menjadi salah satu rasio yang selalu diperhatikan oleh calon investor sebelum
menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin baik keadaan suatu perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan semakin
efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Dengan
demikian, semakin tinggi ROA, kinerja perusahaan semakin efektif. Hal ini selanjutnya
akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik
perusahaan menjadikan perusahaan tersebut makin diminati investor, karena tingkat
kembalian akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari
perusahaan tersebut di Pasar Modal juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain, ROA
akan berpengaruh terhadap harga saham. Syamsuddin (2007:63) dalam bukunya,
manajemen keuangan perusahaan menyatakan bahwa para pemegang saham menaruh
perhatian utama pada tingkat keuntungan baik sekarang maupun masa yang akan datang
karena tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga saham-saham yang mereka miliki.
Jadi, dengan JURNAL APLIKASI BISNIS Vol.3 No. 1, Oktober 2012 [40] meningkatnya
profitabilitas perusahaan berarti meningkatkan harga saham secara tidak langsung akan
meningkatkan pendapatan per lembar saham (earning per share) yang akan diterima oleh
pemegang saham. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis : H1 : ROA
berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan air mineral yang terdaftar di
BEI.
`
2. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham, PER merupakan
rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Ukuran tersebut menyangkut
suatu jumlah yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh perusahaan, sehingga
rasio ini merupakan indikator yang terbaik bagi investor untuk memperkirakan kinerja
perusahaan dimasa yang akan datang (harga pasar mengindikasikan taksiran pemegang
saham tentang return dimasa yang akan datang). Perusahaan yang mempunyai PER tinggi
menunjukkan perusahaan tersebut mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi. Karena
perusahaan tidak mendistribusikan seluruh laba kepada pemegang saham. Jika perusahaan
mendapat laba, laba tersebut dapat digunakan dalam berinvestasi untuk perusahaan atau
mendistribusikannya kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Saham yang PER
nya rendah diasumsikan bahwa laba seluruhnya dibagikan dalam bentuk deviden. Karena
PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba, maka semakin tinggi PER akan semakin tinggi pula minat investor
dalam menanamkan modal di perusahaan tersebut, sehingga harga saham perusahaan
tersebut akan ikut naik dan laba per lembar saham juga meningkat. Dari uraian diatas maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2 : PER berpengaruh positif terhadap harga
saham pada perusahaan air mineral yang terdaftar di BEI.
3.
Pengaruh Deviden Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham DPR
merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang dibayarkan sebagai deviden kas
kepada pemegang saham. DPR merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah
earning dibagi dalam bentuk deviden atau sebagian diinvestasikan kembali. DPR
menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden. Kebanyakan perusahaan enggan untuk menurunkan deviden. Jika perusahaan
memotong deviden, maka akan dianggap sebagai signal yang buruk karena perusahaan
dianggap membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai risiko tinggi
cenderung untuk membayar DPR lebih kecil supaya nanti tidak di potong deviden jika laba
yang diperoleh turun. Sebaliknya, jika perusahaan mempunyai risiko rendah cenderung
untuk membayar DPR lebih besar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya
hubungan negatif antara resiko dengan DPR yang berarti semakin kecil resiko maka DPR
akan semakin tinggi dan mengakibatkan harga saham akan meningkat. Dan sebaliknya jika
resiko tinggi maka DPR akan semakin rendah dan mengakibatkan harga saham akan ikut
menurun. Kebijakan deviden juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Dengan DPR
yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai perusahaan. Pembayaran deviden sering
diikuti dengan harga saham. Deviden tunai [41] Sri Zuliarni Pengaruh Kinerja Keuangan
terhadap Harga Saham dapat meningkatkan nilai perusahaan karena melalui pengumuman
deviden, manajer dapat mengirim signal kepada publik bahwa perusahaan memiliki
ketersediaan dana untuk membiayai aktivitasnya. Signal ini diterima publik sebagai kabar
baik, sehingga reaksi yang terjadi adalah harga saham meningkat. Dari uraian diatas maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3 : DPR berpengaruh positif terhadap harga
saham pada perusahaan air mineral yang terdaftar di BEI.
E. Metode Penelitian
1. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari perusahaan Air Mineral yang
terdaftar di BEI, yaitu data saham dan data akuntansi. Data saham yang dipakai adalah
harga pasar saham pada saat publikasi laporan keuangan dan tujuh hari setelah publikasi
laporan keuangan. Sedangkan data akuntansi yang dipakai adalah laporan keuangan berupa
neraca dan laporan labarugi. Data tersebut diperoleh dari PT BURSA EFEK INDONESIA
melalui website BEI www.idx.co.id.
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan Air Mineral yang terdaftar
di BEI. Sedangkan sampel penelitian dipilih melalui metode purposive sampling, yang
merupakan metode pemilihan sampel tidak secara acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang:2002) dimana
perusahaan dipilih berdasarkan kriteria–kriteria tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan
sampel yang representative. Daftar pemilihan sampel penelitian seperti pada tabel 1
berikut.
Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan Air Mineral yang terdaftar
(listing) di BEI selama periode 2011-2013.
b. Perusahaan Air Mineral yang terdaftar (listing) di BEI selama periode 2011-2013
sudah memiliki dan menyampaikan data laporan keuangan yang lengkap.
c. Perusahaan Air Mineral yang terdaftar (listing) di BEI yang memiliki laba bersih
positif.
Table 1 : daftar populasi dan pemilihan sampel penilitian berdasarkan kriteria
JUMLAH
KETERANGAN
PERUSAHAAN
Jumlah populasi
Jumlah
sampel
yang
tidak
memenuhi
kriteria
jumlah sampel yang memenuhi kriteria
3. Pengukuran Variabel dan Operasional Variabel
a) Variabel Independent
Variabel Independent dalam penelitian ini terdiri dari tiga variable, yaitu Return on
Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), dan Deviden Payout Ratio (DPR).
Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang di ukur dengan membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan modal sendiri.
ROA=
Laba Bersih
Modal Sendiri
Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara harga saham di pasar
perdana dengan harga per lembar saham.
PER=
Harga Pasar Saham
Laba Bersih Per Saham
Deviden Payout Ratio (DPR)
DPR merupakan keputusan mengenai kebijakan deviden, apakah earning di bagi dalam
bentuk deviden atau sebagian.
DPR=
Deviden per Share
Earning per Share