UJI KOEFESIEN KORELASI ANTARA JARAK DAN

UJI KOEFESIEN KORELASI ANTARA JARAK DAN BIAYA TERHADAP
AKSESIBILITAS MENGGUNAKAN APLIKASI SPSS
Aurellia Faneska_1630600281
1

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan, aurelfanes@gmail.com

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Pasundan Bandung
Jl. Dr. Setiabudi No.193, Kota Bandung

1. Pendahuluan
Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan
kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Aksesibilitas adalah
konsep yang menggabungkan pengaturan tata guna lahan secara geografis dengan
sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Dengan perkataan lain
aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan bagaimana lokasi tataguna lahan
berintekasi satu dengan yang lain dan bagaimana mudah dan susahnya lokasi
tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. Mobilitas adalah suatu
ukuran kemampuan seseorang untuk bergerak yang biasanya dinyatakan dengan
kemampuannya membayar biaya transportasi. Jika aksesibilitas ke suatu tempat
tinggi, maka mobilitas orang ke tempat tersebut juga tinggi selama biaya

aksesibilitas ke tempat tersebut mampu dipenuhi. Hubungan antara aksesibilitas
dan mobilitas terhadap perkembangan transportasi adalah Untuk meningkatkan
aksesibiltas dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem transportasi seperti
pelebaran jalan, pembuatan jalan baru, peningkatan layanan angkutan umum.
Peningkatan aksesibilitas tidak menjamin meningkatan mobilitas penduduk dalam
memanfaatkan jaringan jalan yang ada. Ketidak mampuan orang membayar biaya
transportasi mengakibatkan investasi yang telah dilakukan terasa sis-sia, karena
tidak semua kalangan merasakan manfaatnya, yang secara tidak langsung
mengakibatkan rendahnya mobilitas. Sehingga dalam pengambilan kebijakan
terkait mengatasi permasalahan transportasi tidak hanya fokus pada peningkatan
aksesibilitasnya saja, akan tetapi harus dapat menjamin bahwa setiap orang
mampu memanfaatkan infrastruktur yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
untuk mengukkur aksesibilitas 2 lokasi dapat dilhat dari jarak, waktu dan faktor

biaya, yang mana ketiga komponen ini merupakan suatu faktor hambatan
perjalanan. Maka dari itu saya menguji korelasi antara jarak dan waktu terhadap
aksesibilitas untuk mengetahui derajat keterhubungan antara dua variabel
mempunyai hubungan yang positif atau negatif pada uji korelasi.
2. Teori
a. Uji Koefesien Korelasi

Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Korelasi bermanfaat
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua
variabel) dengan skala-skala tertentu.
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara
dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien
korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan
dua variabel acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel
mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai
variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka
kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi,
maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan
melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis
memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):
o

0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

o


>0 – 0,25: Korelasi sangat lemah

o

>0,25 – 0,5: Korelasi cukup

o

>0,5 – 0,75: Korelasi kuat

o

>0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat

o

1: Korelasi sempurna

Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut:
o Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan kedua

variabel signifikan.
o Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan kedua
variabel tidak signifikan
Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat
kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan
ketiga, melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan
antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefesien korelasi hasil
perhitungan dengan menggunakan kriteria sbb:


Jika angka koefesien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel
tidak mempunyai hubungan



Jika angka koefesien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel
mempunyai hubungan semakin kuat




Jika angka koefesien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel
mempunyai hubungan semakin lemah



Jika angka koefesien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel
mempunyai hubungan linier sempurna positif.



Jika angka koefesien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel
mempunyai hubungan linier sempurna negatif.

b. Transportasi
Menurut Salim (2000) transportasi adalah kegiatan pemindahan barang
(muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam transportasi ada
dua unsur yang terpenting yaitu pemindahan/pergerakan (movement) dan secara
fisik mengubah tempat dari barang (comoditi) dan penumpang ke tempat lain.

Menurut Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan,

mengerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke
tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat
berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan menurut Nasution (2008) adalah
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Menurut Ridwan Khairindy, pengangkutan merupakan pemindahan barang dan
manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Ada beberapa unsur pengangkutan,
yaitu sebagai berikut:
1. adanya sesuatu yang diangkut;
2. tersedianya kendaraan sebagai alat angkut
3. ada tempat yang dapat dilalui alat angkut.
c. Aksesibilitas
Kemudian

Bambang

Susantono

(2004:24)

menambahkan


bahwa

“Aksessibilitas merupakan suatu ukuran potensial atau kemudahan orang untuk
mencapai tujuan dalam suatu perjalanan. Karekteristik sistem transportasi
ditentukan oleh aksesibilitas. Aksesibilitas memberikan pengaruh pada beberapa
lokasi kegiatan atau tata guna lahan. Lokasi kegiatan juga memberikan pengaruh
pada pola perjalanan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Pola perjalanan ini
kemudian mempengaruhi jaringan transportasi dan akan pula memberikan
pengaruh pada sistem transportasi secara keseluruhan.”
Blunden dan Black (1984) seperti dikutip Tamin (1997: 52) menyatakan bahwa
“Aksesibilitas adalah konsep yang menggabungkan sistem pengaturan tata guna
lahan

secara

geografis

dengan


sistem

jaringan

transportasi

yang

menghubungkannya. Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan atau
kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan
‘mudah’ atau ‘susah’ nya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
transportasi.”
Ada yang menyatakan bahwa aksesibilitas dapat dinyatakan dengan jarak. Jika
suatu tempat berdekatan dengan tempat lain, dikatakan aksesibilitas antara kedua

tempat itu tinggi. Sebaliknya, jika kedua tempat itu sangat berjauhan, aksesibilitas
antara keduanya rendah.
d. Definisi Jarak
Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu
benda dalam waktu tertentu.

e. Definisi Biaya
Menurut Firdaus dan Wasilah (2012: 22) Biaya adalah pengeluaranpengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang
berguna untuk masa yang akan datang. Sedangkan pengertian biaya menurut
Supriyono (2011: 12) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan
dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sebagai
pengurang penghasilan. Menurut Mulyadi (2014: 8), dalam arti luas biaya adalah
“pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu” (Baldric, et.al (2013:
23), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau
jasa yang diharapkan memberi manfaat sekarang atau masa yang akan datang.
Dari pengertian biaya menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa biaya
adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dengan satuan uang dengan maksud
untuk mencapai suatu tujuan.
3. Metodelogi
Metode yang digunakan merupakan Uji Koefisien Korelasi yang bertujuan
untuk mengetahui derajat keterhubungan antara dua variabel mempunyai
hubungan yang positif atau negatif, untuk melihat lebih jauh tren antara variabel
predictor (X) dengan variabel kriterium (Y). Signifikansi :
 Berkenaan dengan besaran angka, jika 0, maka artinya tidak ada korelasi
sama sekali dan jika korelasi 1 berarti korelasi sempurna, hal ini berarti

bahwa semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan dua variabel semakin
kuat. Sebaliknya, jika r (koefisien korelasi) mendekati 0 maka hubungan
dua variabel semakin lemah. Sebagai standarisasi, angka korelasi diatas

0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5
korelasi lemah.
 Selain besarnya korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran
hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya arahan yang
berlawanan, sedangkan tanda positif (+) pada output menunjukkan adanya
arahan yang sama.

Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Koef. Korelasi :
 Berdasarkan nilai signifikansi : Jika nilai signifikansi > dari 0,05, maka
kesimpulannya tidak terdapat korelasi, sedangkan jika < dari 0,05, maka
terdapat korelasi.
 Berdasarkan tanda bintang (*) yang diberikan SPSS. Jika terdapat tanda
bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang dianalisis
terjadi korelasi, sebaliknya jika tidak terdapat tanda bintang pada pearson
correlation maka antara variabel yang dianalisis tidak terjadi korelasi.
4. Tahapan Pengerjaan

Variabel yang digunakan adalah variabel jarak (KM), Biaya (Rupiah),
Aksesibilitas. Adapun data-data skor total yang dapat ditabulasikan adalah sebagai
berikut:

Aplikasi pada SPSS :
1. Buka SPSS

2. Klik Variabel View, kemudian pada bagian Name tulis saja Motivasi,
kemudian di baris kedua Minat dan dibaris ketiga Prestasi, selanjutnya pada
kolom Type ubah menjadi Numeric. Pindah ke Data View dan lengkapi data
sampai seperti dibawah ini.

3. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate, dan klik Bivariate

4. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama Bivariate Correlations,
masukkan variabel jarak dan biaya ke dalam kolom variables. Pastikan kolom
Correlation Coefficients sudah mencentang Pearson, kemudian kolom Test Of
Significance sudah mencentang Two Tailed. Dan Flag significant correlation
juga sudah dicentang.

5. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut.

5. Hasil dan Pembahasan
Hasil dari uji koefesien korelasi antara waktu dan biaya terhadap
aksesibilitas dengan menggunakan aplikasi SPSS yaitu sebagai berikut:

Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai siginifikansi dan
nilai Pearson pada Tabel Correlation. Maka dapat dilihat 2 pertimbangan :
a. Berdasarkan nilai signifikansi : dari output diatas, diketahui antara
Jarak (KM) dengan Biaya (Rupiah), nilai signifikansi 0,027 < 0,05 yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan. Selanjutnya antara Jarak (KM)
dengan Aksesibilitas nilai signifikansinya 0,009 < 0,05 yang berarti
terdapat korelasi yang signifikan. Terakhir antara Biaya (Rupiah) dengan
Aksesibilitas nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi
yang signifikan.
b. Melihat nilai Pearson Correlation : dari output diatas, diketahui
bahwa Nilai Pearson Correlation yang dihubungkan antara masing –
masing variabel mempunyai tanda bintang, ini berarti terdapat korelasi
yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
6. Daftar Pustaka
Lumba,
pada.2013.aksesibilitas
dan
mobilitas.
http://padalumba.blogspot.co.id/2013/04/aksesibilitas-dan-mobilitas.html. di akses
pada tanggal 15 maret 2018.
Syahban,
Aziz.
2018.
Aksesibilitas
dan
Mobilitas.
http://azissyahban2005.blogspot.co.id/2012/12/aksesibilitas-dan-mobilitastransportasi.html. di akses pada tanggal 15 maret 2018.
http://eprints.perbanas.ac.id/493/4/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 15 maret
2018.
Setya,
vitria.2018.
Transportasi.
https://www.academia.edu/7668395/Sistem_transportasi. di akses pada tanggal 15
maret 2018.