PUSAT DAN ASPEK PERADABAN ISLAM MODERN D (1)

LINTANG
Kamis, 18 April 2013

PUSAT DAN ASPEK PERADABAN ISLAM MODERN DAN
KONTEMPORER

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu hal yang sangat menarik seperti yang di gambarkan selama ini, yakni
Islam

memiliki

karakteristik

global

bisa

diterima


dalam

setiap

ruang

dan

waktu.namun pada sisi yang lain saat Islam memasuki beberapa kawasan di
belahan dunia maka ia memiliki beberapa corak dan peradapan yang berbeda-beda,
hal ini di karenakan Islam merupakan agama yang baru bagi masyarakat di belahan
dunia timur ,timur tengah maupun dunia barat.Islam datang membawa peradapan
baru kemudian mengadopsi serta memperbaharui peradapan-peradapan yang
sudah ada.islam sempurna di bawa oleh sempurna yang pada saat itu muncul di
kawasan timur tengah tepatnya pada kota Makkah.
Pada awal pertumbuhanya, Islam bergerak secara sedikit demi sedikit
mengubah peradaban orang-orang jahiliah, tetapi tidak menghapus seluruh
kebudayaanya misalnya,towaf atau memuliyakan ka’bah yang berada di tengah
kota Makkah. Setelah Islam mempunyai kekuatan yang cukup di makkah

mempunyai kekuatan cukup/ berkembang maka umat islam mulai menyebarkan
agama dan peradabanya ke negara dikawasan jazirah arab, hal itu di lakukan
secara setahap yang membuahkan hasil yang sangat baik sehingga mendapat
tanggapan dari masyarakat yang cukup ramah.
Setelah kurun waktu yang sangat singkat Islam mampu berkembang di
negara-negara kawasan timur tengah misalnya, Turki, Iran, berbagai bagian afrika
dan asia tenggara. Islam telah menigubah peradapan dan kebudayaan di beberpa

kawasan

tersebut

sehingga

kawasan



kawasan


tersebut

memiliki

corak

kebudayaan yang mencerminkan nilai - nilai Islam dan berkembang sampai
sekarang atau abad modern dan kontemporer.semua itu memiliki beberapa aspek
pendukung peradaban dan kebudayaan dari masa kemasa atau abad ke abad
sehingga Islam mampu mempengaruhi dunia sosial , politik, budaya , seni dan
sastra .pusat-pusat dan aspek-aspek kontemporer. Merupakan suatu yang sangat
perlu kita kaji dan teliti agar nilai nilai Islam yang termuat di dalam peradabannya
agar tidak hilang ditelan olah perkembangan zaman.

1.2 Rumusan Masalah
a)
b)

Bagaimanakah sejarah peradaban Islam modern dan kontemporer ?
Bagaimana pusat-pusat p dan aspek-aspek peradaban Islam modern dan

kontemporer?

c)

Bagaimana Peradaban Islam di Indonesia pada zaman modern dan kontemporer?

1.3 Tujuan
a)

Memahami sejarah peradaban islam modern dan kontemporer

b)

Untuk mengetahui pusat- pusat dan aspek-aspek

peradaban Islam modern dan

kontemporer
c)


Untuk mengetahui Peradaban Islam di Indonesia pada zaman modern dan
kontemporer

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Sejarah peradaban Islam modern dan kontemporer
Pada abad ke 18, kawasan barat yang sudah mapan memasuki negaranegara islam serta mendirikan dominasinya di berbgai jalur sehingga dapat
menguasai

beberapa

aspek

kehidupan

masyarakat

mendominasi kebudayaan serta perdaban Islam. Sejak

Islam


yang

akhirnya

itulah umat Islam mulai

sadar betapa beratnya penderitaan di bawah penjajahan Negara-negara barat
(orang-orang Kristen ). Mulailah umat Islam menginstropeksi diri dalam segala
kehidupanya, baik dalam bidang agama politik, sosial, budaya, ekonomi dan lain
sebagainya. Kebangkitan dunia Islam di latar belakangi banyaknya negara-negara
Islam yang memberontak Negara-negara barat melalui dari beberapa pemikiran
serta dipacu oleh pemuku-pemuka islam untuk memodernkan dunia islam. 1[1]
Dalam sejarah perjalanan islam di bagi beberapa periode diantaranya yaitu
periode klasik(650-1250 M),periode pertengahan(1250-1800 M),peride modern dan
kontemporer(1800 M).pada perode klasik islam mengalami kemajuan karena pada
1

masa itu terjadi ekspansi intregasi dan keemasan islam. pada masa itu pulalah
beberapa lahir cendekiawan yang memiliki berbagai macam keahlian ilmu

pengetahuan dan filsafat.
Pada masa periode prtengahan Islam mengalami kemunduran akibat adanya
berbagai perpecahan dalam wilayah Islam yang mendirikan negara sendiri-sendiri
serta berbagai macam serangan dari Negara –Negara barat.pada masa ini umat
islam berada periode kegelapan terutama dalam bidang pemikiran kemajuan ilmiah
sudah tidak ada lagi dengan di tutupnya pintu ijtihat pemikiran menjadi mati.

2.2Pusat- pusat dan aspek-aspek peradaban Islam modern dan kontemporer
Banyak aspek-aspek pendukung peradaban Islam modern dan kontemporer
di kawasan timur tengah, serta kawasan timur diantaranya adalah aspek budaya,
aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek politik.

Diantara negara-negara yang

mengalami perkembangan peradaban dalam kategori modern dan kontemporer
adalah Turki, India, Iran dan kawasan sekitarnya.

1. Baghdad
Kota bagdad didirikan oleh khalifah abbasiah kedua, almanshur(754-755 M)
pada tahun 762 M. setelah mencari- cari daerah yang strategis untuk ibukotanya,

pilihan jatuh pada daerah yang sekarang dinamakan Baghdad terletak di sungai
tigris. Ia menugaslan beberapa orang ahliuntuk meneliti dan mempalajari lokasi.
Setelah penelitian seksama ini itulah daerah ini ditetapkan sebagai ibukota dan
pembangunan di mulai. Menurut cerita rakyat, daerah ini adalah sebagai tempat
peristirahatan kisra Anusyirwan, raja Persia yang mashur, di musim panas. Bagdad

berarti”taman keadilan” taman itu lenyap bersama kerajaan Persia.akan tetapi,
nama itu tetap menjadi kenagan rakyat.
Dalam membangun kota ini khalifah memperkerjakan ahli bangunan yang
terdiri darinarsitektur-arsitektur,tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, dan lain-lain.
Mereka didatangkan dari syiria, mosul, basyrah, dan kuffah yang berjumlah sekitar
100 ribu orang. Kota ini berbentuk bundar. Disekelilingnya dibangun dinding tembok
yang besar dan tinggi disebelah luar dinding tembok digali parit besar yang
berfungsi sebagai saluran air sekaligus sebagai benteng. Ada empat buah pintu
gerbang diseputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin memasuki
kota. Keempat pintu gerbang itu adalah bab al-kuffah, bab al-syam, bab al-bashrah,
bab al-khurasan. Di tengah-tengah kota terletak istana kholifah menurut seni
arsitektur Persia. Istana ini terkenal dengan nama al-qashr al-zahabi,berarti istana
emas. Istana ini di lengkapi bangunan masjid, tempat pengawal istana, polisi, dan
temapat tinggal putra-putri dan keluarga khalifah. Di sekitar istana dibangun pasar

tempat perbelanjaan. Jalan raya menghubungkan empat pintu gerbang.
Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan
kebangkitan ilmu pengetahuan dalam islam. Itulah sebabnya, Philip K.Hitti
menyebutnya sebagai kota intelektual. Setelah masa Al-manshur, kota bagdad
menjadi lebih masyhur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan
peradaban dan kebudayaan islam. Banyak para ilmuan dari berbagai daerah datang
ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan yang ingin dituntutnya. Masa
keemasan kota bagdad terjadi pada zaman pemerintahan khalifah Harun Al-Rasyid
(786-809) dan anaknya Al-makmun (813-833 M). dari kota inilah memancar sinar
kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik, supremasi
ekonomi,

dan

aktifitas

intelektual

merupakan


tiga

keistemewaan

kota

ini.

Kebesaranya yang tidak terbatas pada negeri arab, tetapi meliputi seluruh negeri
islam. Bagdad ketika itu menjadi pusat peradaban islam dan kebudayaan yang
tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak
buku filsafat yang sebelumnya di pandang sudah “mati” dihidupkan kembali dengan
diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Khalifah al-ma’mun memiliki perpustakaan
yang dipenuhi dengan beribu-ribu buku ilmu pengetahuan. Perpustakaan itu
bernama Bait al-hikmah.

a. Penguasa pada masa-masa awal
Populasi Bagdad berada pada jumlah sekitar 300.000 dan 500.000 pada abad
ke-9. Pertumbuhan pesat Bagdad pada awal telah melambat akibat dari masalah
dalam Kekholifahan, termasuk pemindahan ibu kota ke Samarra (antara 808–819

dan 836–892), hilangnya provinsi-provinsi barat dan paling timur, dan masa
dominasi politik oleh para Buwayhid Iran (945–1055) dan bangsa Turki Seljuk (1055–
1135). Panen yang rusak dan perselisihan intern membuatnya runtuh. Meskipun
begitu, kota ini tetap merupakan satu daripada pusat kebudayaan dan perdagangan
dunia Islam hingga 10 Februari 1258 ketika ia dirusak bangsa Mongol di bawah
Hulagu Khan. Para suku Mongol membunuh 800.000 penduduk kota, termasuk
Kalifah Abbasiyah Al-Musta'sim, dan merusak sebagian besar kota. Kanal dan
tanggul-tanggul yang membentuk sistem irigasi kota juga turut hancur. Perebutan
Bagdad mengakhiri era Kekholifahan Abbasiyah, sebuah pukulan keras yang tak
pernah dipulihkan peradaban Arab.
Bagdad pun dipimpin oleh Il-Khanidd, penguasa Iran berbangsa Mongol. Pada
1401, Bagdad dirusak kembali oleh bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur
("Tamerlane"). Ia menjadi ibu kota provinsi yang dipimpin dinasti-dinasti Jalayirid
(1400–1411), Qara Quyunlu (1411–1469), Aq Quyunlu (1469–1508), dan Safavid
(1508–1534). Pada 1534, Bagdad direbut bangsa Turki Ottoman. Di bawah
kekuasaan mereka, Bagdad mengalami masa-masa suram, di antaranya karena
perselisihan antara penguasanya dengan Persia. Untuk suatu saat, Bagdad
merupakan kota terbesar di Timur Tengah sebelum posisinya diambil alih
Konstantinopel pada abad ke-16.

b. Kemerdekaan
Bagdad tetap dikuasai Kerajaan Ottoman hingga terbentuknya kerajaan Irak
di bawah kekuasaan Britania Raya pada 1921, yang kemudian dilanjutkan dengan
kemerdekaan resmi pada 1932 dan kemerdekaan penuh pada 1946. Pengaruh
Eropa ini juga mengubah wajah kota. Pada tahun 1920, Bagdad - yang tumbuh dari
lokasi tertutup seluas 254 mil persegi (657 km²) - menjadi ibu kota negara baru Irak.

Populasi kota tumbuh dari sekitar 145.000 pada 1900 menjadi 580.000 pada
1950.

Pada

tahun

1970-an,

Bagdad

mengalami

masa

kemakmuran

dan

pertumbuhan karena tajamnya kenaikan harga minyak, ekspor utama Irak.
Infrastruktur baru dibangun pada saat ini termasuk saluran pembuangan modern,
air, dan jalan tol. Namun Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an merupakan masa
yang sulit bagi Bagdad karena uang digunakan untuk membiayai pasukan tentara
dan ribuan penduduk kota meninggal. Iran melancarkan beberapa serangan rudal
terhadap Bagdad, meski serangan tersebut hanya menyebabkan kerusakan kecil
dan sedikit korban saja.

c. Konflik dengan Amerika
Perang Teluk Persia pada 1991 mengakibatkan kerusakan parah terhadap
Bagdad, khususnya infrastruktur transportasi, energi dan kebersihannya. Meskipun
begitu, Presiden AS George H. W. Bush memutuskan agar pasukan AS tidak
memasuki Bagdad dan merebutnya – dan dengan itu meninggalkan Saddam
Hussein dalam tonggak kekuasaan – hal ini mungkin disebabkan kemungkinan akan
adanya korban sipil yang besar dari melakukan serangan ke kota tersebut.
Bagdad dibom secara besar-besaran pada Maret dan April 2003 dalam invasi
AS terhadap Irak 2003, dan jatuh di bawah kekuasaan Amerika Serikat pada sekitar
tanggal 7 April-9 April. Kerusakan tambahan juga disebabkan penjarahan besarbesaran pada beberapa hari setelah berakhirnya perang. Setelah jatuhnya rezim
Saddam, kota ini pun dikuasai oleh pasukan AS. Akhirnya kekuasaan berpindah
kepada pemerintah sementara pada akhir Juni 2004.
Hingga kini Bagdad masih termasuk berbahaya bagi penduduknya karena
kriminalitas merajalela di kota tersebut. Selain itu, aliran listrik juga masih terbatas
dan menyebabkan warga menjadi tidak sabar dengan invasi AS terhadap Irak.
Bagdad telah lama memainkan peranan penting dalam kehidupan kebudayaan
Arab dan sejak dulu merupakan kampung halaman penulis-penulis, musisi dan artis
visual terkenal.

d. Pemandangan yang menarik dan monumen-monumen penting
Tempat-tempat yang menarik termasuk Museum Nasional Irak, di mana
koleksi artifak-artidak yang tak ternilai dijarah pada saat invasi pada 2003, gerbang
Tangan Kemenangan, dan Kebun binatang Bagdad. Ribuan manuskrip kuno di
Perpustakaan negara rusak ketika bangunan tersebut dibakar pada masa Perang
Teluk Persia kedua. Mesjid Al Khadimiya di barat laut Bagdad adalah salah satu
bangunan keagamaan Syiah terpenting di Irak. Ia selesai dibangun pada 1515 dan
Imam ke-7 (Musa ibn Jafar al-Kazim) dan ke-9 (Mohammad al-Taqi) dimakamkan di
sini. Salah satu bangunan tertua adalah Istana Abbasiyah yang dibangun pada abad
ke-12 atau abad ke-13.
Pada abad ke-8 dan 9, Bagdad dianggap sebagai kota terkaya di dunia. Para
pedagang Tiongkok, India, dan Afrika Timur bertemu di sini, bertukaran bendabenda kebudayaannya dan melambungkan Bagdad menjadi renaisans intelektual.
Rumah sakit dan observatorium dibangun; para penyair dan seniman dibina; dan
karya besar Yunani) diterjemahkan ke (bahasa Arab).
Bagdad adalah salah satu dari kota terbesar dan paling kosmopolitan di dunia
dan menjadi rumah bagi umat Muslim, (Kristen|Kristiani), (Yahudi) dan penganut
(paganism) dari seluruh (Timur Tengah) dan (Asia Tengah). Di samping itu, banyak
berdiri akademi, sekolah tinggi, dan sekolah biasa yang memenuhi kota itu. Dua
diantaranya yang terpenting adalah perguruan Nizhamiyyah, didirikan olah nizham
al-mulk, wazir sultan Seljuk, pada abad ke-5 H dan perguruan mustanshiriyah,
didirikan dua abad kemudian olah khalifah al-mustansyir billah.
Dalam bidang sastra, kota bagdad terkenal dengan hasil karya yang indah
dan digemari orang. Diantara karya sastra yang terkenal ialah Alf lailah wa lailah,
atau kisah seribu satu malam. Di kota bagdad ini, lahir dan muncul para saintis,
ulama, filosof, dan sastrawan Islam yang terkenal, seperti al-khawarizm(ahli
astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar), al-kindi (filosof arab pertama), alrazi (filosof, ahli fisika dan kedokteran), al-farabi (filosof besar yang dijuluki dengan
al-mu’allim al-tsani, guru kedua setelah aristoteles.
Dalam

bidang

ekonomi,

perkembanganya

berjalan

seiring

dengan

perkembangan politik. Pada zaman harun al-rasyid dan al-makmun, perdagangan
dan industry berkembang pesat. Kehidupan ekonomi kota ini didukung oleh tiga

buah pelabuhan yang ramai dikunjungi para kafilah dengan internasional(cina,
india, asia tengah, syiria, Persia, mesir, dan negeri afrika lainnya), dua di basrah
dan sirat di teluk Persia
.
2. Kairo (mesir)
Kota kairo di bangun pada tanggal 17 sya’ban 358 H/969 M oleh panglima
perang dinasti fathimiah yang beraliran syi’ah, jawhar al-siqili, atas perintah
khalifah fathimiah, al-mu’izz lidinillah (953-975 M), sebagai ibukota kerajaan dinasti
tersebut.
Wilayah kekuasaan dinasti fathimiah meliputi afrika utara, sicilia, dan syiria.
Berdirinya kota kairo sebagai ibu kota kerajaan dinasti ini membuat bagdad
mendapat saingan. Setelah pembangunan kota kairo rampung lengkap dengan
istananya, al-siqili mendirikan masjid al-azhar, 17 Ramadhan 359 H (970 M). masjid
ini berkembang menjadi sebuah universitas besar yang sampai sekarang masih
berdiri megah. Nama Al-Azhar diambil dari al-Zahra’, julukan fathimiah, puteri Nabi
Muhammad saw dan istri ‘ali ibn abi thalib, Imam pertama syiah.
Kota yang terletak di tepi sungai Nil ini mengalami tiga kali masa kejayaan,
yaitu pada masa dinasti fathimiah, dimasa shalah Al-Din Al- Ayyubi dan dibawah
baybars dan al-nasyir pada masa dinasti mamalik. Periode fathimiah ini dimulai
dengan al-mu’izz dan puncaknya terjadi pada masa pemerintahan anaknya, al-aziz.
Al- muizz lidinillah dan aziz di mesir dapat disejajarkan dengan harun al-rasyid di
bagdad. Selama pemerintahan mu’izz dan tiga orang pengganti pertamanya, seni
dan ilmu mengalami kemajuan besar.
Al –mu’izz melaksanakan tiga kebijakan besar, yaitu pembaharuan dalam
bidang administrasi,pembangunan ekonomi, dan toleransi beragama(juga aliran).
Dalam bidang administrasi, ia mengangkat seorang wazir (menteri) untuk
melaksanakan tugas-tugas kenegaraan. Dalam bidang ekonomi, ia member gaji
khusus kepda tentara, personalia istana, dan pejabat pemerintahan lainnya. Dalam
bidang agama, di mesir diadakan empat lembaga peradilan, dua untuk mazdhab

syi’ah dan dua untuk mazdhab sunni. Al-azis kemudian mengadakan program baru
dengan mendirikan masjid-masjid , istana, jembatan, dan kanal-kanal baru.
Pada zaman aziz billah dan hakim biamrillah, terdapat seorang mahaguru
bernama ibn yunus yang menemukan pendulum dan ukuran waktu dengan
ayunannya. Karyannya zij al-akbar al-hakimi diterjemahkan ke dalam berbagai
bahasa.

Dia

meninggal

pada

tahun

1009 M

dan

penemuan-penemuannya

diteruskan oleh ibn al-nabdi(1040) dan hasan ibn haitham, seorang astronom dan
ahli optika. Yang disebut terakhir menemukan sinar cahaya datang dari objek ke
mata dan bukan keluar dari mata lalu mengenai benda luar.
Pada masa pemerintahan al-hakim, didirikan bait al-hikamah, terisnpirasi dari
lembaga yang sama yang didirikan oleh al-makmun di bagdad. Di lembaga ini
banyak sekali koleksi buku-buku. Lembaga ini juga merupakan pusat pengkajian
astronomi, kedokteran, dan ajaran-ajaran Islam terutama syia’ah.
Pada masa-masa selanjutnya, dinasti fathimiah mulai mendapat gangguan –
gangguan politik. Akan tetapi, kaoro tetap menjadi sebuah kota besar dan penting.
Ketika jayanya, di kairo terdapat lebih kurang 20.000 toko milik khalifah, penuh
dengan barang-barang dari dalam dan luar negeri. Kafilah-kafilah, tempat-tempat
pemandian, dan sarana umum lainnya banyak sekali didirikan oleh penguasa.
Istana khalifah dihuni oleh 30.000 orang, 12.000 diantaranya adalah pembantu,
1000 pengawal berkuda.
Dinasti fathimiah ditumbangkan oleh dinsti ayyubiah yang didirikan oleh
shalah al-din, seorang pahlawan islam terkenal dalam perang salib. Ia tetap
mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh dinasti fathimiah
tetapi mengubah orientasi keagamaanya dari syi’ah kepada sunni. Ia juga
mendirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama masjid yang dilengkpi dengan
tempat belajar teologi dan hokum. Karya-karya ilmiah yang muncul pada masanya
dan sesudahnya adalah kamus-kamus biografi, compendium sejarah, manual
hokum, dan komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan di rumah-rumah
sakit. Prestasinya yang lain adalah didirikannya sebuah rumah sakit bagi orang
cacat pikiran.

3. Isfahan (Persia)
Isfahan adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota kerajaan
syafawi. Kota ini merupakan gabungan dari dua kota sebelumnya, yaitu jay, tempat
berdirinya syahrastan dan yahudiyyah yang didirikan oleh buchtanashar atau
yazdajir 1 atas anjuran istrinya yang beragama yahudi. Kota Persia ini sebagai ibu
kota provinsi dan pusat industry dan perdagangan.
Persia memiliki kebudayann dan perdaban yang mempunai ciri menggunakan
bahasa indo irannya dan cirri etnik arya serta domonasi bahasa Persia. Pengaruh
kebudayaannya mampu mempengaruhi negara-negara di india, asia tenggara
khususnya melayu maupun daratan cina. Persia memiliki cirri-ciri kebudayaan
seperti arsitektur dan kesenian yang sangat khas sehingga mampu digunakan
sebagai alat dalam penyebaran serta pengembangan agama islam pada periode
islam modern dan kontemporer.Pemgelompokkan keagamaan di Persia banyak
mendapat perhatian dari pihak arab karena sistematis pengelompokanya sangat
baik dan praktis dengan menggunakan dua corak kehidupan syiah dan suni.
Ketika raja safawi, Abbas 1, menjadikan Isfahan sebagai ibu kota kerajaanya,
kota ini menjadi kota yang luas dan ramai dengan penduduk. Kota ini terletak di
atas sungai zandah. Di atas sungai ini terbentang tiga buah jembatan yang megah
dan indah, satu diantaranya terletak di tengah kota. Sementara dua lainnya di
pinggiran kota. Kota ini, ketika berada di bawah kekuasaan kerajaan syafawi,
dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tanah dengan delapan buah pintu . di
dalam kota banyak berdiri bangunan, sperti istana-istana, sekolah-sekolah, masjidmasjid, menara-menara, pasar, dan rumah-rumah yang indah, terukir rapi dengan
warna-warna yang menarik. Masjid syah yang masih ada sampai sekarang yang
didirikan oleh Abbas 1, merupakan salah satu masjid terindah di dunia. Pintunya di
lapisi dengan perak. Di samping itu, juga ada lapangan dan tanaman yang terawatt
baik dan menawan.

4. Turki

Pada tahun 2000 muncul cendikiawan yang bernama Harun Yahya yang
mampu melakukan perlawanan terhadap sekularisme melalui beberapa pemikiran
dan dalam bidang yang lain. Ini merupakan fenomena baru bagi penduduk Turki
dalam adad modern dan kontemporer. 2[2]
Dalam Aspek budaya dan sosialnya kawasan turki banyak dihuni oleh suku
Kurdi yang sering melakukan pemberontakan dengan kebijakan publik karena
adanya perbedaan pemahaman dalam bidang agama. Dalam aspek agamanya
masyarakat Turki mampu berkembang dan mengembangkan ajaran Islam karena
memiliki dua madzhab dalam memahami ajaran Islam yaitu madzhab Sunni dan
syi’ah. Masing masing dari madzhab tersebut memiliki pemimpin dan bergerak
dalam bidangnya masing-masing tanpa menggangku aktivitas diantara keduanya.
Hal ini dikarenakan adanya kebijakan dari kaisar Turki yang membagi daerah
penyebaran masing-masing.3[3]
Dalam

arsitektur,

masjid-masjid

yang

dibangun

disana

membuktikan

kemajuannya. Masjid memang merupakan suatu ciri dari sebuah kota Islam, tempat
kaum

muslimin

mendapat

fasilitas

lengkap

untuk

menjalankan

kewajiban

agamanya. Gereja Aya Sophia, setelah penakhlukan diubah menjadi sebuah masjid
agung yang terpenting di istambul. Gambar –gambar makhluk hidup yang
sebelumnya ditutup, mihrab, didirikan, dindingnya dihiasi dengan kaligrafi yang
indah, dan menara- menara dibangun. Masjid-masjid penting lainnya adalah masjid
Agung Al-Muhammadi atau masjid Agung Sultan Muhammad Al-fatih, Masjid Abu
Ayyub Al-anshari (tempat pelantikan para sultan usmani), masjid bayazid dengan
gaya Persia, dan msjid sulaiman Al-qanuni.

5. Delhi (India)
Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan
Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna. Pendukung peradaban Lembah Sungai
2[2] Ibid. Hlm. 241.
3[3] Ibid. Hlm. 249.

Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang
dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah
India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.
Peradaban Lembah Sungai Gangga. Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga
terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna. Pendukung
peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa
Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur.
Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah
Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.

Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan

kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida
di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup
menetap. Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus
mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan
bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan
kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus.
Runtuhnya

Kerajaan

Maurya

menjadikan

keadaan

kerajaan

menjadi

kacau

dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa.
Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan
baru.
Kebudayaan

Lembah

Sungai

Gangga

merupakan

campuran

antara

kebudayaan bangsa Arya dengan kebudayaan bangsa Dravida. Kebudayaan ini lebih
dikenal dengan kebudayaan Hindu. Daerah-daerah yang diduduki oleh bangsa IndoArya sering disebut dengan Arya Varta.
Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di
wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa
(Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa
Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama
Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan
warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah
yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta
Gautama.

Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta
Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi
dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai
Gangga

meninggalkan

beberapa

bentuk

kebudayaan

yang

tinggi

seperti

kesusastraan, seni pahat, dan seni patung.

6. Pakistan
Dalam bidang politik Pakistan masih menyandang tradisi kerajaan abbasiyah
yakni dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya yaitu kestuan dan
integritas umat islam sebagai komunitas agama universal, implemntasi syariat
dibawa pengawasan ulama’, pelestarian dan penyebaran ilmu agama di bawah
bimbingan ulama’. Sebagai fungsional, mereka meng -organisasi memim[pin solat
berjamaah ,mengawasi perayaan acara dan hari raya islam serta melakukan
upacara pernikahan dan pemakaman.untuk mewujudkan yangt lebih modern
mereka mengupayakannya melalui pendirian negara islam dengan alquran dan
sunnah sebagai konstitusinya dan syariat sebagai hukumnya

7. Andalusia (spanyol)
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya
Kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa
itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat
Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu :

1. Periode Pertama.
Periode pertama, berlangsung sekitar tahun 711 – 755 M. Periode ini,
menghantarkan

Andalusia

menjadi

sebuah

provinsi

yang

tunduk

kepada

pemerintahan pusat di Damaskus. Pada tahap ini, stabilitas sosial politik dan
ekonomi Andalusia belum sempurna, namun relatif aman dan tetap berkembang.
Gangguan dan ancaman terhadap proses pembangunan negeri, masih datang silih

berganti, baik datang dari luar maupun dari dalam. Pada tahap ini pula, peradaban
dan kebudayaan Islam belum mencapai puncaknya, kecuali setelah datangnya
Abdurrahman Al-Dakhil pada tahun 138 H / 755 M.

2. Periode Kedua.
Periode kedua, berlangsung sekitar tahun 755 – 912 M. Andalusia pada
periode ini dipimpin oleh seorang wali (gubernur) yang menyatakan diri tidak
tunduk kepada pemerintahan pusat yang berada di Baghdad. Orang pertama yang
memimpin Andalusia yang berdaulat dan berdiri sendiri adalah Abdurrahman AlDakhil.
Pada masa ini, umat Islam mulai mengalami kemajuan dalam berbagai
bidang kehidupan. Maka peradaban Islam pun mulai tumbuh dan berkembang.
Abdurrahman Al-Dakhil segera membangun Mesjid Cordova dan sekolah-sekolah di
berbagai kota besar di Spanyol. Hikam I berjasa dalam membangun dan
menegakkan hukum dan perundang-undangan, Hakam I dikenal sebagai reformis
dan pembaharu, dan Abdurrahman Al-Aushat dikenal sebagai ilmuan dan filosof.
Ilmu pengetahuan dan seni budaya pada masa ini, sudah mulai semarak
berkembang dan menuju kepada kemajuan.

3. Periode Ketiga.
Pada periode ini, umat Islam mengalami kemajuan yang luar biasa, baik di
bidang ilmu pengetahuan maupun sosial budaya. Peride ini berlangsung sekitar
tahun 912 – 1013 M. yang diawali dengan kepemimpinan Abdurrahman III dan
diakhiri dengan munculnya kerajaan-kerajaan kecil, yang disebut Muluku Al-Thawaif.
Peradaban Islam di Eropa semakin tampak bersinar, sebab periode ini,
banyak mengandung kemajuan yang cukup berarti. Abdurrahman III segera
mendirikan pusat berkembangnya ilmu pengetahuan, yakni Universitas Cordova.
Perpustakaan yang terdapat di Universitas itu, memiliki ribuan buku yang memuat
berbagai ilmu pengetahuan. Apalagi setelah Hakam II memimpin Andalusia, umat
Islam semakin merasakan betapa pesatnya ilmu pengetahuan berkembang, yang

pada saatnya menghantarkan dan membentuk suatu peradaban Islam yang
sempurna dan berkuali

tas tinggi.

4. Periode Keempat.
Peride keempat, berlangsung sekitar tahun 1013 – 1086 M. pada tahap ini
Andalusia

sebagai

suatu

kerajaan

yang

berdaulat

yang

utuh

mengalami

disintegrasi. Kota-kota besar di wilayah Andalusia, merasa kuat dan mampu
mendirikan kerajaan sendiri. Periode ini merupakan awal kehancuran umat Islam di
Andalusia, sebab mereka saling bertengkar dan berperang sesama Muslim untuk
merebutkan wilayah kekuasaan.
Pertikaian intern itu, tentu saja terbaca oleh kaum Nasrani sebagai
kelemahan bagi umat Islam. Mereka berusaha menyusun kekuatan untuk segera
dapat

menghancurkan

umat

Islam.

Namun

demikian,

perkembangan

ilmu

pengetahuan dan kreativitas intelektual pada masa ini masih tetap berjalan,
meskipun tidak sehebat masa-masa sebelumnya.

5. Periode Kelima.
Periode kelima, berlangsung sekitar tahun 1086 – 1248 M. yang dipimpin oleh
dua dinasti yang menonjol ketika itu, yaitu dinasti Murabithun (1086 – 1143 M) dan
dinasti Muwahidun (1146 – 1253 M). Kedua dinasti ini sebenarnya berasal dari Afrika
Utara, yang datang ke Andalusia atas undangan raja-raja Islam untuk membantu
melawan serangan kaum Katolik Barat. Untuk beberapa dekade, serangan dan
pertahanan kedua dinast itu cukup kuat, sehingga Islam masih tetap berkibar untuk
sementara di tanah Spanyol. Namun akhirnya, kaum Katolik dengan pasukannya
yang besar dan kuat dapat menghancurkan mereka, yang memaksa kedua
pemimpin dinasti itu pindah kembali ke Afrika. Kaum Katolik sejak tahun 1212
mengalami kemenangan yang luar biasa, sehingga kota-kota besar Islam satupersatu jatuh ke tangan mereka. Kota Cordova jatuh ke tangan penguasa Katolik
pada tahun 1238 M. sepuluh tahun kemudian menyusul kota Seville jatuh pada

tahun 1248 M. Bahkan seluruh wilayah Andalusia jatuh ke tangan Katolik, kecuali
Granada yang masih dikuasai Bani Ahmar.

6. Periode Keenam.
Periode keenam, berlangsung sekitar tahun 1248 – 1492 M.yang sebenarnya
merupakan akhir dari kekuasaan Islam di tanah Spanyol. Namun demikian di bawah
kekuasaan Bani Ahmar (1252 – 1492 M) peradaban Islam mulai mengalami
kemajuan yang cukup berarti. Namun kejayaan Islam itu tidak bertahan lama akibat
konflik intern yang terjadi di kalangan istana. Pangeran Abu Abdullah Muhammad
tidak setuju atas keputusan ayahnya yang mengangkat adiknya sebagai putera
mahkota. Dia melakukan perlawanan dengan meminta bantuan pasukan Ferdinand
dan Isabella untuk menjatuhkan kekuasaan sang ayah, akhirnya ayahnya terbunuh
dan adiknya naik tahta menjadi raja. Perlawanan terus dilakukan, dan adiknya pun
terbunuh juga. Akhirnya ia pun naik tahta, namun segera dirongrong oleh penguasa
Kristen yang pernah membantunya. Tak lama menduduki kerajaan, akhirnya Abu
Abdullah Muhammad digulingkan oleh kedua penguasa Kristen, Ferdinand dan
Isabella, pada tahun 1492 M. Maka sejak itulah, seakan lenyap dari bumi Andalusia
a. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Filsafat.
Ketika Islam berjaya di Andalusia, ilmu pengetahuan dan filsafat mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Ketika Islam lahir, sebagai agama pemersatu dan
agama peradaban, bangsa Yunani sedang tenggelam dalam kekuasaan pemerintah
yang kejam, sedang dunia Islam mulai menyingsingkan fajar kebebasan, terutama
bagi

berkembangnya

ilmu

pengetahuan.

Minat

terhadap

filsafat

dan

ilmu

pengetahuan mulai dikembangkan oleh penguasa Muslim ketika itu, sehingga para
ilmuwan dan filsof kenamaan banyak lahir di dunia Islam, seperti Ibnu Hazm dengan
karyanya al-Milal wa al-Nihal, Abu bakr Muhamad Ibnu Al-Asyik (wafat 1138) yang
dikenal Ibnu Bajah, Abu Bakar Ibnu Thufael (wafat 1185) yang dikenal dengan
bukunya yang berjudul “Hay bin Yaqdzan”, Ibnu Rusyd (1126 – 1198 M) yang dikenal
dengan sebutan Averous, karyanya antara lain Tuhafut al-Tuhafut.

b. Bidang Geografi dan Sains.
Ilmuwan di bidang geografi lahirlah nama Ibnu Jubair, seorang pengarang
buku berjudul “Perlawatan ke negeri-negeri Islam”, Abu Hamid Al-Hazim dan Abu
Ubaid Al-Bakry.
Di bidang sains muncullah nama-nama yang ahli di bidang kedokteran, musik,
matematika, astronomi, kimia, dan lain-lainnya misalnya Wafid Al-Bakhmi, Khalaf AlZahrawi, sebagai ahli di bidang kedokteran dan ilmu fa’al. Abu Qasim al-Zanrawi
seorang dokter bedah yang mengarang buku Al-Tasrif setebal 30 jilid, Ibnu Khatimah
ahli penyakit Malaria, Abbas Ibnu Farnas ahli Kimia dan Astronomi, ia adalah
seorang ilmuwan pertama yang menemukan cara membuat kaca dari batu.
Bidang Sejarah dan Sosiologi.
Ilmu

sejarah

dan

sosiologi

juga

berkembang

pesat

di

Andalusia

semasa

pemerintahan Islam. Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak dasar teoriteori sejarah dan sosiologi banyak bermunculan pada masa ini. Mereka antara lain;
Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsab dan Rasail fi Fadl Ahlal Andalus,
Ibnu Batutah (1304 – 1374) seorang sejarawan yangpernah berkunjung ke Indonesia
dan Asia Tenggara, Ibnu Jubair dari Valencia (1145 – 1228 M) seorang ahli sejarah
dan geografi yang menulis sejarah negeri-negeri muslim Mediterania dan Cicilia,
Ibnu Khaldun dari Tunis, seorang ahli filsafat sejarah yang terkenal dengan bukunya
Mukaddimah.

c. Bidang Agama dan Hukum Islam.
Bidang ilmu-ilmu Islam juga turut berkembang pesat di Andalusia, yang pada
akhirnya melahirkan tokoh-tokoh yang berkompeten di bidang ini, antara lain Ibnu
Rusyd yang terkenal dengan karyanya; Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah alMukhtashid, dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-Ahkam fi Ushul alAhkam, dan sebagainya.

d. Bidang Musik dan Kesenian.

Tokoh yang terkenal pada masa ini di bidang musik dan seni suara adalah Alhasan bin Nafi’ yang dijuluki Zaryab, ia adalah seorang seniman yang terkenal di
zamannya.

e. Bidang Bahasa dan Sastra.
Di bidang bahasa dan sastra, bahas Arab merupakan bahasa administrasi
bagi pemerintahan Islam Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam
dan muslim di negeri itu termasuk penduduk asli. Di antara tokoh yang terkenal
pada masa itu adalah Ibn Malik pengarang kitab “Alfiyah”, Ibn Khuru, Ibn Al-Haj, dan
sebagainya, sedangkan tokoh sastranya antara lain Ibn Abdi Rabah dengan bukunya
Al-Iqd al-Farid, Ibn Basam dengan bukunya Al-Dzakirah fi Miahasin al-Jazirah, dan AlFath Ibn al-Haqan dengan karangannya Al-Qalaid.

f. Bidang Pembangunan Fisik.
Pemerintahan Islam di Andalusia juga mengembangkan dan membangun
beberapa lembaga berikut sarana dan prasarananya, misalnya membangun tropong
bintang

di

Cordova,

membangun

pasar

dan

jembatan,

melakukan

upaya

pengendalian banjir dan penyimpanan air hujan, membangun sistem irigasi hidrolik
dengan menggunakan roda air (water wheel), memperkenalkan tanaman padi dan
jeruk, dan mendirikan pabrik-pabrik tekstil, kulit, logam, dan lainnya.

7. RUNTUHNYA KERAJAAN ANDALUSIA.
Lemahnya Kekuasaan Bani Umayyah II dan Bangkitnya Kerajaan-Kerajaan
Kecil di Andalusia.
Menurut data sejarah, pada saat itu kerajaan Islam di Spanyol terpecahpecah menjadi kerajaan kecil. Sepeninggal dinasti Umayyah, kerajaan di Spanyol
menjadi 20 wilayah kerajaan kecil. Kerajaan-kerajaan itu antara lain bani Ibad di
Seville, bani Hamud di Malaga, bani Zirry di Granada, bani Hud di Saragosa, dan

yang terkenal adalah bani Dzin Nun yang menguasai kota Toledo, Valensia, dan
Marusa.
Raja-raja kecil ini sering berebut kekuasaan, yang satu menghantam yang
lain, sehingga kekuatan mereka menjadi lemah, sedangkan pada saat yang sama,
raja-raja Eropa bersatu. Raja Al-Fonso VI dan Leon mengadakan kerjasama dengan
Australia, Castilia dan raja-raja lainnya. Mereka bersatu menghimpun kekuatan
untuk menghancurkan kekuatan Islam di Spanyol. Kekuatan baru inilah yang dapat
menaklukkan kota Granada pada tahun 898 H / 1492 M. Dengan jatuhnya kota
Granada, berakhirlah kekuasaan Islam Arab pada masa itu di Andalusia, setelah
mereka menguasai negeri itu selama delapan abad.

a. Timbulnya Semangat Orang-Orang Eropa Untuk Menguasai Kembali
Andalusia.
Kekuatan Islam berlangsung dalam waktu yang cukup lama, dan selama itu
pula orang-orang Eropa mulai menyusun kekuatannya untuk menghancurkan Islam.
Pada saat kekuasaan Islam mulai melemah, mereka segera menyusun kekuatan
baru yang luar biasa. Serangan demi seranganpun dilancarkan terhadap kekuasaan
Islam, tetapi pada mulanya masih dapat digagalkan. Pada masa pemerintahan Bani
Ahmar (1232- 1492), khususnya pada masa pemerintahan Abdurrahman Al-Nasir,
kekuatan umat Islam dapat dipulihkan kembali. Akan tetapi menjelang akhir
hayatnya, ia mewariskan kekuasaan itu kepada adik kandungnya. Akibatnya Abu
Abdullah Muhammad sebagai anaknya merasa kecewa, dan menuntut balas
terhadap ayahnya. Dia mengadakan pemberontakan yang menewaskan sang ayah,
tetapi kursi kerajaan tetap pada pamannya. Abu Abdullah kembali menyusun
rencana pemberontakan dengan meminta bantuan penguasa Kristen Ferdinand dan
Isabella. Permintaan itu dikabulkan dan pamannya tewas terbunuh. Setelah itu,
segudang hadiah yang terdiri dari emas berlian, diserahkan kepada Ferdinand dan
Isabella.
Tetapi para penguasa Kristen itu, tidak merasa puas dengan hadiah. Bahkan
mereka ingin merebut kekuasaan Abu Abdullah dan mengenyahkan kekuasaan
Islam dari tanah Spanyol. Rencana penyerangan pun disusun, dan pada saat
pasukan Abu Abdullah dikepung selama beberapa hari, akhirnya Abu Abdullah

menyerah tanpa syarat dan bersedia hengkang dari bumi Spanyol pada tahun 1492
M. Dengan demikian, tamatlah sudah riwayat perjuangan umat Islam di Andalusia.
Pada saat yang bersamaan, penguasa Eropa Kristen dengan leluasa menancapkan
kakinya di bumi Andalusia setelah selama delapan abad berada di tangan kaum
Muslimin.

b. HANCURNYA PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA.
1.Hancurnya Kekuasaan Islam dan Rendahnya Semangat Para Ahli Dalam Menggali
Budaya Islam.
Hancurnya kekuasaan Islam di Andalusia pada tahun 1492 M berdampak
negatif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Para Ilmuwan
dilanda kelesuan, mereka tidak semangat lagi menggali dan mengkaji ilmu
pengetahuan. Mereka seakan berputus asa ketika melihat serangan yang bertubitubi dilancarkan kepada umat Islam, terutama lagi tindakan penguasa Kristen itu
terhadap peradaban Islam. Mereka menyaksikan banyak pusat-pusat peradaban di
hancurkan, bahkan para ilmuwan sendiri, tidak sedikit yang tewas di bunuh tentara
Kristen di Spanyol. Peristiwa yang tragis dan sangat mengenaskan itu, amat
membekas di lubuk hati para ilmuwan, sehingga mereka banyak yang lari
menyelamatkan diri ke Afrika Utara.
Peristiwa pahit yang terjadi pada tahun 1492 M itu, membawa dampak psikologis
bagi para ilmuwan muslim. Mereka tidak lagi mempunyai gairah untuk bangkit
kembali dan memajukan peradaban Islam, melalui ide-ide cemerlang dan usaha
kreatif mereka selama ini yang telah memberikan andil besar bagi kemajuan
peradaban Islam. Dampak yang lebih jauh dari sikap para ilmuwan muslim yang
demikian

itu,

adalah

terjadinya

kemandegan

peradaban.

Peradaban

Islam

mengalami masa-masa suram dan penurunan kualitas intelektual umat Islam.
Akhirnya harapan dan keinginan umat Islam yang mendambakan agar bangkit
kembali membangun peradaban Islam, yang pernah jaya di masa lalu tak pernah
terwujud

.
2. Banyaknya Orang-Orang Eropa Yang Menguasai Ilmu Pengetahuan Dari Islam.
Begitu besarnya perhatian para penguasa muslim dan para ilmuwannya terhadap
ilmu pengetahuan maka mereka saling bekerja sama untuk memajukan bangsa dan
negara. Banyak penelitian dan pengkajian dilakukan, lembaga-lembaga riset
dibangun, Sekolah Tinggi dan Universitas didirikan. Di lembaga ini tidak hanya
orang Islam yang diberi kesempatan mempelajari ilmu pengetahuan, tetapi semua
orang termasuk orang Kristen. Akibatnya banyak orang-orang Kristen Barat yang
tertarik dan belaaajar di Universitas-Universitas Islam itu. Karena tertarik oleh
metode ilmiah Islam, banyak para pendeta Kristen yang menyatakan diri untuk
belajar di lembaga-lembaga pendidikan Islam. Contohnya seorang pendeta Roma,
Italia bernama Roger Bacon ( 1214 – 1292 M.), ia datang ke Paris untuk belajar
bahasa Arab antara tahun 1240 sampai 1268 M. Setelah mahir menguasai bahasa
Arab, ia segera membaca dan menterjemahkan berbagai ilmu pengetahuan yang
ditulis ilmuwan muslim dalam bahasa Arab. Ilmu yang menarik hatinya adalah ilmu
pasti. Buku-buku yang asli berbahasa Arab dan hasil terjemahannya banyak di bawa
ke Inggris. Lalu disimpan di Universitas Oxford. Hasil terjemahan Bacon itu,
diterbitkan dan menggunakan namanya sendiri. Ia tidak menyebutkan nama-nama
asli pengarang buku-buku itu, yang tak lain adalah ilmuwan-ilmuwan muslim. Di
antara karangan yang diterjemahkannya dan tidak menyebutkan nama asli
pengarangnya itu, adalah kitab Al Manadzir karya Ali Al-Hasan Ibnu Haitsam ( 965 –
1038 M ). Di dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu, kemudian
buku itu disebut sebagai karya Roger Bacon.

8. Irak
Kemampuan

dlam

mengemas

Idiologi

nasionalisme,

sosialisme

dan

sekularosme membuat irak mampu mengembangkan peradaban dan kebudayaan
yang hamper sama dengan kebudayaan arab. 4[4] Banyak terdapat kota-kota suci
sebagai tempat sejarah yang mampu memberikan dorongan kuat dalam penyeban
Islam.5[5]
4[4] Azyumardi Arza. Studi Kawasan Islam. Hal 173.

9. Iran
Dalam menjalankan pemerintahan pada abad modern ini, pemerintah Iran
dibantu oleh parlemen yang menjalankan dan menngawasi jalannya system
pemerintahan. Selain itu juga dibantu oleh para ulama’ karismatik. Lembaga yang
dijalankannya adalah wilayah al-faqh (pimpinan tertinggi bidang agama dan
politik).6[6] Dalam bidang keagamaan, iran menganut madzhab syi’ah Istna
‘Asariyah. Meskipun demikian masyarakat iran masih mewarisi madzhab sunni
sehingga mereka mampu mengembangkan keagamannya dengan baik. 7[7]
Dalam bidang perekonomian, Iran terkenal sebagai produsen tekstil (kapas,
katun, wol, sutra dan rami) yang mampumendukung kehidupan masyarakatnya
serta dapat membiayai penyebaran agama Islam. Namun ekspor pertama adalah
minyak bumi.8[8]

10. Peradaban Islam di Indonesia pada zaman modern dan kontemporer
a. Gerakan modern Islam: asal-usul dan perkembangan
Pembaharuan dalam islam atau gerakan modern islam merupakan jawaban
yang ditujukan terhadap krisis yang dihadapi umat islam pada masanya.
Kemunduran progresif kerajaan usmani yang merupakan pemangku khilafah islam,
setelah abad ketujuh belas, telah melahirkan kebangkitan islam di kalangan warga
arabdi pinggiran imperium itu. Yang terpenting di antaranya adalah gerakan wahabi,
sebuah gerakan ini merupakan sarana yang menyiapkan jembatan kea rah
pembaharuan Islam abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.

5[5] Ibid. Hlm. 176.
6[6] Ibid. Hlm. 191.
7[7] Ibid. Hlm. 193-194.
8[8] Ibid. Hlm. 197.

Katalisator terkenal gerakan pembaharuan ini adalah jamaluddin Al-Afgani. Ia
mengajarkan solidaritas pan- islam dan pertahanan terhadap imperialism Eropa,
dengan kembali kepada Islam dalam suasana yang secara ilmiah dimodernisasi.
Gerakan yang lahir di timur tengah itu telah memberikan pengaruh besar
kepada gerakan kebangkitan Islam di Indonesia. Bermula dari pembaharuan
pemikiran dan pendidikan Islam di minamgkabau, yang disusul oleh pembaharuan
pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat Arab di Indonesia, kebangkitan Islam
semakin berkembang membentuk organisasi-organisasi social keagamaan, seperti
sarekat dagang Islam (SDI) di bogor dan solo,persyarikatan ulama di majalengka,
jawa barat, muhamadiyah di Yogyakarta,persatuan islam di bandung, dan masih
banyak lagi yang lainnya.

b. Perjuangan kemerdekaan umat Islam
1. Masa kolonial belanda
Nasional dalam pengertian politik, baru muncul setelah H.Samanhudi
menyerahkan

tampuk

pimpinan

SDI

pada

bulan

Mei

1912 kepada

HOS

Tjokroaminoto yang mengubah nama dan sifat organisasi serta memeperluas ruang
geraknya. Sebagai organisasi politik pelopor nasionalisme Indonesia, SI pada
decade pertama adalah organisasi politik besar yang merekrut anggotanya dari
berbagai kelas dan aliran yang ada di Indonesia. Waktu itu, ideology bangsa
memang belum beragam, semua bertekad ingin mencapai kemerdekaan. Ideology
mereka adalah persatuan dan anti-kolonialisme.

2. Masa pendudukan jepang
Kemunduran progresif yang dialami partai-partai Islam seakan mendapatkan
dayanya kembali setelah jepang datang menggantikan posisi belanda. Jepang
berusaha mengkomodasi dua kekuatan, Islam dan nasionalis”secular”, ketimbang
pimpinan traditional (maksudnya raja dan bangsawan lama). Jepang berpendapat,
organisasi-organisasi islamiah yang sebenarnya mempunyai massa yang patuh dan

hanya dengan pendekatan agama, penduduk Indonesia ini dapat dimobolisasi. Oleh
karena itu, kalau organisasi non-keagamaan dibubarkan, organisasi-organisasi besar
islam seperti Muhammadiah, NU, dan kemudian persyarikatan Ulama (majalengka),
juga majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), yang kemudian di lanjutkan dengan majelis
syuro

muslim

Indonesia(masyumi)

di

perkenankan

kembali

meneruskan

kegiatannya.
c. Organisasi politik dan organisasi social Islam dalam suasana Indonesia
Merdeka
1. Masa revolusi dan demokrasi liberal
Pada waktu proklamasi tanggal 17 agustus 1975, piagam Jakarta sama sekali
tidak digunakan. Soekarno-hatta justru membuat teks proklamasi yang lebih
singkat,

karena

ditulis

secara

tergesa-gesa.

Perlu

diketahui,

menjelang

kemerdekaan, setelah jepang tidak dapat menghindari kekalahan dari tentara
sekutu, BPUPKI ditingkatkan menjadi panitia persiapan kemerdekaan Indonesia
(PPKI). Berbeda dengan BPUPKI yang khusus untuk pulau jawa, PPKI merupakan
perwakilan daerah seluruh kepulauan Indonesia. Perubahan itu menyebabkan
banyak anggota BPUPKI yang tidak muncul lagi, termasuk beberapa orang anggota
panitia Sembilan. Persentase nasional Islam pun merosot tajam.
Dalam suasana seperti itu, M. Hatta dalam siding PPKI setelah kemerdekaan
berhasil dengan mudah meyakinkan anggota bahwa hanya satu konstitusi “sekuler”
yang memepunyai peluang untuk diterima oleh mayoritas rakyat Indonesia. Tujuh
kata dalam anak kalimat yang tercantum dalam sila pertama pancasila dengan
segala konsekuensinya dihapuskan dari konstitusi. Bahkan , kantor urusan Agama
seperti yang diperoleh Islam selama pendudukan Jepang, oleh panitia pun ditolak.
Oleh

golongan

nasionalis”sekuler”,

keputusan

itu

dianggap

sebagai

gentleman’s agreement kedua yang menghapuskan piagam Jakarta sebagai
gentleman’s agreement pertama. Sementara itu, keputusan yang sama di pandang
oleh golongan nasionalis Islam sebagai mengkhianati gentleman’s agreement itu
sendiri. Para nasionalis Islam mengetahui bahwa, Indonesia merdeka yang mereka
perjuangkan dengan penuh pengorbanan itu, jangankan berdasarkan Islam, piagam

Jakarta pun tidak. Oleh sebab itu, bisa dibayangkan bagaimana kecewanya para
nasionalis Islam.
Dengan demikian, jelas bahwa keputusan tentang penghapusan tujuh katakata dari piagam Jakarta itu sama sekali tidak mengakhiri konflik ideology yang
telah berlangsung lama pada masa sebelum kemerdekaan. Para nasionalis islam
harus menerima kenyataan itu, karena mereka menyadari bahwa masa revolusi
bukanlah saat yang tepat untuk mendesak terlaksananya cita-cita islam mereka.
Apalagi soekarno dan Hatta menekankan sifat kesementaraan UUD yang diputuskan
pada tanggal 18 Agustus 1945 itu.

2. Masa demokrasi terpimpin
Di masa demokrasi terpimpin ini , soekarno kembali menyuarakan ide
lamanya nasakom, suatu pemikiran yang ingin menyatukan nasionalis “sekuler”,
Islam da komunis. Akan tetapi, idenya itu dilaksanakan dengan caranya sendiri.
Peranan partai mengalami erosi, kecuali PKI yang memainkan peranan penting dan
diliputi dengan semangat yang tinngi. Pancasila pun ditafsirkan sesuai dengan
pemikiranya. Masa ini, karena lebih di dominasi oleh PKI, memendam ketegangan
antara Islam dan komunisme. Ketidakpuasan juga terjadi dikalangan banyak
golongan nasionalis”sekuler” dan angkatan bersenjata. Masa demokrasi terpimpin
itu berakhir dengan gagalnya Gerakan 30 september 1965 PKI, umat islam bersama
ABRI dan golongan lainnya bekerjasama menumpas gerakan itu.

3. Masa Orde Baru
Setelah orde lama hancur, kepemimpinan Indonesia berada ditangan Orde
Baru. Tumbangnya orde lama yang umat islam ikut berperan besar di dalam
menumbangkannya memberikan harapan-harapan baru kepada kaum muslimin.
Namun , kekecewaan baru muncul di masa orde baru ini. Umat islam merasa,
meskipun musuh bebuyutannya, komunis, telah ditumbang, kenyataan berkembang
tidak seperti yang di harapkan.

Orde Baru memang sejak semula merencanakan pembaharuan system
politik. Pada tanggal 26 November 1966, dengan sebuah amanat dari president,
disampaikan kepada DPRGR:RUU kepartian, RUU pemilu dan RUU susunan MPR,
DPRdan DPRD.
Asas tunggal merupakan awal dari era baru peran islam dalam kehidupan
berbangsa ini. Peran politik (formal) Islam tidak ada lagi, tetapi sebagai agama yang
mengaku tidak memisahkan diri dari persoalan politik, tentu peran itu akan terus
berlangsung mungkin dengan pendekatan yang berbeda.

4. Kebangkitan Baru Islam di Masa Orde Baru
Menjelang pancasila diputuskan siding umum MPR 1983 sebagai satusatunya asas bagi kekuatan politik itu, banyak kalangan yang melontarkan suarasuara kontra. Suara-suara itu semakin tajam tatkala pancasila pada akhirnya, bukan
saja diputuskan sebagai satu-satunya asa bagi kekuatan –kekuatan politik, tetapi
juga

terhadap

organisasi-organisasi

kemasyarakatan,

termasuk

organisasi

keagamaan Indonesia.
Sejak dekade 1970-an, banyak bermunculan organisai-organisasi mahasiswa
seperti: HMI, PMII,IMM. Dengan asas tunggal memang wadah politik umat islam
hilang. Islam nampaknya menarik diri dari dunia politik. Namun , dengan
pembaharuan politik bangsa ini, sebagaimana telah disebutkan

umat islam

terlepas dari ikatan yang sempit menuju dunia yang lebuh luas. Perjuangan cultural
adalah lahan yang sangat luas dibandingkan dengan dunia politik saja, aspek ini
merupakan pusat islam di masa lalu.
Kegiatan-keigiatan social dan cultural mempunyai nilai-nilai yang lebih
langgeng daripada hasil perjuangan politik. Mungkin dengan alas an itulah,
muhammadiah sejak awal tidak berminat terjun ke dunia politik praktis dank arena
alas an itu pula NU melepaskan diri dari PP.
Selain itu, bukan hanya PPPyang menghimpun politisi-politisi muslim, Golkar,
partai pendukung pemerintah ini sekarang banyak merekrut tokoh-tokoh islam
menjadi pimpinannya dan duduk di DPR mewakili kekuatan politik itu. Tidak kurang

dari

DR.Nur