MAKALAH TEORI KOPERASI DAN SEJARAH KOPER

MAKALAH TEORI KOPERASI DAN SEJARAH KOPERASI TAKSI INDONESIA (KTI)

MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
PERKOPERASIAN
DOSEN: IBU NOVITA DELIMA PUTRI, M.Pd

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD NAJIHUL HIBATULLAH
201014500668
KELAS: X-t
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I
1.1 PENDAHULUAN
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN MAKALAH
BAB II
2.1 PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN KOPERASI

B.

SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

C.

LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN KOPERASI

D.

PRINSIP-PRINSIP KOPERASI

E. MANFAAT DAN PENGGOLONGAN KOPERASI
E.

SEJARAH BERDIRINYA KOPERASI TAKSI INDONESIA (KTI)


F.

KEUNGGULAN PRODUK KOPERASI TAKSI INDONESIA (KTI)
BAB III
3.1 PENUTUP

A.

KESIMPULAN

B.

SARAN

C.

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

1.1 PENDAHULUAN
Ada kesan yang berkembang bahwa nilai-nilai dasar koperasi seperti kekeluargaan,
gotong-royong, demokrasi, dan kebersamaan yang melekat pada diri koperasi
nampaknya kurang dapat mengadopsi dengan cepat setiap perubahan lingkungan
strategis. Demikian pula halnya prinsip-prinsip koperasi itu sendiri dinilai kurang dapat
memotivasi investor untuk mengembangkan bisnisnya dengan wahana koperasi.
Misalnya, prinsip demokrasi yang dianut koperasi yaitu satu orang satu suara (one man
one vote) nampaknya kurang diminati para pemilik modal yang secara umum
menginginkan jumlah suara dalam setiap pengambilan keputusan ditentukan oleh
jumlah modal yang diinvestasikannya. Padahal, untuk memasuki pasar global dimana
persaingan semakin keras baik yang menyangkut persaingan kualitas produk, sumber
daya manusia, persaingan penguasaan pasar, distribusi, dan persaingan pelayanan
terhadap para pelanggan sangat membutuhkan modal yang besar.
Bertitik tolak dari kondisi perkoperasian yang muncul dipermukaan, maka tidak
mengherankan apabila ada beberapa pihak yang agak pesimis terhadap eksistensi
koperasi sebagai pelaku ekonomi dan bertanya, “Apakah koperasi masih layak
dikembangkan sebagai wadah ekonomi rakyat yang mampu menghadapi dan bersaing
di pasar yang semakin mengglobal?”
Makalah ini mencoba menggali dan membedah teori koperasi ataupun konsep
dasar yang dikandung koperasi itu sendiri, kemudian dilanjutkan perannya sebagai

badan usaha. Dalam makalah ini juga disajikan berbagai kasus yang nyata dijumpai di
lapangan dengan menganalisis salah satu badan usaha yang masuk kedalam ruang
lingkup koperasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang ada dalam pembuatan makalah ini:
A. Apa yang dimaksud dengan Koperasi?
B. Bagaimana sejarah perkembangan koperasi di Indonesia?
C. Apa saja landasan, asas, dan tujuan dari koperasi?
D. Apa saja prinsip-prinsip yang terkandung dalam koperasi?
E. Bagaimana penggolongan dan manfaat Koperasi?
F. Bagaimana sejarah berdirinya Koperasi Taksi Indonesia (KTI)?
G. Apa saja keunggulan produk di dalam Koperasi Taksi Indonesia (KTI)?
1.3 TUJUAN MAKALAH
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini:
A.

Untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Ekonomi Koperasi.

B.


Untuk Mengetahui Pengertian, Sejarah, Tujuan, dan Prinsip-Prinsip Koperasi.

C.

Untuk Mengetahui lebih jelas mengenai Koperasi Taksi Indonesia (KTI).

BAB II
2.1 PEMBAHASAN
A.

PENGERTIAN KOPERASI
Seringkali orang mendefinisikan koperasi dengan menggunakan prinsip-prinsip
koperasi atau serangkaian prinsip koperasi, terutama prinsip-prinsip koperasi yang
diterapkan oleh pelopor dari Rochdale, Raiffeisen, Schulze D, dan juga oleh konsepsikonsepsi lain.
Kata "Koperasi" berasal dari bahasa Inggris "Coorperation" yang terdiri dari 2 kata,
yaitu "Co" yang sama artinya Bersama dan "Operation" yang artinya bekerja. Jadi
secara harfiah koperasi berarti bekerja sama. Koperasi dapat didefinisikan sebagai
asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan kegiatan ekonomi koperasi
(usaha koperasi) atas dasar prinsip-prinsip koperasi, nilai jatidiri koperasi sehingga

mendapat manfaat yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah melalui usaha
bersama yang dimodali, dikelola dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya.
Secara koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi
mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis.
Terdapat dua unsur yang paling berkaitan satu sama lain dalam koperasi setidaktidaknya. Unsur pertama adalah unsur ekonomi, sedangkan unsur kedua adalah unsur
sosial. Sebagai suatu bentuk perusahaan, koperasi berusaha memperjuangkan
pemenuhan kebutuhan ekonomi para anggotanya secara efisien. Sedangkan sebagai
perkumpulan orang, koperasi memiliki watak sosial.
Keuntungan bukanlah tujuan utama koperasi. Sebagaimana dikemukakan oleh
Bung Hatta (1954), yang lebih diutamakan dalam koperasi adalah peningkatan
kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Agar Koperasi tidak menyimpang dari tujuan
itu, pembentukan dan pengelolaan koperasi harus dilakukan secara demokratis. Pada

saat pembentukannya, koperasi harus dibentuk berdasarkan kesukarelaan dan
kemauan bersama dari para pendirinya dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas
kekeluargaan.
B.


SEJARAH PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Menurut Sukoco dalam bukunya “Seratus tahun Koperasi di Indonesia”, badan
hukum koperasi pertama di Indonesia adalah sebuah Koperasi di Leuwiliang, yang
didirikan pada tanggal 16 Desember 1895.
Patih Wiriatmadja telah mendirikan “De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden” alias “Bank Priyayi” pada tahun 1985. Kemudian pada tahun
1896 , atas prakarsa De Wolf Van Westerrode berdirilah “De Poerwokertosche Hulp,
Spaar En Landbouwcredit Bank” beserta “lumbung-lumbung desanya”.
Pada tahun 1920, diadakan Cooperative Commissie yang diketuai oleh Dr.JH.Boeke
sebagai Adviseur voor Volks-credietwezen. Komisi ini diberi tugas untuk menyelidiki,
apakah koperasi bermanfaat di Indonesia. Hasilnya diserahkan kepada Pemerintah
pada bulan September 1921, dengan kesimpulan bahwa koperasi dibutuhkan untuk
memperbaiki perekonomian rakyat.
Pada tahun 1967, Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.12 tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian yang mulai berlaku tanggal 18 Desember 1967.
Pada tahun 1992, UU No.12 Tahun 1967 tersebut disempurnakan dan diganti menjadi
UU.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Disamping UU No.25 tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No 9 tahun 1995 tentang kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh
Koperasi. Peraturan Pemerintah tersebut juga sekaligus memperjelas kedudukan

koperasi dalam usaha jasa keuangan, yang membedakan koperasi yang bergerak di
sektor moneter dan sektor riil.

C.

LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN KOPERASI
1) Landasan koperasi
Landasan koperasi Indonesia adalah pedoman dalam menentukan arah, tujuan,
peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi lainnya.
Sebagaimana dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Pokok-pokok Perkoperasian, koperasi di Indonesia mempunyai landasan sebagai
berikut:
a) Landasan Idiil
Sesuai dengan Bab II UU No. 25 tahun 1992, landasan idiil koperasi Indonesia
adalah Pancasila.

Penempatan Pancasila sebagai landasan koperasi

Indonesia ini didasarkan atas pertimbangan bahwa Pancasila adalah pandangan hidup
dan ideologi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan jiwa dan semangat bangsa

Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta merupakan nilai-nilai luhur
yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehariharinya.
b) Landasan Strukturil
Sesuai dengan Bab II UU No. 25/1992 menempatkan UUD 1945 sebagai
landasan strukturil koperasi Indonesia. Sebagaimana yang termuat dalam ayat 1 pasal
33 UUD 1945 dengan tegas menggariskan bahwa perekonomian yang hendak disusun
di Indonesia adalah suatu perekonomian "usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan." Maksud dari "usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan" dalam
ayat 1 pasal 33 UUD 1945 itu adalah koperasi. Artinya, semangat usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan itu pada mulanya adalah semangat koperasi.
2) Asas koperasi
UU No. 25/1992, pasal 2, menetapkan kekeluargaan sebagai asas koperasi. Di
satu pihak, hal itu sejalan dengan penegasan ayat 1 Pasal 33 UUD 1945 beserta
penjelasannya sebagaimana telah dikemukakan di atas. Sejauh bentuk-bentuk

perusahaan lainnya tidak dibangun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan, semangat kekeluargaan ini merupakan pembeda utama antara koperasi
dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya.
3) Tujuan koperasi
Dalam UU No. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa,

“koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional,
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945”. Berdasarkan bunyi pasal 3 UU No. 25/1992 itu, dapat
disaksikan bahwa tujuan koperasi Indonesia dalam garis besarnya meliputi tiga hal
sebagai berikut:
a) Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya;
b) Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat; dan
c) Turut Serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dari ketiga tujuan tersebut, mudah dimengerti bila koperasi mendapat
kedudukan yang sangat terhormat dalam perekonomian Indonesia. la tidak hanya
merupakan satu-satunya bentuk perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan
sesuai dengan susunan perekonomian yang hendak dibangun di negeri ini, tapi juga
dinyatakan sebagai sokoguru perekonomian nasional.
D.

PRINSIP-PRINSIP KOPERASI
Prinsip-prinsip koperasi (cooperative principles) adalah ketentuan-ketentuan pokok
yang berlaku dalam koperasi dan dijadikan sebagai pedoman kerja koperasi. Pada
dasarnya, prinsip-prinsip koperasi sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi

tersebut.
Terdapat beberapa pendapat mengenai prinsip-prinsip koperasi. Berikut ini disajikan
7 prinsip koperasi yang paling sering dikutip.

·

Prinsip Munkner

·

Prinsip Rochdale

·

Prinsip Raiffeisen

·

Prinsip Herman Schulze

·

Prinsip ICA (International Cooperative Allience)

·

Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No.12 tahun 1967, dan

·

Prinsip Koperasi Indonesia versi UU No.25 tahun 1962

E. Manfaat dan Penggolongan Koperasi
1) Manfaat Koperasi
Manfaat Koperasi dijelaskan dalam tata perekonomian Indonesia, Pasal 4 tentang
Perkoperasian, yakni:


Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota



pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan



manusia dan masyarakat
Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan



perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya
Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang

merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi
Pendiri koperasi pada mulanya di maksudkan untuk menolong para petani dari
permainan harga yang dilakukan oleh tengkulak. Hal ini terjadi pada awal Revolusi
Industri Eropa, dimana harga barang-barang hasil pertanian di permainkan oleh para
tengkulak, di samping itu juga kaum buruh yang diabaikan oleh kaum kapitalis.
Ketergantungan ini terutama disebabkan oleh keadaaan ekonomi petani dan kaum
buruh yang masih bersifat sub sistem (tidak menentu). Untuk mengatasikeadaan ini
petani meminjam kepada tengkulak dengan menjamin hasil pertaniannya, sedangkan
kaum buruh mendapat tekanan kuat dari kaum kapitalis, dalam melaksanakan
pekerjaannya. Untuk itu saya akan menjelaskan bagaimana manfaat koperasi dari
berbagai pandangan beberapa aliran pemikiran dalam masyarakat.

Ada beberapa pandang mengenai manfaat koperasi yang dikemukakan oleh
Casselman pada tahun 1989 ada 3 aliran mengenai manfaat koperasi:


Aliran Yardstick

Menurut pandangan aliran ini hanya berfungsi sebagai tolak ukur dalam arti sebagai
penetralisir keburukan yang timbul oleh sistem perekonomian kapitalis.
Sasaran gerakan koperasi hanya terbatasi pada segi menghilangkan praktek-praktek
persaingan yang tidak sehat pada sistem perekonomian kapitalis.


Aliran Sosialis

Menurut pandangan, aliran ini fungsi dan peranan koperasi berbeda dengan pandangan
aliran Yardstick .Aliran ini memandang sistem perekonomian kapitalis sebagai asal mula
penindasan terhadap rakyat banyak.
Maka kehadiran koperasi di dalam masyarakat kapitalis harus difungsikan sebagai
kekuatan untuk mengganti sistem perekonomian kapitalis tersebut.


Aliran Persemakmuran

Aliran ini dapat dikategorikan aliran tengah. Di satu pihak sebagaimana aliran yardstick,
aliran ini memandang sistem perekonomian kapitalis sebagai suatu sistem
perekonomian yang harus di hancurkan, tetapi sebagaimana aliran sosialis, sepakat
harus sistem perekonomian kapitalis pernah dikoreksi, namun tidak di seradikal aliran
sosial.
Menurut aliran ini fungsi dan peran koperasi didalam masyarakat kapitalis tidak sekedar
sebagai tolak ukur alat penawar, tetapi sebagai alternatif dari bentuk kerusakan
kapitalis. Sebagai bentuk perusahaan alternatif, maka peranan koperasi harus terus
ditingkatkan dan dikembangkan sebagai suatu gerakan masyarakat dalam rangka
mewujudkan masyarakat koperasi.
Apabila di lihat dari bidang ekonomi manfaat koperasi adalah:
1. Menumbuhkan motif berusaha yang lebih berkeprimanusiaan
2. Mengembangkan metode pembagian sisa hasil usaha yang lebih adil
3. Memerangi monopoli dan bentuk-bentuk permodalan lainnya

4.
5.
6.
7.
8.

Menawarkan barang-barang dan jasa dengan harga yang lebih murah
Meningkatkan penghasilan anggota
Menyederhanakan dan mengefisienkan tata niaga
Menumbuhkan sikap jujur dan keterbukaan dalam pengelolaan perusahaan
Menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran, antara kebutuhan
dan pemenuhan kebutuhan
9. Melatih masyarakat untuk menggunakan pendapatannya secara aktif
Akan tetapi di bidang sosialnya manfaat berkoperasi adalah:
1. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat bekerjasama, baik dalam
menyelesaikan mereka, maupun dalam membangun tatanan sosial masyarakat
yang lebih baik
2. Mendidik para anggotanya untuk memiliki semangat berkorban, sesuai dengan
kemampuannya masing-masing, demi terwujudnya tatanan sosial dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan beradab
3. Mendorong terwujudnya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis,
menjamin dan melindungi hak dan kewajiban setiap orang
4. Mendorong terwujudnya suatu kehidupan masyarakat yang tentram dan damai
Jadi, manfaat berkoperasi itu sendiri adalah untuk:
1. Memperoleh harga pelayanan misalnya dalam berbelanja kepada usaha
koperasi kita memperoleh harga pelayanan yang lebih murah oleh koperasi.
2. Dukungan pada usaha yang dijalankan misalkan didalam koperasi mendirikan
sebuah usaha maka kita sebagai anggota harus mendukung usaha tersebut
dengan selalu berbelanja kepada usaha koperasi.
2) Penggolongan Koperasi
Penggolongan koperasi ialah pengelompokan koperasi kedalam kelompok-kelompok
tertentu berdasarkan kriteria dan karakteristik yang tertentu pula.
Dalam perkembangannya, jenis koperasi yang berkembang cenderung bervariasi.
Keragaman ini tentu sangat dipengaruhi oleh latar belakang pembentukan dan tujuan
yang ingin dicapai oleh masing-masing koperasi. Koperasi kemudian dapat digolongkan
kedalam beberapa kelompok besar berdasarkan pendekatan. Dan dalam masing-

masing kelompok besar dapat digolong-golongkan kedalam kelompok-kelompok yang
kecil lebih khusus.
Koperasi berdasarkan bidang usaha, dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Koperasi konsumsi adalah koperasi yang berusaha dalam bidang penyedian
barang-barang konsumsi yang dibutuhkan oleh para anggotanya.
2. Koperasi produksi adalah yang kegiatan utamanya memproses bahan baku
menjadi bahan jadi/setengah jadi.
3. Koperasi pemasaran adalah koperasi yang dibentuk terutama untuk membantu
para anggotanya dalam memasarkan barang-barang yang dihasilkannya.
4. Koperasi kredit/simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam
penumpukan simpanan dari para anggotanya untuk dipinjamkan kembali kepada
anggotanya yang membutuhkan bantuan modal untuk usahanya.
Koperasi berdasarkan jenis komoditi, dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Koperasi ekstraktif adalah koperasi yang melakukan usaha dengan menggali
atau memanfaatkan sumber-sumber alam secara langsung tanpa atau dengan
sedikit mengubah bentuk dan sifat seumber alam itu.
2. Koperasi pertanian dan peternakan koperasi-koperasi pertanian adalah koperasi
yang melakukan usaha berhubungan dengan komoditi pertanian tertentu.
Kegiatan koperasi pertanian biasanya meliputi:
1.
Pengusaha bibit, semprotan dan peralatan pertanian lainnya.
2.
Mengolah hasil pertanian.
3.
Memasarkan hasil-hasil olahan komoditi pertanian.
4.
Menyediakan modal bagi para petani.
5.
Mengembangkan keterampilan koperasi.
6.
Koperasi peternakan adalah koperasi yang usahanya berhubungan
dengan peternakan tertentu.
7.
Koperasi industri dan kerajinan adalah koperasi yang melakukan usaha di
bidang industry dan kerajinan tertentu.
8.
Koperasi jasa-jasa hampir sama dengan koperasi industri lainnya, yang
membedakan ialah bahwa koperasi jasa mengkhususkan usahanya dalam
memproduksi dan memasukkan kegiatan-kegiatan tertentu.

Koperasi berdasarkan profesi anggotanya, dapat digolongkan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Koperasi karyawan
Koperasi Pegawai Negeri Sipil
Koperasi Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Polri
Koperasi mahasiswa
Koperasi pedagang pasar
Koperasi veteran RI
Koperasi nelayan
Koperasi kerajinan dan sebagainya

Koperasi berdasarkan daerah kerjanya, dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang yang biasanya
didirikan dalam lingkup wilayah terkecil tertentu.
2. Koperasi pusat adalah koperasi yang beranggotakan koperasi-koperasi primer
biasanya didirikan sebagai pemusatan dari berbagai koperasi primer dalam
lingkup wilayah tertentu.
3. Koperasi gabungan koperasi gabungan hampir sama dengan koperasi pusat,
koperasi gabungan tidak beranggotakan orang-orang, melainkan beranggotakan
koperasi-koperasi pusat yang berasal dari wilayah tertentu.
4. Koperasi induk ialah koperasi yang beranggotakan berbagai koperasi pusat atau
koperasi-koperasi gabungan yang berkedudukan di ibukota negara.
F.

SEJARAH BERDIRINYA KOPERASI TAKSI INDONESIA (KTI)
Pada tahun 1971 Gubernur DKI Jakarta (waktu itu Ali Sadikin) menetapkan
ketentuan pengusahaan taksi diwilayah DKI Jakarta, selaras dengan Jakarta sebagai
kota metropolitan. Ketentuan ini sangat mempangaruhi iklim berusaha pemilik taksi
“liar” atas nasib masa depan usaha mereka, berkaitan dengan ketentuan mengenai
pembentukan Badan Usaha pertaksian minimal memiliki 100 unit armada baru.
Sedangkan pengusaha taksi “liar” umumnya memiliki 1 atau 2 unit kendaraan taksi.
Logikanya ketentuan ini hanya dapat dipenuhi oleh pengusaha modal besar, dan
kesempatan memperoleh kredit Bank pada masa itu sangat sulit tanpa jaminan yang

memadai. Di sisi lain masyarakat pada masa itu kurang tertarik menggunakan taksi
meter dan lebih cenderung mencari taksi “liar/gelap”. Karena terkesan memakai
kendaraan dan sopir pribadi. kelompok pemilik taksi “liar/gelap” di stasiun Gambir dan
Bandar Udara Kemayoran menyambut gembira ketentuan pengusahaan taksi resmi
ibukota, walaupun bagi mereka terdapat kesulitan mengadakan kendaraan baru
minimal 100 buah, karena umumnya memiliki kendaraan tua. Dalam kondisi yang
demikian itu, sekelompok pengusaha kecil berupaya mencari jalan keluar guna
kelanggengan masa depan usaha. Sehingga melalui perembukan, disepakati
membentuk wadah usaha koperasi.
Ide pembentukan koperasi disambut para pengusaha taksi “liar/gelap” lainnya,
sehingga dalam tempo singkat terkumpul lebih dari 200 orang peminat untuk menajdi
anggota. Tiga bulan kemudian di tanggal yang sama dengan tanggal pendirian 16 Mei
1972, Badan Hukum Koperasi Taksi Indonesia mendapat pengesahan dari Pemerintah
cq. Direktorat Koperasi DKI Jakarta, dengan Badan Hukum No. 964/B.H/I/Tanggal 16
Mei 1972 (sempat diperingati sebagai hari jadi Koperasi Taksi Indonesia).
Berita terbentuknya Koperasi Taksi Indonesia (KTI) tersebar luas di kalangan
pengusaha “Taksi liar” dan mendorong keinginan mereka untuk berusaha dalam wadah
yang resmi (legal), sehingga mereka mendaftarkan diri menjadi anggota, hingga pada
awal tahun 1973 keanggotaan mencapai 400 orang.
Patut diketahui, semasa pembentukan KTI iklim perkoperasian khususnya di sektor
angkutan masih belum memasyarakat bahkan terkesan aneh. Mengingat image
masyarakat dikala itu, bahwa koperasi hanyalah merupakan kegiatan usaha tradisional
hingga tidak heran adanya perasaan apriori terhadap lahirnya Koperasi Taksi Indonesia
di ibukota, yang berwawasan metropolitan.
G.

KEUNGGULAN PRODUK KOPERASI TAKSI INDONESIA (KTI)

a)

PELUANG INVESTASI DI KOPERASI TAKSI INDONESIA (KTI)
Kebutuhan jasa angkutan umum khususnya Angkutan Taksi di wilayah Jakarta dan
sekitarnya atau Jabodetabek masih sangat terbuka lebar kedepan, dalam hal ini
peranan Koperasi Taksi Indonesia (KTI) membantu pemerintah untuk memenuhi

kebutuhan jasa angkutan Taksi sangat relevan dan sekaligus membuka kesempatan
usaha bagi calon pengusaha yang berminat untuk bergabung dengan Koperasi Taksi
Indonesia (KTI) maka dari itu kami selaku management mengundang para investor
yang berminat ingin berinvestasi di bidang jasa angkutan Taksi.
b)

KEUNTUNGAN APABILA BERGABUNG DENGAN KOPERASI
Koperasi sangat mendapat perhatian dari Pemerintah mengingat keberadaan
Koperasi sangat dibutuhkan oleh para pemodal dengan investasi skala usaha kecil
menengah (UKM) banyak para pihak penyandang dana sangat berantusias ingin
memberikan kredit bantuan kepada koperasi karena resikonya lebih kecil meningat
peminjam umumnya perorangan dan dijamin oleh lembaga sehingga bagi penyandang
dana resikonya lebih kecil.

c)

KEUNTUNGAN APABILA MENJADI ANGGOTA KOPERASI

1.

Anda tidak perlu pusing harus mengeluarkan biaya investasi mendirikan badan usaha
pengurusan ijin-ijin, mengeluarkan gaji karyawan , bayar listrik dan sebagainya.

2.

Dengan terdaftar sebagai anggota anda sudah memiliki kesempatan untuk mendapat
pengajuan pinjaman kredit modal usaha kepada pihak penyandang yang sudah menjadi
rekanan dengan Koperasi Taksi Indonesia

3.

Modal usaha bagi anggota yang diperlukan adalah uang muka (UM) dan pengurusan
ijin operasional, donasi dll

4.

Semua Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan oleh anggota akan diurus oleh Koperasi

5.

Pengelolaan Taksi diserahkan kepada masing-masing anggota pemilik armada
sehingga anggota memiliki kebebasan mengoperasikan taksinya namun tetap
mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pihak managemen Koperasi Taksi
Indonesia dan berkoordinasi didalam mengoprasikan taksi sehingga apabila ada
kendala dilapangan dapat segera diatasi.

BAB III
3.1 PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Koperasi dapat didefinisikan sebagai asosiasi orang-orang yang bergabung dan
melakukan kegiatan ekonomi koperasi (usaha koperasi) atas dasar prinsip-prinsip
koperasi, nilai jatidiri koperasi sehingga mendapat manfaat yang lebih besar dengan
biaya yang lebih rendah melalui usaha bersama yang dimodali, dikelola dan diawasi
secara demokratis oleh anggotanya.

B.

SARAN
Pada pembahasan ini para pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai
koperasi dari point-point yang telah disampaikan di dalam makalah ini. Para pembaca
dapat mengetahui definisi, sejarah, prinsip-prinsip, landasan, asas, dan tujuan koperasi
dan mengetahui sejarah dan produk dari koperasi taksi Indonesia (KTI).

C.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin Sitio, Halomoan Tamba, KOPERASI teori dan praktik, Jakarta, 2001
http://koperasitaksi.co.id/