IV HASIL DAN PEMBAHASAN (2)

49

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian merupakan suatu bentuk usaha persiapan sebelum
melakukan penelitian yang sifatnya sistematis meliputi perencanaan, prosedur
dan teknis pelaksanaan dilapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar
penelitian berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Adapun
langkah-langkah penelitian yang peneliti lakukan secara garis depan dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pengajuan Judul
Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah
penelitian pendahuluan, setelah menemukan permasalahan maka peneliti
mengajukan judul kepada dosen pembimbing akademik yang terdiri dari
dua alternatif judul. Setelah disetujui judul “Studi Tentang

Tingkat


Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan
dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2014/2015”. Langkah selanjutnya diajukan kepada Ketua
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
sekaligus menetapkan dosen pembimbing peneliti dalam penyusunan
skirpsi ini. Rangkaian kegiatan ini divalidasi pada tanggal 2 Oktober 2014
judul disetujui dan komisi pembimbing ditetapkan.

50

2. Penelitian Pendahuluan
Setalah mendapatkan surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Nomor
5527/UN26/3/PL/2014 tanggal 7 Oktober 2014 peneliti melakukan
penelitian pendahuluan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Tujuan dari
penelitian pendahuluan ini untuk mendapatkan gambaran umum tentang
hal-hal yang akan diteliti dalam rangka menyusun proposal penelitian
yang ditunjang dengan beberapa literatur arahan dari tim dosen
pembimbing.
Berdasarkan data yang didapat, maka dibuatlah proposal penelitian untuk

diseminarkan. Proposal penelitian disetujui oleh Pembimbing II pada
tanggal 4 November 2014 dan disetujui oleh Pembimbing I pada tanggal
12 November 2014 serta disahkan oleh Ketua Program Studi PPKn.
Langkah selanjutnya adalah mendaftar seminar proposal dan seminar
proposal tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 November 2014. Seminar
proposal tersebut diadakan dengan tujuan memperoleh masukan, saran,
dan kritik dari berbagai pihak untuk kesesuaian sistematika dan prosedur
ilmiah dalam pembuatan dan penyelesaian skripsi ini.
3. Pengajuan Rencana Penelitian
Rencana penelitian diajukan untuk dapat persetujuan dilaksanakannya
seminar proposal. Setelah melalui proses konsultasi dan perbaikanperbaikan proposal skripsi dari pembimbing I dan pembimbing II maka
seminar proposal dilaksanakan pada tanggal 18 November 2014. Setelah

51

seminar proposal dilaksanakan, peneliti melakukan perbaikan-perbaikan
sesuai dengan saran dan masukan dari tim dosen pembahas. Setelah
perbaikan proposal selesai, peneliti melakukan pengesahan komisi
pembimbing dari pembimbing I dan pembimbing II, Ketua Program Studi
PPKn, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Dekan FKIP Unila.

Setelah dilakuakan seminar proposal, maka langkah selanjutnya persiapan
penelitian di lapangan.
4. Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan Administrasi
Tahap ini peneliti melakukan berbagai persiapan. Berdasarkan surat izin
penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung dengan Nomor 37/UN26/3/PL/2015 tanggal 5
Januari 2015 yang ditujukan kepada Kepala SMA Negeri 5 Bandar
Lampung dan persiapan kelengkapan penelitian instrumen penelitian
yang telah diuji coba, maka peneliti merencanakan tanggal dan hari
untuk disepakati dengan responden untuk selanjutnya mengadakan
penelitian.
b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan alat pengumpulan data yang akan dipergunakan dalam
penelitian ini, maka penulis mempersiapkan angket/kuesioner yang
akan diberikan kepada responden yang berjumlah 66 responden dengan
jumlah 20 soal item pertanyaan angket yang terdiri dari tiga alternatif
jawaban.

52


Adapun langkah-langkah dalam pembuatan angket ini adalah sebagai
berikut:
1) Membuat kisi-kisi angket mengenai studi tentang tingkat kepatuhan
peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non
bina lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2014/2015.
2) Mengkonsultasikan angket kepada Pembimbing I dan Pembimbing
II.
3) Setelah angket tersebut disetujui oleh Pembimbing I dan
Pembimbing II. Peneliti mengadakan uji coba angket kepada
sepuluh orang sebagai responden di luar sampel yang sebenarnya.
5. Pelaksanaan Uji Coba Angket
a. Analisis Validitas Angket
Untuk uji coba validitas angket tidak diadakan uji coba, namun peneliti
melakukan kontrol langsung terhadap indikator-indikator yang ada
dalam

penelitian


ini

dengan

jalan

berkonsultasi

pada

dosen

pembimbing.
b. Analisis Uji Reliabilitas Angket
Sebuah alat ukur akan dinyatakan baik apabila mempunyai reliabilitas
yang baik pula, yaitu ketetapan suatu alat ukur. Hal ini dimaksudkan
bahwa ketetapan alat ukur ini sangat berpengaruh dalam menentukan
layak atau tidaknya suatu alat ukur untuk digunakan dalam penelitan

53


ini, maka peneliti mengadakan uji coba angket kepada 10 orang diluar
responden dengan teknik belah dua, yaitu item ganjil dan genap.
Adapun langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam upaya untuk
menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1.

Mengadakan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden
yang sebenarnya.

2.

Hasil uji coba angket tersebut dikelompokan kedalam item ganjl
dan item ganjil.

Berikut adalah hasil ujicoba angket yang telah dilakukan:
Tabel 4.1 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden
diluar Sampel untuk Item Ganjil (X)
Nomor Item Ganjil

1
3
5
7
9
11 13
1.
3
3
2
3
2
2
2
2.
3
3
3
3
2

2
3
3.
3
3
3
3
3
3
3
4.
3
1
3
3
3
2
2
5.
3

3
3
3
2
2
3
6.
3
3
2
3
2
2
3
7.
3
3
2
3
2

3
3
8.
2
3
3
3
3
3
3
9.
3
3
3
3
3
2
2
10.
1

2
1
3
3
3
3
Jumlah
Sumber: Analisis Data Ujicoba Anket
No

Dari data tabel 4.1 diketahui diketahui

X =¿
∑¿

Skor
15
2
2
3
2
2
2
3
3
2
2

17
2
1
3
2
2
3
2
3
2
2

19
2
2
3
2
2
2
3
3
3
3

23
24
30
23
25
25
27
29
26
23
255

255 yang merupakan hasil

dari penjumlahan skor uji coba angket kepada 10 orang diluar responden
dengan indikator item ganjil. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam

54

tabel kerja hasil ujicoba angket antara item ganjil (X) dengan item genap
(Y) untuk mengetahui besar reliabilitas kevalidan instrumen penelitian.
Tabel 4.2 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden
diluar Sampel untuk Item Genap (Y)
Nomor Item Genap
2
4
6
8
10 12 14
1.
3
3
3
3
2
2
3
2.
1
2
3
3
1
3
3
3.
1
3
3
3
3
3
3
4.
3
3
3
2
2
2
3
5.
3
3
3
3
3
3
3
6.
3
3
3
3
2
3
3
7.
3
3
3
3
3
3
3
8.
1
3
3
3
3
3
3
9.
3
3
2
2
3
2
3
10.
2
2
3
3
2
2
3
Jumlah
Sumber: Analisis Data Ujicoba Anket
No

Dari data tabel 4.2 diketahui

Y =¿
∑¿

Skor
16
3
1
3
1
3
2
3
3
2
2

18
2
2
3
2
3
2
3
3
2
1

20
2
2
3
2
2
2
2
3
2
2

26
21
28
23
29
26
29
28
24
22
256

256 yang merupakan hasil

penjumlahan dari skor ujicoba angket kepada 10 orang diluar responden
dengan indikator item genap. Hasil penjumlahan ini akan dipakai dalam
tabel kerja hasil uji coba angket antara item ganjil (X) dengan genap (Y)
untuk mengetahui besar reliabilitas kevalidan instrumen penelitian.
Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

55

Tabel 4.3 Distribusi antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y)
mengenai Studi Tentang Tingkat Kepatuhan Peserta Didik
yang Diterima Melalui jalur Bina Lingkungan dan Non Bina
Lingkungan di SMA Negeri 5 bandar lampung tahun
Pelajaran 2014/2015
No

X

Y

2

X
529
576
900
529
625
625
729
841
676
529

1.
23
26
2.
24
21
3.
30
28
4.
23
23
5.
25
29
6.
25
26
7.
27
29
8.
29
28
9.
26
24
10.
23
22
Jumla
h
6559
255
256
∑❑
Sumber: Data Analisis Data Ujicoba Anket

2

Y
676
441
784
529
841
676
841
784
576
484

6632

XY
598
504
840
529
725
650
783
812
624
506
6571

Data tabel tersebut merupakan hasil dari penggabungan hasil skor ujicoba
angket kepada 10 orang diluar responden dengan indikator item ganjil (X)
dengan genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel kerja ujicoba angket antara
item ganjil (X) dengan genap (Y) akan dikorelasikan menggunakan rumus
Product Moment untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi instrumen
penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh diatas, maka untuk mengetahui reliabilitas
selanjutnya dikorelasikan dan diolah dengan rumus Product Moment
sebagai berikut:

56

x
y

∑¿

¿
¿
¿
¿N
¿
∑ x ¿2
¿
∑ y ¿2
¿
2
y
−(¿
N ¿¿)

(¿ N ¿¿)¿
x 2−¿
∑¿
∑ ¿¿
¿
∑ xy−¿
r xy =¿
Diketahui:

∑X

= 255

∑Y2

= 6632

∑Y

= 256

∑ XY

= 6571

∑ X2

= 6559

N

= 10

Dengan mengacu rumus diatas, maka data yang ada dibuktikan dengan hasil
sebagai berikut:
255 ¿ 2
¿
256 ¿ 2
¿
6632−( ¿10¿)
(¿ 10¿)¿
6559−¿
¿
√¿
( 255 ) (256)
6571−
10
r xy=
¿

57

6571−
r xy=

65280
10

65536
6632−
(√ 6559− 65025
)(
10
10 )

r xy=

6571−6528
√( 6559−6502,5 ) ( 6632−6553,6 )

r xy=

43
√( 56,5 )( 78,4 )

r xy=

43
√ 4429,6

r xy=

43
66,53

r xy=0,64
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien reliabilitasnya digunakan rumus
Sperman Brown, sebagai berikut:

r xy=

2 ( r¿ )
1+ r ¿

r xy=

2 ( 0,64 )
1+ 0,64

r xy=

1,29
1, 64

r xy=0,78
Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan tingkat reliabilitas dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
0,90 – 1,00

= Reliabilitas Tinggi

0,50 – 0,89

= Reliabilitas Sedang

0,00 – 0,49

= Reabilitas Rendah

58

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui

r xy = 0,78. Selanjutnya

dikonsultasikan indeks reliabilitas yaitu reliabilitas 0,50-0,89 temasuk dalam
kategori sedang berarti angket yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki reliabilitas sedang. Dengan demikian angket mengenai Studi
Tentang Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur
Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat digunakan dalam penelitian ini
atau memenuhi syarat.

B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 5 Bandar Lampung
SMA Negeri 5 Bandar Lampung didirikan pada tahun 1983 dan
diresmikan secara simbolik oleh DEPDIKNAS melalui surat Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
0473/0/1983 yang ditetapkan pada tanggal 9 November 1983 di Jakarta.
SMA Negeri 5 Bandar Lampung pertamakali dipimpin oleh Bapak Drs.
Syamsudin Khaddam sebagai kepala sekolah sejak pertama berdiri.
Secara silih berganti, sejak tahun 1983 sampai dengan sekarang SMA
Negeri 5 Bandar Lampung dipimpin oleh:
1. Drs. Syamsudin Khaddam sejak berdiri tahun 1983 s.d 1987
2. Drs. H. Jamhari Rahadi tahun 1987 s.d 1992
3. ML. Tobing tahun 1992 s.d 1996
4. Sudarto tahun 1996 s.d 2002

59

5. Dra. Hj. Masmunah tahun 2002 s.d 2006
6. Imam Santoso, S.Pd. tahun 2006 s.d 2010
7. Drs. Sugiarto tahun 2010 s.d 2013
8. Drs. Hi. Ahyauddin, M.Pd.

sejak tanggal 25 maret 2013 sampai

dengan sekarang.
2. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 5 Bandar Lampung
SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang terletak setelah hutan kota Bandar
Lampung di Jl. Soekarno-Hatta (Bypass), Kecamatan Sukarame Bandar
Lampung. Letak SMA Negeri 5 Bandar Lampung cukup strategis karena
berada dijalur utama lintas Sumatera dan tidak persis berada dipinggir jalur
utama tersebut, melainkan berada setelah hutan kota Bandar Lampung. Hal
ini membawa dampak positif yakni kebisingan dan keramaian yang
menjadi kendala utama untuk berkonsentrasi dalam proses belajar
mengajar dapat diatasi, dengan demikian terciptalah situasi belajar
mengajar yang kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
3. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Bandar Lampung
1. Visi
Terwujudnya warga sekolah yang “Bertaqwa, Berprestasi, dan
Berkepribadian”.
2. Misi
1. Meningkatkan efektifitas pembelajaran beraneka sumber dan
berbasis ICT.

60

2. Memperluas area hotspot yang terjangkau pada setiap sudut sekolah.
3. Meningkatkan layanan bimbingan pendidikan secara prima.
4. Meningkatkan prestasi akademik, seni, budaya, olahraga, dan
kesejahteraan.
5. Menumbuhkan rasa persaudaraan, sopan santun, disiplin, sikap
religius, dan persaingan sehat.
6. Meningkatkan

akurasi

data

administrasi

sekolah

dengan

komputerisasi.
7. Meningkatkan partisipasi sumber daya manusia dengan lingkungan.
4. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 5 Bandar Lampung
SMA Negeri 5 Bandar Lampung telah berusaha memenuhi kebutuhan
sarana dan prasarana pendidikan demi tercapainya daya serap kurikulum
dan kelancaran proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan mutu
ketercapaian siswa didik. Fasilitas yang tersedia dapat dilihat pada tabel
4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan SMA Negeri 5 Bandar
Lampung

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Uraian
Ruang Belajar
Lab. IPA (Fisika, Kimia, Biologi)
Lab. Komputer
Lab. Multi Media
Lab. Bahasa
Perpustakaan
Ruang Tata Usaha
Ruang Kepala Sekolah
RuangWakil Kepala Sekolah

Jumla
h
28
3
1
1
1
1
1
1
1

Luas
(
2
m
)
1.550
243
81
60
81
96
66
48
56

Keterangan
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai

61

10. Ruang Guru
1
11. Ruang MGMP Sekolah
1
12. Ruang BK
1
13. Ruang Tamu
1
14. Mushola
1
15. Ruang UKS
1
16. Ruang OSIS
1
17. Ruang Ganti Pakain Olahraga
1
18. Ruang Studio Radio G.5
1
19. Ruang Alat Musik
1
20. Ruang Kantin
5
21. Ruang Koperasi
1
22. WC Guru
1
23. WC TU
1
24. WC Siswa
2
25. Dapur
1
26. Gudang
1
27. Ruang Pengetikan
1
28 Ruang Satpam
1
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 5 Bandar Lampung

112
118
52
25
160
30
18
16
32
32
174
24
14
16
36
12
36
6
12

Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Kurang, memadai
Baik, memadai
Cukup, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai
Baik, memadai

5. Keadaan Guru dan Karyawan
Jumlah guru di SMA Negeri 5 Bandar Lampung adalah 77 orang,
kemudian jumlah seluruh karyawan sebanyak 19 orang yag terdiri dari 9
orang staf Tata Usaha, 2 orang petugas Laboran, 2 orang

petugas

Perpustakaan, 2 orang Satpam, 3 orang petugas kebersihan, 1 orang
petugas UKS. Total keseluruhan jumlah guru dan karyawan di SMA
Negeri 5 Bandar Lampung yaitu berjumlah 96 orang.

C. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
Setelah ujicoba angket selesai dilakukan dan reliabilitas angket yang akan
digunakan sebagai alat ukur tersebut diketahui, maka langkah selanjutnya
melaksanakan penelitian yang sebenarnya. Mengingat alat ukur yang

62

digunakan adalah angket, maka peneliti mencari beberapa narasumber
untuk menjadi responden sesuai dengan jumlah sampel dalam penelitian
ini. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X dan XI di
SMA Negeri 5 Bandar Lampung sebanyak 66 responden, yang terdiri dari
29 peserta didik bina lingkungan dan 37 peserta didik non bina
lingkungan. Dari jumlah tersebut, kemudian dibagikan angket untuk
memperoleh data mengenai Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang
Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan Di
SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan pengumpulan data dengan angket, kemudian dibuat
distribusi skor hasil angket mengenai Tingkat Kepatuhan Peserta Didik
yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan
Di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2014/2015. Angket
yang digunakan dalam penenlitian ini adalah angket tertutup yaitu dengan
sistem pilihan ganda sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
telah disediakan oleh peneliti.
a. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur
Bina Lingkungan
Berdasarkan data sebaran angket yang diperoleh dari 29 responden
peserta didik bina lingkungan dengan 20 item pertanyaan diperoleh
nilai tertinggi (NT) 60, nilai terendah (NR) 46, dan dengan 3 kategori.
Kemudian dicari panjang intervalnya, untuk mencari panjang interval
digunakan rumus sebagai berikut:

63

I=

NT −NR
K

I=

60−46
3

I =4, 67 (dibulatkan menjadi 5)

Berdasarkan skor yang diperoleh

dapat digolongkan menurut

intervalnya adalah sebagai berikut:
a. Skor 56-60 termasuk kategori tinggi, sebanyak 10 responden
b. Skor 51-55 termasuk kategori sedang, sebanyak 6 responden
c. Skor 46-50 termasuk kategori rendah, sebanyak 13 responden
Selanjutnya dikelompokan menggunakan rumus persentase, dengan
hasil sebagai berikut:
P=

F
X 100
N

P=

10
X 100 =34
29

P=

6
X 100 =21
29

P=

13
X 100 =45
29

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dari
perhitungan presentase tentang tingkat kepatuhan peserta didik jalur
bina lingkungan, sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Peserta Didik
yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan

N

Kategori

Kelas Interval

Frekuensi

Persentase

64

o
1

Tinggi

56 – 60

10

34%

2

Sedang

51 – 55

6

21%

3

Rendah

46 – 50

13

45%

29

100%

Jumlah
Sumber: Analisis Data Skor Angket Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.5 didapat 34%

responden berkategori tinggi. Hal ini berarti responden telah memiliki

tingkat kepatuhan yang sangat baik, mampu mengikuti dan mentaati

peraturan sekolah dengan sangat baik.

Selanjutnya sebanyak 21% responden berkategori sedang. Berdasarkan

kategori tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat

kepatuhan yang cukup baik dalam mengikuti serta mentaati peraturan

sekolah, dan 45% responden berkategori rendah. Berdasarkan kategori

65

tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat kepatuhan

yang kurang dalam mengikuti dan mentaati peraturan sekolah.

Berikut distribusi skor angket tentang tingkat kepatuhan peserta didik

yang diterima melalui jalur bina lingkungan, yaitu:

Tabel 4.6

Distribusi Skor Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan
Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina
Lingkungan

No
Res

Skor

Kategori

1.

57

Tinggi

2.

48

Rendah

3.

49

Rendah

4.

57

Tinggi

5.

55

Sedang

6.

47

Rendah

7.

59

Tinggi

8.

51

Sedang

9.

57

Tinggi

.

66

10.

49

Rendah

11.

50

Rendah

12.

48

Rendah

13.

57

Tinggi

14.

54

Sedang

15.

47

Rendah

16.

56

Tinggi

17.

59

Tinggi

18.

46

Rendah

19.

53

Sedang

20.

60

Tinggi

21.

49

Rendah

22.

56

Tinggi

23.

57

Tinggi

24.

50

Rendah

25.

49

Rendah

26.

50

Rendah

27.

55

Sedang

28.

54

Sedang

29.

46

Rendah

Sumber: Data Skor Angket Penelitian

67

Selanjutnya rekapitulasi data berdasarkan hasil sebaran angket tentang

tingkat kepatuhan peserta didik jalur bina lingkungan, yaitu:

Tabel 4.7

No

Rekapitulasi Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan
Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina
Lingkungan
Skor (Xi)

Frekuensi (Fi)

1.

60

1

60

2.

59

2

118

3.

57

5

285

4.

56

2

112

5.

55

2

110

6.

54

2

108

7.

53

1

53

8.

51

1

51

9.

50

3

150

10.

49

4

196

11.

48

2

96

12.

47

2

94

13.

46

2

92

Jumlah

29

1525

Sumber: Data Skor Angket Penelitian

Fi.Xi

68

Keterangan:

Xi

= Besarnya nilai tes yang didapat

Fi

= Jumlah kelas kontrol

Fi.Xi

= Perkalian antara besarnya nilai tes dan jumlah kelas kontrol

Berdasarkan data tabel 4.6 diatas, kemudian dicari rata-rata nilai yang

menggunakan rumus sebagai berikut:

X́ =

∑ fi . xi
∑ fi

X́ =

1525
=52,59
29

b. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Non
Bina Lingkungan (Reguler)
Berdasarkan data sebaran angket yang diperoleh dari 37 responden
peserta didik non bina lingkungan dengan 20 item pertanyaan diperoleh
nilai tertinggi (NT) 60, nilai terendah (NR) 48, dan dengan 3 kategori.
Kemudian dicari panjang intervalnya, untuk mencari panjang interval
digunakan rumus sebagai berikut:
I=

NT −NR
K

69

I=

60−48
3

I =4

Berdasarkan skor yang diperoleh

dapat digolongkan menurut

intervalnya adalah sebagai berikut:
a. Skor 57-60 termasuk kategori tinggi, sebanyak 14 responden
b. Skor 52-56 termasuk kategori sedang, sebanyak 17 responden
c. Skor 48-51 termasuk kategori rendah, sebanyak 6 responden
Selanjutnya dikelompokan menggunakan rumus persentase, dengan
hasil sebagai berikut:
P=

F
X 100
N

P=

14
X 100 =38
37

P=

17
X 100 =46
37

P=

6
X 100 =16
37

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dari
perhitungan presentase tentang tingkat kepatuhan peserta didik jalur
bina lingkungan, sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Peserta Didik
yang Diterima Melalui Jalur Non Bina Lingkungan

N
Kategori

Kelas Interval

Frekuensi

Persentase

57 – 60

14

38%

o
1

Tinggi

70

2

Sedang

52 – 56

17

46%

3

Rendah

48 – 51

6

16%

37

100%

Jumlah
Sumber: Analisis Data Skor Angket Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.7 didapat 38%

responden berkategori tinggi. Hal ini berarti responden telah memiliki

tingkat kepatuhan yang sangat baik, mampu mengikuti dan mentaati

peraturan sekolah dengan sangat baik.

Selanjutnya sebanyak 46% responden berkategori sedang. Berdasarkan

kategori tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat

kepatuhan yang cukup baik dalam mengikuti serta mentaati peraturan

sekolah, dan 16% responden berkategori rendah. Berdasarkan kategori

71

tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat kepatuhan

yang kurang dalam mengikuti dan mentaati peraturan sekolah.

Berikut distribusi skor angket tentang tingkat kepatuhan peserta didik

yang diterima melalui jalur non bina lingkungan, yaitu:

Tabel 4.9

Distribusi Skor Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan
Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina
Lingkungan

No
Res

Skor

Kategori

1.

54

Sedang

2.

57

Tinggi

3.

58

Tinggi

4.

57

Tinggi

5.

49

Rendah

6.

52

Sedang

7.

48

Rendah

8.

57

Tinggi

9.

57

Tinggi

10.

51

Rendah

.

72

11.

54

Sedang

12.

55

Sedang

13.

48

Rendah

14.

58

Tinggi

15.

52

Sedang

16.

54

Sedang

17.

50

Rendah

18.

54

Sedang

19.

55

Sedang

20.

54

Sedang

21.

53

Sedang

22.

60

Tinggi

23.

52

Sedang

24.

54

Sedang

25.

60

Tinggi

26.

52

Sedang

27.

59

Tinggi

28.

51

Rendah

29.

54

Sedang

30.

54

Sedang

31.

58

Tinggi

32.

52

Sedang

33.

59

Tinggi

73

34.

56

Sedang

35.

57

Tinggi

36.

57

Tinggi

37.

58

Tinggi

Sumber: Data Skor Angket Penelitian
Berikut rekapitulasi data berdasarkan hasil sebaran angket tentang tingkat

kepatuhan peserta didik jalur bina lingkungan, yaitu:

Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan
Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Non Bina
Lingkungan
No

Skor (Xi)

Frekuensi (Fi)

Fi.Xi

1.

60

2

120

2.

59

2

118

3.

58

4

232

4.

57

6

342

5.

56

1

56

6.

55

2

110

7.

54

8

432

8.

53

1

53

9.

52

5

260

10.

51

2

102

11.

50

1

50

74

12.

49

1

49

13.

48

2

96

Jumlah

2020

Sumber: Data Skor Angket Penelitian

Keterangan:

Xi

= Besarnya nilai tes yang didapat

Fi

= Jumlah kelas kontrol

Fi.Xi = Perkalian antara besarnya nilai tes dan jumlah kelas kontrol

Berdasarkan data tabel 4.6 diatas, kemudian dicari rata-rata nilai yang

menggunakan rumus sebagai berikut:

X́ =

∑ fi . xi
∑ fi

X́ =

2020
=54,60
37

3. Pengujian Data
Untuk mengetahui nilai

t

sebelum dilakukan uji daya pembeda, maka

digunakan rumus simpangan baku sebagai berikut:

75

S=

S=




1 1
+
n1 n2



1 1
37+29
+ =
37 29
1073

S= √ 0,061
S=0,247

Kemudian untuk mencari harga t
S gab =

digunakan rumus sebagai berikut:

( n1 −1 ) S12+ ( n2−1 ) S 22
n1+ n2−2

( 37−1 ) 0,247 2+ ( 29−1 ) 0,2472
S gab =
37 +29−2
S gab =

( 36 ) 0,061+ ( 28 ) 0,061
64

S gab =

2,196+1,708
64

S gab =

3,906
=0,061
64

Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, dilanjutkan dengan uji
daya pembeda (uji t ) dengan rumus t -test sebagai berikut:
t=

t=

X 1−X 2
1 1
S gab
+
n1 n2



54,60−52,59
1 1
0,061
+
37 29



t=

2,01
0,061 √ 0,061

t=

2,01
=133,4
0,015

76

Dengan derajat kebebasan (dk)

= n1 +n2−2
= 37+29−2
= 64

Hasil

t

distribusi

hitung = 133,4 kemudian dikonsultasikan dengan daftar
t

pada taraf signifikan 5% (0,05) dan derajat kebebasan (dk)

= 64 maka diperoleh

t

tabel = 1,67. Dengan

t

hitung >

t

tabel

yaitu 133,4 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara
tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina
lingkungan dan non bina lingkungan.

D. Pembahasan
Setelah penulis melakukan penelitian dan kemudian penulis menganalisis data
yang diperoleh, maka penulis akan mencoba menjelaskan keadaan dan kondisi
yang sebenarnya sesuai dengan data yang diperoleh tingkat kepatuhan siswa
yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan di SMA
Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

1. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina
Lingkungan
a. Indikator Ketaatan
Dalam proses mendidik tidak hanya teori saja yang diutamakan,
melainkan pembentukan disiplin dan kepatuhan juga menjadi hal yang
penting didalamnya. Untuk itu diperlukan berbagai upaya dalam

77

membentuk kedisiplinan dan kepatuhan terutama dalam ketaatan
peserta didik, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Hasil
pengolahan data diketahui bahwa terdapat sebanyak 34% responden
memiliki ketaatan yang tinggi. Namun, ada juga beberapa peserta didik
yang kurang dalam memiliki ketaatan mengenai tingkat kepatuhan,
yaitu sebanyak 21% responden dengan kategori sedang dan 45%
responden berkategori rendah.
Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan
karena peserta didik kurang memiliki kesadaran dan dukungan serta
motivasi dari orang tua, sehingga peserta didik hanya bersekolah saja
tanpa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sebagai
peserta didik dengan baik.
Dilihat dari jumlah responden yang berkategori tinggi sebanyak 34%
dan berkategori sedang yaitu sebanyak 21% maka ketaatan peserta
didik belum sepenuhnya baik, karena seharusnya didalam kepatuhan
yang baik dibutuhkan ketaatan yang tinggi dari peserta didik secara
keseluruhan. Berdasarkan data masih terdapat 45% berkategori rendah
hal ini berarti peserta didik masih belum dapat bersungguh-sungguh
dalam menjalankan peraturan disertai dengan tanggung jawab.
Selanjutnya pengetahuan peserta didik masih kurang dalam melihat
arti pentingnya disiplin di sekolah, dan perilaku peserta didik yang
menunjukkan tindakan disiplin pada waktu proses belajar masih belum
sesuai dengan harapan.

78

b. Indikator Kesetiaan
Kesetiaan

merupakan

salah

satu

faktor

dari

kepatuhan

dan

kedisiplinan. Kesetiaan sama halnya dengan seseorang yang memiliki
jiwa ikhlas. Dimana seseorang yang memiliki sifat ikhlas dalam
dirinya, maka ia akan menjalankan tugasnya dengan baik. Inilah salah
satu faktor kepatuhan yang harus ditumbuhkan pada setiap peserta
didik agar memiliki kecintaan lebih pada sekolahnya.
Dalam hal ini, hasil pengolahan data diketahui bahwa terdapat
sebanyak 34% responden memiliki kesetiaan yang tinggi. Meskipun
ada juga beberapa peserta didik yang kurang dalam memiliki ketaatan
mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 21% responden dengan
kategori sedang dan 45% responden berkategori rendah. Peserta didik
yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan karena kurangnya
kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan, sehingga peserta
didik terkesan hanya asal-asalan dalam bersekolah dan sering
melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah.
Berdasarkan data jumlah responden yang berkategori tinggi sebanyak
34% dan berkategori sedang yaitu sebanyak 21% maka kesetiaan
peserta didik belum sepenuhnya baik, karena seharusnya didalam
kepatuhan yang baik dibutuhkan kesetiaan yang tinggi dari peserta
didik secara keseluruhan. Akan tetapi masih terdapat 45% berkategori
rendah hal ini berarti peserta didik masih kurang dalam mengetahui
batasan-batasan sikap jika berada di sekolah atau dirumah. Selanjutnya

79

belum dapat menghargai peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah,
serta belum dapat menjaga lingkungan sekolah agar senantiasa
indah, aman, dan nyaman.
c. Indikator Tanggung Jawab
Tanggung jawab juga menjadi hal penting dan tugas peserta didik
dalam melaksanakan tugasnya, karena tanggung jawab merupakan
salah satu faktor penting dalam membentuk keptuhan dan kedisiplinan
peserta didik. Melihat data hasil sebaran angket menunjukan bahwa
terdapat sebanyak 34% responden memiliki tanggung jawab yang
tinggi. Akan tetapi ada beberapa peserta didik yang kurang dalam
meiliki tanggung jawab mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak
21% responden dengan kategori sedang dan 45% responden
berkategori rendah.
Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan
karena pergaulan, pergaulan dilingkungan sekitar juga sangat
berpengaruh terhadap peserta didik. Apalagi peserta didik termasuk
anak yang baru menginjak masa remaja. Pada masa ini peserta didik
cenderung memiliki emosional yang tidak stabil dan berfikir bahwa
yang dilakukannya selalu benar, apalagi jika lingkungan tempat
tinggalnya sangat rendah akan kesadaran pendidikan.
Dari jumlah responden yang berkategori tinggi sebanyak 34% dan
berkategori sedang yaitu sebanyak 21% maka tanggung jawab peserta
didik belum sepenuhnya baik, karena seharusnya didalam kepatuhan

80

yang baik dibutuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi dari peserta
didik secara keseluruhan. Berdasarkan data masih terdapat 45%
berkategori rendah hal ini berarti peserta didik masih belum dapat
menunjukkan adanya keseimbangan antara tindakan yang dilaksanakan
dengan ucapan. Belum dapat menunjukkan sikap berani bertanggung
jawab atau konsekuensi dari apa yang telah dilakukan, serta belum
sepenuhnya mengetahui kewajiban dan dapat menempatkannya
disekolah sebagai siswa dan dirumah sebagai anak.

2. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Non
Bina Lingkungan (Reguler)
a. Indikator Ketaatan
Berdasarkan hasil data presentase diketahui bahwa terdapat sebanyak
38% responden memiliki ketaatan yang tinggi. Namun, ada juga
beberapa peserta didik yang kurang dalam memiliki ketaatan mengenai
tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 46% responden dengan kategori
sedang dan 16% responden berkategori rendah. Peserta didik yang
memiliki kategori rendah ini sebagian besar disebabkan karena peserta
didik kurang memiliki kesadaran dan dukungan serta motivasi dari
orang tua, sehingga peserta didik hanya bersekolah saja tanpa memiliki
tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sebagai peserta didik
dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan data jumlah responden yang berkategori tinggi sebanyak
38% dan berkategori sedang yaitu sebanyak 46% maka peserta didik

81

sudah memiliki ketaantan yang cukup baik, karena didalam kepatuhan
yang baik dibutuhkan ketaatan yang tinggi dari peserta didik secara
keseluruhan. Kemudian terdapat 16% berkategori rendah hal ini berarti
secara keseluruhan peserta didik sudah dapat bersungguh-sungguh
dalam menjalankan peraturan disertai dengan tanggung jawab.
Selanjutnya pengetahuan peserta didik telah cukup baik dalam melihat
arti pentingnya disiplin di sekolah, dan perilaku peserta didik yang
menunjukkan tindakan disiplin pada waktu proses belajar telah sesuai
dengan harapan dan sudah baik.
b. Indikator Kesetiaan
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa terdapat sebanyak
38% responden memiliki kesetiaan yang tinggi, 46% responden
dengan kategori sedang dan 16% responden berkategori rendah.
Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan
karena kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan,
sehingga peserta didik terkesan hanya asal-asalan dalam bersekolah
dan sering melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah.
Dari jumlah responden yang berkategori tinggi sebanyak 38% dan
berkategori sedang yaitu sebanyak 46% maka kesetiaan yang dimiliki
peserta didik sudah baik, karena didalam kepatuhan yang baik
dibutuhkan kesetiaan yang tinggi dari peserta didik secara keseluruhan.
Berdasarkan data masih terdapat 16% berkategori rendah hal ini berarti
secara keseluruhan peserta didik telah mengetahui batasan-batasan

82

sikap jika berada di sekolah atau dirumah. Selanjutnya sudah dapat
menghargai peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah, serta dapat
menjaga lingkungan sekolah agar senantiasa indah, aman, dan nyaman.
c. Indikator Tanggung Jawab
Hasil pengolahan data diketahui bahwa terdapat sebanyak 38%
responden memiliki tanggung jawab yang tinggi. Meskipun ada
beberapa peserta didik yang kurang dalam memiliki tanggung jawab
mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 46% responden dengan
kategori sedang dan 16% responden berkategori rendah. Peserta didik
yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan karena pergaulan,
pergaulan dilingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap
peserta didik.
Dalam hal ini responden yang berkategori tinggi sebanyak 38% dan
berkategori sedang yaitu sebanyak 46% maka tanggung jawab peserta
didik sudah cukup baik, karena didalam kepatuhan yang baik
dibutuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi dari peserta didik secara
keseluruhan. Berdasarkan data masih terdapat 16% berkategori rendah
dalam hal ini berarti secara keseluruhan peserta didik sudah dapat
menunjukkan adanya keseimbangan antara tindakan yang dilaksanakan
dengan ucapan. Selanjutnya dapat menunjukkan sikap berani
bertanggung jawab atau konsekuensi dari apa yang telah dilakukan,
juga telah mengetahui kewajiban dan dapat menempatkannya
disekolah sebagai siswa dan dirumah sebagai anak.

83

3. Pembeda Antara Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima
Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat dijelaskan
bahwa presentase dalam kategori tinggi, tingkat kepatuhan peserta didik
yang diterima melalui jalur bina lingkungan lebih rendah dibandingkan
dengan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina lingkungan
yaitu 34% untuk peserta didik jalur bina lingkungan dan 38% untuk
peserta didik non bina lingkungan. Disamping itu untuk kategori sedang
yaitu 21% untuk peserta didik jalur bina lingkungan dan 46% bagi peserta
didik non bina lingkungan. Sedangkan untuk kategori kurang, justru
pesera didik jalur bina lingkungan memiliki presentase yang lebih tinggi
dibandingkan peserta didik jalur non bina lingkungan yaitu yaitu 45%
untuk peserta didik jalur bina lingkungan dan 16% untuk peserta didik non
bina lingkungan.
Presentase diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan kepatuhan
peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina
lingkungan. Peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan
cenderung lebih sering melakukan pelanggaran disiplin dan tata tertib
sekolah, sedangkan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina
lingkungan cenderung lebih disiplin dan memiliki kepatuhan yang lebih
baik sehingga lebih tertib dalam mematuhi peraturan atau tata tertib
sekolah. Hal ini disebabkan karena peserta didik bina lingkungan kurang
memiliki kesadaran dan dukungan serta motivasi dari orang tua, sehingga

84

peserta didik hanya bersekolah saja tanpa memiliki tanggung jawab untuk
melaksanakan tugasnya sebagai peserta didik dengan baik.
Disamping itu kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan masih
rendah, sehingga peserta didik terkesan hanya asal-asalan dalam
bersekolah dan sering melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah. Dilain
pihak pergaulan dilingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap
peserta didik. Apalagi peserta didik termasuk anak yang baru menginjak
masa remaja. Pada masa ini peserta didik cenderung memiliki emosional
yang tidak stabil dan berfikir bahwa yang dilakukannya selalu benar,
apalagi jika lingkungan tempat tinggalnya sangat rendah akan kesadaran
pendidikan.
Sedangkan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina lingkungan
tingkat kepatuhannya cenderung lebih baik, hal ini disebabkan karena
peserta didik mendapat dorongan serta dukungan yang kuat dari orang tua
sehingga peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk melaksanakan
tugasnya sebagai peserta didik dengan baik, disamping itu kesadaran
peserta didik akan pentingnya pendidikan juga tinggi.
Perbedaan tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina
lingkungan dan non bina lingkungan ini juga dibuktikan dengan
perhitungan statistik yang menggunakan rumus uji daya pembeda (uji
) diperoleh hasil

t - test = 133,4 dan

signifikan 5% ternyata

t

t - tabel = 1,67. Dengan taraf

t - test lebih besar dari

t - tabel yaitu 133,4 >

1,67. Sehingga dari hasil pengujian data tersebut diketahui bahwa terdapat

85

perbedaan antara tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui
jalur bina dan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina
lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2014/2015.