PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKA

PENERAPAN METODE DRILL DALAM MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATERI KONSEP MOL SISWA KELAS X
TSM SMK MERDEKA ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG
Haryatno Aji
haryatnoaji@gmail.com
Pendidikan Kimia
Abstrak
Peranan guru adalah dapat menguasai dan mengembangkan materi belajar,
merencanakan, mempersiapkan dan mengadakan evaluasi kegiatan siswa. Tapi pada
kenyataan masih banyak siswa yang mengalami kekurangan saat pembelajaran.
Dengan adanya hal ini penulis mengetahui bahwa proses pembelajaran pada
kompetensi tertentu terutama dalam hal ini Konsep mol pada kelas X TSM SMK
merdeka ulujami pemalang belum efektif.
Penelitian ini bertujuan Meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran
Kimia tentang konsep mol melalui metode drill (latihan) / pemberian latihan soal,
pada siswa kelas X TSM SMK Merdeka Ulujami Pemalang, metode penilitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari 2
siklus, dilaksanakan di kelas X TSM berjumlah 29 siswa. Penelitian ini difokuskan
pada materi konsep mol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Tes,
lembar observasi, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian kenaikan prosentase angka
ketuntasan yaitu sebesar 27,6% pada pra-siklus, kemudian menjadi 41,4% pada

siklus 1, dan menjadi 79,3% pada siklus 2, dan kenaikan hasil belajar siswa, yaitu
dari 61,37 pada pra-siklus, kemudian menjadi 73,44 pada siklus 1, dan menjadi
81,72 pada siklus 2. Hal ini dapat membuktikan bahwa metode drill berhasil
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : PTK, Konsep Mol, Metode Drill

Pendahuluan
Mata pelajaran kimia merupakan pelajaran wajib dan tergolong barubagi
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya siswa dengan jurusan Teknik
Sepeda Motor (TSM), hal ini tidak menutup kemungkinanakan adanya kesulitan bagi
mereka dalam mengikuti pembelajarannya. Kebanyakan siswa menganggap mata
pelajaran kimia sulit, sehingga siswa sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu
untuk mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi kimia
kurang menarik dan membosankan akhirnya terkesan sulit dan menakutkan bagi

siswa, akibatnya banyak siswa yang kurang menguasai konsep-konsep dasar pelajaran
kimia menjadi tidak menarik lagi bagi kebanyakan siswa SMK.
Menurut Mulyati Arifin (Pengembangan program pengajaran bidang studi
kimia :1995) kesulitan siswa dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada:
1.


Kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karenab kebanyakan
siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari
istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia.

2.

Kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam
ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau
materi yang berupa abstrak dan kompleks sehingga siswa

dituntut untuk

memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam.
3.

Kesulitan angka. Sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan
perhitungan kimia, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar
matematika dengan baik.
Untuk itu, diharapkan para guru kimia yang mengajar kelas X dapat


memberikan motivasi dan memperkenalkan materi kimia dengan lebih menarik dan
bersahabat, sehingga anggapan yang keliru selama ini bahwa kimia merupakan
momok bagi siswa SMK akan hilang dari mereka. Untuk menyajikan materi kimia
menjadi lebih menarik, guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan
metode mengajarnya sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat dicapai dengan baik.
Sekolah Menengah kejuruan (SMK) Merdeka Ulujami, merupakan salah satu
sekolah di Kapubaten Pemalang. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya kelas
X dan dari wawancara dengan guru

di sekolah tersebut dapat diidentifikasi

permasalahan-permasalahan yang terjadi. Permasalahan permasalahan tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1.

Guru masih menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan materi,
karena kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia,


2.

sehingga tidak cocok digunakan metode diskusi.
Banyak anak yang masih sulit menangkap materi kimia khususnya konsep mol,
karena keterbatasan siswa dalam mengkonversi rumus dan kurang paham konsep
hitungan.

3.

Masih rendahnya nilai ulangan siswa, khususnya mata pelajaran kimia materi
konsep mol. Pada tahun ajaran 2016/2017, dari analisis hasil ulangan harian
menyatakan bahwa 43% siswa kejuruan SMK Merdeka Ulujami mengalami
kesulitan dalam memahami konsep mol.

Identifikasi Masalah
Dikutip dari (teori belajar dan pembelajaran:2008) bahwa peranan guru
adalah dapat menguasai dan mengembangkan materi belajar , merencanakan,
mempersiapkan dan mengadakan evaluasi kegiatan siswa. Tapi pada kenyataan masih
banyak siswa yang mengalami kekurangan saat pembelajaran, antara lain:
a.

b.
c.
d.

Hasil ulangan rendah
Siswa kurang tertib dari awal pembelajaran
Kemampuan siswa yang kurang karena materi baru
Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal-soal dengan alasan

belum memahaminya.
e. Sering bercanda saat pembelajajaran berlangsung.
Dari kesimpulan diatas bahwa pemahaman siswa akan materi yang
disampaikan masih sangat rendah. Rendahnya pemahaman tersebut terkait bagaimana
siswa tersebut saat menerima pembelajaran. Dengan adanya hal ini penulis
mengetahui bahwa proses pembelajaran pada kompetensi tertentu terutama dalam hal
ini Konsep mol pada kelas X TSM SMK merdeka ulujami pemalang belum efektif.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan secara sistematis dan bertahap
secara kontinyu selama kegiatan penelitian dilakukan sampai memperoleh hasil

yang meliputi pemahaman dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang
dilakukan guru.
2. Meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran Kimia tentang konsep mol
melalui metode drill (latihan) / pemberian latihan soal, pada siswa kelas X TSM
SMK Merdeka Ulujami Pemalang.
Kerangka Dasar Teori
A. Kajian Teori Pembelajaran Kimia Di SMK

Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,
struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat. Oleh sebab itu, mata
pelajaran kimia di SMK mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi
komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energitika zat yang
melibatkan keterampilan dan penalaran.
Berdasarkan Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi, mata
pelajaran kimia di SMA/K/MA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1.

Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan

dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

2.

Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat
bekerjasama dengan orang lain

3.

Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui
percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian
hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen,
pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis

4.

Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan
juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari
pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan

masyarakat

5.

Memahami konsep,prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Mata pelajaran Kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus

yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah
kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi.
B. Pengertian Hasil Belajar
Berikut di kemukakan defenisi hasil belajar menurut para ahli :

1. Dimyati dan Mudjiono: hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk
angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir
pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
2. Djamarah dan Zain: hasil belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah

dilakukan aktifitas belajar.
3. Hamalik: hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada
diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap
dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu
menjadi tahu.
4. Mulyasa: hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan
yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang
bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang
mengacu pada pengalaman langsung.
5. Winkel: hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah
dalam sikap dan tingkah lakunya.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan
evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
C. Metode Drill (Latihan)

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihanlatihan terhadap apa yang telah dipelajari peserta didik sehingga memperoleh
suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu atu
selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimana dengan situasi belajar yang pertama
dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilan
lainnya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut
respons yang berubah maka keterampilan akan lebih disempurnakan. metode ini

juga menggunakan Media, dimana telah diketahui bahwa Media adalah suatu
bagian yang integral dari proses pembelajaran dikelas. Untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal pembelajaran harus mempunyai pengetahuan tentang
pengelolahan media pembelajaran baik sebagai alat bantu pengajar maupun
sebagai pendukung agar materi/isi pelajaran semakin jelas dan dengan mudah
dapat dikuasai pembelajar.
Dalam proses pembelajaran terdapat tiga komponen yang saling berhubungan
yaitu:

a. Pembelajar (dosen, guru, instruktur dan tutor) yang berfungsi sebagai
komunikator.

b. Pelajar (mahasiswa dan siswa) yang berperan sebagai komunikan.

c. Bahan ajar yang merupakan pesan yang akan disampaikan kepada
pembelajar untuk di pelajari.
Penggunaan media secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan :
a. Memperjas penyajian pesan.
b. Mengatasi keterbatasan ruang
c. Mengatasi skap pasif siswa.

Subyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2016/2017 di kelas X TSM SMK Merdeka Ulujami Pemalang dengan jumlah 29
siswa.
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research).Penelitian Tindakan Kelas, yaitu
penelitian yang berusaha mengkaji masalah-masalah tertentu dan berusaha untuk
mengatasi dengan implementasi tindakan yang dilakukan oleh guru dalam proses
pembelajaran.
Dalam buku (Tindakan Penelitian Kelas:2008) PTK adalah suatu penelitian
yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan
oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti. Penelitian ini dilakukan sejak disusunnya

suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang
berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan. Adapun tujuan dilaksanakannya PTK, diantaranya meningkatkan kualitas
pendidikan atau pengajaran yang diselenggarakan oleh guru atau pengajar-peneliti
untuk menghilangkan permasalahan yang mengganjal di kelas.
Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Masalah penelitian berangkat dari masalah pembelajaran yang dipandang
pendidik sebagai masalah yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Problem pembelajaran dapat berupa metode belajar mengajar yang kurang
efektif, siswa yang kurang konsentrasi, buku bacaan yang kurang menarik, dan
sebagainya.
Para pendidik harus memiliki kemampuan meneliti masalah-masalah yang
terjadi dalam proses pembelajaran sehingga pendidik akan mencari solusinya.

Desain Penelitian
a. Perencanaan Tindakan
1) Pada tahapan

ini

guru merencanakan

dan menyusun persiapan

pembelajaran dengan materi Konsp Mol yaitu Menemukan konsep Massa
atom relatif.
2) Pada perencanaan ini guru diawali dengan membuat RPP
3) Menyediakan alat-alat dan bahan-bahan yang akan dipergunakan pada
percobaan/ekserimen lembar observasi pada waktu kegiatan pembelajaran
berlangsung
4) Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti bertugas sebagai observer.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Guru mengemukakan masalah tentang Konsep Mol
2) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai masalah yang

dikemukakan sampai merasa cukup untuk melakukan latihan
3) Guru membagi tugas berupa soal-soal latihan yang berkaitan dengan
materi yang baru saja dibahas.
4) Siswa di ijinkan untuk berdiskusi dengan teman nya dalam mengerjakan
tugasnya
c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat belajar mengajar berlangsung, kegiatan
observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar
observasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua lembar
observasi. Lembar observasi pertama digunakan untuk mengamati aktivitas
guru, yaitu untuk mengetahui sejauh mana kemampuan guru dalam
mengelola kelas. Lembar observasi kedua untuk mengobservasi siswa sejauh
mana peningkatan pemahaman belajar siswa dalam mata pelajaran Kimia
yang dalam hal ini membahas materi Konsep Mol dengan menggunakan
metode drill (latihan) dan pendekatan keterampilan melalui proses belajar.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus I dan 2 dilakukan dengan analisis terhadap semua
informasi yang sudah dikumpulkan selama proses pembelajaran berlangsung
melalui lembar observasi dan hasil dari evaluasi yang telah dilakukan pada
saat kerja kelompok yang telah dilakukan.
Teknis Analisis Data
Pada penelitian ini yang dianalisis adalah data primer (hasil belajar) dan
data sekunder (observasi dan pengamatan langsung). Analsis data primer yaitu
analisis hasil belajar melalui tes latihan pada mata pelajaran kimia materi
Konsep Mol kelas X TSM semester genap 2016/2017 dengan kompetensi dasar
“melakukan pemahaman materi, latihan penggunaan rumus dalam Hukum dasar
ilmu kimia dan hitungan kimia”.
Dalam pelaksanaan menggunakan analisis deskriptif komperatif yaitu
membandingkan nilai hasil awal, hasil yang dicapai dengan target sedangkan
data sekunder dianalisis dengan mengamati perubahan yang terjadi pada setiap
siklus.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pra-siklus
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa TSM kelas X
SMK Merdeka Ulujami dalam pembelajaran Kimia kompetensi dasar Menerapkan
konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan
konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia masih rendah, yaitu hanya 8
siswa (27,6%) dari 29 siswa yang mendapat nilai mencapai KKM (75) sedangkan

hanya 21 siswa (72,4%) dari 29 siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
sehingga mengalami hasil belajar yang tidak tunras. Berdasarkan pencapaian hasil
belajar ini , menunjukan bahwa proses pembelajaran sebelum siklus belum
berhasil dan memerlukan upaya perbaikan.
2. Siklus 1
Dalam penelitian siklus1 diketahui bahwa hasil perbaikan siklus 1 pada
pelajaran kimia kompetensi dasar Menerapkan konsep massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan kimia mengalami kenaikan angka ketuntasan dan ratarata nilai. Dari 29 siswa ada 12 siswa (41,4%) yang tuntas KKM (75) sedangkan
masih ada 17 siswa (58,6%) yang belum tuntas.
Jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pra-siklus ada kenaikan angka
ketuntasan yaitu dari 27,6% pada pra-siklus menjadi 41,4% pada siklus 1. Dengan
rata-rata nilai 61,37 pada pra-siklus menjadi 73,44 pada siklus 1.
Kenaikan angka ketuntasan dan rata-rata nilai pada siklus 1 yaitu dengan
dilakukan nya metode drill, dan membaginya dalam kelompok tugas. Hasil
perbaikan siklus 1 belum mencapai maksimal hal ini disebabkan :
a. Terdapat siswa yang masih belum berpartisipadi aktif diskusi dalam kelompok
tugas.
b. Kurang adanya siswa yang dominan dalam diskusi kelompok tugas tersebut.
3. Siklus 2
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil perbaikan siklus 1 pada pelajaran
kimia kompetensi dasar Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan
perhitungan kimia mengalami kenaikan angka ketuntasan dan rata-rata nilai. Dari
29 siswa ada 23 siswa (79,3%) yang tuntas KKM (75) sedangkan masih ada 6
siswa (20,7%) yang belum tuntas.
Jika dibandingkan dengan hasil evaluasi Siklus 1 ada kenaikan angka
ketuntasan yaitu dari 41,4% pada Siklus1 menjadi 79,3% pada siklus 2. Dengan
rata-rata nilai 73,44 pada pra-siklus menjadi 81,72 pada siklus 2.
Kenaikan angka ketuntasan dan rata-rata nilai pada siklus 2 yaitu dengan
dilakukan nya metode drill, dan membaginya dalam kelompok tugas dan membagi
siswa yang memiliki tingkat pemahaman diatas teman lain nya kedalam masingmasing kelompok :

a. Siswa lebih mampu memahami dan mengerjakan soal-soal dengan mandiri
melalui diskusi dengan teman dalam kelompoknya dan
b. Membagi siswa yang memiliki nilai tinggi kedalam masing-masing kelompok
ternyata sangat membantu siswa lain nya yang masih kesulitan mengerjakan
soal.
Sehingga dengan demikian penggunaan metode drill yaitu memberikan siswa
soal-soal kimia kompetensi dasar Menerapkan konsep massa molekul relatif,
persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan kimia melalui diskusi kelompok, telah berhasil
meningkatkan upaya perbaikan hasil belajar siswa.

1

Tabel Rekapitulasi Ketuntasan
Hasil Belajar siswa Kelas X TSM mata pelajaran Kimia
Dari Pra Siklus – Siklus I – Siklus II
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Nilai
%
%
%
Siswa
Siswa
Siswa