Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dunia bisnis di era 2000-an sangatlah kompleks.Para pelaku bisnis

dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyikapi perubahan yang terjadi
pada pasar.Hal ini juga terjadi pada perusahaan berbasis jasa dan pelayanan
termasuk perbankan.Bisnis perbankan saat ini semakin dinamis,dan tidak pasti
sehingga memacu para pengelola perbankan untuk selalu memberikan
diferensiasi, serta keunggulan bagi produk dan jasa dibandingkan dengan para
pesaingnya.
Bank dituntut tidak hanya sekedar mengembangkan produk yang baik,
menawarkan dengan harga yang menarik, dan membuatnya mudah dijangkau oleh
nasabah yang membutuhkan tetapi

juga perlu mengembangkan strategi

pemasaran yang efektif agar terciptanya kepercayaan nasabah terhadap bank

tersebut dan menjadikan nasabah loyal serta merekomendasikan penggunaan
produk dan jasa bank tersebut kepada orang terdekatnya. Kepercayaan juga
memberikan peran penting dalam pengambilan keputusan.
Kepercayaan merek memiliki peran yang penting terhadap keputusan
pembelian. Apabila efek dari kepercayaan merek ini tidak dikendalikan maka
dapat mengakibatkan pertimbangan akan tingkat kepentingan kepuasan pelanggan
yang berlebihan dalam mengembangkan komitmen konsumen terhadap produk.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa menjaga kepercayaan nasabah terhadap
kualitas dan integritas bank sangat penting dalam menciptakan hubungan jangka
panjang dengan nasabah,sebab nasabah yang percaya terhadap perusahaan akan
merekomendasikan menggunakan jasa bank tersebut kepada orang lain.
Hal ini akan menambah kuantitas nasabah baru serta meningkatkan
loyalitas nasabah lama.Oleh karena itu, perbankan harus menerapkan berbagai
strategi agar dapat menumbuhkan rasa percaya nasabah terhadap kualitas dan
integritas bank tersebut, serta dapat menciptakan hubungan jangka panjang
dengan nasabah. Strategi tersebut antara lain adalah strategi pemasaran rasional,
emosional dan spiritual yang banyak diterapkan oleh beberapa perusahaan
sekarang ini.
Perubahan yang paling mendasar didunia interaktif ini adalah ketika orang

menjadi emosional,bukan rasional.Ketika data ,informasasi bahkan ilmu
pengetahuan mudah diakses karena adanya internet berkecepatan tinggi diseluruh
dunia,orang menggunakan teknologi ini untuk peran mereka sebagai human being
daripada sebagai economic animal.Pergeseran orientasi perkembangan teknologi
dunia dari sekadar menghadirkan manfaat fungsional (lebih produktif, lebih cepat,
lebih efisien, lebih murah dan sejenisnya) menjadi alat mempermudah
penyampaian pesan emosional.
Teknologi, khususnya internet tidak hanya mampu menciptakan dunia
yang berbeda dalam arti fisik (new economy), namun juga mampu membawa
pengaruh pada terciptanya manusia-manusia baru (new people) yang mempunyai
kebutuhan, keinginan, sikap dan perilaku yang berbeda dari manusia sebelumnya.

Kemajuan teknologi dan komunikasi telah menciptakan pelanggan baru yang
menginginkan terpenuhinya kepuasan fungsional dan emosional saat membeli sebuah
produk. Bahkan kecenderungan manfaat emosional memiliki daya pikat lebih besar
daripada manfaat fungsional. Kecenderungan ini memunculkan peluang baru bagi
perusahaan yang memiliki daya saing fungsional yang lebih rendah untuk
memenangkan persaingan dengan diferensiasi produknya pada nilai emosional
(emotional value). Oleh karena itu selain mentarget benak konsumen, yang lebih
penting lagi adalah mentarget hati konsumen dengan memberikan pengalaman baru

dan sensasi baru dalam menggunakan produk dan jasa bank.
Pada

level intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara

fungsional-teknikal dengan menggunakan sejumlah tools pemasaran, seperti
segmentasi, targeting, positioning, marketing-mix, branding, dan sebagainya.
Kemudian, di level emosional, kemampuan pemasar dalam memahami emosi dan
perasaan pelanggan menjadi penting. Di sini pelanggan dilihat sebagai manusia
seutuhnya, lengkap dengan emosi dan perasaannya. Beberapa konsep pemasaran
yang ada pada level emosional ini antara lain experiental marketing dan emotional
branding.
Selain strategi pemasaran rasional dan emosional, perusahaan perbankan juga
perlu menerapkan strategi spiritual. Walaupun perusahaan telah menggunakan
teknologi yang super canggih dan memiliki orang-orang berkualitas, namun apabila

tidak bisa menjunjung kredibilitas, perusahaan akan runtuh. Pemasaran juga harus
mulai masuk ke jajaran spiritual yang mengedepankan cinta yang universal.
Pemasaran yang cocok untuk memasarkan nilai perusahaan yang mulia ini adalah
spiritual marketing. Spiritual marketing berusaha untuk membantu perusahaan yang

mempunyai spirit yang baik untuk mendulang keunggulan bersaing. Pada era di mana
etika bisnis menjadi kurang diperhatikan dan kejujuran menjadi resources yang
langka maka spritualitas berbisnis akan menjadi sumber daya saing berikutnya. Hal
ini juga terjadi pada bisnis perbankan syariah.
Spiritual marketing merupakan tingkatan tertinggi. Orang tidak semata-mata
menghitung untung atau rugi, tidak terpengaruh lagi dengan hal yang bersifat
duniawi. Panggilan jiwalah yang mendorongnya, karena didalamnya terkandung
nilai-nilai spiritual. Ini akan menjadi bibit dan modal dasar baginya untuk tumbuh
menjadi bisnis yang besar, yang memiliki spiritual brand, yang memiliki kharisma,
keunggulan, dan keunikan yang tak tertandingi.
Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya
berdasarkan syariah agama. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan
dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan
mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usahausaha berkategori terlarang atau haram.
Menurut Kazarian di dalam bukunya yang berjudul Handbook of Islamic
Banking(Kazarian,1993:51),tujuan dasar dari perbankan syariah ialah menyediakan

fasilitas keuangan (financial instrument)yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dan
norma-norma syariah.
Sementara itu,dalam pasal 3 Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang

perbankan syariah menentukan tujuan dari perbankan syariah.Menurut Pasal 3
undang-undang tersebut,perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,kebersamaan,dan
pemerataan kesejahteraan rakyat.
Bank berdasarkan prinsip syariah sama halnya dengan bankkonvensional yang
berfungsi sebagai suata lembaga intermediasi yakni mengarahkan dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan.
Sistem perbankan konvensional dan syariah memiliki kesamaan dalam hal
mencari keuntungan dan pelayanan masyarakat dalam bisnis keuangan. Namun
keduanya memiliki perbedaan dalam hal sistem balas jasa yang diberikan kepada para
nasabah. Pada perbankan konvensional, sistem penyaluran dana biasanya berbentuk
kredit yang diberikan kepada masyarakat dimana debitur dalam pengembalian
pinjaman diharuskan membayar sejumlah bunga. Sedangkan pada perbankan syariah,
sistem perbankan tidak berorientasi pada bunga namun menggunakan sistem bagi
hasil. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip balas jasanya masing-masing, kedua
sistem perbankan ini bersaing bebas di dalam dunia perbankan Indonesia dimana
jutaan nasabah diperebutkan dengan berbagai strategi terbaik agar dapat menarik

nasabah baru dan mempertahankan nasabah yang telah ada. Kepercayaan masyarakat

untuk menjadi nasabah pada sebuah bank dapat dipengaruhi oleh strategi pemasaran
rasional, emosional dan spritual.
Dalamdua dekade terakhir, industri jasa keuangan syariah global telah
berkembang cukup pesat. Termsuk di tengah ketidakpastian pemulihan pasar
keuangan dunia saat ini. Begitu pula halnya dengan di Indonesia. Dengan penduduk
muslim terbesar di dunia, Indonesia diperkirakan mampu tumbuh menjadi salah satu
negara dengan potensi perkembangan industri keuangan syariah yang sangat besar.
Saat ini, market share bank syariah di Indonesia berkisar 5% dari total aset
bank secara nasional.Jumlah ini masih jauh tertinggal jika dibandingkan di Malaysia
dengan market share berkisar 40-50%.Jumlah market share di Indonesia bisa saja
berpotensi meningkat mengingat jumlah masyarakat Indonesia yang mayoritas
muslim .Jumlah nasabah bank syariah saat ini masih di bawah 10 juta, sehingga
potensi peningkatan nasabah perbankan syariah masih sangat besar, mengingat
jumlah penduduk usia produktif Indonesia terus bertambah. Hingga Oktober 2016,
jumlah industri Bank Umum Syariah (BUS) tercatat sebanyak 12 bank, jumlah Unit
Usaha Syariah (UUS) sebanyak 26 bank, BPRS sebanyak 163 bank, dan jaringan
kantor sebanyak 2.950. (http://www.syariahindonesia.com)

Jumlah Bank Umum Syariah di Indonesia ada 12 bank seperti disajikan pada
Tabel 1.1.

Tabel 1.1
Bank Umum Syariah (BUS)
No.
Nama Bank
1
PT Bank Syariah Mandiri
2
PT Bank Syariah Muamalat Indonesia
3
PT Bank Syariah BNI
4
PT Bank Syariah BRI
5
PT Bank Syariah Mega Indonesia
6
PT Bank Jabar dan Banten
7
PT Bank Panin Syariah
9
PT Bank Syariah Bukopin

10
PT Bank Victoria Syariah
11
PT BCA Syariah
12
PT Maybank Indonesia Syariah
Sumber: www.bi.go.id
PT Bank Syariah Mandiri adalah lembaga perbankan di Indonesia. Bank ini
berdiri pada 1955 dengan nama Bank Industri Nasional. Bank ini beberapa kali
berganti nama dan terakhir kali berganti nama menjadi Bank Syariah Mandiri pada
tahun 1999 setelah sebelumnya bernama Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi.
Pada awal 2016, Bank Syariah Mandiri masih mencatat pertumbuhan positif
dari sisi pembiayaan.Secara umum, pembiayaan BSM per Maret 2016 sebesar
Rp50,77 triilun, atau tumbuh 4,03% dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesar
Rp48,8 triliun.
Bank Syariah Mandiri per Maret 2016 merupakan bank syariah satu-satunya
yang sudah bisa masuk ke BUKU III dengan modal inti Rp5,423 triliun. Setelah

upaya konsolidasi memokuskan pada recovery sepanjang tahun 2015, pada Maret

2016 BSM membukukan laba Rp75,72 miliar atau naik dibandingkan laba per Maret
2015 yang sebesar Rp51,63 miliar. Dari sisi permodalan BSM masih cukup kuat
dengan

posisi

Capital

to

Adequate

Ratio

per

Maret

2016


sebesar

13,39%.(http://www.syariahindonesia.com)

Namun demikian persaingan diantara perbankan syariah masih ketat.Belum
lagi bank syariah harus memenangkan hati nasabah yang masih ragu akan keberadaan
bank syariah.Masyarakat masih ragu akan imbal hasil yang diberikan bank
syaiah.Masyarakat mengira bank konvensional lebih menguntungkan karena bunga
yang ditawarkannya.Bank syariah tetap melakukan inovasi dan terobosan serta tetap
bersaing dipasar perbankan syariah dengan harapan masyarakat lebih familiar dengan
keberadaan bank syariah ditengah-tengah masyarakat.

Persepsi yang selama ini ada di benak masyarakat, mengenai perbankan nonsyariah atau perbankan konvensional selalu lebih menguntungkan secara finansial
dibandingkan perbankan syariah karena sistem bunganya. Sistem bagi hasil yang
diterapkan bank syariah masih dianggap sama saja dengan bunga pada bank
konvensional. Selain itu kemudahan akses dalam menggunakan jasa bank syariah
yang dianggap sulit karena bank umum syariah masih memiliki kantor cabang yang
masih sedikit. Masalah lain adalah kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap

sistem perbankan syariah. Banyak masyarakat mengira bahwa bank syariah hanya

untuk kaum muslim saja dan masih ragu terhadap prinsip syariah yang diterapkan.

Berikut ini adalah tabel persaingan bank syariah teratas pilihan nasabah dari
tahun 2013 sampai dengan 2015 yang dirangkum dari sumber Top Brand Award.

Tabel 1.2
Top Brand Index Tahun 2013
Top Brand Index 2013
No.
Merek
TBI
TOP
1.
BRI Syariah
30,3%
TOP
2.
Bank Syariah Mandiri
27,3%
TOP
3.
BNI Syariah
21,0%
TOP
4.
Bank Muamalat
13,9%
5.
CIMB Niaga Syariah
3,2%
Sumber : http://www.topbrand-award.com

Tabel 1.3
Top Brand Index Tahun 2014
Top Brand Index 2014
No.
Merek
TBI
TOP
1.
Bank Syariah Mandiri
32,9%
TOP
2.
BRI Syariah
21,6%
TOP
3.
Bank Muamalat
15,8%
TOP
4.
BNI Syariah
13,9%
5.
Bank Jabar Syariah
3,2%
6.
BCA Syariah
3,2%
7.
Mega Syariah
2,4%
Sumber : http://www.topbrand-award.com

Tabel 1.4
Top Brand Index Tahun 2015
Top Brand Index 2015
No.
Merek
TBI
TOP
1.
BRI Syariah
28,5%
TOP
2.
Bank Syariah Mandiri
27,4%
TOP
3.
BNI Syariah
13,5%
TOP
4.
Bank Muamalat
10,8%
5.
BCA Syariah
9,5%
Sumber : http://www.topbrand-award.com
Berdasarkan pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa PT Bank Syariah Mandiri
berada di posisi top three sebagai bank umum syariah yang mendapatkan
penghargaan sebagai merek yang meraih predikat Top .Bank Syariah Mandiri
kembali menduduki posisi Top dan berada diposisi teratas ditahun 2014 dengan top
brand index 32,9%.Ditahun 2015 pada tabel 1.4 kembali Bank Syariah Mandiri
menduduki posisi Top dengan Top Brand Index 27,4 % .Bank syariah Mandiri dan
Bank BRI Syariah bersaing sangat ketat hal ini terbukti dengan posisi teratas yang
bergantian ditempati oleh kedua bank syariah ini dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015.
Peringkat Bank Syariah Mandiri didunia perbankan nasional terus
naik.Didirikan pada tahun 1999 silam ,BSM menunjukkan performanya sebagai salah
satu pemain dalam dunia perbankan nasional yang mampu sejajar dengan bank
nasional yang sudah ada lebih dulu.
Selain kenaikan peringkat ,BSM juga berhasil membuktikan diri sebagai bank
umum dengan prestasi dan kinerja yang baik.Rating BSM yang lima tahun hanya
berpredikat single B,kini sudah double(AA) minus.Dengan kinerja dan pertumbuhan

asset yang bagus,kini BSM sudah menduduki peringkat ke-21 dari 121 bank umum
yang beroperasi di Indonesia.Sebelumnya BSM hanya menduduki peringkat
32.(www.syariahmandiri.co.id)
Tentu saja dapat disimpulkan bahwa pencapaian yang didapat oleh Bank
Syariah Mandiri saat ini berkat adanya formulasi konsep pemasaran yang
diterapkan.Bank Syariah Mandiri yang menjunjung nilai spiritual memahami
pentingnya kepercayaan nasabah.Pemasaran rasional,emosional dan spiritual yang
diterapkan oleh perusahaan pastinya memiliki pengaruh tersendiri terlebih jika
berhubungan denga kepercayaan nasabah.
Civitas Akademika pada sebuah institusi merupakan salah satu kategori
nasabah yang dipertimbangkan oleh perbankan.Jumlahnya yang tidak sedikit dan
fungsi strategisnya menjadikan fokus tersendiri perusahaan perbankan.
Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional,
Dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada
Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara”.
1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: “Apakah pemasaran rasional, emosional, dan
spiritual berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan nasabah Bank Syariah
Mandiripada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara?”.

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
pemasaran rasional, emosional, dan spiritual terhadap kepercayaan nasabah Bank
Syariah Mandiripada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara.
1.4

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1.

Bank Syariah Mandiri
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi dan manfaat bagi
perbankan syariahkhususnya untuk Bank Syariah Mandiri, agar dapat
merumuskan strategi pemasaran yang baik supaya Bank Syariah Mandiri
semakin maju, unggul dan terus melakukan inovasi agar menjadi bank
syariahnomor satu yang selalu dipercaya dan menjadi pilihan nasabah.

2.

Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini Peneliti diharapkan dapat memperluas
pengetahuan serta menambah wawasan mengenai Manajemen Pemasaran
pada umumnya dan penerapan strategi pemasaran rasional, emosional, dan
spiritual dalam meningkatkan kepercayaan pada perusahaan dan pada nasabah
khususnya.

3.

Peneliti selanjutnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Muamalat Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 4 98

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

6 28 119

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Muamalat Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Muamalat Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, Dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Muamalat Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 0 18

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 1 21

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 1 2

Pengaruh Pemasaran Rasional, Emosional, dan Spiritual Terhadap Kepercayaan Nasabah Bank Syariah Mandiri Pada Civitas Akademika Universitas Sumatera Utara

0 0 13