Penentuan Zat Pewarna Sintetis Dalam Minuman Ringan Secara Kromatografi Kertas
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi meyebabkan
perubahan yang sangat besar dalam hal pengolahanpangan. Pada saat sekarang ini,
banyak bahan bahan yang di tambahkan kedalam makanan dan minuman untuk
berbagai tujuan. Bahan-bahan yang ditambahkan kedalam makanan tersebut
disebut Bahan Tambahan Makanan (BTM).
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan
yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah aman
(bebas dari cemaran biologis, mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain
yang dapat mengganggu, merugikan, membahayakan kesehatan manusia), bergizi,
bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.772/Menkes/Per/IX/88 secara umum adalah bahan yang biasanya tidak
digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi dalam pembuatan,
pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan.
Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan ,misalnya daun
pandan atau daun suji untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat
warna sintetis, karena penggunaannya yang lebih praktis dan harganya lebih
Universitas Sumatera Utara
2
murah.Kecenderungan ini seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat
pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan
kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan.Hal ini jelas sangat berbahaya bagi
kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut.
Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan
masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan dan minuman, atau
dikarenakan tidak adanya penjelesan dalam label yang melarang penggunaan
bahan tersebut untuk bahan pangan.(Cahyadi, 2006)
Pewarna makanan banyak digunakan untuk berbagai jenis makanan,
terutama berbagai produk jajan pasar dan makanan olahan yang biasanya sengaja
dilakukan untuk membuat makanan dan minuman berkalori rendah yang
ditujukan untuk penderita diabetes mellitus.(Yuliarti, 2007)
Salah satu produk makanan dan minuman yang paling sering ditambahkan
zat warna adalah Minuman Ringan. Minuman tersebut sangat digemari
masyarakat karena warnanya yang menarik. Sehingga penulis tertarik untuk
meneliti zat warna yang yang terdapat pada minuman ringan dengan judul “
Penentuan
Zat
Pewarna
Sintetis Dalam
Minuman Ringan Secara
Kromatografi Kertas ” . Adapun pengujian ini dilakukan selama penulis
melakukan praktek kerja lapangan di Balai Riset dan Standardisasi Industri
Medan.
Analisis bahan pewarna sintetis dalam minuman ringan dilakukan dengan
metode Kromatografi Kertas .keunggulan cara ini praktis untuk menentukan zat
warna yang terdapat dalam minuman ringan.
Universitas Sumatera Utara
3
1.2
Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan adalah apakah zat warna yang
digunakan pada minuman ringan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.772/Menkes/Per/IX/88
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penentuan zat pewarna sintetis dalam minuman
ringan adalahuntuk menentukan Jenis pewarna sintetis Pada Minuman Nutri Sari
Rasa Jeruk, Kuku Bima Rasa Anggur, Pop Ice Rasa Strawberry.
1.4
Manfaat
1. Dapat mengetahui jenis-jenis zat pewarna sintetis yang di izinkan dan
dilarang
menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.772/Menkes/Per/IX/88.
2. Dapat mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari zat pewarna sintetis.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi meyebabkan
perubahan yang sangat besar dalam hal pengolahanpangan. Pada saat sekarang ini,
banyak bahan bahan yang di tambahkan kedalam makanan dan minuman untuk
berbagai tujuan. Bahan-bahan yang ditambahkan kedalam makanan tersebut
disebut Bahan Tambahan Makanan (BTM).
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan
yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah aman
(bebas dari cemaran biologis, mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain
yang dapat mengganggu, merugikan, membahayakan kesehatan manusia), bergizi,
bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Bahan tambahan pangan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.772/Menkes/Per/IX/88 secara umum adalah bahan yang biasanya tidak
digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
ditambahkan kedalam makanan untuk maksud teknologi dalam pembuatan,
pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan.
Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan ,misalnya daun
pandan atau daun suji untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. Kini
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat
warna sintetis, karena penggunaannya yang lebih praktis dan harganya lebih
Universitas Sumatera Utara
2
murah.Kecenderungan ini seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat
pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan
kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan.Hal ini jelas sangat berbahaya bagi
kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tersebut.
Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan
masyarakat mengenai zat pewarna untuk makanan dan minuman, atau
dikarenakan tidak adanya penjelesan dalam label yang melarang penggunaan
bahan tersebut untuk bahan pangan.(Cahyadi, 2006)
Pewarna makanan banyak digunakan untuk berbagai jenis makanan,
terutama berbagai produk jajan pasar dan makanan olahan yang biasanya sengaja
dilakukan untuk membuat makanan dan minuman berkalori rendah yang
ditujukan untuk penderita diabetes mellitus.(Yuliarti, 2007)
Salah satu produk makanan dan minuman yang paling sering ditambahkan
zat warna adalah Minuman Ringan. Minuman tersebut sangat digemari
masyarakat karena warnanya yang menarik. Sehingga penulis tertarik untuk
meneliti zat warna yang yang terdapat pada minuman ringan dengan judul “
Penentuan
Zat
Pewarna
Sintetis Dalam
Minuman Ringan Secara
Kromatografi Kertas ” . Adapun pengujian ini dilakukan selama penulis
melakukan praktek kerja lapangan di Balai Riset dan Standardisasi Industri
Medan.
Analisis bahan pewarna sintetis dalam minuman ringan dilakukan dengan
metode Kromatografi Kertas .keunggulan cara ini praktis untuk menentukan zat
warna yang terdapat dalam minuman ringan.
Universitas Sumatera Utara
3
1.2
Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan adalah apakah zat warna yang
digunakan pada minuman ringan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.772/Menkes/Per/IX/88
1.3
Tujuan
Adapun tujuan dari penentuan zat pewarna sintetis dalam minuman
ringan adalahuntuk menentukan Jenis pewarna sintetis Pada Minuman Nutri Sari
Rasa Jeruk, Kuku Bima Rasa Anggur, Pop Ice Rasa Strawberry.
1.4
Manfaat
1. Dapat mengetahui jenis-jenis zat pewarna sintetis yang di izinkan dan
dilarang
menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.772/Menkes/Per/IX/88.
2. Dapat mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari zat pewarna sintetis.
Universitas Sumatera Utara