TINJAUAN HAM TERHADAP FATWA PWNU JAWA TENGAH TENTANG PELARANGAN PERIZINAN PENDIRIAN TOKO MODERN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

TINJAUAN HAM TERHADAP FATWA PWNU JAWA

TENGAH TENTANG

PELARANGAN PERIZINAN PENDIRIAN TOKO MODERN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

  

Oleh :

Sifaul Amin

NIM : 21413004

  JURUSA N HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

MOTO PENULIS

  “ Allah tidak menuntut hamba-Nya untuk sukses, tapi Allah hanya menuntut hamba- Nya untuk tetap terus berjuang tanpa henti “

  

( Emha Ainun Najib )

  • ---------------o---------------

  “ Kebahagiaan hidup yang hakiki yaitu ketika kita selalu berjuang dalam agama Allah dan selalu berkhidmah kepada ummat untuk mencapai ridlo

  Allah SWT “

  

( Sifaul Amin )

  • ---------------o---------------

  “ Agama tanpa IPTEK tidak akan maju, IPTEK tanpa agama akan menyesatkan “

  

( Sifaul Amin )

  • ---------------o---------------

  “ Kebahagiaan hakiki bukan pada hasil, tapi pada proses “

  

( Sifaul Amin )

  • ---------------o---------------

  

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi

ini kepada :

  1. Bapakku Abdul Basir dan Ibuku Sri Wahyuni, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini.

  2. Adikku Yuni Anisa’ul Choir dan Ahmada Mukhid yang selalu mendoakan agar selalu istiqomah dalam hal apapun.

  3. Mbakyu Temonku Mbak Siti Istiqomah yang selalu memotivasi dan mensupport baik moril maupun materiil

KATA PENGANTAR

  Puji syukur yang dalam penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena dengan pertolongan dan rahmat-Nya penulisan skripsi ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Kami juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga kami dapat menyusun Penulisan Skripsi ini.

  Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis harapkan kelak di hari pembalasan.

  Penulisan Skripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H), Fakultas Syari’ah, Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah yang berjudul : “ Tinjauan HAM ( Hak Asasi Manusia ) Terhadap Fatwa PWNU Jawa Tengah Tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern ". Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Penulisan Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai

  • – pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi tingginya, ungkapan terimakasih kadang tidak bisa mewakili kata
  • – kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah di IAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Ilya Muhsin, S.Hi., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari’ah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan baik.

  4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah di IAIN Salatiga.

  5. Bapak M.Yusuf Khummaini, S.Hi.,M.H, selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan dengan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

  6. Gus Hudallah selaku pejabat di kantor PWNU Jawa Tengah yang telah berkenan memberikan izin penelitian di Kantor PWNU Jawa Tengah serta memberikan informasi berkaitan dengan penulisan skripsi.

  7. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas Syari’ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

  8. Teman – teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari’ah angkatan 2011 di

  IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita dan pengalaman selama menempuh pendidikan di IAIN Slatiga.

  9. Teman – teman Bidikmisi angkatan 2013 yang tercinta.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh dan dilingkupi rahmat serta cinta-Nya. Amiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini dibaca dan dipahami.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, September 2017 Penulis

  

ABSTRAK

  Amin, Sifaul. 21413004, 2017. Tinjauan HAM Terhadap Fatwa PWNU Jawa

  Tengah Tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern. Skripsi,

  Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah, Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Salatiga. Pembimbing : M.Yusuf Khummaini, S.Hi, M.H

  Kata Kunci : Fatwa, Pelarangan, Izin, Pendirian, Toko Modern, dan HAM

  Sektor usaha perdagangan dan pasar modern di Indonesia seperti minimarket, supermarket, hipermarket, maupun mal-mal perbelanjaan mulai menjamur dan keberadaannya terus menggeser keberadaan warung kecil, toko kelontong dan pasar-pasar tradisional. Hal tersebut dikhawatirkan akan mematikan usaha para pedagang kecil. Selanjutnya, bidang-bidang usaha tersebut, terutama perusahaan-perusahaan raksasa, berusaha mendapatkan perijinan yang disebut SIUP (surat izin usaha perdagangan) dari fihak pemerintah. Dalam rangka melindungi keberadaan UKM (warung kecil dan toko kelontong) yang dikelola masyarakat, tim

  bahtsul masail PWNU Jawa Tengah memutuskan fatwa bahwa pemerintah

  haram hukumnya memberikan izin pendirian ritel / toko modern yang diduga kuat merugikan masyarakat kecil. Fatwa tersebut sekilas bertentangan dengan HAM karena terkesan membatasi dan mendiskriminasi pihak yang akan mendirikan toko modern. Rumusan Masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah landasan Filosofis, Yuridis, dan Sosiologis serta tujuan yang hendak dicapai oleh tim bahtsul

  masail PWNU Jawa Tengah dalam memutuskan fatwa tentang Pelarangan

  Perizinan Toko Modern? 2. Bagaimanakah pandangan HAM terhadap fatwa PWNU Jawa Tengah tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern tersebut?

  Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan Yuridis Sosiologis. Menurut pandangan penelitian ini, hukum dipelajari sebagai suatu peraturan yang menimbulkan akibat - akibat pada berbagai segi kehidupan sosial Penelitian ini membahas tentang Landasan Filosofis, Yuridis, dan Sosiologis pemutusan fatwa PWNU Jawa Tengah serta membahas berbagai hal tentang dampak bagi masyarakat kecil dari tidak terkendalinya perkembangan toko modern. Penelitian ini juga membahas bagaimana HAM memandang terhadap fatwa PWNU Jawa Tengah tersebut.

  Kesimpulan dari penelitian ini yaitu : 1. Landasan filosofis pemutusan fatwa, kebijakan pemerintah harus berdasarkan kemashlahatan masyarakat. 2. Landasan sosiologis, bahwa manusia bebas melakukan apapun asalkan tidak melanggar aturan dan membahayakan orang lain. 3. Landasan yuridis, bahwa menolak bahaya harus didahulukan dari pada menarik manfaat. HAM memandang fatwa tersebut tidak bertentangan dengan HAM karena pada dasarnya tujuan fatwa tersebut untuk melindungi UKM yang dikelola masyarakat kecil.

  DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................ iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................... iv

MOTTO .................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian....................................................................... 5 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 6 F. Penegasan Istilah ............................................................................ 12 G. Kerangka Teori............................................................................... 12 H. Metode Penelitian........................................................................... 18 I. Sistematika Penelitian .................................................................... 25 BAB II KEBEBASAN BEREKONOMI A. Kebebasan Berekonomi ................................................................. 28 B. Toko Modern .................................................................................. 31 C. HAM ( Hak Asasi Manusia ) ......................................................... 41

BAB III FATWA PWNU JAWA TENGAH TENTANG PELARANGAN

PERIZINAN PENDIRIAN TOKO MODERN A. Latar Belakang Pemutusan Fatwa .................................................. 46

  B.

  Landasan Filosofis Pemutusan Fatwa ............................................ 50 C. Landasan Sosiologis ....................................................................... 52 D.

  Landasan Yuridis ........................................................................... 58 E. Tujuan Fatwa .................................................................................. 60

  

BAB IV TINJAUAN HAM TERHADAP FATWA PWNU JAWA

TENGAH TENTANG PELARANGAN PERIZINAN PENDIRIAN TOKO MODERN A. Analisis Landasan Filosofis, Yuridis, Dan Sosiologis Tim Bahtsul Masail PWNU Jawa Tengah Dalam Memutuskan Fatwa Tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern. ............................. 62 B. Analisis HAM Terhadap Fatwa PWNU Jawa Tengah Tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern .............................. 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 85

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, terutama dalam

  bidang ekonomi, maka tak dapat dipungkiri bahwa semakin berkembang pula berbagai macam kegiatan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, termasuk bisnis perdagangan dengan mendirikan toko modern / toko berjejaring secara kemitraan (franchise). Toko berjejaring adalah sejumlah toko yang tersebar diberbagai tempat dan dimiliki oleh sekelompok orang ,

  • – perusahaan atau koperasi untuk melakukan kegiatan jual beli barang barang dengan jenis dan cara / struktur distribusi yang sama. Sedangkan adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk

  franchise

  memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa

  Berdirinya toko modern yang semakin menjamur di berbagai tempat akhir

  • – akhir ini ternyata menimbulkan banyak sekali dampak
  • – negatif yang merugikan masyarakat, terutama para pemilik warung warung kecil atau toko kelontong yang pemiliknya sebagian besar adalah
  • – masyarakat kalangan ekonomi ke bawah, karena dengan berdirinya toko toko modern maka kebanyakan orang akan lebih memilih untuk berbelanja
di toko modern tersebut walaupun sebenarnya harganya relatif lebih mahal. Jika hal seperti itu dibiarkan terus menerus, maka dapat mengancam stabilitas ekonomi masyarakat terutama para pedagang kecil atau pemilik warung / toko kelontong, karena menjamurnya toko modern yang menggunakan konsep waralaba atau franchise tersebut juga merupakan pertanda semakin berkembangnya kapitalisme global di Indonesia yang berdampak negatif terhadap ekonomi rakyat.

  Oleh karena itu, dalam forum bahtsul masail PWNU Jawa Tengah di PP Al Asnawi, Salamkanci, Bandongan, Kabupaten Magelang pada tanggal 5 Desember 2016 yang dipimpin oleh Wakil Katib Syuriah PWNU Jawa Tengah K.H Hudallah Ridwan dan K.H Busyro, menetapkan kesepakatan fatwa bahwa pemerintah haram memberikan izin usaha ritel modern yang diduga kuat akan berdampak negatif terhadap pedagang tradisional atau toko kelontong. Selain itu, forum bahtsul masail PWNU Jawa Tengah juga meminta kepada pemerintah supaya meninjau ulang dan mencabut izin usaha yang sudah dikeluarkan apabila mengakibatkan kerugian terhadap usaha kecil dan menengah. Akan tetapi hal tersebut bila dilihat dari sudut pandang Hak Asasi Manusia (HAM) maka akan terjadi ketidaksesuaian, karena seakan

  • – akan terjadi diskriminasi yang memaksa salah satu pihak dalam hal ini pendiri atau pemilik waralaba untuk membatasi bahkan bisa jadi menghentikan kegiatan usahanya yang berupa waralaba atau franchise.
Di dalam UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM, tepatnya pada

  pasal 1 ayat 3 disebutkan bahwa : “Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, ras, suku, etnik, kelompok, golongan status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan, baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, bud aya, dan aspek kehidupan lainya”.

  Pada pasal 3 ayat 3 disebutkan bahwa “Setiap orang berhak atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia

  ”. Dari pasal tersebut mengandung pengertian bahwa setiap orang bebas melakukan kegiatan apapun termasuk kegiatan ekonomi yang dalam hal ini yaitu usaha toko modern karena hal itu merupakan kebebasan dasar setiap manusia. Kemudian pada pasal 9 ayat 1 juga disebutkan bahwa

  “Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf kehidupanya

  ”. Pasal ini mengandung arti bahwa setiap manusia berhak untuk melakukan berbagai jenis usaha termasuk toko modern. Selanjutnya pada pasal 38 ayat 2 disebutkan bahwa

  “Setiap orang berhak dengan bebas memilih pekerjaan yang disukainya dan berhak pula atas syarat

  • – syarat ketenagakerjaan yang adil

  ”. Jika melihat pasal tersebut, maka tindakan seseorang dengan mendirikan unit usaha berupa toko modern sesuai dengan Hak Asasi Manusia.

  Dari beberapa pasal tersebut, terkait fatwa PWNU Jawa Tengah tentang pengharaman pendirian toko modern dapat diketahui bahwa terdapat ketidaksesuaian dengan Undang

  • – undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM. Akan tetapi di sisi lain memang benar terhadap apa yang telah difatwakan oleh PWNU Jawa Tengah, yaitu fatwa

  bahtsul masa’il

  PWNU Jawa Tengah di PP Al – Asnawi Salamkanci, Bandongan, Kab. Magelang, pada hari Senin, 5 Desember 2016 tersebut bahwa perkembangan toko modern yang tidak terkendali akan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat ekonomi bawah.

  Oleh karena itu saya tertarik untuk membahas hal tersebut dalam skripsi yang berjudul “TINJAUAN HAK ASASI MANUSIA (HAM)

  TERHADAP FATWA PWNU JAWA TENGAH TENTANG

PELARANGAN PERIZINAN PENDIRIAN TOKO MODERN “.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dirumuskanlah beberapa masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah landasan Filosofis, Yuridis, dan Sosiologis serta tujuan yang hendak dicapai oleh tim bahtsul masail PWNU Jawa Tengah dalam memutuskan fatwa tentang Pelarangan Perizinan Toko Modern? 2. Bagaimanakah pandangan HAM terhadap fatwa PWNU Jawa Tengah tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern tersebut?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu sebagai berikut : 1.

  Untuk mengetahui bagaimanakah landasan Filosofis, Yuridis, dan Sosiologis serta tujuan yang hendak dicapai oleh tim bahtsul masail PWNU Jawa Tengah dalam memutuskan fatwa tentang Pelarangan Perizinan Toko Modern 2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan HAM terhadap fatwa PWNU

  Jawa Tengah tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern tersebut.

  D. Kegunaan Penelitian

  Dalam penelitian ini penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini tidak hanya berguna untuk pribadi tetapi juga berguna untuk orang lain.

  Kegunaan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a.

  Teoritik Dengan penelitian ini penulis mengharapkan teori yang telah ditulis dalam perkuliahan serta membandingkan realitas yang ada dalam masyarakat. Untuk itu, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pula bagi seluruh civitas akademika sebagai bahan informasi dan bahan penelitian terhadap permasalahan HAM ataupun Kegiatan perekonomian yang lain.

  b.

  Bagi Pemerintah.

  Dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perumusan kebijakan khususnya yang berhubungan dengan perizinan pendirian toko modern.

  c.

  Bagi Peneliti Dan Masyarakat Diharapkan dapat menjadi masukan bagi penelitian lainnya dalam membahas masalah yang berhubungan dengan permasalahan HAM dan pendirian toko modern.

E. Tinjauan pustaka

  Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ajat Sudrajat tentang

  “Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Islam “ dari Prodi Ilmu Sejarah FISE UNY. Pada penelitian ini yang menjadi latar belakang masalah yaitu Kontroversi antara hukum Islam dan hak-hak asasi manusia universal yang terus bergulir. Meskipun telah melekat klaim universal pada prinsip- prinsip HAM, ketika melihat bahwa konsep tersebut berasal dari Barat, sebagian umat Islam mencurigainya sebagai usaha untuk mensekulerkan hukum Islam. Oleh karena itu, kalangan Muslim konservatif tetap menolak penerapan standar-standar Barat, meskipun atas nama HAM universal, terhadap peroalan-persoalan hukum publik pada masyarakat Muslim. Berbeda dengan golongan Muslim konservatif, kalangan Muslim liberal terus melangkah dengan mencoba menafsirkan teks-teks Al-Quran dan Sunnah dengan metode penafsirannya sendiri. Mereka berpendapat bahwa Islam sangat kompatibel dengan hak-hak asasi manusia universal. Fokus pembahasan pada penelitian ini yang pertama yaitu peneliti mengupas dari segi prinsip Resiprositas dan Interpretasi Revolusioner yang menyatakan bahwa seseorang harus memperlakukan orang lain sama seperti ia mengharapkan diperlakukan oleh orang lain. Kedua yaitu rekonsiliasi syariah dan Hak Asasi Manusia. Metode ini memberi kemungkinan bagi dilakukanya penggantian aspek

  • – aspek syariah yang tidak berlaku dan kuno dengan prinsip – prinsip hukum islam yang modern dan manusiawi.

  Selanjutnya peneliti dalam hal ini juga menganalisis perbudakan serta diskriminasi gender dan agama. Kesimpulan penelitian ini yaitu untuk menjawab problem has asasi yang universal serta untuk menghindari dakwaan diskriminasi dalam hukum islam, maka pembaruan hukum Islam menurutnya adalah keniscayaan yang harus dilakukan. Dalam melakukan pembaruan tersebut terdapat beberapa prinsip yang harus menjadi dasar pijakannya. Pembaruan hukum Islam yang berkaitan dengan persoalan diskriminasi harus berpijak pada prinsip resiprositas, yaitu seseorang harus memperlakukan orang lain sama seperti ia mengharapkan diperlakukan orang lain.

  Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rochim tentang

  “Hak Asasi Manusia Menurut Pandangan Islam Dan UUD 1945 Pasca

  Amandemen

  “ dari Fakultas Syari’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009. Dalam penelitian ini peneliti mengupas bahwa terdapat keanekaragaman karakteristik masyarakat, ideologi maupun agama, yang akan menimbulkan perbedaan satu dengan yang lain tentang hakikat perlindungan terhadap HAM dalam menjaga keselamatan dan eksistensi manusia secara utuh sebagai menusia yang luhur. Penulis mengungkapkan bahwa terdapat beberapa kalangan yang berpendapat bahwa hal tersebut merupakan fakta yang dijadikan sebagai argumen munculnya konsep Partikularistik di dalam sejarah perumusan HAM. Selain itu, HAM juga cenderung berlaku diantara dua spektrum: pertama, HAM yang berdasarkan pada hukum alam. Kedua, HAM yang berlandaskan pada teori relativisme budaya, baik yang didasarkan pada perspektif agama, ideologi negara maupun yang lainya. Fokus pembahasan pada penelitian ini yaitu perbandingan pandangan Islam dan UUD 1945 Pasca Amandemen dalam melindungi hak

  • – hak asasi manusia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pluralistik. Sedangkan penelitian ini mempunyai kesimpulan bahwa ada perbedaan diantara keduanya bermuara pada ada dan tidaknya nuansa teologis. Dalam islam, penerapan dan pengamalan hak dan kewajiban manusia merupakan bagian dari bentuk ibadah dan mendapatkan pahala. HAM dalam islam dikatakan sebagai HAM partikular
  • – universal. Sedangkan dalam UUD 1945 sebagai konstitusi sebuah negara yang prular lebih bernuansa moral yang pengamalanya bukan merupakan ibadah, tetapi lebih pada terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis, oleh karena itu konsep HAM dalam UUD 1945 Pasca Amandemen lebih bersifat unive>– konstektual. Namun secara konseptual, formulasi HAM dalam islam sejalan dengan konsepsi HAM di dalam UUD 1945 yang secara nyata melindungi dan menghormati hak
  • – hak setiap individu
dalam masyarakat dengan menjunjung tinggi prinsip

  • – prinsip persamaan kebebasan serta menyelaraskan setiap kepentingan dan menyeimbangkan antara hak dan kewajiban setiap individu dan kelompok tanpa harus merugikan dan membatasi hak
  • – hak yang lain demi terciptanya keadilan dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

  Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh M. Asfar Marzuki tentang

  “Penegakan Syariat Islam Dalam Perspektif HAM Internasional Dan

  Konstitusi

  “ dari Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI tahun 2006. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pro dan kontra mengenai penegakan syariat islam di Indonesia. Fokus bahasan dalam penelitian ini mengenai penegakan syariat islam dan HAM, Penegakan syariat islam di beberapa Negara diantaranya yaitu di Pakistan, Australia, serta New Zealand, penegakan syariat islam di Indonesia, deklarasi penegakan syariat islam di Aceh, dan penegakan syariat islam di beberapa daerah (Sulawesi Selatan, Banten, Tasikmalaya, Cianjur dan Garut). Hasil penelitian ini adalah Penegakan Syariat Islam merupakan hak kebebasan dasar bukan saja tidak dilarang, melainkan dilindungi oleh negara. Legitimasi penegakan syariat islam itu didasarkan pada HAM internasional dan beberapa Konvensi Hukum Internasional seperti konvensi DUHAM 1948, Konvensi mengenai hak-hak Sosial, Ekonomi, dan Budaya (ICCESR) 1996 dan Konvensi Internasional tentang Hak-hak Sosial dan Politik (ICCPR) 1996. Secara Konstitusional, UUD 1945 hasil amandemen 1999-2002 juga telah memperkuat argumen hukum internasional. Konsekuensinya, negara dan pemerintah Republik Indonesia berkewajiban untuk tidak saja memberikan perlindungan dan perlakuan yang adil dan proporsional, melainkan juga memberikan dukungan terhadap Penegakan Syariat Islam sebagai wadah yang memberikan penguatan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  Ke empat, penelitian yang dilakukan oleh Nasaruddin Umar

  tentang

  “Urgensi Transformasi Hukum Islam Dalam Pemajuan Hak

Asasi Manusia Di Indonesia “ dari Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam

  IAIN Ambon tahun 2015. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji transformasi nilai-nilai syariat Islam baik dalam landasan pembentukan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Dalam penelitian ini membahas tentang nilai-nilai Syariat Islam di bidang Hak Asasi Manusia diantaranya aktualisasi nilai-nilai Syariat Islam yang dapat dianalisis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia (UU HAM). Sejauhmana UU HAM telah mengimplementasikan ketentuan Pasal 28J ayat (2) UUD NKRI Tahun 1945, dimana nilai - nilai agama menjadi pertimbangan melalui undang - undang untuk membatasi hak dan kebebasan itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai - nilai syariat islam telah teraktualisasi dalam peraturan perundang - undangan dibidang perlindungan sosial kemanusiaan di Indonesia. Transformasi nilai-nilai syariat islam tersebut melalui dua pendekatan, yaitu melalui asas-asas materi muatan peraturan perundang undangan, dan aktualisasi melalui materi peraturan perundang - undangan.

  Dari beberapa penelitian tersebut, penelitian yang saya lakukan jelas berbeda, dimana pada penelitian pertama menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa pembaruan hukum islam menjadikan keniscayaan yang harus dilakukan dalam rangka menjawab problem hak asasi yang universal serta untuk menghindari dakwaan diskriminasi dalam hukum islam. Penelitian ke dua mempunyai kesimpulan bahwa HAM dalam pandangan islam dan UUD 45 terdapat perbedaan yang bermuara pada ada dan tidaknya nuansa teologis. Penelitian ke tiga mempunyai kesimpulan bahwa negara dan pemerintah juga berkewajiban untuk memberikan dukungan terhadap penegakan syariat islam. Penelitian ke empat mempunyai kesimpulan bahwa nilai

  • – nilai syariat islam telah teraktualisasi dalam peraturan perundang
  • – undangan dibidang perlindungan sosial kemanusiaan di Indonesia.

  Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian tentang HAM terdahulu yaitu bahwa dalam penelitian ini meninjau tentang kebebasan setiap manusia dalam HAM terutama kebebasan dalam bidang ekonomi terkait dengan Fatwa PWNU Jawa Tengah tentang Larangan Perizinan Pendirian Toko Modern, dimana pada dasarnya manusia diberikan kebebasan. Akan tetapi kebebasan yang dimiliki oleh setiap manusia tersebut adalah bebas dalam hal aturan, bukan kebebasan secara mutlak tanpa kendali sehingga sampai keluar melanggar batas

  • – batas norma dan
merugikan pihak lain. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penelitian yang saya lakukan tentang Tinjauan HAM Terhadap Fatwa PWNU Jawa Tengah Tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern merupakan penelitian yang pertama kali karena belum pernah ada yang meneliti.

  F. Penegasan Istilah.

  Penulis sampaikan bahwa judul penelitian ini adalah TINJAUAN HAM TERHADAP FATWA PWNU JAWA TENGAH TENTANG PELARANGAN PERIZINAN PENDIRIAN TOKO MODERN. Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis kemukakan bahwa HAM (Hak Asasi Manusia) dalam hal ini adalah Ratifikasi Declaration Of Human yang tertuang dalam UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM.

  Rights

  Adapun yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Undang

  • – undang tersebut adalah “Seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

  ” (Pasal 1 ayat 1 UU No. 39 Tahun 1999).

  G. Kerangka Teori.

  Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata- mata karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata - mata berdasarkan martabatnya sebagai manusia (Rhona K.M. Smith dkk, 2008 : 11). HAM juga merupakan hak

  • – hak y ang sangat “mendasar“ atau “asasi“ dan juga hak – hak yang

  “fundamental“ yang inhern pada diri manusia. Oleh karena itu timbul anggapan bahwa hak

  • – hak tersebut dimiliki oleh setiap individu manusia tanpa adanya perbedaan bangsa, agama, ras, jenis kelamin maupun status sosial. hal tersebut juga menimbulkan anggapan bahwa HAM adalah bersifat “universal “ yang tanpanya mustahil setiap manusia dapat hidup sebagai manusia (Baharudin Lopa, 1996 : 1 – 2).

  Pada hakikatnya, HAM terdiri dari dua prinsip dasar yang paling fundamental, yaitu prinsip persamaan dan prinsip kebebasan yang diharapkan dapat menciptakan keadilan bagi seluruh umat manusia. Prinsip persamaan (equality) menurut konsep modern merupakan gagasan tentang persamaan dalam kesempatan (equality of opportunity). Menurut doktrin ini, tuntutan persamaan adalah adanya persamaan di muka hukum (equality before the law) dan penghapusan terhadap hak

  • – hak istimewa lain yang tidak dibenarkan, yang hanya menyediakan posisi sosial, ekonomi, politik bagi kelas, golongan, ras atau jenis kelamin tertentu (Masykuri Abdillah, 1999 : 113
  • – 114). Dalam hal prinsip kebebasan (freedom), kebebasan diartikan sebagai tidak adanya halangan dan paksaan. Akan tetapi, dalam beberapa hal intervensi negara dibutuhkan untuk mencapai persamaan dan perlindungan terhadap
  • – hak orang lain
yang merupakan salah satu prinsip HAM (Masykuri Abdillah, 1999 ; 135 – 136).

  HAM yang nota bene nya merupakan kebebasan dasar bagi setiap

  • – manusia, juga terdapat pembatasan dan larangan. Dalam Undang undang HAM Pasal 73 disebutkan bahwa “Hak dan kebebasan yang diatur dalam undang
  • – undang ini hanya dapat dibatasi oleh dan berdasarkan un
  • – undang, semata – mata untuk menjamin pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia serta kebebasan dasar orang lain, kesusilaan, ket ertiban umum, kepentingan bangsa “. Kemudian dalam pasal selanjutnya

  “ Tidak satu ketentuan dalam undang – undang ini boleh diartikan bahwa pemerintah, partai, golongan atau pihak mana pun dibenarkan mengurangi, merusak, atau menghapuskan hak asasi manusia atau kebebasan dasar yang diatur dalam undang

  • – undang ini “ (UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM).

  Dalam wacana prinsip kebebasan (freedom), kebebasan diartikan sebagai tidak adanya halangan dan paksaan. Akan tetapi, dalam beberapa hal intervensi negara dibutuhkan untuk mencapai persamaan dan perlindungan terhadap hak

  • – hak orang lain yang merupakan salah satu prinsip HAM (Masykuri Abdillah, : 135
  • – 136). Dalam hal ini juga telah ditegaskan dalam pasal 28J ayat (2) yang berbunyi :

  “ Dalam menjalankan hak dan kebebasanya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang

  • – undang dengan maksud semata – mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral dan nilai
  • – nilai agama,
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat yang demokratis. “ Berkaitan dengan demokrasi ekonomi yang merupakan hak asasi bagi setiap manusia, pada pasal 33 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa

  “Demokrasi ekonomi tujuanya adalah mengutamakan kemakmuran masyarakat, bukan kemakmuran orang seorang sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan ”. Selanjutnya dalam pasal 33 UUD 1945 juga disebutkan bahwa “Perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang ! sebab itu cabang

  • – cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. kalau tidak, tampuk produksi jatuh ke tangan orang
  • – orang yang berkuasa dan rakyat yang banyak ditindasnya

  ”. Kemudian dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dipertegas bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok

  • – pokok kemakmuran rakyat.
  • – sebab itu harus dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar besar kemakmuran rakyat “.

  Berkaitan dengan Demokrasi Ekonomi Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam (Konstitusi Madinah) bahwa dalam pasal 15 menekankan jaminan atau perlindungan Allah SWT terhadap orang

  • – orang yang lemah dan orang
  • – orang mukmin harus sebagian besar dari mereka sebagai penolong atau pembela terhadap sebagian lainya. Pada pasal 37 menekankan bahwa kaum yahudi menanggung nafkah mereka sendiri pula.
Akan tetapi pasal tersebut seterusnya menetapkan keharusan kerjasama dan tolong

  • – menolong. Selain itu diantara kedua golongan tersebut diwajibkan pula saling memberi saran dan nasihat serta berbuat kebaikan, bukan perbuatan dosa (Muhamad Alim, 1997: 39).

  Dalam hal persamaan Hak Asasi Manusia dalam Islam dan UUD 1945 pada pasal 27 (2) UUD 1945 , ditetapkan bahwa tiap

  • – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Dalam pasal 25 ayat (1) Declaration Of Human Rights menetapkan bahwa, “Setiap orang berhak atas tingkat hidup yang menjamin kesehatan

  “ dan keadaan baik untuk dirinya dan keluarganya, termasuk soal makanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatanya serta usaha

  • – usaha sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan di waktu mengalami pengangguran, janda, lanjut usia atau mengalami kekurangan nafkah lain
  • – lain karena keadaan yang diluar kekuasaanya (Muhamad Alim, 1997: 100).

  Menyikapi pertumbuhan toko modern berjejaring yang semakin padat dan merajalela, pada dasarnya sudah terdapat peraturan yang mengatur tentang hal tersebut. dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 70/M-DAG/PER/12/2013, Pada pasal 5 disebutkan bahwa :

  “ Pelaku Usaha yang mendirikan Toko Modern dengan bentuk minimarket dikecualikan dari kelengkapan dokumen analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dengan tetap mempertimbangkan

  • – tingkat kepadatan dan pertumbuhan penduduk di masing masing daerah sesuai dengan data sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun terakhir. “
Kemudian dalam pasal 24, disebutkan bahwa “Pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha dibidang Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Selain dan Toko Modern, wajib memiliki izin usaha sebagai legalitas“. itu, pada pasal 33 dijelaskan bahwa :

  (1) Toko Modern dengan bentuk Minimarket dilarang menjual barang produk segar dalam bentuk curah.

  (2) Toko Modern dengan bentuk minimarket yang lokasinya berada di sekitar pemukiman penduduk, tempat ibadah, terminal, stasiun, rumah sakit, gelanggang remaja dan sekolah dilarang menjual minuman beralkohol.

  (3) Toko Modern dilarang memaksa produsen UMKM yang akan memasarkan produksinya di dalam Toko

  Modern, untuk menggunakan merek milik Toko Modern pada hasil produksi UMKM yang telah memiliki merek sendiri.

  Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 68 / M

  • – DAG / PER / 10 / 2012 menyebutkan dalam pasal 3 bahwa “Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba untuk jenis usaha Toko Modern dapat mendirikan

  

outlet / gerai yang dimiliki dan dikelola sendiri (company owned)

  sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a paling banyak 150 (seratus lima puluh) outlet / gerai“. Dari pasal tersebut jika kita melihat lebih luas lagi bahwa perkembangan toko modern berjejaring / waralaba saat ini sudah tidak terhitung lagi, bahkan hampir disetiap tempat keramaian terdapat toko modern berjejaring, padahal dalam pasal tersebut ditegaskan bahwa terdapat batasan yaitu paling banyak sejumlah 150 (seratus lima piluh) outlet atau gerai.

H. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan pendekatan penelitian.

  a.

  Jenis Penelitian.

  Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian Kualitatif adalah penelitian untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalkan perilaku dan tindakan secara holistik (Moleong, 2011: 6). Penelitian ini bersifat deskriptif analitis artinya, hasil penelitian ini berusaha memberikan gambaran secara menyeluruh, mendalam tentang suatu keadaan atau gejala yang diteliti (Soekanto, 1985: 10). Penulis memilih ini karena metode ini dapat mendeskripsikan realitas yang ada di masyarakat untuk di tuntaskan dengan teori hukum yang ada, metode deskriptif analitis juga bermanfaatkan untuk menggambarkan penulisan dengan jelas dan terstruktur permasalahan - permasalahan pokok tanpa melakukan kajian hipotesa maupun perhitungan menggunakan statistik. Dan pada penelitian ini penulis akan menggambarkan bagaimana titik temu atau jalan tengah antara kebebasan (HAM) dengan Fatwa PWNU Jawa Tengah.

  Dikarenakan timbul sebuah pertanyaan dan dibutuhkan penjelasan antara kebebasan bagi setiap individu manusia (HAM) dengan peraturan (FATWA) tentang pelarangan pendirian toko modern yang bersistem waralaba, ritel, ataupun franchise, maka dari sisi yuridis dalam penelitian ini akan meninjau UU No 39 Tahun 1999 Tentang HAM, Fatwa PWNU Jawa Tengah Tentang Pelarangan Perizinan Pendirian Toko Modern, Undang

  • – undang tentang franchise / Waralaba, dan sebagai tambahan, penulis juga akan meninjau hal tersebut dari sudut pandang Fiqh Islam.

  b.

  Pendekatan Penelitian.

  Pendekatan yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian berdasarkan pada penelitian hukum yang dilakukan dengan memakai pendekatan Yuridis Sosiologis. Pendekatan Yuridis Sosiologis diartikan sebagai penelitian hukum dimana hukum tidak dikonsepsikan suatu gejala normatif yang mandiri (otonom), tetapi sebagai suatu institusi sosial yang dikaitkan secara riil dengan informan sosial yang lain. Menurut pandangan penelitian ini, hukum dipelajari sebagai suatu peraturan yang menimbulkan akibat - akibat pada berbagai segi kehidupan sosial (Moleong, 1988: 34).

  2. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kantor PWNU Jawa Tengah yaitu di Jl.

  Dr. Cipto No. 180 Semarang.

  3. Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian adalah sumber dari mana data dapat diperoleh (Moloeng, 2000: 114). Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah : a.

   Data primer

  Data Primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai (Moleong 2009: 157). Sumber data primer penelitian ini, penulis peroleh baik melalui kegiatan wawancara terhadap pimpinan sidang pemutusan fatwa dan observasi terhadap Fatwa PWNU Jawa Tengah tentang pelarangan perizinan pendirian Toko Modern serta terhadap UU No 39 Tahun 1999 Tentang HAM, dengan terlibat juga dalam proses wawancara dengan beberapa pihak terkait, diantaranya :

  1) Informan

  Adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasinya tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, seorang informan harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Seorang informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota tim penelitian walaupun hanya bersifat informal (Moleong, 2002: 90). Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah dewan bahtsul masail atau salah satu peserta bahtsul masail PWNU Jawa Tengah yaitu pimpinan sidang Jalsah No.1 K.H Hudallah Ridwan.

  2) Dokumen

  Dokumen meliputi, buku arsip berkaitan dengan HAM dan Fatwa PWNU Jawa Tengah.

3) Sumber Data Lain.

  Selain data tersebut diatas, juga terdapat sumber data primer yang lain yang sekiranya diperlukan dalam penelitian ini.

  b.

   Data sekunder

  Data sekunder terdiri dari 3 bahan hukum, antara lain bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, yaitu sebagai berikut : 1)

  Bahan hukum primer meliputi : Fatwa PWNU Jawa Tengah tentang pelarangan perizinan pendirian Toko Modern dan UU No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM. 2)

  Bahan hukum sekunder, didapat melalui studi kepustakaan biasanya berupa buku maupun literatur mengenai pandangan seorang ahli hukum. Literatur dalam penulisan ini antara lain:

  a) Buku tentang HAM.

  b) Buku tentang muamalah

  c) Buku dan literatur tentang penelitian.

  d) Buku tentang Fiqh ataupun Ushul Fiqh.

  e) Buku tentang Ekonomi Syariah.

  f) Buku pendukung lain yang sekiranya diperlukan. 3)

  Bahan hukum tersier, adalah bahan hukum sebagai pelengkap kedua bahan hukum sebelumnya, yaitu berupa: a) Kamus besar bahasa indonesia.

  b) Kamus hukum. c) Artikel tentang HAM

d) Kamus ekonomi syariah.

4) Bahan lain.

  Selain sumber data sekunder tersebut, juga terdapat sumber data sekunder lainya, diantaranya yaitu informasi di sosial media, media massa baik cetak maupun elektronik.

4. Teknik Pengumpulan Data

  Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian lapangan (Ali, 2009:107). Data yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya di tempat penelitian. Pada pengumpulan data secara primer, penulis menggunakan beberapa tehnik guna memperoleh data antara lain: a.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

PELAKSANAAN AKAD MUDHARABAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA GUNUNG PATI (ANALISA FATWA DSN-MUI NO.07DSN-MUIIV2000 TENTANG PEMBIAYAAN MUDHARABAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 92

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

ANALISIS PENETAPAN WALI ADHOL DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 91

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BARTER (Studi di Desa Benowo Kecanmatan Bener Kabupaten Purworejo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 92

ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MAGELANG NOMOR PERKARA 0054Pdt.G2015PA.Mgl TENTANG PERMOHONAN NOVASI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 2 179

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERUBAHAN AKTA PENDIRIAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 88