UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR (TINJAUAN PADA SISWA KELAS IV MI NURUL HUDA KRANDON LOR 02 KEC.SURUH KAB.SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010) - Test Repository
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISW A MELALUI
PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR
(Tinjauan pada Siswa Kelas IV MI Nurul Huda Krandon Lor 02 Kec. Suruh Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2009/2010)
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
A H M A D S H 0 L E H
N IM : 11408169
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A taati
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI
PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR ( TINJAUAN PADA SISWA
KELAS IV MI NURUL HUDA KRANDONLOR 02 KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 )Didalam proses pembelajaran, salah satu hal yang sangat berperan terhadap keberhasilan proses belajar mengajar adalah motivasi belajar siswa. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa sangat berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Oleh karenanya seorang guru hendaklah bisa mengembangkan motivasi belajar pada diri siswa.
Menyadari hal tersebut, maka peneliti berusaha mengkaji masalah yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa. Permasalahan yang dikaji adalah sebagai berikut: “Apakah melalui pembentukan kelompok belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV MI NuruI Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Palajaran 2009/2010 ?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui pembentukan kelompok belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
IV MI NuruI Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kebupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
Subjek penelitian ini adalah motivasi belajar siswa yang indkatomya meliputi keaktifan siswa, keseriusan belajar siswa dan antusias siswa dalam belajar. Subjek selajutnya adalah prestasi belajar siswa sebagai akibat dari tingginya motivasi belajar siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus, dan setiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu tahap perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum pelaksanaan tiap siklus terlebih dahulu dilaksanakan tahap pra siklus sebagai pengamatan awal.
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh prosentase hasil penelitian, bahwa pada pada tahap siklus I prosentase motivasi belajar tinggi ( 46,67 % ),sedang ( 26,67 % ), motivasi belajar rendah ( 26,67 % ) dan ketuntasan belajar siswa ( 66,67 % ). Pada tahap siklus II prosentase motivasi belajar tinggi ( 60 % ), sedang ( 26,67 % ), motivasi belajar rendah ( 13,33 % ) dan ketuntasan belajar siswa( 86,67 % ). Pada tahap siklus III prosentase motivasi belajar tinggi ( 80 % ), sedang ( 20 % ), motivasi belajar rendah ( 0 % ) dan ketuntasan belajar siswa (
100 %).
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa melalui pembentukan kelompok belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan kata lain bahwa penelitian ini terbukti.
D EPA R TEM EN A G A M A SEKOLAH TNGGI A G A M A ISLAM NEGERI ( STAIN ) J Lstadion 03 telp ( 0298) 323706,323433 salatiga
Website : .ac.id E-mail:administrasi @stainsalatiga.ac.i
DEKLARASI
BismillahirrahmanirrohiimDengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain, diluar referensi yang penulis cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini, dihadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 30 Juli 2010
NIM : 114 081 69
DEPARTEM EN A G A M A SEKOLAH TNGGI A G A M A ISLAM NEGERI ( STAIN )
Jl.stadion 03 telp ( 0298 ) 323706,323433 salatiga JVebsitejjvw w ^stainsalatig^
H.Sidqon Maesur,Lc,MA DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Saudara AHMAD SHOLEH Kepada Yth.Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : AHMAD SHOLEH NIM : 11408169 Jurusan : Tarbiyah Judul : UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
MELALUI PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR ( TINJAUAN PADA SISWA KELAS IV MI NURUL HUDA KRANDONLOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 )
Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadikan perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 30 Juli 2010 Pembimbing
fflSidaoiCl V1aesur.Lc.MA NIP : 1^6307221998031001
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, Faks. 323433 Salatiga 5 0 7 2 1
PENGESAHAN
Skripsi saudara : AHMAD SHOLEH dengan Nomor Induk Mahasiswa :
11408169 yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA MELALUI PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR
( TINJAUAN ) PADA SISWA KELAS IV MI NURUL HUDA
KRANDONLOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 )” telah dimunaqosyahkan dalam sidang
panitia ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari Sabtu tanggal
28 Agustus 2010 M. Yang bertepatan dengan tanggal 18 Ramadhan 1431 H.
Dan telah diterima sebagai sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.Salatiga. 28 Agustus 2010 M.
18 Ramadhan 1431 H.
PANITIA
Ketua Sidang Sekretaris SidangIs IP. 196612252000031002
H/Sidgoiyt VlaesurXc.MA
NIP : 196307221998031001
IV
MOTTO
> Apa yang kita lakukan pada orang lain tidak peduli baik atau buruk, sesungguhnya akan kembali pada diri kita sendiri.
> Allah memberi kebebasan pada makhluknya untuk memilih segala keinginannya, menempuh jalan baik atau buruk, namun satu hal yang harus diingat, bahwa segala keinginan pasti ada konsekuansinya. > Janganlah engkau sadar ketika penyesalan sudah datang.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada : ❖ Isteri dan anakku tercinta yang telah mendukung kuliah saya dan pembuatan skripsi ini, yang selama ini telah merelakan segala sesuatu demi selesainya kuliah dan skripsi ini. ❖ Ayah ibu tercinta yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
❖ Adik-adikku yang selama ini memberi semangat dan memperjuangkan segala keperluan bagi terselesaikannya kuliah dan penyusunan skripsi ini.
❖ Para guru Ml Nurul Huda Krandonlor 02 yang selalu memberikan support, sehingga skripsi ini dapat selesai.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberi kenikmatan dan hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yang mengambil judul: UPAYA MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBENTUKAN KELOMPOK
BELAJAR ( TINJAUAN PADA SISWA KELAS IV MI NURUL HUDA
KRANDONLOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010 )”.Sholawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada beliau Nabi Muhammmad SAW., nabi yang diberi hak untuk memberikan syafaatnya pada hari kiamat. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat sebagaiamana persyaratan yang harus penyusun penuhi untuk mendapatkan gelar S 1 di Jurusan Pendidikan Agama Islam ( PAI ), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga. Penyusun menyadari bahwa terselesaikan skripsi ini merupakan karunia Allah yang tiada terkira, serta atas bimbingan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itulah maka, dengan segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Imam Sutomo,M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Neoeri ( STAIN ) Salatiga.
2. Bapak H.Sidqon Maesur,Lc.MA selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran selalu memberikan bimbingan dan pengarahan serta senantiasa sabar meneliti dan mengoreksi penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Siti Muslimah selaku Kepala MI Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang telah memberikan ijin bagi penelitian skripsi ini dan menyediakan fasilitasnya yang dibutuhkan.
4. Isteri dan anakku tercinta yang telah mendukung kuliah saya dan pembuatan skripsi ini, yang selama ini telah merelakan segala sesuatu demi selesainya kuliah dan penyusunan skripsi ini.
5. Ayah ibu tercinta yang telah mendoakan dan memberikan semangat untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
6. Adik-adikku yang selama ini memberi semangat dan memperjuangkan segala keperluan bagi terselesaikannya kuliah dan penyusunan skripsi ini.
7. Para guru MI Nurul Huda Krandonlor 02 yang selalu memberikan support, sehingga per.yusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
Dengan iringan do’a yang tulus, penyusun berharap semoga amal kebaikan pihak-pihak yang tersebut diatas yang membantu terselesaikanya penyusunan skripsi ini, mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT., dan selalu dalam lindungan serta kasih sayang-Nya. Begitu juga dengan skripsi ini, semoga memberikan manfaat, khususnya bagi penyusun, serta bagi para pendidik lain pada umumnya, serta memberikan sumbangan positif dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
Salatiga, 30 Juli 2010 Penyusun
Ahmad Sholeh NIM : 11408169
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
G. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
Q. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI
V. BENTUK-BENTUK BELAJAR BERSAMA DALAM KELOMPOK
BAB III.PELAKSANAAN PENELITIAN
A. KEADAAN MI NURUL HUDA
B. LETAK GEOGRAFIS MI NURUL HUDA
C. SARANA PRASARANA MI NURUL HUDA
D. KEADAAN GURU MI NURUL HUDA
F. STRUKTUR ORGANISASI Ml NURUL HUDA
G. DENAH LOKASI MI NURUL HUDA
H. GAMBARAN PELAKSANAAN PENELITIAN
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN PERSIKLUS
C. SIKLUS II
D. SIKLUS III
BAB. V PENUTUP
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator, sehingga siswa dapat belajar atau mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta.( Suparlan, 2005,12 dan 13 ).
Menurut Peters (1989) ada Tiga tugas dan tanggung jawab dari seorang guru yakni Guru sebagai pengajar, Guru sebagai pembimbing, Guru sebagai Administrator Kelas. ( Isjoni, 2006, 16 )
Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. ( Hasibuan, Moedjiono, 1985, 3). Sistem lingkungan itu adalah tujuan instruksional materi, dan subjek belajar ( siswa ), jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana prasarana penunjang didalam kegiatan belajar mengajar.
Pengertian “ mengajar ” secara konvensional adalah menyampaikan ilmu pengetahuan pada siswa. Kegiatan pengajaran adalah mencoba menyampaikan ilmu pada siswa. Siswa diibaratkan seperti guji yang kosong, sedangkan guru bertugas mengisi guji itu sepenuh-penuhnya. Pengertian mengajar tersebut menempatkan siswa sebagai objek. Siswa berfungsi sebagai penerima apa yang disampaikan oleh guru. Guru lebih aktif dan lebih menentukan kegiatan belajar mengajar lebih berpusat pada guru.
Pandangan yang muncul kemudian, mengenai mengajar sebagai kritik atas pandangan konvensional yaitu bahwa mengajar harus dilihat dari sudut siswa. Mengajar lebih diorientasikan untuk memberi kegiatan secara optimal pada siswa. Maka definisi mengajar adalah membimbing siswa bagaimana harus belajar. Mengajar berarti mengatur dan menciptakan kondisi yang terdapat di lingkungan siswa sehingga dapat menumbuhkan minat siswa untuk melakukan kegiatan belajar. ( Sudjana, 1998, dalam Harsanto, 2007, 86 - 87 ). Guru didalam kegiatan belajar mengajar berperan sebagai fasilitator. Artinya guru bertugas mengatur dan menciptakan kondisi yang terdapat dilingkungan siswa sehingga siswa mampu mengoptimalkan kegiatannya dalam proses belajar mengajar.
Proses belajar merupakan proses yang komplek sifatnya. Kekomplekan ini disebabkan banyaknya unsur yang berpengaruh dalam kegiatan tersebut.
Dari ilustrasi anak ayam dengan induknya, terlihat faktor yang berpengaruh disana, yaitu induk ayam, anak ayam, untuk apa induk ayam membelajarkan anaknya. Demikian juga halnya didalam proses belajar mengajar, guru merupakan faktor yang berpengaruh disamping faktor murid, tujuan, kondisi atau situasi yang terlibat langsung bagi terjadinya proses belajar, termasuk sarana belajar. ( Supamo, Sahlan, Efendi, 1998, 12 ).
Tujuan mengajar ialah untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku seorang pelajar, dengan kata lain, pengajaran dapat membuat seorang pelajar menjadi orang yang lain, dalam hal apa yang dapat ia lakukan dan yang dapat dicapainya. Perubahan ini biasanya dilakukan seorang guru atau instruktur dengan menggunakan strategi mengajar untuk mencapai tujuan-tujuannya. Memang, ada kecenderungan untuk menganggap persoalan pengajaran, hanya sebagai suatu persoalan yang berasal dari suatu problema yang lebih luas. Kadang-kadang, jika ada waktu, metode dibantu dengan alat audiovisual, dengan maksud untuk meningkatkan kesan hebat dari penyajian. ( Davies, 1986, 120 ).
Faktor yang sangat penting dalam proses belajar adalah murid atau subjek belajar. Sebagai subjek belajar, murid memiliki kapasitas yang unik, la memiliki kapasitas mental yang berbeda untuk mencapai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diharapkan oleh guru. Keunikan lain yang ada pada siswa ialah mereka memiliki bakat dan intelegensi yang berbeda. ( Supamo, Sahlan, Efendi, 1998, 13 ). Perbedaan bakat dan intelegensi siswa itulah yang juga mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. Siswa yang memiliki bakat dan intelegensi tinggi dan didukung pembelajaran yang baik, serta sarana prasarana penunjang, maka prestasi belajarnya akan sangat memuaskan. Namun, tidak jarang juga seorang guru menemukan siswa yang sebenarnya berbakat terhadap suatu bidang pembelajaran dan intelegensinya yang juga tinggi, tetapi justru nilainya jauh tertinggal dari teman-temannya.
Masalah lainnya didalam proses belajar mengajar yang biasa ditemui yaitu :
1. Lebih dari 25 % jumlah siswa kelas 4, prestasi belajarnya tergolong rendah atau tidak tuntas.
2. Siswa kurang aktif di dalam proses pembelajaran.
3. Banyak siswa yang asik bercerita sendiri atau mencari kesibukan lain ketika sedang terjadi proses pembelajaran.
4. Banyak siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses pembelajaran berlangsung.
5. Tidak terjadi peningkatan prestasi belajar atau justru terjadi penurunan prestasi belajar.
6. Sering dijumpai siswa yang tidak siap ketika akan diadakan evaluasi pembelajaran ( ulangan harian ).
7. Siswa sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik.
8. Banyak siswa yang prestasinya sangat tinggi, tetapi tidak sedikit siswa yang prestasinya jauh tertinggal.
Berbagai masalah tersebut bukanlah hal yang baru didalam proses belajar mengajar. Namun, masalah tersebut jika tidak segera diatasi akan menjadi masalah yang besar, yang dapat menghambat keberhasilan suatu proses belajar mengajar.
Salah satu sebab timbulnya masalah tersebut karena kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Dengan kurangnya motivasi siswa dalam belajar, maka minat untuk belajar seorang siswa akan menurun, sehingga prestasi belajar siswa menjadi rendah. Kurangnya motivasi menyebabkan siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa terlihat pasif dan enggan mengikuti proses pembelajaran. Sehingga dapat dipastikan bahwa semangatnya dalam mengikuti pembelajaran tidak maksimal. Akibat lain dari rendahnya motivasi siswa dalam belajar, siswa tidak berkonsentrasi mendengarkan penjelasan guru, tetapi justru mencari kesibukan lain seperti berbicara sendiri dengan temannya atau mengantuk, bahkan ada juga yang asik bermain.
Tidak jarang juga, siswa yang terlihat keluar masuk kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Keadaan ini bisa mengurangi konsentrasi siswa yang lain di dalam proses pembelajaran. Akibat selanjutnya dari rendahnya motivasi belajar yaitu sering dijumpai siswa yang tidak belajar ketika akan diadakan evaluasi ( ulangan harian ), sehingga prestasinya menjadi menurun. Keadaan ini bisa mengganggu jalannya suatu proses pembelajaran, karena belum tercapainya ketuntasan belajar, sehingga proses pembelajaran belum bisa dilanjutkan pada materi berikutnya.
Masalah yang selanjutnya akibat dari rendahnya motivasi siswa dalam belajar adalah sering dijumpai siswa yang sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru atau mengerjakan tetapi karena tidak sungguh-sungguh sehingga hasilnya terlihat tidak memuaskan. Kurangnya motivasi membuat siswa enggan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh seorang guru dengan baik.
Akibat dari kurangnya motivasi siswa dalam belajar selanjutnya adalah tidak jarang ditemui siswa yang nilainya jauh tertinggal dari teman-temannya.
Kurangnya motivasi belajar, berarti kurangnya minat siswa untuk mempelajari materi yang sekaligus dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Semua keadaan tersebut teijadi karena rendahnya motivasi siswa didalam belajar. Sehingga setiap guru hendaklah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa demi tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru, untuk membangkitkan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satunya yaitu melalui pembentukan kelompok belajar, yang dilakukan didalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat menggairahkan motivasi siswa dalam belajar.
Keadaan tersebut, juga terjadi pada siswa kelas IV MI Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Sehingga penulis tergerak untuk mencoba melakukan sebuah penelitian tentang bagaimana membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Penelitian ini berjudul:
“UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PEMBENTUKAN KELOMPOK BELAJAR ( TINJAUAN PADA SISWA KELAS IV MI NURUL HUDA KRANDONLOR 02 KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2009/2010 ) B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan di dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa kelas 4 MI Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 ?.
'
2. Bagaimana cara mengatasi Lebih dari 25 % jumlah siswa kelas 4 nilai prestasi belajarnya tidak mencapai ketuntasan belajar, atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yang telah ditentukan ?.
3. Bagaimana cara meningkatkan nilai prestasi siswa kelas 4 yang jauh tertinggal dari nilai teman-temannya yang lain?.
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan yang timbul , maka penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui apakah melalui pembentukan kelompok belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV Ml Nurul Huda Krandonlor
02 Kecamatan Suruh Kebupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Mengetahui apakah melalui pembentukan kelompok belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda Krandonlor
02 Kecamatan Suruh Kebupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 yang nilainya tidak mencapai KKM.
3. Mengetahui apakah melalui pembentukan kelompok belajar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda Krandonlor
02 Kecamatan Suruh Kebupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2009/2010 yang nilainya jauh tertinggal dari teman- temannya yang lain.
D. HIPOTESIS
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : >
1. Dengan pembentukan kelompok belajar akan terjadi peningkatan motivasi belajar siswa kelas IV Ml Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kebupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Dengan pembentukan kelompok belajar akan terjadi peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kebupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 yang nilainya tidak mencapai KKM.
3. Dengan pembentukan kelompok belajar akan terjadi peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kebupaten Semarang Tahun Pelajaran 2009/2010 yang nilainya jauh tertinggal dari teman-temannya yang lain.
E. KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa yaitu untuk meningkatkan motivasi belajar yang pada akhirnya akan terjadi pula peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Bagi guru yaitu tercapainya keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru.
3. Bagi sekolah yaitu memberikan masukan bagi sekolah terhadap pengembangan proses pembelajaran.
F. DEFINISI OPERASIONAL/DEFINISI ISTILAH
Suatu istilah sering kali menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka untuk menghindari hal itu, perlu penulis jelaskan mengenai beberapa istilah dalam judul penelitian ini :
1. Upaya Yaitu usaha;ikhtiar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalaan keluar, dsb ). ( 2007, 1250 ).
2. Meningkatkan
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata ’’meningkatkan” berarti menaikkan; mempertinggi; memperhebat. ( Poerwodarminto, 2006, 1280 ). Bardasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud dengan kata ’’meningkatkan” dalam penelitian ini menurut penulis adalah membuat menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.
3. Motivasi Belajar
Motivasi ialah kekuatan tersembunyi didalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. ( Davies, 1987,214).
Menurut kamus Bahasa Indonesia kata motivasi berarti kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga berarti usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki. ( Fajri, Senja, 575 dan 576 ).
Menurut Witherington ( 1952 h. 165 ) ’’Belajar adalah merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru, yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. ” ( Sukmadinata, 2004, 155 ).
Menurut Hilgard ( 1962 h.252 ) ” Belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi ( Sukmadinata, 2004, 156 ).
Menurut Divesta and Thompson ( 1970 h.l 12 ) menyatakan ” Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”. ( Sukmadinata, 2004, 156 ).
Menurut Gage and Berleiner ( 1970 h.256 ) ” Belajar adalah suatu proses tingkah laku yang muncul karena pengalaman.” ( Sukmadinata, 2004, 156).
Menurut Hilgard ( 1983 h.630 ) ” Belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang relatif permanen, yang terjadi karena pengalaman.” ( Sukmadinata, 2004, 156 ).
Definisi diatas adalah definisi menurut para pakar pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, yang dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini, adalah kemauan siswa untuk belajar tanpa adanya paksaan dari pihak lain, artinya siswa berkemauan untuk belajar atau mengerjakan tugas-tugas sekolah yang menjadi tanggungannya, karena ada faktor yang mendorongnya, untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya.
3. Siswa
Yang dimaksud dengan siswa disini yaitu anak atau seseorang yang sedang belajar atau berguru di sekolah tertentu, yang terikat pada aturan sekolah tersebut.
4. Pembentukan
Yang dimaksud dengan kata "pembentukan” dalam penelitian ini yaitu suatu usaha pengorganisasian.
5. Kelompok Belajar
Yang dimaksud dengan ’’kelompok belajar” dalam penelitian ini adalah kumpulan dari beberapa siswa yang sengaja dibentuk oleh guru, yang ditujukan untuk tujuan pembelajaran, dimana setiap kelompok terdiri dari siswa yang berkemampuan heterogen, diharapkan agar siswa yang mempunyai kemampuan dan kemauan rendah dalam belajar mendapat bimbingan dari siswa yang mempunyai kemampuan dan kemauan tinggi.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan kelompok belajar ini yaitu : a. Dibentuk dengan mempertimbangkan latar belakang jenis kelamin, sosio ekonomi, agama dan sebagainya.
b. Mempertimbangkan kemampuan siswa, artinya pengelompokan siswa dilakukan dengan mencampurkan siswa yang mempunyai kemampuan / kemauan rendah dengan siswa yang mempunyai kemampuan / kemauan rendah tinggi dalam belajar. c. Penggunaan metode tutor sebaya yaitu salah satu anggota kelompok belajar yang berkemampuan dan berkemauan tinggi, ditunjuk sebagai tutor kelompok untuk membimbing anggota kelompok yang lain dalam pengerjaan tugas.
d. Penggunaan metode penugasan ( resitasi). Metode resitasi disebut juga metode pekerjaan rumah, karena siswa diberi tugas-tugas khusus diluar jam pelajaran. ( Usman, 2010, 47 ).
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Dilihat dari teknik samplingnya penelitian ini adalah penelitian populasi karena keseluruhan objek menjadi sampel penelitian.
b. Dilihat dari timbulnya variabelnya penelitian ini adalah penelitian eksperimental, karena penelitian ini mencoba menerapkan strategi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Dilihat dari pola-pola atau sifat penelitian, penelitian ini adalah penelitian tindakan ( action research). ( Suharsimi, 2006, 82 ).
2. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang tercapai. Sebelum dilaksanakannya kegiatan penelitian, terlebih dahulu dilaksanakan pengamatan proses pembelajaran, yang disebut dengan tahap prasiklus. Pada tahap ini peneliti mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul selama proses pembelajaran, yakni yang berhubungan dengan motivasi belajar siswa.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV Ml Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2009/2010. Variabel yang hendak diteliti yaitu motivasi belajar siswa ketika disekolah. Indikator yang diteliti yaitu sebagai berikut: a. Antusias siswa dalam proses belajar mengajar;
b. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar;
c. Keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas dari guru yang dibuktikan dengan hasil penugasan; d. Tercapai ketuntasan belajar mengajar siswa yang dibuktikan dengan daftar nilai hasil evaluasi.
4. Langkah-langkah Penelitian
a. Tahap Prasiklus
Yaitu mengamati proses pembelajaran dan mengidentifikasi motivasi belajar siswa dengan memperhatikan variabel yang akan diteliti.
b. Perencanaan Yaitu sesuatu yang harus dipersiapkan, sebelum penelitian dilakukan.
Pada tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah : 1) Membuat Rencana Pelaksanakan Pembelajaran ( RPP ).
2) Mempersiapkan perangkat pembelajaran. 3) Membuat desain alat evaluasi.
c. Pelaksanaan Tindakan
Yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagaimana telah direncanakan.
d. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan terhadap tindakan dengan menggunakan lembar observasi.
e. Refleksi
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan menganalisis hasil observasi yang diharapkan mampu menunjukkan kelemahan untuk diperbaiki pada siklus berikutnya.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan daiam pelaksanaan penelitian ini adalah : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Journal atau rencana harian.
c. Daftar nilai siswa.
d. Lembar observasi.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi ( observation ) Metode Observasi ( observation ) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberi pengarahan, personil bidang kepegawaian yang sedang rapat. ( Sukmadinata, 2008, 220 ). Metode ini digunakan oleh penulis untuk memperoleh data tentang letak geografis, sarana dan prasarana di Ml Nurul Huda Krandonlor 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
b. Studi Dokumenter ( dokumentaiy study ) Studi Dokumenter ( dokumentary study ) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisa dokumen- dokumen, baik dokumen yang tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. ( Sukmadinata, 2008, 221 ). Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara melihat dan mencatat dari dokumen yang ada hubungannya dengan dokumen yang diteliti, dapat berupa benda-benda tertulis atau dokumen.
c. Wawancara atau interviu ( interview ) Wawancara atau interviu ( interview ) merupakan suatu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kuantitatif deskriptif kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan secara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara kelompok, kalau memang tujuannya untuk menghimpun data dari kelompok, seperti wawancara dengan suatu keluarga, pengurus yayasan, pembina pramuka dan lain-lain. ( Sukmadinata, 2008, 216).
7. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data digunakan oleh peneliti untuk mengidentifikasi dan menganalisis data yang sudah diperoleh selama kegiatan penelitian.
H. JADWAL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam 5 tahap, yaitu tahap satu adalah tahap prasiklus, tahap dua adalah tahap siklus satu, tahap tiga adalah tahap siklus 2, tahap empat adalah tahap siklus 3, dan tahap lima adalah tahap penyusunan laporan hasil penelitian. Secara rinci jadwal penelitian, penulis sajikan dalam sebuah tabel dalam lampiran skripsi ini.
I. SISTIMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Skripsi ini disusun atas lima bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitian, definisi operasioanal, metode penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang pengertian guru, tugas utama
guru dan siswa, pengertian mengajar, pengertian belajar mengajar, faktor yang mempengaruhi proses belajar menngajar, pengertian motivasi, pengertian motivasi belajar, pentingnya motivasi belajar bagi siswa, pentingnya motivasi belajar bagi guru, pentingnya motivasi dalam proses belajar mengajar, jenis- jenis motivasi, fungsi motivasi, prinsip-prinsip motivasi, nilai motivasi dalam pengajaran, unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, upaya meningkatkan motivasi belajar, indikator siswa yang memiliki motivasi belajar, pengertian mengajar, pengertian kelompok belajar, manfaat belajar bersama dalam kelompok, bentuk-bentuk belajar bersama dalam kelompok.
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang keadaan Ml NuruI Huda Krandonlor 02, letak geografis, sarana dan prasarana, keadaan
guru, keadaan siswa, struktur organisasi, denah lokasi Ml Nurul Huda Krandonlor 02 dan gambaran pelaksanaan siklus yang dilakukan oleh peneliti.
BAB IV : ANALISA DATA Pada bab ini membahas tentang data hasil pengamatan,
refleksi, keberhasilan, dan kegagalan yang kemudian dilanjutkan dengan perbaikan serta pembahasan lebih lanjut.
BAB V : PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan,saran dan penutup.
BAB n
LAND ASAN TEORI
A. PENGERTIAN BELAJAR Di dalam Al-Qur’an surat al-Mujadilah Allah berfirman :
Artinya : ...niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. ( Q.S. Al-Mujadilah : 11 ) Ayat tersebut mengandung makna bahwa Allah akan mengangkat derajat seseorang dengan dua syarat yaitu beriman dan berilmu pengetahuan. Ayat tersebut mendorong kita untuk senantiasa belajar agar menjadi orang yang berilmu pengetahuan sehingga Allah akan mengangkat derajat kita. Namun sebenarnya apakah makna dari belajar, berikut penulis sajikan beberapa pengertian belajar menurut para ilmuwan.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow ( 1985 ) dalam bukunya educational psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah — 4 Process O f Progressive Behavior Adaptation. Berdasarkan eksperimennya, B.F.Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat ( reinforcer ).
Skinner seperti juga Pavlov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses Conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus ( rangsangan ) dengan rcspon. Namun, patut dicatat bahwa definisi yang bersifat behavioristik ini dibuat berdasarkan eksperimen dengan menggunakan hewan, sehingga tidak sedikit pakar yang menentangnya.
Chaplin dalam Dictionsry O f Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi ....acquisition o f any relatively
permanent change in behavior as a result o f practice and experience. Belajar
adalah perolehan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya process o f acquiring responses as a
result o f special practice , belajar ialah proses memperoleh respon-respon
sebagai akibat adanya latihan khusus.Hintzmant dalam bukunya The Psycholofy O f Learning and memory berpendapat learning is a change in organism due to experience which can
affect the organism ’s behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang
teijadi dalam organisme ( manusia atau hewan ) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.
Dalam penjelasan lanjutannya, pakar psikologi belajar itu menambahkan bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apapun sangat memungkinkan untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian organisme yang bersangkutan. Mungkun, inilah dasar pemikiran yang mengilhami gagasan everyday learning ( belajar sehari-hari ) yang dipopulerkan oleh Profesor John B. Biggs.
Wittig dalam bukunya The Psycholofy O f Learning mendefinisikan belajar sebagai : any relatively permanent change in an organism ’s behavioral
repertoire that occurs as a result o f experience. Belajar ialah perubahan yang
relatf menetap yang terjadi dalam segala macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
Perlu kiranya dicatat, bahwa definisi Wittig tidak menekankan perubahan yang disebut behavioral change tetapi behavioral repertoire
change, yakni perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik
organisme. Penekanan yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tak dapat diobservasi secara langsung.
Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modem, Dictionary o f
psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar
adalah The Process O f Acquiring Knoeledge, yakni proses memperoleh pengetahuan. Pengertian ini biasanya lebih sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif yang oleh sebagian ahli dipandang kurang representatif karena tidak megikutsertakan perolehan keterampilan non kognitif.
Kedua, belajar adalah A relatively permanent change in respons
potentiality which occurs as a result o f reinforced practise , yaitu suatu
perubahan kemampuan perubahan yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Dalam definisi ini terdapat empat macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar.
1. Relatively permanent, yang secara umum menetap.
2. Response potentiality, kemampuan bereaksi.
3. Reinforced, yang diperkuat.
4. Practise, praktik atau latihan.
Istilah 1) konotasinya ialah bahwa perubahan yang bersifat sementara seperti perubahan karena mabuk, lelah jenuh, dan perubahan karena kematangan fisik tidak termasuk belajar. Istilah 2) berarti menunjukkan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan atau kinerja hasil-hasil belajar. Hal ini merefleksikan keyakinan bahwa belajar itu merupakan peristiwa hipotesis yang hanya dapat dikenali melalui perubahan kinerja akademik yang dapat diukur. Istilah 3) konotasinya ialah bahwa kemajuan yang didapat dari proses belajar mungkin akan musnah atau sangat lemah apabila tidak diberi penguatan. Sedangkan istilah terakhir, yakni
practise, menunjukkan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan yang
berulang-ulang untuk menjamin kelestarian kinerja akademik yang telah dicapai siswa.
Biggs dalam pendahuluan Teching For Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu : rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Dalam rumusan-rumusan ini, kata-kata seperti perubahan dan tingkah laku tak lagi disebut secara eksplisit mengingat kedua istilah ini sudah menjadi kebenaran umum yang diketahui semua orang yang terlibat dalam proses pendidikan.
Secara kuantitatif ( ditinjau dari sudut jumlah ), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak- banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa.
Secara institusional ( tinjauan kelembagaan ), belajar dipandang sebagai proses “ validasi “ atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi- materi yang ia pelajari. Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat diketahui sesuai dengan proses mengajar. Ukuranya, semakin baik mutu guru mengajar, akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.
Adapun pengertian belajar secara kualitatif ( tinjauan mutu ) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia disekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini, difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti.
Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut diatas adalah fenomena perselilisihan yang wajar, karena adanya perbedaan titik pandang.
Selain itu, perbedaan antara satu situasi belajar dengan situasi belajar lainnya yang diamati oleh para ahli juga dapat menimbulkan perbedaan pandangan.