PENGARUH PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH (Studi kasus pada siswa Kelas IV dan V MI Reksosari 03 Suruh Tahun 2008) - Test Repository
PENGARUH PENDIDIKAN KELUARGA
TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH
( Studi kasus pada siswa Kelas IV dan V M I Reksosari 03 Suruh Tahun
2008)
Diajukan Untuk-Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
AHAWATI MUHARROMA H NIM: 11406185
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2 0 0 8
DEKLARASI
j i l l ^judJ Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 13 Agustus 2008
ii
DEPARTEM EN A G A M A RI SEKOLAH T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A J l Stadion 03 Telp, (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : E-m ail:
H. Sidqon Maesur, Lc., M.A DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING
Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudari Ahawati M uharromah Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalam ualaikum , Wr, Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari: Nama : AHAWATI MUHARROMAH NIM : 114 06 185
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
PENGARUH PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP
Judul :
KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH ( Studi kasus pada siswa Kelas IV dan V M I Reksosari 03 Suruh Tahun 2008 )
Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, Wr, Wb
Salatiga, 9 Agustus 2008
D E P A R T E M E N A G A M A RI S E K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website :
P E N G E S A H A N
S k rip si S a u d a ri : A haw ati M uharrom ah d e n g an N om or In d u k M ah asisw a 1 1 4 0 6 1 8 5 y an g b e rju d u l "PENGARUH
PENDIDIKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH (S tu d i K asus
pada S isw a K elas IV dan V MI R ek so sa ri 0 3 Suruh T ahun
2 0 0 8 ) ”. T elah d im u n a q a s a h k a n d a la m sid an g p a n itia u jian
J u r u s a n T arbiyah S ekolah Tinggi A gam a Islam Negeri S alatiga p a d a h a ri : S ela sa , 2 6 A g u stu s 2 0 0 8 M y an g b e rte p a ta n d en g an tanggal 2 4 Sya'ban 1 4 2 9 H d a n telah d ite rim a sebagai bagian d ari sy a ra t-sy a ra t u n tu k m em p ero leh g elar S a rja n a d alam Ilm u
T arbiyah.
26 A g u stu s 2 0 0 8 M
- S alatiga,
24 S y a'b an 1429 H P a n itia U jian
M O T TO
ijk i; oaiii Ui(2 ) jiA ^ U
411
j I j L o J © m i 1710^2.
Sesungguhnya manusia itu 6enar-6enar berada dalam
hgrugian, hgcuaJx orang-orang yang 6eriman dan m engeijafon am al
saleh dan nasehat menasehati supaya m entaati h$6enaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi h§sa6aran.
(Q JA l'A sh r)
V PERSEM BA H A N Skripsi ini penuds persem6ahfan untu £
1. <Bapafa6unda tercinta, terfasih, tersayang yang seCaCu
mem6im6ing, mendo'afan dan mem6erifan segalanya 6aif^ moraC maupun sprituaC 6agi faCancaran study fa , semoga JLCCah senantiasa meridhoinya
2. Mas <Fa’i (Pendamping hidup terfasih, tersayang yang
setahu menemani daCam sufa dufa
3. JZnafau, 6elahanji%vafa yang menjadi se6uah harapan
6esarJ4yah (Bunda4. %gfah^ dan Jld ifa u tersayang senantiasa mem6erifan
dorongan dan motivasi
5. IfaCuarga (Besar ‘H.Kfiusairi €L 9tj.J4rsudah di
1faR6ening tersayang yang seCaCu mem6im6ing, mendo’afan dan memherifan segalanya haif^ moraC maupun sprituaC 6agi faCancaran study fa , semogaJ4dah senantiasa meridhoinya
6. (Bapah^ Sidqon Maesur,Lc.MJ4 yang mem6erifan
6im6ingan dan pengarahan dengan penuh perhatian dan fasa6aran7. (Buat teman-teman Cjuru di Madrasah I6tidaiyah
(Rcfaosari 03,terimafasih atas segala dufangan e£ teman-teman seanahatan program efatensi angfatan 2006
VI KATA PENGANTAR A '
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat-Nya yang tiada terhingga kepada seluruh makhluk, zat tempat bergantung dan memohon segala hal dalam kehidupan. Sholawat dan salam kita sanjungkan kepada beliau Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya yang telah menghantarkan manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.
Penulisan skripsi ini tak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan, dorongan serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait Namun, kebahagiaan tentu tidak dapat di sembunyikan dari terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Tak lupa penulis ucapankan banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya dan setulusnya atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi.
3. Bapak H. Sidqon Maesur Lc., M.A selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.
4. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.
Vll
5. Bapak Kepala Saemuri selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 yang telah membantu dalam memberikan data dalam penyusunan skipsi ini.
6. Bapak Ibu,,Suami tercinta kakak dan adikku yang telah memberikan dorongan moril sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman sekelasku dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.
Dengan berbagai keterbatasan pengetahuan dan lainnya yang dimiliki penulis, tentunya dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membawa manfaat, barokah bagi penulis khususnya dan segenap pembaca pada umumnya, serta bermanfaat bagi nusa, bangsa dan negara.
Amin - amin yarobbal 'alamin
vm
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
IX
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
B. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03.... 39
BAB IV ANALISIS DATA
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB.I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang MasalahPada umumnya pendidikan dapat diartikansebagai sesuatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson mengartikan pendidikan sebagai suatu proses pertumbuhan dan perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.
Bisa jadi orang tua beranggapan bahwa ihwal pendidikan merupakan urusan Guru di sekolah,tugas bagi Departemen Pendidikan Nasional.Sementara yang paling tidak benar adalah jika ada orang tua yang melepas diri dari tanggung jawab mendidik anak dengan alasan bahwa anaknya itu telah di sekolahkan,kewajiban administrative telah dipenuhi.kelengkapan.sarana belajar telah diberikan dan yang lainya yang semata-mata bersifat dan berbentuk materi.
Konsep keluarga dapat ditinjau dari berbagai aspek. Salah satunya,keluarga ; (1) ibu bapak dengan anak-anaknya;seisi rumah; (2)orang seisi rumah yang menjadi tanggungan;batin (3)sanak saudara; ksum kerabat; (4) satuan kekerabatan yang mendasar di masyarakat‘Bagi orang tua yang berprofesi guru,ihwal mendidik sudah dipahami betul, mendidik adalah membimbing anak untuk mencapai kedewasaan.kedewasaan menurut pedagogic ialah sudah dapat bertanggung jawab,dimana semua tindakan atau perbuatan atau sikap merupakan penjelmaan dari 1
1 Syaiful Bahri Djamarah.
Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga. Rineka Cipta, Jakarta,2004,hlm.3.
1 nilai-nilai luhur kesusilaan atau keagamaan. Berdasar hubungan darah ,keluarga adalah satu kesatuan yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan yang lainya.
Berdasar hubungan sosial ,keluarga adlah satu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubunganatau interaksi antara satu dengan yang lainya walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah.2 Dari uraian di atas, keluarga adalah sebuah institusi pendidikan yang utama dan bersifat kodrati. sebagai komunitas masyarakat terkecil,keluarga memiliki arti pentingdan stategis dalam pembangunan komunitas masyarakat yang lebih luas.
Tindakan orang tua dalam mendidik dan menanamkan sikap disiplin kepada anak usia SD/MI yaitu membiasakan diri untuk memelihara,menyimpan,dan j~ < menggunakan sarana belajarnya dengan tertib,mematuhi kapan ia harus belajar,bermain,tidur siang,tidur malam dan bangun pagi,memberi jatah pekerjaan di rumah.
Dalam pengembangan potensi moral manusia. Intelektual fisik dan diri sendiri yang nanti akan digunakan dalam masyarakat. Pendidikan secara umum dapat difahami sebagai proses pendewasaan individu menuju tatanan yang lebih ideal. Rasa disiplin harus ditanamkan pada anak didik mulai kecil. Oleh karena itu sikap disiplin harus dimiliki setiap anak dalam aktifitas hidupnya baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal Hal semacam itu termasuk pembentukan kebiasaan tingkah laku seseorang yang membantu mengenal di dalam pergaulanya dengan orang lain 2 Moh. Shochib.
Pola Asuh Orang Tua Dalam M embantu Anak M engembangkan D isiplin D/r/.Rineka Cipta, Jakarta,1998, him 7.
2 terutama di dalam lingkungan sekolah.Memberikan pendidikan serta penanaman sikap kedisiplinan kepada anak merupakan satu upaya untuk menghindari keadaan dimana generasi di belakang kita adalah generasi yang lemah,generasi yang tidak mampu berbuat banyak bagi zamanya.
Dari uraian di atas,penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul : “PENGARUH PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH”( Studi kasus pada siswa Kelas IV dan V M I Reksosari 03 Suruh Tahun 2008 )
B.RUMUSAN MASALAH
Suatu penelitian akan dapat berhasil secara memuaskan,apabila masalah yang ada dalam penelitian tersebut telah dirumuskan terlebih dahulu. Penerapan masalah memang sangat penting,sebab pada hakekatnya penelitian merupakan suatu usaha memecahkan masalah dilakukan dengan «mengikuti kaidah-kaidah atau prosedur yang suah diakui kebenaranya.
Berdasarkan penjelaan istilah tersebut di atas maka permasalahan dan penulis rumuskan sebagai berikut: 1. bagaimanakah variasi dan kondisi pelaksanaan pendidikan keluarga pada siswa-siswi Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Dukuh Karang
Salam Desa Reksosari Kabupaten Semarang?
3
2. Bagaimanakah variasi kedisiplinan siswa-siswi Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Dukuh Karang Salam Desa Reksosari Kabupaten Semarang tahun 2008?
3. Adakah pengaruh pendidikan keluarga terhadap kedisiplinan siswa-siswi Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Dukuh Karang Salam Desa Reksosari Kabupaten Semarang tahun 2008?
C.TUJUAN PENELITIAN
Dengan berdasarkan pada rumusan permasalahan di atas maka tujuan penelitian disini adalah:
1. Untuk mengetahui variasi dan kondisi pelaksanaan pendidikan keluarga pada siswa-siswi Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Dukuh Karangsalam Desa Reksosari Kabupaten Semarang
2. Untuk mengetahui variasi kedisiplinan siswa-siswi Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Dukuh Karangsalam Desa Reksosari Kabupaten Semarang tahun 2008?
3. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan keluarga terhadap kedisiplinan siswa- siswi Kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Dukuh Karangsalam Desa Reksosari Kabupaten Semarang tahun 2008?
4
D.HIPOTESIS PENELITIAN
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sememtara yang mugkin benar dan mungkin salah dan perlu dibuktikan melalui penelitian untuk mengetahui kebenaranya.
Hipotesis menurut Masri Singarimbun adalah :” informasi ilmiah ysng lebih spesifikdan lebih sesuai dengan tujuan penelitian Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : “ada pengaruh
positif antara pendidikan keluarga terhadap kedisiplinan siswa di sekolah.”
Artinya “semakin baik pendidikan anak dalam keluarga semakin tinggi pula
kedisiplinan anak di sekolah,begitu pula sebaliknya.” E.MANFAAT HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kegunaan penelitian dalam proses perkembangan anak yaitu untuk mencapai kedewasaan, fungsi pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan,sebab keluarga merupakan suatu tempat di mana untuk pertama kalinya anak memperoleh pendidikan.tindakan orang tua dalam mendidik anak anak usia SD dari dua sumber,dari dua pendidik,dua tempat dan suasana yang berbeda. Sehingga hal itu akan membawa perubahan kepada anak.perubahan semakin mengantarkan pada anak untuk lebih luas bergerak,mengenal lingkungan di luar dirinyadan di luar rumah dan di sekolah. 3
3 Masri singarimbun.M?fo<fe Penelitian .S'ttrvey.PT.Pustaka LP3ES Jakarta.halaman 26
5 proses pendidikan yang diberikan orang tua kepada anak memiliki gerak yang berkesinambungan dengan bentuk alur klimaks.tindakan orang tua dalam mendidik anak yaitu membiasakan anak untuk memelihara,menyimpan,dan menggunakan sarana belajarnya dengan tertib,mematuhi kapan ia harus belajar,bermain,tidur siang,tidur malam dan bangun pagi.
Memberikan pendidikan kepada anak merupakan satu upaya untuk menghindari keadaan dimana generasi di belakang kita adalah generasi yang lemah,membentuk dan mengembangkan potensi anak agar anak mempunyai tanggung jawab,anak mempunyai keimanan kepada Allah SWT ,mampu beramal yang dilandasi dengan Nur Ilahi dan memperoleh kebahagiaan dunia akhirat.
E.DIFINISI ISTILAH/OPERASIONAL
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru untuk memahami ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini maka penulis menjelaskan pengertian dari batasan masing-masing istilah
a. Pengaruh Pendidikan Keluarga Pengaruh adalah “Daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang,benda dan sebagainya) yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.”4 Yang dimaksud pengaruh adalah yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang, benda, dsb)
4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kamus Besar Bahasa /mfo/rawa.PN.Balai Pustaka, Jakarta. 1989,him 664
6 yang berkuasa atau yang berkekuatan gaib (dsb)5 yang dimaksud kata “Pengaruh”di sini adalah adanya daya atau akibat antara pendidikan keluarga terhadap kedisiplinan siswa di sekolah. b.Pendidikan Keluarga
Pendidikan adalah Proses pengubahan sikap dan tatacara seorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik.
Keluarga merupakan suatu satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam sistem sosial di masyarakat terdiri dari keluarga in ti, bapak, ibu dan anak.
Dari pengertian di atas pengertian Pendidikan keluarga yaitu proses berpikir, dan bekesinambungan, sehingga hal itu akan membawa perubahan kepada anak. Perubahan tersebut semakin mengantarkan pada anak untuk lebih luas bergerak, mengenal lingkungan di luar dirinya dan menjadi suatu kebiasaaan.sehingga tingkah laku dibentuk melalui proses pendidikan.
Indikator Pendidikan keluarga yaitu:
- Membiasakan Anak untuk memelihara, menyimpan, dan menggunakan sarana belajarnya dengan tertib.
- Mematuhi kapan ia harus belajar
5 WJS.Porwadarminta,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN.Balai Pustaka,Jakarta,1992,hlm.731
7
- M elaksanakan jatah pekerjaan d i rum ah.
- M elaksanakan perintah agam a d an m enjauhi larangan-
Nya b.Kedisiplinan anak
Kedisiplinan berasal dari kata “disiplin” yang artinya ketaatan atau ( kepatuhan) pada peraturan (tata tertib dan sebagainya )6 Sekolah akan memberikan pengaruh yang sangat besar kepada anak sebagai individu dan makhluk sosial.peraturan sekolah,otoritas guru,cara belajar,kebiasaan bergaul,dan macam-macam tuntutan sekolah yang cukup ketat akan memberikan segi-segi keindahan dan kesenamgan belajar anak.
Indikator kedisiplinan anak di sekolah yaitu :
- Anak mematuhi peraturan sekolah
- Anak Melaksanakan Perintah guru - Anak Menjaga etika/moral.
G.METODOLOGI PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
6 Tim penyusunan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa .Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, P u s t a k a Jakarta, 1996,him 237.
8 a. Populasi “Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga”7 Sutrisno Hadi mengemukakan “Populasi adalah individu untuk siapa individu hendak di generelasikan (individu yang diselidiki).8 “keseluruhan subjek penelitian”9
Berdasarkan ketiga pendapat atas populasi adalah seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian ,yang nantinya akan dikenai hasil penelitian.dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas IV dan V Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Tahun Pelajaran 2008 yang beijumlah 20 anak yang terdiri dari :
Kelas IV : 20 anak Kelas V : 16 anak
b. Sampel Beberapa sample diambil .para ahli tiak menentukan atau membatasi pedoman atau aturan secara pasti.Dalam hal ini Ny.Dr.Suharsini Arikunto memberikan batasan apabila subjeknya kutang dari 100 orang maka lebih baik diambil semua, Sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.
7 halaman 152
8Sutrisno H adi.M .AM etodo!ogi Reseach. Andi Offset, Yogyalarta 1989,him 70
9 Suharsini
ArikuntoJProsedur Penelitian,suatu pendekatan Praktik,Edisi Revisi IV,Rineka
Cipta, Jakarta,hlm 1159 Sedangkan apabila subyeknya besar maka dapat diambil antara 15% atau 20%-25%.10
Dalam penelitian ini yang menjadi sample adalah anak-anak Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 Dukuh Karangsalam Desa Reksosari Kabupaten Semarang kelas IV dan Kelas V.
Kelas IV : 20Anak Kelas V : 16Anak Jumlah : 36 Anak
2. Variabel Penelitian Variabel Penelitian ada dua yaitu :
a. Variabel Pendidikan Keluarga
b. Variabel Kedisiplinan Anak di Sekolah
4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mencapai hasil dan valid dan reliable.maka harus menggunakan sumber-sumber yang sesuai dan bisa dipercaya kebenaranya serta menggunakan metode yang sesuai.sebab teknik ini merupakan persoalan metodologis. Dengan demikian untuk memenuhi tuntutan tersebut dalam mengadakan penelitian ini ada dua macam sumber yaitu ::
1.Metode Observasi Langsung Yakni teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala
10Suharsini Arikunto .Prosedur pebelotian Suatu Pendekatan praktek.Bina Aksara,. Jakarta.hlm 120
10 subjek yang diselidiki,baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi buatan yang khusus diadakan.11
Dalam metode ini, peneliti mengadakan percakapan atau wawancara langsung dengan kepala sekolah, guru serta staf yang . ada di Madrasah Ibtidaiyah Reksosari 03 untuk mendapatkan informasi lebih banyak tentang apa yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Metode Observasi tak langsung / Angket Yakni teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang di selidiki dengan perantara sebuah alatbaik alat yang sudah ada (yang semula tidak khusus dibuat untuk keperluan tersebut) maupun sengaja dibuat untuk keperluan yang khusus itu.12
3. Metode Komunikasi tak Langsung / interview Yakni teknik dimana penyelidik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunkasi dengan subjek penyelidikan.baik di dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.13
4. Metode Komunikasi tak Langsung "Winamo Surakhmad M.Sc. Ed.
Pengantar Penelitian Ilm iah Dasar M etode Teknik ,Tarsito,Bandung.hlm 162
12 Ibid, him 162
" Ib id , him 162
11 Yakni teknik dimana penyelidik mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan subjek penyelidikan melalui perantaraan alat ,baik alat yang sudah tersedia maupun alat yang hkusus dibuat untuk keperluan itu.14
E.Teknik Analisis Data Dalam menganalisa data yang telah terkumpul digunakan metode statistik, Langkah yang diambil untuk merubah data yang masih bersifat kualitatif tersebut dengan memberikan nilai untuk setiap pertanyaan yang diajukan, adapun yang dipilih akan mendapatkan nilai yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut:
- untuk jawaban (a) Nilai 3
- untuk jawaban (b) Nilai 2
- untuk jawaban (c) Nilai 1
a. untuk mengetahui pendidikan keluarga siswa digunakan teknik analisa data prosentase dengan menggunakan rumus : F
P = -------x 100% N
Keterangan:
14 Ibid, him 162
12 P = Prosentase F = Jumlah subjek dalam masing-masing nominasi N = Jumlah subjek secara keseluruhan15
b. untuk mengetahui apakah pendidikan keluarga mempunyai pengaruh terhadap kedisiplinan siswa di sekolah digunakan statistic dengan rumus product moment:
( >x >)
2
5
2 N
rxy = >-
( 2 » : £ > ) 2] 5 > 2 -
z * * -
N
NKeterangan: rxy : Koefisian korelasi antara x dan y Xy : Product dari x dan y X : Variabel skor I (pendidikan keluarga) Y : Variabel skor II (kedisiplinan siswa)
N : Jumlah siswa yang di teliti16
15 Sutrisno Hadi ^ieto d e R esearchjilid //,Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,Yogyakarta,1983, hlm.70 16 Suharsini Arikunto,Op.
Cit., hlm.204
13 H.Sistematika Penffisan Skripsi Untuk mempermudah dalam mempelajari skripsi dan memahaminya,maka penyusunan ini disusun dalam urutan-urutan yang sistematis. Secara lengkap skripsi ini tersysyn atas lima bab.
BAB I PENDAHULUAN Adapun yang di bahas dalam bab ini meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,Penegasan Istilah,Tujuan Penelitian,Hipotesa dan Anggapan Dasar,Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi. BAB II LANDAS AN TEORI Sebagai dasar untuk menganalisa data pokok permasalahan penelitian skipsi dalam bab ini diuraikan tentang:
1. Pendidikan Keluarga: Pengertian Pendidikan Keluarga, tujuan Pendidikan Keluarga, langkah-langkah Pendidikan Keluarga.
2. Kedisiplinan siswa di Sekolah: Pengertoan Kedisiplinan, Pengertian Kedisiplinan di Sekolah, Penerapan Hukum di Sekolah.
3. Hubungan Pendidikan Keluarga Terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah
BAB III LAPORAN PENELITIAN Berisi tentang gambaran umum tentang sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah reksosari 03, Letak Geografis, Stuktur organisasi, keadaan Guru, Keadaan Siswa, jumlah Lokal, Kurikulum Madrasah, Metode Pengajaran, penyajian Data keadaan Responden, Data tentang Pendidikan Keluarga. Kedisiplinan Siswa di Sekolah.
BAB IV ANALISA DATA Terdiri atas hasil penelitian yang menguraikan analisa data pertama,analisa
data kedua serta pembahasan hasil penelitian siswa Madrasah Ibtidaiyah reksosari 03 Kab.Semarang dengan menggunakan alat analisis yang telah ditentukan.
BAB V PENUTUP Dalam bab terahir ini penulis menyajikan bagian-bagian dari penutup yaitu kesimpulan, saran-saran, dan diakhiri dengan Daftar Pustaka, Serta lampiran- lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.
15
BAB.II
PENGARUH PENDIDIKAN KELUARGA
TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH
A.Pendidikan Keluarga1. Pengertian Pendidikan Keluarga
Antara keluarga dan pendidikan adalah dua istilah yang tidak bisa dipisahkan. Sebab, di mana ada keluarga di situ ada pendidikan. Pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga biasanya banyak ditentukan oleh pola kepemimpinan orang tua (bapak/ibu). Keluarga merupakan suatu satuan kekerabatan yang sangat mendasar dalam sistem sosial di masyarakat terdiri dari keluarga inti, bapak, ibu dan anak. Keluarga merupakan kelompok kecil orang-orang yang satu sama lain saling mengenal dengan baik dan saling berhubungan secara erat.17
Orang tua adalah pendidik atas dasar hubungan darah.tanggung jawabnya sebagai pendidik adalah amanat Tuhan sebagai konsekwensi logis karena adanya hubungan darah tersebut,dan hubungan kasih sayang antara orang tua dan anaknya merupakan Sunnatullah (kodrati),sehingga timbul dengan sendirinya tanpa pengaruh dari luar. Karena status orang tua sebagai pendidik atas dasar hubungan darah3 dan tanggung jawabnya merupakan konsekuensi login dari hubungan darah itu,maka orang tualah termasuk pendidik yang
17 Lukas
GvtimgJPendidikan M oral ,ErlanggMakarta.l990.h]m 106
16 pertama dan terutama.18Kenyataan menunjukkan ada ikatan hakiki antara pendidikan dan keluarga.
Pendidikan moral mau tidak mau harus harus menunjukkan bagaimana pendidikan menyempurnakan dan melanjutkan pendidikan keluarga. Peranan sekolah dalam perkembangan moral anak besar sekali, keluarga merupakan tepat yang paling tepat dan efektif untuk membangkitkan dan mengatur perasaan-perasaan mendasar yang sederhana yang merupakan dasar moralitas dan lebih umum lagi perasaan-perasaan yang berkaitan dengan hubungan- hubungan pribadi yang paling sederhana dan merupakan dasar moralitas, keluarga bukanlah lembaga yang didirikan dengan tujuan mendidik anak untuk dapat memenuhi tuntutan-tuntutan masyarakat.oleh karena sekolah menjadi pusat perhatian sebagai pusat terpenting perkembangan moral anak.19 2
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah Proses pengubahan sikap dan tatacara seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses, perbuatan, cara mendidik. “Pendidikan” berasal dari kata “didik” yang berarti memberi latihan dan memelihara ,ajaran, bimbingan mengenai akhlak dan kecerdasan fikiran. pendidikan adalah suatu sarana sosial untuk suatu tujuan sosial sarana dengan mana suatu masyarakat menjamin kelangsungan
18Achmadi,//mw
Pendidikan,Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,Salatiga.l983.hlm 38
l9Ginting,Op.cit,hlm 14.20 Soeharso,ATamus
Bahasa Indonesia,Grand Media,Semarang, 2007.hlm 144
17 o 1 hidupnya. Pendidikan Keluarga artinya, pendidikan yang berlangsung dalam keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga.2 22seperti sabda Rasululloh
1 saw :
Aj L jua . Al j Ai C .
>Ajj i >/i'n J J 6 Jj U Sjiaill ^ Jil Vl (j* L®
XC. o j !
o ljj “Setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah
(suci). Maka kedua orag tuanyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi (H.R. Bukhori)
Dari beberapa pengertian pendidikan tersebut di atas dapat diambil garis besarnya, bahwa Pendidikan Keluarga adalah proses pengubahan sikap dan tatacara dalam usaha mendewasakan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir yang berlangsung dalam keluarga.
2. Tujuan Pendidikan Keluarga
Pendidikan memiliki nilai urgensi yang luar biasa. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat mendesak, jalan yang panjang berkelok-kelok, medan yang luas menghampar, dan mata rantai integral yang saling melengkapi dan menguatkan, sebagian orang beranggapan bahwa pendidikan hanya sekedar
21 G inting,O p.cit, xii
22 Syaiful Bahri Djamarah.Po/a Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga (Sebuah Prespektif
Pendidikan Islam),Rineka Ciptajakarta,Oktober 2004.him 218 perintah dan larangan, sehingga kadang kita lihat orang shalih dan baik dan menjalankan pendidikan hanya memberi perintah dan larangan.
Anak adalah Anugerah Allah. Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Allah serta lebih baik untuk menjadi harapan. Rosululloh telah menjelakan faidah anak shalih sebagai deposito kedua orang tuanya di akhirat dengan kiriman do’a-do’anya yang baik, seperti sabda Nabi: “jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalnya, kecuali tiga hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfat, dan anak shalih yang mendoakan orang tuanya”
Anak shalih disini tidak sembarang anak yang bisa berguna bagi orang tuanya hingga di akhirat, tetapi hanya anak shalih saja yang tetap berguna, sebab anak yang bejat tidak pernah mendoakan orang tuanya. Hubungan merekapun terputus saat mereka dikubur dan setelah itu iapun tidak pernah mengingat keduanya lagi. Jadi anal-anak adalah anugerah dan nikmat yang sangat besar jika mereka benar-benar shalih, nikmat Allah kepada hamba begitu melimpah namun yang terbesar adalah anak-anak yang shalih.
Pendidikan dalam keluarga merupakan suatu persiapan awal yang sangat baik untuk kehidupan moral. Suatu hal yang sangat essential dalam semangat disiplin, yaitu hormat pada aturan.Tujuan pendidikan adalah membantu perkembangan anak untuk mencapai kedewasaanya, ini berarti bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai dalam semua kegiatan mendidik adalah kedewasaan
19 anak didik. Kewajiban Mendidik anak, anak adalah amanat yang besar yang dititipkan di pundak kedua orang tua dan pada hari kiamat mereka akan dimintai pertanggung jawaban atas titipan tersebut. Anak-anak memiliki hak yang musti dipenuhi orang tua mereka, dan yang besar dan terpenting adalah mendidik mereka dengan pendidikan keislaman yang shalih. Pendidikan tidak hanya terbatas pada penyediaan sandang, pangan, papan, pengobatan dan sejenisnya bagi anak-anak.
3.Langkah-Langkah Pendidikan Keluarga
Proses pendidikan merupakan suatu kesatuan yang terpisahkan dan jalan panjang yang tiada akhir. Orang tua berhak mempunyai wewenang dan bertindak sebagai orang yang memimpin dan membimbing dalam keluarga. Dalam pendidikan keluarga ini, penulis tidak akan membicarakan syarat-syarat pendidik karena hubungan darah (orang tua), karena secara otomatis, baik yang sudah memiliki syarat maupun yang belum mau tidak mau harus mendidik anak-anaknya. Untuk mendapatkan anak yang berhasil menjadi orang baik maka orang tua harus memiliki kepribadian yang baik, segala tingkah laku yang bisa menjadi tauladan anak-anaknya. Pendidikan orang tua titik beratnya menanamkan pembinaan akhlak yang mulia. Strategi mendidik anak dalam keluarga:
a. Mengajarkan shalat
Jika anak sudah menginjak usia tujuh tahun, pendidik wajib menyuruhnya shalat dan membujuknya untuk melakukan kewajiban
20 ini, menjelaskam keutamaan dan manfaat-manfaatnya, hukuman bagi orang yang meninggalkanya, dan menjelaskan bahwa orang yang tidak shalat dianggap kafir. Orang tua harus menanamkan ke hati anak rasa cinta shalat dan perasaan bahwa dirinya selalu dalam pengawasan
Allah. Shalat merupakan sarana paling efektif dalam meraih kebaikan dan keberuntungan.
b. Mengajarlan Al-Quranul Karim
Dalam meraih derajad yang tertinggi bagi anak-anak di dunia dan akhirat maka harus berusaha keras mengajari kitab Allah dalam bentuk membaca, menghafal, merenungkan, dan mengamalkan. Apalagi pada tahab perkembangan usia ini yang merupakan fase emas untuk hafalan dan merupakan fase usia yang paling efektif untuk menghafal Kitab Allah.
c. Mendidiknya untuk menaati Allah,menaati rasulnya,dan
merasakan adanya pengawasan AllahKewajiban terwajib kedua orang tua adalah mendidik anak-anak untuk menaati Allah, menaati Rasul-Nya, menghormati perintah Allah dan perintah Rasul-Nya, dan merasakan pengawasan Allah, dengan cara menjelaskan kepada anak-anak bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan untuk menyembah Allah dan ibadat menuntut keharusan
21 untuk taat sepenuhnya, sebagaimana halnya budak yang harus patuh dan tunduk pada perintah majikanya.
Ibadah berarti ketundukan yang sempurna kepada Allah dalam puncak kecintaan, artinya anak harus tunduk dan patuh pada perintah Allah dan perintah Rosul-Nya. Inilah yang diinginkan oleh islam yaitu pasrah kepada Allah dengan pengesaan ,tunduk kepadan-Nya dengan ketaatan, bebas dari syirik dan para pelakunya.
Rosulullah bersabda:
4&I ^ 5 dlLu<aC.
“Jangan jauhkan tongkatmu dari merekg se6agai sarana pendidikpn kedisiplinan, namun didiklah mereka untukjakpt kepada fl.Haf ”
(HR Ahmad,Ibnu Majjah,dan Bukhori dalam Al-Adab Al-Mufrad) Dalam hal ini, orang tua harus bisa menjadi teladan bagi anak dalam menjalankan Perintah Allah dan perintah Rosul-Nya, serta menjauhi apa yang dilarang Allah dan apa yang dilarang Rosul-Nya.
d. Mendidiknya untuk berakhlaq mulia dan menjauhkan Akhlaq
yang nistaPembahaan mengenai item ini telah disinggung sedikit pada tahap pertama, tenpatnya pada poin langkah ke-12. pembahasan kali ini merupakan kelajutan, penegasan, dan perluasan pembahasan sebelumnya. Jika pada tahap pertama, anak diajari dengan beberapa
22 tatakrama sederhana yang di pahaminya, atau barangkali dilakukannya dengan meniru-niru, maka pada tahap ini akal dan pemahamanya sudah bertambah untuk mempelajari ilmu adap dan ahlaq serta pengambilanya denan qan’ah dan kedudukanya.
Sebagai orang tua, kita harus memperpadat aktifitas pendidikan pada tahap usia ini dengan dengan mendidik anak kita untuk berakhlaq mulia dan memperingatkannya dari akhlaq tercela dan nista. Dan ini merupakan hadiah terbesar yang di berikan orang tua kepada anaknya.
e. Melindunginya dari media-media dan sarana-sarana kebrobrokan
Tidak ada satu masa maupun kota yang terbebas dari sarana sarana kebobrokan, dan yang membedakan di antara masa-masa dan kota kota tersebut adalah sedikit jumlahnya. Tidak di sangsikan lagi bahwa pada jaman sekarang ini media-media destruktif dan penyelewengan sudah mencapai puncaknya, bervariasi, dan macam-macam.
Anak perempuan yang terjaga di rumah, masuk ke kamar tidurnya, lalu menyalakan TV (yang berhubungan dengan parabola atau decoder), dan memindah saluran dari satu saluran ke saluran lain. Lalu ia mendengar dan melihat apa yang ditanyangkan di negara-negara kafir, bejat, dan amoral berupa praktek-praktek asusila, kebejatan, tabarruj, dan buka-bukaan baju, sehingga hasratnya menjadi aktif dan akhlaknya pun kian rusak.bahkan ada saluran-saluran TV yang
23 meragukan aqidah dan agama.sementara siayah, dan barang kali shalih, terlelap tidur di kamarnya atau melainkan hal ini dan berpikir bahwa dengan mengunci pintu rumah ia sudah menjaga anak-anaknya dari kebobrokan dan media-medianya, padahal ia mengalir di diri mereka seperti api yang menjalar di semak belikar.
Tidak diragukan lagi oleh orang yang berakal sehat, di samping oleh orang yang berpegangan teguh pada agama dan memiliki ghirah beragama, bahwa media-media ini membawa pengaruh-pengaruh jahat yang menyeret kaum remaja dan muda-mudi umat ini, bahkan pada kaum laki-laki dan perempuan dewasanya.
Isyarat mengenai bahaya media-media ini sudah begitu jelas dan maklum, sehingga sudah menjadi kewajiban orang tua dan pendidik saat ini untuk menyadari bahaya-bahaya ini dan mencari cara-cara yang efektif dengan taufik pertolongan Allah untuk melindungi darah daging mereka dari dampak buruk dan bahaya-bahayanya ,yaitu
m e m a n fa a tk a n
dengan hal-hal yang baik dari media tersebut sambil tetap menjaga kewaspadaan tinggi dan memperingatkan anak-anak dari bahaya dan dampak buruk penyalah-gunaan media-media tersebut, misalnya mobil, telepon/HP
24
f. Keteladanan
Kedudukan atau posisi orang tuasangat penting dihadapan anank-anaknya. Anak yang dalam taraf perkembangan jasmani dan rohani lebih bersifat menerima dank arena itu lebih cenderung pasif. Sedang kedua orang tua menjadi subjek yang aktif dalam mengarahkan dan mendidik anak-anaknya. Dalam kaitan itu ,maka tidakrerelakkan lagi keduaorang tua menjadi tokoh yang harus diikuti jejaknya. Sebagai tokoh identifikasi . kedua orang tua cenderung dibayangkan dan dipandang sangat ideal bagi anak-anaknya.akibat gambaran itu , maka jadilah orang tua sebagai figure yang tidak boleh salah dan sempurna bagi anak-anaknya.
Berdasarkan kenyataan itulah tidak berlebihan kalau orang tua memang harus hati-hati dalam perbuatan tingkah laku dan ucapanya.
Sebagai figure bagi anak-anaknya^naka orang tua sendiri harus hidup sesuai dengan apa yang diperintahkan dan dilarangnya. Orang tua menyuruh anaknya bertuturkata yang sopan dan jangan mencemooh orang lain . tentu dilakukan orang terlebih dahulu adalah memberi contoh berbicara dengan sopan dan tidak mencemooh orang lain. “ keteladanan dalam pendidikan merupakan bagian dari sejumlah metode paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral , spiritual, dan sosial.sebab seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak. Yang
25 tingkah laku dan sopan santunya ditiru disadari atau tidak. Bukan semua keteladanan itu akan melekat pada diri anak dan perasaanya, baik dalam bentuk ucapan,perbuatan hal yang bersifat material, indrawi maupun spiritual.23
Keteladanan merupakan faktor penentu baik buruknya anak jika orang tua jujur. Dapat dipercaya berakhlak mulia, pemberani dan tidak berbuat maksiat maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dengan sifat-sifat yang mulia.
Dan sebaiknya jikla orang tua pendusta, penghianant, berbuat sewenang-wenang, bakhil dan pengecut, maka kemungkinan besaranak-anaknyapun akan tumbuh engan sifat-sifat tercela.
Karena itu Allah mengutus Nabi Muhammad SAW.untuk menjadi penuntun yang baik bagi umat manusia sepanjang sejarah.
Firman Allah dalam surat Al - Ahzab ayat 21 : q a
M ( j % l£ (j*! Aiuia. ^uit Al J ^£1 (j
4 t 1 A l J Sesungguhnya telah ada pa d a (diri) R osulullah itu suri
Artinya :
tauladan ya n g baik bagimu (yaitu) bagi orang orang yang
23 Achmadi.Pendidikan Anak Menurut Islam Kaidah-kaidah Dosar.PT.Remaja Rosda
Karya. Bandung. 1992.hlm.2
26
m engharap rahm at A llah dan ( kedalangan ) hari kiam at
dan dia banyak menyebut nama allah.24
B. Kedisiplinan di Sekolah
1. Pengertian kedisiplinan
Disiplin merupakan faktor pendidikan yang mengajarkan anak untuk mengendalikan keinginan keinginan anak dituntut belajar menghormati aturan,ia harus belajar melaksanakan tugasya karena itulah tugasya, karena ia merasa wajib berbuat demikian sekalipun mungkin tugas itu tidak mudah.
Moralitas menetapkan dan mengatur perilaku. Keteraturan dan otoritas merupakan semangat disiplin Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Disiplin merupakan ketaatan
(kepatuhan )kepada peraturan dan tata tertib.25 Pengertian kedisiplinan Menurut Syaiful Bahri, kedisiplinan berasal dari kata
disiplin
yang berarti tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.26 Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Sedangkan disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk menaati tata tertib tersebut. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa disiplin adalah berarti menaati (mematuhi) tata tertib.
24 Departemen Agama Republik Indonesia A l-Q u r’an Dan terjemahanya]akarta 1985.him 670
25 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan NasionaUATawus Bahasa Indonesia,Balai Pustaka, Jakarta ,2001. him 268
26 Saifiil Bahri Djamaroh, Rahasia Sukses Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, him. 12
27
2. Pengertian Kedisiplinan di sekolah
Sekolah merupakan suatu lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatanya).27Unsur semangat disiplin yaitu, keinginan akan adanya keteraturan. Karena kewajiban dalam keadaan yang sama akan selalu sama, dan karena kondisi-kondisi pokok kehidupan banyak yang telah pasti dan berlaku bagi setiap orang. Jenis kelamin, status, pekeijaan dan situasi sosial. Kehidupan kolektif tidak akan berfungsi secara harmonis jika setiap hal yang menyangkut fungsisoasial entah bersifat kekeluargaan, kewarganegaraan atau professional tidak dilaksanakan sesuai dengan waktu dan cara yang telah digariskan.
Sebaliknya perilaku kekanak-kanakan sangat ditandai oleh ketidakteraturan. Anak mudah meloncat dari kesan satu ke kesan yang lain, dari satu aktifitas