Konsep diri mahasiswa fakultas psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2001 yang belum menyelesaikan studi pada tahun 2009 - USD Repository
KONSEP DIRI MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA ANGKATAN 2001 YANG BELUM
MENYELESAIKAN STUDI PADA TAHUN 2009
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh : Asih Setiya Rini
019114126
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Tak ada yang tak mudah, Namun tak ada yang tak mungkin...
Percayalah dan lakukan bagian kita, Maka TUHAN akan lakukan bagianNya.
Dia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
(Pengkhotbah 3 : 11)
”Ajarilah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana”
Mazmur 90:12Karya sederhana ini kupersembahkan:
Bapak Sunartho dan Ibu Suhartini Wiyono di surga
Rienard Devon Arkaprawira, Putra tercintaku Narrien Melody Bulan Benning, Putri tersayangku
Kusnardi, M. Pd., suamiku tercinta Keluarga besarku, trah Jonggo Wiyono, I love u all..
ABSTRAK
KONSEP DIRI MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI ANGKATAN
2001 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YANG BELUM
MENYELESAIKAN STUDI
PADA TAHUN 2009
Asih Setiya Rini
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2010
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana konsep diri mahasiswa psikologi angkatan 2001 universitas Sanata Dharma yang belum menyelesaikan studi. Sejalan dengan perkembangan mahasiswa kearah kedewasaan masalah yang terjadi dapat menyita waktu mahasiswa dan menimbulkan kerugian apabila tidak dapat mengelolanya dengan baik, sehingga waktu penyelesaian studinya akan terhambat. Jika itu terjadi, masalah yang terjadi adalah perkembangan pembentukan konsep diri. Konsep diri menjadi factor penting karena konsep diri mencakup bagaimana individu dapat menerima dan menghargai diri sendiri berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam dirinya. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2001 universitas Sanata Dharma yang belum menyelesaikan studi. Jumlah dalam penelitian ini adalah 23 orang. Alat ukur dalam penelitian ini adalah skala konsep diri yang disusun sendiri oleh penulis. Indeks kesahihan item bergerak antara 0,313 sampai 0,867. koefisien reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu sebesar 0,956. Berdasarkan analisis data diperoleh mean empiric (161,39) lebih besar dari pada mean teoritik (102,5) yang berarti secara umum subjek penelitian ini memiliki konsep diri yang tinggi (positif). Hal ini ditunjukkan dengan adanya 16 subjek (69,57%) pada kategori “tinggi”, 7 subjek (30,43%) pada kategori “sedang”, dan 0 subjek (0%) pada kategori “rendah”. Pada aspek konsep diri, aspek harapan adalah aspek yang memperoleh skor paling tinggi, diikuti aspek pengetahuan, kemudian yang terakhir aspek evaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya dalam diri subjek memiliki harapan-harapan dengan melihat pengetahuan yang dimilikinya dan dengan mempertimbangkan semua kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. Sehingga sebenarnya subjek sangat mengerti gambaran tentang dirinya.
Kata kunci : konsep diri
ABSTRACT
THE SELF-CONCEPT OF 2001 CLASS PSYCHOLOGICAL FACULTY
STUDENTS OF SANATA DHARMA UNIVERSITY WHO HAVE NOT
FINISHED THEIR STUDY IN 2009 YEAR
Asih Setiya Rini
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2010
This research was aimed at describing the self-concept of 2001 class
Psychological students of Sanata Dharma University who have not finished their
study. Coincide with the growth of the students, the problems they faced could
take much of their time, and these caused disadvantages when they could not
manage them well, so the time to finish studying would be disturbed. When such
problems happened, these would influence the self-concept shaping growth. The
self concept is an important factor because it included how the individuals accept
and value themselves. The subjects of this research were the 2001 class
Psychological Faculty students who have not finished their study. The numbers of
the subjects were 23 students. The measurement instrument of this research was
self-concept scale developed by the researcher. The item validity index ran from
0.313 to 0.867, while reliability coefficient was 0,956 which was derived from
Alpha Cronbach computation. Based on the data analysis, it was found that the
empirical mean (161,39) was higher than the theoretical mean (102,5). We can
say that generally the subjects of this research have a positive self-concept. It was
shown by 16 subjects (69,57 %) got high category, 7 subjects got average
category and no one got low category. In the self-concept aspect, the hope aspect
got the highest score, followed by knowledge aspect, and the last was evaluation
aspect. It shows that basically the subjects have high hope through their
knowledge considering all of the strength and weaknesses they have. It means
that actually the subjects know well about themselves.Keyword : self-concept
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Yesus Kristus yang telah memberikan kelimpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Psikologi.
Terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah mendukung penulis selama ini dengan kritik ataupun saran, semangat, kehadiran, perhatian, gurauan, bantuan baik moral maupun spiritual. Oleh karena itu, dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Tuhan Yesus pemberi segalanya.
2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si., selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma sekaligus sebagai dosen pembimbing akademik untuk semua dukungan, arahan, bantuan, bimbingan, dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama belajar di Fakultas Psikologi.
3. Ibu Sylvia Carolina MYM. S. Psi., M. Si., selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih telah memberikan masukan, dukungan, dan kesabarannya di dalam membimbing, terlebih bantuannya untuk memperjuangkan kelulusan penulis. Ibu adalah dosen terbaik yang selama ini penulis temui.
4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S. Psi., Psi., M. Si., dan Ibu Titik Kristiyani, S.
Psi., M. Psi., selaku dosen penguji, terima kasih untuk saran dan bantuannya sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Seluruh dosen fakultas Psikologi, staff fakultas Psikologi dan civitas akademika Universitas Sanata Dharma, terima kasih telah membantu, memberikan dorongan, pengetahuan, dan bimbingan selama penulis menempuh kuliah.
6. Para responden yaitu teman-teman angkatan 2001 yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mengisi angket.
7. Bapak dan Ibu di surga, terima kasih atas cinta, perhatian, bimbingan, kesabaran, doa dan keringat yang selalu dicurahkan saat kita masih bersama. Maafkan Rini yang selalu membuat kecewa, dan belum sempat membahagiakan kalian. I miss you Dad…, I miss you Mom…
8. Ayah tercinta yang telah menjadikanku tetap mampu berdiri, dan selalu setia mendampingiku disaat badai datang. Terima kasih untuk semua cinta yang telah membuatku belajar segala sesuatu tentang apa arti hidup.
9. Rienard Devon Arkaprawira dan Narrien Melody Bulan Benning, anak- anak bunda yang lucu-lucu yang selalu memberikan keceriaan dalam hidup bunda. Maafkan bunda jika selalu meninggalkan kalian untuk menyelesaikan skripsi bunda…
10. Keluarga besarku, trah Jonggo Wiyono, terima kasih untuk segala
SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU. Tuhan Memberkati Keluarga Baru kalian SELAMANYA.
11. Teman-teman kost, thanks ya untuk kebersamaan dan kekompakannya.
Kapan kita kumpul lagi? Aku kangen kalian semua…
12. Temen- temen 2001 yang selama ini menemaniku dalam perjuangan ini, Angga thanks tuk semuanya, sori aku selalu ngrepoti, Ulli makasih banget tuk bantuanmu, Gompis, Orri, Vembi, Lasro, thanks ya....
13. Semua pihak yang tak dapat kusebut satu persatu yang telah memberiku segalanya. Bukan maksud hati melupakan kalian tapi terbatasnya tempat sehingga tidak semuanya dapat ditulis. Terima kasih semuanya…. Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga dengan selesainya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Januari 2010 Penulis, Asih Setiya Rini.
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul.......... …………………………………..…..………… i Halaman Persetujuan Pembimbing................... .......…......…………. ii Halaman Motto ................................................................................... iii Halaman Persembahan ........................................................................ iv Halaman Pengesahan............ ……………………………………….. v Pernyataan Keaslian Karya.................................................................. vi Abstrak......……………………………………………………….…… vii Abstract......................................……………………………………… viii Lembar Pernyataan Publikasi Karya .................................................... ix Kata Pengantar............. ................................………………………….. x Daftar Isi..................................…………………….………………….. xiii Daftar Tabel.......... ……………………….…………………………… xvi Daftar Lampiran...........…….………………………...……………….. xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………………
1 B. Perumusan Masalah ………………………………………….....
4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………...
5 D. Manfaat Penelitian ………………….…………………………....
5 BAB II LANDASAN TEORI
2. Faktor-faktor Terbentuknya Konsep Diri..….......…...……
7 3. Aspek-Aspek Konsep Diri………........................…............
10 4. Ciri-ciri dan Penggolongan Konsep Diri...………………...
16 B. Definisi Mahasiswa……..……............…………………………..
20 C. Konsep Diri Pada Mahasiswa yang Belum Menyelesaikan Studi
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian …………………………………………………..
24 B. Identivikasi Variabel Penelitian …………………………………… 24
C. Definisi Operasional ..............…………………………………….. 24 D. Subjek Penelitian ……………...………………………………….
25 E. Metode Pengumpulan Data ……………………………………….. .26
F. Instrumen Penelitian ……………………………..……….............. 26
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur.........………………………… 29
1. Validitas ................................................................................ 29
2. Seleksi Item .......................................................................... 30
3. Reliabilitas ............................................................................ 32 H. Analisis Data ....................................................................................
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian....................................... 37
1. Orientasi Kancah …………………………………………... 37
2. Persiapan Penelitian.....…………………………………….. 37
1. Uji Normalitas ........................................................................... 38
2. Deskripsi Data Penelitian ........................................................... 39
3. Kategorisasi Konsep Diri Mahasiswa Psikologi Angkatan 2001 42
4. Deskripsi Kedudukan pada Aspek Konsep Diri.......................... 43 D. Pembahasan ....................................................................................
44 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................
47 B. Saran ...............................................................................................
47 1. Bagi Mahasiswa ..................................................................
47 2. Bagi Peneliti Lain..............................................................
47 3. Bagi Masyarakat ...............................................................
48 C. Keterbatasan Penelitian....................................................................
48 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
49
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Blue Print Skala Konsep Diri ...................................................... 28 Tabel 2. Distribusi Item Pra Uji Coba Skala Konsep Diri Menurut Aspek
Dan Sifat Favorable/Unfavorable ...................................... 29 Tabel 3. Distribusi Item Setelah Uji Coba Skala Konsep Diri Menurut
Aspek Dan Sifat Favorable/unfavorable ………………… 32 Tabel 4. Norma Kategori ………………………………………………... 35 Tabel 5. Norma Kategori ………………………………………………… 36 Tabel 6. Uji Normalitas ………………………………………………….. 39 Tabel 7. Diskripsi Data Penelitian ………………………………………. 40 Tabel 8. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik ......................................
41 Tabel 9. Kategori Skor Total Subjek ........................................................
42 Tabel 10. Data Jumlah Subjek Per Kategori .............................................
42 Tabel 11. Diskripsi Data Tiap Aspek Konsep Diri ...................................
43
DAFTAR LAMPIRAN
Data Skor Uji Coba ……………………………………………………… 52 Reliability Analysis Scale Item Statistik …………………………………………………….
54 Item Total Statistik ……………………………………………..
55 Reliability Statistic ………………………………………………
57 Data Skor Penelitian ……………………………………………………
59 Reliability Analisis Scale Item Statistik …………………………………………………….
61 Item Total Statistik ………………………………………………
63 Reliability Statistic …………………………………..................... 64 Frequencies Total
Skala Statistik ……………………………………………………
65 Statistik Total ……………………………………………………
65 Total ……………………………………………………………
66 Diskriptif Statistik ……………………………………………
66 Frequencies Aspek Pengetahuan Statistik Aspek Pengetahuan ……………………………………
67 Total ……………………………………………………………
68 Diskriptif Statistik ……………………………………………..
68 Total ……………………………………………………………… 70 Diskriptif Statistik ………………………………………………
70 Frequencies Aspek Evaluasi Statistik Aspek Evaluasi …………………………………………
71 Total …………………………………………………………….
72 Diskriptif Statistik ………………………………………………
72 Normalitas & Statistik Diskriptif One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………………………
74 Diskriptif Statistik …………………………………………….
75 Uji t One Sample Test ………………………………………………
76 One Sample Statistik ………………………………………….
76 Frekuensi Komponen Akademik ……………………………………
77 Frekuensi Komponen Non Akademik ……………………………….
78 Skala Konsep Diri Skala Uji Coba .............................................................................
80 Skala Penelitian ............................................................................
85
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki dunia belajar di Universitas merupakan sebuah perjalanan yang
harus dihadapi oleh seorang mahasiswa, apalagi mahasiswa sebagai bagian dari perkembangan remaja menuju kedewasaan yang mempunyai tantangan dan perubahan dalam perilaku serta dalam kepribadiannya. Dalam proses menuju kedewasaan individu dituntut untuk memiliki suatu peran yang jelas, diakui, dihargai oleh orang lain serta masyarakat. Salah satu indikasi keberhasilan tersebut adalah dapat menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. Sejalan dengan perkembangan mahasiswa kearah kedewasaan, berbagai macam masalah akan sering muncul. Masalah yang terjadi dapat menyita waktu mahasiswa dan menimbulkan kerugian apabila tidak dapat dikelola dengan baik, sehingga waktu penyelesaian studinya akan terhambat dan menjadi lebih lama.
Keberhasilan dalam studi juga menjadi salah satu dasar penilaian suatu kelompok sosial terhadap seseorang. Masa studi normal yang ditempuh Strata 1 adalah delapan semester, namun pada kenyataannya banyak mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan studinya dalam waktu yang sudah ditentukan tersebut.
Lingkungan terus menyoroti bahkan menjadikan bahan pembicaraan yang kurang menyenangkan terkait dengan mahasiswa yang belum lulus. Hal tersebut semakin
Berdasarkan observasi dan wawancara singkat dari dua puluh lima mahasiswa yang belum mampu menyelesaikan studi, dua belas diantaranya menyatakan bahwa mereka menjadi kurang percaya diri dan malu datang ke kampus, mempunyai perasaan rendah diri bila berinteraksi dengan teman-teman sebaya yang sudah berhasil menyelesaikan studi bahkan sudah bekerja, peka dan cepat tersinggung, mudah dipengaruhi emosi negatif bahkan stress dan depresi.
Konsep diri positif yang sudah terbentuk selama ini dapat berubah menjadi konsep diri yang negatif bila mahasiswa tersebut tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.
Konsep diri menjadi faktor penting karena konsep diri mencakup bagaimana individu dapat menerima dan menghargai diri sendiri berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam dirinya. Konsep diri akan menentukan bagaimana seseorang akan menjalani hidupnya di dalam masyarakat.
Orang yang mempunyai konsep diri positif pastinya akan dapat menikmati hidup secara utuh dalam berbagai kegiatan seperti pakerjaan maupun persahabatan.
Konsep diri bersifat dinamis dan selalu mengalami perubahan serta terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan manusia dari kecil hingga dewasa.
Proses pembentukan konsep diri dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti pola asuh, lingkungan, pengalaman, kritik internal (Rini, 2002). Konsep diri mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan dari pola asuh dalam proses pembentukannya. Sikap positif pengasuh menumbuhkan konsep dan pemikiran terbentuk dari sikap penerimaan diri dan pola asuh yang positif adalah konsep diri yang positif (Rini, 2002).
Hal lain yang memberikan pengaruh pada konsep diri adalah lingkungan dan pengalaman. Apa yang didapatkan dari pengalaman dan apa yang diterima dari lingkungan juga menentukan arah pembentukan konsep diri (Hurlock, 1994:10). Konsep diri bukan suatu bentuk yang statis, melainkan selalu mengalami perkembangan. Refleksi lingkungan menjadi acuan dinamika tumbuh kembang konsep diri seseorang. Refleksi lingkungan yang positif dapat memberi kekuatan bagi konsep diri seseorang, namun sebaliknya refleksi lingkungan yang negatif akan memperlemah konsep diri seseorang.
Menurut Hurlock (1990) konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan gabungan keyakinan yang dimiliki orang langsung dari mereka sendiri yang mencakup karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi, prestasi. Menurut Acocella dan Calhoun (1990), konsep diri seseorang memuat pengetahuan, harapan dan evaluasi mengenai dirinya sendiri.
Burn (1982), mengungkapkan bahwa konsep diri dianggap sebagai kunci yang berperan untuk mengatur dan mengendalikan manusia. Positif negatifnya konsep diri yang dimiliki individu akan menentukan bagaimana individu merespon secara tepat berbagai hal yang dialami, karena setiap individu cenderung berperilaku sesuai dengan konsep diri yang dimiliki. Individu yang dialaminya, sehingga tampak bahwa dia akan mengerahkan semua usahanya secara maksimal dalam menghadapi segala sesuatu.
Menurut Acocella dan Calhoun (1990), individu yang memiliki konsep diri negatif benar-benar tidak tahu siapa dirinya, apa kelemahan dan kelebihan yang ada pada dirinya, dan nilai-nilai dalam kehidupan. Individu yang memiliki konsep diri negatif juga akan membiarkan dirinya larut dalam mimpi tanpa berusaha untuk mewujudkannya, usaha untuk meraih prestasi sangat kurang.
Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma angkatan 2001 akan habis masa studinya pada bulan Agustus 2009, namun fakta mengatakan bahwa masih banyak mahasiswa angkatan 2001 yang belum bisa menyelesaikan studinya. Maka peneliti ingin mengetahui konsep diri yang dimiliki mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2001 yang belum bisa menyelesaikan studinya.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana konsep diri mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta angkatan 2001 yang belum bisa menyelesaikan studi?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep diri yang dimiliki oleh mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2001 yang belum bisa menyelesaikan studinya.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana penelitian psikologi kepribadian bagi peneliti lain.
2. Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para mahasiswa khususnya dalam hal pembentukan konsep diri sehingga dapat membantu mereka dalam membentuk konsep diri yang positif.
Bermanfaat juga bagi lingkungan sekitar, seperti para orang tua, teman, para pendidik, sehingga dapat menjadi suatu tambahan masukan dalam membimbing, memahami, mendidik, serta membantu dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Diri
1. Pengertian Konsep Diri
Dalam Kamus Psikologi (2000), konsep diri didefinisikan sebagai sebuah cara pandang individu untuk melakukan evaluasi mengenai dirinya sendiri atau penilaian mengenai diri sendiri oleh individu yang bersangkutan. Sedangkan menurut Hurlock (1990) konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan gabungan keyakinan yang dimiliki orang langsung dari mereka sendiri yang mencakup karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.
Rosenberg (dalam Burns, 1993) mendefinisikan konsep diri sebagai metode evaluasi diri yaitu cara seseorang dalam memandang dirinya, apakah dirinya menyenangkan atau dirinya tidak menyenangkan. Konsep diri meliputi apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang mengenai dirinya. Para psikolog juga memandang bahwa konsep diri merupakan suatu kumpulan persepsi-persepsi tentang diri individu yang bersangkutan. Persepsi-persepsi tersebut biasanya termanifestasi dalam berbagai sifat, antara lain : psikologis, sosial dan fisiologis (Rakhmat, 1986).
Menurut pendapat William D. Brooks (dalam Rakhmat, 2000) konsep diri tentang dirinya sendiri. Jadi konsep diri meliputi apa yang seseorang pikirkan dan apa yang seseorang rasakan tentang dirinya sendiri. Cawagas (1983) juga berpendapat bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahan, kepandaian dan kegagalannya. Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan akan berakibat tidak baik karena segala keberhasilan banyak tergantung dari cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimilikinya. Keberhasilan studi, bergaul, berkreasi atau berorganisasi dapat membuat individu mengembangkan konsep dirinya. Pengalaman kegagalan yang dialami dapat merugikan konsep dirinya dan apabila kegagalan tersebut terus menerus menimpanya maka konsep dirinya akan menjadi negatif.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa konsep diri dapat didefinisikan sebagai suatu metode evaluasi diri mengenai individu yang bersangkutan yang mencakup dimensi fisik, psikologis, sosial, aspirasi dan prestasi.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Konsep Diri
Menurut Rini (2000) konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman, dan pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap konsep diri yang terbentuk. Sikap atau respon orang tua dan
Menurut Rogers (Scultz, 1991) konsep diri yang berkembang dari anak merupakan gambaran-gambaran yang dibentuk sebagai akibat dari bertambah kompleksnya interaksi dengan orang lain. Dari mengamati reaksi orang lain terhadap tingkah lakunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran-gambaran diri yang konsisten. Konsep diri seorang anak sangat dipengaruhi oleh perasaan cinta atau kasih sayang yang tulus, tanpa syarat dari seseorang (anggota keluarga) atau sering disebut sebagai unconditional positive
regard. Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah suatu syarat terhadap
tingkah lakunya yang baik.Pembentukan konsep diri yang dimiliki seseorang dimulai semenjak masa kanak-kanak, namun faktor pembentukan konsep diri bukan dari bawaan.
Orang-orang sekitar individu membantu untuk mengenali dirinya melalui penilaian atau perbandingan dirinya dengan orang lain sehingga terbentuk konsep diri. Tidak semua orang disekitar individu berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri, hanya orang-orang tertentu saja seperti orang yang dianggap dekat dengan individu atau idola individu saja (Colhoun dan Acocella, 1990:67).
Gunarsa dan Gunarsa (1986:238-239) menyatakan bahwa pada dasarnya konsep diri terbentuk atas tahapan-tahapan yang meliputi : a. Konsep Diri Primer
Pembentukan konsep diri primer ini berdasakan pengalaman seseorang melalui interaksinya dengan keluarga. Konsep mengenai bagaimana dirinya diawali ketika membandingkan dirinya dengan anggota keluarga lainnya.
Konsep mengenai bagaimana perannya, aspirasinya, atau tanggung jawabnya dalam kehidupan keluarga ini banyak ditentukan atas dasar didikan atau tekanan-tekanan yang berasal dari orang tua. Anak yang bertambah besar akan mempunyai hubungan yang lebih luas dari pada hanya sekedar hubungan dalam lingkungan keluarga. Ia mempunyai lebih banyak teman, banyak kenakalan, dan sebagai akibatnya ia mempunyai banyak pengalaman yang akhirnya akan diperoleh konsep diri yang baru.
b. Konsep Diri Sekunder Pembentukan konsep diri sekunder ini lebih ditentukan oleh bagaimana konsep diri primer terbentuk. Individu yang memiliki konsep diri primer sebagai orang pendiam, penurut, tidak nakal atau tidak suka membuat keributan maka orang tersebut akan cenderung memilih teman bermain yang sesuai dengan konsep diri yang sudah dimilikinya, dan teman-teman barunya itulah yang akan menunjang terbentuknya konsep diri sekunder.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep diri seseorang adalah pengalaman dari lingkungan terdekatnya dan interaksinya dengan orang- orang yang mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan sejak masa pertumbuhan seorang manusia dari kecil hingga dewasa.
3. Aspek- Aspek Konsep Diri
Menurut Acocella dan Colhoun (1990), konsep diri juga disebut potret diri mental, pandangan seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri tersebut mempunyai beberapa aspek, antara lain :
a. Aspek Pengetahuan Aspek pengetahuan merupakan dimensi pertama dalam konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui seseorang tentang dirinya sendiri, atau dengan kata lain gambaran seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberi gambaran tentang keadaan diri sendiri (self-picture).
Gambaran mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self-image). Aspek ini merupakan data yang bersifat obyektif, misalnya : usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan.
b. Aspek Harapan Menurut Rogers (dalam Colhoun dan Acocella, 1990) menyatakan bahwa seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka orang tersebut juga mempunyai pandangan lain tentang kemungkinan orang tersebut menjadi apa di masa datang. Pandangan ini akan mengakibatkan orang tersebut mempunyai pengharapan mengenai dirinya sendiri.
c. Aspek Evaluasi Konsep diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri (self- apakah saya dapat melakukan seperti yang saya harapkan dan apakah saya dapat memenuhi yang menjadi standar saya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Burns (1993) terdapat beberapa aspek yang berpengaruh dalam penyusunan konsep diri seseorang, yaitu :
a. Citra Fisik Citra fisik merupakan penilaian individu terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan fisik seorang individu seperti misalnya bagaimana bentuk tubuh, kecantikan wajah dan sebagainya. Berbagai ketidaksempurnaan atas bentuk dan postur tubuh seseorang secara tidak langsung akan sangat besar mempengaruhi pembentukan konsep dirinya. Selain itu, adanya berbagai macam stereotype tentang citra fisik yang ideal bagi seseorang dalam masyarakat juga akan sangat mempengaruhi konsep diri seseorang.
Penilaian yang positif terhadap keadaan dan bentuk fisik seseorang baik yang bersumber dari dalam diri dan bersifat subyektif maupun dari orang lain dan bersifat objektif akan sangat mempengaruhi perkembangan konsep diri ke arah yang positif. Seorang individu yang dapat menerima pernyataan orang lain yang berkaitan dengan keadaan fisiknya akan memasukkan persepsi-persepsi tersebut ke dalam orientasi pemikirannya mengenai keadaan fisiknya. Kemudian berdasarkan data yang Apabila seseorang mempunyai keadaan fisik yang sempurna baik menurut dirinya maupun menurut orang lain maka individu tersebut akan cenderung mempunyai konsep diri yang cenderung positif. Namun demikian sebaliknya, jika seseorang merasa dirinya tidak sempurna dan jauh dari citra fisik yang ideal menurut masyarakat maka individu tersebut akan cenderung mempunyai konsep diri yang negatif.
b. Tanggapan Orang Lain Mengenai Dirinya Tanggapan orang lain mengenai diri subjek mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan konsep diri seseorang. Selain itu, tingkat kedekatan antara pemberi tanggapan (orang lain) dengan individu juga akan memberi pengaruh dalam pembentukan konsep diri. Semakin dekat hubungan kekeluargaan biasanya cenderung bisa cenderung lebih diterima dari pada orang diluar keluarga.
c. Identifikasi Peran Seks Identifikasi peran seks mulai dari penentuan jenis kelamin.
Pengertian peran identitas seksual adalah tingkat kesesuaian antara karakteristik ciri-ciri fisik dan jenis kelamin seseorang dengan peran seksual yang dilakukan dalam hidup dan dalam interaksi dengan orang lain. Peran identitas seksual juga akan berpengaruh dalam pembentukan konsep diri seseorang. Peran identitas seksual yang semakin menyimpang dari nilai-nilai atau norma masyarakat akan cenderung mengarahkan
Menurut Berzonsky (1981) untuk mengetahui konsep diri seseorang dapat dilihat dari aspek-aspek berikut ini : a. Aspek Fisik
Aspek fisik di dalamnya meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya, seperti tubuh, pakaian, dan benda miliknya. Individu beranggapan bahwa daya tarik fisik berpengaruh terhadap penilaian masyarakat terhadap ciri kepribadian seseorang. Fisik yang bagus berarti memiliki kepribadian yang bagus pula dan sebaliknya sehingga individu lebih mengutamakan penampilan fisik. Ukuran suatu daya tarik fisik diambil dari pandangan masyarakat secara umum walaupun tidak semua ukuran atau patokan tersebut benar adanya. Ukuran masyarakat tentang fisik dapat dilihat dari berat badan, warna kulit, pakaian yang dipakai dan barang yang dimiliki seseorang. Individu yang merasa penampilan dirinya tidak menarik atau tidak mampu menerima perbedaan antara keadaan dengan ukuran masyarakat sekitar membuat individu menjsi rendah diri dan berkonsep diri yang nagatif. Individu yang menerima keadaan fisiknya apa adanya tanpa terpengaruh dengan ukuran masyarakat tentang daya tarikfisik akan menghasilkan konsep diri yang positif.
b. Aspek Psikis Aspek psikis di dalamnya terdapat pikiran, perasaan dan sikap atau harapan yang kurang realistis dan tidak melihat dengan jelas kemampuan yang dimiliki. Harapan yang kurang realistis dan tidak adanya kemampuan yang mencukupi dapat menimbulkan suatu kegagalan. Kegagalan ini menimbulkan perasaan tidak mampu dan reaksi-reaksi pertahanan diri dengan menyalahkan orang lain atas kegagalannya sehingga menimbulkan konsep diri yang negatif. Individu yang mampu berfikir realistis tentang harapan dan cita-cita yang ingin dicapainya yang sesuai juga dengan kemampuannya akan mencapai suatu keberhasilan sehingga akan timbul rasa percaya diri dan kepuasan diri yang menimbulkan konsep diri yang positif pula.
c. Aspek Sosial Aspek sosial meliputi bagaimana peranan sosial yang dimainkan individu dan penilaian individu terhadap peranan tersebut. Misalnya : saya suka membantu teman yang sedang menghadapi masalah. Penilaian individu terhadap dirinya sendiri tidak lepas dari penilaian masyarakat terhadap suatu peran sosial yang membuat individu dapat memberikan penilaian yang baik atau buruk.
d. Aspek Moral Aspek moral meliputi nilai dan prinsip yang memberi arti serta arah bagi kehidupan seseorang. Misalnya : kita wajib mentaati peraturan.
Individu berkonsep diri positif akan dapat menarik hal-hal positif yang kehidupannya sehari-hari. Individu yang memiliki konsep diri negatif itu karena individu tidak menarik hal positif dan hal negatif terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Individu akan berperilaku seperti apa yang ia lihat di lingkungannya tanpa mengetahui benar atau salah.
Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat, maka peneliti cenderung menggunakan teori tentang aspek-aspek konsep diri menurut pendapat Acocella dan Colhoun (1990). Dengan pertimbangan aspek-aspek tersebut cukup dapat mewakili dalam penelitian ini. Aspek-aspek konsep diri menurut Acocella dan Colhoun dibagi menjadi tiga :
a. Aspek Pengetahuan Aspek pengetahuan merupakan dimensi pertama dalam konsep diri yang merupakan dimensi yang diketahui seseorang tentang dirinya sendiri, atau dengan kata lain gambaran seseorang tentang dirinya sendiri. Aspek ini memberi gambaran tentang keadaan diri sendiri (self-picture).
Gambaran mengenai diri sendiri akan membentuk citra diri (self-image). Aspek ini merupakan data yang bersifat obyektif, misalnya : usia, jenis kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan.
b. Aspek Harapan Menurut Rogers dalam Colhoun dan Acocella, (Colhoun, 1990) menyatakan bahwa seseorang mempunyai satu set pandangan tentang siapa dirinya, maka orang tersebut juga mempunyai pandangan lain
Pandangan ini akan mengakibatkan orang tersebut mempunyai pengharapan mengenai dirinya sendiri.
c. Aspek Evaluasi Konsep diri adalah penilaian individu terhadap dirinya sendiri
(self-acceptance), serta penilaian terhadap harga dirinya sendiri (self- esteem). Setiap hari individu selalu memberikan penilaian terhadap dirinya
sendiri, apakah saya dapat melakukan seperti yang saya harapkan dan apakah saya dapat memenuhi yang menjadi standar saya.
4. Ciri-Ciri dan Penggolongan Konsep Diri
a. Konsep Diri Positif Menurut William (dalam Rakhmat, 2000) orang yang memiliki konsep diri positif adalah orang yang yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
Sedangkan menurut Hamachek (dalam Rakhmat, 2000) orang yang mempunyai konsep diri positif adalah orang yang betul-betul meyakini nilai- nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya meski menghadapi tantangan, berani mengubah prinsip bila pengalaman dan bukti- bukti ternyata salah, mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik, tidak adanya dan menikmati hidup, secara utuh dalam berbagai kegiatan seperti permainan, pekerjaan maupun persahabatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Burns (1993) ada beberapa ciri tambahan tentang individu-individu yang mempunyai kecenderungan konsep diri positif, yaitu mareka yang :
a. mempunyai harga diri tinggi
b. penerimaan diri yang positif c. dapat melakukan evaluasi diri yang positif.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa orang yang mempunyai konsep diri positif adalah orang yang meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu serta bersedia mempertahankannya walaupun menghadapi tantangan, mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya, mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik, tidak terlalu cemas akan apa yang akan terjadi hari esok, masa lalu dan sekarang. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, menerima diri apa adanya, merasa setara dengan orang lain dan mampu menikmati hidup secara utuh dalam berbagai kegiatan, seperti permainan, pekerjaan maupun persahabatan.
b. Konsep Diri Negatif Menurut Acocella dan Calhoun (1990) orang yang memiliki konsep diri dimiliki oleh orang dengan konsep diri rendah atau rendah menghambat lancarnya hubungan sosial yang dilakukan dengan orang lain. Anggapan bahwa orang lain tidak menyukai dirinya, peka terhadap kritik dan pesimis terhadap hidup yang dijalani menyebabkan ia enggan untuk membina hubungan dengan orang-orang disekitarnya. Hal ini sering menjadikan seseorang mengalami kesulitan bergaul dan akhirnya menghambat dirinya untuk menyampaikan ide, pendapat atau gagasannya pada orang lain. Selain itu konsep diri negatif yang dimiliki oleh seseorang dapat menyebabkan orang berperilaku agresif pada orang lain.
Adapun menurut Burns (1993) orang yang mempunyai konsep diri negatif mempunyai ciri-ciri; selalu merasa rendah diri terhadap orang lain, kurang mampu menerima diri, dan sulit untuk melakukan evaluasi diri.
Brooks dan Emmert (Rakhmat, 1986) mengungkapkan bahwa seseorang yang memiliki konsep diri negatif cenderung : a. Peka terhadap kritik
Orang dengan konsep diri negatif sangat tidak tahan terhadap kritik dan mudah marah. Koreksi sering dipersepsikan sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
b. Responsif terhadap pujian Seseorang dengan konsep diri negati terkadang berpura-pura menghindari pujian, namun tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.
c. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain Orang yang mempunyai konsep diri negatif cenderung menganggap orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban dalam persahabatan.
d. Bersikap pesimis Orang yang konsep dirinya negatif cenderung bersikap pesimis terhadap kompetisi yang ada dihadapannya.
e. Merasa tidak berdaya Orang dengan konsep diri negatif cenderung merasa tidak berdaya dan enggan untuk bersaing dengan orang lain.