UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 078494 TUHENDRAOWI TP. 2015/2016.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DENGAN METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SDN NO. 078494

TUHENDRAOWI KECAMATANULU MORO’O

T.P 2015/2016

SKRIPSI

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan

Pra Sekolah Dan Sekolah Dasar

OLEH: YOSTINUS GULO NIM. 114523114173

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan nikmat kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Upaya meningkatkan hasil belajar siswa tentang konduktor dan isolator panas dengan metode demonstrasi pada sisawa kelas VI SDN No. 078494 Tuhendraowi T.P 2015/2016”, Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Di Universitas Negeri Medan.

Dengan penuh ikhlas dan kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M,Pd, selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan izin membuka perkuliahan PSKGJ di Kabupaten Nias Barat.

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S, selaku Dekan Fakultas ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd dan Bapak Winsyahputra Ritonga, S.Pd., M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Sarjana Kependidikan Guru Dalam Jabatan (PSKGJ) Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat Faigizatulo Halawa, S.Pd., MM yang telah memberikan izin untuk mengikuti perkuliahan PSKGJ.

5. Bapak Drs. H. Eddiyanto, Ph.D, Sebagai Koordinator wilayah (PSKGJ) Nias Barat Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberi perhatiannya kepada saya.

6. Bapak Irfandi, S. Pd, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan nasehat dan bimbingan hingga terselesainya skripsi ini.

7. Bapak Tri Andri Hutapea, M.Sc.. sebagai penguji I, Bapak Dr. Reh Bungana Br. P, SH. M.Hum sebagai penguji II dan Bapak Mangido Nainggolan, S.Th, M.Si sebagai penguji III., yang telah memberikan saran-saran perbaikan skripsi pada ujian mempertahankan Skripsi

8. Seluruh civitas akademika Universitas Negeri Medan yang telah memberikan pengetahuan dan jasanya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan

9. Sdra. Siusman Gulo sebagai Ketua Senat Mahasiswa PSKGJ Nias Barat Beserta rekan-rekan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu dan mengkoordinir kegiatan selama proses perkuliahan.


(3)

iii

10. Bapak Tolona Gulo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN 078494 Tuhendraowi yang telah memberikan izin penelitian di sekolah serta rekan-rekan Guru / Pegawai SDN 078494 Tuhendraowi atas segala partisipasinya.

11. Secara khusus Penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada istri dan ke tiga anak saya tercinta, yang selalu memberikan Doa dan semangat kepada penulis. 12. Seluruh Teman – teman yang telah memberikan dukungan serta motivasi terhadap

penulis

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut serta memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengikuti perkuliahan. Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dapat menjadi karunia yang tidak terhingga dalam hidupnya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih banyak kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2016 Penulis

YOSTINUS GULO NIM. 114523114173


(4)

DAFTAR ISI

Abstrak... i

Kata Pengantar... ii

Daftar isi... iv

Daftar Tabel... vi

Daftar Gambar... vii

Daftar Lampiran... viii

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 8

C. Pembatasan Masalah... 9

D. Rumusan Masalah... 9

E. Tujuan Penelitian... 9

F. Manfaat Penelitian... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 12

2.1 Kerangka Teori……….... 12

2.2 Penelitian Yang Relevan... 31

2.3 Kerangka Berpikir... 32

2.4 Hipotesis Tindakan... 34

BAB III METODE PENELITIAN………. 35

3.1 Lokasi Penelitian... 35

3.2 Jenis Penelitian... 35

3.3 Subjek Penelitian... 35

3.4 Operasi Variabel Penelitian... 36

3.5 Alat Pengumpul Data... 36

3.6 Prosedur Penelitian Tindakan... 37

3.7 Desain Penelitian... 42

3.8 Teknis Analisis Data... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 45

4.1 Hasil Penelitian... 45


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 62

5.1 Kesimpulan... 62

5.2 Saran... 63


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1. Hasil perolehan Nilai Pada Saat Tes Awal... 46

TABEL 2. Rekap Frekuensi Perolehan Nilai Tes Awal... 49

TABEL 3. Hasil Perolehan Nilai Pada Saat Siklus I... 52

TABEL 4. Rekap Frekuensi Perolehan Nilai Siklus I... 55

TABEL 5. Hasil Observasi Pengajaran Siklus... 57

TABEL 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Saat Kegiatan Belajar I... 59


(7)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Izin Melaksanakan penelitian

LAMPIRAN 2. Izin Melaksanakan penelitian Dari SDN.078494 Tuhendraowi LAMPIRAN 3. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian

LAMPIRAN 4. Lembaran Pengamatan (Observasi) Pengajaran LAMPIRAN 5. Lembaran Pengamatan (Observasi) Aktivitas Siswa LAMPIRAN 6. Daftar Tabel

LAMPIRAN 7. Daftar Gambar

LAMPIRAN 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran LAMPIRAN 8. Lembaran Kerja Siswa

LAMPIRAN 9. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Klasikal LAMPIRAN 10. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Individu LAMPIRAN 11. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian


(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini bisa dibuktikan dengan pencanangan pemerintah yang mewajibkan pendidikan 9 tahun yakni SD sampai SMP. Program pemerintah ini tidaklah isapan jempol belaka, namun program ini didukung dengan mulai diterapkannya sekolah gratis di tingkat SD, SMP dan SMU/SMK. Dalam upaya mencerdasakan kehidupan bangsa pemerintah juga berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidik dengan diadakannya sertifikasi dan diklat-diklat, dimana diharapkan dari hasil ini proses pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan tujuan pendidikan yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, Inovatif dan berkualitas adalah merupakan dambaan setiap guru, karena dengan pola pembelajaran ini di harapkan proses belajar bisa berjalan dan dapat sesuai dengan target yang di inginkan

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan


(9)

2 pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.

Dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Tujuan pendidikan secara hirarki terdapat mulia dalam pembukaan UUD 1945 berupa cita-cita nasional/tujuan nasional, yaitu mencerdaskan bangsa. Kemudian cita-cita tersebut dijabarkan dalam tujuan pembangunan nasional yaitu berupa UU Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-undang Sisdiknas terbaru adalah UU NO 20 Tahun 2003. Dalam UU tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Selain itu, tujuan pendidikan


(10)

3 juga diturunkan sesuai dengan institusi (tujuan intitusi), tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional.

Dalam rangka pembaharuan dan reformasi sistim pendidikan telah ditetapkan visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Terkaitnya dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah pendidkan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreatif peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran pradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efesien.

Mengingat kebhinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses pembelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar. Proses


(11)

4 pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaksi, insipiratif, mengenangkan, menantang, dan memotifasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatif, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis didik.

Sesuai dengan amanat pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara kesatuan Republik Indonesia. Standar proses ini berlaku untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal, baik pada sistem paket maupun pada sistem semester.

Berdasarkan peraturan pendidkan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidkan Dasar dan menengah, bahwa standar proses itu meliputi perencana proses pembelajaran, pelaksana proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efesien.

Pembelajaran IPA mengkaji beberapa aspek persoalan dengan berbagai fenomena pada makhuluk hidup atau biologi seperti pada berbagai sistem kehidupan tubuh manusia dan tumbuhan. Untuk aspek fisis, sains menfokuskan diri pada benda tak hidup, mulai dari gaya, tekanan, energi, usaha, pesawat


(12)

5 sederhana, getaran, gelombang, bunyi, dan cahaya. Aspek Khemis atau kimia mengkaji partikel materi, bahan kimia, dan zat adiktif dan psikotrifika. Ketiga aspek tersebut, aspek biologis (biotis), fisis, dan khemis, dikaji secara simultan sehingga menghasilkan konsep yang utuh yang menggambarkan konsep-konsep dalam bidang kajian IPA.

Hakekat IPA dinyatakan oleh Sri sulistyorini (dalam Anggraeni, D. 2011 : 3) “dapat dipandang dari segi produk, proses dan pengembangan sikap.” Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk) dan dimensi pengembangan ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti proses belajar mengajar IPA seharusnya mengadung tiga dimensi tersebut. Sedangkan hakikat IPA menurut Depdiknas (dalam Anggraeni, D. 2011 : 3) meliputi empat unsur yaitu:

1. Sikap : rasa ingin tau tentang benda, fenomena alam, makhuluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar ; IPA bersifat open ended;

2. Proses : prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusun hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi. Pengukuran, dan penarikan kesimpulan;

3. Produk : berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;

4. Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan;

Adapun tujuan mata pelajaran IPA atau sains menurut Sumaji (dalam Widyastantyo, H. 2011 : 2) adalah berikut ini:


(13)

6 Peserta didik mampu memahami dan menguasi konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan mencintai kebesaran serta kekuasaan penciptanya. Merealisasikan tujuan tersebut progaram pembelajaran IPA di Kelas VI sekolah dasar dalam Standar Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah (BSNP, 2007: 497) yang tercakup dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yaitu “Memahami saling hubungan antara suhu, sifat hantaran, dan kegunaan benda membandingkan sifat kemampuan mengahantar panas dari berbagai benda.”

Pengembangan SK/KD berdasarkan hakekat dan tujuan pembelajaran IPA di kelas VI sekolah dasar tentang penghantar panas maka perlu dilakukan percobaan untuk membuktikan benda yang dapat menghantar panas (konduktor) dan benda yang tidak dapat menghantar panas (isolator) pada alat rumah tangga.

Adapun gejala di lapangan dalam pembelajaran IPA sebagian besar guru mengajar masih menggunakan metode tradisional. Materi IPA yang disampaikan hanya masih dengan metode ceramah dan pemberian contoh saja tanpa ditunjang dengan pembuktian dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Akibatnya hasil tes yang dilaksanakan pada siswa kelas VI SDN No. 078494 Tuhendraowi kabupaten Nias Barat. Dari tes tersebut di peroleh nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai angka 75, pada kenyataannya hanya mencapai angka 59,53. Untuk nilai siswa yang mencapai nilai 65 hanya 38,1 dan yang kurang dari 65 sekitar 61,9%. Sedangkan KKM yang ditentukan untuk mata pelajaran IPA di kelas VI yaitu 65. Keadaan tersebut tidak sesuai dengan dengan tujuan akhir dari pembelajaran.


(14)

7 Ketidaksesuaian itu disebabkan karena faktor, yaitu : faktor anak, tingkat intelegensi dan latar belakang anak didik yang berbeda-beda menyebabkan hasil pembelajaran yang tidak sama pula. Sedangkan penyebab dari pihak guru adalah cara penyampaian materi yang dianggap sulit dipahami oleh anak didik, kurangnya media pembelajaran, metode pembelajaran yang salah sehingga tujuan pembelajaran kepada anak didik tidak mengenai sasaran.

Kenyataan tersebut harus dipecahkan karena akan berdampak pada peningkatan mutu sehingga perlu ada solusi yang dipandang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dipandang perlu adalah salah satunya menggunakan metode demonstrasi untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.

Metode Demonstrasi adalah metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya maupun sekedar tiruan.

Metode Demonstrasi sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi dapat menyajikan bahan lebih konkrit. Dalam strategis pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategis pembelajaran ekspositori dan inkuiri.


(15)

8 Alasan penggunaan metode demonstrasi khususnya pada alat rumah tangga pada materi penghantar panas yaitu untuk membuktikan konsep tersebut melalui percobaan sehingga siswa mudah memahami benda yang termasuk konduktor dan isolator panas yang biasa digunakan, selain itu alat rumah tangga ini sangat mudah diperoleh dan dipandang tepat untuk bahan eksperimen

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI SD NEGERI NO. 078494 TUHENDRAOWI T.P 2015/2016”

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Siswa kurang mampu memahami konsep yang di sampaikan guru 2. Kurangnya minat siswa untuk belajar.

3. Banyak siswa memandang IPA sebagai bidang studi paling sulit

4. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan belajar mengajar. 5. Rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan isolator dan konduktor


(16)

9 C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah diatas, untuk mengarahkan dan mengantisipasi tidak meluasnya permasalahan maka penelitian ini dibatasi pada materi tentang konduktor dan isolator panas dan selanjutnya solusi untuk mengatasinya dibatasi pada metode Demonstrasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang konduktor dan isolator panas di kelas VI sekolah dasar. 2. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dengan menggunakan metode

demonstrasi pada materi konduktor dan isolator panas di kelas VI sekolah dasar.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan metode demonstrasi terhadap siswa dalam meningkatkan hasil belajar tentang konduktor dan isolator panas di kelas VI SD.

2. Meningkatkan kemamapuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dipandang efektif dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang


(17)

10 konduktor dan isolator panas melalui metode demonstrasi di kelas VI SDN No. 078494 Tuhendraowi 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam pelaksanaan PTK ini adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran IPA khususnya tentang meningkatkan pemahaman penghantar panas melalui penggunaan alat rumah tangga di kelas VI SDN No. 078494 Tuhendaowi Kecamatan Ulu Moro’oKabupaten Nias Barat. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat dari PTK ini meliputi manfaat bagi guru, siswa dan kepala sekolah.

a. Bagi guru,

Untuk menambah wawasan peneliti tentang konduktor dan isolator panas dengan penerapan metode demonstrasi meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi siswa

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA khususnya membandingkan sifat kemampuan menghantar panas dari berbagai benda melalaui percobaan. c. Bagi sekolah

Menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(18)

11 Bagi kepala sekolah diharapkan dapat menumbuh kembangkan semangat dan landasan inovasi pendidikan yang sangat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan secara keseluruhan.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Sri Sulistyorini dan Anggraeni, D. 2011. Aspek Biologis. Jakarta: Rineka Cipta. Sumaji dan Widyastantyo, H. 2011. Penelitian Tujuan Belajar Jilid I: Jakarta:

Erlangga.

Hamalik, 2002:28.Proses Perubahan Tingkah Laku Individul Siswa. Jakarta: Bumi Aksara

Mudjakir, 1997:34. Belajar Perubahan Diri Seseorang: Bandung: Alfa Beta Gagne. 1985. Masalah-Masalah Perubahan Tingkah Laku . Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya

Dahar, 1991. Belajar Menemukan Sesuatu. Bandung: Remaja Rosda Karya J.R.David, 1976. Strategi Belajar Mengajar. Malang: Institut Keguruan Ilmu

Pendidikan (IKIP)

Dick dan Carey, 1985. Prosedur Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Roy Killen, 1998. Pendekatan Approach. Jakarta: PT.Bumi Aksara Heriawan, 2003. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran

.Remaja Rosdakarya: Bandung.

Johar permana, 2000:113.Pembelajaran Ilmu Pengetahuan. Erlangga: Jakarta Syaifudin Bahri Djamarah, 2000. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar

. Remaja Karya: Bandung.

Soekarno, 1981:43. Prinsip Tentang Alam, Erlangga: Surabaya

Rutherford dan Ahlgren, 1990. Science for All Americans, BPK: Jakarta

Carin dan Sund, 1989. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar, BPK: Bandung Connor , 1990. Pendidikan Tentang Alam, Erlangga: Jakarta

Mechling dan Oliver, 1983. Keterampilan Dalam proses mengajar, BPK: Surabaya

Holt, 1991. Kemampuan Metode Ilmiah, Erlangga: Jakarta

Sanjaya, Sumantri dan Permana, 2006, 1998/1999. cara penyajian pelajaran tentang alam, BPK: Bandung


(1)

Ketidaksesuaian itu disebabkan karena faktor, yaitu : faktor anak, tingkat intelegensi dan latar belakang anak didik yang berbeda-beda menyebabkan hasil pembelajaran yang tidak sama pula. Sedangkan penyebab dari pihak guru adalah cara penyampaian materi yang dianggap sulit dipahami oleh anak didik, kurangnya media pembelajaran, metode pembelajaran yang salah sehingga tujuan pembelajaran kepada anak didik tidak mengenai sasaran.

Kenyataan tersebut harus dipecahkan karena akan berdampak pada peningkatan mutu sehingga perlu ada solusi yang dipandang tepat dalam mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang dipandang perlu adalah salah satunya menggunakan metode demonstrasi untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.

Metode Demonstrasi adalah metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu baik sebenarnya maupun sekedar tiruan.

Metode Demonstrasi sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi dapat menyajikan bahan lebih konkrit. Dalam strategis pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategis pembelajaran ekspositori dan inkuiri.


(2)

pada materi penghantar panas yaitu untuk membuktikan konsep tersebut melalui percobaan sehingga siswa mudah memahami benda yang termasuk konduktor dan isolator panas yang biasa digunakan, selain itu alat rumah tangga ini sangat mudah diperoleh dan dipandang tepat untuk bahan eksperimen

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS VI SD NEGERI NO. 078494 TUHENDRAOWI T.P 2015/2016”

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Siswa kurang mampu memahami konsep yang di sampaikan guru 2. Kurangnya minat siswa untuk belajar.

3. Banyak siswa memandang IPA sebagai bidang studi paling sulit

4. Guru kurang melibatkan siswa secara aktif selama kegiatan belajar mengajar. 5. Rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan isolator dan konduktor


(3)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah diatas, untuk mengarahkan dan mengantisipasi tidak meluasnya permasalahan maka penelitian ini dibatasi pada materi tentang konduktor dan isolator panas dan selanjutnya solusi untuk mengatasinya dibatasi pada metode Demonstrasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka masalah dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang konduktor dan isolator panas di kelas VI sekolah dasar. 2. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dengan menggunakan metode

demonstrasi pada materi konduktor dan isolator panas di kelas VI sekolah dasar.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan metode demonstrasi terhadap siswa dalam meningkatkan hasil belajar tentang konduktor dan isolator panas di kelas VI SD.

2. Meningkatkan kemamapuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dipandang efektif dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang


(4)

078494 Tuhendraowi 2015/2016.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam pelaksanaan PTK ini adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran IPA khususnya tentang meningkatkan pemahaman penghantar panas melalui penggunaan alat rumah tangga di kelas VI SDN No. 078494 Tuhendaowi Kecamatan Ulu Moro’oKabupaten Nias Barat. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat dari PTK ini meliputi manfaat bagi guru, siswa dan kepala sekolah.

a. Bagi guru,

Untuk menambah wawasan peneliti tentang konduktor dan isolator panas dengan penerapan metode demonstrasi meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi siswa

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA khususnya membandingkan sifat kemampuan menghantar panas dari berbagai benda melalaui percobaan. c. Bagi sekolah

Menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

Bagi kepala sekolah diharapkan dapat menumbuh kembangkan semangat dan landasan inovasi pendidikan yang sangat bermanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan secara keseluruhan.


(6)

Sumaji dan Widyastantyo, H. 2011. Penelitian Tujuan Belajar Jilid I: Jakarta: Erlangga.

Hamalik, 2002:28.Proses Perubahan Tingkah Laku Individul Siswa. Jakarta: Bumi Aksara

Mudjakir, 1997:34. Belajar Perubahan Diri Seseorang: Bandung: Alfa Beta Gagne. 1985. Masalah-Masalah Perubahan Tingkah Laku . Surabaya: Universitas

Negeri Surabaya

Dahar, 1991. Belajar Menemukan Sesuatu. Bandung: Remaja Rosda Karya J.R.David, 1976. Strategi Belajar Mengajar. Malang: Institut Keguruan Ilmu

Pendidikan (IKIP)

Dick dan Carey, 1985. Prosedur Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Roy Killen, 1998. Pendekatan Approach. Jakarta: PT.Bumi Aksara Heriawan, 2003. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran

.Remaja Rosdakarya: Bandung.

Johar permana, 2000:113.Pembelajaran Ilmu Pengetahuan. Erlangga: Jakarta Syaifudin Bahri Djamarah, 2000. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar

. Remaja Karya: Bandung.

Soekarno, 1981:43. Prinsip Tentang Alam, Erlangga: Surabaya

Rutherford dan Ahlgren, 1990. Science for All Americans, BPK: Jakarta

Carin dan Sund, 1989. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar, BPK: Bandung Connor , 1990. Pendidikan Tentang Alam, Erlangga: Jakarta

Mechling dan Oliver, 1983. Keterampilan Dalam proses mengajar, BPK: Surabaya

Holt, 1991. Kemampuan Metode Ilmiah, Erlangga: Jakarta

Sanjaya, Sumantri dan Permana, 2006, 1998/1999. cara penyajian pelajaran tentang alam, BPK: Bandung


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA RUMAH HITUNG DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA TEMA DUA “KEGEMARANKU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I SDN KANIGORO 2 KABUPATEN MALANG

0 11 29

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV SDN 4 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG

0 7 168

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI DALAM PELAJARAN IPS KELAS IV SDN MUNJUK SAMPURNA KECAMATAN KALIANDA LAMPUNG SELATAN TP. 2011/2012

0 14 52

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELAS Va SDN BUMI AGUNG KALIANDA TP.2011-2012

0 10 38

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 NEGARARATU

0 22 49

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE BERMAIN PERAN KELAS IV SDN 5 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TP. 2011/2012

0 4 50

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 PRINGSEWU UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

1 5 54

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 12 42

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SDN 03 KOTA BIMA TAHUN 2017/2018

0 1 5