Perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan - USD Repository

  

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA

LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

HELNIKE ANGELIA

  

NIM : 051114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA

LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

HELNIKE ANGELIA

  

NIM : 051114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

       

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

“ Seringkali yang menghalangi kita belajar adalah karena kita berpikir bahwa kita

sudah tahu”

“ Kita memang tidak selalu dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri kita,

tetapi kita dapat memilih bagaimana cara menghadapinya “ (Donna Partow)

  Skripsi ini ku persembahkan untuk :

  

1. Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih-NYA yang tidak pernah

berkesudahan,

2. Bapak dan mama yang menjadi kekuatanku selama ini, 3. Para sahabat yang ditempatkan Tuhan disampingku.

                   

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta,

  10 Desember 2010 Penulis Henike Angelia

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Helnike Angelia

  Nomor Mahasiswa : 051114025

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI

DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 10 Desember 2010 Yang menyatakan Helnike Angelia

     

  

ABSTRAK

PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI ANTARA SISWA LAKI-LAKI

DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN

  

Helnike Angelia

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan motivasi berprestasi

antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3

Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 dan usulan topik-topik bimbingan sebagai

implikasi dari hasil penelitian.

  Subjek penelitian ini adalah 30 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan

kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Alat yang digunakan adalah kuesioner

motivasi berprestasi yang berjumlah 63 item yang telah diuji cobakan terlebih

dahulu dan termasuk dalam koefisien reliabilitas tinggi (0,73). Kuesioner terdiri

dari 4 alternatif jawaban yaitu: Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, Sangat Tidak

Sesuai. Teknik analisis data menggunakan uji beda yaitu uji t dengan hasil t

hitung sebesar 2,49. Hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel dengan taraf

siginifikan 5 % sehingga diperoleh hasil sebesar 2,00 yang artinya t hitung lebih

besar dari pada t tabel. Nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel menunjukkan

bahwa hipotesis awal diterima, yaitu ada perbedaan motivasi berprestasi antara

siswa laki-laki dan siswa perempuan.

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan

yang sesuai sebagai implikasi dari hasil penelitian. Topik-topik bimbingan bagi

siswa laki-laki yaitu: 1) tanggung jawab, 2) umpan balik, 3) pentingnya persiapan

sebelum ujian, 4) ketekunan, 5) menyenangi tugas yang menantang. Topik-topik

bimbingan bagi siswa perempuan yaitu: 1) tanggung jawab, 2) umpan balik, 3)

bekerja dengan cara-cara yang tidak biasa, 4) ketekunan, 5) menyenangi tugas-

  

ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF MOTIVATION IN ACHIEVEMENT BETWEEN

VIII GRADE MALE STUDENTS AND FEMALE STUDENTS IN BOPKRI

  

3 JUNIOR HIGH SCHOOL OF YOGYAKARTA IN ACADEMIC PERIOD

OF 2010/2011 AND ITS IMPLICATION TOWARDS THE PROPOSAL OF

COUNSELING TOPICS

  

Helnike Angelia

The type of research used was descriptive research. This research intended

to gain in information on the difference of the motivation in achievement between

  

VIII grade male students and female students in BOPKRI 3 Junior High School of

Yogyakarta in academic period of 2010/2011 and its implication towards the

proposal of counseling topics as implication of the research result.

  The subject of this research was 30 male students and 30 female students

in VIII grade in Junior High School BOPKRI 3 of Yogyakarta. The instrument

used was questionnaire on motivation in achievement totaled 63 items tested

initially and included in high reliability coefficient (0,73). The questionnaire

comprised of 4 alternatives of responses: Very Appropriate, Appropriate,

Inappropriate, and Very Inappropriate. The technique of data analysis used

differential test, t test by result t of 2,49. The result of t was compared to

count count

t by significance level of 5% thus it gained result 2,00 which means t is

table count

higher than t . The higher value of t than t showed that the first

table count table

hypothesis is accepted, there is difference of motivation in achievement between

male students and female students.

  Based on the research result, some counseling topics which are appropriate

to the implication of the research result can be suggested. The counseling topics to

male students are: 1) responsibility, 2) feedback, 3) the importance of pre-test

preparation, 4) diligence, and 5) favor to the challenging task. Meanwhile the

counseling topics to female students are: 1) responsibility, 2) feedback, 3) work in

extraordinary ways, 4) diligence, and 5) favor to the challenging task.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan, atas rahmat dan berkat-NYA sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Diucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan

masukan, dukungan dan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Secara khusus ucapan terima kasih ditujukan kepada :

  

1. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

  

2. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan banyak bantuan dengan penuh kesabaran dan perhatian selama

proses penulisan skripsi ini.

  

3. Dr. Gendon Barus, M. Si., dan A. Setyandari, S. Pd., S. Psi., Psi., M. A.,

sebagai dosen penguji yang telah memberi masukan demi perbaikan skripsi ini.

  

4. F.X. Hendarianro sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama Budi Mulia

Padon Godean yang berkenan memberikan ijin untuk melakukan uji coba alat.

  

5. Paryadi, S. Pd., sebagai Kepala Sekolah Menengah Pertama BOPKRI 3

Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

  

6. Siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta yang telah bekerjasama

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  

7. Orang tua yang dengan kesabarannya selalu memberi kasih sayang, motivasi

  

8. Hendra sebagai teman seperjuangan, yang selalu memberi masukan, dan

pinjaman buku-buku yang sangat membantu penulisan skripsi ini. Echi, Andreas Agam, dan Sr.Leo sebagai saudara dan teman yang baik.

9. Teman-teman di Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2005, yang telah memberi warna dalam kehidupan penulis.

  Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

  Penulis Helnike Angelia

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………. iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM …………. vi

ABSTRAK ………………………………………………………… vii

ABSTRACT ………………………………………………………… viii

KATA PENGANTAR …………………………………………….. ix

DAFTAR ISI ……………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL ………………………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………… xvi

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………..

  1

A. Latar Belakang Masalah …………………………..

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………

  4 C. Tujuan Penelitian ………………………………….

  5 D. Manfaat Penelitian ………………………………...

  5 E. Definisi Operasional ………………………………

  6 BAB II : KAJIAN PUSTAKA …………………………………..

  8 A. Motivasi Berprestasi ………………………………

  8 B. Motivasi Berprestasi Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan ………………………………….

  14 C. Bimbingan …………………………………………

  17 1. Pengertian Bimbingan ………………………….

  17

2. Program Bimbingan ……………………………

  18

  3. Peran Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi ……………………………

  19 D. Hipotesis …………………………………………..

  20 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ………………………

  21 A. Jenis Penelitian ……………………………………

  21 B. Subjek Penelitian ………………………………….

  21 C. Alat Penelitian …………………………………….

  22 1. Alat Pengumpul Data…………………………...

  22 2. Pemberian Skor ………………………………...

  25 3. Uji Coba Alat …………………………………..

  25

  4. Validitas dan Reliabilitas ………………………

  26

a. Validitas …………………………………..

  26

b. Reliabilitas ………………………………..

  29 D. Prosedur Pengumpulan Data ……………………..

  32 1. Tahap Persiapan ………………………………..

  32 2. Tahap Pelaksanaan ……………………………..

  32 E. Teknik Analisis Data ……………………………...

  33 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………

  36 A. Hasil Penelitian ……………………………………

  36 1. Uji Homogenitas ………………………………..

  36

  2. Uji Hipotesis ……………………………………

  37

  3. Kategorisasi Motivasi Berprestasi Per Item ……

  38 B. Pembahasan ……………………………………….

  40 BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN SEBAGAI

  IMPLIKASI HASIL PENELITIAN TENTANG PERBEDAAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN KELAS VIII DI SMP BOPKRI 3 YOGYAKARTA

  TAHUN AJARAN 2010/2011……………..……………..

  43 BAB VI : PENUTUP ………………………………………………

  60 A. Ringkasan …………………………………………..

  60 B. Kesimpulan …………………………………………

  61 C. Saran-saran …………………………………………

  62 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………

  63 LAMPIRAN ……………………………………………………..

  66

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Berprestasi ………………… 24 Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ………………… 28 Tabel 3 Komposisi Kuesioner Penelitian …………………………. 31 Tabel 4 Penentuan kriteria Item dalam Tiga kategori .................... 35 Tabel 5 Rincian Item Motivasi Berprestasi yang Kurang Dimiliki Siswa Laki-laki …………………………………………… 39 Tabel 6 Rincian Item Motivasi Berprestasi yang Kurang Dimiliki Siswa Perempuan ………………………………………… 39 Tabel 7 Usulan Topik-topik Bimbingan sebagai Implikasi dari Hasil Penelitian ……………………………….…………………

  44

DAFTAR LAMPIRAN

  

Lampiran 1. Kuesioner Uji Coba ……………………………………… 66

Lampiran 2. Hasil Perhitungan Uji Coba……………………..……….. 76

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian …………………………………….. 92

Lampiran 4. Hasil Uji t dengan Bantuan SPSS……………………….. 98

Lampiran 5. Hasil Perhitungan Per Item ……………………………… 111

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Uji Coba ………………………… 120

Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian ……………………….. 121

     

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang dalam hidup ini pastilah memiliki tujuan-tujuan yang

  hendak dicapai. Mereka yang bersekolah tentunya memiliki target agar mendapat nilai baik dan lulus dengan baik pula, mereka yang bekerja berharap bisa menempati posisi strategis dan mendapatkan gaji yang memadai, dan mereka yang berada di dunia politik memiliki keinginan menduduki jabatan-jabatan tertentu yang berimbas naiknya pamor mereka di mata masyarakat. Tercapainya tujuan yang diharapkan oleh tiap orang tidak terlepas dari adanya dorongan untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

  Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan mahluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak. Penggerak dari perilaku manusia ini disebut sebagai motivasi. Banyak hal yang dapat dilakukan manusia karena didasari oleh motivasi, termasuk pencapaian prestasi yang didasari oleh motivasi untuk berprestasi.

  Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain.

   

  semangat baru untuk menjalani aktifitas dan keinginan untuk dapat mengulang prestasi yang sama. Manusia yang memiliki motivasi berprestasi lebih berjuang untuk mencapai tujuan yang diharapkan daripada sekedar memperoleh penghargaan, serta memiliki keinginan untuk bekerja dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan sebelumnya.

  Sama halnya dengan para siswa di sekolah yang menginginkan pencapaian nilai yang memuaskan di setiap kegiatan belajarnya. Nilai yang baik cenderung menimbulkan kebanggaan dan perasaan senang. Nilai yang baik juga dianggap sebagai suatu pencapaian prestasi yang baik. Pencapaian nilai yang memuaskan itu dapat didukung oleh adanya motivasi untuk berprestasi. Motivasi berprestasi menjadi sangat diperlukan sebab siswa yang kurang mempunyai motivasi berprestasi, tentu mereka kurang mempunyai dorongan untuk melakukan aktivitas belajar sepenuhnya. Pada akhirnya berdampak pada pencapaian hasil yang kurang memuaskan. Memiliki motivasi berprestasi membuat para siswa semakin giat melakukan kegiatan-

kegiatan maupun usaha-usaha demi pencapaian prestasi yang diinginkan.

  Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan praktek pelaksanaan program lapangan di sekolah, beberapa siswa perempuan lebih terlihat bekerja keras dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, sikap antusias juga diperlihatkan siswa perempuan

   

  dalam menyelesaikan tugas yang ditunjukkan siswa perempuan dari pada siswa laki-laki, memunculkan pertanyaan apakah ada perbedaan motivasi berprestasi antara siswa perempuan dan siswa laki-laki?.

  Penelitian yang dilakukan oleh Yakoba (2006) tentang perbedaan motivasi berprestasi antara mahasiswa laki-laki dan perempuan, menunjukkan bahwa perempuan lebih memiliki motivasi berprestasi daripada laki-laki. Tingginya motivasi berprestasi mahasiswa perempuan disebabkan keinginan untuk menyelesaikan kuliah lebih cepat dengan nilai yang baik, sebagai wujud tanggung jawab dan bekal mendapat pekerjaan yang diinginkan. Stereotip masyarakat yang kurang memberi harapan dan dukungan terhadap pencapaian prestasi perempuan ternyata tidak menjadi penghalang perempuan untuk memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.

  Santrock (2003:376) berpendapat bahwa karena perempuan sering di stereotipkan kurang kompeten, justru mampu memicu anak perempuan untuk bekerja keras mendapatkan kesuksesan. Pendapat lain yang membahas motivasi berprestasi diungkapkan berbeda oleh Hurlock (1980:231) yang menyebutkan bahwa berprestasi rendah dan takut berhasil bukan merupakan ciri khas remaja laki-laki. Menurut stereotip tradisional, berhasil merupakan ciri yang menonjol pada pria. Hal yang serupa juga diungkapkan Weiner (1980:222) bahwa adanya ketakutan terhadap kesuksesan yang berdampak pada pergaulan sosialnya membuat perempuan menghambat perkembangan

   

  yang ada menjadi menarik untuk diketahui ada atau tidaknya perbedaan motivasi berprestasi antara laki-laki dan perempuan.

  Mengingat pentingnya motivasi berprestasi dimiliki oleh para remaja untuk menunjang kegiatan belajarnya, maka dukungan dari guru pembimbing sangat diperlukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan layanan bimbingan yang tersusun dan terencana dalam suatu program bimbingan. Usulan topik-topik bimbingan hendaknya diberikan berdasarkan kebutuhan siswa. Melalui penelitian ini, akan diperoleh gambaran mengenai motivasi berprestasi para siswa kelas VIII yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengusulkan topik-topik bimbingan.

B. Rumusan Masalah

  Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui :

  1. Apakah ada perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?

  2. Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan sebagai implikasi hasil penelitian perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas

  VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011?

    C.

   Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1.

  Perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

  2. Topik-topik bimbingan yang sesuai bagi siswa laki-laki dan siswa perempuan sebagai implikasi hasil penelitian perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Memperkaya pengetahuan khususnya mengenai perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan serta implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

2. Manfaat Praktis

  a. Guru BK 1) Mengetahui perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki- laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3

  Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

   

  2) Menyusun dan mengembangkan topik-topik bimbingan yang berhubungan dengan motivasi berprestasi yang diperlukan oleh siswa laki-laki dan siswa perempuan di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011, dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini.

  b. Peneliti Mengetahui perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki- laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

  c.

  Peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dan pembanding dalam melakukan penelitian lain yang relevan.

E. Definisi Operasional a.

  Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk melakukan suatu usaha dengan menggunakan segala kemampuannya untuk menyelesaikan suatu tugas dengan tujuan mencapai kesuksesan.

  b. Siswa laki-laki dan perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta adalah para siswa yang menempuh pendidikan di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

    c.

  Topik-topik bimbingan adalah tema atau pokok bimbingan yang akan dibahas atau disajikan sehubungan dengan motivasi berprestasi siswa di sekolah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi Motivasi dalam bahasa latin yaitu motivum yang menunjuk bahwa ada

  

alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak atau dapat juga diartikan sebagai

suatu hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dorongan

untuk dapat berprestasi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap kalangan

karena setiap orang tentunya menginginkan pencapaian prestasi dalam

hidupnya. Adler (Gunarsa, 2002:257) menekankan pentingnya kebutuhan dari

dalam diri seseorang untuk berprestasi. Kebutuhan akan prestasi oleh McClelland dikatakan sebagai sebuah kebutuhan tiap individu. McClelland (Robbins & Thimothy, 2008:61) menyebutkan tiga bentuk kebutuhan manusia, yakni kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan kekuasaan (need for power), kebutuhan akan hubungan (need for

  ). Kebutuhan yang dirasakan memunculkan kekuatan yang affiliation memotivasi adanya aktivitas untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi kebutuhan tersebut (Winardi, 2004:347). Sama halnya seperti yang diungkapkan Maslow (Schultz, 1991:94) bahwa manusia memiliki suatu kebutuhan khusus terhadap suatu hal dan karena itu manusia termotivasi untuk mencapai atau memenuhi kebutuhan tersebut.

   

  Motivasi berprestasi menurut Santrock (2003:474) adalah dorongan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan. McClelland (Robbins 1996) mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk mengungguli dan berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar serta berusaha untuk mendapatkan keberhasilan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi adalah individu yang berorientasi pada tugas, menyukai pekerjaan dengan tugas- tugas yang menantang dimana penampilan individu pada tugas tersebut dapat dievaluasi dengan berbagai cara. Motivasi berprestasi merupakan kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi.

  Asal mula motivasi berprestasi menurut McClelland (Gunarsa, 2002:257) yaitu: Berasal dari pengalaman-pengalaman masa kecil dan kuatnya dorongan untuk berhasil yang tergantung pada: 1) energi umum individu yang disebabkan oleh kelenjar, metabolisme atau faktor- faktor bawaan lain, 2) pengaruh kebudayaan, khususnya nilai-nilai keluarga yang mementingkan pendidikan dan keberhasilan, 3) latihan anak dalam mengembangkan ketidaktergantungan, kepercayaan diri, keyakinan diri, dan keinginan untuk melebihi. Kekuatan sosial dan kebudayaan berperan lebih penting daripada faktor biologis dalam menentukan tujuan atau keberhasilan sasaran yang ditentukan. Motivasi berprestasi seseorang tercermin lewat perilaku. Siswa yang

   

  aktif di sekolah, dan tekun dalam setiap pekerjaan. McClelland (1985:227) mengungkapkan bahwa hubungan antara prestasi atau nilai-nilai di sekolah terjadi jika suatu motivasi berprestasi terjadi. Motivasi berprestasi mendorong siswa untuk menggunakan segala kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.

  Motivasi berprestasi yang tinggi akan selalu menyebabkan kinerja yang lebih baik.

  Gellerman (1984:150) memberikan contoh para mahasiswa yang mempunyai motivasi berprestasi kuat biasanya akan memperoleh nilai lebih baik daripada mahasiswa yang menginginkan nilai lebih tetapi motivasi berprestasinya lebih lemah. Eksekutif yang menanjak prestasinya biasanya digerakkan oleh motivasi berprestasi daripada mereka yang kurang menanjak. Semakin kuat motivasi berprestasi dalam diri seseorang, maka semakin besar kemungkinan baginya untuk menuntut dirinya berusaha lebih keras lagi.

  McClelland (1985:246) memberikan penjelasan bahwa orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakter tertentu, antara lain sebagai berikut:

  a. Mencari tanggung jawab pribadi Orang dengan motivasi berprestasi tinggi akan memilih untuk bertanggungjawab secara pribadi atas hasil-hasil kinerja, karena hanya dalam kondisi-kondisi semacam ini mereka dapat

   

  Seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan menjadi lebih bertanggung jawab pribadi untuk menyelesaikan masalah yang lebih mengasah kemampuannya. Mereka dengan motivasi berprestasi tinggi menyukai kesuksesan dan tidak menyukai kegagalan dari apa yang mereka kerjakan. Hal yang terpenting

adalah hasil dari keterampilan dan usaha mereka.

b. Membutuhkan umpan balik konkrit dalam penampilannya.

  Seseorang dengan motivasi untuk berprestasi yang tinggi akan memilih untuk bekerja dalam situasi dimana mereka mendapat umpan balik dari penampilan mereka. Mereka dapat menerima umpan balik yang cepat atas kinerja mereka sehingga mereka dapat mengetahui dengan mudah apakah mereka menjadi lebih baik atau tidak.

  Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan cenderung bekerja secara lebih baik untuk sebuah bonus yang lebih tinggi. Sebaliknya, seseorang dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bekerja dengan lebih baik untuk setiap kondisi,

tanpa memperhitungkan bonus yang ditawarkan.

  c. Inovatif Orang-orang yang motivasi untuk berprestasinya tinggi akan

   

  mencari informasi untuk mencari cara-cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu. Kenyataan dasar bahwa orang dengan motivasi untuk berpestasi yang tinggi selalu mencari tugas-tugas yang cukup menantang, yang berarti bahwa mereka cenderung bergerak dari apa yang telah mereka kerjakan menuju sesuatu yang sedikit lebih menantang. Seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi jika menemukan tugas yang sulit mereka akan mengerjakannya secara tidak biasa atau menghindari cara yang monoton.

  d. Ketekunan Seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan lebih tekun dan bekerja keras dalam mengerjakan tugas yang sedang ia hadapi hingga selesai. Menjadi lebih gigih/persisten pada batas waktu dalam pekerjaan yang tak terpecahkan.

  e. Resiko atau kesulitan yang moderat Seseorang dengan motivasi berprestasi yang tinggi menyukai tugas-tugas yang mempunyai tingkat kesulitan yang moderat. Kesulitan tersebut tidak terlalu rendah sehingga ia dapat mengatasinya dengan mudah ataupun terlalu tinggi sehingga sulit bagi mereka untuk mencapainya. Orang yang memiliki motivasi

   

  mereka tidak memperolah kepuasan prestasi dari sukses secara kebetulan.

  Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang yang motivasi untuk berprestasinya tinggi akan berjuang meraih prestasi pribadi daripada meraih imbalan, serta mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien daripada yang dilakukan sebelumnya.

  Gellerman (1984:150) berpendapat bahwa seseorang semakin berusaha dalam pekerjaannya jika dia ditantang untuk melakukan yang lebih baik atau jika alasan-alasan yang kuat untuk melakukan sesuatu ditunjukkan dengan jelas kepada mereka. Lebih lanjut Gellerman (1984:155) menjelaskan bahwa orang yang mempunyai motivasi untuk berprestasi tinggi tidak harus orang yang lebih berbakat, tetapi sikapnya memungkinkan ia menggunakan segala kemampuannya secara lebih efektif dibandingkan dengan kebanyakan orang.

  Orang dengan motivasi berprestasi tinggi bila menghadapi suatu rintangan, ia mulai memikirkan suatu cara untuk menangani rintangan itu daripada membiarkan pemikirannya tetap terbelenggu dalam rintangan itu. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang mereka lakukan. Siswa yang menginginkan prestasi yang baik akan

   

  telah ditetapkan. Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi sungguh- sungguh merasa senang bila dalam suatu persaingan yang berat ia berhasil memenangkannya dengan jerih payahnya setelah mencapai standar yang ditentukan (Gellerman, 1984:150).

B. Motivasi Berprestasi Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan

  Para siswa laki-laki dan perempuan di tingkat SMP disebut sebagai remaja, karena rentang usia mereka menurut para ahli digolongkan dalam kategori remaja. Santrock (2003:26) berpendapat bahwa remaja diartikan sebagai masa transisi antara masa anak dan masa dewasa. Remaja yang disebut siswa di sekolah, baik laki-laki maupun perempuan dihadapkan pada sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan dalam masa perkembangan remaja ialah kebutuhan untuk berprestasi (Ali & Asrori, 2005:160). Lebih lanjut Ali & Asrori menjelaskan bahwa pada dasarnya setiap individu ingin dipandang sebagai orang yang berhasil dalam hidupnya, dan kebutuhan ini sangat menonjol pada diri remaja laki-laki maupun perempuan. Prestasi kemudian menjadi hal yang sangat penting bagi remaja, dan remaja mulai menyadari bahwa pada saat inilah mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan.

   

  sangat penting untuk mencapai penerimaan sosial, untuk mendapatkan pengakuan dan untuk meningkatkan statusnya. Remaja laki-laki dan perempuan yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

  Menurut Gunarsa (2002:258) bagi remaja yang matang, berhasil berarti bekerja sampai pada kapasitasnya yang tertinggi dalam mewujudkan potensi intelektualnya, sedangkan remaja lain banyak yang merasa berhasil bila memperoleh nilai yang cukup dalam semua mata pelajaran dan ada juga yang puas dengan nilai yang hampir tidak lulus.

  Beberapa diantara remaja laki-laki dan perempuan memiliki motivasi berprestasi yang sangat tinggi dan mereka menghabiskan banyak waktu untuk berusaha agar berhasil, lainnya lagi tidak termotivasi untuk berprestasi dan tidak bekerja keras agar berhasil. Kedua tipe ini berbeda dalam hal motivasi berprestasi, keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan, dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan. Laki-laki maupun perempuan yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

  Remaja laki-laki dan perempuan pastinya memiliki motivasi berprestasi di dalam dirinya, namun tiap individu dapat berbeda-beda tingkat

    berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi berprestasi seseorang.

  Lueptow (Santrock, 2003:376) berpendapat bahwa remaja perempuan memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam motivasi berprestasi dalam akademik daripada remaja laki-laki. Pendapat lain diungkapkan Hurlock (1980:231) yang menjelaskan bahwa motivasi berprestasi rendah dan takut berhasil bukan merupakan ciri khas remaja laki-laki.

  Menurut streotip tradisional, berhasil merupakan ciri yang menonjol pada pria. Perempuan sering distereotipkan kurang kompeten daripada laki- laki. Kumpulan stereotip gender yang kurang mengunggulkan perempuan, dapat memicu anak-anak perempuan kearah rasa kurang percaya diri dibandingkan dengan anak laki-laki. Namun dapat terjadi bahwa, stereotip yang kurang mengunggulkan perempuan justru dapat memicu anak-anak perempuan untuk harus bekerja keras mendapatkan kesuksesan pada setiap kegiatan (Santrock, 2003:376). Sejalan dengan itu, Baron & Byrne (2004:191) menjelaskan bahwa stereotip gender tentang perbedaan kemampuan, membuat motivasi berprestasi perempuan lebih meningkat. Motivasi berprestasi pada anak perempuan sangat terlihat ketika berada dalam kelompok berjenis kelamin campur.

  Menurut Winterbotom (Martaniah, 1983:20) anak-anak yang dilatih atau dididik lebih awal oleh orang tuanya untuk berdiri dan menguasai

   

  tinggi. Martaniah (1983:78) beranggapan bahwa dewasa ini pada umumnya anak perempuan terlebih dahulu dididik untuk berdiri sendiri daripada anak laki-laki. Anak perempuan lebih awal diharapkan untuk dapat mengurusi dirinya sendiri daripada laki-laki.

  Sisi lain diungkapkan Horner (Santrock, 2003:474) bahwa respon yang berkaitan dengan prestasi yang disampaikan oleh perempuan berbeda dengan yang diberikan oleh laki-laki. Menurut teorinya, perempuan tidak mengungkapkan gambaran prestasi yang sama dengan laki-laki karena adanya ketakutan akan kesuksesan, yaitu kekhawatiran individu bahwa ia akan ditolak oleh lingkungan sosialnya jika mereka sukses. Sedikit berbeda dengan yang diungkapkan oleh Robbins & Timothy (2008:67) bahwa tidak terdapat perbedaan yang konsisten antara laki-laki dan perempuan dalam hal kemampuan memecahkan masalah, menganalisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. Berbagai penelitian psikologi menunjukkan bahwa para perempuan lebih bersedia menyesuaikan diri terhadap otoritas dan laki-laki lebih agresif serta lebih mungkin memiliki pengharapan sukses dibandingkan para perempuan, tetapi perbedaan- perbedaan tersebut kecil.

C. Bimbingan

1. Pengertian Bimbingan

   

  bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan (Winkel & Hastuti, 2004:43). Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara obyektif lingkungan, baik lingkungan sosial dan fisik. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya sendiri, baik menyangkut pendidikan, karier, maupun budaya/ keluarga/ kemasyarakatan.

  Menurut Crow & Crow (Prayitno, 1999:94) bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik untuk mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri.

2. Program Bimbingan

  Pelayanan bimbingan di lembaga pendidikan formal terlaksana dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan. Seluruh kegiatan bimbingan diselenggarakan dalam suatu program bimbingan. Program

   

  terorganisasi, dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu,

misalnya satu tahun ajaran (Winkel & Hastuti, 2004:91).

  Pelayanan bimbingan terutama diberikan kepada para siswa, dengan membantu mereka dalam mengenal diri sendiri, memberikan serta memilih program-program studi yang sesuai, mengembangkan tujuan dalam hidupnya berdasarkan cita-cita. Selain itu, membatu siswa menyusun rencana yang tepat untuk mencapai tujuan, mengatasi masalah yang timbul berkaitan dengan akademik, hubungan dengan orang lain dan pelaksanaan rencana masa depan.

  Adanya pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan bahwa semua peserta didik mendapat perhatian sebagai seorang pribadi yang sedang berkembang serta mendapat bantuan dalam menghadapi semua tantangan, kesulitan dan masalah yang berkaitan dengan perkembangan mereka.

3. Peran Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Berprestasi

  Proses dan pelayanan bimbingan sangat diperlukan dalam membantu siswa memenuhi kebutuhannya. Tujuan utama pelayanan bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing adalah untuk membekali siswa agar lebih siap menghadapi tantangan-tantangan dimasa yang akan datang dan untuk mencegah timbulnya masalah-

   

  Salah satu kebutuhan siswa pada masa remaja adalah memperoleh prestasi diberbagai bidang (Winkel & Hastuti, 2004:142).

  Pencapaian prestasi dapat tercapai jika didukung adanya motivasi berprestasi dalam diri seseorang. Melalui bimbingan kelompok maupun bimbingan pribadi yang diberikan oleh tenaga pembimbing, diharapkan siswa laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh dukungan serta perhatian untuk mampu meningkatkan motivasi berprestasinya.

D. Hipotesis

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan

  metode survei. Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan (Furchan, 2004:447). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dan topik-topik bimbingan yang sesuai sebagai implikasi hasil penelitian perbedaan motivasi berprestasi antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas VIII di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011.

Dokumen yang terkait

Tingkat motivasi belajar siswa : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.

0 0 108

Tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.

0 6 119

Deskripsi tingkat kepercayan diri siswa kelas VII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbngan klasikal.

1 1 99

Deskripsi tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal.

0 0 93

Deskripsi penyesuaian sosial siswa SMP BOPKRI 3 Yogyakarta kelas VII tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

1 0 93

Konsep diri siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 115

Tingkat kebiasaan belajar para siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar klasikal.

0 4 88

Deskripsi kesulitan belajar yang dialami oleh mayoritas siswa kelas VIII SMP Negeri Mulyodadi Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 68

Deskripsi kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2008/2009 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan belajar - USD Repository

0 0 100

Deskripsi motivasi intrinsik dalam belajar siswa kelas III SMP Budi Mulia Padon, Sleman-Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan - USD Repository

0 0 124