Tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.
YOGYAKARTA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR
Febrina Putri Dewi Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat tanggung jawab belajar yang dimiliki siswa SMP 13 kelas VIII Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk para siswa. Tingkat tanggung jawab belajar digolongkan menjadi 4 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta berjumlah 92 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Kuesioner Tanggung Jawab Belajar yang disusun oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari 41 item, dikonstrukkan berdasarkan tanggung jawab belajar yaitu mandiri, tekun, sikap positif,
menentukan rencana atau prioritas utama dalam belajar, sikap proaktif, dan kontrol diri. Teknik
pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh hasil koefisiensi reliabilitas adalah 0,922. Teknik analisis data yang ditempuh adalah membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total setiap item, menghitung mean secara keseluruhan, selanjutnya mengkategorisasikan tingkat tanggung jawab belajar menjadi 4 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 begradasi dengan menggolongkan 8 siswa (9%) tergolong sangat tinggi, 37 siswa (40%) tergolong tinggi, 37 siswa (40%) tergolong sedang dan 10 siswa (11%) tergolong rendah. Dalam pencapaian hasil skor kategori sedang dapat disimpulkan 10% dalam 4 item tergolong sangat tinggi, 47% dalam 19 item tergolong tinggi dan 44% dalam 18 item tergolong sedang. Maka dari itu, peneliti dapat mengusulkan topik- topik bimbingan belajarnya, diantaranya: kemandirian belajar, daya juang, positif thinking, dan prioritaskan belajarmu.
Kata kunci: tanggung jawab belajar, bimbingan belajar dan siswa
(2)
ABSTRACT
RESPONSIBILITIES LEVEL OF LEARNING OF CLASS VIII SMP 13 YOGYAKARTA AND ITS IMPLICATIONS TOWARDS PROPOSED LEARNING MENTORING
TOPICS Febrina Putri Dewi
Sanata Dharma University in 2016
This study aims to determine the level of responsibility of the students studying in class VIII of SMP 13 Yogyakarta academic year 2015/2016 and the proposed tutoring topics appropriate for the students. The level of responsibility of learning are classified into four categories: very high, high, medium and low.
This research is a quantitative research. The subjects were 92 students of class VIII SMP 13 Yogyakarta. Data collection tool used is a Responsibility Study questionnaire prepared by the researcher. This questionnaire consists of 41 items, created based on learning responsibility which are self-responsibility, perseverance, positive attitude, determining a plan or top priority in learning, proactive attitude, and self-control. Mechanical reliability testing is using Cronbach alpha formula and the result of reliability coefficient was 0.922. The data analysis technique is by tabulating scores of each item, calculating the total score of each item, calculating the overall means, and then categorizing the level of responsibility of learning into four categories: very high, high, medium and low.
The results showed that the responsibility of the students of class VIII SMP 13 Yogyakarta academic year 2015/2016 can be classified into several levels: 8 students (9%) is very high, 37 students (40%) is high, 37 students (40%) classified as moderate and 10 students (11%) is relatively low. Achievement in the score category was concluded as 10% in 4 items classified as very high, 47% in the 19 items is high and 44% in the 18 items classified as moderate. Therefore, researchers can propose guidance learning topics, including: independent learning, fighting spirit, positive thinking, and prioritizing their studies.
Keywords: responsibility of learning, tutoring, student.
(3)
TINGKAT TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
BELAJAR SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Febrina Putri Dewi
111114002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(4)
ii
TINGKAT TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN
BELAJAR SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Febrina Putri Dewi
111114002
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(5)
(6)
(7)
Motto dan Persembahan
Hidup ini indah, jadi nikmatilah hidup ini dengan sebaik-baiknya.
“ life is beatiful, so enjoy this life as well as possible”
Tidak ada kata sukses tanpa sebuah pengorbanan dan usaha, jika ingin mencapai cita-cita berusahalah, maka hasil akan mengikuti setiap langkahmu
( Febrina Putri Dewi)
Skripsi ini Saya Persembahkan
kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orangtuaku tercinta, terkhusus mamaku Yayuk Turliani, Budhe Sr. Frida, Yayasan Perkumpulan Dharma Putri yang telah membiaya saya selama kuliah berlangsung, kakak-kakakku Aprillius Fanda dan Aprillia Rinjani yang telah menyemangati saya dalam mengerjakan skripsi serta keluarga besarku yang telah mensupport dalam skripsi.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Program Studi Bimbingan dan Konseling, khususnya angkatan 2011.
Teman-teman seperjuanganku selama sekolah dan kuliah. Serta adek-adek kost yang menyemangati saya dalam mengerjakan skripsi.
(8)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka sebagaimana layaknya kara ilmiah.
Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Penulis
Febrina Putri Dewi
(9)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta :
Nama : Febrina Putri Dewi NIM : 111114002
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul: TINGKAT TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 13 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun memberi royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Pada tanggal :
Yang menyatakan,
Febrina Putri Dewi
(10)
viii
ABSTRAK
TINGKAT TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN
TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR Febrina Putri Dewi
Universitas Sanata Dharma 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat tanggung jawab belajar yang dimiliki siswa SMP 13 kelas VIII Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 dan usulan topik-topik bimbingan belajar yang sesuai untuk para siswa. Tingkat tanggung jawab belajar digolongkan menjadi 4 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta berjumlah 92 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Kuesioner Tanggung Jawab Belajar yang disusun oleh peneliti. Kuesioner ini terdiri dari 41 item, dikonstrukkan berdasarkan tanggung jawab belajar yaitu mandiri, tekun, sikap positif, menentukan rencana atau prioritas utama dalam
belajar, sikap proaktif, dan kontrol diri. Teknik pengujian reliabilitas menggunakan
rumus Alpha Cronbach dan diperoleh hasil koefisiensi reliabilitas adalah 0,922. Teknik analisis data yang ditempuh adalah membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total setiap item, menghitung mean secara keseluruhan, selanjutnya mengkategorisasikan tingkat tanggung jawab belajar menjadi 4 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 begradasi dengan menggolongkan 8 siswa (9%) tergolong sangat tinggi, 37 siswa (40%) tergolong tinggi, 37 siswa (40%) tergolong sedang dan 10 siswa (11%) tergolong rendah. Dalam pencapaian hasil skor kategori sedang dapat disimpulkan 10% dalam 4 item tergolong sangat tinggi, 47% dalam 19 item tergolong tinggi dan 44% dalam 18 item tergolong sedang. Maka dari itu, peneliti dapat mengusulkan topik- topik bimbingan belajarnya, diantaranya: kemandirian belajar, daya juang, positif thinking, dan prioritaskan belajarmu.
Kata kunci: tanggung jawab belajar, bimbingan belajar dan siswa
(11)
ABSTRACT
RESPONSIBILITIES LEVEL OF LEARNING OF CLASS VIII SMP 13 YOGYAKARTA AND ITS IMPLICATIONS TOWARDS PROPOSED
LEARNING MENTORING TOPICS Febrina Putri Dewi
Sanata Dharma University in 2016
This study aims to determine the level of responsibility of the students studying in class VIII of SMP 13 Yogyakarta academic year 2015/2016 and the proposed tutoring topics appropriate for the students. The level of responsibility of learning are classified into four categories: very high, high, medium and low.
This research is a quantitative research. The subjects were 92 students of class VIII SMP 13 Yogyakarta. Data collection tool used is a Responsibility Study questionnaire prepared by the researcher. This questionnaire consists of 41 items, created based on learning responsibility which are self-responsibility, perseverance, positive attitude, determining a plan or top priority in learning, proactive attitude, and self-control. Mechanical reliability testing is using Cronbach alpha formula and the result of reliability coefficient was 0.922. The data analysis technique is by tabulating scores of each item, calculating the total score of each item, calculating the overall means, and then categorizing the level of responsibility of learning into four categories: very high, high, medium and low.
The results showed that the responsibility of the students of class VIII SMP 13 Yogyakarta academic year 2015/2016 can be classified into several levels: 8 students (9%) is very high, 37 students (40%) is high, 37 students (40%) classified as moderate and 10 students (11%) is relatively low. Achievement in the score category was concluded as 10% in 4 items classified as very high, 47% in the 19 items is high and 44% in the 18 items classified as moderate. Therefore, researchers can propose guidance learning topics, including: independent learning, fighting spirit, positive thinking, and prioritizing their studies.
Keywords: responsibility of learning, tutoring, student.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala pertolongan, hikmat, karunia dan penyertaanNya dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Santa Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai ketua program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Prias Hayu Purbaning Tyas, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi.
4. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pegetahuan yang berguna bagi penulis.
5. Bapak Moko selaku sekretariat prodi BK yang berkenan membantu seluruh proses peneletian dan penyelesaian skripsi.
(13)
6. Kepala Sekolah SMP 13 Yogyakarta yang memberikan ijin untuk dapat penelitian disekolah.
7. Guru BK SMP 13 Yogyakarta yang selalu mendampingi dan membantu dalam proses penelitian.
8. Siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta yang sudah membantu dalam pengisian kuisioner dan terlibat aktif dalam proses penelitian.
9. Mahasiswa prodi BK USD angkatan 2011 yang telah mendukung dan membantu atas karya skripsi.
10. Orangtuaku tercinta Ibu Yayuk Turliani, Sr. Frida serta yayasan Dharma Putri, kedua kakak yang selalu menyemati dalam pekerjaan skripsiku dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung serta memotivasi dalam karya skripsiku agar terselesaikan dengan cepat dan baik.
11. Sahabat yang kukasihi atas segala doa, dukungan semangat, perhatian, kasih sayang dan biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(14)
xii
12. Seluruh teman-teman SMP yang sudah mendukung dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Yogyakarta, 30 Agustus 2016 Penulis,
Febrina Putri Dewi
(15)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GRAFIK ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Masalah ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
G. Definisi Operasional Variabel ... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Tanggung Jawab Belajar ... 9
1. Definisi Tanggung Jawab Belajar ... 9
2. Aspek-aspek Tanggung Jawab ... 10
3. Jenis-jenis Tanggung Jawab Belajar ... 20
(16)
xiv
B. Faktor-faktor Perkembangan Tanggung Jawab Belajar
Remaja ... 21
C. Bimbingan Belajar ... 25
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28
B. Subjek Penelitian ... 29
C. Metode Pengumpulan Data ... 29
D. Validitas dan Reliabilitas ... 35
1. Validitas Kuisioner ... 35
2. Reliabilitas Kuesioner ... 38
E. Teknik Analisis Data ... 39
1. Persiapan dan Pelaksanaan ... 39
2. Tahap Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN USULAN TOPIK- TOPIK BIMBINGAN BELAJAR A. Hasil Penelitian ... 44
1. Deskripsi Tingkat Tanggung Jawab Belajar ... 44
2. Analisis Item Tingkat Tanggung Jawab Belajar ... 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
C. Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar ... 56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58
B. Keterbatasan Penelitian ... 59
C. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 61
LAMPIRAN ... . 64
(17)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rincian Siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta ... 29
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuisioner Tanggung Jawab Belajar ... 31
Tabel 3 : Norma Skoring Tanggung jawab Belajar ... 33
Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Tanggung Jawab Belajar ... 33
Tabel 5 : Kisi-kisi Tanggung jawab Belajar Siswa Hasil Uji Coba ... 37
Tabel 6 : Kriteria Guilford ... 39
Tabel 7 : Norma Kategorisasi Tanggung Jawab Belajar ... 42
Tabel 8 : Tingkat Tanggung Jawab Belajar Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta 45 Tabel 9 : Penggolonggan Item Tingkat Tanggung Jawab Belajar Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor ... 47
Tabel 10 : Hasil Temuan Capaian Skor Kategori Sedang... 49
Tabel 11 : Usulan Topik-topik Bimbingan Belajar ... 57
(18)
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Grafik Kategorisasi Subjek Tanggung Jawab Belajar ... 45 Grafik 2 : Grafik Kategorisasi Item Tanggung Jawab Belajar ... 48
(19)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Penelitian Program Studi Bimbingan dan Konseling…………. 65
Lampiran 2 : Surat Penelitian Balai Kota ... .……... 67
Lampiran 3 : Surat Penelitian dari SMP 13 Yogyakarta ... ... 69
Lampiran 4 : Kuisioner Uji Coba Penelitian ... ……... 71
Lampiran 5 : Tabulasi Skor Item Uji Coba ... ……... 77
Lampiran 6 : Hasil Validitas Uji Coba ... …... 82
Lampiran 7 : Hasil Reliabilitas Uji Coba... 88
Lampiran 8 : Kuisioner Penelitian... 90
Lampiran 9 : Tabulasi Skor Item Penelitian... 95
Lampiran 10 : Hasil Reliabilitas Penelitian... 100
(20)
1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Siswa adalah seseorang yang datang dalam suatu lembaga untuk memperoleh pelajaran atau ilmu yang diberikan oleh guru dalam suatu pendidikan. Selanjutnya, orang ini disebut pelajar atau orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapapun usianya, darimanapun, siapapun, dalam bentuk apapun, dengan biaya apapun untuk meningkatkan pengetahuan dan moral pelaku pelajar. Siswa disebut juga suatu komponen yang masuk dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam pendidikan siswa memiliki peran yaitu belajar bukan untuk mengatur pelajaran. Siswa dituntut belajar aktif di setiap mata pelajaran yang diberikan guru akan memiliki pengetahuan luas sertasiswa sendirilah yang harus bertanggungjawab dalam setiap proses belajar dan hasil belajar agar seimbang (Wahyudin,2002). Dalam konteks ini siswa diharapkan untuk lebih giat dalam belajar agar pencapaian hasil belajar dapat dipertanggungjawabkan dengan jelas.
Tanggung jawab dalam belajar adalah kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang telah diterimasecara tuntas melalui usaha yang maksimal serta berani menanggung segala akibatnya. Individu yang bertanggungjawab
(21)
adalah individu yang dapat memenuhi tugas dan kebutuhan dirinya sendiri, serta dapat memenuhi tugas tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik. Pribadi harus dilatih secara terus menerus, sehingga menjadi pribadi yang bertanggungjawab. Oleh karena itu, remaja perlu belajar dan berlatih dalam membuat rencana, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusannya sendiri serta bertanggungjawab atas segala sesuatu yang dilakukannya. Siswa yang bertanggung jawab akan tugasnya sebagai pelajar ialah siswa yang memiliki sikap kedewasaan dalam mengambil suatu keputusan yang benar dan tepat.
Tahap perkembangan siswa mengandung tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya, serta mengaktualisasikan kemampuandan kesiapan belajarnya. Karena itu, keberhasilan siswa dalam melaksanakan peranannya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang perkembangan siswa serta kemampuan mengaplikasikannya dalam praktik pendidikan. Keberhasilan siswadalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan disesuaikan dengan tahapan yang akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam setiap tugas yang telah dikerjakan (Wahyudin, 2002).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2). Tanggung jawab anak yang telah ditanamkan dan diterima sejak dini oleh orang tua akan membantu kegiatan belajar anak lebih bermakna yakni dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Siswa dapat membangun
(22)
3
cara belajar yang baik dan teratur dengan adanya bantuan pendampingan dari orang tua dan guru. Dukungan yang diberikan oleh orang tua dan guru tersebut berupa upaya-upaya untuk lebih mengembangkan diri, seperti; mengikuti kegiatan les, ekstrakulikuler dan kelas tambahan. Siswa merasa mampu mengeksplorasi bakatnya dan bisa mengembangkan cara belajar yang baik untuk mengaktualisasikan dirinya.
Kewajiban sebagai siswa adalah belajar, oleh karena itu pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Tanggung jawab yang besar dalam mencapai masa depan yaitu belajar. Siswa harus menanamkan rasa tanggung jawab pada dirinya. Tanggung jawab siswa sebagai pelajar adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang sudah diberikan kepadanya, disiplin dalam menjalani tata tertib sekolah. Artinya, setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan tanggung jawab yang ada di sekolahnya. Siswa yang kurang bertanggungjawab dalam proses pembelajaran akan sulit menerima pelajaran dan mudah menghindar bahkan sering bermalas-malasan.
Siswa berangkat ke sekolah tidak lagi untuk belajar, akan tetapi dijadikan sebagai ajang untuk ketemu, kumpul dengan teman-teman, ngobrol dan lain sebagainya. Sementara, tugas sejatinya siswa adalah belajar dan menimba ilmu bukan lagi menjadi tanggung jawab yang utama, melainkan lebih banyak bermain dan asyik dengan kesibukan yang lain. Realitanya, siswa menginginkan sesuatu tanpa bersusah payah, menyerah sebelum berjuang, dan kalah sebelum bertanding. Contohnya, ketika siswa mendapatkan tugas dari guru dalam mengerjakan soal pelajaran, bukannya
(23)
mengerjakan tetapi siswa banyak yang mengeluh dan akhirnya siswa saling menukarkan pekerjaannya dengan siswa lain. Tanggung jawab sebagian siswa tidak dilaksanakan dengan baik, maka dari itu sebagaian siswa tidak mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Tanggung jawab juga dapat diartikan sebagai tugas yang mampu menyelaraskan dalam mencapai kompetensi siswa yang dimilikinya. Siswa yang tidak bertanggungjawab dalam belajar akan mendapatkan hasil yang kurang maksimal, sehingga siswa tidak dapat mengetahui seberapa besar hasil kemampuan dirinya. Guna mencapai cita-cita yang diinginkan sebagai seorang pelajar harus memiliki tanggung jawab yang penuh dalam segi belajarnya. Siswa yang memiliki rasa tanggung jawab belajar tinggi akan mencapai keinginan yang diinginkan.
Berdasarkan fenomena yang terjadi di SMP 13 Yogyakarta tahun 2014 pada masa PPL berlangsung, peneliti menemukan fenomena yang terjadi yaitu kurangnya tanggung jawab belajar siswa antara lain; 1) kurang menghargai guru ketika sedang mengajar atau memberikan materi pelajaran, 2) siswa asyik dengan kesibukan sendiri tanpa mendengarkan guru, 3) tidak adanya niat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru melainkan meniru pekerjaan teman dan 4) siswa kurang memanfaatkan waktu belajar dengan baik dan benar. Belajar harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab yang tinggi agar mendapatkan hasil yang maksimal dan menjadi kebanggaan pribadi. Dengan demikian, peneliti mengangkat tema tingkat tanggung jawab belajar, supaya peneliti mendapatkan gambaran yang akurat untuk
(24)
5
meningkatkan tanggung jawab siswa yaitu belajar. Peneliti juga berharap agar siswa lebih mempunyai sikap tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas belajar sebagaimana tugas seorang pelajar pada umumnya. Penelitian ini berharap akan ada manfaatnya untuk para siswa agar lebih bertanggungjawab dalam segi belajarnya sehingga mencapai hasil yang maksimal. Dalam pengambilan judul ini peneliti lebih melihat para siswa dapat serius untuk mengikuti mata pelajaran dan mampu berkembang dalam mengasah otak.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan tanggung jawab belajar siswa dapat diidentifikasikan berbagai masalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan observasi, siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta
yang kurang memiliki tanggung jawab sehingga kurang memanfaatkan waktu belajar dengan maksimal.
2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan dari guru saat mengajar. 3. Siswa kurang menyiapkan diri selama proses pembelajaran.
4. Siswa tidak mengganggap PR itu sebagai pekerjaan rumah melainkan pekerjaan sekolah.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada menjawab masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, khususnya masalah-masalah mengenai tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
(25)
D. Rumusan Masalah
Masalah-masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa tinggi tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 13 Yogyakarta?
2. Berdasarkan capaian skor item yang tanggung jawa belajar teridentifikasi sedang, topik-topik bimbingan belajar apa sajakah yang bisa diusulkan untuk meningkatkan tanggung jawab belajar pada siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta.
2. Mengidentifikasikan capaian skor item tanggung jawab belajar yang teridentifikasi sedanguntuk diusulkan sebagai topik-topik bimbingan belajar untuk meningkatkan tanggung jawab pada belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat, adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan praktis, sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan di bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi bimbingan belajar
(26)
7
untuk mengetahui seberapa besar tanggung jawab belajar siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini. 2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru pembimbing, maupun peneliti itu sendiri.
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan belajar setelah mengikuti kegiatan bimbingan belajar.
b. Bagi guru pembimbing di sekolah, sebagai bahan masukan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan belajar.
c. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan cara meningkatkan dalam belajar siswa melalui pemberian layanan bimbingan belajar.
G. Definisi Operasional Variabel
Adapun Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Tanggung jawab belajar adalah kesediaan siswa untuk menerima dan melaksanakan tugas belajar yang mencakup pada berani menanggung konsekuensi belajar, kontrol diri dalam bertindak, membuat perencanaan dan menentukan tujuan belajar, memiliki sikap positif dalam menerima kritikan, melakukan kewajiban untuk belajar, mandiri, berusaha mencapai hasil belajar yang baik, sikap proaktif, tekun dan reflektif. 2. Bimbingan Belajar adalah proses memberi bantuan kepada individu
(27)
masalah dalam belajar, bertanggungjawab dalam menilai kemampuannya dan mampu menggunakan pengetahuannya secara efektif dalam mengembangkan potensi diri.
(28)
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dipaparkan hakekat tanggung jawab belajar, faktor-faktor perkembangan tanggung jawab belajar pada remaja, dan hakekat bimbingan belajar.
A. Tanggung JawabBelajar
1. Definisi Tanggung Jawab Belajar
Tanggung jawab belajar adalah kewajiban untuk menyelesaikan tugas yang telah diterimanya dengan ikhlas melalui usaha yang maksimal serta berani menanggung segala akibat dalam belajar. Individu yang bertanggung jawab adalah individu yang dapat memenuhi tugas belajar dan memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, serta dapat memenuhi tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya dengan baik.
Tanggung jawab belajar, menurutLewis (2004:385) adalah kesediaan seseorang untuk mengerjakan tugas belajar dengan sebaik-baiknya dalam segala konsekuensi yang menyertainya. Orang yang bertanggung jawab memiliki keyakinan bahwa dirinya memiliki sesuatu yang berharga untuk diberikan kepada orang lain dan yakin bahwa orang lain mampu merasakan hal yang sama terhadap dirinya.
(29)
2. Aspek-aspek Tanggung Jawab
Secara lebih mendalam Josepshon, Peter, Dowd (2003:103) menjelaskan bahwa tanggung jawab mempunyai beberapa aspek yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Berani menanggung konsekuensi
Remaja yang bertanggungjawab adalah remaja yang berani menanggung resiko atas pilihannya, termasuk berani menghadapi akibat buruk jika ia tidak mampu menyelesaikan tugasnya atau melakukan perbuatan tertentu yang mempunyai resiko tidak enak baginya.
Ia tahu dan sadar bahwa hal baik maupun buruk pasti menyertai setiap tindakan dan pilihan yang diambilnya serta mau menanggung konsekuensi dari tindakan dan pilihannya. Clemen dan Bean (2001:89) menyebutkan bahwa remaja yang bertanggungjawab itu berani untuk mengakui kesalahan tanpa alasan yang dibuat-buat dan iapun mau menanggung konsekuensi dari perbuatannya.
b. Kontrol Diri
Kontrol diri berarti mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan diri dalam maupun dari luar diri sehingga dapat bertindak dengan benar, Borba (2008:95). Remaja yang bertanggungjawab memiliki kontrol diri yang kuat ia mampu mengatakan “tidak” pada hal-hal yang dapat
(30)
11
merugikan dirinya, dan melakukan hal yang benar. Sebagai contoh, ketika teman-temannya mengajak dirinya untuk pergi jalan-jalan dan nonton, ia mampu mengolah dirinya dan mau berkata tidak, karena ia lebih memilih mengerjakan tugas PR dan belajar untuk mempersiapkan pelajaran esok harinya. Selain itu, remaja yang bertanggung jawab mampu mengontrol tindakan dan emosinya disaat memiliki masalah dan mampu mengendalikan diri.
Contohnya, gagal mendapatkan nilai baik dalam ujian, tidak membuat dia lemah dan malas untuk belajar tetapi hal itu dapat memacunya agar lebih giat dalam belajar. Siswanto (1997:30) menyebutkan indikator remaja yang memiliki kontrol diri yaitu: ia dapat menguasai diri, yang berarti tidak ditaklukkan oleh perasaan-perasaan dan emosinya, berani bangkit ketika mengalami kegagalan.
c. Menentukan tujuan dan membuat perencanaan
Menentukan tujuan merupakan sebuah langkah penting yang harus kita buat sebelum kita melangkah, karena dengan menentukan tujuan lebih dahulu kita menjadi tahu kemana harus melangkah. Tujuan dapat membantu seseorang menentukan arah yang akan diambil, dan kita menjadi tahu hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan kita.
(31)
Setelah memiliki tujuan yang jelas langkah berikutnya ialah membuat perencanaan agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Perencanaan berarti mencari tahu sebelum waktunya, bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan efisien, Lewis (2004:338). Sebagai contoh seorang siswa diawal tahun sudah menentukan tujuannya untuk memperoleh nilai akhir ujian semester rata-rata 8. Tujuan untuk menentukan arah dan pilihan dalam tindakannya. d. Memilih sikap Positif
Remaja yang bertanggung jawab akan memilih sikap positif, seperti; antusias, jujur, murah hati, optimis, gigih, mau berusaha, dan kreatif daripada sikap negative seperti putus asa, mencari jalan pintas, pesimis, tidak jujur dan lain sebagainya. Sikap-sikap positif ini dapat mendukung perilaku-perilakunya yang bertanggungjawab.
e. Mandiri
Mandiri menjadi bagian dari sikap yang bertanggungjawab. Nuryoto (1993:51) mengartikan sikap mandiri sebagai kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha dan melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.
(32)
13
Ketika remaja berlatih untuk mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya maupun yang berkaitan dengan orang lain, hal ini akan menumbuhkan sikap rasa percaya diri sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat dan dapat mempertanggungjawabkan atas perbuatannya.
f. Melakukan kewajiban
Menjadi remaja yang bertanggungjawab berarti ia tahu apa yang menjadi kewajibannya dan melakukan kewajiban itu dengan sebaik-baiknya, sekalipun itu bukan tugas yang menyenangkan baginya. Ia akan tetap berusaha meskipun mengalami kesulitan, ia mempunyai komitmen untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
Menurut Elia (2008:1) remaja yang bertanggungjawab itu semestinya sudah memahami apa yang menjadi kewajiban sebagai seorang siswa dan ia tahu apa yang harus dilaksanakannya yaitu menggunakan sebagai besar waktunya untuk belajar, maka ia akan belajar sebaik-baiknya tanpa harus diminta dan diawasi oleh orang tua maupun gurunya. g. Mencapai hasil yang baik
Remaja yang bertanggungjawab itu tidak minimalis dan asal-asalan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Kesadaran akan tugas-tugasnya mampu mendorong dirinya
(33)
untuk menggunakan seluruh kemampuan yang ada dalam diri untuk mencapai hasil yang baik.
h. Bersikap proaktif
Proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggungjawab atas pilihan-pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai dan bukan berdasarkan suasana hati dan kondisi disekitar, Covey (2006:223). Remaja yang proaktif akan mengambil inisiatif untuk meningkatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Sikap proaktif ini mendorongnya untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya, ia tidak menunggu orang lain meminta untuk mengerjakannya.
i. Tekun
Tekun berarti rajin, bersungguh-sungguh, tetap berpegang teguh. Ketekunan akan sangat mendukung seorang remaja dalam menampakkan perilaku yang bertanggungjawab. Ketekunan membuat seseorang tidak mudah beralih ke hal-hal yang lebih menarik perhatiannya saat ia harus mengerjakan tugasnya, sehingga apa yang menjadi tugasnya dapat dikerjakan dengan baik.
Lewis (2004:35) mengemukakan ciri-ciri remaja yang tekun yaitu: ia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, ia tidak mudah meninggalkan pekerjaannya yang
(34)
15
belum selesai dan beralih ke hal-hal yang menarik perhatiannya.
j. Reflektif
Sikap reflektif sangat dibutuhkan untuk membantu seseorang bisa menunjukkan perilaku yang bertanggungjawab dalam kehidupan sehari-hari. Seorang remaja yang bertanggungjawab akan mencari waktu agar dapat melihat kembali apa yang sudah dilakukannya sehingga ia tidak mudah jatuh pada sikap suka menyalahkan keadaan atau orang lain.
Sebagai contoh, ketika gagal dalam menghadapi ujian seorang remaja yang reflektif akan berusaha menemukan nilai dari kegagalannya, bahwa ia kurang berusaha dalam belajar untuk menghadapi ujian itu. Maka ia harus lebih giat lagi dalam belajar agar mencapai hasil yang maksimal. Ia mampu belajar dan menemukan nilai dari apa yang didengar dan dilihatnya sampai pada akhirnya nilai itu mampu mengubah sikapnya. Bagi remaja yang reflektif nilai-nilai ditemukannya melalui peristiwa-peristiwa hidup, dapat menjadi titik tolak bagi diri untuk memperbaiki perilakunya sehingga ia dapat menunjukkan perilaku yang bertanggungjawab.
(35)
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa aspek-aspek pada tanggung jawab belajar yang menonjol ketika menjalankan PPL BK tahun 2014, peneliti hanya mengambil 6 aspek dari 10 aspek sesuai yang dilihat peneliti selama PPL, antara lain:
1. Mandiri
Setiap siswa yang memiliki tanggung jawab dalam belajar harus memiliki sikap yang mandiri. Nuryoto (1993:51) mengartikan sikap mandiri sebagai kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha dan melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang lain.
Ketika remaja berlatih untuk mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya maupun yang berkaitan dengan orang lain, hal ini akan menumbuhkan sikap rasa percaya diri sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat dan dapat mempertanggungjawabkan atas perbuatannya.
2. Tekun
Dalam menjalankan tugas belajar, siswa mampu mengerjakan tugas dengan tekun berarti rajin, bersungguh-sungguh, tetap berpegang teguh. Ketekunan akan sangat mendukung seorang remaja dalam
(36)
17
menampakkan perilaku yang bertanggungjawab. Ketekunan membuat seseorang tidak mudah beralih ke hal-hal yang lebih menarik perhatianya saat ia harus mengerjakan tugasnya, sehingga apa yang menjadi tugasnya dapat dikerjakan dengan baik.
Lewis (2004:35) mengemukakan ciri-ciri remaja yang tekun yaitu: ia bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, ia tidak mudah meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai dan beralih ke hal-hal yang menarik perhatiannya.
3. Sikap Positif
Remaja yang bertanggung jawab akan memilih sikap positif, seperti; antusias, jujur, murah hati, optimis, gigih, mau berusaha, dan kreatif daripada sikap negative seperti putus asa, mencari jalan pintas, pesimis, tidak jujur dan lain sebagainya. Sikap-sikap positif ini dapat mendukung perilaku-perilakunya yang bertanggungjawab.
4. Menentukan rencana atau prioritas utama dalam belajar Setiap siswa dapat menentukan tujuan merupakan sebuah langkah penting yang harus kita buat sebelum kita melangkah, karena dengan menentukan tujuan lebih dahulu kita menjadi tahu kemana harus melangkah.
(37)
Tujuan dapat membantu seseorang menentukan arah yang akan diambil, dan kita menjadi tahu hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan kita.
Setelah memiliki tujuan yang jelas langkah berikutnya ialah membuat perencanaan agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Perencanaan berarti mencari tahu sebelum waktunya, bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan efisien, Lewis (2004:338). Sebagai contoh seorang siswa diawal tahun sudah menentukan tujuannya untuk memperoleh nilai akhir ujian semester rata-rata 8. Tujuan untuk menentukan arah dan pilihan dalam tindakannya.
5. Bersikap Proaktif
Siswa yang bertanggungjawab dalam belajar harus memiliki sikap yang proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggungjawab atas pilihan-pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai dan bukan berdasarkan suasana hati dan kondisi disekitar, Covey (2006:223).
Remaja yang proaktif akan mengambil inisiatif untuk meningkatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Sikap proaktif ini mendorongnya untuk
(38)
19
melakukan apa yang menjadi tugasnya, ia tidak menunggu orang lain meminta untuk mengerjakannya. 6. Kontrol Diri
Dalam belajar siswa harus menjaga diri/kontrol diri berarti mengendalikan pikiran dan tindakan agar dapat menahan dorongan diri dalam maupun dari luar diri sehingga dapat bertindak dengan benar, Borba (2008:95). Remaja yang bertanggungjawab memiliki kontrol diri yang kuat ia mampu mengatakan “tidak” pada hal-hal yang dapat merugikan dirinya, dan melakukan hal yang benar.
Sebagai contoh, ketika teman-temannya mengajak dirinya untuk pergi jalan-jalan dan nonton, ia mampu mengolah dirinya dan mau berkata tidak, karena ia lebih memilih mengerjakan tugas PR dan belajar untuk mempersiapkan pelajaran esok harinya.
Selain itu, remaja yang bertanggung jawab mampu mengontrol tindakan dan emosinya disaat memiliki masalah dan mampu mengendalikan diri. Contohnya, gagal mendapatkan nilai baik dalam ujian, tidak membuat dia lemah dan malas untuk belajar tetapi hal itu dapat memacunya lebiah giat dalam belajar. Siswanto (1997:30) menyebutkan indikator remaja yang memiliki
(39)
kontrol diri yaitu: ia dapat menguasai diri, yang berarti tidak ditaklukkan oleh perasaan-perasaan dan emosinya, berani bangkit ketika mengalami kegagalan.
3. Jenis-jenis Tanggung Jawab dalam Belajar
Menurut Tirtorahardjo (2005:8) tanggung jawab berdasarkan wujudnya terdiri dari: (1) tanggung jawab kepada diri sendiri, (2) tanggung jawab kepada masyarakat, dan (3) tanggung jawab kepada Tuhan. Berikut penjelasan dari ketiga jenis tanggung jawab berdasarkan wujudnya:
Tanggung jawab kepada diri sendiri yaitu hakikat manusia sebagai makhluk individu yang mempunyai kepribadian yang utuh, dalam bertingkah laku, dalam menentukan perasaan, dalam menentukan keinginannya, dan dalam menuntut hak-haknya. Namun, sebagai individu yang baik maka harus berani menanggung tuntutan kata hati, misalnya dalam bentuk penyesalan yang mendalam.
Tanggung jawab kepada masyarakat yaitu hakikat manusia sebagai makhluk individu, manusia juga sebagai makhluk sosial yang berada di tengah-tengah masyarakat dan tidak mungkin untuk hidup sendiri. Oleh karena itu, manusia dalam berpikir, bertindak, berbicara dan segala aktivitasnya, manusia terikat oleh masyarakat, lingkungan dan negara. Maka dari itu segala tingkah laku ataupun perbuatannya harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Tanggung jawab kepada masyarakat juga menanggung tuntutan-tuntutan berupa sanksi-sanksi dan
(40)
21
norma-norma sosial, misalnya seperti cemoohan masyarakat, hukuman penjara, dan lain-lain.
Tanggung jawab kepada Tuhan yaitu manusia yang ada di alam semesta ini tidaklah muncul dengan sendirinya, namun ada yang menciptakan yaitu Tuhan YME. Makhluk ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepadanya dan juga menanggung tuntutan norma-norma agama serta melakukan kewajibannya kepada Tuhan YME. Berdasarkan penjelasan tentang jenis-jenis tanggung jawab tersebut, maka tanggung jawab belajar siswa termasuk dalam jenis tanggung jawab kepada diri sendiri. Artinya, siswa tersebut harus bisa menanggung kata hatinya untuk bersedia melakukan kewajibannya sebagai siswa yaitu belajar. Siswa tersebut harus bisa berkomitmen untuk membiasakan diri dalam belajar dengan baik dan disiplin dalam sekolah.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Tanggung Jawab Belajar pada Remaja
Sukmaningrum (2005:3) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tanggung jawab belajar perkembangan sosial remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai
(41)
lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikannorma pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup. Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya. Masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri, dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan kehidupan sosial remaja didorong oleh diri sendiri dan orientasi pada kepentingan seksual. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan tanggung jawab belajar pada remaja menurut Sukmaningrum dipengaruhi oleh beberapa
(42)
23
faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi.
1. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya, Musa (2006:2). Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan budaya anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga. 2. Kematangan anak bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan
psikis. Untuk mampu mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
3. Status sosial ekonomi kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang
(43)
utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
4. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa (nasional) dan
(44)
25
norma kehidupan antar bangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Kapasitas mental, emosi, dan intelegensi kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.
C. Bimbingan Belajar
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan yang diberikan kepada orang lain yang bermasalah dengan harapan orang tersebut dapat menerima keadaannya sehingga dapat mengatasi masalahnya dan mengadakan penyesuaian terhadap diri pribadi, lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat, untuk lebih jelasnya perhatikan uraian mengenai bimbingan dari beberapa ahli yang lebih mengarah kepada pelaksanaan bimbingan belajar di sekolah.
(45)
Menurut Yusuf dan Nurihsan (2005) tujuan dari bimbingan belajar adalah: 1. Agar siswa memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti
kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
2. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
3. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
4. Memiliki keterampilan menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas. 5. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
Menurut Winkel (2004:43) bentuk layanan bimbingan belajar dapat dilakukan dengan program bimbingan belajar yang terencana dan terorganisir dengan baik, meliputi:
1. Pemberian informasi kepada siswa baru di sekolah mengenai tujuan sekolah, isi kurikulum, penyesuaian diri di sekolah, cara-cara belajar dan struktur organisasi sekolah. Semua ini diusahakan dalam orientasi belajar siswa.
2. Memberikan informasi kepada siswa dan tuntunan dalam hal belajar dirumah dan membentuk kelompok-kelompok belajar.
(46)
27
3. Memberikan informasi tentang kemungkinan dan kesempatan untuk melanjutkan studi dan tuntutan-tuntutan apa yang harus dipenuhi supaya berhasil.
4. Mengumpulkan data mengenai bakat-bakat dan hasil belajar masing-masing siswa, agar siswa dapat ditolong untuk mengenal dirinya sendiri. Tanpa tersedianya data semacam ini, program bimbingan belajar tidak dapat terlaksana dengan baik.
5. Melakukan wawancara dengan siswa untuk membicarakan kesukaran-kesukaran dalam belajar, untuk membicarakan pilihan sekolah lanjutan, dan untuk membicarakan kegagalan yang disebabkan karena salah memilih jurusan. Jadi, bentuk layanan bimbingan belajar yang diberikan kepada siswa adalah segala informasi yang menunjang kegiatannya dalam hal belajar mulai dari pengenalan tentang sekolah, pengenalan bakat dan kemampuan diri dalam hal belajar sampai kepada kesulitan belajar yang akan dihadapi.
(47)
BAB III
METODE PENELITIAN
Padabab ini dipaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reabilitas kuesioner, dan teknik analisis produser pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskripsi dengan metode observasi dan survey. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi (Narbuko & Achmad, 2009:44). Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu (Azwar, 2012:7).
Menurut Whitney (1960:160), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Menurut Nazir (2005:54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antarfenomena yang diselidiki. Penelitian deskripsi dengan metode survey dirancang untuk memperoleh gambaran Tingkat Tanggung Jawab Belajar Siswa kelas VIII SMP Negeri 13 Yogyakarta dalam belajar tahun ajaran 2015/2016.
(48)
29
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VIII SMP 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016, terdapat 3 kelas yaitu VIII A, VIII C dan VIII D. Peneliti mengambil data dengan menggunakan uji penelitian. Berikut ini adalah jumlah siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta, antara lain:
Tabel 1.
Subjek Penelitian
Siswa Kelas VIII SMP 13 Tahun ajaran 2015/2016 Yogyakarta
Subjek kelas Jumlah Siswa
VIIIA 34
VIII C 30
VIII D 28
Total 92
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Kuesioner sering disebut sebagai angket di mana dalam kuesioner tersebut terdapat beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi dilapangan. Kuesioner yang digunakan sesuai dengan konsep dasar mengenai tanggung jawab belajar dan di adaptasi
(49)
menjadi lebih sederhana supaya para siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta lebih mudah memahami dan mengerti makna setiap pernyataannya.
Penyusunan butir-butir kuesioner bertolak dari aspek-aspek tanggung jawab belajar, antara lain: berani menanggung resiko, memiliki kontrol diri, menentukan tujuan dan membuat perencanaan, memilih sikap positif, mandiri, melakukan apa yang menjadi kewajiban, mencapai hasil yang baik, proaktif, tekun, dan reflektif.
Untuk program pelaksanaan penelitian, peneliti melaksanakan penelitian di sekolah SMP 13 Yogyakarta, tanggal terlaksana 18-19 juni 2016 pukul 08.00- 12.00 peneliti melakukan proses uji coba kuesioner. Setelah peneliti mendapatkan hasil uji coba yang disesuaikan dengan program SPSS versi 16.0, maka peneliti mendapat hasil validitas dan reliabilitas untuk menjadi pegangan dalam hasil penelitian selanjutnya.
(50)
31
Tabel 2.
Kisi-kisi Kuisioner Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
No Aspek Indikator Item
Fav
Item Unfav 1. Mandiri 1.1 Mampu mengatasi segala
hambatan dalam belajar 1.2 Memiliki inisiatif untuk
belajar
1,2 5,6,7
3,4 8,9,10 2. Tekun 2.1 Serius dalam mengerjakan
tugas
2.2 Mau bekerja keras dalam belajar
11,12 15,16
13,14 17,18 3. Sikap Positif 3.1 Jujur dalam mengerjakan
tugas
3.2 Mampu membantu teman yang kesulitan dalam belajar 3.3 Memiliki keyakinan dalam
mencapai nilai maksimal
19,20 23,24 27,28 21,22 25,26 29,30 4. Menentukan
rencana atau prioritas utama dalam belajar
4.1 Mampu menentukan prioritas dalam belajar
4.2 Membuat jadwal belajar secara rutin
4.3 Mampu mengutamakan belajar daripada bermain
31,32 35,36 39,40 33,34 37,38 41,42 5. Sikap Proaktif 5.1 Mampu memotivasi diri
dalam belajar
5.2 Mampu menyikapi masalah belajar dengan baik
43,44 47,48
45,46 49,50 6. Kontrol Diri 6.1 Mampu mengatakan “tidak”
dalam hal belajar yang dapat merugikan diri sendiri 6.3 Fokus terhadap tugas yang
dikerjakan
51,52
55,56
53,54
57,58
(51)
Kuesioner ini menggunakan alternatif jawaban yang mengacu pada prinsip-prinsip Skala Likert yang kemudian dimodifikasi untuk mengukur tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta. Item-item kuesioner terdiri atas dua pernyataan yaitu favorabel dan unfavorabel. Pernyataan favorabel isinya menunjukkan adanya tingkat tanggung jawab belajar sedangkan unfavorabel isinya tidak adanya tingkat tanggung jawab belajar, yang terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR), Tidak Pernah (TP). Penentuan skor untuk jawaban pada item adalah Selalu = 4, Sering = 3, Jarang = 2, dan Tidak Pernah = 1. Subjuk diminta memilih satu dari empat alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban.
Tabel 3.
Norma Skoring Inventori Tanggung Jawab Belajar
Alternatif Jawaban Skor Favorabel Skor Unfavorabel
Selalu 4 1
Sering 3 2
Jarang 2 3
(52)
33
Tabel 4.
Kisi-kisi Instrumen Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta
N O
ASPEK-ASPEK
INDIKATOR ITEM
FAVORABLE UNFAVORABLE
1. Mandiri 1. Mampu mengatasi
segala hambatan dalam belajar
1. Saya mampu mengerjakan PR yang sulit tanpa bantuan orang lain
2. Saya bisa mengunakan waktu belajar di rumah dengan baik
1. Saya mudah putus asa dalam mengerjakan soal ulangan yang diberikan guru
2. Saya menggunakan jam belajar hanya untuk sms teman
2. Memiliki inisiatif untuk belajar
1. Saya selalu meringkas pelajaran yang sudah diterangkan guru
2. Saya mengulang kembali pelajaran yang diberikan guru
3. Saya mampu meluangkan waktu lebih banyak untuk mempelajari pelajaran yang saya rasa lebih sulit
1. Saya tidak pernah mencicil tugas, ketika tugas datang bertubi-tubi
2. Saya kurang
memanfaatkan waktu belajar dengan baik 3. Saya mudah menyerah
jika tugas tidak terselesaikan dengan baik
2. Tekun 1. Serius dalam
mengerjakan tugas
1. Saya bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas 2. Saya rajin mengerjakan
tugas hingga selesai
1. Saya kurang teliti dalam mengerjakan tugas
2. Saya malas untuk
mengerjakan tugas melainkan mencontek tugas teman
2. Mau bekerja keras dalam belajar
1. Saya mampu belajar minimal 2 jam dalam sehari
2. Saya mengerjakan tugas meskipun sulit untuk dikerjakan
1. Saya cepat bosan dalam mengerjakan tugas
2. Saya menghindar ketika mendapatkan kesulitan dalam mengerjakan tugas
3. Sikap Positif
1. Jujur dalam mengerjakan tugas
1. Saya berani bertanya ketika saya belum jelas apa yang disampaikan oleh guru
2. Saya mengerjakan tugas tepat waktu
1. Saya menyontek saat ulangan
2. Saya sering meniru tugas dari teman
3. Mampu membantu teman yang kesulitan dalam belajar
1. Saya mampu membantu teman dalam mengerjakan tugas yang sulit
2. Saya membimbing teman yang kesulitan dalam masalah belajar
1. Saya tidak mampu
menanggapi teman ketika bertanya mengenai tugas
2. Saya tidak ada waktu dalam mengajarkan tugas kepada teman karena adanya keterbatasan waktu
3. Memiliki keyakinan dalam mencapai nilai maksimal
1. Saya optimis mendapatkan nilai ulangan lebih dari KKM 7,0
1. Saya mudah putus asa ketika hasil tidak sesuai dengan KKM 70
(53)
2. Saya merasa bangga ketika mendapatkan nilai sesuai KKM 70
2. Saya tersinggung ketika teman mendapatkan nilai sesuai KKM 70
4. Menentukan rencana atau prioritas utama dalam belajar 1. Mampu menentukan prioritas dalam belajar
1. Saya selalu mengulang materi pelajaran setiap hari 2. Saya mampu mendengarkan
guru disaat guru sedang menerangkan pelajaran
1. Saya malas untuk belajar meskipun tidak ada ulangan
2. Saya memprioritaskan bermain daripada tugas
3. Membuat jadwal belajar secara rutin
1. Saya selalu membuat agenda belajar setiap hari
2. Saya belajar tepat waktu sesuai jadwal
1. Saya tidak memanfaatkan waktu belajar dengan baik
2. Saya tidak memiliki inisiatif dalam belajar
3. Mampu
mengutamakan belajar daripada bermain
1. Saya tetap belajar meskipun teman
mengajak untuk bermain 2. Saya dapat belajar dengan
tenang ketika suasana hening daripada ramai
1. Saya tidak belajar melainkan bermain 2. Saya tidak pernah
mengerjakan tugas melainkan mencontek tugas teman
5. Sikap proaktif
1. Mampu memotivasi diri dalam belajar
2. Saya memiliki semangat untuk belajar dalam mencapai masa depan.
3. Saya mampu termotivasi agar hasil yang menurun menjadi meningkat
1. Saya kurang termotivasi dengan hasil belajar
2. Saya merasa enggan untuk membenahi diri
3. Mampu menyikapi masalah belajar dengan baik
1. Saya berani pulang telat ketika saya ingin bertemu dengan guru
2. Saya berani mengakui kesalahan ketika berbuat salah
1. Saya tidak
bertanggungjawab ketika mengcopy paste jawaban teman
2. Saya tidak belajar ketika mendapatkan kesempatan untuk ulangan kembali.
6 Kontrol Diri 1. Mampu
mengatakan “ tidak” dalam hal belajar yang dapat merugikan diri sendiri
1. Saya mampu menolak ajakan teman disaat jam pelajaran berlangsung
2. Saya mampu mengerjakan tugas tanpa meminta bantuan orang lain
1. Saya tidak menolak ajakan teman pergi kekantin pada saat jam pelajaran berlangsung
2. Saya tidak menyesali perbuatan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung 3. Fokus terhadap
tugas yang dikerjakan
1. Saya mampu
menyelesaikan tugas hingga selesai
2. Saya mampu fokus
terhadap tugas
walaupun kelas sangat ramai
1. Saya tidak bisa
mengerjakan tugas disaat kelas ramai
2. Saya kurang
memfokuskan diri ketika pelajaran berlangsung
(54)
35
D. Validitas Kuesioner dan Reabilitas Kuesioner 1. Validitas Kuesioner
Validitas dalam pengertian secara umum adalah ketepatan dan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya (Azwar, 2005:7). Masidijo menjelaskan bahwa validitas adalah taraf sampai dimana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara professional judgement (Azwar, 2004:45). Dalam penelitian ini instrumen penelitian dikonstruksi berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing). Kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur dan nomor butir (item) pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator. Kisi-kisi instrumen itu maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis (Sugiyono, 2010: 182).
Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara mengkorelasikan skor-skor setiap item yang digunakan terhadap skor-skor aspek melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product Momen. Selanjutnya diuji coba dan dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara tiap-tiap item dengan keseluruhan total item. Penghitungan korelasi item dengan total dilakukan dengan rumus product-moment dengan rumus sebagai berikut.
(55)
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Ket:
= Korelasi produk moment = Nilai setiap butir
= Nilai dari jumlah butir = Jumlah responden
Peneliti menggunakan hasil perhitungan validitas dalam skor item 0,275. Hasil perhitungan tersebut, item-item yang memiliki korelasi item total kurang dari 0,275 maka hasil tidak valid, jika lebih dari 0,275 maka hasil merupakan valid. Berdasarkan hasil data uji coba siswa kelas VIII B menghasilkan hasil data valid dan tidak valid dari beberapa pernyataan yang diisi oleh siswa. Hasil data valid dan tidak valid dapat diketahui pada tabel 5, dibawah ini:
(56)
37
Tabel 5.
Kisi-kisi Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
Hasil Uji Coba
N o
Aspek Indikator Item Fav Item Unfav Item Valid Item Tidak
Valid
1. Mandiri 1.3 Mampu mengatasi segala hambatan dalam belajar 1.4 Memiliki inisiatif
untuk belajar
1,2
5,6,7
3,4
8,9,10
1,2,3,4,9 5,6,7,8,10
2. Tekun 2.3 Serius dalam mengerjakan tugas 2.4 Mau bekerja keras
dalam belajar 11,12 15,16 13,14 17,18 13,14,15 16,18 11,12,17
3. Sikap Positif 3.4 Jujur dalam mengerjakan tugas 3.5 Mampu membantu
teman yang kesulitan dalam belajar
3.6 Memiliki keyakinan dalam mencapai nilai maksimal 19,20 23,24 27,28 21,22 25,26 29,30 20,23,24,27, 28 19,21,22, 25,26,29,30
4. Menentukan rencana atau prioritas utama dalam belajar
4.4 Mampu menentukan prioritas dalam belajar
4.5 Membuat jadwal belajar secara rutin 4.6 Mampu mengutamakan belajar daripada bermain 31,32 35,36 39,40 33,34 37,38 41,42 32,33,35, 36,38,39, 40 31,34,37, 41,42
5. Sikap Proaktif 5.1 Mampu memotivasi diri dalam belajar 5.2 Mampu menyikapi
masalah belajar dengan baik 43,44 47,48 45,46 49,50 44,45,47, 48,49,50 43,46
6. Kontrol Diri 6.1 Mampu mengatakan
“tidak” dalam hal belajar yang dapat merugikan diri sendiri
6.3 fokus terhadap tugas yang dikerjakan 51,52 55,56 53,54 57,58 52,54,55, 56 51,53,57, 58
(57)
Dari hasil valid dan tidak valid dapat disimpulkan bahwa 32 item merupakan data yang valid, sedangkan 26 item merupakan data tidak valid. Maka dari itu peneliti ingin merubah sedikit pernyataan tidak valid agar menjadi data yang valid bila dihitung dalam program SPSS. Data hasil yang diubah antaranya nomer 5,8,17,21,22,41,42,51, dan 53. Hasil dari data uji coba yang diubahakan digunakan sebagai kuesioner penelitian. Peneliti menggunakan kuesioner yang telah diperhitungkan dalam hasil validitas kuisioner uji coba. Peneliti mengubah pernyataan kuesioner dikarenakan pernyataannya susah dipahami oleh siswa, alasannya ketika peneliti melaksanakan proses uji coba penelitian, peneliti merasa beberapa siswa yang kurang jelas akan pernyataan kuesioner, maka dari itu peneliti ingin berubah pernyataan kuesioner supaya pernyataan lebih jelas dipahami oleh siswa. Kuesioner yang akan digunakan sebagai penelitian terdiri dari 41 item yang akan dihitung dalam program spss
versi 16.0.
2. Reliabilitas Kuesioner
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010:173). Penelitian ini menggunakan teknik koefisien
(58)
39
Cronbach dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows versi
16.0. Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai berikut:
α =
2[1-
]
Keterangan rumus :
S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2
Sx2 : varians skor skala
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209). Pada reliabilitas korelasi mengunakan data r= 0,785. Maka, hasil penelitian reliabilitas kuesioner tanggung jawab belajar termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi dengan skor 0,922.
Tabel 6. Kriteria Guilford
No Koefisien Korelasi Kualifikasi 1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 2 0,71 – 0,90 Tinggi
3 0,41 – 0,70 Cukup
4 0,21 – 0,40 Rendah
5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah
E. Teknik Analisis Data
1. Persiapan dan Pelaksanaan
a. Mempelajari buku-buku tentang tanggung jawab belajar
b. Menyusun instrumen tingkat tanggung jawab belajar dengan mengikuti beberapa langkah yaitu:
1) Menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian 2 S 2 S + 2 S x i x
(59)
2) Mendiskusikan alat angket pada dosen pembimbing
3) Menjabarkan variabel penelitian ke dalam aspek-aspek dan indikator-indikatornya
4) Menyusun item-item pernyataan sesuai dengan aspek dan indikator tanggung jawab belajar yang telah dibuat peneliti
5) Pengujian item kuesioner oleh dosen pembimbing
6) Bertemu dengan Kepala Sekolah dan guru BK SMP 13 Yogyakarta untuk meminta ijin mengadakan uji coba penelitian dan melaksanakan penelitian
7) Melaksanakan uji coba penelitian di SMP 13 Yogyakarta pada kelas VIII B
8) Setelah mendapatkan hasil data uji coba, peneliti mengukur dan menelaah data kuesioner untuk dijadikan data kuesioner penelitian supaya mendapatkan hasil penelitian yang riil
9) Pengumpulan data empirik terhadap validitas dan reliabilitas instrumen
Tahap Pengumpulan Data di SMP 13 Yogyakarta, peneliti melakukan tahap uji coba kuesioner tanggung jawab belajar tanggal 18-19 Juni 2016 sebelum acara buka puasa, tetapi pada proses uji coba peneliti melakukan penelitian dengan cara tidak efektif dikarenakan siswa tidak tentu hadir dalam acara buka bersama sehingga peneliti hanya mendapatkan 29 siswa dari 34 siswa, subjek uji coba kelas VIII B. Penelitian dilaksanakan pada tanggal
(60)
41
18-19 agustus 2016, subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII A, C, dan D SMP 13 Yogyakarta yang berjumlah 92 siswa.
2. Tahap Analisis Data
Sugiyono (2011:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
Berikut langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:
a. Menentukan skor pengolahan data
Penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku, selanjutnya memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS versi 16.0.
b. Menentukan kategori pada tingkat tanggung jawab belajar siswa
Pengkategorian tingkat tanggung jawab belajar siswa SMP 13 Yogyakarta disusun berdasarkan model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
(61)
berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2009). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.
Norma kategorisasi disusun berdasarkan pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009) yang mengelompokkan tingkat tanggung jawab belajar siswa SMP 13 Yogyakarta ke dalam lima kategori: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 7.
Norma Kategorisasi Tanggung Jawab Belajar Norma/Kriteria Skor Kategori
X≤ µ -1,5σ Sangat Rendah µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ Rendah µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ Sedang µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ Tinggi
µ +1,5 σ <X Sangat Tinggi Keterangan:
Skor maksimum teoritik : Skor tertinggi yang diperoleh subjek Penelitian berdasarkan perhitungan skala Skor minimum teoritik : Skor terendah yang diperoleh subjek Penelitian menurut perhitungan skala Standar deviasi (σ / sd) : Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
µ (mea[n teoritik) : Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum
c. Membuat tabulasi data dan menghitung skor total dari masing–masing item kuesioner dan skor rata–rata butir dengan menggunakan mirosoft office excel d. Menghitung uji koefisien validitas instrumen tingkat tanggung jawab belajar
siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson melalui program komputer SPSS 16,0
(62)
43
e. Menghitung koefisien realibilitas instrumen tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta dengan menggunakan teknik pendekatan koefisien Alpha Cronbach
f. Menentukan usulan topik-topik bimbingan belajar.
Usulan topik-topik bimbingan belajar disusun berdasarkan tanggung jawab belajar yang sesuai untuk siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
(63)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi uraian hasil penelitian dan pembahasan tentang jawaban dari pertanyaan pada rumusan masalah. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan pembahasan dan usulan topik-topik bimbingan.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tingkat Tanggung Jawab Belajar
Kategorisasi skor subjek penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memetakan tinggi rendahnya tanggung jawab belajar subjek penelitian. Norma kategorisasinya adalah sebagai berikut :
X maksimum teoritik : 4 x 41 = 164 X minimum teoritik : 1 x 41 = 41 Luas jarak : 164 – 41 = 123
Standar Deviasi (σ/sd) : 123 : 6 = 20,5 dibulatkan menjadi 21 Mean teoritik (µ) : ( 164+41):2= 102,5 dibulatkan menjadi 105
Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 adalah seperti yang disajikan pada tabel 8.
(64)
45
Tabel 8
Tingkat Tanggung Jawab pada Belajar Siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2015/2016 Norma/Kriteria
Skor
Skor Jumlah Subyek
% Kategori
µ + 1,5 σ < X >138 8 9% Sangat Tinggi
µ + 0,5 σ < X ≤ µ
+ 1,5 σ 137– 117 37 40% Tinggi
µ - 0,5 σ < X ≤ µ +
0,5 σ 116 – 96 37 40% Sedang
µ - 1,5 σ < X ≤ µ -
0,5 σ 95 – 75 10 11% Rendah
X ≤ µ - 1,5 σ ≤ 74 - - Sangat Rendah
Kategorisasi tanggung jawab belajar jika digambarkan dalam diagram dapat dilihat dibawah ini :
Tabel dan gambar diagram menerangkan bahwa:
a. Ada 8 siswa (9%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang sangat tinggi. Artinya yaitu, bahwa 8 siswa (9%) sudah memiliki tanggung jawab dalam belajar yang sangat baik.
9%
40% 40%
11%
Kategorisasi Tingkat Tanggung Jawab Belajar
(65)
b. Ada 37 siswa (40%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang tinggi. Artinya yaitu, bahwa 37 siswa (40%) sudah memiliki tanggung jawab belajar yang baik.
c. Ada 37 siswa (40%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang sedang. Artinya yaitu, bahwa 37 siswa (40 %) yang cukup baik dalam tanggung jawab belajar.
d. Ada 10 siswa (11%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang rendah. Artinya yaitu, bahwa 10 Siswa yang memiliki tanggung jawab belajar rendah.
e. Tidak ada siswa (0 %) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang sangat rendah. Artinya yaitu, bahwa tidak ada siswa yang sangat kurang tanggung jawab dalam belajarnya.
2. Analisis Capaian Item Tingkat Tanggung Jawab Belajar
Kategorisasi item kuesioner penelitian dilakukan berdasarkan penghitungan (dengan jumlah subjek 92) sebagai berikut :
X maksimum teoritik : 4 x 92 = 368 X minimum teoritik : 1 x 92 = 92 Luas jarak : 368 – 92 = 276 Standar deviasi (σ/sd) : 276 : 6 = 46 Mean teoritik (µ) : (368+92) : 2 = 230
(66)
47
Setelah dilakukan perhitungan, diketahui bahwa tingkat tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016 adalah seperti disajikan pada tabel 9.
Tabel 9.
Penggolongan Item Tingkat Tanggung Jawab Siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan Tinggi Rendahnya Skor
Norma/Kriteria Skor
Skor Jumlah Item
% Kategori Nomor Item
µ + 1,5 σ < X >300 4 10% Sangat Tinggi
4,15,30,34 µ + 0,5 σ < X ≤
µ + 1,5 σ 299-254
19 47% Tinggi 3,6,7,9,13,16 19,20,21,22,25 27,28,29,31,33 35,38,40 µ - 0,5 σ < X ≤ µ
+ 0,5 σ 253-208
18 44% Sedang 1,2,5,8,10, 11,12,14,17 18,23,24,26,32 36,37,39,41 µ - 1,5 σ < X ≤ µ
- 0,5 σ
207-162
- - Rendah -
X ≤ µ - 1,5 σ ≤ 161
- - Sangat
Rendah
-
Dari tabel 9 tampak bahwa item-item tanggung jawab belajar siswa kelas VIII SMP 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 sebagai berikut:
a. Terdapat 4 item atau (10%) skor item yang menunjukkan tanggung jawab belajarnya sangat tinggi.
b. Terdapat 19 item atau (47%) skor item yang menunjukkan tanggung jawab belajarnya tinggi.
c. Terdapat 18 item atau (44%) skor item yang menunjukkan tanggung jawab belajarnya sedang.
(67)
Item-item yang menunjukkan bahwa tanggung jawab belajar siswa termasuk golongan sedangakandiambil menurut skor yang sedang. Item yang tergolong sedangkan digunakan sebagai dasar pembuatan usulan topik-topik bimbingan belajar. Hasil skor akan disajikan pada tabel 10.
10%
47% 44%
Tingkat Tanggung Jawab Belajar
(68)
49
Tabel 10.
Hasil Temuan Capai Skor Item-item Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas VIII SMP 13 Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang Tergolong
Kategori Sedang
Aspek Indikator Nomor Item Skor
Mandiri Mampu mengatasi segala hambatan dalam belajar
1 213
Mandiri Mampu mengatasi segala hambatan dalam belajar
2 237
Mandiri Memiliki inisiatif untuk belajar
5 223
Mandiri Memiliki inisiatif untuk belajar
8 242
Mandiri Memiliki inisiatif untuk belajar
10 218
Tekun Serius dalam mengerjakan tugas
11 244
Tekun Serius dalam mengerjakan tugas
12 251
Tekun Serius dalam mengerjakan tugas
14 242
Tekun Mau bekerja keras dalam belajar
17 220
Tekun Mau bekerja keras dalam belajar
18 219
Sikap positif Mampu membantu teman yang kesulitan dalam belajar
23 213
Sikap positif Mampu membantu teman yang kesulitan dalam belajar
24 224
Sikap positif Mampu membantu teman yang kesulitan dalam belajar
26 228
Menentukan
rencana atau prioritas utama dalam belajar
Mampu menentukan prioritas dalam belajar
(69)
Menentukan
rencana atau prioritas utama dalam belajar
Membuat jadwal belajar secara rutin
36 246
Menentukan
rencana atau prioritas utama dalam belajar
Membuat jadwal belajar secara rutin
37 219
Menentukan
rencana atau prioritas dalam belajar
Mampu mengutamakan belajar daripada bermain
39 253
Menentukan
rencana atau prioritas dalam belajar
Mampu mengutamakan belajar daripada bermain
(70)
51
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tingkat Tanggung Jawab Belajar
Pada umumnya tugas sebagai siswa ialah belajar. Siswa yang bertanggungjawab dalam belajar akan menghasilkan nilai yang baik, baik dari segi mata pelajaran maupun tingkah laku di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat tanggung jawab pada belajar siswa SMP 13 Yogyakarta terdapat 8 siswa (9%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang sangat tinggi, 37 siswa (40%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang tinggi, 37 siswa (40%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang sedang,10 siswa (11%) yang memiliki tingkat tanggung jawab belajar yang rendah. Jika di totalkan maka jumlah siswa yang memiliki tanggung jawab sangat tinggi hanya 9 % dari 100%, maka dari itu siswa mampu memiliki tanggung jawab yang besar dalam segi belajar.
Siswa yang memiliki prosentase 9 % masuk dalam kategori siswa yang memiliki tanggung jawab belajar sangat tinggi, dimana siswa yang memiliki tanggung jawab sangat tinggi mampu melaksanakan tugas belajar dengan baik serta mampu meningkatkan nilai-nilai mata pelajaran. Siswa yang memiliki prosentase 40 % masuk dalam kategori tinggi dan sedang dimana siswa memiliki tanggung jawab belajar yang mampu meningkatkan dirinya untuk lebih menggunakan waktu belajar dengan baik dan bersemangat dalam belajar. Sedangkan siswa yang memiliki prosentase 11 % masuk dalam kategori rendah, dimana siswa yang
(71)
memiliki tanggung jawab belajar rendah agar mampu belajar lebih serius supaya mendapatkan hasil yang memuaskan dan mampu menjadi lebih baik dalam belajar. Karakter siswa sangatlah berbeda, maka dari itu setiap siswa diharuskan memiliki tanggung jawab yang besar terlebih dalam hal belajar sebagai pelajar yang ada disekolah.
Menurut Sukmaningrum (2005:3) Faktor-faktor yang mempengaruhi tanggung jawab pada belajar yaitu:
1. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya, Musa (2006:2). Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, keluarga merupakan salah satu contoh yang mendasari perilaku setiap baik atau buruknya. Keluarga mampu memberikan arahan yang baik demi masa depan anaknya.
2. Kematangan anak bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis adalah mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Menurut observasi peneliti, kematangan sosial setiap siswa dipengaruhi oleh kematangan fisik dan psikis, dikarenakan setiap perubahan fisik dan psikis sangat
(1)
96
(2)
(3)
98
(4)
(5)
100
LAMPIRAN 10
HASIL RELIABILITAS
PENELITIAN
(6)
Hasil Penelitian
Reliability
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 92 100.0 Excludeda 0 .0 Total 92 100.0
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized
Items N of Items .919 .922 41