Relevansi pendekatan contextual teaching and learning dalam pembelajaran pendidikan agama katolik sekolah menengah atas terhadap pengembangan kecakapan emosional siswa - USD Repository

  

RELEVANSI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

SEKOLAH MENENGAH ATAS

TERHADAP PENGEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Yuliana Anggorowati NIM: 061124021

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

  iv

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tua dan kedua kakakku tercinta

  

MOTTO

  “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenalilah hatiku, Ujilah aku dan kenallah segala pikiran-pikiranku.”

  (Mzm. 139:23) “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!”

  (1 Kor 9:24) “Rencana berhasil oleh pertimbangan; sebab itu, janganlah berjuang tanpa membuat rencana yang matang.”

  (Amz 20:18) Biarkan diri anda berubah dan tumbuh, betapapun hal itu tidak nyaman anda rasakan. (Sally-Ann Lipson) v

  

ABSTRAK

  Judul skripsi RELEVANSI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING

  

AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

KATOLIK SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP PENGEMBANGAN

KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA dipilih berdasarkan pada pemahaman

  penulis bahwa kecakapan emosi dalam kehidupan kita sangatlah penting. Begitu pula halnya bagi siswa SMA yang digolongkan ke dalam usia remaja, kecakapan emosi juga sangat penting. Pentingnya kecakapan emosi bagi siswa SMA berkaitan erat dengan penerimaan diri, penghargaan terhadap orang lain dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas. Kecakapan emosional siswa SMA yang sangat penting dalam hidup sehari-hari itu perlu dikembangkan. Pengembangan kecakapan emosi bagi siswa dapat diupayakan secara eksternal maupun secara internal. Upaya secara eksternal salah satunya dapat diwujudkan melalui jalur pendidikan pada umumnya dan Pendidikan Agama Katolik pada khususnya.

  Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah menemukan dan menggali alasan- alasan yang mendasar mengenai mengapa pembelajaran PAK SMA berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa dan bagaimana pendekatan Contextual Teaching

  and Learning

  (CTL) dapat diterapkan agar relevan untuk mengembangkan kecakapan emosional siswa. Permasalahan pokok ini didalami oleh penulis melalui sumber-sumber pustaka yang mendukung baik mengenai kecakapan emosional remaja dan pengembangannya, pembelajaran PAK SMA, maupun pendekatan CTL sehingga penulis terbantu dalam menemukan pemikiran-pemikiran untuk direfleksikan. Penulis juga terbantu dalam memahami PAK SMA yang utuh yang dapat membantu siswa mengembangkan kecakapan emosinya.

  Dari penelusuran studi pustaka, penulis menemukan pandangan pokok mengenai kecakapan emosional siswa dan pengembangannya, pembelajaran PAK SMA yang berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa, dan pendekatan CTL. Sejalan dengan pemikiran Goleman bahwa siswa SMA yang memiliki kecakapan emosional dapat menerima dirinya, dapat berelasi dengan orang lain, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Pembelajaran PAK SMA dalam kurikulum sekarang yang berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa dapat membantu siswa mengembangkan kecakapan emosinya. Melalui pendekatan

  Contextual Teaching and Learning

  (yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang mengasyikkan, bermakna dan bersifat holistik) sangat relevan bila diterapkan dalam rangka mengembangkan kompetensi siswa (termasuk juga mengembangkan kecakapan emosi). Penerapan pendekatan CTL dalam rangka mengembangkan kecakapan emosional dapat dilakukan melalui Pembelajaran PAK SMA. Pendekatan CTL jika diterapkan menuntut kita untuk mempelajarinya, tidak cukup untuk dipahami saja tetapi juga benar-benar diterapkan. Oleh karena itu penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran PAK SMA dalam rangka mengembangkan kecakapan emosional siswa secara lengkap dapat dilihat pada contoh pembelajaran yang dirumuskan oleh penulis. viii

  

ABSTRACT

  The title of this thesis RELEVANCE OF CONTEXTUAL TEACHING AND

  

LEARNING APPROACH OF CATHOLIC RELIGION EDUCATION LEARNING IN

SENIOR HIGH SCHOOL towards the Development of Students’ Emotional

  Competence was selected based on the author’s comprehension that emotional competence in our life is very important. It is as important as to the students in Senior High School who are classified into adolescence age, emotional competence. The importance of emotional competence of the students in Senior High School is closely related to the self-acceptance, respecting other persons and responsibility in conducting any task. The emotional competence of students of Senior High School is very important in daily life and needs improving. The improving of emotional competence of the students can be strived either externally or internally. One of the external effort can be manifested through educational line in generall and Catholic Religion Education in particularly.

  The main problem in this thesis was to find and explore the underlying reasons concerning why Catholic Religion Education Learning in Senior High School orients to the development of students’ competence and how Contextual Teaching and Learning (CTL) approach can be implemented in order that it can be relevant to develop students’ emotional competence. This main problem is analyzed by the author through the supporting literature sources, either concern to emotional competence of adolescence and its development, the learning of Catholic Religion Education Learning in Senior High School, or CTL approach. Thus the author feels helping in find out the considerations to reflect. The author is also helped in comprehending. Catholic Religion Education Learning in Senior High School thoroughly of which can help the students to develop their emotional competence.

  By exploring relevant literatures, the author found the primary opinion concerning on emotional competence of students and its development, Catholic Religion Education Learning in Senior High School that orients to the development of students’ competence development, and CTL approach. In line with the Goleman’s opinion that students in Senior High School that have emotional competence in accepting themselves, can have relation with other persons, and are responsible for conducting their task. Catholic Religion Education Learning in Senior High School in the contemporary curriculum that orients to the development of students’ competence can help the students to develop their emotional competence.

  

Contextual Teaching and Learning approach (i.e. a learning approach that involves,

meaningful and holistic) is very relevant to implement in order to develop the students’

competence (includes to develop emotional competence). The implementation of CTL

approach in to develop emotional competence can be conducted through Catholic Religion

Education Learning in Senior High School. In the case CTL approach has been implemented,

it requires us to learn. It is insufficiently merely to comprehend what has been actually

implemented. Thus the implementation of CTL approach in Catholic Religion Education

Learning in Senior High School to develop students’ emotional competence in detail can be

seen in the learning sample had been formulated by the author.

  ix

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa karena berkat kemurahan- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul RELEVANSI

PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SEKOLAH MENENGAH ATAS TERHADAP PENGEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA.

  Dalam rangka penyusunan skripsi ini, penulis menemui dan mengalami berbagai hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan dorongan serta bantuan moril maupun spiritual dari banyak pihak khususnya Dosen Pembimbing, teman-teman seangkatan dan orang tua maka terselesaikanlah skripsi ini.

  Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.

  Bapak Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan dan kritikan-kritikan sehingga penulis dapat lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

  2. Bapak Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku Dosen penguji yang selalu mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. sebagai dosen wali yang senantiasa mendampingi serta mendorong penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. x

  4. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini.

  5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

  6. Sahabat-sahabat mahasiswa khususnya angkatan 2006 yang turut berperan dalam menempa pribadi dan memurnikan motivasi penulis menjadi pewarta kabar gembira zaman yang penuh tantangan ini.

  7. Kedua orang tua (Bapak Antonius Dalwan Dirjo Pranoto dan Ibu Christina Sulastri), kakak-kakakku (Yustina Hari Purwanti dan Margaretha Dwi Rina Wulandari) dan keponakanku (Gabriel Ayota Wicaksono) yang memberikan semangat dan dukungan moral, material dan spiritual selama penulis menempuh studi di Yogyakarta. Terima kasih telah menjadi kekuatanku dan menjadi motivasi aku untuk berhasil dan terus maju, menjadikan aku tetap tegar dan tabah menjalani hidup ini.

  8. Sahabat-sahabatku (Nia, Tiwi, Mba Ratri, Wibi, Wukir, Ratri Wonosari, Nunung Purworejo, Astri Oktaviani, Dwi Ies); teman-teman kost ASTRI PERMITA tercinta (Didi, Arum, Lesi, Anna, Yuli, Mba Desy, Rini) thanks untuk petuah- petuahnya dan pengalamannya; thanks untuk persahabatan yang indah, bersama kalian aku bisa memperkembangkan diri, terima kasih telah menjadi bagian hidupku dan menjadi teman berbagi yang baik. xi

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang selama ini dengan tulus telah memberikan bantuan hingga selesainya skripsi ini.

  Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang mengupayakan kecakapan emosional remaja melalui pembelajaran PAK SMA.

  Yogyakarta, 26 Februari 2011 Penulis

  Yuliana Anggorowati xii

  DAFTAR ISI Halaman JUDUL.................................................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... ii PENGESAHAN.................................................................................................... iii PERSEMBAHAN................................................................................................. iv MOTTO................................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………………............... vii ABSTRAK............................................................................................................ viii ABSTRACT.......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR.......................................................................................... x DAFTAR ISI......................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN……………………………………………….............. xx

  BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1 A.

Latar Belakang Penulisan Skripsi.......................................................... 1

B.

Rumusan Permasalahan.......................................................................... 6

C.

Tujuan Penulisan...................................................................................... 6

D.

Manfaat Penulisan.................................................................................... 7

E.

Metode Penulisan...................................................................................... 8

F.

Sistematika Penulisan............................................................................... 9

BAB II.KECAKAPAN EMOSIONAL REMAJA DAN PENGEMBANGANNYA........................................................................ 11 A.

Remaja dan perkembangannya............................................................... 11

1. Pengertian Remaja.............................................................................. 12 2. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan.............................................. 14 3. Perubahan dan Perkembangan yang Terjadi dalam Masa

  xiii

  Remaja................................................................................................. 15 a. Fisik................................................................................................ 16 b. Intelek............................................................................................. 16 c. Emosi.............................................................................................. 17 d.

  18 Sosial..............................................................................................

  e. Moral.............................................................................................. 18 f. Iman................................................................................................ 19 4. Tugas Perkembangan Masa Remaja................................................. 20 a. Tahap Remaja Awal...................................................................... 22 b. Tahap Remaja Madya................................................................... 22 c. Tahap Remaja Akhir..................................................................... 22 B.

  

Kecakapan Emosional dalam Diri Remaja............................................. 23

1.

   Pengertian Kecerdasan Emosional Remaja...................................... 24 2. Pengertian Kecakapan Emosional .................................................... 25 3. Pentingnya Kecakapan Emosional dalam Kehidupan Remaja...... 27 a. Penerimaan Diri............................................................................ 27 b. Hubungan dengan Orang Lain.................................................... 29 c. Tanggung Jawab Tugas................................................................ 29 4. Permasalahan yang Dihadapi Remaja Berkenaan dengan

Perkembangan Emosi.........................................................................

  30 a. Permasalahan Internal................................................................. 30 b. Permasalahan Eksternal............................................................... 31 5. Faktor Internal dan Faktor Eksternal Penyebab Terjadinya Permasalahan pada Remaja yang Berkaitan dengan Perkembangan Emosinya..................................................................

  32 a. Faktor Internal.............................................................................. 32 b. Faktor Ekternal............................................................................. 34 C.

  

Usaha untuk Mengembangkan Kecakapan Emosional Remaja........... 36

1.

   Usaha Memperkembangkan Kecakapan Emosional Remaja Secara Internal..................................................................................... 36

  xiv

  a.

  37 Mengenali Perasaan Sendiri........................................................

  b. Menghargai Emosi........................................................................ 37 c. Penataan Emosi............................................................................. 38 d. Memahami Emosi Orang Lain.................................................... 38 e. Berefleksi/Berkomunikasi dengan Jiwa...................................... 39 2. Usaha Memperkembangkan Kecakapan Emosional Remaja secara Eksternal...............................................................................................

  40 a. Peranan Teman Sebaya................................................................. 40 b. Peranan Orang Tua....................................................................... 41 c. Peranan Guru................................................................................. 42

  BAB III. PAK SMA DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI...................... 44 A. Latar Belakang PAK SMA yang Berorientasi pada PengembanganKompetensi....................................................................... 45 1. Paradigma Sekarang tentang Pengembangan Kompetensi Siswa... 46 a. Kecerdasan Verbal/Bahasa........................................................... 46 b. Kecerdasan Matematis Logis........................................................ 47 c. Kecerdasan Ruang/Visual.............................................................. 47 d. Kecerdasan Kinestetik/Badani...................................................... 47 e. Kecerdasan Musikal....................................................................... 48 f. Kecerdasan Interpersonal.............................................................. 49 g. Kecerdasan Intrapersonal............................................................. 49 h. Kecerdasan Lingkungan............................................................... 49 i. Kecerdasan Eksistensial................................................................ 50 j. Kecerdasan Spiritual..................................................................... 50 2. Paradigma baru tentang Pengembangan Kompetensi Siswa...................................................................................................... 51 3. Empat Pilar Pendidikan sebagai Dasar Kurikulum PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kompetensi....................... 54 a. Learning to Know........................................................................... 54 b. Learning to Do................................................................................ 55

  xv

  xvi c.

   Learning to Be..............................................................................

  55 d. Learning to Live Together............................................................

  56 B. Tujuan dan Materi PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kompetensi Siswa..........................................................

  57 1. Tujuan PAK SMA............................................................................... 58 2. Materi PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kompetensi Siswa................................................................................ 60 C. Pembelajaran PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Emosional Siswa.................................................................... 65 1. Unsur-Unsur Pokok Pembelajaran PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kompetensi Siswa..................... 65 a. Pengalaman Hidup........................................................................ 66 b. Pengalaman Iman.......................................................................... 67 c. Komunikasi Iman dengan Kitab Suci dan Tradisi Kristiani.... 68 d. Penyadaran Arah Keterlibatan Baru........................................... 69 2. Pendekatan Pembelajaran PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan Emosional Siswa.......................... 70 3. Peran Guru dan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran

PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kecakapan

Emosional Siswa....................................................................................

  72 a. Peran Guru...................................................................................... 73 b. Keterlibatan Siswa.......................................................................... 76 D. PAK sebagai Ruang untuk Mengembangkan Kecakapan Emosi Siswa................................................................................................. 77 1. Segi Kurikulum..................................................................................... 78 2. Segi Guru PAK...................................................................................... 80 3. Segi Siswa............................................................................................... 81 4. Segi Proses Pembelajaran PAK SMA................................................. 82

  BAB IV. PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING DAN RELEVANSINYA BAGI PROSES PEMBELAJARAN PAK SMA................................................................................................ 85 A.

Pendekatan CTL : Latar Belakang dan Pengertian............................... 86

  xvii 1.

   Latar Belakang Munculnya Pendekatan CTL............................... 86 2. Pengertian Pendekatan CTL............................................................ 89 B. Komponen Pendekatan CTL.................................................................. 91 1. Constructivism....................................................................................

  91 2. Questioning.........................................................................................

  92 3. Inquiry.................................................................................................

  93 4. Learning Community.........................................................................

  95 5. Modelling............................................................................................

  96 6. Reflection............................................................................................

  96 7. Authentic Assesment..........................................................................

  97 C. Langkah-Langkah Pembelajaran PAK dengan Pendekatan CTL..... 98 1. Merencanakan Pengajaran............................................................... 99 a. Menyusun Karakteristik dan Kemampuan Awal Siswa.......... 99 b. Menyusun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar......... 100 c. Menyusun Bahan Pelajaran........................................................ 100 2. Melaksanakan Proses Belajar Mengajar......................................... 101 a. Kegiatan Membuka Pelajaran................................................... 101 b. Menggunakan Metode Mengajar............................................... 102 c. Pengelolaan Kelas........................................................................ 102 d. Interaksi Belajar Mengajar........................................................ 102 e. Menutup Pelajaran...................................................................... 102 3. Mengevaluasi...................................................................................... 103 a. Portofolio....................................................................................... 104 b. Proyek........................................................................................... 104 c. Pertunjukan.................................................................................. 105 d. Tanggapan Tertulis Lengkap...................................................... 105 D. Relevansi Pendekatan CTL bagi Pembelajaran PAK SMA yang Berorientasi pada Pengembangan Kompetensi Siswa......................................................................................................... 105

  1. Visi Bagi tentang Pembelajaran PAK.............................................. 107 2. Dengan Pendekatan CTL Pembelajaran PAK SMA Menjadi Lebih Mengasyikkan........................................................................ 109 3. Dengan Pendekatan CTL Pembelajaran PAK SMA Menjadi Lebih Bermakna............................................................................... 111

  BAB V. USULAN UPAYA PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SEKOLAH MENENGAH ATAS DEMI MENGEMBANGKAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA...... 114 A. Alasan Penerapan Pendekatan CTL sebagai Pendekatan yang Cocok Diterapkan dalam Pembelajaran PAK SMA demi Mengembangkan Kecakapan Emosional Siswa................ 115 1. Visi Pendekatan CTL bagi Pembelajaran PAK SMA........................................................................................... 115 a. Sifat Pendekatan CTL yang Holistik......................................... 116 b. Prioritas Pengembangan Kemampuan Siswa........................... 117 c. Pendekatan CTL Menjadikan Pembelajaran Lebih Mengasyikkan dan Bermakna.................................................... 120 2. Komponen Pendekatan CTL bagi Pembelajaran PAK SMA........................................................................................... 122 3. Langkah-Langkah Khas Pendekatan CTL..................................... 124 B. Langkah-Langkah Khas Penerapan Pendekatan CTL dalam Pembelajaran PAK SMA dalam Rangka Mengembangkan Kecakapan EmosiSiswa........................................................................... 124 1. Menerapkan Visi................................................................................ 124 2. Menerapkan Komponen Pendekatan CTL..................................... 125 3. Menerapkan Langkah-Langkah Pendekatan CTL pada Pembelajaran PAK SMA.................................................................. 127 a. Merencanakan Pembelajaran..................................................... 127 b. Melaksanakan Proses Belajar Mengajar................................... 130 c. Mengevaluasi................................................................................ 138 C. Suatu Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PAK SMA dengan Pendekatan CTL sebagai Upaya Mengembangkan

  xviii

  xix

  Kecakapan Emosional Siswa................................................................... 139

  

BAB VI. PENUTUP.............................................................................................. 149

A. Kesimpulan................................................................................................ 149 B. Saran......................................................................................................... 150

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 152

   DAFTAR SINGKATAN A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

  Baru dan Kitab Suci Perjanjian Lama : dengan pengantar dan catatan singkat.

  (Diterima dan diakui oleh Konferensi Waligereja Indonesia). Lembaga Alkitab Indonesia: Jakarta 2006.

B. Singkatan Lain

  AIDS : Aquired Immune Deficiency Syndrome : kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh

  Contextual Teaching and Learning

  CTL : DEPDIKNAS : Departemen Pendidikan Nasional Dsb : dan sebagainya HIV : Human Immunodeficiency Virus: virus yang secara pelan pelan mengurangi kekebalan tubuh manusia

  Intelligence Quotient

  IQ : , tingkat kecerdasan KBM : Kegiatan Belajar Mengajar KD : Kompetensi Dasar KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KWI : Konferensi Waligereja Indonesia NARKOBA : Narkotika dan Obat-Obatan Berbahaya PAK : Pendidikan Agama Katolik xx xxi PWI : Panitia Waligereja Indonesia RPP : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SK : Standar Kompetensi SMA : Sekolah Menengah Atas UNESCO : United Nations Educational Scientific and Cultural

  Organization, persatuan organisasi pendidikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan negara-negara di dunia WHO :

  World Health Organization

  : organisasi kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Kecakapan emosi sangat penting dalam kehidupan kita. Goleman

  (1998:431) menyatakan kecakapan emosi sangatlah penting bagi seseorang dalam pengendalian diri yang lebih baik, penyelesaian konflik secara lebih efektif, dan lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Emosi menjadi daya penggerak tingkah laku. Bisa dibayangkan apabila di dunia ini orang yang mengalami persoalan hidup yang beraneka ragam membiarkan emosinya menjadi tidak terkontrol, tentu akan memperparah keadaan atau menambah persoalan hidup yang baru. Hal tersebut bahkan dapat mempengaruhi seseorang dalam menjalankan tugasnya.

  Apabila seseorang tidak memiliki kecakapan emosi, tingkah lakunya akan menjadi kurang baik. Ekman (2008:186) mengemukakan salah satu bentuk emosi yang paling berbahaya adalah kemarahan. Kemarahan mencakup banyak hal berbeda yang berkaitan mulai dari yang halus hingga amukan, misalnya saja karena rasa sakit hati bisa menimbulkan dendam. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk mengolah emosi secara cakap. Pengolahan emosi secara cakap dapat memberikan kegunaan baik bagi kita sendiri maupun dalam berelasi dengan orang lain serta membantu kita bertanggung jawab dalam bertindak dan menjalankan tugas.

  Demikian pula halnya dalam kehidupan siswa SMA, kecakapan emosi kebanyakan orang dipandang dalam usia yang rawan. Mengapa hal ini dapat dikatakan demikian? Beragam masalah dialami oleh remaja. Permasalahan yang dialami oleh remaja dapat membuat mereka terus berkembang ketika mereka mampu mengatasinya, namun dapat pula membuat mereka frustasi dan akhirnya tidak berkembang sebagaimana mestinya. Gunarsa (1987:87) menegaskan permasalahan yang mereka hadapi dalam usia remaja dapat ditimbulkan oleh emosionalitas remaja sendiri. Remaja belum mampu menata emosinya, sehingga mengalami kesulitan bergaul dan mengatasi permasalahan hidupnya.

  Seringkali remaja kurang memiliki keyakinan bahwa masalahnya dapat diselesaikan dengan baik. Remaja menjadi frustasi kemudian nekad melakukan hal-hal yang tidak pernah diinginkan oleh orang-orang pada umumnya. Mereka tidak memilih untuk membicarakan permasalahan hidupnya dengan orang-orang yang dipercayainya. Kebanyakan dari mereka kurang memiliki rasa percaya kepada orang-orang di sekitarnya untuk membantu menyelesaikan permasalahan hidupnya, misalnya saja dengan menceritakan segala permasalahan hidupnya kepada orang yang dianggapnya nyaman untuk dapat membantu mencari jalan keluarnya. Selain itu, remaja merasa “gengsi” dan malu atau bahkan kurang berani untuk menceritakan permasalahan hidupnya kepada orang lain yang lebih dewasa, misalnya saja orang tuanya. Ada juga di antara remaja yang beranggapan bahwa dirinya dapat menyelesaikan permasalahan hidupnya tersebut tanpa bantuan orang lain dengan keyakinan bahwa mereka sudah tumbuh menjadi orang yang dewasa (padahal anggapan tersebut keliru). Sebagai akibatnya bila menemui jalan buntu dan sudah “mentok”, remaja meledakkan emosinya di hadapan orang

  Masalah yang sering mereka alami dan tak kunjung henti datang kepada mereka dapat membuat remaja putus asa dan tidak berpengharapan. Remaja yang kurang mendapat perhatian dari beberapa pihak yang dekat dengan kehidupannya, misalnya remaja yang hidup di tengah keluarga yang sibuk, ketika menghadapi masalah kurang memiliki teman untuk berbagi mengenai beban hidupnya dan merasa kesepian sehingga memilih lari dengan teman-teman sebayanya. Tidak hanya itu, bahkan banyak di antara mereka yang menyalahkan Tuhan dan tidak percaya lagi kepada Tuhan. Dalam keadaan iman yang tidak stabil ini, mereka mengandalkan jalan pintas untuk menyelesaikan permasalahan hidupnya bukan lagi mengandalkan bimbingan Tuhan. Kurangnya perhatian dan pendampingan orang tua, guru dan keluarga terhadap perkembangan remaja juga menjadi “peluang” remaja untuk lari ke jalan pintas.

  Banyak pihak beranggapan bahwa remaja harus belajar mandiri termasuk di dalam menyelesaikan permasalahan hidupnya. Ternyata anggapan itu salah karena remaja masih memerlukan bimbingan dan pendampingan dalam setiap langkahnya dari orang-orang terdekatnya. Oleh karena itu bimbingan dan pendampingan bagi remaja ini merupakan tugas yang sangat penting bagi semua pihak termasuk lembaga pendidikan.

  Dalam rangka mengupayakan kecakapan emosi bagi remaja, lembaga pendidikan merupakan komponen yang penting dalam mempersiapkan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dari visi tersebut pendidikan nasional mempunyai salah satu misinya yaitu meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral (Muslich, 2007:2). Dengan kata lain lembaga pendidikan memberikan prioritas untuk mengembangkan pribadi siswa.

  Pembaharuan sistem pendidikan nasional tersebut kemudian diupayakan melalui kurikulum yang memuat empat pilar kesejagatan yaitu belajar memahami

  (learning to know)

  , belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be onself) dan belajar hidup bersama (learning to live together) (Komkat KWI, 2007:6). Berdasarkan empat pilar ini pendidikan hendak mengupayakan suatu pembelajaran yang tidak hanya memprioritaskan tentang pengetahuan saja tetapi pembelajaran itu diupayakan melalui pembelajaran yang juga turut mengembangkan aspek-aspek yang lainnya yaitu melalui belajar melakukan, menjadi diri sendiri dan belajar hidup bersama. Dengan demikian pribadi siswa semakin dikembangkan.

  Demikian juga dalam Pendidikan Agama Katolik di sekolah juga terjadi pembaharuan kurikulum dengan mengikuti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Pembaharuan yang terjadi dalam Pendidikan Agama Katolik ini nampak dalam penggunaan kurikulum berbasis kompetensi.

  Dalam kurikulum Pendidikan Agama Katolik, salah satu kompetensi dasar yang dituntut adalah siswa mampu berperilaku dan berkembang dalam kepribadian

  Kompetensi yang dimiliki siswa sebelum masuk sekolah juga menjadi perhatian utama dalam pembelajaran. Adapun kompetensi yang telah masing- masing individu miliki adalah sebagai berikut: kecerdasan bahasa, kecerdasan logika matematika, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan musikal, kecerdasan antarpribadi dan kecerdasan intrapribadi. Dalam kurikulum PAK berbasis kompetensi, perhatian utama tidak melulu pada kemampuan kognitif saja tetapi juga bagaimana mengembangkan emosi secara cakap (Komkat KWI, 2007:4). Kecerdasan-kecerdasan yang telah disebutkan itu biasa dinamakan dengan kecerdasan ganda. Kecerdasan ganda yang ditawarkan dalam kurikulum Pendidikan Agama Katolik sendiri merupakan terapan dari Teori Multiple

  Intelligences yang dikemukakan oleh Howard Gardner.

  Dalam dunia pendidikan muncul juga penawaran mengenai sebuah pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL merupakan suatu pendekatan yang membantu para siswa menemukan makna dalam pelajaran mereka dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka. Penemuan makna dapat diperoleh melalui pembelajaran yang diatur sendiri, bekerjasama, berpikir kritis dan kreatif, menghargai orang lain, mencapai standar tinggi, dan berperan serta dalam tugas-tugas penilaian autentik. Melalui pendekatan CTL siswa dapat dibantu tumbuh dan berkembang termasuk bagaimana mengembangkan kecakapan emosinya.

  Dari uraian di atas saya tertarik untuk mencoba mendalami kecakapan emosional remaja dan pengembangannya melalui proses pembelajaran PAK SMA pada pengembangan kompetensi siswa demi mengupayakan kecakapan emosi siswa SMA. Maka penulis mengambil judul “RELEVANSI PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

  (CTL) DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK (PAK) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) TERHADAP PENGEMBANGAN KECAKAPAN EMOSIONAL SISWA.B.

RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa hal yang dijadikan sebagai masalah dalam penulisan karya ilmiah ini untuk dicari atau ditemukan jawabannya. Beberapa masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1.

  Apakah yang dimaksud dengan kecakapan emosional remaja? 2. Mengapa PAK SMA berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa? 3. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan Contextual Teaching and

  Learning

  (CTL)? 4. Apakah relevansi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) bagi pembelajaran PAK SMA?

  5. Bagaimana pendekatan CTL dapat diterapkan bagi pembelajaran PAK SMA sebagai upaya mengembangkan kecakapan emosi siswa?

C. TUJUAN PENULISAN

  Karya tulis ini ditulis dengan tujuan sebagai berikut: 1. Memaparkan apa yang dimaksud dengan kecakapan emosi.

2. Menguraikan alasan-alasan Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah

  3. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pendekatan Contextual

  Teaching and Learning (CTL).

  4. Mendeskripsikan relevansi Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) bagi pembelajaran PAK SMA.

  5. Untuk memberikan gambaran bagaimana pendekatan CTL dapat diterapkan bagi pembelajaran PAK SMA sebagai upaya mengembangkan kecakapan emosi siswa.

D. MANFAAT PENULISAN

  Adapun beberapa manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah: 1.

  Bagi Siswa-Siswi SMA Skripsi ini dapat menjadi masukan serta informasi tentang pentingnya kecakapan emosi dalam hidup sekaligus penyadaran bagi siswa berkaitan dengan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan permasalahan pada remaja yang berkaitan dengan perkembangan emosinya. Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas dapat mengetahui solusi/cara yang dapat ditempuh ketika menghadapi permasalahannya baik secara internal (dengan berbagai latihan yang dilakukan secara pribadi) maupun secara eksternal (dengan bantuan orang lain: teman sebaya, guru/sekolah).

2. Bagi Guru/Sekolah

  Skripsi ini dapat menjadi masukan bagi guru atau sekolah sebagai lembaga sehingga akan membantu guru dan sekolah dalam mendampingi serta mengupayakan agar siswa dapat mengembangkan kecakapan emosinya melalui proses pembelajaran yang tepat.

  3. Bagi Penulis Bagi penulis, hasil tulisan ini memberikan masukan dan pengetahuan baru penulis untuk mengetahui hal-hal yang dapat membantu meningkatkan kecakapan emosi siswa pada umumnya dan melalui pembelajaran Pendidikan Agama Katolik pada khususnya serta bagimana penerapan proses pengembangan kecakapan emosi siswa melalui pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.

  4. Bagi Prodi IPPAK Penulisan skripsi ini tentunya akan menambah sumber bacaan di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan belajar bersama sehingga menjadi acuan bagi penulisan lebih lanjut dan menambah wawasan baru.

E. METODE PENULISAN

  Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis deskriptif yaitu memaparkan dan menganalisis pemikiran dan gagasan dari sumber-sumber yang diperoleh. Sumber-sumber diperoleh melalui studi pustaka yang mendukung penulisan untuk mendapatkan kedalaman wawasan mengenai keseluruhan permasalahan skripsi yaitu kecakapan emosional remaja, PAK SMA dan pengembangan kompetensi, pendekatan Contextual Teaching and Learning pembelajaran PAK SMA, dan bagaimana penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran PAK SMA yang berorientasi pada pengembangan kompetensi siswa dalam rangka mengembangkan kecakapan emosional siswa.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Skripsi ini akan dibagi ke dalam enam (VI) bab. Bab I merupakan bagian pendahuluan yang akan menguraikan: latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  Bab II memaparkan kecakapan emosional siswa dan pengembangannya meliputi: remaja dan perkembangannya, kecakapan emosional dalam diri remaja dan usaha untuk mengembangkan kecakapan emosional remaja.

  Bab III memaparkan PAK SMA dan pengembangan kompetensi, dan PAK SMA sebagai ruang untuk mengembangkan kecakapan emosi siswa. Bab IV memaparkan pendekatan CTL dan relevansinya bagi pembelajaran PAK SMA meliputi: pendekatan CTL; latar belakang dan pengertian, komponen, langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan CTL, relevansi pendekatan CTL bagi pembelajaran PAK yang berorientasi pada pengembangan kompetensi.

  Bab V memaparkan tentang usulan upaya penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran PAK SMA demi mengembangkan kecakapan emosional siswa, meliputi: alasan pendekatan CTL sebagai pendekatan yang cocok diterapkan dalam pembelajaran PAK SMA demi mengembangkan kecakapan emosional siswa, langkah-langkah penerapan pendekatan CTL pada pembelajaran PAK SMA demi mengembangkan kecakapan emosional siswa, suatu contoh proses pembelajaran PAK SMA dengan pendekatan CTL sebagai upaya mengembangkan kecakapan emosional siswa.

  BAB VI merupakan bagian paling akhir penulisan skripsi ini yaitu bagian penutup meliputi keseluruhan uraian dalam skripsi ini ditutup dengan kesimpulan, saran dan daftar pustaka.

BAB II KECAKAPAN EMOSIONAL REMAJA DAN PENGEMBANGANNYA Kecakapan sepadan dengan kata kemampuan atau keterampilan. Kecakapan tidak selalu berarti rupawan dalam hal wajah yang cantik atau tampan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:827) disampaikan bahwa

  “pengertian kecakapan adalah mempunyai kemampuan dan kepandaian untuk mengerjakan sesuatu.” Kemampuan atau keterampilan itu tidak hanya terbatas pada kemampuan berbahasa atau keterampilan tangan saja tetapi juga kemampuan atau keterampilan mengolah emosi dalam hidup sehari-hari.