Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (ctl) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa
perustaセn@
UTAMA
UIN SYAHID JAKARTA
PENGARUHPENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
MELALUI METODE EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Quasi Eksperimen di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Strata I (S.Pd)
Oleh:
KHUTBAH
NIM: 105016300598
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
VIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
I
PENGARUHPENDEKATAN
CONTEXTUAL TEA.CHING AND LEARNING (CTL)
MELALUI l\'DITODE EKSPERIMEN
TERHADAP BASIL BELA.JAR SISWA
(Quasi Eksperimen di Sll.fil Negeri 6 Kora Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pooa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Univeraitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
OJeh:
KHUTBAH
Nllv1:105016300598
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing II
Pembimbing I
Iwa .Pennana uwarna, M.Pd
NIP.19780504.200901.l.013
PROGRAM STIIDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN IU\ID PENGETAHUAN ALA1"1
FAKULTAS ILl\ID TARBIYAHDAN KEGURUAN
UlN SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
berjudul
"PENGARUH
PENDEKATAN
CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA", disusun oleh Khutbah, NIM
105016300598, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah J akmia pacla tanggal 10 Desember 2010 dihaclapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S 1 (S.Pd) pada
Jurusan Pencliclikan Ilmu Pengetahuan Alam (IP A) Program Stucli Pendidikan
Fisika.
Jakmia, 17 Januari 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IP A)
Baig Hana Susanti, M.Sc
NIP. 150 299 475
Sekretm·is (Sekretaris Jurusan Pendiclikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd
NIP. 19790510 2006042001
セォO@
Penguji I
Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, MA
NIP. 19520609 1981031004
セGB@
Penguji II
Erina He1ianti, M.Si
NIP. 19720419 1999032002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
セG@
ABSTRAK
Khntbah, "Pengarnh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Melalni Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa". Skripsi,
Program Stndi Pendidikan Fisika, Jnrusan Pendidikan limn Pengetahnan
Alam, Falmltas limn Tarbiyah dan Kegnrnan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatnllah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6
Kota Tangerang Selatan pada bulan Januari 2010. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode Quasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil
sebanyak 60 orang dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling dan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda.
Tes ini terdiri dari empat pilihan (opsi) dan hasilnya dhrji melalui satatistik uji "t".
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 3,27 sedangkan ltabel sebesar
1,98 pada taraf signifikansi 0,05 atau dapat diketahui thitung > trnbeL Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen membawa
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika.
Kata Kunci : Pendekatan CTL, Metode Eksperimen, Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT
Klrntbah, "The Effect of The Contextual Teaching and Leaming (CTL)
Approach Experimental Methods to Students Leaming Outcomes". Thesis of
Physics Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic
University Syarif Jlidayatullah Jakarta. The aim of this research is to know the
Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental
Methods to Students Learning Outcomes. This research has been done in January
2010 at SMP Negeri 6 in South Tangerang. The research methodology was used
Quasi Experiment method. To get the data, the research took 60 students as a
sample by using Purpsive Sampling technique, after that the class was divided
into two group, i.e. experiments and control classes. The instrumentation of this
research used an objective mulliple choice test. This test was consisted of four
options, and the result of this test had been tested through t-test statistic. The
calculation oftcount was 3,27 and t1able was 1,98, and 0,05 on the significant level
or tcount > t1ab/e . The conclusion is Ha that explained there are any Effect of The
Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to
Students Learning Outcomes. This indicated that Effect of The Contextual
Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods brings the
significant influence to the learning output.
Key Word : Effect of The CTL, Experimental Methods, Learning output.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik
akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat
rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada.
Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai pembimbing I
dalam penulisan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPA Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA !bu Nengsih Juanengsih, M.Pd.
4. Ketua Prodi Fisika !bu Erina Hertanti, M.Si.
5. Bapak Iwan Permana Suwama, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam menyikapi semua permasalahan dalam skripsi ini.
6. Bapak Ikbal, S.Pd. MM, selaku Kepala SMP Negeri 6 kola Tangerang Se Iatan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
Observasi dan perielitian skripsi.
7. Bapak Saprudin, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan.
8. Seluruh guru, karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan
penelitian skripsi.
9. Ayah Bundaku tercinta yang bersusah payah telah mengasuh dan mendidik
penulis hingga dapat terns kuliah serta adikku tersayang dan seluruh
keluargaku yang selalu mencloakan clan menclukung keberhasilan belajar
penulis.
I 0. Sahabat-sahabat Program Stucli Pencliclikan Fisika angkatan 2005 yang telah
banyak memberikan pengalaman kepacla penulis tentang inclahnya arti sebuah
kebersamaan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasajasanya menclapat balasan yang berlipat gancla clari Allah SWT clan hanya kepacla
Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini clapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sencliii clan para pembaca umumnya.
Jakarta, Juni 2 0 10
Penulis
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..................................................................................................... .
ABSTRACT..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISi ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah..................................................................... 3
C.
Pembatasan Masalah .................................................................... 3
D.
Perumusan Masalah ..................................................................... 3
E.
Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
F.
Manfaat Penelitian ...... ......... ...... ............ ......... ... ........
4
BAB II KAJIAN TEO RI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ............................................................... 5
A.
Kajian Teori ................................................................................ 5
I.
Contextual Teaching and Learning (CTL) .......................... 5
a. Landasan Filosofis CTL .................................................. 5
b. Pengertian CTL ........ ..... .. ......... .... .... .. .. ..... ... .. .. ....... ..... .. . 6
c. Karakteristik Pembelaj aran CTL .. .............. ..... .. .. ....... ...... 9
d. Manfaat CTL dalam Pembelajaran ................................... 10
e. Langlah-langkah Penerapan CTL ...................................... 13
2.
Metode Eksperimen ............................................................. 14
a. Pengertian Metode Eksperimen .. .. .. ... .... ..... ....... ...... ... .. .... 14
3.
Hasil Belaj ar ... .......... ......... ..... ... ......... ... ... ... ... .... ... .. ... .. ..... ... 19
a. Pengertian Belaj ar...... ... ... ... ... ... ......... .. ....... .... ..... ... .. ..... ... 19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................... 21
c. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian ............................ 22
d. Pengukuran Hasil belaj ar .. .... ..... ... ... ...... ......... .. ..... ....... .. . 23
4.
Hukum Newton ................................................................... 27
a. Hukum I Newton ............................................................. 27
b. Hukum II Newton ............................................................. 28
c. Hukum III Newton .......................................................... 29
B.
Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 30
C.
Kerangka Berpikir ....................................................................... 32
D.
Pengajuan Hipotesis .................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 34
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
B.
Metode Penelitian ....................................................................... 34
C.
Desain Penelitian ........................................................................ 34
D.
Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 35
E.
Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 35
F.
Prosedur Penelitian ..................................................................... 36
. G.
Instrumen Penelitian ....... .... ............. ... ............ ........... .. ... ..... ... .... 37
H.
Variabel Penelitian .. .. ........ ... ................. ..... .. ........... ..... ..... ... .. .. ... 39
I.
Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................... 39
J.
Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 42
K.
Teknis Analisis Data ................................................................... 42
L.
Hipotesis Statistik .... .... ................. ... ............... ........ .. ........ .......... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 48
A.
Deskripsi Data ............................................................................. 48
B.
Data Penelitian ............................................................................ 48
C.
2.
Deslaipsi data Pastiest Eksperimen dan Kontrol ................ 49
3.
Deskripsi Normal Gain Eksperimen dan Kontrol ............... 51
Analisis Data ............................................................................... 53
1.
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 53
2.
Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........ 53
3.
Uji Hipotesis ......................................................................... 54
a. Hipotesis Hasil Pretest Eksperimen dan Kontrol............. 54
b. Hipotesis Hasil Posttest Eksperimen dan Kontrol ........... 55
c. Uji Normal Gain Eksperimen dan Kontrol....................... 56
D.
Interpretasi Hasil Penellitian ....................................................... 57
E.
Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62
A.
Kesimpulan .. ... ... ..... .. ... ........ .. ... ... .. ... ... ..... .. .. ... .. ... .... ... .......... ...... 62
B.
Saran ............................................................................................ 62
DAFT AR PUSTAKA ......................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 65
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design ............... .34
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 38
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas .................................................................. .40
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran ..................................................... .41
Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... .42
Tabel 3.6
Kriteria Normal Gain ....................................................................... 47
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 51
Tabel 4.2
Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 52
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat.. ............................ 53
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ................................... 54
Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ..................................... 55
Tabel 4.6
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pastiest ................................. 56
Tabel 4.7
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain ................................... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir ................................................... 33
Gambar 3.2 Tahapan dalam Prosedur Penelitian ............................................... 36
Gambar 4.1 Grafilc Batang Basil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol.. 49
Gambar 4.2 Grafilc Batang Basil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 50
Gambar 4.3 Grafik Batang N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.. ......... 51
Gambar 4.4 Grafik Batang Kategorisasi N-Gain ................................................ 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitiaan
Lampiran A. I Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ...................................... 65
Lampiran A.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian............ ... . . . .. 84
Lampiran A.3 Contoh PerhitunganValiditas dan Reliabilitas
Uji Coba lnstrumen Penelitian .................................................. 85
Lampiran A.4 Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian .................................. 87
Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian .............. 88
Daya Pembeda Instrumen Penelitian ......................................... 90
Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian ................... 91
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .................... 93
Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang dipakai
dalam Penelitian ....................................................................... 95
Lampiran A. I 0 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai
Dalam Penelitian ....................................................... I 0 I
Lampiran A.5
Lampiran A.6
Lampiran A.7
Lampiran A.8
Lampiran A.9
Lampiran B Perangkat Pembelajaran ............................................................ 102
Lampiran B.l Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Ke las Eksperimen ....................................................................... I 02
Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Ke las Kontrol .............................................................................. 123
Lampiran C Uji Analisis Data ........................................................................ 132
Lampiran C.I Data Nilai Pretest- Posttest ....................................................... 132
Lampiran C.2 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen ........................ 133
Lampiran C.3 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Kontrol ............................... 139
Lampiran C.4 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Eksperimen ...................... .144
Lampiran C.5 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Kontrol ............................ .150
Lampiran C.7 Uji Homogenitas ......................................................................... 155
Lampiran C.8 Uji Hipotesis ................................................................................ 159
Lampiran C.9 Uji Normal Gain .......................................................................... 165
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan
mencapai suatu peningkatan hasil belajar. Dalam proses belajar mengajar, aspek
yang paling penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif siswa dan
keterlibatan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru di dalam kelas.
Peran aktif siswa di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
saat mengajar juga berpengaruh kepada peran aktif siswa di dalam kelas. Apabila
pada saat mengajar pendekatan yang digunakan bervariasi, maka siswa akan
cenderung lebih semangat untuk mengikuti materi pelajaran.
Bervariasinya pendekatan yang digunakan oleh guru bisa dijadikan
sebagai salah satu alternatif agar tercipta suasana belajar yang aktif. Dengan
demikian, akan terjadi komunikasi dua arah yaitu antara siswa dan guru. Akan
tetapi, sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh pendekatan
konvensional, dimana dalam pembelajaran tersebut siswa masih dijadikan sebagai
objek dalam pembelajaran. Dengan arti lain, bahwa proses pembelajaran masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. 1
Apabila
proses
pembelajaran
hanya
menggunakan
pembelajaran
konvensional tanpa divariasikan dengan pendekatan lain, ha! tersebut bisa
membuat siswa cendenmg bosan untuk mengikuti proses pembelajaran. Padahal
proses pembelajaran fisika tidak hanya sekedar memberikan pemahaman kepada
siswa tentang pengertian ataupun konsep saja, tetapi siswa juga memerlukan suatu
proses berlatih, menemukan dan bereksperimen tentang materi yang di pelajari.
Seorang guru hams bisa menciptakan suasana lingkungan belajar yang alamiah,
karena Siswa akan belajar lebih baik, apabila lingkungan belajarnya diciptakan
2
secara alamiah. Siswa akan belajar lebih bermakna apabila siswa sendi1i yang
mengalami dan merasakan sendiri pengalaman terhadap hal-hal yang telah
dipelajarinya, bukan hanya transfer pengetahuan dari gurunya. 2 Untuk itu
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang bisa mendorong siswa untuk bisa
mengaitkan antara materi yang telah dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen. Pendekatan
pembelajaran ini mendorong siswa untuk mencan dan menemukan sendiri
pengetahuan lewat pengalaman. Dengan siswa merasakan sendiri proses
pembelajarannya, maka ha! tersebut dapat menjadi dorongan atau motivasi pada
diri siswa tersebut untuk belajar dan menambah pengetahuannya.
Pengetahuan bisa didapatkan dimana saja, termasuk di alam. Fenomenafenomena alam tersebut bisa dipelajari pada mata pelajaran fisika. Karena fisika
merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsepkonsep fisika yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena tersebut. Salah satunya
penerapan konsep Hukum Newton. Hukum Newton adalah salah satu materi pada
mata pelajaran Fisika yang konsepnya bisa diterapkan dalam kehidupan seharihari. Konsep ini di ambil karena sesuai dengan pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan CTL melalui metode eksperimen. Pembelajaran CTL melalui
metode eksperimen bisa membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi
pelajaran
karena siswa sendiri
yang
melakukan
eksperimen
dan bisa
menghubungkan materi pelajaran tersebut dengan dunia nyata siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut dan penulis ingin menuangkannya ke dalam penyusunan atau
penulisan skripsi yang berjudul: "Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching
mu/
Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar
Siswa".
3
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalab yang telab diuraikan di atas dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Penerapan pendekatan pembelajaran di kelas masih bersifat konvensional.
2.
Adanya faktor internal dan ekstemal yang mempengaruhi hasil belaj ar siswa.
3.
Kurang adanya variasi pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran.
C. Pembatasan masalah
Agar penelitian ini lcbih terarah, maka ruang lingkup masalah hanya akan
dibatasi sebagai berikut :
I.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen.
2.
Hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi
Bloom padajenjang C 1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan) dan
C4 (Analisis).
3.
Konsep fisika yang dibahas adalah konsep hukum Newton.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di
alas maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: "Bagaimanakah
pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen terhadap hasil belajar siswa?"
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah uutuk mengetahui pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa.
4
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
I.
Memberikan informasi tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2.
Memberikan informasi untuk mengembangkan pemikiran dan pengetahuan
yang bernilai tentang pendidikan.
3.
Memberikan informasi mengenm kemampuan kognitif siswa pada proses
pembelajaran.
4.
Sebagai informasi untuk mengembangkan upaya guru dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
5
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HlPOTESIS
A. Kerangka Teori
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Landasan Filosofis CTL
Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi
belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal,
tetapi harus merekonstrnksikan atau membangun pengetahuan dan
keterampilan barn lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami
dalam kehidupannya 1• Konstrnktivisme merupakan salah satu aliran
filsafat
pengetahuan
yang
menekankan
bahwa
pengetahuan
kita
merupakan hasil konstrnksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah
suatu imitasi dari kenyataan (realita). Pengetahuan bukanlah gambaran
dari clunia kenyataan yang acla, pengetahuan mernpakan akibat clari suatu
konstruksi kognitif clari kenyataan yang terj adi melalui serangkaian
aktivitas seseorang. Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas
dari pengamat, tetapi mernpakan ciptaan manusia yang dikonstrnksikan
clari pengalaman atau clunia sejauh clialaminya. Proses pembentukan ini
berjalan terns menerns clan setiap kali te1jadi reorganisasi atau rekonstrnksi
karena adanya suatu pemahaman yang baru.
Alat/sarana yang terseclia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu
adalah inclranya. Seseorang berinteraksi clengan objek clan lingktmgan
clengan cara melihat, menclengar, menjamah, mencium dan merasakannya
claTi sentuhan inclrawi itu, seseorang mengkonstruksi gambaran clunianya.
Menurnt konstruktivisme, pengetahuan acla clalam diri seseorang yang
sedang mengetahui. Pengetahuan ticlak clapat clipindahkan begitu saja clari
otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa senclirilah yang
6
hams mengartikan apa yang tel ah diaj arkan dengan menyesuaikan
terhadap pengalaman-pengalaman mereka atau konstruksi yang telah
mereka bangun/miliki sebelumnya.
Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia,
tetapi bukan dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman, seseorang tidak dapat
membentuk pengetahuan. Pengalaman tidak hanya diartikan sebagai
pengalaman
fisik,
tetapi juga pengalaman
kognitif dan
mental.
Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang sewaktu
dia berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut konstruktivisme, pengetahuan bukanlah ha! yang statis
tetapi suatu proses menjadi tahu. Konstruktivisme juga menyatakan bahwa
semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi kita sendiri,
maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari
seseorang kepada yang lain. Setiap orang membangun pengetahuannya
sendiri, sehingga transfer pengetahuan adalah sangat mustahil terjadi.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang
mempunyai
pengetahuan.
Bahkan,
bila
seorang
guru bermaksud
mentransfer konsep, ide dan penge1iiannya kepada siswa, pemindahan itu
hams diinterpretasikan, ditransformasikan dan dikonstruksikan oleh siswa
melalui pengalamannya. Banyaknya siswa yang salah menangkap apa
yang diajarkan oleh gurunya memmjukkan bal1wa pengetahuan itu tidak
dapat begitu saja dipindahkan, melainkan hams dikonstruksikan atau
paling sedikit dikonstruksikan dan ditransformasikan sendiri oleh siswa.
b. Pengertian CTL
CTL adalah singkatan dari Contextual Teaching and learning.
Konteks berasal dari kata kerja latin contexere yang berarti "menjalin
bersama". Kata konteks merujuk pada "keseluruhan situasi, latar belakang
atau lingktmgan" yang berhubungan dengan diri, yang te1jalin bersamanya
7
(Webster's New World Dictionary).2 Teaching adalah refleksi sistem
kepribadian sang guru yang bertindak secara profesional; Learning adalah
refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan prilaku yang terkait
dengan tugas yang diberikan. 3 Sesuai dengan kedua definisi ini, dapat
disimpulkan bahwa dalam ha! ini, guru berperan sebagai fasilitator tanpa
henti, yakni membantu siswa menemukan makua (pengetahuan). Pada
dasarnya siswa memiliki responsi potensiality (potensi diri) yang bersifat
kodrati. Keinginan untuk menemukan makua adalah sangat mendasar bagi
manusia. Tugas utama pendidik adalah memperdayakan potensi diri ini
sehingga siswa terlatih menangkap makua dan materi yang diajarkan. Ada
beberapa pengertian mengenai CTL yang diberikan oleh beberapa para
ahli, disini ditampilkan lima pengertian yang berbeda.
Pertama, pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seba.gai
anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual mernpakan
prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami
makua
bahan
pelajaran
yang
mereka
pelajari
dengan
cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam
Iingkungan sosial dan budaya masyarakat. 4 Kelebihan konsep belajar ini
yaitu hasil pembelajaran diharapkan alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari gum ke siswa.
Kedua, CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
2
A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching & Learning Metijadikan K.egiatan Be/ajar
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung:Mizan Learning Center, 2006), h. 83
3
Ibid. h. 19
8
nyata sehingga mendorong s1swa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. 5
Ketiga, CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan
peserta didik secara nyata,
menghubungkan dan
sehingga para peserta didik mampu
menerapkan kompetensi
basil belajar dalam
kehidupan sehari-hari. 6
Keempat,
pendekatan
kontekstual
(CTL)
merupakan
suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga, warga negara dan tenaga kerja (US. Departement of Education
the National school-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001).
7
Kelima, Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang rnembantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang
dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong s1swa
membuat
hubungan
penerapannya dalam
antara
pengetahuan
kehidupan
yang
dimilikinya
sehari-hari dengan
dengan
melibatkan tujuh
komponen pembelajaran efektif (Nurhadi, 2005:5). 8
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan CTL dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan.
Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, CTL menjadikan
pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam kehiduparmya. CTL
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(.fakarta:Kencana, 2008), h. 255
6
E. Mulyasa, Me'!iadi Guru Profesional"lvfenciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan", (Bandung:Rosdakarya, 2005), cet 2 h. 102
7
Trianto, lvfendesain Model Pembelajaran inovatif Progresif Konsep, /andasan dan
lmp/ementasinya pada Kurikulum Tingkat Saluan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Kencana, 2009),
Edisi I Cet I. h. 104-105
9
menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi tersebut digunakan,
serta berhubungan dengan bagaimana siswa belaj ar.
Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan
menemukan arti di dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran
akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan selanjutnya siswa akan
memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu
dalam konteks diluar sekolah untuk menyelesaikan permasalahan dunia
nyata, baik secara mandiri maupun secara kelompok.
c. Karakreristik Pembelajaran CTL
Pembelajaran
dengan
pendekatan
kontekstual
mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
I) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran
yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks
kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
2) Pembelajaran
memberikan
kesempatan
kepada
s1swa
untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerjasama dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquily, to work
togethe1).
IO
7) Pembelajaran
dilaksanakan
dalam
situasi
yang
menyenangkan
(learning as an enjoy activity). 9
cl. Manfaat CTL clalam Proses Pembelajaran
Manfaat CTL dalam proses pembelajaran, konsep akan lebih
bermakna bagi siswa jika pengetahuan barn siswa diperoleh berdasarkan
pengalaman
pribadi,
berkomunikasi
dengan
orang
lain
dan
menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai
dengan tujuh komponen dalam CTL yaitu:
I) Konstrnktivisme
Konstrnktivisme adalah proses membangun dan menyusun
pengetahuan
barn
dalam
strnktur
kognitif siswa
berdasarkan
pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang
berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri
seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk dari dua faktor
penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan
subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Keclua faktor tersebut
sama pentingnya, dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis
akan tetapi bersifat dinamis tergantung inclividu yang melihat dan
mengkonstruksinya.
Lebih
jauh
Piaget
menyatakan
hakikat
pengetahuan sebagai berikut:
a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan
belaka, akan tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui
kegiatan subjek.
b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan strnktur
yang perlu untuk pengetahuan.
c) Pengetahuan dibentuk dalam strnktur konsepsi seseorang. Struktur
konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam
berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
11
Asumsi itu yang kemudian melandasi CTL. Pembelajaran melalui
CTL pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengonstruksi
pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman.
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang diajarkannya.
Menemukan akan melalui proses siklus inquiry yaitu observasi,
bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data dan
penyimpulan. Langkah-langkah kegiatan inquiry adalah sebagai
berikut:
a) Merumuskan masalah.
b) Mengamati atau melakukan observasi.
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel dan karya lainnya.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru atau audien yang lain.
3) Be1ianya
Pengetahuan seseorang selalu melalui tahap bertanya. Kegiatan
bertanya merupakan sebuah kegiatan kerja produktif. Kegunaan
be1ianya adalah: menggali informasi, mengecek pemahaman siswa,
membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui hal-hal yang sudah
diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa, untuk membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa dan menyegarkan kembali
pengetahuan siswa.
4) Masyarakat Belaj ar
Masyarakat belajar bisa saja terjadi apabila ada proses
komunikasi
dua
arah.
Dalam
CTL,
guru
disarankan
untuk
12
kelompok-kelompok belajar yang heterogen. Disanalah mereka
dituntut untuk bertukar pikiran antar sesama siswa dalam proses
belajarnya dengan arahan dari guru. Dalam kelompok ini semua
menjadi sumber belajar.
5) Pemodelan
Sebuah proses pembelajaran, keterampilan atau pengetahuan
tertentu ada model yang bisa ditiru. Model ini dapat berupa cara
mengoperasikan sesuatu, menirukan gerakan, mengucapkan ulang dan
lain-lain. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya
model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Seseorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan
pengalaman yang diketahuinya.
6) Refleksi
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang barn dipelajari
atau berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang
dimiliki siswa diperluas dalam konteks pembelajaran, yang kemudian
diperluas
sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat
hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan pengetahuan-pengetahuan yang barn. Dengan begitu, siswa
merasa memperoleh sesuatu yang bergnna bagi dirinya tentang apa
yang barn dipelajarinya.
Realisasi dari refleksi dapat berupa pemyataan langsung
tentang apa yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jumal di
buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
diskusi dan basil karya.
7) Penilaian yang sebenamya (authentic assesment)
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan kemajuan
belajar siswa dalam penilaian yang sebenamya adalah diambil dari
13
Karakteristik authentic assesment adalah dilaksanakan selama
dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk
formatif dan sumatif, mengukur keterampilan dan performance
(perbuatan) siswa dan bukan hanya mengingat faktanya saja,
berkesinambungan, terintegritas dan dapat digunakan sebagai feed
back.
Konsep pengetahuan barn siswa juga akan lebih bermakna j ika
seorang guru memperhatikan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki
siswa, yaitu setiap orang memiliki semua kecerdasan tcrsebut. Waiau
bagaimanapun, tahap dan kombinasi kecerdasan berbeda-beda diantara
individu. Dari berbagai kecerdasan tersebut tidak hanya memberi
informasi tentang apa yang dipelajari, tetapi lebih penting lagi
bagaimana mempelajarinya. Justru CTL dapat membangkitkan potensi
kecerdasan siswa dan pembelajaran akan lebih terkesan.
Berdasarkan ke tujuh komponen di atas bisa disimpulkan bahwa CTL
adalah suatu pendekatan berbeda, melakukan lebih daripada sekedar menuntun
para
siswa
dalam
menggabungkan
subjek-subjek
akademik
dengan
pengalaman mereka sendiri. CTL juga melibatkan para siswa dalam mencari
makna pengalaman itu sendiri. CTL mendorong mereka melihat bahwa
manusia itu sendiri memiliki kapasitas berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
e. Langkah-Iangkah Penerapan CTL
PembelajaTan CTL, seorang guru berperan dalam memilih,
menciptakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan
seberapa banyak bentuk pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal
dan psikologi untuk mencapai basil pembelajaran yang diinginkan. Dalam
lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide
abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks nyata. Siswa akan memproses
informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan
14
Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan CTL di kelas, harus
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
I) Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru membagi kelompok.
4) Melakukan percobaan.
5) Diskusi kelompok.
6) Hasil diskusi dipresentasikan.
7) Menerangkan konsep.
8) Menyimpulkan.
9) Penugasan.
Dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran di atas
diharapkan akan lebih mempermudah dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL).
2. Metode Eksperimen
a. Pengerthm Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu ha!, mengamati prosesnya,
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya
disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. 10 Penggunaan teknik
mengajar ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri bagaimana jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan
mengadakan percobaan sendiri, juga melatih berfikir siswa secara
ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa metode eksperimen merupakan
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian
diharapkan dengan metode ini siswa akan termotivasi dan memiliki
minat yang tinggi dalam belajar, sehingga diperoleh hasil belajar yang
memuaskan.
15
Metode
eksperimen
(percobaan)
adalah
cara
penyaJian
pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 11 Menurut Mulyasa
metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
melibatkan pese1ia didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan
dan peralatan Iaboratorium, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok. 12 Metode eksperimen akan berhasil digunakan untuk
mengubah pengetahuan siswa jika mereka melaksanakan tugas-tugas
kecil dalam eksperimen. Banyak tugas akan membantu siswa
menyusun kembali pengetahuannya dengan menghabiskan sedikit
waktu dengan berinteraksi dengan alat-alat, intruksi dan cara kerja
serta menghabiskan Iebih banyak waktu berdiskusi dan merenU11g.
Kegiatan eksperimen penting dilakukan secara terns menerus untuk
mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang
mereka temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata
sehingga proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Kegiatan laboratorium akan membangkitkan rasa ingin tahu
siswa terhadap fenomena alam, serta menantang untuk berfikir kritis
dalam mencari alternatif pemecahan tersebut suatu masalah-masalah.
Melatih
ketekunan siswa Iewat pengamatan, pengumpulan data,
analisis
data serta mengembangkan _ daya temu siswa dalam
membangkitkan
ide-ide,
gagasan-gagasan
pemikiran
di
dalam
menginterpretasikan masalah-masalah, sehingga siswa tertantang
untuk mengembangkan suatu bentuk-bentuk eksperimen barn.
Keberhasilan dalam kegiatan Iaboratorium akan memberikan
perasaan
senang
secara
intrinsik,
yang pada
akhirnya
akan
meningkatkan minat belajar siswa. Peningkatan minat belajar siswa
dan sikap ilmiah akan bermuara pada peningkatan proses belajar dan
kebe1maknaan hasil belajar siswa. Metode eksperimen merupakan
16
metode pembelajaran yang berupaya mengaktifkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Aspek kognitif (keterampilan berfikir) siswa
akan berkembang j ika guru mengkondisikan dan memotivasi siswa
untuk belajar melalui kegiatan yang direncanakan. Sementara aspek
afektif biasanya dihubungkan dengan percaya diri siswa. Percaya diri
akan timbul sedikit demi sedikit karena lingkungan setempat. Artinya
karena dalam metode eksperimen pembelajaran terpusat pada siswa
dan siswa akan bru1yak aktif sehingga mereka merasa bahwa mereka
bisa dan bisa. Sedangkan aspek psikomotor yaitu menjadikan siswa
terarnpil dalam penggunaan alat, bahan serta penyusunan alat. Dengan
demikian diharapkan hasil belajar akan lebih bermakna karena
mengaktifkan berbagai aspek yang ada.
Hal-ha! yang hams diperhatikan dalam melakukan eksperimen
adalah sebagai berikut:
a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang akan
digunakan.
b) Usahakan
siswa
terlibat
langsung
sewaktu
mengadakan
eksperimen.
c) Sebelum diadakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan
penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya.
d) Lakukan
pengelompokan
atau
masing-masing
individu
mengerjakan percobaan-percobaan yang telah direncanakan dan
bila hasilnya belum memuaskan dapat dilakukan eksperimen
ulangan untuk membuktikan kebenarrumya.
e) Setiap
kelompok
atau
individu
dapat
melaporkan
hasil
percobarumya secara teiiulis. 13
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif,
pelaksana perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
17
a) Dalam ekperimen setiap siswa hams mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan hams cukup bagi tiap
s1swa.
b) Agar eksperimen itu tidak gaga! dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan hams baik
dan bersih.
c) Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka
perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen itu.
e) Perlu
dimengerti juga
bahwa
tidak
semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan,
beberapa
seg1
kehidupan
sosial
dan
keyakinan
manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum
ada. 14
Prosedur pelaksanaan metode ekperimen atau langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen
adalah sebagai berikut:
a) Tetapkan tujuan eksperimen.
b) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
c) Persiapkan tern pat eksperimen.
18
d) Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang
tersedia.
e) Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya.
f) Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama
dalam menjaga
peralatan dan bahan yang akan digunakan.
g) Berikan penjelasan tentang apa
yang hams diperhatikan clan
tahapan-tahapan yang hams dilakukan peserta didik, termasuk
yang dilarang dan yang membahayakan. 15
b. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
Metode eksperimen mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
2) Dapat
mengembangkan
sikap
untuk
mengadakan
studi
eksploratoris (menjdajahi) tentang sains dan teknologi; suatu sikap
yang dituntut dari seorang ilmuan.
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan
barn
dengan
penemuan
sebagai
hasil
percobaannya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
4) Hasil-hasil percobaan yang berharga yang ditemukan dari metode
ini dapat memanfaatkan alam yang kaya ini untuk kemakmuran
•
manusia.
16
Selain mempunyai
kelebihan,
metode
mengaJar dengan
eksperimen juga mempunyai kelemahan, antara lain:
I) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan
teknologi.
19
2) Pelaksanaan metode ini sermg memerlukan berbagai fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran,
bukanlah berupa kebenaran mutlak.
5) Dal am kehidupan tidak semua ha! dapat dij adikan materi
percobaan dan hams dicobakan. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan terbatasnya biaya, fasilitas, waktu atau karena
merupakan
sesuatu
yang
perlu
diterima
secara
langsung
kebenarannya karena menyangkut nilai, moral dan keagamaan atau
ketuhanan.
6) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
7) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas
peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu
mengenal dan menggunakan alat dan bahan tertentu daripada
guru.11
3. Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar·
Belajar atau yang disebut dengan learning, adalah perubahan
yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk
perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. belajar
membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan,
dan dengan adanya proses belaj ar inilah manusia dapat bertal1an hidup
(survived).
17
Ibid. h. 165
18
20
Belaj ar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman
dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. 19 Salah satu
ciri bahwa seseorang dikatakan sudah atau telah belajar ialah adanya
suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut. Perubahan
itu menyangkut perubahan dalam pengetahuan dan keterampilan atau
juga perubahan dalam sikap.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barn secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. 20 Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. 21 Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak
setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam
arti belajar. Definisi dari belajar di atas mengandung pengertian bahwa
yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku
seseorang secara keseluruhan atas apa yang didapat dari suatu
pengalamarmya. baik dari suatu penglihatan, pengamatan ataupun
meniru dari seseorang yang ia anggap paling bail
UTAMA
UIN SYAHID JAKARTA
PENGARUHPENDEKATAN
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
MELALUI METODE EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Quasi Eksperimen di SMP Negeri 6 Kota Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Strata I (S.Pd)
Oleh:
KHUTBAH
NIM: 105016300598
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
VIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
I
PENGARUHPENDEKATAN
CONTEXTUAL TEA.CHING AND LEARNING (CTL)
MELALUI l\'DITODE EKSPERIMEN
TERHADAP BASIL BELA.JAR SISWA
(Quasi Eksperimen di Sll.fil Negeri 6 Kora Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pooa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Univeraitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
OJeh:
KHUTBAH
Nllv1:105016300598
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing II
Pembimbing I
Iwa .Pennana uwarna, M.Pd
NIP.19780504.200901.l.013
PROGRAM STIIDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN IU\ID PENGETAHUAN ALA1"1
FAKULTAS ILl\ID TARBIYAHDAN KEGURUAN
UlN SYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
berjudul
"PENGARUH
PENDEKATAN
CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) MELALUI METODE EKSPERIMEN
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA", disusun oleh Khutbah, NIM
105016300598, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah J akmia pacla tanggal 10 Desember 2010 dihaclapan dewan
penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S 1 (S.Pd) pada
Jurusan Pencliclikan Ilmu Pengetahuan Alam (IP A) Program Stucli Pendidikan
Fisika.
Jakmia, 17 Januari 2011
Panitia Ujian Munaqasyah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IP A)
Baig Hana Susanti, M.Sc
NIP. 150 299 475
Sekretm·is (Sekretaris Jurusan Pendiclikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd
NIP. 19790510 2006042001
セォO@
Penguji I
Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, MA
NIP. 19520609 1981031004
セGB@
Penguji II
Erina He1ianti, M.Si
NIP. 19720419 1999032002
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
セG@
ABSTRAK
Khntbah, "Pengarnh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)
Melalni Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa". Skripsi,
Program Stndi Pendidikan Fisika, Jnrusan Pendidikan limn Pengetahnan
Alam, Falmltas limn Tarbiyah dan Kegnrnan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatnllah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6
Kota Tangerang Selatan pada bulan Januari 2010. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode Quasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil
sebanyak 60 orang dengan menggunakan tehnik Purposive Sampling dan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda.
Tes ini terdiri dari empat pilihan (opsi) dan hasilnya dhrji melalui satatistik uji "t".
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 3,27 sedangkan ltabel sebesar
1,98 pada taraf signifikansi 0,05 atau dapat diketahui thitung > trnbeL Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen membawa
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika.
Kata Kunci : Pendekatan CTL, Metode Eksperimen, Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT
Klrntbah, "The Effect of The Contextual Teaching and Leaming (CTL)
Approach Experimental Methods to Students Leaming Outcomes". Thesis of
Physics Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic
University Syarif Jlidayatullah Jakarta. The aim of this research is to know the
Effect of The Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental
Methods to Students Learning Outcomes. This research has been done in January
2010 at SMP Negeri 6 in South Tangerang. The research methodology was used
Quasi Experiment method. To get the data, the research took 60 students as a
sample by using Purpsive Sampling technique, after that the class was divided
into two group, i.e. experiments and control classes. The instrumentation of this
research used an objective mulliple choice test. This test was consisted of four
options, and the result of this test had been tested through t-test statistic. The
calculation oftcount was 3,27 and t1able was 1,98, and 0,05 on the significant level
or tcount > t1ab/e . The conclusion is Ha that explained there are any Effect of The
Contextual Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods to
Students Learning Outcomes. This indicated that Effect of The Contextual
Teaching and Learning (CTL) Approach Experimental Methods brings the
significant influence to the learning output.
Key Word : Effect of The CTL, Experimental Methods, Learning output.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi
khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik
akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat
rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada.
Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai pembimbing I
dalam penulisan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPA Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc.
3. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA !bu Nengsih Juanengsih, M.Pd.
4. Ketua Prodi Fisika !bu Erina Hertanti, M.Si.
5. Bapak Iwan Permana Suwama, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam menyikapi semua permasalahan dalam skripsi ini.
6. Bapak Ikbal, S.Pd. MM, selaku Kepala SMP Negeri 6 kola Tangerang Se Iatan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
Observasi dan perielitian skripsi.
7. Bapak Saprudin, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan.
8. Seluruh guru, karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan
penelitian skripsi.
9. Ayah Bundaku tercinta yang bersusah payah telah mengasuh dan mendidik
penulis hingga dapat terns kuliah serta adikku tersayang dan seluruh
keluargaku yang selalu mencloakan clan menclukung keberhasilan belajar
penulis.
I 0. Sahabat-sahabat Program Stucli Pencliclikan Fisika angkatan 2005 yang telah
banyak memberikan pengalaman kepacla penulis tentang inclahnya arti sebuah
kebersamaan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasajasanya menclapat balasan yang berlipat gancla clari Allah SWT clan hanya kepacla
Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini clapat bermanfaat khususnya bagi
penulis sencliii clan para pembaca umumnya.
Jakarta, Juni 2 0 10
Penulis
DAFTARISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ..................................................................................................... .
ABSTRACT..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISi ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah..................................................................... 3
C.
Pembatasan Masalah .................................................................... 3
D.
Perumusan Masalah ..................................................................... 3
E.
Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
F.
Manfaat Penelitian ...... ......... ...... ............ ......... ... ........
4
BAB II KAJIAN TEO RI, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ............................................................... 5
A.
Kajian Teori ................................................................................ 5
I.
Contextual Teaching and Learning (CTL) .......................... 5
a. Landasan Filosofis CTL .................................................. 5
b. Pengertian CTL ........ ..... .. ......... .... .... .. .. ..... ... .. .. ....... ..... .. . 6
c. Karakteristik Pembelaj aran CTL .. .............. ..... .. .. ....... ...... 9
d. Manfaat CTL dalam Pembelajaran ................................... 10
e. Langlah-langkah Penerapan CTL ...................................... 13
2.
Metode Eksperimen ............................................................. 14
a. Pengertian Metode Eksperimen .. .. .. ... .... ..... ....... ...... ... .. .... 14
3.
Hasil Belaj ar ... .......... ......... ..... ... ......... ... ... ... ... .... ... .. ... .. ..... ... 19
a. Pengertian Belaj ar...... ... ... ... ... ... ......... .. ....... .... ..... ... .. ..... ... 19
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................... 21
c. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian ............................ 22
d. Pengukuran Hasil belaj ar .. .... ..... ... ... ...... ......... .. ..... ....... .. . 23
4.
Hukum Newton ................................................................... 27
a. Hukum I Newton ............................................................. 27
b. Hukum II Newton ............................................................. 28
c. Hukum III Newton .......................................................... 29
B.
Kajian Penelitian yang Relevan .................................................. 30
C.
Kerangka Berpikir ....................................................................... 32
D.
Pengajuan Hipotesis .................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 34
A.
Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
B.
Metode Penelitian ....................................................................... 34
C.
Desain Penelitian ........................................................................ 34
D.
Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 35
E.
Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 35
F.
Prosedur Penelitian ..................................................................... 36
. G.
Instrumen Penelitian ....... .... ............. ... ............ ........... .. ... ..... ... .... 37
H.
Variabel Penelitian .. .. ........ ... ................. ..... .. ........... ..... ..... ... .. .. ... 39
I.
Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................... 39
J.
Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 42
K.
Teknis Analisis Data ................................................................... 42
L.
Hipotesis Statistik .... .... ................. ... ............... ........ .. ........ .......... 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 48
A.
Deskripsi Data ............................................................................. 48
B.
Data Penelitian ............................................................................ 48
C.
2.
Deslaipsi data Pastiest Eksperimen dan Kontrol ................ 49
3.
Deskripsi Normal Gain Eksperimen dan Kontrol ............... 51
Analisis Data ............................................................................... 53
1.
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 53
2.
Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........ 53
3.
Uji Hipotesis ......................................................................... 54
a. Hipotesis Hasil Pretest Eksperimen dan Kontrol............. 54
b. Hipotesis Hasil Posttest Eksperimen dan Kontrol ........... 55
c. Uji Normal Gain Eksperimen dan Kontrol....................... 56
D.
Interpretasi Hasil Penellitian ....................................................... 57
E.
Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 62
A.
Kesimpulan .. ... ... ..... .. ... ........ .. ... ... .. ... ... ..... .. .. ... .. ... .... ... .......... ...... 62
B.
Saran ............................................................................................ 62
DAFT AR PUSTAKA ......................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 65
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design ............... .34
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 38
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas .................................................................. .40
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran ..................................................... .41
Tabel 3.5
Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... .42
Tabel 3.6
Kriteria Normal Gain ....................................................................... 47
Tabel 4.1
Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 51
Tabel 4.2
Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............. 52
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat.. ............................ 53
Tabel 4.4
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ................................... 54
Tabel 4.5
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pretest ..................................... 55
Tabel 4.6
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Hasil Pastiest ................................. 56
Tabel 4.7
Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain ................................... 57
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Alir Kerangka Berpikir ................................................... 33
Gambar 3.2 Tahapan dalam Prosedur Penelitian ............................................... 36
Gambar 4.1 Grafilc Batang Basil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol.. 49
Gambar 4.2 Grafilc Batang Basil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol 50
Gambar 4.3 Grafik Batang N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol.. ......... 51
Gambar 4.4 Grafik Batang Kategorisasi N-Gain ................................................ 52
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitiaan
Lampiran A. I Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ...................................... 65
Lampiran A.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian............ ... . . . .. 84
Lampiran A.3 Contoh PerhitunganValiditas dan Reliabilitas
Uji Coba lnstrumen Penelitian .................................................. 85
Lampiran A.4 Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian .................................. 87
Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian .............. 88
Daya Pembeda Instrumen Penelitian ......................................... 90
Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian ................... 91
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .................... 93
Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang dipakai
dalam Penelitian ....................................................................... 95
Lampiran A. I 0 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai
Dalam Penelitian ....................................................... I 0 I
Lampiran A.5
Lampiran A.6
Lampiran A.7
Lampiran A.8
Lampiran A.9
Lampiran B Perangkat Pembelajaran ............................................................ 102
Lampiran B.l Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Ke las Eksperimen ....................................................................... I 02
Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Ke las Kontrol .............................................................................. 123
Lampiran C Uji Analisis Data ........................................................................ 132
Lampiran C.I Data Nilai Pretest- Posttest ....................................................... 132
Lampiran C.2 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen ........................ 133
Lampiran C.3 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Kontrol ............................... 139
Lampiran C.4 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Eksperimen ...................... .144
Lampiran C.5 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Kontrol ............................ .150
Lampiran C.7 Uji Homogenitas ......................................................................... 155
Lampiran C.8 Uji Hipotesis ................................................................................ 159
Lampiran C.9 Uji Normal Gain .......................................................................... 165
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan dari proses pembelajaran adalah untuk meningkatkan dan
mencapai suatu peningkatan hasil belajar. Dalam proses belajar mengajar, aspek
yang paling penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah peran aktif siswa dan
keterlibatan siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru di dalam kelas.
Peran aktif siswa di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan pada
saat mengajar juga berpengaruh kepada peran aktif siswa di dalam kelas. Apabila
pada saat mengajar pendekatan yang digunakan bervariasi, maka siswa akan
cenderung lebih semangat untuk mengikuti materi pelajaran.
Bervariasinya pendekatan yang digunakan oleh guru bisa dijadikan
sebagai salah satu alternatif agar tercipta suasana belajar yang aktif. Dengan
demikian, akan terjadi komunikasi dua arah yaitu antara siswa dan guru. Akan
tetapi, sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh pendekatan
konvensional, dimana dalam pembelajaran tersebut siswa masih dijadikan sebagai
objek dalam pembelajaran. Dengan arti lain, bahwa proses pembelajaran masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya. 1
Apabila
proses
pembelajaran
hanya
menggunakan
pembelajaran
konvensional tanpa divariasikan dengan pendekatan lain, ha! tersebut bisa
membuat siswa cendenmg bosan untuk mengikuti proses pembelajaran. Padahal
proses pembelajaran fisika tidak hanya sekedar memberikan pemahaman kepada
siswa tentang pengertian ataupun konsep saja, tetapi siswa juga memerlukan suatu
proses berlatih, menemukan dan bereksperimen tentang materi yang di pelajari.
Seorang guru hams bisa menciptakan suasana lingkungan belajar yang alamiah,
karena Siswa akan belajar lebih baik, apabila lingkungan belajarnya diciptakan
2
secara alamiah. Siswa akan belajar lebih bermakna apabila siswa sendi1i yang
mengalami dan merasakan sendiri pengalaman terhadap hal-hal yang telah
dipelajarinya, bukan hanya transfer pengetahuan dari gurunya. 2 Untuk itu
diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang bisa mendorong siswa untuk bisa
mengaitkan antara materi yang telah dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen. Pendekatan
pembelajaran ini mendorong siswa untuk mencan dan menemukan sendiri
pengetahuan lewat pengalaman. Dengan siswa merasakan sendiri proses
pembelajarannya, maka ha! tersebut dapat menjadi dorongan atau motivasi pada
diri siswa tersebut untuk belajar dan menambah pengetahuannya.
Pengetahuan bisa didapatkan dimana saja, termasuk di alam. Fenomenafenomena alam tersebut bisa dipelajari pada mata pelajaran fisika. Karena fisika
merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsepkonsep fisika yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena tersebut. Salah satunya
penerapan konsep Hukum Newton. Hukum Newton adalah salah satu materi pada
mata pelajaran Fisika yang konsepnya bisa diterapkan dalam kehidupan seharihari. Konsep ini di ambil karena sesuai dengan pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan CTL melalui metode eksperimen. Pembelajaran CTL melalui
metode eksperimen bisa membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi
pelajaran
karena siswa sendiri
yang
melakukan
eksperimen
dan bisa
menghubungkan materi pelajaran tersebut dengan dunia nyata siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti
lebih lanjut dan penulis ingin menuangkannya ke dalam penyusunan atau
penulisan skripsi yang berjudul: "Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching
mu/
Learning (CTL) Melalui Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar
Siswa".
3
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalab yang telab diuraikan di atas dapat
diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1.
Penerapan pendekatan pembelajaran di kelas masih bersifat konvensional.
2.
Adanya faktor internal dan ekstemal yang mempengaruhi hasil belaj ar siswa.
3.
Kurang adanya variasi pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran.
C. Pembatasan masalah
Agar penelitian ini lcbih terarah, maka ruang lingkup masalah hanya akan
dibatasi sebagai berikut :
I.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen.
2.
Hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi
Bloom padajenjang C 1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan) dan
C4 (Analisis).
3.
Konsep fisika yang dibahas adalah konsep hukum Newton.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di
alas maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: "Bagaimanakah
pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode
eksperimen terhadap hasil belajar siswa?"
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah uutuk mengetahui pengaruh pendekatan
Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap
hasil belajar siswa.
4
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
I.
Memberikan informasi tentang penerapan pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
2.
Memberikan informasi untuk mengembangkan pemikiran dan pengetahuan
yang bernilai tentang pendidikan.
3.
Memberikan informasi mengenm kemampuan kognitif siswa pada proses
pembelajaran.
4.
Sebagai informasi untuk mengembangkan upaya guru dalam pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
5
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HlPOTESIS
A. Kerangka Teori
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
a. Landasan Filosofis CTL
Landasan filosofis CTL adalah konstruktivisme, yaitu filosofi
belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal,
tetapi harus merekonstrnksikan atau membangun pengetahuan dan
keterampilan barn lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami
dalam kehidupannya 1• Konstrnktivisme merupakan salah satu aliran
filsafat
pengetahuan
yang
menekankan
bahwa
pengetahuan
kita
merupakan hasil konstrnksi (bentukan) kita sendiri. Pengetahuan bukanlah
suatu imitasi dari kenyataan (realita). Pengetahuan bukanlah gambaran
dari clunia kenyataan yang acla, pengetahuan mernpakan akibat clari suatu
konstruksi kognitif clari kenyataan yang terj adi melalui serangkaian
aktivitas seseorang. Pengetahuan bukanlah tentang hal-hal yang terlepas
dari pengamat, tetapi mernpakan ciptaan manusia yang dikonstrnksikan
clari pengalaman atau clunia sejauh clialaminya. Proses pembentukan ini
berjalan terns menerns clan setiap kali te1jadi reorganisasi atau rekonstrnksi
karena adanya suatu pemahaman yang baru.
Alat/sarana yang terseclia bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu
adalah inclranya. Seseorang berinteraksi clengan objek clan lingktmgan
clengan cara melihat, menclengar, menjamah, mencium dan merasakannya
claTi sentuhan inclrawi itu, seseorang mengkonstruksi gambaran clunianya.
Menurnt konstruktivisme, pengetahuan acla clalam diri seseorang yang
sedang mengetahui. Pengetahuan ticlak clapat clipindahkan begitu saja clari
otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa senclirilah yang
6
hams mengartikan apa yang tel ah diaj arkan dengan menyesuaikan
terhadap pengalaman-pengalaman mereka atau konstruksi yang telah
mereka bangun/miliki sebelumnya.
Pengetahuan merujuk pada pengalaman seseorang akan dunia,
tetapi bukan dunia itu sendiri. Tanpa pengalaman, seseorang tidak dapat
membentuk pengetahuan. Pengalaman tidak hanya diartikan sebagai
pengalaman
fisik,
tetapi juga pengalaman
kognitif dan
mental.
Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep seseorang sewaktu
dia berinteraksi dengan lingkungannya.
Menurut konstruktivisme, pengetahuan bukanlah ha! yang statis
tetapi suatu proses menjadi tahu. Konstruktivisme juga menyatakan bahwa
semua pengetahuan yang kita peroleh adalah hasil konstruksi kita sendiri,
maka sangat kecil kemungkinan adanya transfer pengetahuan dari
seseorang kepada yang lain. Setiap orang membangun pengetahuannya
sendiri, sehingga transfer pengetahuan adalah sangat mustahil terjadi.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer dari orang yang
mempunyai
pengetahuan.
Bahkan,
bila
seorang
guru bermaksud
mentransfer konsep, ide dan penge1iiannya kepada siswa, pemindahan itu
hams diinterpretasikan, ditransformasikan dan dikonstruksikan oleh siswa
melalui pengalamannya. Banyaknya siswa yang salah menangkap apa
yang diajarkan oleh gurunya memmjukkan bal1wa pengetahuan itu tidak
dapat begitu saja dipindahkan, melainkan hams dikonstruksikan atau
paling sedikit dikonstruksikan dan ditransformasikan sendiri oleh siswa.
b. Pengertian CTL
CTL adalah singkatan dari Contextual Teaching and learning.
Konteks berasal dari kata kerja latin contexere yang berarti "menjalin
bersama". Kata konteks merujuk pada "keseluruhan situasi, latar belakang
atau lingktmgan" yang berhubungan dengan diri, yang te1jalin bersamanya
7
(Webster's New World Dictionary).2 Teaching adalah refleksi sistem
kepribadian sang guru yang bertindak secara profesional; Learning adalah
refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan prilaku yang terkait
dengan tugas yang diberikan. 3 Sesuai dengan kedua definisi ini, dapat
disimpulkan bahwa dalam ha! ini, guru berperan sebagai fasilitator tanpa
henti, yakni membantu siswa menemukan makua (pengetahuan). Pada
dasarnya siswa memiliki responsi potensiality (potensi diri) yang bersifat
kodrati. Keinginan untuk menemukan makua adalah sangat mendasar bagi
manusia. Tugas utama pendidik adalah memperdayakan potensi diri ini
sehingga siswa terlatih menangkap makua dan materi yang diajarkan. Ada
beberapa pengertian mengenai CTL yang diberikan oleh beberapa para
ahli, disini ditampilkan lima pengertian yang berbeda.
Pertama, pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seba.gai
anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual mernpakan
prosedur pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik memahami
makua
bahan
pelajaran
yang
mereka
pelajari
dengan
cara
menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sendiri dalam
Iingkungan sosial dan budaya masyarakat. 4 Kelebihan konsep belajar ini
yaitu hasil pembelajaran diharapkan alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari gum ke siswa.
Kedua, CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
2
A. Chaedar Alwasilah, Contextual Teaching & Learning Metijadikan K.egiatan Be/ajar
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung:Mizan Learning Center, 2006), h. 83
3
Ibid. h. 19
8
nyata sehingga mendorong s1swa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. 5
Ketiga, CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan
peserta didik secara nyata,
menghubungkan dan
sehingga para peserta didik mampu
menerapkan kompetensi
basil belajar dalam
kehidupan sehari-hari. 6
Keempat,
pendekatan
kontekstual
(CTL)
merupakan
suatu
konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan
situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga, warga negara dan tenaga kerja (US. Departement of Education
the National school-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001).
7
Kelima, Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep
belajar yang rnembantu guru dalam mengkaitkan antara materi yang
dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong s1swa
membuat
hubungan
penerapannya dalam
antara
pengetahuan
kehidupan
yang
dimilikinya
sehari-hari dengan
dengan
melibatkan tujuh
komponen pembelajaran efektif (Nurhadi, 2005:5). 8
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendekatan CTL dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan.
Melalui hubungan di dalam dan di luar kelas, CTL menjadikan
pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun
pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam kehiduparmya. CTL
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(.fakarta:Kencana, 2008), h. 255
6
E. Mulyasa, Me'!iadi Guru Profesional"lvfenciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan", (Bandung:Rosdakarya, 2005), cet 2 h. 102
7
Trianto, lvfendesain Model Pembelajaran inovatif Progresif Konsep, /andasan dan
lmp/ementasinya pada Kurikulum Tingkat Saluan Pendidikan (KTSP), (Jakarta:Kencana, 2009),
Edisi I Cet I. h. 104-105
9
menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi tersebut digunakan,
serta berhubungan dengan bagaimana siswa belaj ar.
Materi belajar akan semakin berarti jika siswa mempelajari materi
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka dan
menemukan arti di dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran
akan menjadi lebih berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras
untuk mencapai tujuan pembelajaran dan selanjutnya siswa akan
memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu
dalam konteks diluar sekolah untuk menyelesaikan permasalahan dunia
nyata, baik secara mandiri maupun secara kelompok.
c. Karakreristik Pembelajaran CTL
Pembelajaran
dengan
pendekatan
kontekstual
mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
I) Pembelajaran dilaksanakan dalam konteks autentik, yaitu pembelajaran
yang diarahkan pada ketercapaian keterampilan dalam konteks
kehidupan nyata atau pembelajaran yang dilaksanakan dalam
lingkungan yang alamiah (learning in real life setting).
2) Pembelajaran
memberikan
kesempatan
kepada
s1swa
untuk
mengerjakan tugas-tugas yang bermakna (meaningful learning).
3) Pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa (learning by doing).
4) Pembelajaran dilaksanakan melalui kerja kelompok, berdiskusi, saling
mengoreksi antar teman (learning in group).
5) Pembelajaran memberikan kesempatan untuk menciptakan rasa
kebersamaan, bekerjasama dan saling memahami antara satu dengan
yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).
6) Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif, produktif dan
mementingkan kerja sama (learning to ask, to inquily, to work
togethe1).
IO
7) Pembelajaran
dilaksanakan
dalam
situasi
yang
menyenangkan
(learning as an enjoy activity). 9
cl. Manfaat CTL clalam Proses Pembelajaran
Manfaat CTL dalam proses pembelajaran, konsep akan lebih
bermakna bagi siswa jika pengetahuan barn siswa diperoleh berdasarkan
pengalaman
pribadi,
berkomunikasi
dengan
orang
lain
dan
menghubungkan konsep dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai
dengan tujuh komponen dalam CTL yaitu:
I) Konstrnktivisme
Konstrnktivisme adalah proses membangun dan menyusun
pengetahuan
barn
dalam
strnktur
kognitif siswa
berdasarkan
pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang
berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri
seseorang. Oleh sebab itu, pengetahuan terbentuk dari dua faktor
penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan
subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Keclua faktor tersebut
sama pentingnya, dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis
akan tetapi bersifat dinamis tergantung inclividu yang melihat dan
mengkonstruksinya.
Lebih
jauh
Piaget
menyatakan
hakikat
pengetahuan sebagai berikut:
a) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan
belaka, akan tetapi selalu merupakan konstruksi kenyataan melalui
kegiatan subjek.
b) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep dan strnktur
yang perlu untuk pengetahuan.
c) Pengetahuan dibentuk dalam strnktur konsepsi seseorang. Struktur
konsepsi membentuk pengetahuan bila konsepsi itu berlaku dalam
berhadapan dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
11
Asumsi itu yang kemudian melandasi CTL. Pembelajaran melalui
CTL pada dasarnya mendorong agar siswa dapat mengonstruksi
pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman.
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil
dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan, apa pun materi yang diajarkannya.
Menemukan akan melalui proses siklus inquiry yaitu observasi,
bertanya, mengajukan dugaan (hipotesis), pengumpulan data dan
penyimpulan. Langkah-langkah kegiatan inquiry adalah sebagai
berikut:
a) Merumuskan masalah.
b) Mengamati atau melakukan observasi.
c) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,
bagan, tabel dan karya lainnya.
d) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru atau audien yang lain.
3) Be1ianya
Pengetahuan seseorang selalu melalui tahap bertanya. Kegiatan
bertanya merupakan sebuah kegiatan kerja produktif. Kegunaan
be1ianya adalah: menggali informasi, mengecek pemahaman siswa,
membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui hal-hal yang sudah
diketahui siswa, memfokuskan perhatian siswa, untuk membangkitkan
lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa dan menyegarkan kembali
pengetahuan siswa.
4) Masyarakat Belaj ar
Masyarakat belajar bisa saja terjadi apabila ada proses
komunikasi
dua
arah.
Dalam
CTL,
guru
disarankan
untuk
12
kelompok-kelompok belajar yang heterogen. Disanalah mereka
dituntut untuk bertukar pikiran antar sesama siswa dalam proses
belajarnya dengan arahan dari guru. Dalam kelompok ini semua
menjadi sumber belajar.
5) Pemodelan
Sebuah proses pembelajaran, keterampilan atau pengetahuan
tertentu ada model yang bisa ditiru. Model ini dapat berupa cara
mengoperasikan sesuatu, menirukan gerakan, mengucapkan ulang dan
lain-lain. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya
model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
Seseorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan
pengalaman yang diketahuinya.
6) Refleksi
Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang barn dipelajari
atau berfikir tentang apa yang sudah kita lakukan di masa lalu.
Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang
dimiliki siswa diperluas dalam konteks pembelajaran, yang kemudian
diperluas
sedikit demi sedikit. Guru membantu siswa membuat
hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya
dengan pengetahuan-pengetahuan yang barn. Dengan begitu, siswa
merasa memperoleh sesuatu yang bergnna bagi dirinya tentang apa
yang barn dipelajarinya.
Realisasi dari refleksi dapat berupa pemyataan langsung
tentang apa yang diperolehnya pada hari itu, catatan atau jumal di
buku siswa, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu,
diskusi dan basil karya.
7) Penilaian yang sebenamya (authentic assesment)
Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa dan kemajuan
belajar siswa dalam penilaian yang sebenamya adalah diambil dari
13
Karakteristik authentic assesment adalah dilaksanakan selama
dan sesudah proses pembelajaran berlangsung, bisa digunakan untuk
formatif dan sumatif, mengukur keterampilan dan performance
(perbuatan) siswa dan bukan hanya mengingat faktanya saja,
berkesinambungan, terintegritas dan dapat digunakan sebagai feed
back.
Konsep pengetahuan barn siswa juga akan lebih bermakna j ika
seorang guru memperhatikan berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki
siswa, yaitu setiap orang memiliki semua kecerdasan tcrsebut. Waiau
bagaimanapun, tahap dan kombinasi kecerdasan berbeda-beda diantara
individu. Dari berbagai kecerdasan tersebut tidak hanya memberi
informasi tentang apa yang dipelajari, tetapi lebih penting lagi
bagaimana mempelajarinya. Justru CTL dapat membangkitkan potensi
kecerdasan siswa dan pembelajaran akan lebih terkesan.
Berdasarkan ke tujuh komponen di atas bisa disimpulkan bahwa CTL
adalah suatu pendekatan berbeda, melakukan lebih daripada sekedar menuntun
para
siswa
dalam
menggabungkan
subjek-subjek
akademik
dengan
pengalaman mereka sendiri. CTL juga melibatkan para siswa dalam mencari
makna pengalaman itu sendiri. CTL mendorong mereka melihat bahwa
manusia itu sendiri memiliki kapasitas berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
e. Langkah-Iangkah Penerapan CTL
PembelajaTan CTL, seorang guru berperan dalam memilih,
menciptakan dan menyelenggarakan pembelajaran yang menggabungkan
seberapa banyak bentuk pengalaman siswa termasuk aspek sosial, fisikal
dan psikologi untuk mencapai basil pembelajaran yang diinginkan. Dalam
lingkungan sekitar, siswa menemukan hubungan yang bermakna antara ide
abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks nyata. Siswa akan memproses
informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dirasakan
14
Seorang guru dalam melaksanakan kegiatan CTL di kelas, harus
memperhatikan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
I) Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru membagi kelompok.
4) Melakukan percobaan.
5) Diskusi kelompok.
6) Hasil diskusi dipresentasikan.
7) Menerangkan konsep.
8) Menyimpulkan.
9) Penugasan.
Dengan memperhatikan langkah-langkah pembelajaran di atas
diharapkan akan lebih mempermudah dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL).
2. Metode Eksperimen
a. Pengerthm Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu cara mengajar dengan
melakukan suatu percobaan tentang sesuatu ha!, mengamati prosesnya,
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian pengamatannya
disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. 10 Penggunaan teknik
mengajar ini bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri bagaimana jawaban atas persoalan yang dihadapi dengan
mengadakan percobaan sendiri, juga melatih berfikir siswa secara
ilmiah. Hal ini menunjukkan bahwa metode eksperimen merupakan
metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian
diharapkan dengan metode ini siswa akan termotivasi dan memiliki
minat yang tinggi dalam belajar, sehingga diperoleh hasil belajar yang
memuaskan.
15
Metode
eksperimen
(percobaan)
adalah
cara
penyaJian
pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 11 Menurut Mulyasa
metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
melibatkan pese1ia didik bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan
dan peralatan Iaboratorium, baik secara perseorangan maupun secara
kelompok. 12 Metode eksperimen akan berhasil digunakan untuk
mengubah pengetahuan siswa jika mereka melaksanakan tugas-tugas
kecil dalam eksperimen. Banyak tugas akan membantu siswa
menyusun kembali pengetahuannya dengan menghabiskan sedikit
waktu dengan berinteraksi dengan alat-alat, intruksi dan cara kerja
serta menghabiskan Iebih banyak waktu berdiskusi dan merenU11g.
Kegiatan eksperimen penting dilakukan secara terns menerus untuk
mengembangkan pengetahuan siswa dan membandingkan apa yang
mereka temukan serta mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata
sehingga proses pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
Kegiatan laboratorium akan membangkitkan rasa ingin tahu
siswa terhadap fenomena alam, serta menantang untuk berfikir kritis
dalam mencari alternatif pemecahan tersebut suatu masalah-masalah.
Melatih
ketekunan siswa Iewat pengamatan, pengumpulan data,
analisis
data serta mengembangkan _ daya temu siswa dalam
membangkitkan
ide-ide,
gagasan-gagasan
pemikiran
di
dalam
menginterpretasikan masalah-masalah, sehingga siswa tertantang
untuk mengembangkan suatu bentuk-bentuk eksperimen barn.
Keberhasilan dalam kegiatan Iaboratorium akan memberikan
perasaan
senang
secara
intrinsik,
yang pada
akhirnya
akan
meningkatkan minat belajar siswa. Peningkatan minat belajar siswa
dan sikap ilmiah akan bermuara pada peningkatan proses belajar dan
kebe1maknaan hasil belajar siswa. Metode eksperimen merupakan
16
metode pembelajaran yang berupaya mengaktifkan aspek kognitif,
afektif dan psikomotor. Aspek kognitif (keterampilan berfikir) siswa
akan berkembang j ika guru mengkondisikan dan memotivasi siswa
untuk belajar melalui kegiatan yang direncanakan. Sementara aspek
afektif biasanya dihubungkan dengan percaya diri siswa. Percaya diri
akan timbul sedikit demi sedikit karena lingkungan setempat. Artinya
karena dalam metode eksperimen pembelajaran terpusat pada siswa
dan siswa akan bru1yak aktif sehingga mereka merasa bahwa mereka
bisa dan bisa. Sedangkan aspek psikomotor yaitu menjadikan siswa
terarnpil dalam penggunaan alat, bahan serta penyusunan alat. Dengan
demikian diharapkan hasil belajar akan lebih bermakna karena
mengaktifkan berbagai aspek yang ada.
Hal-ha! yang hams diperhatikan dalam melakukan eksperimen
adalah sebagai berikut:
a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang akan
digunakan.
b) Usahakan
siswa
terlibat
langsung
sewaktu
mengadakan
eksperimen.
c) Sebelum diadakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan
penjelasan dan petunjuk-petunjuk seperlunya.
d) Lakukan
pengelompokan
atau
masing-masing
individu
mengerjakan percobaan-percobaan yang telah direncanakan dan
bila hasilnya belum memuaskan dapat dilakukan eksperimen
ulangan untuk membuktikan kebenarrumya.
e) Setiap
kelompok
atau
individu
dapat
melaporkan
hasil
percobarumya secara teiiulis. 13
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif,
pelaksana perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
17
a) Dalam ekperimen setiap siswa hams mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan hams cukup bagi tiap
s1swa.
b) Agar eksperimen itu tidak gaga! dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan hams baik
dan bersih.
c) Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga
mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka
perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen itu.
e) Perlu
dimengerti juga
bahwa
tidak
semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah yang mengenai kejiwaan,
beberapa
seg1
kehidupan
sosial
dan
keyakinan
manusia.
Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga
masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum
ada. 14
Prosedur pelaksanaan metode ekperimen atau langkah-langkah
yang perlu dipersiapkan guru dalam menggunakan metode eksperimen
adalah sebagai berikut:
a) Tetapkan tujuan eksperimen.
b) Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
c) Persiapkan tern pat eksperimen.
18
d) Pertimbangkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat-alat yang
tersedia.
e) Perhatikan keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindarkan resiko yang merugikan atau berbahaya.
f) Perhatikan disiplin atau tata tertib, terutama
dalam menjaga
peralatan dan bahan yang akan digunakan.
g) Berikan penjelasan tentang apa
yang hams diperhatikan clan
tahapan-tahapan yang hams dilakukan peserta didik, termasuk
yang dilarang dan yang membahayakan. 15
b. Kelebihan dan kelemahan metode eksperimen
Metode eksperimen mempunyai beberapa kelebihan, yaitu:
1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya
menerima kata guru atau buku.
2) Dapat
mengembangkan
sikap
untuk
mengadakan
studi
eksploratoris (menjdajahi) tentang sains dan teknologi; suatu sikap
yang dituntut dari seorang ilmuan.
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan
barn
dengan
penemuan
sebagai
hasil
percobaannya, yang diharapkan dapat membawa manfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
4) Hasil-hasil percobaan yang berharga yang ditemukan dari metode
ini dapat memanfaatkan alam yang kaya ini untuk kemakmuran
•
manusia.
16
Selain mempunyai
kelebihan,
metode
mengaJar dengan
eksperimen juga mempunyai kelemahan, antara lain:
I) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan
teknologi.
19
2) Pelaksanaan metode ini sermg memerlukan berbagai fasilitas
peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Hasil percobaan hanyalah usaha untuk mendekati kebenaran,
bukanlah berupa kebenaran mutlak.
5) Dal am kehidupan tidak semua ha! dapat dij adikan materi
percobaan dan hams dicobakan. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan terbatasnya biaya, fasilitas, waktu atau karena
merupakan
sesuatu
yang
perlu
diterima
secara
langsung
kebenarannya karena menyangkut nilai, moral dan keagamaan atau
ketuhanan.
6) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian.
7) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas
peralatan dan bahan mutakhir. Sering terjadi siswa lebih dahulu
mengenal dan menggunakan alat dan bahan tertentu daripada
guru.11
3. Hasil Belajar
a.
Pengertian Belajar·
Belajar atau yang disebut dengan learning, adalah perubahan
yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk
perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. belajar
membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan,
dan dengan adanya proses belaj ar inilah manusia dapat bertal1an hidup
(survived).
17
Ibid. h. 165
18
20
Belaj ar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman
dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku,
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. 19 Salah satu
ciri bahwa seseorang dikatakan sudah atau telah belajar ialah adanya
suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut. Perubahan
itu menyangkut perubahan dalam pengetahuan dan keterampilan atau
juga perubahan dalam sikap.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barn secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. 20 Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. 21 Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak
setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam
arti belajar. Definisi dari belajar di atas mengandung pengertian bahwa
yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan tingkah laku
seseorang secara keseluruhan atas apa yang didapat dari suatu
pengalamarmya. baik dari suatu penglihatan, pengamatan ataupun
meniru dari seseorang yang ia anggap paling bail