Citra perempuan tokoh utama dalam Novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A.Sardjono : suatu tinjauan Sosiologi Sastra - USD Repository
CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
Oleh Anasthassya Hesta Latuny NIM: 034114044 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Maret 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO SUATU TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA
Tugas Akhir Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
Oleh Anasthassya Hesta Latuny NIM: 034114044 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Maret 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa yangtelah memberi kelimpahan dan tuntunan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini. Penulis menyusun tugas akhir ini dengan tujuan menyelesaikan program
strata satu (S-1) pada Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan terwujud dan terlaksana
tanpa bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
hendak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu:
1. Ibu S. E. Peni Adji, S. S, M.Hum. selaku dosen pembimbing I, terima kasih
atas bimbingan, kesabaran, masukan, dan waktunya kepada penulis, sehingga memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih telah menunjukkan kepada penulis hati seorang ibu.
2. Ibu Dra. Fr. Tjandrasih, M.Hum. selaku dosen pembiming II, terima kasih atas
bimbingan, kesabaran, dan masukan, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini.
3. Bapak Drs. Heri Antono, M.Hum. selaku pembimbing akademik angkatan
2003, terima kasih atas semua kasih sayang, perhatian yang berlimpah, nasihat, dan ilmu yang diberikan kepada penulis. Tanpa Bapak, tugas akhir ini tidak akan selesai.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum, terima kasih untuk kesabaran, ilmu yang
diberikan kepada penulis, dan kesediaannya menandatangani surat-surat yang penulis urus.
5. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum, terima kasih untuk kesabaran,
kebaikan, ilmu, dan kebijakan yang membuat penulis bisa menyelesaikan tugas akhir.
6. Bapak Drs. F. X. Santosa, M.S, terima kasih untuk ilmu dan kesabarannya
mengajarkan Sastra Melayu Lama dan Bahasa Arab sehingga penulis mampu memahaminya.
7. Bapak Drs. Yapi M. Taum, M.Hum, terima kasih untuk semangat, kesabaran,
kebaikan, dan ilmu yang Bapak berikan sehingga penulis mampu menjalin komunikasi dengan orang-orang asing.8. Bapak Widodo, terima kasih untuk nasihat, semangat, kesabaran, dan kebaikan, sehingga mempermudah penulis menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Segenap dosen yang pernah mengajar penulis: Pak Ari Subagyo, Pak
Bambang, Pak Heri Santoso, Pak Sandiwan, Pak Adisusilo, dan Pak Putu, terima kasih atas segala kebaikan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
10. Segenap karyawan perpustakaan Sanata Dharma, terima kasih untuk semua
pelayanan dan keramahan yang diberikan sehingga penulis dapat belajar dengan tenang dan nyaman.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Mbak Rus, Mas Tri, dan Mbak Niniek, terima kasih untuk pelayanan yang
diberikan kepada penulis.
12. Papa Odik dan Mama Noor terkasih, Kakak Ido tersayang, Adik tercinta Dave
dan Joe; terima kasih untuk doa yang selalu tulus diberikan sehingga penulis tetap kuat. Terima kasih telah menjadi pembuka jalan kemenangan dan menghapus keraguan penulis. Terima kasih buat keluarga besar yang selalumendukung dan menyisakan waktu untuk mengingat penulis dalam doa.
13. Julian Tuhumury “Hunny”, terima kasih selalu mendoakan penulis dan
membantu penulis dengan tulus. “Hunny” yang sanggup membalut luka hati dan membukakan mata hati akan arti penderitaan yang diterima selama ini. Semua air mata dan bilur keringat yang disumbangkan bagi penulis akan ditambahkan berlipat ganda. “U're my angelheart, ever after!”
14. Rizky Permana Putra “Chonq”, terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik
selama delapan tahun ini. Terima kasih sudah meminjamkan bahu untuk menangis dan dada untuk menghilangkan lelah. Kamu menunjukkan arti sahabat bagi penulis.
15. Teman-teman [OPTION]: Revan, Aldrin, Edwin, Ozcar, Made, dan Satria.
Teman-teman Lobi dancer: Carlo, Ryan, Sean, Demot, dan Christian. Teman- teman Marcapada Band: Hendi, Rama, Ndai, Roni, dan Galih. Teman-teman The Master: Cosmo, Russel, Rhomedal, Dino, dan Boris. Teman-teman Angkringan Magic: Chief Hadi dan Arif Rubberhand. Teman-teman Magic PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Cafe: Om Bram, Om Handi, dan Rizuki; terima kasih untuk kebersamaan selama ini, sehingga penulis merasa bahagia.
16. Hendra Sigalingging “Chindil” dan Valentinus Ola Beding “Telor Busuk”,
terima kasih untuk bantuan, masukan dan kritik membangun yang sering diberikan kepada penulis. Teman-teman Bengkel Sastra, tempat penulis mendapatkan bekal menghadapi dunia kerja, terima kasih untuk “sharing” selama ini. Seluruh mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma terutama teman-teman angkatan 2003, terima kasih untuk pertemanan, kebersamaan, dan kekompakannya pada masa kuliah dulu.17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih untuk dukungan doa yang kalian berikan tulus kepada penulis.
Penulis berharap, Tuhan Yang Mahakuasa dapat membalas semua kebaikan
yang telah diberikan. Penulis memohon maaf apabila terjadi kesalahan dalam
penulisan tugas akhir ini. Penulis berharap tugas akhir ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan, terutama para pembaca. Terima kasih.Yogyakarta, 15 Maret 2011 Penulis Karya kecilku kupersembahkan untuk mereka yang merasakan kepahitan dan kerapuhanku
Tuhan Yesus tempat kubersimpuh dan meletakkan jiwa Papa Odik, Mama Noor, K’Ido, Dave, Joe serta Kekasihku Julian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelayanan Anda
Yang Paling
efektif berasal dari
luka Anda yang
terdalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Latuny, Anasthassya Hesta. 2011. Citra Perempuan Tokoh Utama dalam Novel
Tiga Orang Perempuan Karya Maria A. Sardjono: Suatu Tinjauan Sosiologi Sastra. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi sastra Indonesia.
Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji citra perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang
Perempuan karya Maria A. Sardjono. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan
mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang Perempuan
untuk mengetahui citra perempuan.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi
sastra yang mengutamakan teks sastra sebagai bahan penelaahan. Diawali dengan
melakukan analisis unsur tokoh dan penokohan terhadap novel Tiga Orang
Perempuan. Hasil analisis tersebut digunakan sebagai dasar untuk menganalisis citra
perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang Perempuan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis.
Penulis mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang
Perempuan kemudian menganalisis dan menentukan citra perempuan tokoh utama.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua hal, yakni teknik
simak dan teknik catat. Teknik simak digunakan penulis untuk menyimak novel Tiga
Orang Perempuan sebagai bahan penelaahan. Teknik catat digunakan penulis untuk
mencatat hal-hal yang dianggap sesuai dan mendukung pemecahan rumusan masalah,
dalam hal ini meliputi unsur tokoh dan penokohan serta citra perempuan tokoh
utama.Hasil analisis unsur tokoh dan penokohan menunjukan Eyang Putri, Ratih,
dan Gading sebagai tokoh utama (protagonis). Eyang Kakung, Bapak, dan Mas Hari
sebagai tokoh lawan (antagonis). Mas Yoyok, Ida, Mayang, dan Mandaru sebagai
tokoh bawahan. Dalam meneliti citra perempuan tokoh utama, penulis menemukan
citra diri Eyang Putri dalam aspek fisik adalah cantik, beruban, penglihatan tajam,
suara tegas, mengenakan kain batik berbau harum dan bedak buatan sendiri. Citra
diri Eyang Putri dalam aspek psikis adalah perempuan dewasa, berkepribadian baik,
sabar, tabah, pasrah, mandiri dalam bidang ekonomi, berpendidikan tinggi, tegas dan
tegar. Citra sosial Eyang Putri dalam aspek keluarga adalah bertanggung jawab
sebagai istri, melayani suami dengan baik. Sebagai seorang ibu, Eyang Putri
memberikan yang terbaik untuk kehidupan dan pendidikan anak-anak. Citra sosial
Eyang Putri dalam aspek masyarakat adalah bertanggung jawab dalam pekerjaan,
mendapat empati dari masyarakat karena sikapnya yang menyenangkan, disegani, dan
dihormati. Eyang Putri juga berperan penting dalam bidang sosial masyarakat dan
ekonomi. Eyang Putri meneruskan perusahan batik orang tuanya sehingga membantu
masyarakat memenuhi kebutuhan hidup, mengurangi tingkat pengangguran, dan menambah devisa bagi negara. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Citra diri Ratih dalam aspek fisik adalah cantik, berusia lima puluh tahun,
bermata indah sehingga terlihat lebih muda dari usianya. Citra diri Ratih dalam aspek
psikis adalah perempuan dewasa, berkepribadian baik, tertutup, mandiri dalam bidang
ekonomi, berpendidikan tinggi, tegas, menjunjung tinggi kesetaraan antara laki-laki
dan perempuan. Citra sosial Ratih dalam aspek keluarga adalah sebagai seorang anak,
Ratih sangat dekat dengan ibunya. Sebagai seorang istri, Ratih sangat dominan, selalu
memperhatikan urusan rumah sampai pada hal yang kecil. Sebagai seorang ibu, Ratih
sangat perhatian dan tidak ingin anak-anaknya direndahkan. Ketika suaminya dalam
kesulitan, Ratih mampu membantu secara moril maupun materi. Citra sosial Ratih
dalam aspek masyarakat adalah bertanggung jawab dalam pekerjaan, memiliki
peranan dalam bidang pendidikan yaitu mencerdaskan masyarakat lewat profesinya
sebagai dosen. Ratih menjunjung tinggi nilai kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan, ia menjadi dosen yang banyak mendapat empati, sehingga sering dipilih
sebagai dosen pembimbing skripsi dan dicalonkan sebagai dekan.Citra diri Gading dalam aspek fisik adalah cantik, berusia dua puluh delapan
tahun, memiliki tangan yang halus dan jari yang indah, sering memakai perhiasan
yang senada dengan gaun jika ingin menghadiri acara-acara formal. Citra diri Gading
dalam aspek psikis adalah dewasa, berkepribadian baik, cerdas, tegas, berpendidikan
tinggi, mandiri dalam bidang ekonomi, dan menjunjung tinggi kesetaraan antara laki-
laki dan perempuan. Citra sosial Gading dalam aspek keluarga adalah Gading sangat
dekat dengan anggota keluarga lainnya. Gading sering bertukar pikiran dengan
mereka. Gading mampu mempersatukan orang tuanya yang hampir bercerai. Citra
sosial Gading dalam aspek masyarakat adalah Gading mempunyai peranan sosial
yang cukup besar dalam masyarakat. Sebagai wartawan, Gading mampu memberikan
informasi bagi masyarakat lewat tulisan-tulisannya. Gading juga mendapat empati
dari atasan sehingga jabatannya dinaikkan. Gading juga memiliki jiwa sosial yang
tinggi. Gading mampu berkomunikasi dengan masyarakat dari kalangan mana pun
dengan kepintaran yang didapatnya.Berdasarkan citra diri dan citra sosial perempuan ketiga tokoh utama dapat
dilihat persamaan dan perbedaan. Persamaan tiga tokoh utama ini adalah Eyang Putri,
Ratih, dan Gading merupakan keturunan bangsawan berdarah Jawa, cantik,
berpendidikan tinggi, bertanggung jawab dalam pekerjaan, cerdas, tegas, lembut,
sabar, mandiri dalam bidang ekonomi, dan memiliki peranan penting dalam keluarga
dan masyarakat. Perbedaan tiga tokoh utama ini adalah Eyang Putri, Ratih, dan
Gading hidup dalam generasi yang berbeda sehingga pandangan mereka berbeda
juga. Eyang Putri beranggapan bahwa laki-laki memiliki tempat di atas perempuan.
Ratih beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan setara tapi dalam kehidupan nyata,
Ratih mendominasi suaminya. Gading beranggapan bahwa laki-laki dan perempuan
setara dan harus saling menghargai. Eyang Putri setuju dengan poligami sedangkan Ratih dan Gading tidak setuju. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Latuny, Anasthassya Hesta. 2011. “The Image of The Main Character Woman
in Three Womans Novel by Maria A. Sardjono: Sociology of LetterObserving.” Mini thesis of Strata 1 (S1). Yogyakarta: Study Program of Indonesian Letter. Department of Indonesian Letter. Faculty of Letter.
Sanata Dharma University. This research examines the image of the main character woman in Three
Womans Novel by Maria A. Sardjono. The aims of this research are to describe and
analyze the elements of character and characterization in Three Womans Novel to find
the image of the main character woman. The image of the woman consisted of human
image aspect and social image aspect. Human image aspect devided of physical and
phsycal aspect, and social image aspect consist of family aspect and society aspect.The writer use a sociology letter approach wich prioritizes the letter text as a
basis of the study. Started by doing a character and characterization analyze of Three
Womans Novel . The result is used as a basis to analyze the image of the main
character woman in Three Woman Novel.The writer use describe and analyze method in this research. The writer
describing the element of character and characterization in Three Womans Novel and
then analyze and deciding the image of the main character woman.The techniques which are use consist of two things, a monitor and a note
technique. The monitor technique used by the writer to notify closer to Three
Womans Novel as a basis of the study. The note technique used by the writer to note
formulation in this elements such as a character and characterization and also the
image of the woman.The result of the elements of character and characterization analyze exhibite
Eyang Putri, Ratih, and Gading as a main character. Eyang Kakung, Bapak, and Mas
Hari as an antagonist character. Mas Yoyok, Ida, Mayang, and Mandaru as a
supporting character. In analyze of the image of the main character woman, the writer
found the image of Eyang Putri in physical aspect is beautiful on an 84 years old,
have a grey hair, good sight, distinct voice, necessary use the fragrant batik and use
the powder that do by her self. The image of Eyang Putri in phsycal aspect is adult,
have a good personality, patient, resolute, submit, autonomous in economic aspect,
have a high education, and distinct. The image of Eyang Putri in family aspect is have
a responsibility as a wife, good servant for her husband. As a mother, Eyang Putri
gave the best in life and education for her childrens. The image of Eyang Putri in
society aspect is have a great responsibility on a work, get a symphaty from the
people because of her good attitude, and get a respect. Eyang Putri have a main role
on economic and social aspect. Eyang Putri continue her parents company so that can
aid people to filling they daily needed, reduce unemployed and increase income of state. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI The image of Ratih in physycal aspect is beautiful on an 50 years old, have a
beautiful eyes so that she looks younger from her age. The image of Ratih in phsycal
aspect is adult, have a good personality, closed, autonomous in economic aspect, high
aducation, distinct, and she put the same right between man and woman on a high
place. The image of Ratih in family aspect is she closed to her mother. As a wife,
Ratih dominate her husband, she necessary does until a little thing in family bussines.
As a mother, Ratih pay attention on her childrens and she does not want people
underestimate them. When her husband on a trouble, Ratih can aid with morality and
material. The image of Ratih in society aspect is have a great responsibility on her
work, have a role on education. She develop mind of society by her proffesion as a
lecturer. Ratih being a favourite lecture and candidate as a dean of faculty.The image of Gading in physical aspect is beautiful on an 28 years old, have a
softly hand and beautiful finger. She necessary use the same jewelry with her dress if
she goes to formal party. The image of Gading in phsycal aspect is adult, have a good
personality, smart, distinct, high education, autonomous in economic aspect, and put
the right between man and woman on a high place. The image of Gading in family
aspect is she closed to the other family member. She exchanges her mind with them.
She can make her parents reconciliation. The image of Gading in society aspect is as
a journalist, she can give the information for the society by her written. She capable
to make a communication with every element of society.Based on the human image aspect and social image aspect of three main
characters, we can see the similar and the difference of them. The similar of Eyang
Putri, Ratih, and Gading is Javanese aristocracy, beautiful, autonomous in economic
aspect, high education, responsibility on a work, smart, distinct, patient, have a main
role on family economic and society. The difference is they live on a difference
generation so that they have a difference gaze. Eyang Putri though that the man have
a higher place than the woman. Ratih though that the man and the woman have a
same place but in fact he dominate her husband. Gading though that the man and the
woman have a same place and must to be respect each other. Eyang Putri agree with
polygamy. Ratih and Gading disagree with that one.PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASIKARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................. vi
KATA PENGANTAR................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ........................................ xi
ABSTRAK .................................................................................................... xiii
ABSTRACT …................................................................................................ xv
DAFTAR ISI ............................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 6
1.5 Tinjauan Pustaka....................................................................... 7
1.6 Kerangka Teori ......................................................................... 8
1.6.1 Tokoh dan Penokohan .................................................. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6.2 Sosiologi Sastra ............................................................ 10
1.6.3 Citra Perempuan ........................................................... 12
1.6.3.1 Citra Diri Perempuan........................................ 13
1.6.3.2 Citra Sosial Perempuan .................................... 14
1.7 Metode Penelitian ................................................................... 14
1.7.1 Pendekatan..................................................................... 14
1.7.2 Metode Penelitian .......................................................... 15
1.7.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................ 15
1.8 Sumber Data ............................................................................. 16
1.9 Sistematika Penyajian...............................................................
17 BAB II. ANALISIS UNSUR TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN
KARYA MARIA A. SARDJONO ................................................. 18
2.1 Tokoh dan Penokohan............................................................. 18
2.1.1 Tokoh Utama.................................................................... 19
2.1.1.1 Eyang Putri ................................................................19
2.1.1.2 Ratih........................................................................... 24
2.1.1.3 Gading ....................................................................... 30
2.1.2 Tokoh Lawan ................................................................... 38
2.1.2.1 Eyang Kakung ........................................................... 38
2.1.2.2 Bapak ......................................................................... 40
2.1.3 Tokoh Bawahan ...............................................................
3.1.2.3 Gading ............................................................. 60
3.2.1.1 Eyang Putri ...................................................... 85
3.2.1 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Keluarga .......... 85
3.2 Citra Sosial Perempuan ........................................................ 84
3.1.2.3 Gading ............................................................. 76
3.1.2.2 Ratih ................................................................ 70
3.1.2.1 Eyang Putri ...................................................... 61
3.1.2 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Psikis ................... 61
3.1.1.2 Ratih ................................................................ 58
45
3.1.1.1 Eyang Putri ...................................................... 56
3.1.1 Citra Diri Perempuan dalam Aspek Fisik .................... 56
3.1 Citra Diri Perempuan ............................................................. 55
55
50 BAB III. ANALISIS CITRA PEREMPUAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN
KARYA MARIA A. SARDJONO..................................
2.1.3.3 Mayang ...................................................................... 48 2.1.3.4 Mandaru.....................................................................
2.1.3.2 Ida .............................................................................. 47
2.1.3.1 Mas Yoyok ................................................................ 45
3.2.1.2 Ratih ................................................................ 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2 Citra Sosial Perempuan dalam Aspek Masyarakat....... 94
3.2.2.1 Eyang Putri ...................................................... 94
3.2.2.2 Ratih ................................................................ 97
3.2.2.3 Gading ............................................................. 98
BAB IV. PENUTUP .................................................................................. 105
4.1 Kesimpulan ........................................................................... 105
4.2 Saran ..................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 109
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sastra merupakan sebuah wadah seni yang dapat memberi kepuasan ataupun pengetahuan yang diterima oleh pembaca melalui refleksinya terhadap karya sastra, realitas, dan imajinasi. Hanya saja yang membedakannya dengan seni yang lain adalah sastra memiliki aspek bahasa (Semi, 1984 : 39).
Karya sastra merupakan suatu karya yang dihasilkan melaui proses kreatif pengarang. Dalam proses ini dibutuhkan suatu kreativitas dalam diri pengarang.
Kreativitas ini dapat bersumber dari imajinasi pengarang atau hasil observasi pengarang terhadap realitas yang dihadapinya. Hal ini juga dijelaskan oleh Jakob Sumardjo yang mengatakan bahwa karya sastra merupakan hasil pengamatan sastrawan terhadap kehidupan sekitarnya. Novel sebagai salah satu genre sastra juga merupakan produk kehidupan yang banyak mengandung nilai-nilai sosial, politik, etika, religi, dan filsafat yang bertolak dari pengungkapan kembali fenomena kehidupan (Sardjono, 1992 : 10).
Karya sastra Indonesia merupakan cermin kehidupan bangsa Indonesia dan identitas serta kemajuan peradaban bangsa Indonesia.Berbagai perubahan yang terjadi di suatu negara seperti ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi informasi maupun akibat peristiwa alam merupakan bagian inspirasi di dalam penulisan karya sastra. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Para penulis karya sastra biasanya mengangkat suatu tema khusus untuk menjadi ciri khas mereka pada hasil karyanya, seperti Sutan Takdir Alisjahbana yang banyak mengangkat masalah peranan perempuan dalam lintas budaya yang secara tidak langsung adalah latar belakang dari kehidupannya sendiri.Salah satu novelnya adalah Layar Terkembang. Remi Silado juga sering menulis tentang peranan perempuan modern dalam era globalisasi. Novelnya yang mengangkat masalah perempuan adalah Kembang Jepun, Kerudung Merah Kirmizi, dan Boulevard de Clichy (Agonia Cinta Monyet).
Tema tentang perempuan saat ini lebih sering diangkat dalam novel dan lebih beragam seiring dengan perkembangan zaman. Gaya hidup masyarakat sekarang lebih hedonis dan fenomena sosial yang terjadi sangat menarik untuk diangkat dalam cerita. Pertama dimulai dengan Saman dan Larung karya Ayu Utami, Supernova dan Akar karya Dee (Dewi Lestari), Jendela-jendela, Pintu, dan Atap trilogi kaya Fira Basuki, dan kumpulan cerpen karya Djenar Maesa Ayu berjudul Jangan Main-Main dengan Kelaminmu. Semua karya mereka bercerita tentang kebebasan perempuan dalam berkehendak, tidak hanya dalam masalah pendidikan, pekerjaan, ataupun pengambilan keputusan, tetapi juga dalam kehidupan seksual mereka (Purwanti, 2007 : 3).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai permasalahan citra perempuan dalam karya sastra. Penulis akan meneliti karya sastra berupa novel yang berjudul Tiga OrangPerempuan karya Maria A. Sardjono. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Maria A. Sardjono adalah salah satu pengarang Indonesia yang sering mengangkat masalah perempuan dalam novelnya, oleh karena itu penulis memilih salah satu novelnya. Penulis memilih novel Tiga Orang Perempuan sebagai bahan penelitian karena cerita dalam novel tersebut mengangkat tema perempuan, alur cerita sederhana, dan mudah dipahami.
Novel Tiga Orang Perempuan menggambarkan kehidupan tiga orang perempuan berbeda generasi yang terikat dengan budaya patriarkat. Perempuan pertama adalah Eyang Putri, kedua adalah salah seorang anaknya yang bernama Ratih, dan ketiga adalah cucu yang bernama Gading.
Eyang Putri merupakan wakil dari kaum perempuan pada zaman dulu ketika Eyang Putri masih muda. Eyang Putri berpendapat bahwa perempuan adalah pelayan laki-laki atau dalam bahasa yang lebih terhormat “pengemong laki-laki”. Eyang Putri juga berpendapat bahwa cinta dalam suatu hubungan tidak penting jika ingin hidup damai. Menurut Eyang Putri, cinta akan datang dengan sendirinya jika dua orang berbagi dalam menjalani hidup bersama. Selain itu Eyang Putri juga berpendapat bahwa Tuhan memberikan penalaran yang lebih kepada perempuan sehingga mampu menyelesaikan persoalan dengan cermat dibandingkan laki-laki.
Eyang Putri mampu menata hati sehingga tidak terluka ketika Eyang Kakung, suaminya, memiliki selir dan membagi waktunya dengan selir tersebut.
Eyang Putri bahkan mampu melayani suaminya dengan tulus dan membantu menghidupi tujuh orang anaknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sikap Eyang Putri yang pasrah diperlakukan tidak adil membuat Ratih melakukan pemberontakan. Ratih berpendapat bahwa keberadaan perempuan, dalam arti eksistensinya sebagai seorang manusia atau individu, tidaklah berada di bawah dominasi siapapun juga termasuk dominasi orang tua atau suaminya.
Perempuan juga mempunyai hak atas dirinya sendiri. Seorang istri juga seorang individu merdeka yang memiliki kehendak bebas dan mampu bertanggung jawab atas perbuatannya. Menurut Ratih, seorang istri bukan perhiasan rumah atau inventaris rumah. Seorang istri bukanlah tempat pembibitan untuk mendapatkan keturunan bagi laki-laki.
Ratih adalah perempuan yang bersikap mandiri, kuat, dan tegar. Sikap Ratih ini merupakan strategi supaya tidak dikalahkan oleh laki-laki. Ratih ingin menunjukkan kepada suaminya bahwa laki-laki dan perempuan itu setara dalam segala hal. Ratih mampu menyelesaikan semua urusan tanpa bantuan suaminya. Ratih ingin suaminya melakukan hal yang sama seperti mengatur dan mengambil makanannya sendiri.
Permasalahan yang terjadi dalam kehidupan Eyang Putri dan Ratih membuat Gading mendapat banyak pengetahuan hidup. Gading adalah perempuan yang cukup kritis sehingga tidak menerima begitu saja semua yang dipelajari. Gading tumbuh di antara dua pola pikir yang berasal dari dua generasi yang berbeda tetapi Gading belajar mengolah semua supaya sesuai dengan hati nuraninya dan menjadi nilai-nilainya sendiri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat citra perempuan pada tokoh Eyang Putri, Ratih, dan Gading. Tiga tokoh ini menggambarkan kehidupan perempuan Indonesia dalam keluarga dan masyarakat sosialnya.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori citra perempuan. Menurut Kartono, citra perempuan adalah semua gambaran mental, spiritual, dan tingkah laku keseharian perempuan (Indonesia), yang menunjukkan “wajah” dan ciri khas perempuan sebagai makhluk sosial (Sugihastuti, 2000 : 7). Penulis menggunakan teori citra perempuan menurut Kartono, karena teori citra perempuan tersebut relevan dengan analisis yang penulis lakukan.
Penulis akan menggunakan pendekatan sosiologi dalam penelitian. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat (Semi, 1989 : 46). Pendekatan sosiologi menganalisis manusia dalam masyarakat dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat ke individu (Ratna, 2009 : 59). Novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A.
Sardjono mencerminkan kehidupan perempuan khususnya perempuan di Indonesia yang sampai sekarang masih terikat dengan budaya patriarkat. Selain itu, terlihat jelas protes para perempuan terhadap budaya yang masih berakar tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan teori sosiologi sastra.
Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis unsur tokoh dan penokohan yang terdapat dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A.
Sardjono. Penelitian tersebut dilakukan untuk menentukan tokoh utama (protagonis), tokoh lawan (antagonis), dan tokoh bawahan, kemudian penulis akan menganalisis citra perempuan tokoh utama. Penulis membatasi penelitian pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tokoh utama karena tokoh utama sudah mewakili tokoh-tokoh perempuan yang lain di dalam novel tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang
Perempuan karya Maria A. Sardjono?
1.2.2 Bagaimana citra perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang
Perempuan karya Maria A. Sardjono?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 mendeskripsikan unsur tokoh dan penokohan dalam novel Tiga Orang
Perempuan karya Maria A. Sardjono,
1.3.2 mendeskripsikan citra perempuan tokoh utama dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.
1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4.1 Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam perkembangan kritik sastra dan ilmu sastra khususnya dalam telaah sastra dengan pendekatan sosiologi sastra.
1.4.2 Dari segi praktis, penulisan ini diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan apresiasi kesusastraan nusantara khususnya novel Tiga
Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono.
1.4.3 Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca, peneliti, maupun sastrawan dalam memahami citra perempuan terkait dengan bidang sosiologi sastra.
1.5 Tinjauan Pustaka
Sejauh pengamatan penulis, ada sebuah skripsi yang mengkaji novel Tiga
Orang Perempuan sebagai bahan penelitiannya. Penulisnya adalah Agus Setiawan
(2005) dan judul skripsinya adalah Pandangan Tiga Tokoh Utama Wanita Tentang
Emansipasi dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono. Agus
Setiawan memfokuskan penelitiannya dengan menganalisis pandangan tiga tokoh utama tentang emansipasi. Berbeda dengan penulis. Penulis mengangkat masalah citra perempuan. Pandangan tokoh utama berbeda dengan citra perempuan tokoh utama. Pandangan tokoh utama merupakan bagian dari citra perempuan tokoh utama. Dengan kata lain, Agus Setiawan hanya menganalisis bagian kecil dari tokoh utama sedangkan penulis menganalisis bagian yang lebih besar.
Novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono juga pernah diteliti oleh Ferawati (2005) dengan judul skripsi Persoalan Perempuan Menurut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pandangan Pengarang Laki-Laki dan Pengarang Perempuan dalam Novel-Novel
Indonesia. Ferawati menggunakan pendekatan kritik sastra feminis sebagai teori
sedangkan untuk analisis tekstual, Ferawati menggunakan pendekatan strukturalis genetik untuk melihat kepaduan alur cerita. Ferawati tidak menganalisis secara mendalam novel Tiga Orang Perempuan. Ia menggunakan novel tersebut sebagai salah satu novel pengarang perempuan yang akan dibandingkan dengan novel lain karya pengarang laki-laki.
Penulis menggunakan novel Tiga Orang Perempuan sebagai bahan penelitian dan memfokuskan pada analisis citra perempuan. Penulis menganalisis secara mendalam tokoh-tokoh utama yang di dalamnya menyangkut pandangan, sikap, dan peranan tokoh-tokoh utama tersebut dalam keluarga dan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat perbedaan antara Agus Setiawan, Ferawati, dan penulis. Dengan kata lain, analisis tentang citra perempuan dalam novel Tiga Orang Perempuan karya Maria A. Sardjono belum pernah diteliti sebelumnya.
1.6 Kerangka Teori
1.6.1 Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan bagian penting dalam sebuah cerita. Melalui tokohlah sebuah cerita dapat disampaikan kepada para pembaca. Melalui watak dan kebiasaannya, tokoh meleburkan diri dalam penceritaan. Melalui tokoh-tokoh pula, seorang pengarang menyampaikan ide dan gagasannya. Berbagai hal yang mewakili pikiran pengarang disampaikan melalui tokoh-tokoh dalam karyanya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Abrams (via Nurgiyantoro, 1998 : 165), tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau dalam drama yang oleh pembaca akan ditafsirkan secara moral. Penafsiran ini cenderung melihat pada ekspresi, ucapan, dan tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Menurut Jones (via Nurgiyantoro, 1998 :165), penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Berdasarkan fungsi dalam cerita, tokoh dibagi dalam 2 macam, yakni tokoh utama (protagonis) dan tokoh lawan (antagonis). Selain kriteria tokoh tersebut, Sudjiman juga menambahkan kriteria tokoh yang lain yakni tokoh bawahan (Nurgiyantoro, 1995 : 129).
Protagonis mewakili yang baik dan terpuji oleh karena itu tokoh protagonis menarik minat pembaca, sedangkan tokoh antagonis mewakili pihak yang jahat atau yang salah. Sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama (Sudjiman, 1988 : 17-19).
Menurut Altenbernd dan Lewis, secara garis besar ada dua teknik pelukisan tokoh dalam suatu karya, yakni teknik ekspositori (expository) dan teknik dramatik (dramatic). Teknik ekspositori adalah teknik pelukisan tokoh cerita dengan cara memberikan deskripsi, uraian, dan penjelasan secara langsung, sedangkan teknik dramatik merupakan teknik pelukisan tokoh yang dilakukan secara tidak langsung, artinya pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh, menyiasati para tokoh cerita untuk menunjukkan kehadirannya sendiri melalui aktivitas yang dilakukan baik secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
verbal lewat kata-kata maupun non verbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga melalui peristiwa yang terjadi (Nurgiyantoro, 1995 : 194-198). Penulis menggunakan teknik dramatik dalam novel Tiga Orang Perempuan untuk menggambarkan karakter tokoh-tokohnya.